Rancang Bangun Model Sistem Pengembangan

advertisement
165
IMPLEMENTASI MODEL AGROKAKAO POLA-JASA
Usaha pengembangan perkebunan masih dihadapkan pada berbagai kendala
antara lain belum sinerginya kegiatan di hulu dan kegiatan di hilir yang
mengakibatkan nilai tambah kegiatan yang ada di hilir tidak tersentuh oleh pelaku
petani-pekebun. Para pekebun hanya menikmati hasil kegiatan perkebunannya dan
belum dapat menikmati nilai tambah dari usaha agroindustri, padahal pekebunlah
yang banyak menanggung ketidakpastian yang relatif tinggi dibanding dengan pelaku
lainnya. Oleh karena itu dibutuhkan suatu langkah strategi yang mampu memberikan
peluang pembagian nilai tambah yang proporsional antara pengusaha di hulu dan
pengusaha di hilir agar usaha perkebunan dapat berkelanjutan. Kegiatan yang
dimaksud adalah mendorong pengusahaan kakao agar terlaksana secara terintegrasi
antara kebun, pascapanen, dan pengolahan melalui pemberdayaan kelompok pekebun
dalam wadah koperasi pekebun skala UKM. Selanjutnya, UKM yang diwadahi oleh
koperasi pekebun pada setiap sentra produksi bersinergi melalui manajemen jejaring
usaha untuk membangun kekuatan baru sehingga dapat bersaing dengan perusahaan
besar yang ada di sekitar perkotaan yang jauh dari sentra produksi.
Pengembangan Model Agrokakao Pola-JASA
Agrokakao pola-JASA adalah bentuk kerjasama yang dibangun oleh dua atau
lebih unit Agrokakao UKM dengan tujuan untuk menciptakan lingkungan bisnis yang
sehat dan berdaya saing agar diperoleh peluang pasar yang baru, membentuk
kekuatan produk dan jasa baru, melakukan penawaran bersama, peningkatan ekspor
produk dan saling menguntungkan. Melalui manajemen jejaring usaha, unit
Agrokakao UKM dapat mengakses informasi dan pengetahuan tentang usaha,
membuat biaya usaha menjadi lebih rendah, memperbaiki teknologi proses produksi,
memperkuat pemasaran dan distribusi, dan secara bersama-sama mencari jalan keluar
dalam menghadapi setiap permasalahan serta berbagi risiko usaha yang mungkin
timbul. Selain itu, unit Agrokakao UKM dapat menangani proyek secara bersamasama, sehingga daya saing produk kakao olahan UKM di pasar domestik dan pasar
166
ekspor dapat ditingkatkan secara lebih konstruktif. Hal tersebut tidak mudah
diperoleh jika masing-masing perusahaan bergerak sendiri-sendiri.
Pembentukan Agrokakao pola-JASA juga dimaksudkan untuk mengubah pola
kemitraan yang selama ini sudah berjalan tetapi masih bersifat satu arah, menjadi
suatu jejaring usaha yang lebih sinergis dan sepadan dalam hal perencanaan,
pengembangan usaha, produksi dan pemasaran dengan kualitas baik, konsisten dalam
mengikuti perkembangan konsumen atau selera pasar.
Strategi pengembangan Agrokakao pola-JASA ini merupakan suatu upaya
menempatkan UKM sebagai pelaku usaha yang memiliki posisi tawar (bargening
position) sehingga dapat menangkap peluang kini dan ke depan. Konsep dasar sistem
pengembangan Agrokakao pola-JASA dapat divisualisaikan seperti pada Gambar 35.
Pemerintah Derah
dan Dinas terkait
Lembaga
Keuangan
Pasar Produk UKM
KELOMPOK
PEKEBUN
KELOMPOK
PEKEBUN
KOPERRASI UNIT
AGROKAKAO
KELOMPOK
PEKEBUN
UKM
Teknologi
KOPERASI UNIT
AGROKAKAO
UKM
MANAJEMEN
JEJARING
USAHA
AGROKAKAO
KOPERASI UNIT
AGROKAKAO
Litbang
Perkakaoan
UKM
KOPERASI UNIT
AGROKAKAO
UKM
KELOMPOK
PEKEBUN
KELOMPOK
PEKEBUN
KELOMPOK
PEKEBUN
SDM di desa
Pemerintah Pusat
Perguruan Tinggi
Gambar 35 Model Konseptual sistem pengembangan Agrokakao pola jejaring usaha.
167
Manfaat yang diharapkan dari pola-JASA adalah peningkatan kinerja
Agrokakao UKM, membangun pengaruh dan kekuatan pasar produk Agrokakao
UKM sehingga dapat menjadi suatu bentuk usaha yang kuat, dan pada saat yang
bersamaan memberikan kesempatan bagi Agrokakao UKM untuk mampu bersaing
dan mampu mengatasi keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki terutama keterbatasan
mengakses SDM yang profesional, keterbatasan mendapatkan informasi pasar,
keterbatasan akses terhadap modal, keterbatasan kemampuan menyelesaikan kontrak
yang lebih besar, dan keterbatasan kemampuan dalam bersaing baik di pasar
domestik maupun pasar global.
Manajemen jejaring usaha sama halnya dengan perusahaan komersial lainnya.
Jejaring usaha merupakan penggabungan dua atau lebih koperasi unit Agrokakao
UKM yang memiliki jenis usaha sama yang dibangun dengan prinsip kesetaraan
(equal partnership) dengan tujuan untuk mewujudkan tata persaingan yang sehat
dalam mendapatkan peluang pasar baru, membentuk produk dan jasa baru,
melakukan penawaran bersama untuk pasar domestik dan peningkatan ekspor produk
kakao. Selain itu, unit Agrokakao UKM dapat mengakses informasi dan pengetahuan
tentang usaha, membuat biaya usaha menjadi lebih rendah, memperbaiki teknologi
proses produksi, memperkuat pemasaran dan distribusi, dan secara bersama-sama
mencari jalan keluar dalam menghadapi setiap permasalahan serta membagi risiko
usaha yang mungkin timbul. Melalui manajemen Agrokakao pola-JASA, beberapa
koperasi unit Agrokakao UKM dapat menangani proyek secara bersama-sama,
sehingga daya saing produk Agrokakao UKM di pasar domestik dan pasar global
dapat ditingkatkan secara konstruktif, mengingat hal tersebut tidaklah mudah
dilakukan jika masing-masing perusahaan bergerak secara sendiri-sendiri.
Manajemen Agrokakao pola-JASA merupakan modifikasi dari pola kemitraan
yang selama ini sudah berjalan tetapi masih bersifat satu arah menjadi suatu pola
yang lebih sinergis dan sepadan dalam aspek perencanaan, pengembangan usaha,
produksi, dan pemasaran produk dengan kualitas baik, serta konsisten dalam
mengikuti perkembangan selera pasar.
168
Manajemen Agrokakao pola-JASA merupakan penjelmaan dari beberapa
koperasi Agrokakao UKM yang bergabung menjadi satu kekuatan usaha baru.
Dengan kata lain, manajemen Agrokakao pola-JASA adalah representasi dari
manajemen koperasi unit Agrokakao UKM. Oleh karena itu seluruh anggota koperasi
Agrokakao UKM juga merupakan anggota koperasi Agrokakao yang dikelola oleh
manajemen jejaring usaha. Kondisi demikian akan memberikan keuntungan ganda
bagi petani-pekebun dalam hal :
1 Jaminan harga hasil produksi perkebunannya berdasarkan kesepakatan antara
anggota, pengurus, dan manajemen Agrokakao pola-JASA dengan mengacu pada
harga pasar yang berlaku.
2 Mendaptkan keuntungan dari industri pengolahan dalam bentuk pembagian hasil
usaha yang dapat diperoleh setiap bulan, triwulan, semester atau setiap tahun,
tergantung kesepakatan melalui rapat anggota.
3 Memperoleh tambahan penghasilan apabila diantara anggota keluarga ada yang
direkrut menjadi karyawan industri.
Tabel 28. Perbedaan konsep jejaring usaha dan kemitraan pada pengembangan
Agrokakao pola-JASA
Deskripsi
No. Ciri Pembeda
Kemitraan
1. Dasar pembentukan
2. Bentuk hubungan
3. Pola hubungan
Aturan (UU No.9 Tahun 1995
dan PP No 44 Tahun 1997)
Lembaga Formal
(Bapak-Anak) Angkat
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Mengikat (kaku)
Struktur hierarki
Formal
Sendiri-sendiri
Parsial
Tertutup (akses sendiri)
Sifat hubungan
Sifat kelembagaan
Aspek legalitas formal
Pengendalian kinerja
Penggabungan sumberdaya
Mekanisme informasi
10. Bentuk kepemilikan saham
industri pengolahan
11. Jangka waktu hubungan
12. Resiko usaha
13. Jumlah keterlibatan usaha
Masing-masing
Terbatas
Tanggung sendiri-sendiri
Jumlahnya terbatas
Keterangan : Hasil diskusi pakar dan rewiew berbagai sumber
Jejaring Usaha
Alami (kemauan sendiri
oleh anggota
Fungsional
Prinsip kesetaraan
(equal-parthnership)
Fleksibel dan partisipatif (entri-exit)
Fungsional dan tidak ada hierarki
Fleksibel (formal-non formal)
Dikendalikan oleh satu simpul
Sinergis dan kompetensi
Tepusat dan transparan
oleh simpul (server)
Bersama-sama dengan
seluruh anggota
Tidak dibatasi waktu dan ruang
Berbagi resiko
Tidak terbatas (memungkinkan
lebih banyak titik-titik simpul)
169
Pengelolaan usaha dilakukan oleh manajer yang terampil dan profesional
dalam bidangnya. Tugas manajemen unit Agrokakao UKM adalah mengelola usaha
perkebunan dan industri pengolahan guna mendaptkan keuntungan yang optimal.
Manajemen pengelolaan unit Agrokakao UKM dibentuk oleh pengurus koperasi
pekebun dengan tenaga kerja dapat diperoleh dari anggota keluarga petani-pekebun
sebagai anggota koperasi, masyarakat sekitar industri, dan tenaga profesional dapat
diperoleh dari luar anggota koperasi. Pengelolaan manajemen jejaring usaha dapat
direkrut dari kalangan anggota koperasi, masyarakat sekitar industri, dan tenaga
profesional dari dalam atau dari luar anggota koperasi. Manajemen koperasi unit
Agrokakao UKM dan manajemen Agrokakao jejaring usaha mempertanggungjawabkan seluruh aktivitas usaha yang dilakukan kepada pengurus koperasi unit
industri pengolahan UKM yang tergabung dalam manajemen jejaring usaha.
Perancangan jabatan struktur organisasi usaha didasarkan pada fungsi
kebutuhan organisasi usaha, skala usaha, dan karakteristik usaha. Fungsi organisasi
usaha yang menjadi fokus pada manajemen unit Agrokakao UKM adalah
administrasi dan keuangan, produksi, pemasaran, teknik dan pemeliharaan
(maintenance), dan pemberdayaan kebun. Struktur organisasi yang yang dirancang
merupakan struktur organisasi fungsional yang disusun berdasarkan ruang lingkup
tugas dan wewenang dari suatu jabatan. Struktur organisasi dan manajemen unit
Agrokakao UKM dibuat mengikuti struktur organisasi dan manajemen koperasi.
Dasar pertimbangan tersebut dilakukan karena pola dasar pembentukan usaha dan
mekanisme kerja unit Agrokakao UKM dan manajemen jejaring masih dalam bingkai
koperasi sehingga setiap mekanisme kerja termasuk struktur organisasinya harus
menjiwai prinsip-prinsip koperasi.
Batasan rancangan jabatan adalah spesifikasi, deskripsi tugas, wewenang serta
tanggung jawab masing-masing personal yang terlibat dalam organisasi. Penempatan
tenaga kerja yang sesuai dengan tempat dan kualifikasinya dapat memacu
peningkatan produktivitas suatu perusahaan. Pengkualifikasian tenaga kerja
dilakukan secara kualitatif berdasarkan arahan tugas yang diberikan. Penyusunan
170
spesifikasi dan kualifikasi tenaga kerja dilakukan dengan mempertimbangkan skala
usaha, jenis usaha, dan ruang lingkup pekerjaan.
Perencanaan dan Penerapan Model Agrokakao Pola-JASA
Alasan mendasar sehingga UKM perlu menggabungkan kekuatannya dalam
suatu jejaring usaha adalah untuk (1) mencapai keuntungan lebih besar, (2)
meningkatkan daya saing produk baik pasar domestik maupun ekspor, (3) menangkap
peluang bisnis baru, (4) menginovasi produk baru, (5) meningkatkan ekspor, (6)
membentuk modal baru dan menciptakan bisnis baru, (7) mengurangi biaya, dan (8)
membagi resiko yang mungkin timbul.
Pola-JASA sangat berbeda dari pola hubungan bisnis lainnya sebab pola ini
lebih bersifat fleksibel karena tidak ada hirarkhi antara anggota dalam pengambilan
keputusan, perencanaan, dan pelaksanaan strategis. Penyusunan rencana kerja
dilakukan berdasarkan kesepakatan seluruh anggota jejaring melalui rapat anggota.
Rencana kerja usaha yang telah disepakati bersama seluruh anggota jejaring yang
bersifat mengikat sehingga semua anggota wajib menaatinya.
Pembentukan Kelompok Pekebun dan Koperasi Pekebun
Pembentukan kelompok pekebun dimaksudkan untuk membangun kekuatan
pekebun. Beberapa kelompok pekebun bersepakat membangun wadah secara formal
sesuai dengan kultur atau budaya masyarakat desa yaitu koperasi pekebun. Koperasi
pekebun kemudian membentuk unit industri pengolahan bubuk dan lemak kakao
skala UKM. Kekuatan unit UKM dibangun berdasarkan asumsi terdapat 400 orang
anggota pekebun yang berasal dari beberapa kelompok pekebun. Diasumsikan pula
setiap anggota memiliki kebun produktif seluas satu hektar dengan tingkat
produktivitas diasumsikan rata-rata 1300 kg biji kakao kering per tahun. Dengan
demikian diperolah 520.000 kg biji kakao kering per tahun. Hasil analisis prioritas
teknologi tahapan fermentasi adalah teknologi semi-fermanen, teknologi pengeringan
sun-drying dan solar-radiation, serta teknologi pengolahan terpilih pabrik kapasitas
olah 250 kg/jam biji kakao dengan produk akhir lemak dan bubuk kakao.
171
Bentuk organisasi dan manajemen Agrokakao pola-JASA mengikuti struktur
koperasi karena jejaring yang dirancang disesuaikan dengan kultur budaya
masyarakat di desa yang masih kental dengan jiwa gotong royong yang menjiwai
koperasi sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 36.
RAPAT ANGGOTA
PENGAWAS
PENGURUS
KOPERASI
MANAJER UMUM
Manajer
Administrai dan
Keuangan
Manajer
Teknis dan
Pemeliharaan
Manajer
Produksi
Manajer
Pemasaran
Manajer
Kebun
Staf Administrasi
dan Keuangan
Staf
Teknisi dan
Pemeliharaan
Staf
Produksi
Staf
Pemasaran
Staf
Perkebunan
ANGGOTA
Gambar 36 Struktur organisasi dan manajemen koperasi unit Agrokakao UKM.
Deskripsi tugas dan tanggung jawab jabatan dibuat untuk memudahkan
masing-masing komponen atau orang yang melaksanakan pekerjaan mengenali dan
mendapatkan gambaran mengenai tugas dan tanggung jawabnya. Deskripsi tugas dan
tanggung jawab jabatan pada manajemen koperasi unit Agrokakao UKM dan
manajemen koperasi Agrokakao jejaring usaha selanjutnya diurai secara rinci.
Manajer Umum
Manajer umum mempunyai tugas untuk mengatur, mengawasi dan
bertanggung jawab atas satuan kerja devisi-devisi operasi yang mencakup kegiatan
fungsional dan mengkoordinasikan semua fungsi organisasi berupa fungsi
172
administrasi dan keuangan, fungsi produksi, fungsi pemasaran, fungsi teknik dan
pemeliharaan serta fungsi pemberdayaan kebun sehingga perusahaan mampu
beroperasi secara efektif dan efisien. Batasan tanggung jawab dilakukan dengan
merumuskan
kebijakan-kebijakan
yang
bersifat
strategis
berkaitan
dengan
pengoperasian perusahaan sesuai dengan wewenang yang dilimpahkan kepadanya,
mengkoordinasi aktivitas perusahaan dengan manajer-manajer lain, memantau
perkembangan usaha secara umum dan melaporkan perkembangan kinerja
perusahaan kepada pengurus koperasi.
Manajer Produksi
Manajer produksi mempunyai tugas mengkoordinir sumberdaya yang ada
dalam lingkup produksi berupa manusia, modal, pabrik, dan bahan penunjang
kelangsungan proses produksi. Tanggung jawab manajer produksi adalah
mempertanggungjawabkan
kinerja
devisi
produksi
kepada
manajer
umum,
mendelegasikan tugas dan wewenang pada SDM yang ada dan membuat keputusan
yang bersifat teknis operasional berkaitan dengan proses produksi atau keputusan
strategis melalui koordinasi dengan manajer umum.
Manajer Administrasi dan Keuangan
Manajer administrasi dan keuangan bertugas untuk mengkoordinasikan
aktivitas yang berkenaan dengan administrasi berupa: purchasing, data processing
dan laporan perkembangan usaha serta keuangan berupa akuntansi dan analisis
keuangan perusahaan. Batasan tanggung jawab manajer administrasi dan keuangan
adalah mempertanggungjawabkan seluruh aktivitas administrasi dan keuangan,
mendokumentasikan dan mengarsipkan aktivitas perusahaan, mengontrol aliran kas
keuangan perusahaan, serta membuat laporan keuangan perusahaan secara periodik.
Manajer Teknik dan Pemeliharaan
Manajer teknik dan pemeliharaan bertugas untuk mengkoordinasikan seluruh
aktivitas berkenaan dengan keteknikan dan pemeliharaan pabrik sehingga dapat
mendukung keberlangsungan proses produksi secara kontinyu. Lingkup tanggung
173
jawab manajer teknik dan pemeliharaan ini adalah mempertanggungjawabkan seluruh
pekerjaan dalam lingkup teknik dan pemeliharaan kepada manajer umum, membuat
kebijakan dan keputusan yang bersifat teknis operasional dalam lingkup teknik dan
pemeliharaan serta memastikan bahwa semua peralatan dan mesin dalam kondisi
prima setiap waktu sehingga dapat memperlancar proses produksi.
Manajer Pemberdayaan Kebun
Manajer pemberdayaan kebun mempunyai tugas mengkoordinasikan seluruh
aktivitas perkebunan berupa pemeliharaan kebun, ketersediaan sarana dan prasarana
pendukung lainnya, kegiatan pascapanen dan proses distribusi hasil kebun berupa biji
kakao ke industri pengolahan. Lingkup tanggung jawab manajer pemberdayaan
kebun adalah mempertanggungjawabkan seluruh aktivitas usaha perkebunan sampai
pada kegiatan distribusi produk kepada manajer umum, membuat kebijakan dan
keputusan yang bersifat teknis operasional dalam lingkup kegiatan perkebunan dan
pascapanen dan distribusi produk sehingga kebun selalu berproduksi secara optimal
untuk mensuplai pabrik.
Manajer Pemasaran
Manajer
pemasaran
mempunyai
tugas
mengkoordinasikan
aktivitas
pemasaran produk kepada manajer umum. Lingkup tanggung jawab manajer
pemasaran adalah memastikan bahwa produk hasil usaha dapat diserap pasar secara
kontinyu dan senantiasa melakukan penetrasi pasar dan mencari peluang serta
memperluas pangsa pasar.
Pengawas
Pengawas mempunyai tugas mengawasi kegiatan pengelolaan usaha oleh
manajer unit Agrokakao UKM dan menjadi penasehat bagi para manajer. Tanggung
jawab pengawas adalah membuat laporan secara periodik kepada pengurus koperasi
berkaitan dengan aktivitas dan kondisi riel kinerja perusahaan.
174
Layanan Pengembangan Bisnis
Agar koperasi dan manajemen jejaring Agrokakao UKM dapat mengelola
perusahaan dengan baik sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan, maka
dimungkinkan menggunakan bantuan lembaga profesional yang dapat melayani
kebutuhan tersebut. Salah satu jenis lembaga bantuan pelayanan terhadap
pengembangan bisnis UKM dan koperasi adalah lembaga layanan pengembangan
bisnis (business development service). Gambaran kinerja layanan pengembangan
bisnis sebagai lembaga paralel telah berhasil dikembangkan di berbagai negara untuk
tujuan membantu UKM dan koperasi dalam mengembangkan bisnisnya. Amerika
Serikat sebagai salah satu negara yang mempelopori pengembangan konsep BDS di
belahan dunia telah berhasil mengangkat posisi UKM-nya. Di Benua Asia, Taiwan
merupakan negara yang UKM-nya sangat kuat. Bukti kekuatan tersebut ditunjukkan
melalui tingkat persentasi ekspor produk UKM-nya yang mencapai 90 persen.
Keberhasilan UKM di Taiwan tidak lepas dari dukungan yang kuat oleh kehandalan
BDS-nya.
BDS merupakan bentuk jasa non-finansial yang disediakan oleh lembaga
eksternal (pemerintah maupun swasta) dengan tujuan membantu memecahkan setiap
permasalahan yang dihadapi oleh UKM. Layanan BDS bersifat dinamis, mencakup
aspek yang luas sesuai kebutuhan, namun tidak termasuk layanan finansial. Secara
umum BDS dapat memberikan layanan pengembangan bisnis pada UKM dan
koperasi dalam bentuk layanan informasi, konsultasi, pelatihan, bimbingan teknis dan
teknologis, melakukan bimbingan dan pendampingan bisnis, menyelenggarakan
kontak bisnis, memfasilitasi perluasan pasar dan modal serta mengembangkan
organisasi, manajemen, dan teknologi.
Mekanisme Operasionalisasi Model Agrokakao Pola-JASA
Mekanisme operasionalisasi kerja jejaring perlu dirumuskan secara rinci,
tegas, benar, dan adil. Dengan demikian diharapkan Agrokakao pola-JASA dapat
berjalan dengan baik dan berkesinambungan tanpa ada pihak yang merasa dirugikan.
Perumusan nota kesepahaman masing-masing pelaku harus dituangkan dalam
175
dokumen yang memiliki kekuatan hukum berkaitan dengan hak dan tanggung
jawabnya dalam kegiatan Agrokakao pola-JASA. Dokumen tersebut hendaknya
memuat sanksi bagi anggota yang melanggar nota kesepahaman kerja.
Kesepahaman kerja manajemen jejaring usaha mengacu kepada draft usulan
masing-masing anggota yang akan disepakati melalui agenda nota kesepahaman yang
meliputi: (1) kesepahaman mengenai pengaturan keuangan, (2) kesepahaman
mengenai pengaturan produksi, (3) kesepahaman mengenai pengaturan manajemen
dan administrasi, dan (4) kesepahaman mengenai pengaturan tentang peranan dan
tugas masing-masing anggota.
Kesepahaman mengenai pengaturan keuangan meliputi : (1) keharusan
anggota manajemen jejaring usaha untuk memberi dukungan keuangan sesuai
kebutuhan untuk memenuhi kewajiban, (2) penerbitan secara berkala laporan
keuangan aktivitas kinerja jejaring, (3) pemberian penggantian setiap biaya yang
dikeluarkan oleh anggota atas nama jejaring setelah dilaporkan dan telah mendapat
persetujuan dari manajemen jejaring usaha.
Mengenai kewajiban, hak, dan tanggung jawab masing-masing anggota
program pengembangan Agrokakao pola-JASA secara rinci, tegas, dan adil dapat
dijabarkan sebagai berikut.
Kewajiban dan Hak Kelompok Pekebun
Setiap anggota pekebun yang tergabung dalam manajemen jejaring Agrokakao :
1 Secara otomatis menjadi anggota koperasi pekebun dan menjadi pemilik sah
industri UKM yang dibangun di bawah wadah koperasi pekebun.
2 Wajib mengelola perkebunannya dengan baik dan benar agar mendapatkan
produksi yang optimal dan bermutu tinggi dibawa koordinasi ketua kelompok.
3 Wajib menyalurkan hasil perkebunannya kepada koperasi pekebun sesuai harga
yang telah disepakati atau mengacu pada harga yang sedang berlaku.
4 Berhak mendapatkan layanan bimbingan usaha, bantuan sarana dan prasarana
produksi, teknis dan teknologis dari manajemen unit Agrokakao.
176
5 Berhak mendapat deviden dari keuntungan industri pengolahan sebagai bagian
dari hak kepemilikannya yang dikelola oleh manajemen Agrokakao UKM.
6 Bersedia menerima sangsi atas pelanggaran nota kesepahaman yang telah
disepakati bersama melalui rapat anggota.
Kewajiban dan Hak Pengurus Koperasi Pekebun
1 Melakukan koordinasi terhadap kelompok pekebun dan memberi layanan
bimbingan, pengetahuan, bantuan sarana dan prasarana, teknis dan teknologis.
2 Melakukan kontrak manajemen dengan manajemen unit Agrokakao UKM yang
akan mengelola usaha secara profesional dengan merekrut tenaga kerja dari
kalangan anggota koperasi, masyarakat sekitar industri, dan tenaga profesional
yang dapat diperoleh dari luar anggota koperasi.
3 Membuat kesepakatan kontrak dengan manajemen unit Agrokakao UKM.
4 Merumuskan visi dan misi, rencana strategi dan kebijaksanaan koperasi.
5 Merumuskan dan membuat nota kesepahaman dengan UKM lainnya dalam satu
wadah koperasi sekunder untuk tujuan menggabungkan kekuatan dengan konsep
sinergitas dari masing-masing unit UKM sehingga diperoleh kekuatan baru dan
peluang usaha yang lebih besar.
6 Bersama-sama kekuatan unit industri pengolahan UKM lainnya yang tergabung
dalam manajemen jejaring usaha merumuskan visi dan misi, rencana strategis dan
kebijakan untuk selanjutnya di jalankan oleh manajemen jejaring usaha
berdasarkan kontrak kerja dengan pengurus koperasi.
7 Berhak mendapatkan deviden dari usaha menurut ketentuan dalam nota
kesepahaman.
Kewajiban dan Hak Manajemen Pengelola UKM
1 Mengelola usaha melalui fungsi administrasi dan keuangan, pemberdayaan kebun,
teknis dan pemeliharaan mesin, produksi, pemasaran, dan pengawasan.
2 Mempertanggungjawabkan seluruh aktivitas perusahaan kepada pengurus
koperasi melalui rapat anggota koperasi.
177
3 Bersama-sama dengan pengurus koperasi berperan serta dalam penentuan sasaran
dan penyusunan strategi perusahaan.
4 Menyusun rencana dan mengambil keputusan pada tingkat operasional
perusahaan.
5 Memilih atau menunjuk konsultan layanan pengembangan bisnis untuk tujuan
penguatan dalam menjalankan usaha jika diperlukan.
6 Melakukan koordinasi dengan pengurus koperasi dalam pengembangan usaha.
7 Setiap anggota jejaring usaha wajib menepati jadwal penyelesaian pekerjaan
berdasarkan kesepakatan dan bersedia diberi sanksi atas pelanggarannya.
8 Setiap anggota jejaring wajib melindungi pesanan yang dibebankan kepadanya
untuk tidak dijual bebas ataupun diberikan kepada pembeli lain sebelum
mendapat persetujuan dari manajemen Agrokakao pola-JASA.
9 Memperoleh biaya jasa pengelolaan dari koperasi pekebun sesuai dengan nota
kesepahaman.
Kewajiban dan Hak Manajemen Jejaring Usaha
1 Melaksanakan pengelolaan usaha dalam wadah manajemen jejaring usaha berupa
fungsi administrasi dan keuangan, monitoring dan evaluasi proses produksi,
pembinaan dan pengembangan SDM, pemasaran, dan sebagai pusat layanan
sistem informasi bagi anggota jejaring.
2 Mempertanggungjawabkan seluruh aktivitas perusahaan kepada pengurus
koperasi Agrokakao pola-JASA.
3 Bersama-sama dengan pengurus koperasi berperan serta dalam penentuan sasaran
dan penyusunan strategi operasional perusahaan.
4 Menyusun rencana dan mengambil keputusan pada tingkat operasional
perusahaan.
5 Memilih atau menunjuk konsultan layanan pengembangan bisnis untuk penguatan
dalam menjalankan usaha bila diperlukan.
6 Melakukan koordinasi dengan pengurus koperasi dalam pengembangan usaha.
178
7 Manajemen Agrokakao pola-JASA dapat melakukan pengecekan mutu sesuai
dengan keriteria yang disepakati bersama atau berdasarkan standardisasi mutu.
8 Manajemen jejaring usaha wajib membantu setiap anggota jejaring Agrokakao
UKM, khususnya dalam penyediaan modal kerja sepanjang ada cadangan dana
pada manajemen jejaring usaha yang tersedia.
9 Memperkuat posisi rebut tawar (bargaining position) produk kakao olahan.
10 Sebagai media dan sumber informasi bagi unit Agrokakao UKM yang tergabung
dalam manajemen jejaring usaha.
11 Menjalin dan memelihara hubungan yang harmonis sesama unit Agrokakao UKM
dalam manajemen jejaring usaha.
12 Memperoleh biaya jasa pengelolaan dari pengurus koperasi sesuai dengan nota
kesepahaman.
Kewajiban dan Hak Lembaga Pembiayaan Usaha
1 Menyediakan
kredit
pinjaman
kepada
koperasi
pekebun
untuk
modal
pemeliharaan kebun, pascapanen, industri pengolahan, serta sarana dan prasarana
pendukung lainnya.
2 Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap koperasi pekebun dalam
menjalankan usahanya.
3 Melakukan penarikan pembayaran angsuran kredit dari koperasi pekebun.
Kewajiban dan Hak Lembaga Layanan Teknis
1 Selama masa penyelenggaraan berupa perencanaan, persiapan, pembangunan dan
masa pengoperasian usaha, melakukan pengawasan atau pemeriksaan atas
pelaksanaan kuasa oleh pengurus koperasi.
2 Selama masa pembangunan, berhak untuk melakukan pemeriksaan dan
mengevaluasi perkembangan pelaksanaan pembangunan.
3 Selama masa pengoperasian usaha, berhak untuk memeriksa kegiatan perkebunan,
pascapanen, dan industri pengolahan, termasuk memeriksa dokumen-dokumen
dan laporan-laporan kegiatan usaha koperasi pekebun,
179
4 Bertugas dan bertanggung jawab atas pembinaan teknis pembangunan dan
pemeliharaan kebun serta pabrik untuk kelangsungan usaha.
5 Memperoleh biaya jasa pengelolaan dari pengurus koperasi sesuai dengan nota
kesepahaman.
Kewajiban dan Hak Pemerintah Daerah
1 Mediator dan fasilitator koperasi pekebun untuk mendapatkan kemudahan
fasilitas dan birokrasi dari lembaga-lembaga terkait yang berkenaan dengan
proses pengembangan usaha Agrokakao.
2 Membantu koperasi pekebun dalam mendapatkan persetujuan perolehan pinjaman
dari lembaga pembiayaan usaha (perbankan) yang masih dalam lingkup
kewenangannya. Jika memungkinkan membentuk lembaga perbankan pada
tingkat Daerah khusus untuk melayani pengembangan agroindustri.
3 Melakukan koordinasi dengan lembaga atau dinas terkait dalam rangka
pembinaan koperasi pekebun sampai pengembangan industri pengolahan.
4 Berhak memungut pajak dari hasil usaha berupa: PPN, PPH dan PBB.
Perencanaan Pembiayaan Model Agrokakao Pola-JASA
Perencanaan pembiayaan program pengembangan Agrokakao pola-JASA
dapat dilakukan dengan sumber dana murah, bank konvensional dan Bank Syariah
yang dapat diuraikan sebagai berikut.
Sumber Dana Murah
Ada dua alternatif sumber pembiayaan yang dapat digunakan untuk program
pengembangan industri pengolahan kakao skala UKM dengan pilihan menggunakan
sumber dana murah, yaitu:
Alternatif pertama, adalah dengan menggunakan modal ventura. Modal
ventura merupakan suatu sistem permodalan usaha dalam bentuk penyertaan investasi
modal dari perusahaan modal ventura (PMV) kepada perusahaan pasangan usaha
(PPU) berupa industri pengolahan kakao berdasarkan jangka waktu tertentu. Investor
180
dalam hal ini adalah PMV tidak hanya bertindak sebagai pemberi modal, tetapi
sekaligus berfungsi sebagai pembina dan ikut serta dalam pengelolaan manajemen
PPU-nya. Oleh karena program ini lebih diarahkan pada upaya meningkatkan taraf
hidup pekebun kakao, dibanding untuk mencapai keuntungan secara finansial semata,
maka yang paling tepat bertindak sebagai PMV adalah Pemerintah Daerah melalui
badan usaha milik daerah (BUMD). Badan usaha ini sebaiknya bergerak dalam usaha
pengolahan lemak dan bubuk kakao menjadi produk yang lebih ke hilir seperti
produk kosmetik dan makanan yang mengandung cokelat. Dengan demikian, secara
tidak langsung BUMD akan memperoleh jaminan bahan baku (integrasi vertikal ke
belakang). Hubungan kerja antara PMV dan PPU dituangkan dalam suatu nota
kesefahaman (MoU). Keberhasilan usaha dengan menggunakan sumber dana ini
sangat tergantung pada muatan nota kesefahaman yang dibuat sebab bisa juga dalam
pelaksanaannya terjadi penyelewengan, baik yang merugikan PMV maupun PPU.
Alternatif kedua, adalah dengan menggunakan model grameen bank.
Grameen bank adalah suatu konsep kredit pedesaan yang telah berhasil mendorong
kegiatan ekonomi masyarakat miskin di Bangladesh, India, Philipina, China dan
Neval. Falsafah konsep ini berisi suatu pemahaman bahwa masyarakat desa mampu
merencanakan dan mengoperasionalkan kegiatan investasi produktif dengan
bertumpu pada kekuatan sumberdaya lokal. Grameen bank merupakan stimulator
dalam mengembangkan daya kreatif dan semangat berusaha bagi masyarakat
pedesaan untuk meningkatkan taraf hidupnya. Bantuan kredit dan konsultasi teknis
yang diberikan lebih bermakna sebagai motor penggerak laju kegiatan ekonomi.
Kosep ini juga lebih berkepentingan pada kelancaran perputaran dana yang telah
disalurkan. Model grameen bank paling tepat sebagai sumber modal kerja karena
kredit yang dapat disalurkan tidak besar, tetapi bunganya sangat rendah. Kalau
alternatif grameen bank menjadi pilihan, maka modal investasi harus dicari dari
sumber pembiayaan lain. Kelebihan dari model grameen bank adalah pemanfaatan
setiap pertemuan latihan wajib kumpul (LWK) sebagai pertemuan gugus kendali
mutu agar mutu produk yang dihasilkan selalu terjaga. Oleh karena itu, pelatih LWK
dididik lebih dahulu sehingga menjadi pelatih mutu yang handal. Mengingat konsep
181
grameen bank adalah hal yang baru di Indonesia, maka perlu dilakukan penelitian
sebelumnya untuk mengkaji segala aspek yang berhubungan dengannya.
Sumber Dana Bank Konvensional
Jika akan mengoperasikan program pengembangan Agrokakao skala UKM
menggunakan sumber dana bank konvensional yakni berupa kredit komersial, maka
harus mengikuti tingkat suku bunga yang berlaku di pasar umum. Sebagai contoh PT
Bank Mandiri (Persero) saat ini mencapai suku bunga pada kisaran 13.5-20 persen.
Meskipun diketahui bahwa suku bunga komersial tinggi, namun memiliki kelebihan
karena jumlah dana yang dibutuhkan relatif tersedia.
Sumber Dana Bank Syariah
Mekanisme pembiayaan program pengembangan Agrokakao Pola-JASA
dapat pula mengikuti pola bank syariah. Mekanisme perolehan kredit melalui bank
syariah hampir sama dengan bank konvensional. Demikian pula dengan
keberadaannya, bank syariah juga merupakan bank milik pemerintah yang
melandaskan operasionalnya pada prinsip syariah sehingga dalam bank syariah,
bisnis dan usaha yang dilaksanakan tidak terlepas dari filter syariah itu sendiri. Bank
syariah tidak mengenal bunga uang sehingga pembiayaan dilakukan dengan sistem
kemitraan melalui mekanisme bagi hasil. Menurut Syafi’i (2001), dalam perbankan
syariah, pembiayaan tidak akan disetujui sebelum dipastikan bahwa: 1) obyek
pembiayaan usaha halal, 2) proyek tidak akan menimbulkan kemudaratan bagi
masyarakat, 3) proyek tidak berkaitan dengan perbuatan mesum atau asusila, (4)
proyek tidak berkaitan dengan perjudian, 5) proyek tidak berkaitan dengan produksi
senjata ilegal atau berorientasi pada pengembangan senjata pembunuh massal, dan 6)
proyek tidak akan merugikan syariat Islam, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Berdasarkan uraian sebelumnya, tahapan perencanaan dan implementasi
model sistem pengembangan Agrokakao pola-JASA dapat dibuat dalam bentuk
diagram alir sebagaimanan tersaji dalam Gambar 37.
182
Mulai
- Analisis situasi
- Analisis potensi
- Analisis Sosbud
- Analisis pasar
- Analisis finansial
Perencanaan dan Penerapan Model:
• Membentuk kelompok pekebun
• Membentuk koperasi pekebun
• Membangun unit Agrokakao UKM
Potensi Pembentukan
Jejaring Usaha
Proposal dan Analisis Bisnis:
• Persiapan operasional usaha
• Usaha perkebunan, pascapanen,
industri pengolahan.
- Kelayakan usaha
- Rencana kerja
Koperasi unit Agrokakao UKM:
Membentuk manajemen unit UKM untuk
menjalankan fungsi-fungsi :
• Administrasi dan keuangan
• Pemberdayaan kebun
• Produksi
• Teknis dan pemeliharaan
• Pemasaran
• Pengawasan
Bantuan layanan
Pengembangan
Bisnis
Manajemen Koperasi
unit
Agrokakao UKM
Membentuk manajemen jejaring usaha
untuk menjalankan fungsi-fungsi :
• Administrasi dan keuangan
• Pengembangan organisasi dan SDM
• Pemasaran dan sistem informasi terpusat
Manajemen jejaring
usaha Agrokakao
pola-JASA
Membentuk nota kesepahaman kerjasama (MoU)
Nota kesepahaman
siap dijalankan
dua atau lebih unit UKM dalam satu wadah
yang disebut Lembaga manajemen jejaring
Agrokakao
Indikator Kinerja Pola-JASA:
• Peningkatan nilai tambah dan terdistribusi secara adil
• Peningkatan pendapatan petani-pekebun
• Pengembangan Industri kakao skala UKM di desa
• Terciptanya perluasan lapangan dan kesempatan kerja,
• Peningkatan pendapatan asli daerah
• Peningkatan kesejahteraan masyarakat desa
Tidak
Tercapai
Ya
Selesai
Gambar 37 Tahapan perencanaan dan implementasi model Agrokakao pola-JASA.
183
Prakondisi Pengembangan Model Agrokakao Pola-JASA
Pola jejaring usaha merupakan bentuk kerjasama yang sinergi yang dibangun
oleh dua atau lebih unit usaha dengan prinsip kesetaran yang bersifat luwes untuk
mencapai tujuan usaha bersama yang saling menguntungkan. Pembentukan jejaring
usaha merupakan pengembangan pola kemitraan yang selama ini diperkenalkan
namun hanya bersifat satu arah menjadi suatu bentuk jejaring usaha yang lebih
sinergis dan sepadan dalam aspek perencanaan usaha, pengembangan usaha,
peningkatan daya saing produk, pemasaran, dan konsisten dalam mengikuti informasi
mengenai perkembangan selera pasar. Jejaring usaha merupakan sebuah strategi
UKM untuk tumbuh dan berkembang karena dirancang bersifat fleksibel dan
responsif dalam menyesuaikan perubahan permintaan pasar serta memberi semangat
untuk berinovasi. Jejaring usaha tidak mengenal adanya hierarki dalam proses
pengambilan keputusan, tetapi harus dirumuskan secara bersama oleh seluruh
anggota jejaring. Pola jejaring usaha sangat berbeda dengan pola kemitraan yang
diperkenalkan selama ini karena jejaring usaha dibentuk oleh anggota atas kesadaran
sendiri dengan kedudukan setara, saling menyumbangkan kekuatan untuk
dimanfaatkan oleh anggota. Alasan mendasar sehingga perlu penggabungan kekuatan
dalam suatu jejaring usaha khususnya usaha kecil dan menengah antara lain untuk
mencapai keuntungan yang lebih besar, peningkatan daya saing produk di pasar
domestik dan global, menangkap peluang bisnis baru, menginovasi produk,
meningkatkan ekspor, membentuk modal baru untuk menciptakan bisnis baru,
mengurangi biaya, dan membagi risiko.
Manfaat jejaring bagi anggota adalah peningkatan kinerja usaha, membangun
pengaruh dan kekuatan pasar produk yang baru sehingga dapat menjadi suatu bentuk
usaha yang kuat dan pada saat yang bersamaan dapat memberikan kesempatan bagi
usaha kecil dan menengah untuk mampu bersaing dan mengatasi keterbatasan yang
dimiliki. Keterbatasan yang dimaksud seperti: mengakses SDM yang profesional,
mengakses informasi pasar, mengakses sumber dana dan modal, mampu
184
menyelesaikan kontrak produksi yang lebih besar, dan mampu bersaing baik di pasar
domestik maupun pasar global.
Berdasarkan filosopi, tujuan, dan manfaat jejaring, maka dapat dirumuskan
syarat awal atau prakondisi pembentukan dan implementasi jejaring sehingga menjadi
suatu konsep atau model yang efektif. Karakteristik yang dapat dijadikan syarat
mutlak atau prakondisi dalam membangun dan mengimplementasikan konsep jejaring
sebagai berikut:
1. Petani-pekebun harus memiliki kebun produktif
2. Petani-pekebun harus membentuk kelompok pekebun
3. Beberapa kelompok pekebun menggabungkan kekuatan usaha melalui koperasi
4. Koperasi-pekebun mendirikan unit industri pengolahan skala UKM
5. Pembentukan jejaring harus atas kesadaran dan kemauan sendiri oleh anggota
6. Harus ada yang bertindak sebagai koordinator penggerak simpul jejaring usaha
7. Koordinator penggerak simpul jejaring sebaiknya dilakukan oleh pihak ketiga
yang hanya berfungsi sebagai server, sedangkan anggota jejaring berfungsi
sebagai workstation
8. Koordinator atau simpul jejaring harus memiliki pengetahuan manajerial yang
handal, profesional, transparan, dan mampu memberi pemahaman kepada anggota
atas manfaat yang dapat diperoleh melalui partisipasi dalam jejaring
9. Setiap calon anggota jejaring harus memiliki semangat dan komitmen yang tinggi
untuk melakukan langkah maju secara bersama-sama dan sadar bahwa hal
tersebut tidak mudah dicapai bila dilakukan secara sendiri-sendiri
10. Anggota jejaring harus berpegang teguh pada prinsip kesetaraan atau sepadan,
sehingga dalam jejaring tidak mengenal adanya hierarki dalam pengambilan
keputusan yang bersifat strategis.
11. Setiap anggota jejaring harus memiliki kesamaan usaha sehingga terbentuk
kekuatan usaha baru yang lebih tangguh.
12. Sebelum menjalankan konsep jejaring harus didahului dengan perumusan aturan
main secara bersama oleh anggota jejaring berkaitan dengan tujuan, program, dan
bentuk kegiatan serta hasil yang ingin dicapai.
185
13. Aturan main harus dirumuskan secara jelas, tegas, dan adil menyangkut hak dan
kewajiban, fungsi masing-masing anggota, dan sangsi administratif dan hukum
bila terjadi pelanggran aturan yang telah disepakti melalui rapat anggota jejaring.
14. MoU harus memuat kesepahaman mengenai pengaturan keuangan, pengaturan
produksi, pengaturan manajemen dan administrasi, dan pengaturan peran masingmasing anggota.
15. Adanya perumusan tentang mekanisme pembagian keuntungan secara adil dan
berbagi risiko yang timbul.
Selain beberapa syarat mutlak atau prakondisi dalam membangun dan
rancangan implemtasi jejaring, masih diperlukan faktor kunci sukses jejaring. Faktor
kunci sukses dalam menjalankan jejaring adalah komitmen yang tinggi untuk maju
bersama, saling percaya, dan menjalankan usaha secara profesional.
Download