PENDAHULUAN Latar Belakang Protein berperan signifikan pada peningkatan kesehatan manusia selain nilai gizinya. Hidrolisis enzimatik secara luas digunakan untuk meningkatkan nilai gizi dan sifat fungsional dari protein pangan. Hidrolisat protein ikan telah dilaporkan memiliki aktivitas antioksidan, antihipertensi, antiproliferasi sel kanker, antimikroba dan imunomodulator. Hidrolisat protein dengan bahan baku ikan yang menunjukkan aktivitas antioksidan yang telah dilaporkan adalah dari daging ikan Yellowfin, Alaska Pollack, Round Scad dan Pasifik Hake. Hidrolisat protein yang memiliki aktivitas sebagai inhibitor ACE (Angiotensin I-Converting Enzyme), diantaranya adalah hidrolisat dari ikan Sardin. Aktivitas antiproliferasi dari hidrolisat protein juga telah diteliti yaitu hidrolisat protein ikan terhadap sel kanker payudara. Kolagen merupakan protein struktural yang berlimpah dan seluruhnya berada pada tubuh mahluk hidup. Bentuk utama dari kolagen yang dikenal sebagai kolagen tipe 1 terdapat secara luas pada kulit, otot, tulang dan organ dalam vertebrata tingkat tinggi. Vertebrata tingkat rendah seperti ikan juga memiliki kolagen tipe 1. Peptida kolagen diperoleh melalui proses enzimatis menggunakan kolagenase dan enzim proteolitik lainnya. Penggunaan kolagenase pada pembuatan peptida kolagen lebih efektif karena kolagenase merupakan endopeptidase yang dapat memecah domain triple helix dari kolagen. Kolagenase lebih efektif bekerja pada kolagen yang belum terdenaturasi. Proses hidrolisis kolagen membutuhkan sumber enzim kolagenase. Pencarian sumber kolagenase sudah banyak dilakukan peneliti. Sumber kolagenase yang telah dilaporkan adalah Bacillus subtillis FS-2 (Nagano & To 1999), Bacillus subtilis CN2 (Tran & Nagano 2002), Bacillus sp. MO-1 (Okamoto et al. 2001), Bacillus subtilis AS1.398 (Riu et al. 2009), Bacillus pumilus CoI-J (Wu et al. 2010), Streptomyces sp. strain 3B (Petrova et al. 2006a) dan 2 Streptomyces parvulus (Sakurai et al. 2009). Beberapa peneliti menggunakan organ dalam ikan sebagai sumber kolagenase yaitu organ dalam ikan makarel (Park et al. 2002), organ dalam ikan filefish (Kim et al. 2002), hepatopancreas udang (Aoki et al. 2003) dan hepatopancreas kepiting raja (Rudenskaya et al. 2004). Berbagai pertimbangan penggunaan mikroba sebagai sumber enzim antara lain mikroba dapat tumbuh relatif cepat, ramah lingkungan, mudah diisolasi dan terbuka peluang untuk meningkatkan mutu enzim melalui rekayasa genetika. Bakteri yang berpotensi sebagai sumber kolagenase adalah Bacillus licheniformis F11.1 dan Bacillus licheniformis F11.4. Kedua bakteri ini merupakan derivat dari B. licheniformis F11 yang diisolasi dari limbah udang di daerah Palembang Sumatera Selatan. Isolasi B.licheniformis F11 dilakukan atas kerjasama antara Laboratorium Bioindustri, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dengan Universitas Hamburg, Jerman dalam skema Indonesia-Germany Biotechnology (IG-Biotech) phase 3. Sumber kolagen yang digunakan adalah kulit ikan bandeng yang merupakan salah satu limbah pengolahan hasil perikanan. Produksi ikan nasional tahun 2009 sekitar 10.065.120 ton (BPS 2010) tentunya menghasilkan limbah yang cukup besar. Salah satu bentuk pemanfaatan limbah kulit ikan adalah dengan dibuat menjadi peptida kolagen menggunakan kolagenase Bacillus licheniformis F11. Peptida kolagen dari kulit ikan selanjutnya diuji bioaktivitasnya yang meliputi aktivitas antioksidan, inhibitor ACE (Angiotensin I-Converting Enzyme) dan antiproliferasi sel kanker. Perumusan Masalah Kolagenase merupakan endopeptidase yang dapat memecah domain triple helix dari kolagen. Kolagenase mempunyai banyak manfaat dan diaplikasikan pada industri pangan, farmasi dan riset, salah satunya digunakan dalam hidrolisis protein menjadi peptida bioaktif. Protein akan menghasilkan asam-asam amino 3 bila dihidrolisis sempurna, tetapi hidrolisis secara parsial menghasilkan molekulmolekul peptida dengan sekuen asam amino spesifik yang memiliki bioaktivitas. Hidrolisis protein menghasilkan peptida dapat dilakukan secara parsial menggunakan asam atau basa. Mengingat proses penambahan asam maupun basa pada proses hidrolisis dapat merusak beberapa gugus asam amino dan menghasilkan senyawa karsinogenik, maka fungsi asam atau basa dapat digantikan oleh enzim yang bekerja secara spesifik. Aplikasi kolagenase perlu dilakukan dalam rangka mencari proses yang lebih efektif dan lebih ramah lingkungan. Bakteri Bacillus merupakan bakteri utama penghasil enzim secara industri. Bacillus penghasil kolagenase adalah Bacillus subtillis FS-2 (Nagano & To 1999), Bacillus subtilis CN2 (Tran & Nagano 2002), Bacillus sp. MO-1 (Okamoto et al. 2001), Bacillus subtilis AS1.398 (Riu et al. 2009), Bacillus pumilus CoI-J (Wu et al. 2010), Streptomyces sp. strain 3B (Petrova et al. 2006a) dan Streptomyces parvulus (Sakurai et al. 2009). Bakteri B. licheniformis F11.1 dan B. licheniformis F11.4 diketahui menghasilkan protease yang tinggi, kedua bakteri ini merupakan hasil mutasi dari B. licheniformis F11 yang secara alamiah tidak memiliki chiA (chiA) dengan menghilangkan operon pembentukan poliglutamat (pga) menghasilkan B. licheniformis F11.1 (chiA, pga) dan mutasi dengan menghilangkan operon pembentukan poliglutamat (pga) dan chiBA (double mutant) menghasilkan B. licheniformis F11.4 (pga, chiBA) yang ditemukan kehilangan kitinase tetapi menghasilkan aktivitas protease yang tinggi. Diperkirakan bakeri proteolitik ini mampu memecah kolagen sebagai substrat. Pada aplikasi kolagenase dibutuhkan informasi karakteristik enzim dan kondisi kerja yang optimum. Pada beberapa aplikasi, ekstrak kasar dapat bekerja secara efisien, tetapi pada aplikasi yang lain, kolagenase yang lebih murni dibutuhkan. Untuk itu pemurnian dan karakterisasi kolagenase perlu dilakukan sebelum diaplikasikan dalam substrat kolagen. Peptida kolagen yang memiliki aktivitas bioaktif sudah banyak diteliti diantaranya peptida kolagen dari babi yang memiliki aktivitas antioksidan (Li et al. 2007), peptida kolagen dari kulit ayam yang memiliki aktivitas inhibitor ACE (Saiga et al. 2008), peptida kolagen dari kulit tuna bluefin yang memilki aktivitas anti kanker (Han et al. 2011) dan peptida 4 kolagen dari kulit salmon yang dapat menurunkan trigliserida pada tikus percobaan (Saito et al. 2009). Peptida kolagen yang dihasilkan oleh aktivitas kolagenase B.licheniformis F11.1 dan B.licheniformis F11.4 diharapkan memiliki aktivitas bioaktif sebagai antioksidan, inhibitor ACE (Angiotensin I-Converting Enzyme) dan antiproliferasi sel kanker. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah 1) memilah isolat yang menghasilkan kolagenase yang efektif dalam menghidrolisis kolagen, 2) memurnikan dan mengkarakterisasi kolagenase ekstraseluler dari B. licheniformis F11 terpilih dan 3) mengaplikasikan enzimnya dalam pembuatan peptida kolagen dari kulit ikan bandeng serta melakukan pengujian sifat bioaktif peptida kolagen yang dihasilkan yaitu aktivitas antioksidan, inhibitor ACE (Angiotensin I-Converting Enzyme) dan antiproliferasi sel kanker (sel kanker serviks HeLa dan sel kanker kolon HCT116). Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah kolagenase dari bakteri Bacillus licheniformis F11 asal Palembang dapat digunakan untuk memproduksi peptida kolagen. Peptida kolagen hasil hidrolisis kolagenase Bacillus licheniformis F11 bersifat antioksidan, inhibitor antiproliferasi sel kanker. ACE (Angiotensin I-Converting Enzyme) dan