0 HAK CIPTA (HKI) 5 10 Judul Invensi: METODE OPTIMISASI KONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI BERBASIS LOGIKA FUZZY DAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION 15 Inventor: 20 Dr. Ramadoni Syahputra, S.T., M.T. Ir. Agus Jamal, M.Eng. 25 Diajukan untuk Memperoleh Hak Cipta dari Direktorat Jenderal HKI Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia 30 35 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Maret 2016 1 Deskripsi METODE OPTIMISASI KONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY DAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION 5 Bidang Teknik Invensi Invensi ini berhubungan dengan suatu metode optimisasi 10 konfigurasi jaringan distribusi guna mengurangi rugi-rugi jaringan distribusi dalam rangka meningkatkan menggunakan logika fuzzy efisiensi dan sistem particle swarm optimization, aliran daya listrik pada sistem distribusi, otomasi 15 operasi switching sistem distribusi, dan peningkatan performa sistem distribusi. Latar Belakang Invensi 20 Usaha distribusi meminimalkan daya rugi-rugi listrik telah (losses) menjadi energi persoalan sistem penting dalam dekade terakhir. Dari seluruh komponen sistem tenaga listrik, sistem distribusi merupakan komponen yang mempunyai rugi-rugi terbesar. Sebagai contoh adalah sistem 25 tenaga listrik (Persero). Indonesia Berdasarkan rugi-rugi energi total (Ibrahim, 2009). Dari distribusi 30 di tercatat audit PLN total memiliki yang dikelola energi oleh hingga se-Indonesia tersebut, rugi-rugi PT 2008, PLN angka adalah 16,84% rugi-rugi sistem terbesar yaitu 14,47%, sedangkan rugi-rugi sistem transmisi hanya 2,37%. Ada beberapa cara untuk meminimalkan rugi-rugi daya pada sistem distribusi di antaranya rekonfigurasi jaringan, pemasangan kapasitor daya, penyeimbangan beban, dan menaikkan aras (level) tegangan (Abdelaziz dkk, 2009). Cara 35 pemasangan kapasitor pada jaringan dan penyeimbangan beban biasanya mengalami kesulitan karena beban sistem distribusi 2 yang sangat dinamis. Dengan demikian nilai kapasitansi kapasitor harus selalu berubah dari waktu ke waktu, dan beban harus meminimalkan 5 listrik selalu rugi-rugi memerlukan peralatan diseimbangkan. yang dengan biaya terhubung Sedangkan meningkatkan yang besar dengan sistem cara aras tegangan karena seluruh ini harus mampu bekerja pada tegangan yang baru, sementara hasilnya belum tentu memuaskan. Oleh karenanya, dalam rencana penelitin ini 10 hanya difokuskan pada cara rekonfigurasi jaringan distribusi daya listrik. Dalam sistem distribusi primer terdapat dua jenis switch yang dirancang untuk tujuan proteksi dan manajemen konfigurasi switch 15 (Rao tersebut dan Sivanagaraju, adalah switch yang 2010). dalam Kedua keadaan jenis normal tertutup (sectionalizing switches) dan switch yang dalam keadaan normal jaringan terbuka merupakan (tie proses switches). perubahan Rekonfigurasi topologi sistem distribusi dengan mengubah-ubah status switch dari keadaan terbuka 20 menjadi rekonfigurasi menjadi banyaknya kombinasi statusnya dalam konfigurasi menutup 25 tertutup kedua tidak switch jaringan dapat jenis sebaliknya. sederhana kandidat suatu jaringan atau yang sedemikian akan distribusi. dicapai switch karena dengan sehingga Proses diubah Perubahan membuka sifat atau keradialan jaringan dapat dipertahankan. Guna mendapatkan rekonfigurasi jaringan yang optimal sehingga rugi-rugi diperlukan rekonfigurasi 30 sebagai metode sistem rekonfigurasi jaringan berikut distribusi distribusi (Abdelaziz dkk, menjadi yang dapat 2009): baik. minimal, Metode diklasifikasikan metode berbasis heuristik, metode berbasis paduan heuristik dan optimisasi, dan metode berbasis kecerdasan buatan. Metode berbasis paduan heuristik dan optimisasi telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Metode paduan ini mampu 3 menjamin konvergensi singkat, akan dan tetapi waktu komputasi menghasilkan yang relatif beragam derajat keakuratan (Baran dan Wu, 1989). Karena metode ini berbasis heuristik, maka tidak mudah untuk dibawa menjadi cara yang 5 sistematik guna mengevaluasi solusi optimal. Selanjutnya Taylor dan Lubkeman (1990) mengembangkan metode berbasis heuristik dengan pendekatan sistem pakar (expert system). Pendekatan yang diambil adalah dengan cara menyusun pohon keputusan (decision tree) guna merepresentasikan berbagai 10 operasi switching yang mungkin. Pendekatan ini cukup efisien untuk sistem distribusi dengan switching yang tidak terlalu besar. Akan tetapi untuk sistem distribusi yang besar maka diperlukan waktu pencarian optimal yang sangat lama. 15 Selain itu diperlukan pohon keputusan yang lebih rinci dan kompleks guna memberikan jaminan solusi optimal. Wagner dkk (1991) menawarkan pendekatan pemrograman linear menggunakan baru teknik berbasis transportasi analisis aliran dan daya pencarian optimal. heuristik Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa pemrograman linear 20 menggunakan aplikasi algoritma rekonfigurasi rugi-rugi daya pencarian heuristik transportasi penyulang listrik tidak (feeder) bersifat menghendaki sesuai karena nonlinear, fungsi untuk fungsi sementara yang linear. Kemudian Sarfi dkk (1996) menggunakan algoritma berbasis 25 teori penyekatan (partitioning theory) dalam rekonfigurasi jaringan distribusi. Jaringan distribusi disekat-sekat menjadi beberapa kelompok bus beban, dan selanjutnya rugirugi saluran diminimalkan. 30 diperoleh antar Walaupun relatif kelompok hasil berhasil, bus beban minimisasi akan tetapi tersebut rugi-rugi metode yang dengan membagi jaringan distribusi ke dalam kelompok-kelompok bus ini hanya cocok untuk sistem distribusi yang tidak terlalu besar. 4 Metode adalah lain metode untuk rekonfigurasi artificial neural jaringan network distribusi (ANN) yang dikembangkan oleh Kim dkk (1993). Akan tetapi dengan metode ini 5 sering terjebak kompleksitas komputasi dalam yang solusi selalu minimum meningkat, lokal, dan sulit diterapkan untuk fungsi objektif tertentu. Metode berbasis tabu search distribusi paralel telah untuk digunakan oleh rekonfigurasi Mori dan penyulang Ogita (2000). Metode ini terdiri dari dua skema paralel yaitu dekomposisi 10 tetangga dengan prosesor paralel untuk menunkan beban komputasi, dan keragaman panjang tabu untuk meningkatkan akurasi solusi. Metode berbasis tabu search paralel memberikan hail yang lebih baik dibanding metode genetic algorithm dan metode Simulated Annealing. Selanjutnya Chung 15 dkk (2004) menggunakan algoritma tabu search untuk menyelesaikan masalah rekonfigurasi jaringan dalam sistem distribusi dalam rangka mengurangi rugi-rugi resistif saluran. Dalam metode ini dilakukan pengecekan keradialan sistem 20 distribusi dikembangkan berbasis guna menyelesaikan simpul jaringan masalah yang yang berkaitan metode simulated dengan perencanaan pemulihan sistem. Jeon dan annealing dan Kim (2004) metode tabu memadukan search untuk merekonfigurasi penyulang distribusi guna memperbaiki waktu komputasi dan 25 sifat konvergensi dalam optimisasi. Mekhamer dkk (2008) mengusulkan metode berbasis tabu search termodifikasi untuk rekonfigurasi sistem distribusi. Metode ini diawali dengan memodifikasi penggunaan tabu-list dengan ukuran variabel guna mencegah terjadinya iterasi dalam siklus yang sama dan 30 luput dari jebakan minimum lokal. Selanjutnya Su dkk (2005) memperkenalkan untuk penggunaan menyelesaikan algoritma masalah pencarian rekonfigurasi ant colony jaringan yang optimal guna menurunkan rugi-rugi daya distribusi. Metode ini tergolong baru dan metode evolusi yang sangat cerdas 5 dalam menyelesaikan masalah optimisasi. Pendekatan dalam metode ini berbasis populasi yang menggunakan penjelajahan 5 umpan-balik positif. terinspirasi dari bagaimana Algoritma perilaku mereka mencari pencarian alamiah sumber koloni makanan ant colony semut tentang dan membawanya kembali ke sarangnya dengan membangun formasi lintasan yang unit. Dengan menerapkan metode ini, solusi optimal untuk rekonfigurasi jaringan distribusi dapat dicapai dengan lebih efektif. Dibandingkan dengan metode genetic algorithm 10 dan simulated annealing, secara numerik metode ant colony memberikan hasil yang lebih baik terutama dalam menghasilkan rugi-rugi daya rerata jaringan distribusi. Penggunaan logika fuzzy dalam usaha meminimalkan rugirugi jaringan distribusi telah dilakukan oleh Hsiao (2004). 15 Dalam makalahnya berbasis metode jaringan. diusulkan multi-objektif pemrograman evolusi metode tersebut, Dalam diformulasikan fungsi menggunakan prinsip untuk fuzzy rekonfigurasi fungsi objektif konvensional min-max dalam logika fuzzy. 20 Berdasarkan optimisasi invensi swarm 25 rekonfigurasi ini optimisasi perkembangan dipilih fungsi metode-metode jaringan aplikasi keanggotaan optimization dalam dalam distribusi, logika fuzzy rangka maka fuzzy, menggunakan merekonfigurasi dalam dengan particle jaringan distribusi. Formulasi masalah rekonfigurasi jaringan dalam hal ini berupa fungsi multi objektif dengan pokok persoalan constraint operasional dan elektrik. Formulasi masalah dalam rencana penelitian ini terdiri dari: minimisasi rugirugi daya sistem distribusi, minimisasi deviasi tegangan 30 simpul jaringan distribusi, penyeimbangan beban tiap-tiap penyulang distribusi, minimisasi operasi tie switch, dan minimisasi jaringan indeks arus distribusi cabang. yang Sementara bersifat radial itu struktur harus tetap 6 dipertahankan pasca-rekonfigurasi guna menjamin bahwa seluruh beban tetap terlayani. 5 Uraian Lengkap Metode Fungsi Multi-Objektif Rekonfigurasi jaringan distribusi berbasis metode yang diusulkan 10 menggunakan meningkatkan lima unjukkerja fungsi sistem objektif distribusi dalam daya rangka listrik, yaitu: 1. Fungsi untuk minimisasi rugi-rugi daya nyata. 2. Fungsi untuk minimisasi deviasi tegangan bus. 3. Fungsi untuk penyeimbangan beban penyulang. 4. Fungsi untuk minimisasi jumlah operasi switching. 15 5. Fungsi untuk minimisasi indeks arus cabang. 1. Fungsi Objektif untuk Minimisasi Rugi-rugi Daya Nyata Fungsi 20 rekonfigurasi objektif pertama jaringan distribusi yang dipilih adalah fungsi untuk objektif minimisasi rugi-rugi daya nyata, karena tujuan utama dalam rekonfigurasi 25 daya nyata daya nyata jaringan pada adalah sistem total dapat untuk menurunkan rugi-rugi distribusi. Minimisasi rugi-rugi menggunakan persamaan dihitung sebagai berikut: N br f 1 ( X ) Ri | I i | 2 , X = [Tie1, Tie2, …, TieNtie, Sw1, Sw2, …, i 1 SwNtie] 30 (1) dengan Ri adalah cabang ke-i, Nbr resistans adalah cabang jumlah ke-i, cabang, Ii X adalah adalah arus vektor variabel kontrol, Tiei adalah keadaan tie switch ke-i (0 menunjukkan tertutup), keadaan Swi terbuka adalah jumlah dan 1 menunjukkan sectionalizing keadaan switch yang 7 membentuk satu loop dengan Tiei, dan Ntie adalah jumlah tie switch. 2. Fungsi Objektif untuk Minimisasi Deviasi Tegangan Bus Deviasi tegangan bus yang kecil menunjukkan kualitas 5 layanan daya listrik yang baik. Fungsi objektif untuk minimisasi deviasi tegangan bus adalah: f2(X) = maxi|Vi – Vrate|, i = 1, 2, 3, …, Nbus. (2) dengan Nbus adalah total jumlah bus, Vi adalah tegangan 10 aktual bus ke-i, dan Vrate adalah tegangan nominal bus kei. 3. Fungsi Objektif untuk Penyeimbangan Beban Penyulang Penyeimbangan 15 dalam beban rekonfigurasi adalah jaringan salah satu distribusi. tujuan utama Strategi yang efektif untuk menaikkan margin pembebanan dari penyulang yang mempunyai beban sangat besar adalah dengan mentransfer sebagian bebannya ke penyualng yang mempunyai beban yang lebih 20 kecil. Penyeimbangan beban masing-masing penyulang dapat dimodelkan sebagai berikut: f3(X) = – mini|Ii,rate – Ii|, i = 1, 2, 3, …, Nbr. (3) dengan Ii adalah pembebanan aktual cabang ke-i, dan Ii,rate adalah arus nominal cabang ke-i. 25 4. Fungsi Objektif untuk Minimisasi Jumlah Operasi Switching Minimisasi jumlah operasi switching dapat dimodelkan sebagai berikut: Ns f 4 ( X ) | S i S 0i | , (4) i 1 30 dengan Si adalah keadaan switch i yang baru, S0i adalah keadaan switch i awal, dan Ns adalah jumlah switch. 8 5. Fungsi Objektif untuk Minimisasi Indeks Arus Cabang Tujuan utama untuk fungsi ini adalah untuk meminimalkan pelanggaran batasan-batasan arus cabang yang dikehendaki. Indeks arus cabang dapat dimodelkan sebagai berikut: 5 f5 ( X ) | I i ,m | I c ,m , untuk i = 1, 2, 3, …, Nk, dan m = 1, 2, 3, …, Nbr. (5) dengan Ii,m adalah arus pada cabang m pada saat cabang ke-i dalam 10 loop-nya terbuka, Ic,m adalah kapasitas arus pada cabang m, Nk adalah jumlah cabang dalam loop pada saat tie switch ditutup, dan Nbr adalah jumlah cabang. 6. Formulasi Rekonfigurasi Jaringan Distribusi Formulasi 15 rekonfigurasi jaringan distribusi multiobjektif yang meliputi fungsi-fungsi objektif sesuai persamaan (1) sampai dengan persamaan (5) dapat dituliskan sebagai berikut: max J ( X ) || f ( X ) f 0 || 2 f1 ( X ) f o1 2 f 2 ( X ) f o 2 2 f 3 ( X ) f o3 2 f 4 ( X ) f o 4 2 f 5 ( X ) f o5 2 f1 ( X ) f 01 f ( X ) f 2 02 f ( X ) f 3 ( X ) , f 0 f 03 f 4 ( X ) f 04 f 5 ( X ) f 05 20 dengan f01 rekonfigurasi, rekonfigurasi, simpangan operasi 25 adalah adalah f02 indeks rugi-rugi arus sebelum rekonfigurasi. nyata tegangan penyeimbangan sebelum dengan daya deviasi adalah tertinggi switching (7) adalah f03 (6) rekonfigurasi, simpangan cabang dengan sebelum bus sebelum beban dengan f04 adalah tertinggi, simpangan dan f05 tertinggi 9 Metode Particle Swarm Optimization Particle algoritma 5 Swarm optimisasi Optimization (PSO) yang berdasarkan bekerja adalah sebuah pencarian berbasis populasi dengan menyimulasikan perilaku sekawanan burung (Kennedy individual dan Ebenhart, dilakukan dengan 1995). Pembaruan menerapkan populasi beberapa macam operator menurut informasi yang diperoleh dari lingkungan, sehingga masing-masing individu diharapkan berpindah secara 10 bersama-sama menuju daerah yang lebih baik. Dalam PSO, setiap individu terbang di angkasa dengan kecepatan yang dinamis sesuai dengan pengalaman terbang individu dan pengalaman terbang kelompok, setiap individu merupakan satu titik di angkasa berdimensi-n. Dalam suatu ruang pencarian berdimensi-n, dimisalkan 15 posisi individual ke-i adalah Xi = (xi1, ..., xid, ..., xin) dan kecepatan individual ke-i adalah Vi = (vi1, ..., vid, ..., vin). Pengalaman terbaik partikel ke-i direkam dan 20 direpresentasikan pbestid, ..., dengan pbestin). Posisi Pbesti = global (pbesti1, terbaik ..., pencarian swarm adalah Gbesti = (gbest1, ..., gbestd, ..., gbestn). Kecepatan termodifikasi setiap berdasarkan kecepatan personal, terbaik 25 personal awal (lokal), dan jarak partikel jarak dari dihitung dari posisi posisi terbaik global seperti ditunjukkan pada persamaan berikut: Vi (t 1) Vi (t ) c1 rand1 () ( Pbesti X i(t ) ) c 2 rand 2 () (Gbesti X i(t ) ) (8) 10 X i( t 1) Vi (t ) Vi ( t 1) Vi Gbest Vi Pbest X i(t ) Gambar 2. Konsep dasar optimisasi menggunakan PSO. 5 Persamaan (8) menentukan arah partikel ke-i. Oleh karenanya, posisi terbaru partikel dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan: X i(t 1) X i(t ) Vi (t 1) (9) dengan i = 1, 2, ..., N adalah indeks setiap partikel, t 10 adalah jumlah iterasi, rand1() dan rand2() adalah bilangan acak antara 0 dan 1, dan N adalah jumlah swarm. Bobot inersia ω ditentukan berdasarkan persamaan: (t 1) max Dalam 15 t max persamaan t (10) (10), tmax adalah jumlah maksimum iterasi dan t adalah jumlah iterasi aktual. ωmax adalah bobot inersia minimum. Gambar optimizer. 20 max min maksimum, 2 dan menunjukkan ωmin ide adalah dasar bobot inersia particle swarm 11 Klaim 5 10 15 20 25 1. Suatu metode optimisasi konfigurasi jaringan distribusi daya listrik terdiri dari: - lima fungsi objektif yang dioptimisasi secara simultan yaitu fungsi untuk minimisasi rugi-rugi daya nyata, fungsi untuk minimisasi deviasi tegangan bus, fungsi untuk penyeimbangan beban penyulang, fungsi untuk minimisasi jumlah operasi switching, dan fungsi untuk minimisasi indeks arus cabang; - bobot inersia untuk optimisasi konfigurasi jaringan distribusi yang dikembangkan dalam metode particle swarm optimization (PSO); - fungsi keanggotaan fuzzy dengan aturan tertentu yang digunakan untuk mendapatkan bobot inersia pada PSO yang lebih akurat untuk optimisasi. 2. Suatu metode optimisasi konfigurasi jaringan distribusi daya listrik yang sesuai dengan klaim 1, dimana metode tersebut dapat diterapkan dalam berbagai perangkat lunak dan bahasa pemrograman. 3. Suatu metode optimisasi konfigurasi jaringan distribusi daya listrik yang sesuai dengan klaim 1 sampai 2, dimana metode tersebut dapat diterapkan dalam perangkat keras berbasis komputer dengan prosesor dan memori yang cukup. 30 35 4. Suatu metode optimisasi konfigurasi jaringan distribusi daya listrik yang sesuai dengan klaim 1 sampai 3, dimana metode tersebut dapat diaplikasikan pada sistem pengendalian sistem distribusi yang dimiliki operator jaringan distribusi suatu perusahaan listrik. 5. Suatu metode optimisasi konfigurasi jaringan distribusi daya listrik yang sesuai dengan klaim 1 sampai 4, dimana metode tersebut merupakan kombinasi atau hibrid dari dua 12 metode cerdas yaitu metode berbasis logika fuzzy adaptif dan metode particle swarm optimization. 5 10 6. Suatu metode optimisasi konfigurasi jaringan distribusi daya listrik yang sesuai dengan klaim 1 sampai 5, dimana metode tersebut dapat dapat berfungsi meningkatkan efisiensi jaringan distribusi daya listrik. 13 Abstrak METODE OPTIMISASI KONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY DAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION 5 Suatu metode optimisasi konfigurasi jaringan distribusi daya listrik berbasis logika fuzzy dan particle 10 15 20 25 30 35 swarm optimization (PSO). PSO adalah sebuah algoritma optimisasi yang bekerja berdasarkan pencarian berbasis populasi dengan menyimulasikan perilaku sekawanan burung. Pembaruan populasi individual dilakukan dengan menerapkan beberapa macam operator menurut informasi yang diperoleh dari lingkungan, sehingga masing-masing individu diharapkan berpindah secara bersama-sama menuju daerah yang lebih baik. Dalam PSO, setiap individu terbang di angkasa dengan kecepatan yang dinamis sesuai dengan pengalaman terbang individu dan pengalaman terbang kelompok, setiap individu merupakan satu titik di angkasa berdimensi-n. Dalam metode ini, bobot inersia dan faktor pembelajaran dievaluasi menggunakan suatu sistem fuzzy. Dalam sistem fuzzy, kecocokan terbaik (BF) dan jumlah generasi kecocokan takubah terbaik (NU) digunakan sebagai variabel masukan, sedangkan bobot inersia (ω) dan faktor pembelajaran (c1 dan c2) digunakan sebagai variabel keluaran.