PEMBERDAYAAN PEMUDA WIRAUSAHA Dalam memberdayakan

advertisement
PEMBERDAYAAN PEMUDA WIRAUSAHA
Dalam memberdayakan pemuda, ada beberapa
kategori pemuda yang perlu diberdayakan. Pertama,
pemuda yang sudah punya usaha sederhana dan
memerlukan pengembangan. Kedua adalah pemuda
yang punya keahlian, tetapi tidak memiliki
modal. Ketigaadalah pemuda yang punya modal, tetapi
tidak memiliki keahlian.Keempat, tidak punya modal
dan tidak punya keahlian. Yang paling banyak di
Indonesia saat ini adalah pemuda yang kategori
keempat.
Menurut data Menpora, angka pengangguran
terbuka pemuda sekitar 19,5 persen. Ini terjadi karena
rendahnya kesempatan akses pendidikan baik formal
maupun informal terutama di daerah yang akhirnya akan
menimbulkan ancaman kriminalitas dan ketertiban
umum yang dilakukan oleh pemuda.
Permasalahan utama dalam mengembangkan
kewirausahaan pemuda adalah karena kurangnya
kesadaran akan pentingnya menjadi pemuda yang
mandiri dan berwirausaha. Banyak saat ini pemuda
yang tergabung dalam OKP lebih berorientasi kepada
pergerakan politik dan kekuasaan sehingga mereka
cenderung memilih cara instan untuk menjadi terkenal
dan politisi andal, tetapi dari aspek ekonomi pemuda
jauh tertinggal.
Banyak di kalangan mereka justru menjadi broker
politik dan menjadi alat bagi parpol untuk meraih
kekuasaan. Jadi, tahap awal yang harus dibangun
dalam memberdayakan pemuda adalah membangun
jiwa pemuda yang mandiri dan menanamkan semangat
hidup berwirausaha sehingga kemandirian akan mudah
dibangun.
Slogan-slogan pemuda mandiri dan berjiwa bisnis
perlu dijadikan slogan nasional bagi pemuda sehingga
setiap aspek pendidikan pemuda baik formal maupun
informal menanamkan semanagat berwirausaha.
Permasalahan kedua adalah susahnya mendapatkan
modal usaha dan minimnya akses informasi mengenai
modal usaha. Selama ini mereka hanya mengandalkan
pihak bank untuk mendapatkan modal yang sudah tentu
memerlukan agunan sertifikat tanah, bank-bank
pemerintah, maupun swasta belum memiliki program
pemberdayaan kewirausahaan pemuda.
Karena itu, diperlukan sebuah terobosan dari
Menpora untuk membuka akses bagi pemuda dengan
cara menjadi penjamin bagi pemuda untuk
mendapatkan modal. Dengan sistem rekomendasi dari
pemerintah, bank-bank dapat memberikan kepercayaan
kepada pemuda untuk mendapatkan modal.
Kedua, Selama ini Menpora tidak memiliki anggaran
untuk memberikan modal usaha. Justru programprogram bantuan modal usaha ada pada Kementerian
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah. Untuk itu
diperlukan kerja sama yang lebih terbuka dengan
instansi terkait sehingga akses pemuda untuk
mendapatkan modal lebih terbuka dengan adanya kerja
sama tersebut.
Ketiga adalah permasalahan rendahnya skill yang
dimiliki pemuda dalam berwirausaha. Untuk itu
diperlukan pelatihan-pelatihan yang bersifat keahlian
dan kewirausahaan. Ini dapat dilakukan bekerja sama
dengan OKP dan Balai Latihan Kerja (BLK) yang dimiliki
oleh Depnakertrans. Dengan dibukannya pelatihanpelatihan tersebut, maka diharapkan pemuda dapat
menambah keahlian dan pendidikan informal untuk
berwirausaha.
Keempat adalah lemahnya pendampingan. Banyak
pemuda yang bergerak di bidang UKM memerlukan
pendampingan untuk membuka dan mengembangkan
usahanya. Untuk itu diperlukan lembaga-lembaga
konsultan wirausaha yang dikelola oleh pemerintah
ataupun swasta yang mampu memberikan arahan
kepada pemuda dalam berwirausaha. Dengan demikian,
keberadaan 'Youth Center' sangat diperlukan melalui
bekerja sama dengan instansi terkait, terutama
pemerintah daerah untuk memudahkan pemuda
mendapatkan akses pendampingan tersebut.
'Youth Center' yang banyak dikembangkan seperti di
negara-negara maju nantinya menjadi pusat kegiatan
pemuda yang berorientasi pada pemberdayaan
kewirausahaan sehingga akses pemuda untuk
mendapatkan informasi dan membuat kegiatan yang
mengasah kemampuan mereka berwirausaha dapat
dilakukan di sana. Pemuda juga diharapkan dapat
saling bertukar informasi untuk mengembangkan usaha.
Menpora hanya bisa memberdayakan pemuda pada
taraf kebijakan. Untuk itu diperlukan kerja sama dengan
instansi lain yang memiliki program pemberdayaan
masyarakat, seperti Departemen Koperasi dan UKM,
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, serta
Departemen Sosial. Dengan demikian, program
pemerintah untuk memberdayakan pemuda
berwirausaha dapat berjalan dengan baik dan ada
sinergi antara departemen untuk mengurangi
pengangguran dan mengentaskan kemiskinan.
Diperlukan akses yang lebih terbuka bagi pemuda
untuk berwirausaha. Namun, yang paling penting adalah
bagaimana menanamkan semangat berwirasusaha dan
kemandirian bagi masyarakat khususnya pemuda.
Diperlukan sebuah campaign dan slogan resmi dari
pemerintah untuk menciptakan bahwa berwirausaha
dan kemandirian adalah budaya bangsa sehingga
pemuda Indonesia adalah pemuda yang mandiri dan
memiliki jiwa kewirausahaan.
Problem yang mendasar bagi pemuda dalam
beriwira usaha adalah susahnya mendapatkan modal
usaha. Diperlukan sebuah kebijakan dari pemerintah
untuk memudahkan bagi para kaum muda mendapatkan
modal usaha. Tentunya bekerja sama dengan lembagalembaga perbankan dengan pemerintah sebagai
penjamin dan pendamping. Dengan adanya jaminan
dari pemerintah maka pemuda dapat berwirausaha
dengan modal yang cukup.
Pemerintah daerah perlu dilibatkan untuk
memberdayakan pemuda dalam berwirausaha karena
mayoritas pemuda yang menganggur berada di daerah.
Harus ada program-program yang nyata dari pemerintah
pusat dan bersinergi dengan pemerintah daerah
sehingga pemberdayaan pemuda menyentuh
permasalahan utama di daerah, yaitu mengurangi
jumlah pengangguran pada pemuda. ***
Sumber : Republika
WRITE : Anjar Irawan, SMAI N.H
Download