Mikroorganisme di dalam Industri Hasil Pertanian Non Pangan KULIAH DASAR TEKNOLOGI MIKROBIAL DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN, FATETA , IPB Produk Mikrobial Non Pangan Bioetanol energi Biogas energi Protein sel Tunggal pakan ternak Silase pakan Asam amino Antibiotik Enzim Mikrobial Vitamin Asam Organik Bahan bioplastik Polisakarida Bioinsektisida, dll Produk Alkohol (bioetanol, metanol, dll) Kegunaan : Sebagai bahan bakar, pelarut, bahan baku industri Bahan Baku : - Bahan yang mengandung gula - Bahan yang mengandung pati - Bahan yang mengandung selulosa(kayu, jerami,dll) Bioetanol Mikroorganisme : khamir bakteri S.cerevisiae Schizosaccharomyces pombe Kluyveromyces fragilis Zymomonas mobilis Untuk bahan selulosa perlu delignifikasi misalnya dg kapang Pycnoporus cynabarinus sehingga dihasilkan selulosa dan hemiselulosa, lalu dihidrolisis oleh kapang Trichoderma resei shg diperoleh glukosa yang akan dikonversi khamir menjadi etanol Zymomonas sp. DIAGRAM PROSES PRODUKSI BIOETANOL FROM LIGNOCELLUSIC MATERIALS FROM CELLULOSIC MATERIALS Ethanol dari konversi mikrobial Syngas Oksidasi parsial biomass( bahan hasil pertanian) pada suhu tinggi (gasifikasi) akan menghasilkan Syngas Syngas : campuran carbon monoxide, carbon dioxide, dan hydrogen melalui proses gasifikasi Syngas kemudian dikonversi menjadi biofuels (methanol, ethanol dan hydrogen ) menggunakan katalis logam atau katalis mikrobial Biomass rumput, kayu chip,limbah kertas, limbah pertanian, dll Katalis mikrobial biofuels dari syngas Clostridium ljungdahlii dan Clostridium autoethanogenum mengkonversi CO, CO2 and H2 (syngas) menjadi ethanol dan acetic acid (Abrini, 1994; Vega, 1990). 1. Reaksi dalam konversi Syngas menjadi etanol : 6 CO + 3 H2O → CH3CH2OH + 4 CO2 2. 2 CO2 + 6 H2 → CH3CH2OH + 3 H2O 3. 6 CO + 6 H2 → 2 CH3CH2OH+2 CO2 C. ljungdahlii First isolated in 1987, is a gram-positive, rod-shaped anaerobe capable of fermenting sugars such as xylose and fructose in addition to syngas (Klasson, 1992). This organism favors the production of acetate during its active growth phase while ethanol is produced primarily as a non-growth related product (Klasson, 1992). The production of acetate is favored at higher pH (5-7), whereas the production of ethanol is favored at lower values (pH 4 to 4.5). Clostridium autoethanogenum is a strictly anaerobic, gram-positive, spore-forming, rodlike, motile bacterium metabolizes CO to form ethanol, acetate and CO2 as end products. It is also capable of using CO2 and H2, pyruvate, xylose, arabinose, fructose, rhamnose and L-glutamate as substrates (Abrini, 1994). Chang 1998, 1999, 2001 Eubacterium limosum has been isolated from various habitats including the human intestine, rumen, sewage and soil. It has a high growth rate under high CO concentrations and can ferment syngas to produce acetate, ethanol, butyrate and isobutyrate Peptostreptococcus productus Peptostreptococcus productus is a gram-positive anaerobic coccus, found in the human bowel capable of metabolizing CO2, H2 or CO to produce acetate (Lorowitz, 1984). (Liou, 2005). Clostridium carboxidivorans P7T is a novel solvent-producing anaerobic microbe isolated from the sediment of an agricultural settling lagoon. motile, gram-positive, and spore-forming and forms acetate, ethanol, butyrate, and butanol as end-products. The optimum pH range for this strain is 5.0-7.0 and the optimum temperature range is 37-40 ºC Biosintesis Biofuels oleh mikroba Reaktor untuk biofuels dari syngas Trickle-bed reactors (TBR) consist of a vertical tubular reactor, packed with solid material that the microorganisms can attach to. The direction of fluid-flow is normally counter current, with the liquid trickling downwards as the gases flow upwards (Amos, 2004; Wolfrum, 2002). Reaktor untuk biofuels dari syngas (lanjutan) Continuous stirred-tank reactors (CSTR) has a continuous flow of gas bubbling through the liquid which typically consists of a dilute solution of essential nutrients for the microorganism to grow and survive on. The liquid is continuously added and removed from the reactor. High agitation is needed to enhance the transfer rate of the CO, CO2, and H2 from the syngas to the organisms (Klasson, 1992). If the transfer is not fast enough, the production of cellular products will be limited to how fast the gas is transferred to the organism. Microbial cell recycle systems can be used in conjunction with the CSTR to increase cell density within the reactor. In such a system, the fermentation broth is pumped through a recycle filter and the retentate containing the microbial cells is separated from the permeate (cell-free media) and recycled back to the bioreactor. T his process prevents loss of cell mass from the bioreactor during continuous operation and also allows the CSTR to be operated at dilution rates greater than the maximum growth rate of the microbial catalyst. Recycling has been shown to provide a 2.6 fold increase in cell concentration (Klasson, 1993a,b). Reaktor biofuels Reaktor untuk biofuels dari syngas (lanjutan) Packed-bed reactors (immobilized-cell reactors) are columns packed with biocatalyst particles to which the microorganisms are immobilized (Bailey, 1986). These reactors are usually operated concurrently where the liquid and gas flow in the same direction (Klasson, 1992). Advantages of this reactor include high density of the microorganisms and easy separation of the microbial cells from the fermentation broth. However, the rate at which syngas components are transferred to the organism is usually slow. Biosintetis : Glukosa piruvat asetaldehida + CO2 etanol Aseton / Butanol Kegunaan : bahan pelarut & campuran dalam industri; bahan peledak Bahan baku : pati, molase, dll M.O : C.acetobutylicum dg fermentasi anerobik Glycerol Kegunaan : bahan pelarut & bahan baku dalam industri plasticizers, brake fluids, ureaformaldehyde resins, dan petrol additives. M.O : - S.rouxii Torulopsis magnoliae Pichia salina Dunaliella salina khamir osmotolerant alga halofilik Clostridium acetobutylicum Bio Gas Bahan baku : limbah organik, pupuk kandang, tanaman air (misal : eceng gondok) Proses : fermentasi anaerob Produknya berupa : gas / metan (CH4) 50-70% dg sifat mudah terbakar, tidak berwarna, tidak berbau CO2 25-45%, H2, N2, H2S Mikroorganisme: - Bakteri pembentuk asam (Pseudomonas, Flavobacterium, Alcaligenes, Eschericia, Aerobacter) - Bakteri metan (Methanobacterium, Methanosarcina , Methanococcus). Hambatan pengembangan gas bio : Teknologi belum meluas, tingkat kenyamanan rendah, biaya instalasi tinggi, kesinambungan bahan baku (?) Contoh di sekitar Darmaga Instalasi gas bio di Pesantren Darul Fallah, Ciampea : kotoran sapi, dll dimanfaatkan untuk hasilkan gas bio dan digunakan untuk pengolahan susu sapi Protein Sel Tunggal (PST) SCP - Protein non konvensional - Produksi cepat - Luas areal <, tidak tergantung musim - Sumber makanan lengkap - Telah dikenal sejak tahun 1910“food yeast” Syarat sifat M.O. Untuk PST : - tumbuh cepat dalam media yang murah dan sederhana - menggunakan energi secara efisien - sistem kultur sederhana - proses pemisahan sel sederhana - aman untuk dikonsumsi - mempunyai daya cerna tinggi - mempunyai nilai nutrisi tinggi Protein Sel Tunggal Flow chart for single-cell protein production Hambatan penggunaan PST sebagai makanan manusia : Kandungan asam nukleat tinggi, daya cerna rendah, kemungkinan beracun Jenis M.O. Untuk PST : Khamir, kapang, bakteri, ganggang Contoh khamir : Candida utilis, C.intermedia, C.tropicalis, S.cerevisiae S.fragilis, Rhodotorula gracilis. Contoh bakteri : - Methanomonas methanica - M. metano oxidans - Methylococcus cereficans - Pseudomonas aeruginosa - P. methanica Contoh ganggang : Chlorella ellipsoidea, Scenedesmus obliguus, Spirulina sp. Contoh kapang : Fusarium, Rhizopus, Penicillium, Aspergillus Bahan Baku untuk PST : 1) Bahan sumber energi bernilai tinggi (gas alam, etanol, dll) 2) Limbah pertanian / sampah (molase, whey, kotoran hewan,dll) 3) Bahan dari tanaman (pati, gula, selulosa dll) Silase pakan - Prinsip pembuatan : pengawetan bahan dengan penurunan pH dalam suasana anaerob bakteri pembusuk mati. - Bahan baku : tanaman, limbah pertanian (peternakan, perikanan) - Mikroorganisme : bakteri asam laktat dan bakteri asam butirat - Penurunan pH dapat dipercepat dengan : bahan kimia (misalnya : asam) bahan tambahan yang kaya karbohidrat (C) untuk substrat bakteri - Mutu silase (warna, bau dan rasa, tekstur tidak berlendir) dipengaruhi oleh : bahan baku, proses pembuatan, jenis mikroorganisme Asam Amino Aplikasi : industri pangan, industri pakan, industri obat-obatan, kimia Contoh asam amino dan mikroorganismenya - Asam glutamat (MSG), I+G/Ribotide M.O : Corynebacterium glutamicum - Lysin M.O : Brevibacterium flavum PRODUKSI ASAM AMINO SAAT INI: didominasi proses mikrobial Skala produksi/ton /tahun Jenis Asam amino Metode Produksi Kegunaan 800 000 350 000 350 000 10 000 10 000 15 000 10 000 3 000 1 000 500 500 300 300 L-glutamic acid L-lysine (crude) D,L- methionine L-Aspartate L-Phenylalanine L-threonine Glycine L-cysteine L-arginine L-leucine L-Valine L-Tryptophan L-Isoleucine fermentasi Fermentasi Sintetik kimia Enzimatis Fermentasi Fermentasi Sintetik kimia Reduksi cystine Fermentasi,ekstraksi Fermentasi,ekstraksi Fermentasi,ekstraksi Proses sel Fermentasi,ekstraksi Flavour enhancer Feed additive Feed additive Aspartame Aspartame Feed additive Food additive Food additive Farmasi Farmasi Farmasi Farmasi Farmasi Aplikasi obat dan pengawet makanan Contoh antibiotik dan mikroorganismenya - Penisilin M.O.: P.notatum, P.chrysogenum - Streptomisin M.O.: Streptomyces griseus - Tetrasiklin M.O.: S.rimosus, S.aureofaciens - Polimiksin M.O. B.polymixa - Basitrasin M.O. B.subtilis Beberapa antibiotik yang diproduksi secara komersial Antibiotik Mikroorganisme yang memproduksi Bacitracin Bacillus subtilis Cephalosporin Cephalosporium sp Chloramphenicol Streptomyces venezuelae Chycloheximide S.griceus Chycloserin S.orchidaceus Erythromycin S.erythreus Griseofulirin Penicillium griseofulvin Kanamycin S.kanamyceticus Lincomycin S.lincolnensis Neomycin S.fradiae Nystatin S.noursei Penicilin Penicillium chrysogenum Polymyxin B Bacillus polymyxa Streptomycin S.griseus Tertacycline S.rimosus Sumber : Brock & mardigan, 1988 Penicillin Production What does the penicillin fungus need to grow? Pfizer Ltd This is Penicillium – the fungus that produces penicillin, the first of the antibiotic ‘wonder drugs’. Antibiotics kill bacteria without harming humans. Penicillin has saved many, many millions of lives since it was discovered – and treated millions of minor infections as well. Alan Silverside As a fungus, Penicillium cannot photosynthesise. A solution containing corn liquor (containing sugar), nitrate fertilisers and yeast extract is added to the fungus in a giant tank or fermenter. This provides all of the required nutrients, and fermentation begins. Pfizer Ltd Temperature, oxygen concentration and pH are controlled in the fermenter. Large paddles swirl the medium around to keep everything well mixed. Over the next 140 hours the fungus will grow and start to produce penicillin. After about 140 hours roughly 30% of the mixture will be drained off and fresh nutrient added. The material that has been drained off is passed to a separator. Why wait until 140 hours before this is done? The separator acts a bit like a spin-dryer – a vacuum draws mixture onto a rotating drum. The drum is porous so the dissolved penicillin passes through into the centre while the fungal filaments are stuck on the outside. These filaments are removed by a blade as the drum rotates. Pfizer Ltd The filtered liquid with the dissolved penicillin is treated with potassium salts. This precipitates the penicillin out of solution. This precipitate can then be collected by filtering and the powder produced can be as high as 99.5% pure penicillin. Penicillin and the other antibiotics which have been discovered are some of the most useful medicines we have. Doctors all over the world prescribe them to save patients from the effects of bacterial disease. Sumber enzim komersial saat ini: -Kapang berfilamen : 60 % -Bakteri : 26 % -Hewan : 6% -Tanaman : 4% -Khamir : 4% Enzim mikrobial (kapang, bakteri, khamir )paling besar Kelebihan enzim mikrobial : 1. Diproduksi dalam waktu singkat 2. Yield cukup tinggi dg adanya rekayasa genetika 3. Sifat enzim yang diinginkan dapat diperoleh dg rekayasa genetika 4. Sumber /jenis mikroba sangat banyak shg dpt diperoleh berbagai jenis enzim 5. Protease dari Mucor dpt menggantikan enzim rennin dari perut anak sapi (mencegah kontaminasi penyakit mis: BSE : Bovine spongiform encelopathy) Jenis Enzim Mikrobial dan mikroorganisme yang menghasilkan : Kapang A. niger mengsailkan bayak jenis enzim a.l : Lipase, Amyloglucosidase, Pentosanase, Protease, - amylase, Phospolipase, Phytase, Glucose oxidase, Pectin esterase, Pectinase, Cellulase, Catalase, - galactosidase, Inulinase, βglucanase, Galactomannase, Arabinase tergantung indusernya M.O yang hasilkan - amylase : A.oryzae, A.niger, B. amyloliquifaciens, B.licheniformis, B.stearothermophillus, B.subtilis, R.oryzea. M.O yang hasilkan glucose isomerase : Actinoplanes missouriensis, B. coagulans, Mycobacterium arborescens, Streptomyces murins, S. olivaceus, S. olivochromogens, S. phoenics, Endomyces spp. Beberapa enzim katabolik bersifat inducible yaitu diproduksi jika ada induser : -Invertase perlu sukrosa -Amylase perlu pati -Β-galactosidase perlu galaktosida -Lipase perlu asam lemak PROSES HILIR ENZIM : 1. Jika ekstraseluler : langsung diisolasi, purifikasi, separasi 2. Jika intraseluler : dipecah sel mikrobanya dg lyzozyme atau sonikasi atau detergent atau untuk khamir ditunggu hingga autolysis (sel pecah dengan sendirinya) atau dengan pemecahan secara mekanis (ball mills) Enzim yang penting untuk diagnosa Enzim Mikroorganisme Diagnosa Cholesterol oxidase Nocardia erythropolis Brevibacterium sp Pseudomonas sp Pseudomonas sp E.coli A.niger L. mesenteroides Kolesterol Khamir atau Bacillus sp Aerococcus viridans Khamir Pediococcus sp Pseudomonas sp Bacillus sp Arthrobacter protophormiae Klebsiella aerogenes Aktivitas -amylase Triacylglycerols Glukosa Piruvat Creatinine Creatinase Creatininase Β-galaktosidase Glukosa oksidase Glukosa 6 P dehydrogenase -glucosidase Glycerol-3-P-oksidase Hexokinase Pyruvat oxidase Sarcosine oxidase Uricase Urease Kreatin,kreatinin Kreatinin Ion Na Glukosa Glukosa (indikator) Asam urat Urea Non Food application Biobleaching untuk pulp (Pulpzyme-NOVO dirsk) CONTOH VITAMIN MIKROBIAL : Vit. B12 (Cyanocobalamin) M.O. : Propionibacterium, Pseudomonas denitrificans, Bacillus coagulans, B megaterium, and Streptonryces olivaceous. Caroten (prekursor vit A) Blakeslea trispora Riboflavin M.O. Ashbya gossypii (khamir) Vitamin C (L-Ascorbic acid) Ditemukan pada thn 1928 oleh Szent-Gyorgi Kegunaan : - melindungi tubuh dari bahaya karsinogen dan radikal oksigen - mencegah sariawan(Scurvy) - berfungsi penting dalam penyerapan besi Teknik produksi asam askorbat Kombinasi sintetik kimia dan biotransformasi (dikenal dg istilah Reichstein synthesis) Telah dicoba utk produksi secara fermentasi keseluruhan, tapi tdk sebaik teknik di atas. Chlorella dpt merubah glukosa menjadi asam askorbat tetapi yield sangat rendah tidak ekonomis 2,5-diketogulonic acid Acetobacter, Erwinia,Gluco nobacter 2,keto-Lgulonic acid Glucose Sorbitol A.xylinum Biotrans formasi L-sorbose 2,3:4,6-di-O-Isopropylidene -L-sorbofuranose Pseudomonas, Bacillus, Gluconobacter 2,3:4,6-di-O-Isopropylidene 2-keto-L-gulonic acid Sintetik kimia Ascorbic acid Jalur semi sintetik untuk produksi Asam Askorbat Biosintesis asam organik Hasil metabolisme karbohidrat akan menghasilkan asam organik siklus asam sitrat ASAM ORGANIK Asam Organik Mikroorganisme Aplikasi Asam Tartarat Asam Fumarat Gluconobacter oxydans Rhizopus nigricans, R. arrhizus Aspergillus wentii Paecilomyces spp., A.furnigatus, A.clavatus Minuman Produksi polyester, produksi L-aspartate Minuman, flavour Prekursor β-lactam Asam Malat Trans-2,3-epoxy -succinic acid Asam Asam Asam Asam Asam suksinat kojat galat Itakonat glukonat Asam asetat Aspergillus niger A.oryzae A.wentii A.terreus Pseudomonas savastanoi, A.niger, Acetobacter, Gluconobacter Acetobacter aceti Kosmetik, insektisida Pigmen biru Produksi co-polymer Bahan tambahan makanan, minuman dan farmasi Bahan tambahan makanan, minuman dan farmasi Acetobacter aceti Aspergillus niger POLY HYDROXY ALKANOATES (PHA) 1. Diakumulasi bakteri tertentu jika kelebihan glukosa atau sumber C atau sumber energi lainnya 2. Berupa granula dalam sel (spt tumpukan lemak) yang paling umum adalah Polyhydroxybutyrate/PHB 3. Bahan biodegradable plastics 4. Mikroorganisme : Ralstonia eutropha (Alcaligenes eutrophus); Pseudomonas oleovorans, Comamonas acidovorans, Alcaligenes latus, P.aeruginosa, Rhodococcus rubber 5. Komposisi medium fermentasi akan mempengaruhi jenis dan sifat PHA yang dihasilkan. Contoh : R. eutropha akan menghasilkan PHB dari glukosa ; tapi jika mediumnya glukosa + asam propionat akan dihasilkan PHB/V (poly-3hydroxybutyrate-co-3-hydroxyvalerate) 6. Sumber karbon yang dapat digunakan : glukosa; asam oktanoat; asam nonanoat; asam glukonat; glukosa+asam propionat atau + 4-hydroxybutyric acid atau +3hydroxypropionic acid. BIOPOL – plastik biodegradable komersil yang diproduksi dari PHA 1. Diproduksi oleh ICI 2. Diproduksi dg 2 tahap proses yakni • Tahap I : produksi biomassa ( dg substrat glukosa-garam phosphat) • Tahap II : saat phosphat sangat kurang shg pertumbuhan berhenti, ditambahkan lagi glukosa + asam propionat hingga dihasilkan PHA 80 % per bobot kering bakteri. PHA dpt digunakan untuk keperluan medis (bone plates, penyembuh luka) Produksi PHA oleh M.O rekombinan : Mengekspresikan gen yang memproduksi enzim untuk sintesis PHA di E.coli. Keuntungan : E.coli lebih cepat tumbuh dibanding R.eutropha kekurangan : mungkin kurang stabil POLISAKARIDA Mikrobial Polisakarida Mikroorganisme Aplikasi Xanthan gum Dekstran Xanthomonas campestris Leuconostoc mesenteroides, Streptococcus sp. Pseudomonas elodea Sclerotium rolfsii S. glucanicum Alcaligenes faecalis Agrobacterium radiobacter A.Rhizogenes Aureobasidium pullullans Azotobacter vinelandii Pseudomonas sp Pangan, Minyak bumi,cat Mencegah trombosis,gel filtrasi, menyerap cairan pada luka Pengental, media agar Cat lateks,tinta,seed Coatings Pengental, matriks pada Imobilisasi enzim Gellan Scleroglucan Curdlan Pullulan Alginate Bioplastik Imobilisasi sel dan enzim Polisakarida Gum Xanthan Gum xanthan : eksopolisakarida mikrobial yang diproduksi oleh Xanthomonas campestris dari bahan berkarbohidrat Sifat Fisiko Kimia : 1. Heteropolisakarida anionik yang bercabang 2. Mengandung D-glukosa (2.8 mol), D-manosa (3.0 mol), D-glukuronat (2.0 mol), asam asetat dan asam piruvat 3. Rantai utama mirip kerangka selulosa (rantai glukosa berikatan ß – 1,4) 4. Rantai sisi mengandung dua unit manosa dan satu unit asam glukuronat 5. Asetat dan piruvat berikatan pada ujung manosa 6. BM : 2-50 x 106 atau 3 x 107 dalton SIFAT-SIFAT GUM XANTHAN : 1. Viskositas tinggi pada konsentrasi rendah, 2. Kekenyalan semu (pseudoplasticity) tinggi 3. Mudah larut dalam air panas maupun dingin 4. Viskositas larutan gum xanthan stabil terhadap suhu 5. Viskositas larutan gum xanthan stabil terhadap pH 6. Kelarutan dan kestabilan tinggi pada asam 7. Unggul dalam daya suspensi karena yield valuenya tinggi 8. Kesesuaian yang baik dengan berbagai garam 9. Stabilitas pada proses pelelehan dari keadaan bekunya (freeze thaw) SIFAT GUM XANTHAN (LANJUTAN) 10.Kompatibel terhadap beberapa pelarut seperti methanol, ethanol, isopropanol dan aseton sampai konsentrasi 50-60 %. Konsentrasi pelarut > 60 % akan menyebabkan gelatinisasi atau pengendapan gum xanthan 11.Tidak terdegradasi oleh enzim protease, selulase hemiselulase, pektinase dan amilase, tetapi dapat terdegradasi oleh pengoksidasi kuat seperti peroksida, persulfat dan hipoklorit 12.Sinergi terhadap gum yang lain seperti gum guar, dan gum dari biji locust (locust bean gum) serta galaktomanan APLIKASI DALAM INDUSTRI : 1. Industri Petroleum : a. Sebagai cairan pelicin dalam pengeboran sumur minyak b. Sebagai cairan untuk mengikat dan memisahkan garam-garam dari hasil pengeboran minyak lepas pantai dari cairan petroleum yang diinginkan c. Sebagai cairan pemecah (fracturing fluid ) berbasis air d. Untuk mempercepat pengambilan minyak (oil recovery) Oil drilling 2. Industri Kimia dan lainnya a. Pakan ternak : sebagai cairan pelengkap pakan (Liquid feed supplements) b. Flowable pesticides c. Pewarnaan dan pengecatan tekstil d. Pelapis keramik e. Pembersih f. Pensuspensi cairan tinta, cat dan perekat kertas 3. Industri Pharmasi dan Kosmetika : a. Stabilizer emulsi cream untuk obat dan kosmetika b. Pelarut cream dan lotion c. Pensuspensi pasta gigi atau larutan pencuci gigi 4. Industri pangan : a. Pastry filling b. Penstabil saus dan kaldu c. Pengemulsi “dressing” d. Pengemulsi dan stabilizer “dairy products” BIOSINTESA GUM XANTHAN Tahapan biosintesa : 1. Metabolisme substrat karbohidrat 2. Sintesis dan interkonversi nukleotida gula 3. Pengulangan unit monomer 4. Polimerisasi Ada 4 jenis enzim yang terlibat : 1. Enzim untuk metabolisme awal substrat : hexokinase 2. Enzim untuk sintesis dan interkonversi nukleotida gula (UDP glucose phosphorylase) 3. Enzim untuk pembentukan pengulangan unit polimer (monosakarida) (transferase) 4. Enzim polimerase untuk pembentukan biopolimer eksopolisakarida MIKROORGANISME : Bakteri penghasil gum xanthan : Xanthomonas campestris 1. Gram Negatif 2. Membentuk koloni berlendir berwarna kuning 3. Diisolasi dari daun/tanaman yang berpenyakit,misalnya daun kedelai yang terkena pustule, daun kubis, tebu, dll TAHAPAN FERMENTASI GUM XANTHAN Xanthomonas campestris Pengembang an inokulum Tangki benih Fermentasi Komponen media : - Karbohidrat sbg sumber C - Sumber N - Mineral Pasteurisas i dan pemisahan biomassa - Antifoam Pengemasan Penggilingan Pengeringan Pengambilan gum dengan pelarut SIFAT RHEOLOGI CAIRAN FERMENTASI GUM XANTHAN SANGAT KHAS : 1. Pada penggunaan bioreaktor berpengaduk akan timbul zona stagnasi 2. Masalah ini diatasi dengan penggunaan airlift bioreactor Air lift bioreactor Stirred tank bioreactor DEKSTRAN complex, branched glucan (polysaccharide made of many glucose molecules) composed of chains of varying lengths Dextran was first discovered by Louis Pasteur as a microbial by product in wine Structure The straight chain consists of α-1,6 glycosidic linkages between glucose molecules, while branches begin from α-1,4 linkages (and in some cases, α-1,2 and α-1,3 linkages as well). molecular weights ranging from 10,000 Da to 150,000 Da. Molecular Structure Microorganisms Dextran is synthesized from sucrose by certain lactic-acid bacteria, the best-known being Leuconostoc mesenteroides and Streptococcus mutans, L. dextranicum , S. salivarius, S. bovis Dental plaque contains dextran Leuconostoc mesenteroides Streptococcus mutans Slimy dextran produced by Leuconostoc mesenteroides CMG713 on sucrose containing medium with 0.005 % sodium azide Production of dextran Medium : using sucrose as carbon source, examples : Sucrose 150.0 g., Peptone 2.5 g., Yeast extract 2.5 g., K2HPO4 , 5.0 g., NaCl 2.5 g., and a water extract of sugar refining charcoal 2.0 ml. Sucrose 150.0 g., acid hydrolyzed casein 5.0 g., Yeast extract 1.0 g., K2HPO4 5.0 g., NaCl 2.0 g., and MgSO4 0.022 g. (g /L): sucrose, 150.0; bacto-peptone, 5.0; yeast extract, 5.0; K2HPO4, 15.0; MnCl2.H2O, 0.01; NaCl, 0.01; CaCl2, 0.05. Condition and downstream process Condition : 30 oC, 20 hours Downstream process : The culture medium after 20 hours was precipitated using equal volume of chilled ethanol, shaken vigorously, centrifuged at 10,000 rpm for 15 minutes and the supernatant was decanted. This step was repeated twice. The precipitated dextran was dried under vacuum over calcium chloride at 30ºC. The dextran yield was calculated on dry weight basis. Purification For removal of impurities, dextran obtained from precipitation was dissolved in distilled water. The dextran slurry was again precipitated with equal volume of chilled ethanol. This procedure of re-dissolving, precipitation and washing was repeated three times to remove cells debris. Purified dextran was dried under vacuum over calcium chloride at 30ºC Application medical uses eye drops as a lubricant decrease vascular thrombosis. Dextran in intravenous solution provides an osmotically neutral fluid that once in the body is digested by cells into glucose and free water. It also increases blood sugar levels. Other uses size-exclusion chromatography matrices; an example is Sephadex. bead form to aid in bioreactor applications (immobilization) stabilizing coating to protect metal nanoparticles from oxidation make microcarriers for industrial cell culture Application (cont. ) BIOINSEKTISIDA Insektisida mikrobial yang bersifat entomopatogen dan dapat dikembangkan dari bakteri, virus, fungi atau protozoa (Ignoffo dan Anderson, 1979). Keunggulan bioinsektisida menurut Behle et al., 1999 antara lain : - Spesifik terhadap hama serangga - Aman dan ramah lingkungan - Tidak mengakibatkan residu pada hasil pertanian dan tanah BIOINSEKTISIDA BAKTERI Spesies Bakteri Nama Dagang Produser Bacillus moritae Rabirusu Sumitomo, Jepang Bacillus popilliae Doom, japidemic Fairfax Bio USA Bacillus thuringiensis (delta endotoksin) : dll. Agritol Merck & Co, USA Bakhtane Rohm & Haas , USA Bactospeine Roger Bellon, Perancis Bathurin Cheko Biospor Jerman Biotrol USA Dipel Abbbot, USA Sporeine Perancis Thuricide Sandoz, USA Vectobac Abbot, USA Bacillus thuringiensis •Bakteri bersel vegetatif berbentuk batang bersifat gram positif, aerob tapi umumnya anaerob fakultatif, mempunyai flagela dan membentuk spora. •Koloni Bacillus thuringiensis berbentuk bulat dengan tepian berkerut, memiliki diameter 5-10 milimeter, berwarna putih, elevasi timbul dan permukaan koloni kasar (Bucher, 1981; Stahly et al., 1992; Shieh, 1994). Berbagai varitas Bacillus thuringiensis (Bt) penghasil bioinsektisida : -Bt thuringiensis - Bt morrisoni -Bt finitimus - Bt ostriniae -Bt alesti - Bt tolworthi -Bt kurstaki (untuk basmi ulat) -Bt sotto, dendrolimus - Bt darmstadiensis - Bt toumanofii -Bt kenyae - Bt kyusuenshis -Bt galleriae - Bt thompsoni -Bt entomocidus - Bt aizawai (ulat) -Bt israelensis (untuk basmi jentik nyamuk) -dll - Bt canadensis Bacillus thuringiensis israelensis 1. Spora yang dibentuk oleh Bacillus thuringiensis israelensis berbentuk oval, berwarna hijau kebiruan dan berukuran 1,0-1,3 mikrometer (Gill et al., 1992) 2. Bt membentuk kristal protein bersamaan dg terbentuknya spora (delta endotoksin) Spora Bt israelensis Kristal Bacillus thuringiensis subs. kurstaki (Bt.K) •Patotipe Bt.k hanya spesifik terhadap Lepidoptera (Ellar et al.,1986) •Bakteri ini mampu melawan lebih dari 100 spesies Lepidoptera (ulat dari kupu-kupu sebagai (Navon, 1993) •Bacillus thuringiensis mampu membentuk kristal protein (δ-endotoksin) yang berbentuk bipiramidal yang mengandung toksin bersamaan dengan pembentukan spora. hama pertanian) Sel B t israelensis jam ke 0 Sel B t israelensis jam ke 6 Sel B t israelensis jam ke 12 Sel B t israelensis jam ke 24 PROSES INFEKSI BT.kurstaki 1. Larva ulat memakan tanaman yang telah mengandung spora dan kristal protein Bt.K 2. Dalam beberapa menit, kristal protein dipecah oleh protease dlm keadaan basa dan berikatan dengan reseptor spesifik pada dinding usus dan ulat berhenti makan. 3. Beberapa menit kemudian, dinding usus pecah sehingga spora dan bakteri memasuki jaringan tubuh, toksin pun larut dalam darah. 4. Dalam 1-2 hari ulat akan mati. Proses Toksifikasi B.t.i terhadap Larva Nyamuk Fermentasi Bacillus thuringiensis Ada dua tipe yaitu : fermentasi semi padat (semi solid fermentation) dan fermentasi terendam (submerged fermentation). (Dulmage dan Rhodes, 1971) dg media sumber C dan sumber N ditambah ion Calsium ( untuk sporulasi) dan trace element Pertumbuhan optimum sebagian besar bakteri terjadi pada pH sekitar 7 Kondisi fermentasi dilakukan pada suhu 2832oC, pH awal medium 6,8-7,2, agitasi 142-340 rpm dan pemanenan saat inkubasi 24-48 jam. (Vandekar dan Dulmage, 1982; Sikdar et al., 1993) PROSES HILIR BIOINSEKTI SIDA BT