pendahuluan - IPB Repository

advertisement
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Potensi pengembangan tanaman hias di Indonesia sangat baik, terutama
untuk pengembangan ekspornya. Kesempatan dalam peluang usaha tanaman hias
terus meningkat dan selalu mengalami perkembangan seiring dengan permintaan
para konsumen. Menurut data Badan Pusat Statistik RI (2010) total produksi
beberapa komoditas tanaman hias untuk bunga potong di Indonesia tertinggi
mencapai 185,232,970 potong pada tahun 2010 meningkat dari tahun sebelumnya
yaitu sebesar 107,847,072 potong.
Indonesia sebagai negara tropis, tentu memiliki potensi yang luar biasa
dalam pengembangan tanaman hias. Selain Sumber Daya Alam (SDA) yang
cukup menunjang, sinar matahari sepanjang tahun di Indonesia membuat tanaman
hias tropis di Indonesia cukup diminati di beberapa negara, khususnya untuk
negara dengan empat musim yang tidak memiliki sinar matahari sepanjang tahun.
Hal inilah yang menjadi salah satu faktor tingginya permintaan nilai ekspor untuk
beberapa tanaman hias Indonesia.
Keberadaan
Indonesia
yang
beriklim
tropis
mampu
untuk
mengembangkan tidak hanya tanaman hias asli Indonesia, tetapi juga tanaman
hias yang mampu beradaptasi di lingkungan tropis. Salah satu tanaman introduksi
yang telah dibudidayakan di Indonesia adalah tanaman bunga matahari
(Helianthus anuuss L.).
Bunga matahari merupakan salah satu tanaman hias yang memiliki
cakupan adaptasi yang luas dan membutuhkan daerah yang panas dengan sinar
matahari penuh, namun dalam pertumbuhannya tidak dipengaruhi oleh
fotoperiodisme. Menurut Chapman dan Carter (1975), pertumbuhan bunga
matahari yang optimal dicapai pada suhu di atas 10o C. Bunga matahari juga dapat
tumbuh pada ketinggian sampai 1000 m dpl ( Hasanah dan Wikardi, 1989)
Konsumen tanaman hias lebih menyukai tanaman hias yang memiliki
keragaman atau kekhasan tersendiri. Semakin beragam atau semakin khas suatu
tanaman hias maka harga jualnya pun akan semakin tinggi, terlebih lagi didukung
dengan era pasar bebas saat ini yang juga membuka peluang peningkatan usaha
2
agribisnis tanaman hias, baik dalam skala kecil, menengah, maupun besar.
Dengan demikian perlu adanya peningkatan dan perbaikan kualitas baik produksi
maupun inovasi dalam pengembangan performa tanaman hias.
Salah satu upaya peningkatan keragaan pada tanaman hias yaitu dengan
mutasi iradiasi sinar gamma. Pemuliaan mutasi adalah salah satu pendekatan
pemuliaan yang berguna untuk menimbulkan keragaman dan keragaan tanaman.
Secara umum mutasi dapat diartikan sebagai suatu perubahan materi genetik pada
suatu bagian tanaman tertentu. Menurut Poespodarsono (1988), mutasi adalah
suatu perubahan terhadap gen tunggal, terhadap sejumlah gen, atau terhadap
susunan kromosom. Sementara menurut Poehlman dan Slaper (1995), mutasi
merupakan proses perubahan yang mendadak pada materi genetik dari suatu sel
yang mencakup perubahan pada tingkat gen, molekuler, atau kromosom. Mutasi
tanaman pada bunga matahari ini diharapkan mampu memberikan keragaan yang
berbeda dari tanaman yang sudah ada sebelumnya, baik pada karakter kuantitatif
maupun pada karakter kualitatif .
Peningkatan keragaan pada penelitian ini diprioritaskan pada karakterkarakter kualitatif seperti bentuk daun, warna bunga, warna daun, dan keragaan
fenotipik khusus pada mutan yang dihasilkan, serta beberapa karakter kuantitatif.
Pengembangan keragaan diprioritaskan pada karakter kualitatif karena yang
menjadi pusat perhatian dan nilai jual dari suatu tanaman hias adalah keragaan
fenotipik dan bentuk fisik yang tampak secara langsung.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk melihat keragaaan fenotipik bunga matahari
akibat pengaruh iradiasi sinar gamma berdasarkan karakter kualitatif dan
kuantitatif.
Hipotesis
Terdapat perbedaan keragaan hasil pada masing-masing varietas bunga
matahari akibat perlakuan iradiasi sinar gamma dan dapat diperoleh perubahan
karakter pada tanaman bunga matahari yang prospektif untuk diteliti lebih lanjut
dan dikembangkan menjadi varietas baru.
Download