ANALISIS PENETAPAN DISTRIBUSI PRODUK DENGAN

advertisement
ANALISIS PENETAPAN DISTRIBUSI PRODUK DENGAN PENDEKATAN
METODE FIFO DALAM RANGKA PENENTUAN HARGA POKOK PENJUALAN
Titin
ABSTRAKSI
Suatu perusahaan didirikan dengan tujuan mencapai laba yang diharapkan. Pencapaian laba
ditentukan dengan menentukan harga pokok penjulan produk perunit sebagai penentu harga jual yang
tepat. Proses distribusi juga berpengaruh terhadap penetapan harga pokok penjualan, perusahaan harus
memperhatikan cara yang tepat untuk proses distribusi produk agar produk tersebut dapat seceptnya
tersalurkan ke konsumen. Berdasarkan uraian di atas, penulis mengangkat masalah dalam penelitian ini
yaitu Bagaimana penetapan harga pokok penjualan dengan metode FIFO dan pengaruhnya terhadap
perolehan laba pada perusahaan. Dalam menganalisa data penulis menggunakan metode deskriptif
dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Analisa datanya : menentukan jumlah persediaan roti
selama tahun 2010 dan 2013 dengan menggunakan metode FIFO untuk menentukan harga pokok
penjulan produk yang tepat.Dengan menggunakan metode FIFO pada sistem distribusi produk dapat
diperoleh laba pada perusahaan Athira Bakery Lamongan. Laba pada tahun 2010 sebesar Rp.
9.439.775, tahun 2011 sebesar Rp. 12.807.465, tahun 2012 sebesar Rp. 16.176.304 dan tahun 2013
sebesar Rp.17.236.617. Dapat disimpulkan dengan menggunakan metode FIFO pada system distribusi
produk dapat menentukan harga pokok penjulan pada Athira Bakery Lamongan. Dan dengan
menggunakan metode FIFO pada perhitungan harga pokok penjualan dapat meningkatkan laba pada
perusahaan Athira Bakery Lamongan
Kata Kunci : Penetapan distribusi produk dengan metode FIFO, Harga pokok Penjulan.
PENDAHULUAN
Dalam menghadapi dunia usaha yang semakin
luas dan persaingan yang ketat serta
kompleksnya permasalahan yang dihadapi
dalam sebuah perusahaan roti (bakery), maka
pimpinan perusahaan dituntut untuk mengelola
agar bisa bersaing secara umum. Perusahaan roti
yang didirikan pasti mempunyai tujuan, dalam
hal ini terdapat dua tujuan utama perusahaan
yaitu : keuntumgam (profit) dan maksimalisasi
kemakmuran (wealth).Sedangkan pencapaian
maksimalisasi kemakmuran tergantung pada
kemampuan perusahaan dalam memberikan
harapan keuntungan pada pemilik perusahaan
lebih-lebih dimasa mendatang. Didalam
menjalankan perusahaan sangat menentukan
dalam mengelola maupun mengendalikan
perusahaan.Kegiatan yang dilakukan perusahaan
untuk mencapai tujuan tersebut melalui
beberapa langkah, yaitu : perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian,
dan pengawasan. Hal – hal yang harus
diperhatikan sehubungan dengan pelaksanaan
kegiatan produksi antara lain meliputi kegiatan
produksi dan memasarkan hasil produksi
tersebut. Salah satu diantara kegiatan
memasarkan produk yaitu distribusi produk.
Distribusi poduk mementukan proses perjalanan
produk dari produsen sampai ke konsumen
tingkat akhir. Dikarenakan sifatnya yang tidak
bisa bertahan lama, perusahaan roti (bakery)
harus bisa memaksimalkan distribusi produk
seefisien
mungkin
untuk
mengurangi
kerugian.Kagiatan dalam proses distribusi
produk harus memperhatikan cara – cara yang
tepat, sehingga terjadi efisiensi biaya untuk
mencapai keuntungan yang optimal. penentuan
harga pokok penjulan harus dilakukan secara
teliti, karena kesalahan dalam penentuan harga
pokok penjualan akan memyebabkan kesalahan
dalam
menentukan
harga
jual.Apabila
penentuan harga pokok penjualan terlau tinggi
maka mengakibatkan harga jual barang akan
tinggi, dan apabila penetapan harga pokok
penjulan
yang
terlalu
rendah
akan
mengakibatkan kerugian bagi perusahaan
sendiri, karena laba yang dicapai terlalu kecil
atau terjadi penurunan keuntungan perusahaan.
Keputusan penetapan harga jual dianggap
merupakan suatu keputusan tunggal yang harus
diambil
seorang
pemimpin,
alasannya
penentuan harga bukan hanya keputusan
pemasaran atau finansial. Keputusan penentuan
harga jual adalah keputusan yang mencakup
seluruh aspek aktivitas perusahaan dan
akibatnya pada peruahaan.Oleh karena itu
dalam perusahaan roti (bakery) diperlukan
penentuan harga pokok penjulan yang tepat dan
efektif. .
Berdasarkan uraian di atas maka
penulis tertarik merumuskan masalah sebagai
beikut. Bagaimana penetapan harga pokok
penjualan pada perusahaan Atira Bakery dengan
metode FIFO ? Bagaimana pengaruh
perhitungan harga pokok penjualan dengan
metode FIFO terhadap laba pada perusahaan
Atira Bakery?
Penelitian ini mempunyai tujuan yang
pertama untuk mengetahui penetapan harga
pokok penjualan pada perusahaan Atira Bakery
dengan menggunakan metode FIFO dan juga
untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
perhitungan harga pokok penjualan dengan
metode FIFO terhadap perolehan laba pada
Atira Bakery.
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah
a. Bagi Penulis
Dapat menambah wawasan serta mengasah
kemampuan
berfikir,
manganalisa
permasalahan secara ilmiah berdasarkan
teori yang relevan yang diperoleh selama
duduk di bangku perkuliahan.
a. Bagi Perusahaan
Dapat memberikan informasi dan dijadikan
pertimbangan bagi persahaan dalam
mengevaluasi kebijaksanaan yang telah
dilakukan. Khususnya dalam penentuan
harga jual produk.
b. Bagi Universitas
Menambah wacana bagi mahasiswa
khususnya dan dijadikan sebagai bahan
informasi untuk menindak lanjuti penelitian
yang akan dilakukan pada masa yang akan
datang dan sebagai acuan bagi peneliti lain
dalam menuangkan masalah yang sesuai
dengan topik ini.
c. Bagi Pihak Lain
Semoga skripsi ini dapat dijadikan inspirasi
baru sebagai informasi dan wacana dalam
melakukan penelitian-penelitian di masa
yang akan datang dalam bidang yang sama.
Sebagai dukungan terhadap penelitian
dengan menggunakan metode FIFO dalam
rangka penentuan harga pokok penjulan adalah
Siti Kumairoh mahasiswa Ekonomi Manajemen
Universitas Islam Lamongan tahun 2010 dengan
judul “ Analisa penerapan metode FIFO dalam
penentuan harga pokok persediaan obat (cairan
Infus) pada PKU KA Muhammadiyah Paciran
Lamongan. Dapat diketahui bahwa : Metode
FIFO, harga pokok persediaan awal lebih
rendah dibandingkan dengan harga pokok
persediaan akhir. Pada 1 januari 2009 harga
pokok persediaan awal sebesar Rp. 7500
sedangkan harga pokok persediaan akhir pada
24 juni 2010 sebesar Rp. 10.500.
Dari hasil penelitian di atas, metode
FIFO menghasilkan laba yang paling besar.
metode FIFO juga merupakan metode yang
paling tepat untuk digunakan sebagai
pengendalian persediaan dan menetapan laba
pada perusahaan.
Dari penelitian terdahulu di atas,
terdapat persamaan dan perbedaan penelitian.
Persamaannya yaitu, peneliti sama-sama
menggunakan metode FIFO dalam penentapan
harga pokok peroduk. Sedangkan perbedaannya
terletak pada obyek penelitian dan tahun
penelitiannya.
Menurut Fandy Tjiptono (2008 : 187)
“saluran distribusi (marketing channel, trade
channel, distribution channel) adalah rute atau
rangkaian perantara, baik yang dikelola pemasar
maupun
yang
independen,
dalam
menyampaikan barang dari produsen ke
konsumen”. Jumlah perantara yang terlibat
dalam suatu saluran distribusi sangat bervariasi.
Sedangkan menurut Murti Sumarni dan John
Soeprihanto (2010 : 288 ) “Saluran ditribusi
suatu produk adalah saluran yang digunakan
oleh produsen untuk menyalurkan produk
tersebut dari produsen sampai ke konsumen
atau industri pemakai”. Saluran distribusi
merupakan struktur unit organisasi dalam
perusahaan dan luar perusahaan yang terjadi
dari agen, pedagang besar, dan pengecar melalui
mana suatu produk atau jasa dipasarkan.
Untuk menyalurkan produk ke
konsumen, perusahaan dapat memilih cara
penyaluran langsung dan tidak langsung.
Penyaluran secara langsung mengharuskan
perusahaan untuk menjual sendiri produknya ke
konsumen akhir, sedangkan cara penyaluran
tidak langsung menghendaki adanya perantara
yaitu para pedagang besar, agen, atau pengecer.
Menurut Basu Swasta dan Irawan (2003 : 295)
ada dua jenis saluran distribusi berdasarkan
pada golongan barang, yaitu :
Sebuah saluran distribusi melakukan
tugas memindahkan barang dari produsen ke
konsumen yang mempunyai senjang waktu,
tempat, dan pemilikannya yang memisahkan
barang dan jasa dari calon pemakainya. Anggota
saluran distibusi Menurut Murti Sumarni dan
John Soeprihanto (2010 : 288 ) mempunyai
fungsi diantaranya :
a. Mengumpulkan
informasi
yang
diperlukan untuk perencanaan dan
memudahkan pertukaran.
b. Mengembangkan dan menyebarkan
komunikasi mengenai tawaran.
c. Melakukan
pencarian
dan
berkomunikasi dengan calon pembeli.
d. Membentuk
dan
menyesuaikan
tawaran dengan kebutuhan pembeli.
Misalkan
kegiatan
perakitan,
pengemasan.
e. Mengusahakan perundingan untuk
mencapai persetujuan akhir atas harga
dan ketentuan lainnya mengenai
tawaran agar perpindahan pemilikan
dapat terjadi.
f. Melaksanakan
pengangkutan
dan
penyimpanan produk.
g. Mengatur distribusi dana untuk
menutup biaya saluran distribusi
Dalam penyaluran barang konsumsi
yang ditujukan untuk pasar konsumen, terdapat
lima macam saluran. Pada setiap saluran,
produsen mempunyai alternative yang sama
untuk menggunakan kantor dan cabang
penjualan.. selanjutnya produsen juga dapat
menggunakan lebih dari satu pedagang besar,
sehingga barang – barang dapat mengalir dari
satu pedagang besar kepada yang besar lainnya.
Jadi, dalam hal ini terdapat dua jalur
perdagangan besar. Adapun macam-macam
saluran distribusi barang konsumsi adalah :
a. Produsen – Konsumen
Bentuk saluran distribusi yang
paling
pendek
dan
paling
sederhana adalah saluran distribusi
dari produsen ke konsumen, tanpa
menggunakan perantara. Produsen
dapat menjual barang yang
dihasilkan melalui pos atau
lengsung
mendatangi
rumah
konsumen (dari rumah ke rumah).
Oleh karena itu saluran ini disebut
sebagai
saluran
distribusi
langsung.
b. Produsen – Pengecer – Konsumen
Seperti halnya dengan jenis
saluran yang pertama (Produsen –
Konsumen ), saluran ini juga
disebut sebagai saluran distribusi
langsung. Di sini, pengecer besar
langsung melakukan pembelian
pada produsen. Ada pula beberapa
produsen yang mendirikan toko
pengecer sehingga dapat secara
langsung melayani konsumen.
Namun alternatif yang terakhir ini
tidak umum dipakai.
c. Produsen – Pedagang Besar –
Pengecer – Konsumen
Saluran distribusi semacam ini
banyak dilakukan oleh produsen,
dan dinamakan sebagai saluran
distribusi tradisional. Di sini
produsen
hanya
melayani
penjualan dalam jumlah besar
kepada pedagang besar saja, tidak
menjual
kepada
pengecer.
Pembelian oleh pengecer dilayani
oleh
pedagang
besar,
dan
pembelian oleh konsumen dilayani
oleh pengecer saja..
d. Produsen – Agen – Pengecer –
Konsumen
Di sini, produsen memilih agen
(agen penjualan atau agen pabrik)
sebagai
penyalurnya,
ia
menjalankan kegiatan perdagangan
besar dalam saluran distribusi
yang ada. Sasaran penjualannya
terutama ditujukan kepada para
pengecar besar.
e. Produsen – Agen – Pedagang
Besar – Pengecer – Konsumen
Dalam saluran distribusi, produsen
sering menggunakan agen sebagai
perantara untuk menyalurkan
barangnya kepada pedagang besar
yang
kemudian
menjualnya
kepada toko-toko kecil. Agen
yang terlibat dalam saluran
distribusi ini
terutama agen
penjualan.
Sesuai dengan prinsip penandingan
(mathhing principle), laba bersih suatu
perusahaan dagang dihitung dengan cara
mengurangkan biaya untuk memeperoleh
pendapatan dari hasil penjualan pada periode
yang bersangkutan. Biaya-biaya tersebut
meliputi harga pokok (cost) barang yang dijual
dan biaya-biaya operasi yang terjadi selama
periode yang bersangkutan. Harga jual adalah
jumlah moneter yang dibebankan oleh suatu unit
usaha kepada pembeli atau pelanggan atas
barang atau jasa yang dijual atau diserahkan
dalam satuan uang. Saatu tingkatan harga yang
dijadikan dasar-dasar oleh penjual untuk
menyerahkan produk atau jasa yang dihasilkan.
Pada umumnya penentuan harga jual merupakan
salah satu keputusan yang sangat penting bagi
sebuah perusahaan. Harga jual ditetapkan harus
cukup menutup biaya yang dikeluarkan dan
mampu memperoleh keuntungan
Menurut Al Haryono Jusuf 2
(2001:120-123) harga pokok persediaan adalah
metode penentuan harga perolehan persediaan
yang telah diterangkan selain system periodic,
berlaku pula untuk metode perpetual antara lain
:
a. First in first out (FIFO)
Dalam metode FIFO, barang yang
dibeli lebih awal dianggap dijual lebih
awal pula, oleh karena itu harga
perolehan barang yang dibeli lebih
awal akan dibebani lebih dahulu
sebagai harga pokok penjualan.
b. Last in firt out (LIFO)
Pada metode LIFO dengan system
persediaan perpetual dianggap bahwa
barang yang dibeli lebih akhir akan
dijual lebih dahulu. Oleh karena itu
harga perolehan barang-barang yang
dibeli lebih akhir akan dialokasikan
menjadi harga pokok penjualan lebih
dahulu, dengan lain perkataan, harga
perolehan persediaan akhir akan terdiri
dari harga perolehan barang-barang
yang dibeli lebih awal.
c. Rata-rata bergerak
Metode penentuan harga perolehan
rata-rata pada system persediaan
periodic
disebut
juga
rata-rata
tertimbang
yang
perhitungannya
dilakukan setiap akhir periode (akhir
bulan atau akhir tahun). Pada setiap
perpetual, harga perolehan tara-rata
tidak dilakukan pada akhir periode,
melainka pada setiap terjadi transaksi
pembelian.
Masalah penetapan harga pokok
produksi sangat penting maka dalam
penentuannya harus teliti. Karena kesalahan
perhitungan harga pokok dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan tentang harga jual dari
produk yang dihasilkan, tinggi rendahnya harga
pokok produksi akan berpengaruh pada harga
yang dibayarkan pada konsumen atas barang
yang diterimanya.
Dengan demikian semakin tinggi harga
pokok suatu barang akan semakin tinggi pula
harga jualnya. Setiap konsumen pada umumya
member harga jual terendah dari jenis barang
sejenis meskipun kualitas produk suatu
perusahaan lebih tinggi, maka konsumen akan
membeli produk dari perusahaan yang lebih
rendah dari harga jualnya. Dengan demikian
dapat ditarik kesimpulan bahwa harga pokok
yang terlalu tinggi akan mempersulit
perusahaan.
Akuntansi persediaan terdiri dari
system terus menerus dan system periodik. Di
dalam system terus menerus nilai persediaan
akan dicatat dan diketahui setiap ada mutasi
baik karena aanya pembelian maupun penjualan
sehingga setiap saat diperlukan dengan segera
dapat diketahui tetapi di dalam system barang
kemudian menentukan(menghitung) nilainya.
Didalam hal barang yang dibeli tidak
mengalami pembelian harga setiap pembelian
langsung habis dijual, hal ini tidak mengalami
kesulitan sebab disini tidak dihadapkan pada
penilaian persediaan dan untuk menetapkan
biaya pokok barang yang dijual sama dengan
jumlah pembeluin dalam satu periode tetapi
dalam praktek hal seperti ini jarang sekali,
umumya barang-barang yang dibeli tidak sekali
habis dalam penjualan sehingga setiap saat akan
ada barang-barang yang masih tidak terjual dan
masih disimpan dalam gudang dan hal ini
dikenal dengan istilah persediaan oleh karena itu
alasan-alasan tersebut diatas maka diperlukan
penilaian yang tepat dan baik terhadap kuantitas
maupun harga-harga barang yang dijual yang
belum terjual (persediaan). Tujuan dari
penilaian yang tepat ini adalah untuk menyusun
laporan keuangan yang tepat pula. Sebab bila
persediaan yang dilaporkan saldo laba tidak
tepat dan laporan perubahan modal juga tidak
tepat.
Dalam suatu kegiatan penelitian,
pendekatan dengan membangun teori secara
ilmiah ditunjukan untuk mendapatkan bentuk
kerangka konseptual yang teroritik dan terarah
secara sistematik. Adapun alur hubungan
tersebut antara teori dengan penelitian
merupakan satu kesatuan untuk mencari
kebenaran. Dalam penelitian ini, peneliti
melakukan penelitian pada Atira Bakery
Lamongan dengan menggunakan Variabel bebas
(X) : Penetapan distribusi Produk, untuk
menetapkan variabel terikat (Y) : harga pokok
penjualan dengan menggunakan metode FIFO
berdasarkan landasan teori yang ada, dengan
jenis penelitian Deskriptif Kuantitatif.
Dari permasalah diatas, diperoleh
hipotesis : a. Diduga dengan menggunakan
metode FIFO pada sistem distribusi produk
dapat menentukan harga pokok penjualan pada
Atira Bakery Lamongan. b. Diduga dengan
menggunakan metode FIFO pada perhitungan
harga pokok penjualan dapat meningktakan laba
pada perusahaan Atira Bakery Lamongan.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang dilakukan oleh
penulis bersifat deskriptif kuantitatif yaitu
menggambarkan realitas yang terjadi pada
proses distribusi dan biaya distribusi dengan apa
adanya
menggunakan
informasi
data
perusahaan, kemudian data tersebut diolah dan
dianalisis secara statistik dengan perhitungan
angka-angka
sehingga
peneliti
bisa
mendapatkan kesimpulan untuk mengetahui
perhitungan harga pokok penjualan dengan
metode FIFO sebagai dasar penentuan harga
jual. Dengan populsi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah laporan penjulan produk
pada tahun 2010-2013 di perusahaan Atira
Bakery Lamongan. sedangkan sampel dari
penelitian ini dalah data penjualan pada tahuan
2010 samapi dengan 2013 perusahaan Atira
Bakery Lamongan.
Agar tujuan penelitian itu terarah dan
tidak menimbulkan salah penafsiran, maka
penulis akan membuat beberpa definisi
operasional dari dua variabel yang digunakan
dalam penelitian diantaranya : a. Variabel Bebas
/ Independent variable (X) dalam penelitian ini
variabel bebasnya yaitu distribusi produk,
dengan menggunakan data jumlah persediaan
roti pada tahun 2010 sampai dengan 2013. b.
Variabel Terikat / Dependen Variable (Y)
Dalam penelitian ini veriabel terikatnya adalah
Harga pokok penjualan produk roti pada tahun
2010 sampai dengan 2013.
PEMBAHASAN
Dari hasil analisis penulis dapat
mengemukakan data – data produksi ( harga
pokok produksi) dan penjualan roti dari tahun
2010 sampai dengan 2013 yang terjadi pada
perusahaan Athira Bakery Lamongan. Laba
diperoleh dengan cara mengalikan harga jual
dengan banyaknya jumlah roti yang terjual
kemudian dikurangi dengan mengalikan harga
pokok Produksi dengan jumlah roti yang terjual.
Analisa terhadap sistem persediaan pada metode
FIFO yang mengasumsikan bahwa barang yang
diproduksi lebih awal dianggap akan di jual
lebih awal pula atau persediaan yang diperoleh
pertama adalah yang dijul pertama, diketahui
untuk mengetahui posisi stok akhir.
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa
Penetuan harga pokok penjulan pada perusahaan
Athira Bakery Lamongan dengan menggunakan
metode FIFO pada tahun 2010 sampai dengan
2013 diperoleh dengan cara harga pokok
produksi yang awal digunakan sebagai penentu
harga pokok penjualan awal, sedangkan sisa
unit dengan harga pokok produk awal yang
belum terjual
nantinya digunakan sebagai
penentu harga pokok penjualan selanjutnya.
Untuk
perolehan
labanya
mengalami
peningkatan, pada tahu 2010 sebesar Rp.
9.439.775, tahun 2011 sebesar Rp. 12.807.465,
tahun 2012 sebesar 16.176.304 dan tahun 2013
sebesar Rp. 17.236.617
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
mengenai analisis penetapan distribusi produk
dengan menggunakan matode persediaan yaitu
FIFO yang telah dilaksanakan pada Athira
Bakery Lamongan maka dapat ditarik
kesimpulan :Dengan menggunakan metode
FIFO pada system distribusi produk dapat
menentukan harga pokok penjulan pada Athira
Bakery Lamongan.dan dengan menggunakan
metode FIFO pada perhitungan harga pokok
penjualan dapat meningkatkan laba pada
perusahaan Athira Bakery Lamongan.
SARAN
Dari hasil kesimpulan yang dihasilakan di atas
untuk dapat menjadi bahan pertimbangan oleh
pihak Athira Bakery Lamongan di masa yang
akan datang dengan memberikan saran-saran
sebagai berikut :Dengan melihat tingkat harga
pokok persediaan akhir pada metode FIFO yang
semakin naik dan selalu berubah mendekati
harga pokok pasar sekarang, sehingga
mengakibatkan laporan keuangan dan laba kotor
yang dihasilkan juga berubah, maka perusahaan
Athira Bakery Lamongan dapat terus
menggunakan metode FIFO sebagai system
penentuan harga pokok penjualan agar laba
yang diinginkan dapat tercapai. Dengan
menggunakan Metode FIFO dapat digunakan
sebagai metode pengendalian persediaan roti
dan mengghitung stok opname pada awal bulan,
ini dapat digunakan oleh perusahaan Athira
Bakery Lamongan.
DAFTAR PUSTAKA
Handoko, T Hani. 2003.
Manajemen.
Yogyakarta : BPFE – Yogyakarta.
Sugiyono, Prof. Dr. 2013. Stastitika untuk
penelitian. Bandung ALFABETA.
Swasta,
Basu, Drs. 2003. Menejemen
Pemasaran Modern. Yogyakarta :
Liberty.
Supardi.
2005.
Metodelogi
Penelitian
Pendidikan. Jakarta : Renika Cipta.
Carter, William K., and Milton F. Ursy. 2006.
Akuntansi Biaya. Buku 1, Edisi 13.
Krista, penerjemah. Jakarta : Salemba
Empat.
Sumarni, Murni. Soeprihanto, John. 2010.
Pengantar
Bisnis
(dasar-dasar
ekonomi
perusahaan).
Yogyakarta : Liberty.
Bungin, Burhan, Prof. Dr. 2012. Penelitian
Kualitatif. Jakarta. Kencana Prenada
Media Group.
Sugiyono, Prof. Dr. 2013. Stastitika untuk
penelitian. Bandung ALFABETA.
Download