bab i pendahuluan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Daerah Kalisonggo masuk kedalam wilayah Pegunungan Kulonprogo
yang dikenalkan oleh van Bemmelen (1949) sebagai jajaran bangunan tubuh
gunung api tua, jajaran dari tua ke muda yaitu Gunung Gadjah di bagian
tengah, Gunung Idjo di bagian selatan, dan Gunung Menoreh di sisi utara,
atau sering disebut sebagai Oblong Dome (Gambar 2.1) dengan panjang 32
km dan lebar 15-20 km. Ketiga gunung api tua tersebut menghasilkan batuan
gunung api fragmental fraksi kasar-halus, batuan beku luar berupa lava dan
batuan intrusi dangkal (sub volcanic intrusion) yang menyusun Formasi
Andesit Tua.
Kajian fenomena kegunungapian berdasarkan aspek bentang alam,
berbagai jenis batuan penyusunnya, dan struktur geologi yang berkembang
diperkirakan berhubungan dengan proses gunung api. Hasil analisis
berbagai aspek tersebut menggambarkan model hipotesis seperti tampak
pada Gambar 1.1. Model ini memberikan sumbang pemikiran bahwasannya
Gunung Mujil dan singkapan lava beku berstruktur kekar tiang merupakan
hasil intrusi dangkal (Hartono, dkk 2014).
Gambar 1.1. Model hipotesis keberadaan gunung api purba Mujil dan
intrusi lava andesit berstruktur kekartiang serta
hubungannya dengan formasi-formasi batuan yang
berkembang di Kulonprogo (Hartono dkk, 2014)
1
2
Terdapat singkapan lava beku berstruktur kekar tiang disekitar sungai
kalisonggo (Gambar 1.2), dengan Kenampakan singkapan lava beku berwarna
abu – abu kehitaman dengan struktur vesikuler yang mengumpul di bagian
tengah tubuh batuan sebagai penunjuk pembekuan dangkal (Hartono, dkk
2014). Selain kenampakan singkapan Batuan beku andesit berstruktur kekar
tiang disepanjang Kalisonggo terdapat singkapan Batuan beku andesit yang
tidak berstruktur kekar tiang yang mengindikasikan bahwa Batuan beku andesit
merupakan hasil intrusi dangkal. Pengamatan singkapan di permukaan belum
bisa secara pasti menentukan kemenerusan dan sumber dari intrusi dari Batuan
beku andesit, keterbatasan tersebut dilengkapi dengan penelitian geofisika
yang dapat membantu interpretasi bawah permukaan dalam menjawab
pertanyaan geologi.
Gambar 1.2 singkapan lava beku berstruktur kekar tiang
Penelitian ini menggunakan dua metode geofisika yaitu metode
Geolistrik dan metode VLF. Pada prinsipnya metode Geolistrik membedakan
jenis batuan berdasarkan perbedaan nilai resistivitas, sedangkan metode VLF
membedakan jenis batuan berdasarkan perbedaan nilai konduktivitas batuan.
Perbedaan nilai resistivitas dan nilai konduktivitas batuan disebabkan oleh
mineral – mineral logam yang terdapat pada batuan, semakin banyak mineral
3
logam yang terkandung dalam batuan maka nilai resitivitasnya akan semakin
rendah dan sebaliknya, selain itu kandungan fluida dalam batuan sangat
mempengaruhi nilai resistivitas dan konduktivitas batuan. Pada Jenis batuan
yang sama jika kandungan fluid berbeda makan nilai resistivitas dan
konduktivitasnya akan berbeda pula. Resistivitas Batuan beku andesit lebih
tinggi jikan dibandingkan dengan batuan di sekitarnya sehingga berdasarkan
perbedaan nilai resistivitas batuan dapat diketahui intrusi dari Batuan beku
andesit di daerah Kalisonggo.
Penelitian menggunakan metode Geolistrik dan metode VLF dibutuhkan
untuk mengetahui sebaran dan sumber intrusi dari Batuan beku andesit yang
tersingkap di Kalisonggo karena kurangnya data mengenai keberadaan
singkapan Batuan beku andesit tersebut. Berdasarkan pertimbangan tersebut
yang mendasari untuk melakukan kajian mengenai sebaran Batuan beku
andesit di Kalisonggo dengan menggunakan metode geolistik dan metode VLF
dan membuat model korelasi 2 D bawah permukaan daerah penelitian.
1.2 Rumusan Masalah
Latar belakang di atas memfokuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah
bagaimana model korelasi 2D penyebaran Batuan beku andesit dan dimana
keberadaan sumber intrusi Batuan beku andesit di daerah Kalisonggo,
Kecamatan Girimulyo Kabupaten Kulonprogo D.I Yogyakarta berdasarkan
interpretasi variasi nilai resistivitas batuan.
1.3 Batasan Masalah
Penelitian ini dilaksanakan di daerah Kalisonggo dengan luas area penggukuran
1 km2, dengan menggunakan metode Very Low Frequency (VLF ) dan metode
Geolistrik untuk mengetahui sebaran lava beku berstruktur kekar tiang dan
sumber intrusinya. Data hasil pengukuran diolah hingga memperoleh model
korelasi 2D bawah permukaan berdasarakan variasi nilai resistivitas dan nilai
konduktivitas batuan di bawah permukaan.
4
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari Penelitian ini adalah :
1. Mengetahui variasi nilai resistivitas dan variasi nilai rapat arus ekivalen
batuan di bawah permukaan.
2. Mengetahui sebaran dan sumber intrusi Batuan beku andesit di Daerah
Kalisonggo.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah
1. Sebagai informasi ilmiah mengenai sebaran dan sumber intrusi Batuan
beku andesit di daerah Kalisonggo.
2. Menambah kelengkapan data geologi yang dapat digunakan untuk
melakukan pemetaan sebaran Batuan beku andesit di daerah Kalisonggo
karena daerah penelitian merupakan kampus lapangan salah satu Sekolah
Tinggi di Yogyakarta.
Download