Ahli Dzikir oleh: Syaikh Prof. Dr. Khalid Al-Mushlih

advertisement
KHUTHBAH JUM’AT:
Ahli Dzikir
oleh: Syaikh Prof. Dr. Khalid Al-Mushlih
KHUTHBAH PERTAMA
‫الخطبة األولى‬
‫ من يهده اهلل‬،‫ ونعوذ باهلل من شرور أنفسنا وسيئات أعمالنا‬،‫ حنمده ونستعينو ونستغفره‬،‫إن احلمد هلل‬
ِ ‫فال‬
‫ ال‬،‫ إلو األولني واألخرين‬،‫ وأشهد أن ال إلو إال اهلل‬،‫مضل لو ومن يُضلل فلن جتد لو ولياً مرشدا‬
‫صل على زلمد وعلى آل زلمد‬
ُ ً‫ وأشهد أن زلمدا‬،‫إلو إال ىو الرمحن الرحيم‬
ّ ‫ اللهم‬،‫عبد اهلل ورسولو‬
... ‫ أما بعد‬.‫ إنك محيد رليد‬،‫كما صلّـ ـ ـ ـ ـ ـ ــيت على إبراىي ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ــم وعلى آل إبراىيم‬
Segala puji adalah milik Allah, kami memuji-Nya, memohon karunia-Nya, memohon
ampunan-Nya, dan berlindung kepada-Nya dari kejelekan diri-diri kami dan kejelekan amal
perbuatan kami; siapa yang diberi hidayah oleh Allah maka tidak ada yang bisa
menyesatkan-Nya, dan barangsiapa yang disesatkan-Nya maka tidak ada yang mampu
membimbing-Nya. Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali hanya
Allah, Tuhan bagi para hamba-Nya sejak awal hingga akhir, tidak ada ilah yang berhak
disembah kecuali Dia Yang Maha Pengasih lagi Mahah Penyayang. Dan aku bersaksi bahwa
Muhammad adalah hamba Allah dan rasul-Nya. Ya Allah, anugerahkanlah shalawat kepada
Muhammad beserta keluarganya sebagaimana Engkau memberi shalawat kepada Ibrahim
beserta keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia.
Amma ba’du…
Maka, bertaqwalah kalian semuanya kepada Allah wahai orang-orang mukmin. Berpegang
teguhlah kalian dengan kitab Allah yang nyata, yaitu Al-Qur’an. Karena sesungguhnya
perkataan yang paling benar adalah kitab Allah, dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan sejelek-jelek urusan adalah yang
ditambah-tambahkan, dan setiap penambahan adalah bid’ah, dan setiap bid’ah adalah
kesesatan.
Wahai para hamba Allah, sesungguhnya Allah telah menurunkan kitab-Nya yang nyata
kepada nabi-Nya, Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia adalah cahaya dan petunjuk
bagi manusia, dengannya Allah mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya, dan
sesungguhnya setiap hamba yang berpegang teguh dengan kitab ini, maka ia telah
mengambil salah satu sebab yang agung untuk menjadi tinggi dan mulia, baik di dunia
maupun di akhirat.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
‫(( إن اهلل يرفع هبذا الكتاب أقواماً ويضع آخري ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ــن )) رواه مسلم‬
Sesungguhnya Allah akan mengangkat dengan kitab ini sejumlah kaum dan merendahkan
kaum yang lainnya. HR. Muslim
Sesungguhnya kitab ini akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman kepada Allah
dan berpegang teguh dengan jalan-Nya yang lurus. Dan kitab ini pula akan merendahkan
setiap orang yang menyimpang dari jalan-Nya, berpaling, dan membangkang dari petunjukNya.
Maka, bertaqwalah kalian semua kepada Allah wahai orang-orang mukmin, dan ketahuilah
bahwa jalan yang bisa mengantarkan seorang hamba untuk menjadi mulia di dunia dan
beruntung di akhirat adalah dengan menjalankan peribadatan kepada Allah azza wa jalla
semata. Maka, kemuliaan dan ketinggian derajat serta keutamaan seorang mukmin di sisi
Allah bergantung kepada kadar ibadah kepada-Nya. Kemuliaan yang tidak hanya di akhirat,
bahkan di dunia pun ia akan mendapatkan kemuliaan tersebut. Sungguh, Allah akan
menjadikan ibadah kita kepada-Nya terasa lezat dan iman akan terasa manis, qalbu akan
terasa lapang, hati akan selalu bahagia karena jiwa ini istiqamah/konsisten dalam beribadah
kepada-Nya, bahkan memotivasi kita untuk memohon hidayah-Nya dan menegakkan
syariat-Nya azza wa jalla.
Sesungguhnya kitab ini merupakan kabar gembira dari Allah kepada seluruh manusia, bukan
hanya kepada seseorang saja, karena risalah ini adalah berlaku untuk seluruh manusia.
Allah ta’alaa berfirman:
‫ قل‬،‫﴿ يأيّـ ــها الناس قد جاءتكم موعظةٌ من ربكم وشفاء دلا يف الصدور وىدى ورمحة للمؤمنني‬
75 - 75 :‫ فبذلك فاليفرحوا ىو خري مما جيمعون ﴾ يونس‬،‫بفضل اهلل وبرمحتو‬
Wahai sekalian manusia, sungguh telah datang kepada kalian peringatan dari Rabb kalian
dan obat bagi dada-dada manusia, hidayah, dan rahmat bagi seluruh orang-orang mukmin.
Maka, katakanlah, “ini karena karunia dan rahmat dari Allah semata”, maka dengan hal itu,
hendaklah kalian berbahagia, ia lebih baik dari apa saja yang kalian kumpulkan (dari
kenikmatan dunia).” Q.S. Yunus: 57 – 58.
Maka, setiap orang yang menghadap kepada kitab ini, memahaminya, mengilmuinya,
mengamalkannya, dan mendakwahkannya, maka ia telah mengambil karunia-Nya,
mendapatkan martabat yang tinggi, di dunia dan di akhirat ia dimuliakan. Hal ini tidak hanya
berhenti kepada satu kelompok manusia tertentu saja, dan tidak pula hanya untuk satu dua
jenis golongan saja, bahkan ini adalah pintu yang selalu terbuka bagi siapapun yang mau
menghadap kepada kitab Allah ini.
Oleh karena itu, para sahabat Nabi mempelajari Al-Qur’an dan menghadap kepadanya, baik
yang muda maupun yang tua, yang kecil maupun yang besar. Perbedaan kedudukan dan
ketinggian derajat di antara mereka bukan karena nasab dan tidak pula karena lebih dahulu
beriman semata, perhatikanlah, bahkan mereka yang paling tinggi derajat dan kemuliannya
terutama tergantung kepada:
 Kadar sikap mereka terhadap firman Allah dan sabda Rasul-Nya
 Kadar mereka dalam mengimani firman Allah dan sabda Rasul-Nya, dan
 Kadar pemahaman mereka terhadap firman Allah dan sabda Rasul-Nya.
Maka, bagaimana kadar manusia dalam mengilmui Al-Qur’an, mengilmui sunnah, adalah
selaras dengan kadar martabat dan ketinggian kedudukan mereka. Hal ini tidak hanya untuk
orang tertentu saja, namun berlaku kepada seluruh manusia.
Abdullah bin Abbas --sahabat Nabi yang masih kecil—beliau menjadi anggota Majelis Syura
pada zaman kekhalifahan Umar bin Kaththab, bukan karena usianya yang sudah tua, bukan
pula karena ia adalah kerabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahkan ada orang lain yang
lebih dekat dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Akan tetapi, Ibnu Abbas adalah
pengawal ummat, ahlinya Al-Qur’an, sangat memahami firman Allah, beliau menghadap
dalam mencari ilmu sehingga tinggilah kedudukan beliau, hingga akhirnya Allah memberikan
cahaya pada perkataannya. Maka, Amirul Mukminin, Al-Faruq, Umar bin Kaththab --semoga
Allah meridhainya-- memasukkannya menjadi anggota Majelis Syura Khalifah. Dan tatkala
sebagian orang bertanya kepadanya, “Kenapa engkau menjadi anggota Majelis Syura?”
(padahal saat itu usianya masih seusia dengan anak-anak kita, dan kita sudah tua-tua
begini). Dan tatkala mereka ditanya tentang satu masalah, mereka tidak mampu
menjawabnya, namun tatkala pertanyaan itu ditujukan kepada Ibnu Abbas, maka beliau
mampu memberikan jawaban dengan jawaban yang benar. Maka, faham dan sadarlah
mereka dan akan keutamaan Ibnu Abbas –semoga Allah meridhainya.
Wahai orang-orang mukmin, ketahuilah sesungguhnya ilmu adalah cahaya, dengannya Allah
memberi hidayah kepada seorang mukmin di dunia dan menerangi perjalanan hidupnya. Itu
lebih mulia dari apa yang diinginkan jiwa-jiwa manusia, dan lebih utama dari apa yang
dibayangkan oleh manusia. Maka, hendaklah kita tahu kedudukannya, dan ilmu tentang
firman Allah dan sabda Rasul-Nya adalah kemuliaan, karena itu adalah setinggi-tinggi
kedudukan dan sebaik-baik martabat. Maka, hendaklah kita menguasai ilmu tentang firman
Allah dan sabda Rasul-Nya. Ada orang yang mengatakan: “Profesi ini hanya untuk
sekelompok orang saja.” Jawabannya adalah tidak! Pintu ini selalu terbuka bagi siapapun
yang mau menghadap kepada Al-Qur’an dan Sunnah, mengambil ilmu darinya,
memahaminya secara benar sebagaimana para sahabat nabi memahaminya. Maka, niscaya
ia akan menggapai keutamaanya sebagaimana orang lain pun mendapatkannya. Oleh
karena itu, semestinya seorang mukmin tidak melemah dalam menggapai kebaikan, bahkan
harus selalu semangat dan bahagia serta bangga dengannya, karena ia menjadi pembawa
syariat. Merekalah orang-orang yang menjaga agama-Nya, dengannya Allah menjaga para
hamba dan negeri, dengannya Allah menjaga agama, merekalah ulama syariat. Dengannya
tegak urusan agama, terbongkarlah orang-orang yang ingin merusak agama, tersingkaplah
orang yang ingin membengkok-bengkokkan aturan agama, tertolaklah penolakan para
penentang, dan takwilnya orang-orang yang sesat. Maka, untuk Allah-lah mereka berkiprah,
karena Allah-lah mereka menghabiskan umur mereka untuk mencari ilmu dan
mengajarkannya, memahami ucapan Allah dan sabda Rasul-Nya, untuk Allah-lah kiprah
mereka, dan bagi mereka-lah pahala yang agung. Demikian baik perjalan hidup mereka, dan
begitu indah sebutan nama mereka.
Sesungguhnya Allah mengangkat derajat mereka bukan karena nasab, keturunan, harta, dan
kedudukan mereka. Pangkat ini adalah urusan ilahiyah, diberikan kepada siapapun yang
menempuh jalan-Nya. Ini adalah pangkat penerus para rasul. Ini adalah pangkat penegak
urusan para nabi dalam menyampaikan syariat-Nya, dan Allah Maha Tahu tentang risalahNya, Ia pula lebih tahu tentang siapa yang dipilih-Nya untuk memegang estafet urusan ini
dan menegakkan amanah ini. Maka, mencintai mereka adalah bagian dari iman. Allah
berfirman:
57 :‫﴿ وادلؤمنون وادلؤمنات بعضهم أولياء بعض ﴾ التوبة‬
Dan orang-orang mukmin laki-laki dan orang-orang mukmin perempuan, sebagian mereka
adalah penolong kepada sebagian yang lain. Q.S. At-Taubah: 71
Syaikhul Islam ibn Taimiyah --di dalam kitab Raf’ul Malam ‘an A’immatil A’lam-- berkata:
‫فيجب على ادلسلمني بعد مواالة اهلل ورسولو مواالة ادلؤمنني كما نطق بو القرآن خصوصا العلماء‬
‫الذين ىم ورثة األنبياء‬
Maka, wajib atas setiap orang muslim, setelah mereka ber-wala (setia dan membela)
kepada Allah dan Rasul-Nya, adalah mereka ber-wala’ kepada sesama mukmin
sebagaimana firman Allah di dalam Al-Qur’an, dan terlebih khusus lagi adalah kepada para
ulama karena mereka adalah pewaris para nabi.
Hal ini adalah berdasarkan firman Allah “Dan orang-orang mukmin laki-laki dan orang-orang
mukmin perempuan, sebagian mereka adalah penolong kepada sebagian yang lain”, maka
ber-wala’ kepada sesama mukmin adalah wajib atas mereka sebagaimana firman Allah
tersebut. Maka, seorang mukmin ber-wala’ kepada muslim yang lain, khususnya kepada
ulama, apalagi mereka adalah pewaris para nabi. Maka, mencintai ahlul ilmi (para ulama)
adalah satu bentuk pendekatan diri dan ketaatan kepada Allah.
Maka, apabila kalian melihat seseorang yang menyebut para ulama dengan kebaikan,
mencintai mereka, dan menjaga martabat mereka, maka semoga ia termasuk orang yang
baik. Merekalah kaum yang tidak akan pernah sengsara siapapun yang duduk bersama
mereka. Sesungguhnya di antara hak para pembawa syariat atas kita --siapapun mereka,
apapun warna kulit mereka, dari negeri mereka berasal, dan keturunan manapun mereka,
dan dari bangsa manapun ia berasal-- adalah mereka harus dihormati, dihargai, bukan
karena keturunan mereka, namun karena apa yang mereka bawa di dalam dadanya, yaitu
ilmu syariat. Karena siapapun yang menjaga Al-Qur’an, maka ia mengemban risalah
kenabian di kedua pundaknya. Dan siapa yang memuliakan para penjaga Al-Qur’an, yang
menghafalnya dan memahaminya kandungan maknanya, maka sungguh ia telah
mengagungkan Allah azza wa jalla.
Allah berfirman:
23 :‫﴿ ذلك ومن يعظم شعائر اهلل فإنو من تقوى القلوب ﴾ احلج‬
Demikianlah, maka siapa yang mengagungkan syariat Allah maka sesungguhnya itu keluar
dari hati yang bertaqwa. Q.S. Al-Hajj: 32
Oleh karena itu, ummat Islam generasi terdahulu selalu menghormati para ulama, hingga
mereka mengatakan: “Sesungguhnya termasuk dari sunnah adalah menghormati para
ulama.” Dan sungguh para salaf demikian bagus dalam penghormatan kepada ulama.
Sampai Abbas, anak paman Nabi, beliau sampai memegangkan tali ikat unta tunggangan
Zaid bin Tsabit, lalu ia berkata, “Demikianlah kami disuruh untuk menghormati dan
menghargai ulama kita dan pembesar kita.”
Sesungguhnya di antara hak para ulama, ahli dzikir, pembawa dan penjaga syariat adalah
kita menjaga martabat mereka. Karena menciderai martabat dan harga diri ulama adalah
tanda kerusakan, sedangkan menjaga martabat dan harga diri ulama adalah tanda kebaikan
dan kestabilan zaman.
Saya berkata --sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam:
‫مسلم‬
ٌ ‫ دمو ومالو وعرضو )) رواه‬:‫(( كل ادلسلم على ادلسلم حرام‬
“Setiap muslim terhadap muslim yang lainnya adalah haram: darahnya, hartanya, dan
kehormatannya.” HR. Muslim
Keharaman ini sama saja untuk setiap orang Islam, baik kepada ulama ataupun bukan,
mujahid atau bukan, pemerintah ataupun bukan, haram semuanya, haram darahnya,
kehormatannya, dan hartanya. Ini hak sesama kaum muslimin.
Namun, harus diketahui bahwa dosa melanggar 3 larangan ini adalah lebih besar ketika
berkaitan dengan penghinaan dan pencelaan kepada ahlul ilmi (ulama). Karena merekalah
pembawa dan penolong syariat, sebagaimana sudah kami jelaskan di atas. Maka, mencela
ulama adalah perkara besar. Maka, wajib atas setiap kita untuk menjaga lisan kita, agar
tidak mencela sesama muslim, dan lebih-lebih kepada ulama yang mereka adalah para
pembawa risalah, penjaga agama, dan pemberi nasihat kepada ummat. Ini bukan berarti
bahwa para ulama adalah ma’shum (terlepas dari dosa), tidak.
Imam Malik berkata:
)‫كل يُأخذ من قولو ويُ ّرد إال صاحب ىذا القرب (وأشار إىل قرب النيب‬
ٌ
Setiap orang bisa diambil ucapannya ataupun ditolak, kecuali orang yang ada di dalam
kubur ini (Dan beliau menunjuk ke arah kubur Nabi shallallahu alaihi wa sallam).
Ulama kedudukannya adalah mulia, martabatnya tinggi, maka tidak boleh menghina
martabatnya karena ia keliru dalam ijtihadnya atau ia kurang baik pada amal tertentu. Akan
tetapi, kepada ulama yang demikian, kita katakan, “Beliau keliru dalam masalah ini”, tanpa
menghina dan merendahkan martabatnya, tanpa mencari-cari apa niat ulama tersebut,
tanpa mempengaruhi manusia sehingga mereka berpecah-belah, ataupun yang lain. Karena
hal itu akan merusak ilmu agama. Dan jika sudah jatuh martabat ulama, maka menjadi
lemahlah kedudukan ilmu agama dari hati manusia.
،‫ واص ِرف عنّا السوء والفحشاء‬،‫ خذ بنا وصينا إىل الرب والتقوى‬،‫ وقنا شر أنفسنا‬،‫اللهم أذلمنا رشدنا‬
‫الغفور الرحيم‬
‫القول وأستغفر اهلل‬
َ ‫أقول ىذا‬
ُ ‫ فاستغفرواه إنو ىو‬،‫العظيم يل ولكم‬
َ
Ya Allah, ilhamkan kepada kami petunjuk-Mu, jauhkan kami dari kejahatan diri kami,
arahkan kami kepada kebaikan dan taqwa, palingkan kami dari kejelekan dan kenistaan.
Demikianlah apa yang saya sampaikan, aku memohon ampunan kepada Allah yang Maha
Agung untukku dan kita semua, maka mohon ampunlah kalian kepada-Nya, sesungguhnya
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
KHUTHBAH KEDUA
‫الخطبة الثانية‬
ِ ‫ ال‬،‫أمحده حق محده‬
‫ وأشهد أن ال‬،‫ وكما أثنا على نفسو‬،‫أحصي ثناءً عليو‬
َ ُ ،‫احلمد هلل رب العادلني‬
ٍ ‫ اللّهم صل على‬،‫عبد اهلل ورسولو‬
‫زلمد وعلى آل‬
ُ ً‫ وأشهد أ ّن زلمدا‬،‫إلوَ إال اهلل وحده ال شريك لو‬
ّ
.‫ إنك محي ٌد رليد‬،‫اىيم وعلى آل إبراىيم‬
‫زلمد كما‬
َ
َ ‫صليت على إبر‬
Segala puji adalah milik Allah Rabb semesta alam, Aku memujinya dengan sebenar-benar
pujian yang tiada bisa terhitung sebagaimana Dia memuji atas diri-Nya sendiri. Aku bersaksi
bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali hanya Allah yang tiada sekutu bagiNya. Aku juga bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba Allah dan rasul-Nya. Ya Allah,
limpahkanlah shalawat dan salam kepada Muhammad dan keluarganya sebagaimana
Engkau melimpahkan shalawat kepada Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau
Maha Terpuji lagi Maha Mulia.
Wahai para hamba Allah, wahai orang-orang mukmin, bertaqwalah kalian kepada Allah
dengan sebenar-benar taqwa. Karena taqwa yang sebenarnya akan mendatangkan segala
kebaikan, menolak setiap kejelekan dan kejahatan, mampu mengantarkan kita kepada
derajat yang tinggi, karena tidak ada yang bisa menolak segala kejelekan, memadamkan
segala malapetaka dan mendatangkan setiap kebaikan kecuali taqwa kepada Allah Sang
Penguasa langit dan bumi.
‫ يا رب العادلني‬،‫اللهم اجعلنا من عبادك ادلتقني وحزبك ادلفلحني وأوليائك الصاحلني‬
Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang-orang yang bertaqwa, golongan-Mu yang
beruntung, dan penolong-Mu yang shalih, wahai Rabb semesta alam.
Wahai orang-orang mukmin, sesungguhnya Allah ta’alaa menyuruh kita mengembalikan
segala urusan yang samar, urusan yang tidak jelas kepada ulama.
Allah azza wa jalla berfirman:
75 :‫﴿ يايها الذين أمنوا أطيعوا اهلل وأطيعوا الرسول وأول األمر منكم ﴾ النساء‬
Wahai orang-orang yang beriman, taatilah oleh kalian Allah, dan taatilah Rasulullah, serta
ulil amri di antara kalian. Q.S. An-Nisaa’: 59
Allah azza wa jalla berfirman:
﴾ ‫﴿ فاسألوا أىل الذكر إن كنتم ال تعلمون‬
Maka, bertanyalah kalian kepada ahli dzikir/ulama jika kalian tidak mengetahui.
Maka, wajib atas setiap orang yang tidak tahu dalam satu urusan untuk bertanya kepada
ulama, mereka-lah ahli dzikir. Dan ahli dzikir adalah ahlul Qur’an. Ulama disebut ahlul qur’an
bukan hanya karena (i) pandai membaca Al-Qur’an semata, bahkan merekalah yang (ii)
faham tentang makna yang terkandung di dalam Al-Qur’an, (iii) mereka mengamalkannya
dengan benar, dan (iv) mendakwahkannya. Maka, setiap orang yang menguasai empat
kriteria ini, ia lebih berhak untuk ditanya dan dijadikan rujukan dalam urusan agama ini.
Oleh karena itu, hendaklah setiap muslim berhati-hati, seksama ketika bertanya, ketika
meminta penjelasan tentang hukum-hukum syariat agama; Ia harus tahu bahwa urusan ini
adalah perkara agama; Urusan agama tidak boleh diambil dari sembarang orang. Agama
adalah diambil dari orang-orang yang memang ditunjuk oleh Allah untuk dimintai penjelasan
tentangnya.
Allah azza wa jalla berfirman:
5 :‫﴿ فاسألوا أىل الذكر إن كنتم ال تعلمون ﴾ األنبياء‬
Maka, bertanyalah kalian kepada ahli dzikir/ulama jika kalian tidak mengetahui. Q.S. AlAnbiyaa’: 7.
Dan setiap muslim hendaklah juga menyadari bahwa tidak ada seorang pun yang selamat
dari kekeliruan. Setiap orang sangat mungkin keliru atau salah dalam ijtihadnya. Namun,
ketahuilah bahwa kelirunya seorang ulama dalam ijtihadnya tidak akan menggugurkan
kedudukannya, tidak akan mengurangi ketinggian derajatnya, dan tidak menjadikan kita
boleh mencela atau mencerca kehormatannya. Kita tinggalkan pendapatnya yang keliru,
karena setiap orang bisa saja salah atau keliru.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
)353/4( ‫ صحيح اإلسناد ومل خيرجاه‬:‫(( كل ابن أدم خطاء )) رواه أمحد والرتمذي وابن ماجو واحلاكم وقال‬
Setiap anak-cucu Adam adalah pasti pernah keliru/salah. HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibn Majah,
dan Al-Hakim. Al-Hakim berkata: “Sanad-sanadnya shahih meski tidak dikeluarkan oleh
Bukhari dan Muslim.
Namun, ambillah pendapat ulama yang shahih, berpegang teguhlah dengan pendapat yang
benar. dan bertanyalah kepada ulama lain yang lebih berilmu, lebih bertaqwa, dan lebih
wara’ dalam perilaku dan akhlaqnya.
Wahai orang-orang mukmin, sesungguhnya kedudukan ulama bagi manusia adalah laksana
mentari bagi dunia dan laksana kesehatan terhadap badan. Apabila ulama meninggal, maka
manusia akan bingung dan butuh akan ilmu. Maka, hendaklah orang-orang yang mampu
mencari ilmu, baik yang masih kecil maupun yang sudah dewasa, untuk menjaga syariat.
Karena menjaga syariat bukan dengan kitab-kitab yang tertumpuk begitu saja, namun
menjaga syariat adalah dengan menjaga/menghafal tulisannya dan menjaga/menghafal
makna-maknanya, yang demikian tidak mungkin bisa dilakukan kecuali dengan talaqqiy
(belajar langsung) kepada ulama.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
‫(( إن اهلل ال يقبض العلم انتزاعا ينتزعو من العباد ولكن يقبض بقبض العلماء حىت إذا مل يبق عادلا‬
‫الناس رؤوسا جهاال فسئلوا فافتوا بغري علم فضلوا وأضلوا )) متفق عليو‬
ُ ‫إختذ‬
Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu secara tiba-tiba dari hamba-Nya, akan tetapi
dicabutnya ilmu adalah dengan diwafatkannya para ulama, sehingga jika tidak ada ulama,
manusia mengangkat para pemimpin dari kalangan orang-orang bodoh, maka pemimpin itu
ditanya/dimintai fatwa, maka ia menjawab tanpa dasar ilmu, maka ia sesat dan
menyesatkan. HR. Muttafaq alaih
‫ اللهم خذ بنا وصينا‬،‫ ونسألك اذلدى والتقى يا ذا اجلالل واإلكرام‬،‫اللهم إنا نعوذ بك من الضالل‬
‫ اللهم اسلك بنا سبيل اذلدى‬،‫ ربنا زدنا علماً ووفقنا إىل اخلريات يا رب العادلني‬،‫إىل الرب والتقوى‬
‫والتقى والصالح يا حي وقيوم‬
Ya Allah, kami berlindung kepada-Mu dari segala kesesatan, kami memohon kepada-Mu
hidayah dan ketaqwaan, wahai Rabb semesta alam. Wahai Rabb kami, tambahkan kepada
kami ilmu, dan anugerahi kami dengan taufiq-Mu sehingga kami mengikuti segala kebaikan,
wahai Rabb semesta alam. Ya Allah, tunjuki kami jalan petunjuk, ketaqwaan, dan kebaikan,
wahai Dzat yang Maha Hidup lagi Maha Tegak.
،‫ربـّ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ــنا ظلمنا أنفسنا وإن مل تغفر لنا وترمحنا لنكوننا من اخلاسـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـرين‬
Wahai Rabb kami, kami telah mendzalimi diri kami sendiri, andai Engkau tidak mengampuni
dan merahmati kami, niscaya kami menjadi orang-orang yang merugi.
ِ ‫اللّهم ِأمنّا يف أوطاننا و‬
‫ـبع رضاك‬
ْ
ْ ‫ و‬،‫ووالة أموِرنا‬
َ ‫اجعل واليتَــنا يف من خافَـك وتَــقاك واتَّـ‬
ُ ‫أصلح أئمتَـ ــنا‬
،‫يا رب العادلني‬
Ya Allah, amankan di negeri kami dengan aman sentausa, perbaikilah para pemimpin kami
dan ulil amri kami, dan jadikanlah negeri kami dipimpin oleh orang yang takut kepada-Mu,
bertaqwa, lagi mengikuti keridhaan-Mu, wahai Rabb semesta alam.
،‫ اللهم امجع كلماهتم على احلق واذلدى‬،‫ وأصلح ذات بينهم‬،‫اللهم ألف بني قلوب ادلؤمنني‬
Ya Allah, satukan hati kaum mukminin, perbaiki hubungan di antara mereka, satukan
mereka di atas petunjuk dan kebenaran.
،‫اللهم من أراد بنا شرا وفرقة وفسادا فعليك بو فإنو ال يعجزك‬
Ya Allah, siapapun yang menginginkan kejelekan, kejahatan, perpecahan, dan kerusakan
menimpa kami, maka atas tanggungan Engkaulah urusan mereka, Sungguh itu tidak
melemahkan-Mu.
‫ ندرء بك يف‬،‫ اللهم فادفع عنا كل سوء وشر‬،‫اللهم ما تدفعو عن ادلؤمنني أعظم مما ميكرونو ألنفسهم‬
‫ وأعنا من شر‬،‫ اللهم انصر اإلسالم وأىلو وأذل الكفر ومللو‬،‫حنور أعدائنا ونعوذ بك من شرورىم‬
،‫الفنت ما ظهر منها ومن بطن يا رب العادلني‬
Ya Allah, semua makar yang mereka arahkan kepada kaum mukminin, maka kembalikan
kepada mereka dengan lebih besar darinya. Ya Allah, tolonglah kami dari segala kejelekan
dan kerusakan serta kerusakan, kami serahkan urusan musuh-musuh kami kepada-Mu, kami
berlindung kepada-Mu dari kejahatan mereka. Ya Allah, tolonglah Islam dan pemeluknya,
dan hinakanlah kekufuran dan semua sektenya, dan bantulah kami dari segala kejahatan
dan fitnah, baik lahir maupun bathin, wahai Rabb semesta alam.
‫ ربنا إنك رؤوف‬،‫اللهم اغفر لنا وإلخواننا الذين سبقوانا باإلميان وال جتعل يف قلوبنا غال للذين أمنوا‬
‫ اللهم ألف‬،‫ اللهم اصلح حال إخواننا يف سوريا ويف العراق ويف سائر البلدان يا رب العادلني‬،‫رحيم‬
،‫ اللهم انصر احلق حيث كان وأذل الباطل حيث كان‬،‫بني قلوب ادلؤمنني وأصلح ذات بينهم‬
Ya Allah, ampuni kami dan para saudara kami yang lebih awal beriman, jangan tancapkan
di dalam hati kami rasa kedengkian kepada sesama orang mukmin, wahai Rabb kami,
sungguh Engkau Maha Baik lagi Maha Penyayang. Ya Allah, perbaikilah keadaan para
saudara kami di Suriah, Iraq, dan seluruh negeri lainnya, wahai Rabb semesta alam. Ya Allah
satukan hati kaum mukmin dan perbaikilah hubungan diantara mereka. Ya Allah, tolonglah
kebenaran di mana pun ia berada dan hinakanlah kebathilan di mana pun ia berada.
،‫ربـّ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ــنا ظلمنا أنفسنا وإن مل تغفر لنا وترمحنا لنكوننا من اخلاسـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـرين‬
Wahai Rabb kami, kami telah mendzalimi diri kami sendiri, andai Engkau tidak mengampuni
dan merahmati kami, niscaya kami menjadi orang-orang yang merugi.
‫ إنك محيد رليد‬،‫اللهم صل على زلمد وعلى آل زلمد كما صليت على إبراىيم وعلى آل إبراىيم‬
Ya Allah, anugerahkanlah shalawat dan salam kepada Muhammad beserta keluarganya
sebagaimana Engkau telah menganugerahi shalawat kepada Ibrahim beserta keluarganya.
***
Sumber:
http://almosleh.com/ar/index.php?go=video&more=2441
Penerjemah: Heru Sunoto Abu Muhammad ibn Shadiq
Bandung, @ mei 2014
Download