132 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Sales keliling

advertisement
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sales keliling sebagai pedagang ritel tradisional keberadaannya kian
terancam oleh maraknya pasar modern yang dewasa ini semakin berkembang.
Untuk itu dalam rangka mempertahankan usahanya sales keliling menjalin
relasi sosial dengan beberapa pihak yang berpengaruh pada kegiatan usaha.
Selain itu sales keliling juga mengembangkan berbagai macam strategi untuk
mendukung usahanya tersebut.
Data penelitian menunjukkan terdapat empat relasi sosial yang
dikembangkan sales keliling. Pola relasi tersebut menunjukkan hubungan
yang berbeda-beda, selain hubungan simetris juga ada indikasi hubungan
patron-klien. Hubungan yang bersifat simetris yaitu antara sales keliling
dengan agen, sales keliling dengan pelanggan dan antar sesama sales keliling.
Sedangkan hubungan patron-klien yaitu antara sales keliling dengan pemilik
mobil.
Relasi sosial yang terjalin antara sales keliling dengan agen berupa
kerja sama yang saling menguntungkan. Sales keliling menjadikan agen
sebagai pemasok barang tetap, sedangkan agen memberikan beberapa
keuntungan kepada sales keliling diantaranya, harga yang diberikan lebih
132
murah dibanding dengan pembeli lainnya, barang yang telah dibeli sales
keliling dapat ditukar, sales keliling bisa membeli barang dagangan secara
kredit, dan sales keliling mendapatkan persenan setiap tahunnya. Selian itu
relasi dalam bentuk sosial yaitu adanya permintaan barang dagangan oleh
sales keliling kepada agen, adanya tukar informasi, dan saling memberikan
kepercayaan. Relasi tersebut berimplikasi pada kemudahan sales dalam
memperoleh barang sehingga akan melancarkan usaha sales sebagai pengecer
yang mendistribusikan barang kepada konsumen akhir.
Relasi sosial sales keliling dengan pelanggan yaitu mereka saling
bertukar barang, selayaknya pembeli dan penjual yang saling memberikan
keuntungan. Relasi dalam bentuk sosial yaitu adanya kepercayaan antara
kedua belah pihak. Hubungan yang tadinya hanya bermotif ekonomi antara
penjual dengan pembeli tidak sedikit hubungan diantara keduanya menjadi
saling akrab, berteman bahkan hingga menjalin persaudaraan. Hubungan
tersebut berimplikasi pada kemudahan dalam pemasaran yang berarti bahwa
sales keliling masih mempunyai pasar.
Relasi sosial antar sesama sales keliling yaitu mereka saling
membantu, saling menjaga, dan menghormati satu sama lain. Relasi tersebut
dapat menguatkan ikatan hubungan yang menjadikan mereka tetap bersama,
utuh
dalam
sebuah
kelompok
mengembangkan usaha.
133
sales
keliling
dan
bersatu
untuk
Relasi sosial sales keliling dengan pemilik mobil, hubungan tersebut
saling memberikan keuntungan namun terdapat ketidakseimbangan dalam
pertukaran sehingga hubungan tersebut menjadi hubungan patron-klien.
Dalam hal ini yang menjadi patron adalah pemilik mobil yang memberikan
jasa mengantarkan sales keliling menuju tempat pemasaran. Sales keliling
sebagai klien dalam kegiatan berjualannya sangat bergantung dengan jasa
tersebut. Indikasi patron-klien terlihat dimana pemilik mobil mempunyai
kekuasaan dalam mengatur jam kerja sales keliling selain itu juga mempunyai
wewenang mengeluarkan sales keliling yang tidak mematuhi aturan. Sebagai
patron pemilik mobil juga memberikan perlindungan kepada sales keliling.
Implikasi dari hubungan tersebut mendorong sales untuk bersikap disilpin dan
aktif dalam berjualan. Selain itu karena ada perlindungan membuat sales
keliling merasa aman dan terlindungi. Sedangkan negatifnya yaitu sikap
patron dapat memicu sales keliling untuk keluar yang secara otomatis dapat
meretakkan komunitas tersebut.
Strategi
yang
dijalankan
sales
keliling
untuk
mendukung
kelangsungan usaha dibagi menjadi dua yaitu strategi kerja dan strategi
mempertahankan usaha. Strategi kerja yang dijalankan meliputi yang pertama
yaitu menjemput bola. Cara sales keliling yang door to door secara otomatis
akan mencari dan mendatangi pembeli, sehingga masyarakat yang tadinya
tidak ada rencana untuk membeli barang karena didatangi langsung oleh sales
keliling, masyarakat tersebut menjadi tertarik untuk membeli. Kedua, adanya
134
tawar-menawar, selayaknya pedagang ritel tradisional sales keliling
memperbolehkan pembeli untuk menawar barang dagangannya. Dalam proses
tawar menawar akan terjalin keakraban, dan dari situasi tersebut sales keliling
bisa menggaet pembeli untuk menjadi pelanggannya. Ketiga, adanya servis
penjelasan, dalam kegiatan menawarkan barang sales keliling akan
mengenalkan produk satu persatu dan menjelaskan khasiat serta kegunaannya.
Penjelasan tersebut akan membantu pembeli dan menarik pembeli untuk
mencobanya. Keempat, Barang boleh ditukar, keuntungan lain yang
didapatkan pembeli jika membeli pada sales keliling adalah barang yang telah
dibeli apabila tidak cocok barang tersebut bisa ditukarkan dengan barang
lainnya, hal tersebut tentu tidak akan pernah ditemui pembeli apabila Ia
berbelanja di pasar modern. Kelima yaitu adanya kemudahan dalam
pembayaran. Pembayaran yang ditawarkan bisa dengan tunai, namun apabila
pembeli sedang tidak mempunyai uang mereka dapat membayar dengan
bertukar barang atau barter, kredit ataupun nggowo-nyaur. Kemudahan dalam
pembayaran dapat menarik pembeli dan menjadikan mereka pelanggan.
Strategi dalam mempertahankan usaha yaitu adanya negosiasi dengan
pemilik mobil, hubungan akrab antara sales keliling dengan pembeli,
pembayaran dengan sistem
kredit atau nggowo-nyaur dan adanya saling
support antar sesama sales keliling.
Dari data penelitian meskipun sales keliling dengan agen dan sales
keliling dengan pelanggan didalam relasi sosial sama-sama memperoleh
135
keuntungan, namun terlihat adanya hidden ekspoitation. Hidden ekspoitation
tersebut yaitu beberapa barang yang dijual agen harganya dinaikkan sehingga
harganya lebih mahal dibandingkan dengan toko atau agen lain. Sales keliling
yang menyadari hal tersebut tetap saja menjadikan agen tersebut sebagai
pemasok barang tetap karena iming-iming persenan yang diberikan. Padahal
persenan yang didapat sales keliling jumlahnya tidak seberapa bila
dibandingkan dengan keuntungan yang diperoleh agen dalam menaikkan
barang tersebut. Selanjutnya hidden ekspoitation juga dialami oleh pembeli.
Praktek eksploitasi terjadi apabila pelanggan memesan barang kepada sales,
dalam hal ini telah ada demand, dank arena butuh maka pelanggan tersebut
akan membayar berapapun yang sales minta, selanjutnya praktek eksploitatif
juga terjadi pada pembayaran barter dan nggowo-nyaur.
Dari hasil penelitian yang dianalisis menggunakan teori pertukaran
sosial dari Homans, beberapa proposisi yang dikemukakan oleh Homans tidak
relevan dengan penelitian ini. Proposisi kelebihan-kekurangan dan proposisi
agresi-pujian tidak terdapat pada perilaku sales keliling, dimana tindakan yang
terjadi justru sebaliknya. Jika semakin sering sales keliling mendapatkan
imbalan khusus, maka semakin bernilai imbalan itu bagi dirinya dan
usahanya. Selanjutnya pada Proposisi agresi-pujian jika tindakan sales
keliling memperoleh penolakan maka mereka tidak akan marah ataupun
menunjukkan perilaku agresif, hal ini dilakukan untuk menghindari
pertikaian.
136
B. Rekomendasi
Rekomendasi ini ditunjukkan untuk sales keliling. Usaha perdagangan
sales keliling ini sebenarnya masih sangat rentan, hal ini dikarenakan tidak
adanya ikatan diantara mereka, mereka berkelompok karena mempunyai
tujuan yang sama untuk berjualan. Tidak ada ketua yang bisa mengatur dan
mendisiplinkan sales keliling, meskipun ada pemilik mobil yang senantiasa
mengatur dan menggerakkan mereka namun tetap diperlukan pemimpin
dalam kelompok tersebut. Sehingga dalam hal ini perlu di bentuk atau dipilih
pemimpin yang bertugas mengkoordinasi kegiatan sales keliling, juga
diperlukan kegiatan lain yang dapat mempererat hubungan mereka, tidak
hanya sekedar arisan.
Selain itu juga adanya konflik yang tersembunyi, perasaan tidak suka
yang di pendam atau kontravensi terhadap beberapa sales dalam hal
menentukan lokasi atau terjadinya miss lokasi juga bisa menjadi sebuah
ancaman bagi hubungan mereka. Perasaan tidak suka yang terakumulasi bisa
membuat perpecahan yang menimbulkan mereka keluar dari kelompok atau
mobil, dan berdagang sendiri. Sehingga dalam hal ini diperlukan
pengendalian diri kepada masing-masing sales untuk memberikan kesempatan
kepada yang lain untuk menentukan lokasi, selama ini yang banyak
menentukan lokasi adalah sales tua sehingga harus memberikan kesempatan
sales muda untuk menentukan lokasi yang diinginkannya.
137
Kerentanan usaha sales keliling juga terjadi karena sulitnya mencari
generasi penerus. Sales keliling yang kerjanya door to door, menghadapi
berbagai macam tipe pembeli dan harus bermental kuat membuat usahanya
sulit ditularkan. Dalam hal ini yang perlu dilakukan adalah mencari atau
mengikat masyarakat untuk menjadi pelanggan, sehingga jika sales keliling
membuktikan dirinya memiliki banyak pelanggan secara otomatis akan
mempengaruhi orang lain untuk meneruskan usaha sales keliling karena sudah
memiliki pasar.
138
Download