LONGTERM INVESTMENT : STOCK BY : NETTI TINAPRILLA SAHAM (Stocks) Saham tidak memiliki jangka waktu jatuh tempo dan tidak memberikan pendapatan tetap Jenis saham : saham preferen dan saham biasa Harga saham adalah dividen Preferred Stock CIRI-CIRI : 1. SAHAM PREFEREN TERBATAS (TANGGAL JATUH TEMPO, DAN DAPAT DITEBUS), 2. SAHAM PREFEREN PERPETUAL (DAPAT MENJADI SAHAM BIASA PADA TANGGAL TERTENTU), 3. SAHAM PREFEREN DENGAN DIVIDEN MENGAMBANG (MEMPERTAHANKAN PADA NILAI NOMINAL DENGAN MENGUBAH DIVIDEN) 4. SAAT PERUSAHAAN BANGKRUT : MEMPEROLEH NILAI NOMINAL, DIVIDEN TERTUNGGAK, DAN DIVIDEN BERJALAN. SISA ASET LAIN BARULAH UNTUK SAHAM BIASA KEUNTUNGAN PENERBITAN SAHAM PREFEREN 1. DIVIDEN TIDAK PERLU DIBAYARKAN SEGERA 2. PEMEGANG SAHAM TIDAK DAPAT MEMAKSA PERUSAHAAN UNTUK BANGKRUT (krn pemilik asli adl pemegang common stock) 3. JIKA LABA TINGGI, MAKA ITU MILIK PEMEGANG SAHAM BIASA SEBAGAI PEMILIK ASLI 4. SAAT PERUSAHAAN TUMBUH, DAPAT DIBANGKITKAN LEBIH BAIK, DENGAN PENERBITAN SAHAM PREFEREN PADA TARIF BUNGA TETAP, DARIPADA PENERBITAN SAHAM BIASA, krn tdk menuntut dividen segera SAHAM BIASA (Common Stock) 1. 2. Saham biasa memiliki 4 nilai saham 4 konsep : Nilai Nominal ; nilai yang tertera pada surat saham. Nilai nominal /stated value/face value/nilai pari/par value: nilai per lembar terkait dengan akuntansi dan hukum menunjukkan modal disetor penuh Nilai buku (book value per share) ; jumlah nilai modal sendiri (ekuitas) dibagi jumlah saham yang beredar, merupakan nilai aktiva bersih per lembar merupakan jaminan jika perusahaan (emiten) dilikuidasi bandingkan dengan harga pasar (nilai perusahaan) market price to book value ratio (%) ratio tinggi kesejahteraan meningkat Contoh : rasio 1,75 nilai perusahaan melebihi 75% dari nilai saham yg telah ditanamkan oleh pemilik. Total nilai perusahaan dengan satu jenis saham tidak sama dengan nilai perusahaan dengan > 1 jenis saham nilai perusahaan = modal saham biasa, agio saham biasa (capital gain), agio saham preferen, dan laba ditahan. Laba ditahan = nilai – dividen saham preferen dividen saham biasa 3.Nilai pasar (market value per share) ; harga yang ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran di pasar bursa saham. IHSG pasar modal fluktuasi harga saham menentukan risiko sistematis saham atau risiko pasar = risiko tidak dapat didiversifikasi sedangkan risiko unsistematik atau risiko bisnis dapat didiversifikasi 4.Nilai fundamental (intrinsik); nilai sekarang (present value) dari dividen dan keuntungan/kerugian modal (capital gain/loss). Nilai Fundamental (intrinsik) paling penting karena merupakan harga wajar suatu saham agar harga saham mencerminkan nilai saham yg sebenarnya (riil value). Nilai intrinsik = PV dari aliran kas (dari dividen maupun capital gain/loss) HAK PEMEGANG SAHAM Keuntungan (Dividen) ; cash divident dan stock divident dari laba bersih setelah pajak dan dikurangi dividen saham preferens residual 2. Harta perusahaan ; jika perusahaan dilikuidasi. 3. Mengangkat anggota komisaris dan direksi perusahaan ; jumlah saham (1 saham = 1 suara). 4. Menghindar tuntutan pihak ketiga (ex.kreditor) diluar batas jumlah nilai yang dimilikinya; bertanggung jawab atas kerugian sebesar nilai saham yang dimiliknya. 5. Hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) jika ada saham baru 1. Tuntutan saat likuidasi 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. suplier (account payable), gaji karyawan, Pelanggan Utang dagang utang bank utang pajak obligasi saham preferen dan saham biasa. Risk and Return pemegang saham RETURN : Perubahan harga saham (capital gain) Dividen kas yang diterima : menambah dividen kas secara serempak mengurangi saham dari modal pembiayaan internal RISK ; Bangkrut ? nilai SAHAM BISA MENDEKATI NOL Prinsip pemegang saham High risk high return Cash flow is the most important Time value of money : nilai sekarang lebih berharga Agency problem : manajer akan bekerja jika kepentingan pemilik saham selaras dengan kepentingan mereka Bias keputusan bisnis karena perpajakan dividen tinggi, pajak tinggi akumulasi capital saja? Sasaran utama perusahaan Maksimumkan nilai atau harga dari saham perusahaan . Nilai dari saham adalah nilai sekarang dari seluruh dividen-dividen di masa yang akan datang Maksimumkan laba ??? Harga saham turun??? SUMBER PENDAPATAN SAHAM 1. Capital gain lawannya capital loss 2. Dividen : EAT/lembar saham = EPS (Earning per Share). DPS = Dividen per Share Dividen Pay Out Ratio (DPR) = porsi EAT yang dibagikan kepada investor sebagai dividen (setelah dikurangi laba ditahan/retained earning) DPR berkisar antara 30-40% dari EAT Stock dividen : jika perusahaan sedang kesulitan keuangan tidak ada cash inflow merupakan proses kapitalisasi dari EAT atau Laba ditahan menjadi modal disetor penuh Stock dividen pemilik saham harus mendaftarkan diri jumlah saham beredar bertambah proporsi kepemilikan naik EPS turun dilusi Sesuai PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) setoran dividen saham dinilai dg harga wajar (harga di bursa efek untuk yang go public atau keputusan RUPS) nilai dividen saham = harga pasar saham : rasio dividen saham KLASIFIKASI SAHAM BIASA Berdasarkan nilai kapitalisasi : 1. Big Cap : saham berkapitalisasi besar dengan nilai kapital > 1 trilyun disebut blue chip atau saham papan atas atau lapis pertama dominan di Bursa (75-80%) bisa menaikkan dan menurunkan IHSG disebut index mover stocks dividen tinggi dan konsisten capital gain karena harga mengalami apresiasi risiko kecil maka indeks beta < 1, artinya jika harga bursa turun 1% harga saham tersebut turun <1%. 2. Mid-Cap : kelompok saham yang berkapitalisasi besar dengan nilai Rp 100 milyar – Rp 1 trilyun disebut baby blue chip atau saham lapis kedua sekitar 15-17%. 3. Small-Cap : kelompok saham yang memiliki nilai kapitalisasi < 100 milyar saham lapis ketiga merupakan saham “tidur” yang bersifat labil porsi di BEJ sekitar 3% dpt di “delisting” Berdasarkan Fundamental Perusahaan dan Kondisi Perekonomian : 1. Income Stocks: saham dengan dividen yang semakin besar emiten merupakan perusahaan mapan dengan pangsa pasar tinggi dan stabil Indeks beta < 1 2. Growth Stocks: emitennya merupakan perusahaan pemimpin di industri dan cukup prospektif dividen relatif tinggi harga saham mahal dengan PER tinggi tetapi masih ada capital gain indeks beta < 1 3. Speculative Stocks: Saham perusahaan yang pendapatannya belum pasti : misalkan perusahaan baru, sedang restrukturisasi modal dividen tidak konsisten indeks beta tinggi > 2 dan PER fluktuatif sangat agresif dan memiliki risiko unsistematis (bisnis) > risiko sistematis (pasar) contoh perusahaan eksplorasi minyak Cyclical Stocks : kelompok saham yang pergerakannya searah dengan perekonomian makro indeks beta mendekati 1 beli saat resesi dan jual saat booming. Contoh : perusahaan properti, otomotif, industri dasar 5. Defensive Stocks : kelompok saham yang tidak terpengaruh oleh perekonomian makro maupun sos-pol. Emitennya perusahaan “consumer goods” dan “public utilities” dividen konsisten indeks beta < 1 4. RISIKO INVESTASI SAHAM Rate of return dari investasi tdk diketahui secara pasti fluktuasi harga saham merupakan risiko investasi dapat dilihat dari kondisi keuangan Konsep Model Indeks Tunggal : variance rate of return terdiri dari risiko unik (risiko tdk sistematis atau unsystematic risk) dan risiko yg berhubungan dengan pasar (risiko sistematis atau systematic risk) 1. Risiko tdk sistematis terkait dg fluktuasi dan siklus bisnis dari industri disebut juga risiko bisnis Dapat direduksi dengan diversifikasi sehingga disebut diversified risk. 2. Risiko sistematis: terkait dengan fluktuasi kondisi pasar disebut jg risiko pasar tidak dapat dikurangi dg diversifikasi atau lainnnya disebut undiversified risk dipengaruhi variabel makro : pertumbuhan ekonomi, inflasi, jumlah uang beredar, fluktuasi tingkat bunga. Risiko sistematis diukur dengan indeks beta dari fluktuasi return saham individu terhadap return indeks pasar (IHSG) indeks beta = 0 artinya tidak berisiko contoh : beta sahamY=1,25 jika IHSG naik 1% maka indeks harga saham naik 1,25% =1.1 Fluktuasi harga saham individu dipengaruhi IHSG Required rate of return harus memperhitungkan risiko, tingkat pertumbuhan ekonomi, dan tingkat inflasi yang diharapkan Indeks beta normal = 1 peningkatan atau penurunan harga saham individu sama dg pergerakan IHSG Indeks beta < 1 termasuk saham defensive contoh : consumer goods Indeks beta > 2 termasuk saham spekulatif : misalkan industri eksplorasi minyak Variabel yg mempengaruhi indeks beta 1. 2. 3. 4. 5. 6. Likuiditas dan profitabilitas hubungan negatif Dividen Payout Ratio hubungan negatif (kontradiksi) semakin besar rasio pembayaran dividen maka indeks beta makin kecil Asset Size skala perusahaan berhubungan negatif dengan beta Variabilitas laba (earning variability) merupakan risiko perusahaan maka berhubungan positif dengan beta Leverage hubungan positif Asset Growth hubungan positif aset tumbuh maka indeks beta semakin besar Beta akuntansi : koefisien regresi dengan dependent variabel perubahan laba akuntansi dan independent variabel perubahan indeks laba pasar Beta menunjukkan risiko sistematis menentukan tingkat pengembalian yang dikehendaki (required rate of return =k). Sesuai Capital Asset Pricing Model (Hary Markowitz) : k = risk free rate + beta (market return – risk free rate). Market return – risk free rate = premi risiko (premium risk) merupakan kombinasi risiko bisnis, finansial, likuiditas, nilai tukar, dan country risk merupakan risiko fundamental sekuritas yang mempunyai nilai intrinsik saham. Hubungan tingkat suku bunga dengan IHSG hubungan negatif : penurunan SBI penurunan tingkat bunga komersial 1. menyimpan uang tidak menguntungkan saham lebih menarik karena rate of return lebih tinggi. 2. dunia usaha tertarik utk berinvestasi terjadi pergerakan pasar modal IHSG naik Tipe Investor 1. 2. 3. Investor Risk Averse menghindari risiko cenderung memilih saham dengan indeks beta < 1 seperti defensive stock dan income stock Investor Risk neutral menyeimbangkan return dan risk Investor Risk Seeker berani menerima risiko besar cocok untuk saham speculative stocks dan growth stocks PENJUALAN SAHAM BIASA H. Jual > Nilai Nominal Agio Saham Kas D. XX Modal saham biasa K. XX Agio Saham biasa K XX H. Jual < Nilai Nominal Disagio saham Kas D. XX Disagio saham D. XX Modal saham biasa K.XX JENIS SAHAM 1. Saham atas unjuk (Bearer Stock) : saham yg tidak ditulis namanya mudah dan cepat diperjualbelikan, tidak ada daftar pemilik, sulit diketahui dan tdk mudah dipantau, mudah dipalsukan, sulit diganti jika hilang 2. Saham atas nama (Register Stock) : prosedur jual-beli perlu waktu krn ada pemindahan hak kepemilikan, ada daftar pemilik, mudah dipantau, lebih sulit dipalsukan, jika hilang bisa diganti KEBIJAKAN DIVIDEN 1. Pembayaran triwulan, semester, tahunan 2. Hanya dibayarkan dari laba, bukan dari modal disetor 3. Makin mantap profitabilitas perusahaan, pembayaran dividen makin teratur 4. Laba bersih atau earning after tax (EAT) merupakan hasil kerja tim, tetapi laba tersebut dimiliki oleh pemilik perusahaan. KONFLIK terjadi : Pemilik Perusahaan dividen Tim Manajemen reward, bonus Tenaga Kerja gaji, lembur Keberlanjutan Perusahaan retained earning SOLUSI KONFLIK LABA BERSIH dibagi menjadi empat bagian, yaitu: 1. Bagian pertama kepada pemilik modal (DIVIDEN) 2. Bagian kedua kepada tim manajemen (BONUS) 3. Bagian ketiga kepada tenaga kerja (JASA PRODUKSI) 4. Bagian keempat kepada perusahaan (LABA DITAHAN, Retained Earning). Jika laba bersih dibagi sebagai dividen, maka dikenakan pajak tinggi, dan karakter pemegang saham berkeberatan dikenakan pajak, Jika laba ditahan untuk diinvestasikan kembali, maka hasil investasi itu tidak pasti, atau beresiko besar. Kecil-besar laba ditahan diukur dari Return on Investment (ROI) dari yang diterimanya sekarang. Kebijakan deviden kontroversial bagi investor: Jika dividen naik arus kas untuk investor naik menguntungkan investor Jika deviden naik laba ditahan turun merugikan investor Kebijakan deviden optimal ? menyeimbangkan kedua hal di atas dan memaksimalkan harga saham Sumber internal Sumber eksternal Arus kas masuk operasional EAT Arus kas keluar Distribusi financing Operasi kedepan dividen kas Penarikan saham Stock split Stock dividen eskpansi akuisisi investasi Pentingnya kebijakan dividen Kebijakan dividen berpengaruh terhadap sikap para pemegang saham Kebijakan dividen berdampak pada program pendanaan dan anggaran modal perusahaan Kebijakan dividen mempengaruhi arus kas perusahaan Kebijakan dividen mempengaruhi ekuitas pemegang saham Komponen dasar kebijakan dividen Dividen payout ratio (DPR) : jumlah dividen yang dibayarkan relatif terhadap earning perusahaan. Ex ; dividen = $2/lbr dan EPS = $5 maka DPO = 2/5 = 40% 2. Kestabilan dividen selama selang waktu 1. Apakah pembayaran dividen yang tinggi akan mengurangi nilai saham ? Tidak adanya hubungan antara kebijakan dividen dengan harga saham; hal ini berdasarkan dua syarat : 1. Keputusan investasi dan pinjaman sudah dibuat dan keputusan ini tidak akan diubah oleh berapapun jumlah pembayaran dividen 2. Pasar modal sempurna : yaitu (a) investor dapat membeli dan menjual saham tanpa menyebabkan biaya transaksi apapun, seperti komisi broker (b) perusahaan dapat mengeluarkan saham tanpa biaya (c) tidak ada pajak perusahaan dan pribadi, (d) informasi lengkap tentang perusahaan siap tersedia (e) tidak ada konflik kepentingan antara manajemen dan pemegang saham, (f) kesulitan keuangan dan biaya kebangkrutan tidak ada Untuk membiayai pertumbuhan Eksternal : Mengeluarkan saham EAT (perolehan dana internal) untuk dividen mengutamakan dividen Internal : Menggunakan dana internal yaitu EAT (tidak perlu mengeluarkan saham) dividen sedikit mengutamakan capital gain Rancangan dividen Plan 1 Plan 2 Arus kas internal yang 400.000 dihasilkan (EAT) dividen 2007 100.000 400.000 Kas tersedia untuk diinvestasi kembali Kebutuhan investasi 300.000 150.000 300.000 300.000 Tambahan eksternal yang dibutuhkan 0 150.000 250.000 Tanggal-tanggal Dividen Tanggal deklarasi : direksi mengumumkan kewajiban perusahaan. Tanggal pengumuman (announcement date) : tanggal dikeluarkan pengumuman tentang rencana pembayaran dividen. Tgl rencana pembayaran dividen DPO 50% Tanggal pencatatan : pemegang saham berhak menerima. Tanggal pencatatan (record date) : tanggal yang ditentukan oleh perusahaan ketika daftar pemilikan saham ditutup untuk menentukan pemegang saham terakhir Siapa pemegang saham terakhir? menerima berapa Tanggal eks-dividen : hak atas dividen lepas meninggalkan saham. Tanggal habis masa dividen (ex-dividend date) : tanggal penentuan pihak yang berhak atas dividen. Pihak yg berhak atas dividen Tanggal pembayaran : perusahaan mendistribusikan cek-cek dividen. Tanggal pembayaran (payment date) : tanggal yang ditentukan untuk pelaksanaan pembayaran dividen (atau kebijakan distribusi yang lain) Pembayaran cek Rencana reinvestasi (reinvestment plan) : pilihan bagi investor untuk menerima dividen kas atau membeli tambahan saham perusahaan investor Penarikan saham (stock repurchase) : kas didistribusikan kepada pemegang saham dengan cara membeli saham yang telah beredar. Model-Model Kebijakan Dividen 1. Kebijakan dividen mantap per saham laba atau tidak menjanjikan $2/saham. Persentasi tetap dari nilai nominal saham atau Model dividen stabil; perusahaan membayar dividen dalam jumlah rupiah yang stabil atau tetap untuk per lembar saham. Model yang demikian memberi kepastian hasil investasi bagi pemegang saham 2. Rasio pembayaran dividen konstan (% laba, proporsional terhadap laba per saham) jika laba, 20% untuk dividen. Persentasi tetap dari laba bersih; pemegang saham mendapat penghasilan yang tidak pasti karena tergantung besar-kecilnya laba bersih sehingga model ini pada umumnya tidak disukai oleh pemegang saham. Di samping itu model tersebut juga tidak dapat menaikkan nilai saham. 3. Kebijakan kompromi (kombinasi mantap + persentase) jika laba, $2/saham 4. Kebijakan dividen residual : dari laba setelah kebutuhan investasi terpenuhi (mendahulukan retained earning). Model residu dividen; laba bersih digunakan terlebih dahulu untuk perluasan investasi dan pembayaran utang jangka panjang, sisanya dibagi sebagai dividen. Model ini sangat merugikan pemegang saham minoritas. WAKTU KEBIJAKAN DIVIDEN DIVIDEND POLICY : bgm membagi keuntungan kpd investor dan reinvestment 1. Prsh tidak sedang tumbuh a low investment rate plan dividen dibagi lebih tinggi pd awal periode ttp pertumbuhan dividen pd th mendatang rendah 2. Prsh sedang tumbuh a high reinvestment rate plan laba diinvestasikan kembali dividen pd th awal rendah ttp pertumbuhan dividen tinggi Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. Likuiditas perusahaan Solvabilitas perusahaan Profitabilitas perusahaan Kemantapan laba perusahaan Laju pertumbuhan perusahaan Pengembangan usaha Perjanjian (ex.credit) yang membatasi Pembayaran kembali utang jangka panjang Mempertahankan kendali Kemampuan pendanaan eksternal Citra ketidakpastian Umur dan kebesaran Tingkat pajak (perusahaan maupun pemegang saham) Usulan tim manajemen. Hukum Alasan membayar dividen kas Likuiditas dan profitabilitas Stabilitas penghasilan Pendapatan tunai Risiko Biaya Pengaruh posisi klien Pajak Myron Gordon dan John Lintner Naik-turunnya dividen ada pengaruhnya terhadap nilai saham. Rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) kecil retained earning diharapkan lebih besar daripada hasil sekarang harga saham tinggi namun hasil masa mendatang itu belum pasti, artinya mengandung risiko besar. Sementara dividen yang diterima sekarang adalah hasil yang pasti Dividen besar dan laba ditahan kecil, agar risiko (harga saham anjlok) yang ditanggung pemegang saham kecil. Merton Miller dan Fanco Mogdigliani Naik-turunnya dividen tidak ada pengaruhnya terhadap nilai saham. Nilai saham ditentukan oleh informasi tentang keuntungan yang akan diperoleh di masa mendatang. Naiknya dividen menunjukkan bahwa manajemen meyakinkan pemegang saham bahwa naiknya laba bersih sekarang ini akan terus berlangsung di masa mendatang. ALTERNATIF PEMBAGIAN DIVIDEN Dividen tunai atau dividen saham Stock repurchase atau stock split Stock repurchase (1) menghindari pengambilalihan oleh prsh lain (takeover), (2) meningkatkan likuiditas prsh. Stock split : (1) meningkatkan likuiditas saham perdagangan saham aktif harga saham meningkat capital gain sbg pengganti dividen utk investor BENTUK DIVIDEN Dividen tunai (cash dividend) : a. Reguler dividend (dibagi berkala : 3 atau 6 bulanan), dan b. Extra atau special dividend (dibagi pada periode makmur) 2. Dividen saham (stock dividend) tidak terjadi cash outflows namun hanya ada transaksi pembukuan dari laba ditahan ke modal saham biasa yg disetor terjadi rekapitalisasi perusahaan proporsi modal sendiri tidak berubah jumlah saham beredar naik 1. 3. Pemecahan saham (stock split) : nilai nominal saham lama dipecah menjadi saham baru dg nilai nominal yg lebih kecil jumlah saham yg beredar bertambah total modal sendiri tetap Tujuan stock split : menempatkan harga pasar saham dalam trading range tertentu saham aktif harga saham bisa naik Persamaan stock dividend dan stock split: a. tidak ada cash outflow, b. jumlah saham beredar naik, c. total modal sendiri (net worth), tetap tetapi komposisi berubah 4. Pembelian kembali saham (repurchace of stock): mrp alat dividen tunai yi. Persh membeli kembali saham dan dibukukan sbg treasury stock jumlah saham beredar berkurang EPS naik (asumsi tdk ada pengaruh pada keuntungan) harga pasar saham naik capital gain untuk investor (ganti dividen). Menghindari takeover saham oleh prsh lain dan meningkatkan likuiditas prsh TEORI KEBIJAKAN DEVIDEN 1. 2. 3. 4. 5. 6. Dividen tidak relevan Bird-in-hand theory Teori deviden residual Teori perbedaan pajak Teori signaling hypothesis Teori clientele effect Pandangan Moderat? NILAI SAHAM BIASA Dividen saham biasa berubahubah tergantung laba bersih dan kebijakan dividen yang berlaku bagi perusahaan. Mengandung ketidakpastian karena laba adalah produk dari ketidakpastian kondisi bisnis. Kondisi Bisnis Kondisi bisnis resesi, ROE 2%, Kondisi normal, ROE 10%, Kondisi bisnis baik, ROE 15%. Dividen ditentukan kondisi ROE (ROE berfluktuasi atau ROE stabil) akan menentukan NILAI SAHAM BIASA. NILAI SAHAM BIASA Jika ROE tinggi, EPS tinggi, dividen tinggi dan nilai perusahaan tinggi. JENIS PERTUMBUHAN: 1. Negatif, nilai sahamnya rendah, 2. Tanpa pertumbuhan, nilai sahamnya rendah 3. Normal dan konstan, nilai sahamnya tinggi, 4. Super normal, nilai sahamnya lebih tinggi. dividen G super normal dua tahap G super normal tiga tahap G konstan (normal satu tahap) G nol G negatif tahun NILAI SAHAM PADA BERBAGAI TINGKAT PERTUMBUHAN 1. PT. MEJA mempunyai laba bersih setelah pajak Rp 3.600 EAT 2. saham biasa yang beredar 10 lembar, nominal Rp 4.000. 3. DPR (dividend payout ratio) sebesar 53,33% 4. Biaya modal sendiri atau hasil yang diharapkan pemegang saham 9%, 5. tingkat pertumbuhan diharapkan 4%. EPS = EAT/lbr= (Rp 3.600/ 10 lembar saham) = Rp 360. DPS (dividend per share) = EPS x DPR = Rp 360 x53,33% = Rp192. Berapa harga saham (Po), hasil dividen sekarang, dan rasio penghasilan atau price earning ratio (PER), jika diketahui: 1. Pertumbuhan negatif 4%, 2. Tidak ada pertumbuhan, 3. Pertumbuhan normal 4%, 4. pertumbuhan super normal 20% selama 5 tahun, kembali ke 4% setelah tahun ke-5 EAT = Rp 3600 Saham = 10 lembar @ Rp 4000 EPS = EAT/ jml saham = 3600/10 = 360 DPR = 53,33% DPS = DPRxEPS = 53,33% x 360 = 192 Kt = 9% 1. Po = dt /(Kt-g) dimana dt = DPS (1+g) shg Po = DPS (1+g)/(Kt-g) 2. Dividen = dt/Po 3. PER = Po/EPS PERTUMBUHAN NEGATIF 4% Harga saham (Po) = dt / (Kt- g) = DPS (1+g) / (Kt-g) = 192 (1 - 0.04) / (0.09 – (-0.04) = 184,32 / 0.13 = Rp 1.418 Hasil dividen sekarang sebesar (dt/Po) = = 184,32 / 1.418 = 13%, dibulatkan PER (Price Earning Ratio) = Po/EPS = (Rp 1.418/Rp 360) = 3,94 TIDAK ADA PERTUMBUHAN Harga saham (Po) = DPS (1+g) / (Kt-g) = Rp. 192 (1+0) / (0.09 - 0) = 2.133,33 Hasil dividen sekarang sebesar (dt/Po) = (Rp 192/ Rp 2133,33) = 9% PER (Price Earning Ratio) = Po/EPS = Rp 2133,33/Rp 360 = 5,93 PERTUMBUHAN NORMAL 4% Harga saham (Po) = Rp. 192 (1 + 0.04) / (0.09 - 0.04) = Rp. 199.68 / 0.05 = Rp 3.993,60 Hasil dividen sekarang sebesar (dt/Po) = Rp199,68/Rp 3.993,60 = 5% PER (Price Earning Ratio) = Po/EPS = 3.993,60/360 = 11,09 PERTUMBUHAN SUPER NORMAL d0(1+g)t Harga saham (Po) = Σ ------------t=1 (1 + k )t n N dN+1 + ----------- x kn + gn Nilai Sekarang dividen selama 5 tahun: d0(1+g)t Harga saham (Po) = Σ ----------------t=1 (1 + kn)t 5 Rp. 192 (1+0.20) 5 = Σ -----------------------------t=1 (1 + 0.09)5 = Rp. 1.292 5 1 -----------(1 + kn )N PERTUMBUHAN SUPER NORMAL Dividen Akhir tahun (Rp 192 (1+0,20)t 1 2 3 4 5 230.40 276.48 331.78 398.13 477.76 Akhir th 5 9942.40 PVIF Nilai sekarang 0,9174 0,8417 0,7722 0,7084 0,6499 211 232 256 282 311 1292 6461.57 1/(1+0,09)t 0.6499 Nilai Saham pada Akhir Tahun 6 (kembali ke 4%): dN+1 Rp. 478 (1 + 0.04) N = Σ -------------- = --------------------------t=1 kn - gn (0.09 – 0.04) = Rp. 9.942,40 (Harga diharapkan akhir tahun 6) PERTUMBUHAN SUPER NORMAL NILAI TUNAI PADA HARGA SAHAM: = PV = P5 X [1/(1+ks)5] = Rp 9942,40 (0,6499) = Rp 6.461,57 TOTAL NILAI SAHAM SEKARANG (Po) : = Rp 1.292 + Rp 6461,57 = Rp 7.753,57(P0) HASIL DIVIDEN SEKARANG SEBESAR (dt/Po): = (Rp 1.292 / Rp 7.753,57) = 16.67 % PER(Price Earning Ratio) = (harga/EPS) = (Rp 7.753,57/Rp 360) = 21,54 REKAPITULASI HARGA SAHAM, HASIL DIVIDEN DAN PER Keterangan Harga Saham Hasil Dividen (dt/Po) PER Pertumbuhan negatif 4% Tanpa pertumbuhan Pertumbuhan konstan 4% Pertumbuhan super normal 20% lima tahun, setelah tahun ke-5 pertumbuhan 4% Rp 1.418,00 13% 3,94 Rp 2.133,33 9% 5,93 Rp 3.993,60 5% 11,09 Rp 7.753,57 16,67% 21,54 Dividen saham (Stock dividend) Dividen saham (stock dividen) : tambahan saham yang diterbitkan kepada pemegang saham. Penerbitan saham tambahan kepada pemegang saham yang dibiayai dengan laba ditahan; sementara nilai par tidak berubah. Pemindahbukuan dari laba bersih ke rekening modal sendiri. Dengan demikian terjadi perubahan struktur modal. Alasan membayar dividen dengan saham adalah karena kesulitan likuiditas. Pemecahan saham (stock split) Pemecahan saham (stock split) : penerbitan saham tambahan dalam jumlah besar Alasan : Tindakan meningkatkan jumlah saham beredar dan sekaligus menurunkan nilai parnya. Perbedaan stock dividend dengan stock split Stock dividend menurunkan laba ditahan (karena tuntutan para pemegang saham semakin banyak), sementara stock split tidak Nilai nominal stock dividend tetap, sementara stock split menjadi berkurang Persamaan stock dividend dengan stock split Tidak ada pembayaran tunai Saham beredar bertambah Ekuitas pemegang saham tetap DIVIDEN SAHAM CONTOH perusahaan memperoleh laba bersih Rp 2.000, dividend payout ratio 50% maka laba bersih untuk dibayarkan dividen saham sebesar Rp 1000 atau dalam bentuk menambah 100 lembar saham (karena harga saham Rp 10). Saham beredar =1000 lbr EPS dapat dihitung sebagai berikut. Harga saham Rp 10 : EPS sekarang = EAT/lbr = EAT/ jumlah saham beredar = (Rp 2.000 / 1.000 lembar saham) = Rp 2 PER = Price/EPS = (Rp 10 / Rp 2) = 5 kali EPS sesudah dividen saham = (Rp 2.000 / 1.100 lembar saham) = Rp 1,818. harga paar saham yang diharapkan = (PER x EPS) = (5 x Rp 1.818) = Rp 9,09 Nilai saham turun dari Rp 10 menjadi Rp 9,09. Sebelum Saham (1 000 000 lembar, Rp 2 par) = 2 000 000 Paid in capital = 550 000 Retained earning = 4 450 000 ekuitas pemegang saham total = 7 000 000 Setelah stock split Saham (2 000 000 lembar, Rp 1 par) = 2 000 000 Paid in capital = 550 000 Retained earning = 4 450 000 ekuitas pemegang saham total = 7 000 000 Setelah dividen saham (Po=10) Saham (1 100 000 lembar, Rp 2 par) Paid in capital = 2 200 000 = 1 350 000 Retained earning (100 000x10)(4450000-1000000)= 3 450 000 ekuitas pemegang saham total = 7 000 000 Penarikan saham (stock repurchase) Saham yang dibeli kembali oleh perusahaan yang mengeluarkannya disebut saham treasury (treasury stock). Dengan demikian, semakin sedikit saham yang beredar, dan dampaknya akan menaikkan pendapatan per saham. Jika pendapatan per saham naik, maka nilai/harga saham akan naik. Merupakan alternatif pembayaran dividen (yaitu capital gain) Manfaat bagi perusahaan Menghindari tingkat dividen yang lebih tinggi Dapat digunakan untuk dasar opsi Dapat dijual kembali bila perlu dana Kerugian bagi perusahaan Harga dapat jatuh (persepsi ketidakmampuan membayar dividen) Mengundang penyelidikan Kelemahan bagi pemegang saham Kurang berdampak daripada pembayaran dividen Kemungkinan saham dibeli terlalu mahal PEMBELIAN KEMBALI SAHAM (STOCK REPURCHASE) CONTOH : perusahaan memperoleh laba bersih Rp 2.000, dividend payout ratio 50%, jumlah saham yang beredar 1.000 lembar, harga pasar saham Rp 4. perusahaan dapat menggunakan 50% laba bersih (atau 1.000) untuk membeli saham yang beredar dengan harga 5% atau akan mendapatkan 200 lembar saham dan akan mengurangi jumlah saham yang beredar. EPS dapat dihitung sebagai berikut: EPS sekarang = (Rp 2.000 / 1.000 lembar saham) = Rp 2, dan PER = (Rp 4 / Rp 2) = 2 kali. EPS sesudah pembelian saham = (Rp 2.000 / 800 lembar saham) = Rp 2,5. harga pasar saham yang diharapkan = (PER x EPS) = (2 x Rp 2,5) = Rp 5. Harga saham naik dari Rp 4 menjadi Rp 5 Cases : Harga pasar saham PT MEJA Rp 550 per lembar, deviden tahunan Rp 100. • Pialang A pesimis, pertumbuhan deviden akan negatif 3% konstan setiap tahun. • Pialang B moderat, deviden tidak akan tumbuh. • Pialang C optimis, meramalkan deviden akan tumbuh 3% tiap tahun selama dua tahun berikutnya, kemudian tumbuh 5% tiap tahun berikutnya, dan tahun ke lima tumbuh 2%. Tingkat hasil (Rate of return) yang diinginkan 20% per tahun. Berdasarkan informasi di atas dapat dihitung dan dapat diketahui : (1) harga wajar saham menurut ramalan semua pialang, (2) besarnya Price Earning Ratio (PER) normal dan aktual, jika deviden pay out ratio (DPR) 60%, (3) pendapat pialang mengenai harga saham tersebut di bursa, (4) Net Present Value (NPV) masing-masing pialang. (1) Harga Wajar Saham Pialang A, deviden tumbuh negatif 3% per tahun. Nilai saham : D1/ (k+g), dimana D1 adalah deviden yang diharapkan, k adalah biaya modal, dan g adalah growth atau pertumbuhan saham. Pialang A : Harga saham (Po)= DPS (1+g) / (Kt-g) =100(1-0,03) / (0,20+0,03) = Rp 421,74 Pialang B, deviden tidak tumbuh. Harga saham = Do/k = 100/0,20 = Rp 500 Pialang C, deviden tumbuh D1 = 100(1+0,03) D2 = 103(1+0,03) D3 = 106,09(1+0,05) D4 = 111,39(1+0,05) D5 = 116,96(1+0,02) 3%, 5%, 2%. = 103,00 = 106,09 = 111,39 = 116,96 = 119,30 Harga saham : 103.00/(1+0.20)1 + 106,09/(1+02)2 + 111,39/(1+0.20)3 + 116,96/(1+0.20)4 + 119,30/(1+0.20)5 = Rp 599,99 (2) Price Earning Ratio (PER) PER EPS = Po/EPS = Do / DPR = 100/0,6 PER Normal Pialang A Pialang B Pialang C (Po/EPS) : = 421,74 / 166,67 = 500,00 / 166,67 = 599,99 / 166,67 = 2,53 = 2,99 = 3,60 PER Actual = Po /EPS = 3,29 = Rp 166,67 = 550/166,67 (3) Pendapat mengenai harga saham Pialang A 550 harga bursa > 421,74 harga wajar = bursa kelebihan dihargai (overpriced) PER actual 3,29 > PER normal 2,53 = bursa kelebihan dihargai (overpriced) Pialang B 550 harga bursa > 500,00 harga wajar = bursa kelebihan dihargai (overpriced) PER actual 3,29 > PER normal 2,53 = bursa kelebihan dihargai (overpriced) Pialang C 550 harga bursa < 599,99 harga wajar PER actual 3,29 < PER normal 3,60 = bursa kurang dihargai (underpriced) = bursa kurang dihargai (underpriced) (4) Net Present Value (NPV) harga pasar = Nilai wajar dikurangi Pialang A = 421,47 – 550 = -128,26 Pialang B = 500,00 – 550 = -50 Pialang C = 599,99 – 550 = +49,99 = tidak layak = tidak layak = layak TERIMA KASIH