BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perencanaan Evaluasi IV.1.1. Ruang

advertisement
BAB IV
PEMBAHASAN
IV.1. Perencanaan Evaluasi
IV.1.1. Ruang Lingkup Evaluasi
Ruang lingkup pengendalian internal atas siklus pendapatan adalah :
1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan COSO,
meliputi
lingkungan
pengendalian,
penilaian
risiko,
informasi
dan
komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan.
2. Mengidentifikasi kelemahan pengendalian internal atas siklus pendapatan
pada PT Cakrawala Visitama Owenindo
3. Memberikan saran perbaikan atas kelemahan-kelemahan yang ditemukan
dalam siklus pendapatan.
IV.1.2. Tujuan Evaluasi
Tujuan dilakukannya evaluasi yaitu untuk mengetahui kelemahan
pengendalian internal atas siklus pendapatan yang dimiliki oleh PT Cakrawala
Visitama Owenindo dan memberikan saran untuk memperbaiki kelemahan
tersebut.
IV.2. Evaluasi Pengendalian Internal Atas Siklus Pendapatan
Berikut akan dijelaskan gambaran pengendalian internal yang diterapkan
oleh perusahaan berdasarkan komponen-komponen pengendalian internal yang
mengacu pada COSO (Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway
Commision). Serta akan dijelaskan sebab, akibat, kriteria, dan saran yang
diusulkan oleh penulis terhadap pengendalian internal yang dinilai kurang atau
belum efektif.
IV.2.1. Evaluasi Lingkungan Pengendalian (Control Environment)
a. Nilai integritas dan etika
Pada PT Cakrawala Visitama Owenindo, Direktur perusahaan sangat
menjunjung tinggi adanya nilai integritas dan etika dengan cara mengajarkan dan
memberikan contoh yang baik kepada karyawan untuk mengutamakan kejujuran
dan disiplin waktu dalam bekerja. Direktur mengkomunikasikan kepada semua
karyawan mengenai kebijakan nilai integritas dan etika yang telah ditetapkan
perusahaan serta sanksi yang akan diberikan apabila ada karyawan yang
melanggar kebijakan tersebut.
Contoh :
-
Apabila ada kehilangan barang di gudang, maka karyawan yang bertanggung
jawab atas gudang akan dikenakan sanksi berupa pemotongan gaji untuk
mengganti barang yang hilang tersebut.
-
Apabila ada karyawan yang terlambat masuk pada jam kantor yang telah
ditetapkan perusahaan, maka karyawan tersebut akan dikenai sanksi berupa
kehilangan kesempatan untuk mendapatkan bonus bulanan yang diberikan
oleh perusahaan.
Dengan adanya kebijakan tersebut semua karyawan cukup jelas dan
mengerti apa perilaku yang diperbolehkan dan yang tidak diperbolehkan,
sehingga mendukung lingkungan pengendalian yang baik.
b. Komitmen terhadap kompetensi
Direktur PT Cakrawala Visitama Owenindo telah membuat komitmen
yang tepat terhadap kompetensi karyawan dengan mempertimbangkan keahlian,
pendidikan serta pengalaman yang dimiliki oleh calon pekerja dalam merekrut
karyawan.
Karyawan yang bekerja pada PT Cakrawala Visitama Owenindo
merupakan karyawan yang telah melalui beberapa tahap dalam proses
penyeleksian karyawan baru. Proses penyeleksian dilakukan untuk mengetahui
kemampuan karyawan yang akan bekerja di PT Cakrawala Visitama Owenindo.
Penyeleksian dilakukan berdasarkan bidang dan minat dari karyawan tersebut.
Karyawan yang sudah diterima di perusahaan akan mendapatkan pelatihan
(training) untuk dapat memahami pekerjaannya.
Pada PT Cakrawala Visitama Owenindo, setiap karyawan sudah
ditempatkan sesuai dengan keahlian dan kemampuan di bidang mereka masingmasing. Hal ini dapat dilihat dari :
-
Bagian akuntansi mempunyai keahlian di bidang akuntansi sehingga mampu
membuat jurnal yang diperlukan serta laporan keuangan
-
Bagian penjualan mengerti proses penjualan pada PT Cakrawala Visitama
Owenindo dengan baik
-
Bagian Gudang mempunyai kemampuan dalam perhitungan persediaan
-
Bagian pembelian mempunyai kemampuan dalam mengurus setiap
pembelian perusahaan.
Dengan demikian, setiap pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik karena
karyawan telah memiliki pengetahuan dan keahlian yang dibutuhkan.
c. Dewan Direksi dan Komite Audit
PT Cakrawala Visitama Owenindo tidak memiliki dewan direksi dan
komite audit dalam perusahaannya. Jabatan tertinggi dalam perusahaan dipegang
oleh Direktur. Hal ini terjadi karena PT Cakrawala Visitama Owenindo
merupakan perusahaan milik pribadi dan masih tergolong kecil, sehingga segala
bentuk pemantauan dan pengawasan dilakukan oleh Direktur sendiri.
d. Filosofi dan gaya operasi manajemen
Filosofi manajemen yang ditetapkan oleh PT Cakrawala Visitama
Owenindo yaitu memberikan layanan terbaik kepada customer dan menyediakan
produk yang bermutu tinggi, dengan tujuan agar dapat memenuhi kepuasan
pelanggan.
Manajer perusahaan bertindak agresif dalam memberikan persetujuan
kredit kepada pelanggan. Manajer selalu menyetujui penjualan kredit yang
diajukan oleh pelanggan tanpa melakukan analisis kredit terlebih dahulu.
Perusahaan tidak menetapkan syarat tertentu dalam memberikan persetujuan
kredit ke pelanggan baru, karena perusahaan tidak ingin pelanggan merasa
dipersulit dengan adanya syarat-syarat tertentu sehingga manajer melakukan
penjualan kredit berdasarkan kepercayaan kepada pelanggan. Ini merupakan
salah satu gaya operasi manajemen dalam memberikan layanan terbaik kepada
pelanggan.
Sedangkan gaya operasi manajemen dalam menyediakan produk bermutu
tinggi yaitu mengharuskan adanya Quality Control terhadap produk yang akan
dikirimkan ke pelanggan.
Terdapat kelemahan dalam gaya operasi manajemen perusahaan yaitu
manajer bertindak agresif dalam memberikan persetujuan kredit kepada
pelanggan tanpa melakukan analisis kredit.
Seharusnya manajer bertindak selektif dalam pemberian kredit dan
menganalisis supaya ada jaminan bahwa pelanggan mampu dan akan membayar
semua piutang tepat waktu.
Hal tersebut disebabkan karena manajer tidak ingin kehilangan pesanan
dari pelanggan dan ingin meningkatkan penjualan.
Kondisi tersebut mengakibatkan perusahaan mendapatkan pelanggan
yang memiliki itikad buruk terhadap perusahaan, seperti tidak tepat waktu dalam
melakukan pembayaran atas piutang yang jatuh tempo ataupun tidak mau
melunasi piutangnya, sehingga menimbulkan piutang tak tertagih.
Sehubungan dengan permasalahan ini, penulis menyarankan agar manajer
mengubah sikap agresifnya menjadi sikap selektif dalam memberikan
persetujuan kredit terutama kepada pelanggan-pelanggan yang tidak tepat waktu
dalam melakukan pembayaran atas piutang yang jatuh tempo ataupun tidak mau
melunasi piutangnya. Dengan begitu, perusahaan dapat meminimalkan risiko
piutang tak tertagih.
e. Struktur organisasi dan penetapan wewenang dan tanggung jawab
PT Cakrawala Visitama Owenindo telah memiliki struktur organisasi
secara tertulis yang jelas menerangkan wewenang dan tanggung jawab dalam
setiap fungsi atau bagian yang terdapat dalam perusahaan.
Struktur organisasi PT Cakrawala Visitama Owenindo terdiri dari
beberapa bagian yang memiliki tugas dan fungsi masing-masing. Untuk gambar
struktur organisasi dapat dilihat pada bab sebelumnya (Bab III).
Dari struktur organisasi yang telah diuraikan sebelumnya, dapat dilihat
bahwa struktur organisasi pada PT Cakrawala Visitama Owenindo berbentuk
garis (line organization), dimana seorang atasan membawahi sejumlah bawahan,
sedangkan seorang bawahan bertanggungjawab langsung kepada seorang atasan.
Bentuk garis mengambarkan bahwa wewenang mengalir dari atas ke bawah,
sedangkan tanggung jawab mengalir dari bawah menuju atas.
f. Kebijakan dan praktik Sumber Daya Manusia
PT Cakrawala Visitama Owenindo menyadari pentingnya memiliki
karyawan yang kompeten dan jujur dalam menciptakan lingkungan pengendalian
yang baik, sehingga perusahaan membentuk satu bagian HRD yang bertugas
menerapkan kebijakan dan praktik Sumber Daya Manusia dalam merekrut
karyawan baru.
Berikut beberapa pelaksanaan kebijakan dan praktik Sumber Daya
Manusia oleh PT Cakrawala Visitama Owenindo :
1. Dalam merekrut karyawan, perusahaan menetapkan persyaratan khusus
seperti pendidikan, pengalaman, dan kemampuan berbahasa. Berdasarkan
syarat-syarat tersebut, dilakukan penyeleksian bagi calon karyawan. Setelah
dilakukan penyeleksian, calon karyawan yang memenuhi syarat akan
dipanggil untuk melakukan wawancara (interview). Calon karyawan yang
berhasil melewati tahap interview harus mengikuti tes atau pengujian tertulis.
Setelah melewati semua tahap penyeleksian, calon karyawan paling
berkompeten yang akan diterima sebagai karyawan di perusahaan. Karyawan
yang sudah diterima di perusahaan akan mendapatkan pelatihan (training)
untuk dapat memahami pekerjaannya dan diberikan masa percobaan selama
3 bulan terhitung dari tanggal yang bersangkutan mulai kerja. Calon
karyawan yang berhasil melampaui masa percobaan akan diangkat menjadi
karyawan tetap. Inilah gambaran singkat proses penyeleksian dan perekrutan
karyawan.
2. Perusahaan memberikan gaji kepada karyawan disesuaikan dengan
kompetensi yang dimiliki oleh karyawan. Selain gaji tetap , perusahaan juga
memberikan bonus bulanan tergantung dari kinerja karyawan selama periode
tersebut. Dengan adanya kompensasi yang cukup sesuai dengan kompetensi
yang dimiliki, perputaran karyawan pada PT Cakrawala Visitama Owenindo
cukup rendah dan kinerja karyawan lebih optimal.
Tabel berikut ini adalah hasil evaluasi yang dilakukan penulis terhadap
komponen lingkungan pengendalian yang ada di perusahaan, yaitu :
No
Evaluasi Lingkungan Pengendalian
1
Nilai integritas dan etika
2
Komitmen terhadap kompetensi
3
Filosofi dan gaya operasi manajemen
4
Struktur organisasi dan penetapan wewenang
dan tanggung jawab
5
Kebijakan dan praktik Sumber Daya Manusia
Efektif
Tidak
Efektif
√
√
x
√
√
Berdasarkan tabel evaluasi di atas, penulis menyimpulkan bahwa
lingkungan pengendalian di perusahaan sudah efektif, namun terdapat kelemahan
terkait unsur “filosofi dan gaya operasi manajemen” dimana Manajer bertindak
agresif dalam memberikan persetujuan kredit kepada pelanggan tanpa melakukan
analisis kredit.
IV.2.2. Evaluasi Penilaian Risiko (Risk Assestment)
Penilaian risiko bertujuan untuk
mengidentifikasi, menganalisis, dan
mengelola risiko yang berhubungan dengan pengendalian internal perusahaan.
Risiko dapat disebabkan oleh faktor internal dan eksternal.
Dalam menjalankan usahanya, perusahaan tidak terlepas dari risiko yang
mungkin dapat mempengaruhi hasil usahanya. Direktur perusahaan telah
melakukan penilaian atas risiko-risiko yang berkaitan dengan berbagai aktivitas,
terutama aktivitas siklus pendapatan.
Berikut beberapa penilaian risiko yang telah dilakukan perusahaan dan
tindakan antisipasi yang diambil antara lain:
•
Risiko perekonomian
Risiko perekonomian merupakan risiko yang timbul sehubungan dengan
perubahan kondisi perekonomian nasional secara umum seperti tingkat
pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi , tingkat suku bunga, dan fluktuasi nilai
tukar rupiah terhadap mata uang asing. Risiko ini dapat mempengaruhi secara
langsung maupun tidak kepada perusahaan yang selanjutnya dapat
mempengaruhi kegiatan operasional dan pendapatan perusahaan.
Contoh :
-
Saat terjadi krisis moneter yang dapat mengakibatkan tingkat penjualan
menurun, risiko ini telah diantisipasi dengan cara mengurangi jumlah
pembelian persediaan agar tidak terjadi penumpukan barang di gudang.
Hal tersebut dilakukan untuk meminimalkan dampak dari kondisi
eksternal tersebut.
-
Untuk mengatasi risiko perubahan nilai tukar mata valuta asing, Direktur
PT Cakrawala Visitama Owenindo melakukan pemantauan secara teratur
untuk memastikan bahwa risiko tersebut masih berada dalam batas yang
masih dapat diterima perusahaan untuk meminimalisir risiko yang
material.
•
Risiko penagihan
Untuk meminimalkan risiko tidak tertagihnya A/R (piutang usaha),
perusahaan berusaha untuk menjalin hubungan baik dengan customernya
supaya
customer
dapat
membeli
produk
dari
perusahaan
secara
berkesinambungan.
•
Risiko operasional
Risiko operasional adalah risiko akibat tidak berfungsinya proses internal,
kesalahan manusia, kegagalan sistem, atau adanya kejadian eksternal yang
mempengaruhi operasional perusahaan.
Contoh :
-
Risiko karyawan baru
Untuk meminimalisir risiko yang mungkin terjadi saat perusahaan
menempatkan karyawan baru dalam aktivitas siklus pendapatan, tindakan
antisipasi yang diambil oleh perusahaan yaitu karyawan baru tersebut
tidak langsung ditempatkan pada bagian-bagian yang penting dalam
aktivitas siklus pendapatan, namun akan diberikan pelatihan terlebih
dahulu selama tiga bulan untuk meningkatkan kemampuannya supaya
karyawan tersebut dapat menjalankan aktivitas siklus pendapatan dengan
baik. Hal ini dilakukan agar karyawan baru tersebut benar-benar
memahami
prosedur
siklus
pendapatan
sehingga
dapat
meminimalisasikan kesalahan yang mungkin dilakukan oleh karyawan
baru tersebut.
-
Risiko kecurangan karyawan
Perusahaan telah sadar bahwa ada kemungkinan terjadinya
kecurangan yang dilakukan oleh karyawan. Salah satu kecurangan yang
dapat dilakukan karyawan adalah pencurian kas. Untuk menghindari dan
mencegah risiko kecurangan tersebut, perusahaan menetapkan kebijakan
yaitu semua pembayaran dilakukan melalui transfer langsung melalui
bank ke rekening perusahaan. Dengan adanya kebijakan tersebut, risiko
kecurangan akan dapat dicegah.
-
Risiko teknologi baru
Untuk meminimalisasi risiko yang mungkin terjadi akibat adanya
teknologi baru, maka PT Cakrawala Visitama Owenindo telah
menggunakan teknologi komputer dalam melaksanakan kegiatan
operasional perusahaan, dengan tujuan dapat memberikan kemudahan
bagi karyawan dalam melakukan pekerjaan dengan lebih mudah dan
cepat. Untuk itu, perusahaan menggunakan komputer dalam membuat
bukti-bukti
transaksi
dan
melakukan
pencatatan,
supaya
dapat
meminimalisir risiko terjadinya kesalahan.
-
Risiko penggunaan sistem secara komputerisasi
Untuk meminimalisasi risiko penggunaan program dalam
pencatatan dan penyimpanan data perusahaan, tindakan antisipasi yang
diambil oleh perusahaan yaitu adanya pembatasan akses dalam
menggunakan program dengan menggunakan user id dan password .
Terdapat kelemahan terkait penilaian risiko yang telah dilakukan oleh
Direktur PT Cakrawala Visitama Owenindo yaitu :
1. Perusahaan tidak menetapkan limit kredit bagi pelanggan, sehingga
pelanggan dapat terus melakukan transaksi tanpa melakukan pelunasan
terlebih dahulu.
Perusahaan seharusnya menetapkan limit kredit bagi pelanggan, agar
dapat menghindari kemungkinan terjadinya keterlambatan pembayaran dan
risiko piutang tak tertagih.
Hal tersebut disebabkan karena perusahaan memberikan kepercayaan
besar terhadap pelanggan dan mementingkan hubungan baik dengan setiap
pelanggan.
Kondisi tersebut mengakibatkan saldo piutang pelanggan semakin
besar dan risiko piutang tak tertagih tidak dapat diminimalisir.
Sehubungan dengan permasalahan ini, penulis menyarankan agar
perusahaan menetapkan adanya limit kredit bagi pelanggan. Misalnya,
jumlah paling minimum sebesar Rp10.000.000,- (sepuluh juta rupiah).
Penetapan limit kredit dapat ditentukan berdasarkan penilaian atas pelanggan
yang telah dilakukan melalui analisis kredit. Dengan adanya penetapan limit
kredit, diharapkan piutang pelanggan tidak melebihi kemampuan dalam
melakukan pembayaran, sehingga kemungkinan terjadinya keterlambatan
pembayaran dan adanya piutang tak tertagih dapat diminimalisir.
2. Perusahaan tidak memiliki kebijakan diskon dalam penjualan kredit.
Perusahaan seharusnya memiliki kebijakan diskon dalam penjualan
kredit supaya dapat mengurangi risiko keterlambatan pembayaran piutang.
Hal tersebut disebabkan karena perusahaan menganggap bahwa setiap
pelanggan dapat melunasi piutangnya dengan tepat waktu.
Kondisi tersebut mengakibatkan modal kerja perusahaan menjadi
tidak efektif karena banyak piutang pelanggan yang tidak dibayar pada saat
jatuh tempo.
Sehubungan dengan permasalahan ini, penulis menyarankan agar
perusahaan menetapkan kebijakan diskon dalam penjualan kredit. Misalnya,
dengan sistem
2
/10,n/30. Dengan adanya penetapan kebijakan diskon,
diharapkan dapat menarik minat pelanggan untuk melakukan pelunasan
piutang tepat waktu..
Tabel berikut ini adalah hasil evaluasi yang dilakukan penulis terhadap
komponen penilaian risiko yang ada di perusahaan, yaitu :
No
Evaluasi Penilaian Risiko
1
Risiko perekonomian
2
Risiko penagihan
3
Risiko operasional
Efektif
Tidak
Efektif
√
x
√
Berdasarkan tabel evaluasi di atas, penulis menyimpulkan bahwa
penilaian risiko di perusahaan cukup efektif, karena perusahaan telah mampu
mengidentifikasi dan menganalisis risiko yang mungkin timbul, namun belum
dapat mengelola risiko tersebut dengan baik khususnya risiko penagihan . Hal ini
dapat dilihat dari:
-
tidak adanya penetapan limit kredit bagi pelanggan
-
tidak adanya kebijakan diskon dalam penjualan kredit.
IV.2.3. Evaluasi Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)
Berikut beberapa hal terkait dengan penerapan informasi dan komunikasi
pada PT Cakrawala Visitama Owenindo :
1. Perusahaan telah memiliki sistem akuntansi yang mengatur jalannya aktivitas
siklus pendapatan.
Hal ini ditunjukkan dengan tersedianya prosedur siklus pendapatan
yang
telah
dijelaskan
pada
bab
sebelumnya.
Prosedur
tersebut
menggambarkan arus informasi dan aktivitas yang dilakukan dalam siklus
pendapatan
dimulai
dari
terjadinya
penjualan
sampai
diterimanya
pembayaran atas penjualan tersebut.
Prosedur siklus pendapatan dibuat sebagai dasar bagi perusahaan
untuk
menetapkan
pengendalian
internal
pada
setiap
aktivitasnya,
menetapkan risiko pengendalian dan mengukur efisiensi dan efektivitas
operasi penjualan dan penerimaan kas.
Pengolahan sistem akuntansi pada perusahaan telah dilakukan secara
terkomputerisasi. Hal ini memudahkan karyawan dalam melakukan kegiatan
operasional perusahaan, karena pekerjaan dapat dilakukan dengan lebih cepat
dan lebih mudah dengan adanya sistem yang sudah terkomputerisasi tersebut.
2. Direktur mengkomunikasikan kebijakan dan prosedur perusahaan secara
efektif kepada seluruh karyawan dan telah dipahami dengan baik.
Kebijakan dan prosedur yang terkait dengan pengendalian internal
khususnya siklus pendapatan pada PT Cakrawala Visitama Owenindo, telah
dikomunikasikan oleh Direktur kepada seluruh karyawan yang bekerja di
perusahaan. Sehingga semua karyawan telah memperoleh pemahaman yang
jelas mengenai peran dan tanggung jawab masing-masing berkenaan dengan
pengendalian internal pelaporan keuangan.
Terdapat kelemahan tekait informasi dan komunikasi yang ditetapkan
oleh PT Cakrawala Visitama Owenindo yaitu tidak adanya proses analisis kredit
dalam prosedur persetujuan kredit yang dapat memastikan bahwa pelanggan
mampu dan akan membayar semua piutangnya.
Hal tersebut dikarenakan perusahaan belum memiliki pedoman dalam
prosedur siklus pendapatan perusahaan.
Kondisi tersebut mengakibatkan manajer bertindak agresif dalam
memberikan persetujuan kredit kepada pelanggan, sehingga menimbulkan risiko
piutang tidak tertagih yang tinggi.
Sehubungan dengan permasalahan ini, penulis menyarankan agar
perusahaan melakukan analisis kredit sebelum memberikan persetujuan kredit
kepada pelanggan. Misalnya, dengan cara melakukan survei langsung ke lokasi
pelanggan dan menilai kredibilitas pelanggan (bagi pelanggan baru) dan
memeriksa status kredit pelanggan dari hubungan bisnis yang terjadi selama ini
(bagi pelanggan lama).
Tabel berikut ini adalah hasil evaluasi yang dilakukan penulis terhadap
komponen informasi dan komunikasi yang ada di perusahaan, yaitu :
No
Evaluasi Informasi dan Komunikasi
1
Informasi (Sistem Akuntansi)
2
Komunikasi antar karyawan dan bagian
Efektif
Tidak
Efektif
x
√
Berdasarkan tabel evaluasi di atas, penulis menyimpulkan bahwa
informasi dan komunikasi di perusahaan cukup efektif, karena perusahaan telah
memiliki sistem akuntansi yang mengatur jalannya aktivitas siklus pendapatan
dan komunikasi antar karyawan maupun antar bagian telah terjalin dengan baik.
Namun masih terdapat kelemahan yaitu tidak adanya proses analisis kredit dalam
prosedur persetujuan kredit yang dapat memastikan bahwa pelanggan mampu
dan akan membayar semua piutangnya.
IV.2.4. Evaluasi Aktivitas Pengendalian (Control Activities)
Aktivitas pengendalian atas siklus pendapatan yang dilakukan oleh PT
Cakrawala Visitama Owenindo adalah sebagai berikut :
1. Pemisahan tugas
Pemisahan
tugas
merupakan
salah
satu
hal
yang
mendukung
pengendalian internal menjadi baik. Pemisahan tugas dapat dilihat dari struktur
organisasi yang ada di perusahaan. Struktur organisasi PT Cakrawala Visitama
Owenindo terdiri atas beberapa bagian :
-
Manager marketing bertugas menangani jalannya proses penjualan dan
memberikan otorisasi penjualan kredit.
-
Admin penjualan bertugas mencatat pesanan pelanggan sampai dengan
dikeluarkannya Sales Order, Invoice , dan Surat Jalan.
-
Bagian accounting bertugas mencatat seluruh proses operasional
perusahaan, seperti mencatat penjualan, piutang, dan penerimaan kas.
-
Bagian gudang bertugas melakukan pengecekan terhadap barang-barang
yang berada di gudang.
Pemisahan tugas yang dilakukan oleh PT Cakrawala Visitama
Owenindo adalah sebagai berikut :
a. Fungsi penjualan terpisah dengan fungsi kredit, akuntansi, gudang, dan
penerimaan kas
-
Tugas fungsi kredit adalah memberikan otorisasi kredit atas penjualan
kredit yang diajukan pelanggan.
(Fungsi ini dilakukan oleh Manajer Marketing)
-
Tugas fungsi penjualan adalah mencatat pesanan pelanggan sampai
dengan dikeluarkannya sales order, invoice , dan Surat Jalan .
(Fungsi ini dilakukan oleh admin penjualan )
-
Tugas fungsi akuntansi adalah mencatat seluruh proses operasional
perusahaan, seperti mencatat penjualan, piutang, dan penerimaan kas.
(Fungsi ini dilakukan oleh bagian accounting )
-
Tugas fungsi gudang adalah melakukan pengecekan terhadap barangbarang yang berada di gudang.
(Fungsi ini dilakukan oleh bagian gudang)
-
Tugas fungsi penerimaan kas adalah menerima segala bentuk
pembayaran yang masuk dalam perusahaan.
(Fungsi ini dilakukan oleh bank (outsourcing))
b.
Fungsi pencatatan piutang terpisah dengan fungsi penagihan
-
Tugas fungsi pencatatan piutang adalah mencatat piutang-piutang
yang terdapat diperusahaan, baik piutang yang sudah tertagih maupun
piutang yang belum tertagihkan
(Fungsi ini dilakukan oleh bagian akuntansi)
-
Fungsi penagihan bertugas menagih atas piutang-piutang yang belum
tertagih
(Fungsi ini dilakukan oleh admin penjualan).
Terdapat kelemahan terkait pemisahan tugas pada PT Cakrawala
Visitama Owenindo yaitu fungsi penagihan belum melaksanakan fungsinya
secara teratur dalam melakukan penagihan kepada pelanggan.
Seharusnya perusahaan melakukan pembagian tugas yang baik dan
memadai agar dapat mendukung perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Hal tersebut disebabkan karena adanya perangkapan tugas untuk fungsi
penjualan dan fungsi penagihan yang dijabat oleh 1 orang yaitu bagian admin
penjualan.
Kondisi tersebut mengakibatkan perusahaan mengalami kerugian karena
keterlambatan dalam melakukan penagihan piutang akan membuat modal kerja
perusahaan menjadi tidak efektif.
Sehubungan dengan permasalahan ini, penulis menyarankan agar
perusahaan melakukan pemisahan tugas untuk fungsi penagihan dengan
membentuk bagian penagihan yang secara khusus melakukan penagihan kepada
pelanggan atas piutang yang akan jatuh tempo maupun piutang yang tak tertagih.
Jika tidak bisa diterapkan karena alasan biaya, maka perusahaan dapat
merangkapkan fungsi ini pada bagian lain yang sudah ada, misalnya fungsi
penagihan diserahkan kepada Manajer Marketing. Dengan demikian, diharapkan
fungsi dalam perusahaan dapat berjalan dengan baik dan menciptakan aktivitas
pengendalian yang lebih efektif.
2. Otorisasi yang sesuai
Pada PT Cakrawala Visitama Owenindo, setiap transaksi hanya terjadi
atas dasar otorisasi dari pihak yang berwewenang untuk menyetujui terjadinya
transaksi tersebut.
Dalam melaksanakan aktivitas siklus pendapatan, otorisasi yang
ditetapkan oleh PT Cakrawala Visitama Owenindo adalah sebagai berikut :
-
Manager marketing
Bagian ini berwenang memberikan otorisasi atas penerimaan pesanan dan
persetujuan pemberian kredit.
-
Admin penjualan
Bagian ini berwenang memberikan otorisasi atas pencatatan pesanan
pelanggan dan penerbitan Sales Order, invoice, dan Surat Jalan.
-
Bagian accounting
Bagian ini berwenang memberikan otorisasi atas pencatatan laporan
penjualan, laporan piutang, dan laporan penerimaan kas, serta laporan
keuangan.
-
Bagian Gudang
Bagian ini berwenang memberikan otorisasi atas pencatatan barang masuk
dan barang keluar .
Terdapat kelemahan terkait sistem otorisasi pada PT Cakrawala
Visitama Owenindo yaitu tidak adanya fungsi kredit yang secara khusus
menangani otorisasi persetujuan kredit, namun diserahkan ke Manajer
Marketing.
Seharusnya perusahaan memiliki fungsi kredit yang secara khusus
melakukan analisis kredit dan memberikan otorisasi atas persetujuan penjualan
kredit.
Hal tersebut disebabkan karena perusahaan tidak memiliki fungsi kredit
yang bertugas menangani otorisasi persetujuan kredit.
Kondisi tersebut dapat mengakibatkan kerugian bagi perusahaan karena
Manajer Marketing mengotorisasi persetujuan penjualan kredit tanpa
melakukan analisis kredit terhadap calon pelanggan.
Sehubungan dengan permasalahan ini, penulis menyarankan agar
perusahaan membentuk fungsi kredit yang secara khusus melakukan prosedur
analisis kredit dan memberikan otorisasi atas persetujuan penjualan kredit. Jika
tidak tidak bisa diterapkan karena alasan biaya, maka perusahaan dapat
merangkapkan fungsi ini pada bagian lain yang memungkinkan, contohnya
fungsi kredit dirangkap oleh Bagian accounting.
3. Dokumen yang memadai
Pada PT Cakrawala Visitama Owenindo, dokumen yang berkaitan
dengan siklus pendapatan diberikan nomor urut tercetak sehingga pemakaiannya
dapat dipertanggungjawabkan dan bukti transaksi mudah ditelusuri kembali.
Selain itu, perusahaan juga menggunakan dokumen rangkap banyak sesuai
kebutuhan perusahaan, yang tujuannya untuk mencegah kekeliruan administrasi.
Dokumen terkait siklus pendapatan yang telah diberikan nomor urut
tercetak antara lain :
-
Sales order
-
Invoice
-
Surat Jalan
-
Sales Return
Semua dokumen dibuat rangkap tiga dan dilengkapi dengan tanggal transaksi.
4. Pengendalian umum komputer
PT Cakrawala Visitama Owenindo telah memiliki sistem yang
terkomputerisasi. Hal ini memudahkan karyawan dalam melakukan kegiatan
operasional perusahaan, karena pekerjaan dapat dilakukan dengan lebih cepat
dan lebih mudah dengan adanya sistem yang sudah terkomputerisasi tersebut.
Tindakan pengendalian umum komputer yang diterapkan oleh PT Cakrawala
Visitama Owenindo yaitu memiliki sistem login dengan menggunakan user id
dan password untuk membatasi akses terhadap data informasi dalam
komputerisasi agar dapat mencegah adanya kecurangan dan manipulasi data.
5. Pengendalian fisik
Pengendalian fisik yang sudah diterapkan pada PT Cakrawala Visitama
Owenindo, yaitu sebagai berikut :
(1) Pegendalian fisik terhadap aktiva perusahaan.
Perusahaan menyediakan ruang penyimpanan terkunci yang bebas dari
bahaya untuk menyimpan persediaan perusahaan. Selain itu, perusahaan juga
melakukan pembatasan akses ke ruang penyimpanan tersebut hanya kepada
Bagian gudang. Pengendalian tersebut dilakukan agar dapat mengurangi
risiko pencurian.
(2) Pegendalian fisik terhadap dokumen/catatan perusahaan
Dokumen/catatan terkait siklus pendapatan telah diarsipkan dan disimpan
rapi di dalam lemari brankas sesuai nomor urut tercetak dan tanggal.
Pengendalian ini dilakukan agar proses pencatatan dapat berjalan dengan
baik dan mempermudah untuk melakukan pengecekan dan pencocokan
dokumen.
6. Review kinerja
Pada PT Cakrawala Visitama Owenindo, Direktur setiap bulan
melakukan review atas kinerja perusahaannya dengan cara membandingkan
laporan keuangan bulan berjalan dengan laporan keuangan bulan-bulan
sebelumnya sehingga Direktur dapat mengetahui kinerja perusahaan saat ini
dibanding dengan kinerja sebelumnya dan melakukan tindakan perbaikan untuk
meningkatkan kinerja perusahaan.
Dengan demikian, pengendalian internal perusahaan akan menjadi lebih
efektif dan dapat mendukung perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Tabel berikut ini adalah hasil evaluasi yang dilakukan penulis terhadap
komponen aktivitas pengendalian (control activities) yang ada di perusahaan,
yaitu :
No
Evaluasi Aktivitas Pengendalian
1
Pemisahan tugas
2
Otorisasi yang sesuai
3
Dokumen yang memadai
4
Pengendalian umum komputer
5
Pengendalian fisik
6
Review kinerja
Efektif
Tidak
Efektif
x
x
√
√
√
√
Berdasarkan tabel evaluasi di atas, penulis menyimpulkan bahwa
aktivitas pengendalian di perusahaan sudah efektif, namun masih terdapat
kelemahan terkait pemisahan tugas yaitu fungsi penagihan belum melaksanakan
fungsinya secara teratur dalam melakukan penagihan kepada pelanggan. Selain
itu, kelemahan terkait otorisasi yaitu tidak adanya fungsi kredit yang secara
khusus menangani otorisasi persetujuan kredit, namun diserahkan ke Manajer
Marketing.
IV.2.5. Evaluasi Pemantauan (Monitoring)
Berikut beberapa hal terkait penerapan pemantauan (monitoring) yang
telah dilakukan PT Cakrawala Visitama Owenindo pada transaksi siklus
pendapatan:
1. Direktur secara rutin memeriksa laporan keuangan setiap bulan serta semua
pencatatan transaksi yang ada.
Dengan adanya rutinitas pemeriksaan laporan keuangan setiap bulan
yang dilakukan oleh Direktur serta semua pencatatan transaksi yang terjadi,
maka Direktur dapat mengetahui jumlah penjualan aktual yang terjadi di
perusahaan
dan
membandingkannya
dengan
target
penjualan
yang
direncanakan. Direktur juga dapat menganalisa dan mengambil tindakan atas
kesimpulan yang didapatnya serta mencocokkan setiap transaksi yang
tercatat dengan semua bukti yang ada.
2. Manajer melakukan pemeriksaan atas kelengkapan dokumen transaksi siklus
pendapatan setiap hari.
Dengan adanya pemeriksaan setiap hari atas kelengkapan dokumen
transaksi siklus pendapatan, maka keandalan data akuntansi akan semakin
terjaga dengan baik. Apabila hal ini dilakukan secara terus menerus oleh
pihak perusahaan, maka perusahaan dapat mencegah kemungkinan salah saji
potensial dan kecurangan yang akan terjadi.
Selain kelebihan di atas, penulis menemukan bahwa perusahaan
masih memiliki kelemahan terkait aktivitas pemantauan yaitu tidak
dilakukannya evaluasi pengendalian internal secara periodik.
Seharusnya perusahaan melakukan evaluasi pengendalian internal
secara periodik agar dapat mengetahui kelemahan yang terdapat dalam
perusahaan sehingga dapat mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan.
Hal tersebut disebabkan karena perusahaan tidak memiliki auditor
internal yang bertugas mengevaluasi keefektivitasan sistem yang berjalan di
perusahaan dan pengendalian internal yang diterapkan perusahaan.
Kondisi tersebut menimbulkan ketidaktahuan atas kelemahan
pengendalian
internal
perusahaan,
sehingga
mengakibatkan
peluang
terjadinya kecurangan atau fraud yang dilakukan oleh karyawan.
Sehubungan dengan permasalahan ini, penulis menyarankan agar
perusahaan membentuk Bagian internal audit yang berfungsi melakukan
pemeriksaan dan pemantauan serta mengevaluasi pengendalian internal
perusahaan secara periodik. Dengan demikian, apabila terdapat kelemahan
dalam pengendalian internal perusahaan dapat segera diketahui dan
ditindaklanjuti, sehingga perusahaan dapat meminimalkan risiko terjadinya
kecurangan atau fraud serta dapat meningkatkan kualitas pengendalian
internal menjadi lebih efektif.
Tabel berikut ini adalah hasil evaluasi yang dilakukan penulis terhadap
komponen pemantauan (monitoring) yang ada di perusahaan, yaitu :
No
Evaluasi Pemantauan
Efektif
1
Monitoring kegiatan yang sedang berjalan
√
2
Evaluasi pengendalian internal
Tidak
Efektif
x
Berdasarkan tabel evaluasi di atas, penulis menyimpulkan bahwa
pemantauan (monitoring) yang ada di perusahaan cukup efektif karena kegiatan
pemantauan telah dilakukan secara rutin oleh Direktur dan Manajer. Namun
masih terdapat kelemahan yaitu tidak dilakukannya evaluasi pengendalian
internal secara periodik.
Download