stud1 taksonomi sambiloto andrographzs paniculata

advertisement
14
Warta Tumbuhan Obat Indonesia
.
-
l a.~ a-n ~ a nKarena
.
metoda stres kamar kaca daoat saia terlmoau
"drastis" (pada percobaan sambiloto ini, kenaikan stres rata-rata 4
barhari) sehingga tanaman tidak mendapat k~esempatan Inelakukan
regulasi osmotik.
Beberapa pertanyaa
u dijawab, imtara lain: komponen
apa saja yang dapat dislntesa olen sambiloto drum K O ~..O I Sstres
~
air;
bagaimana peranan komponen ini dalam regulasi osmotik; apakah
ketidak-mampuan melakukan regulasi ini disebabkan antara lain
k a n a tidak mampu mensintesa komponen osmotik dalam sel untuk
meningkatkan daya osmotik (bandingkan dengan pustaka no. 7).
Apakah ketidakmampuan ini bersifat genetik. Apakah ada mekanisme
lain di lux osmotic adjusment yang dikembangkan oleh sambiloto
untuk beradaptasi terhadap stres air?
. .
1996
Laboratorium Treub. Balnbang Botani Puslnbang BiobgCUPI, Bogor.
hal. 1-5. 1992.
3. Sinclair, R. and W.N. Venables. An Anernatii Method for A ~ h s i n gPressure
Volume-Curves Produced with Pressure Chamber. Plant, cell a i d Envi~
mnment. 1983. 6. p. 211-217
4. Naiola, B.P Seleksi tahan stres air (drought mbl
una
peningkatan pr0duMi~itasiahan karing br U I U U U Urrvr
~.
ium
Metaorologi Pertanian Ill. Malang. Perhimpl, 1991.
5. Turner, N.C. and Jones. M.M. Turgor Maintenance by O s W Adjustment: A
Review and Evaluation. In N.C. Turner and PJ. Kramer (Eds): Adaptation
of Plants to Water and High Temperature Stress. A Wiley-Interscience.New
York. 1980.
6. Sinclair. R. Osmotk Adjwhnent In EUC~)@UPckdoc@ci. Paper presented al the
261h Annual Meetings of the Australian Society of Plant Physiologist.
University of Western Australia. Perth. ASPP, 1988.
7. Morgan. J.M. Osmotic Adjustment in the Spikelat and Leaves of Wheal. Jouma1
of Experimental Botany, 1980, 31: p. 655-885.
.
- --6. Naiola. B.P and R. Sinclair. Water Relations of Australian acach. Fraper
pewrlted
in the 27th Annual Meetings of the Australian Society of Plant Physiologist,
University of Adelaide. Adelaide. ASPP, 1987.
9. Naiola, B.P. T. Murningsih dan Chairul. Pengaruh stres air temedap kuaiitss dan
k u a n t i i komponen aMH pada samb~loto(Andrographis pniculata Nws).
Makalah disajikan dalam Seminar Nasional VI Tumbuhan Obat Indonesia.
Bandung. 2-3 Pebruari 1994.
----A
DAFTAR PUSTAKA
1. Levilt, J. Responses of Plants to Environmental Stresses. Vol. II : Water, Radiation. Sail and Other Stresses. Academic Press. 1980.
2. June. T.. F. Syarif dan Saefudin. Kontribusi adaptasi wmotik tarhaclap produksi
tanaman pertanian pada kondisi kering. Kumpulan makalah hasil tugas
~anulisan.Training course fisiologi stres. Tidak diterbikan.
STUD1 TAKSONOMI SAMBILOTO ANDROGRAPHZS PANICULATA (I
-
F.) NEES
IGP SANTA*
Abstrak Telah dilakukan pemeriksaan ciri-ciri makroskopik,
organoleptik d a n mikroskopik p a d a tanaman sambiloto.
Kandungan kimia diperoleh dari penelusuran pustaka.
i DAN CAI
A
NUKUGKAPHIS paniculata atau sambiloto sampai simt ini tetap
dipakai sebagai bahan ramuan obat tradisional. Tanaman
diperkirakan berasal dari India dan kemudian tersebar ke Asia Tenggara
(I). Di Indonesia tanaman dapat tumbuh mulai dari dataran rendah
sampai pada ketinggian 700 m dpl.
Sambiloto adalah salah satu dari jenis tumbuhan yang termasuk
suku Acanthaceae yang tumbuh liar d m sebagian sudah dibudidayakan.
Dalam klasifikasi sistem Engler, sambiloto termasuk divisi:
Embryophyta siphonogama, anak divisi Angiospermae, klas
Dicotyledoneae, anak klas Metachlamydeae (Sympetalae), bangsa
Tubiflorae, suku Acanthaceae, marga Andwgraphis, jenis Andmgraphis
paniculuta (2). Menurut sistem klasifikasi modem dari Cronquist
(Intergrated System of Classification), sambiloto termasuk: divisi
Magnoliophyta, klas Magnoliopsida, anak klas Asteridae, bangsa
Scrophulariales, suku Acanthaceae (3).
Mengingat banyaknya jenis tumbuh-tumbuhan dari suku
Acanthaceae (2200 jenis) yang cirinya sukar dibedakan, maka untuk
menghindari kesalahan dalam pengambilan bahan obat "sambiloto"
sebagai salah satu dari jenis yang termasuk suku Acanthaceae, maka
perlu dilakukan studi identitas (makroskopik, organoleptik,
mikroskopik, kimiawi) dari tumbuhan tersebut.
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Meneliti ciri-ciri: makroskopik, organoleptik, mikroskopik dari
tanaman sambiloto;
2. Mempelajari kandun~gankimia clari daun dan seluruh bagian dari
sambiloto.
Mengenal identitas; sambilotcI secara tepat sangat penting.
mengingat sambiloto adalah salah satu tumbuhan obat yang
diprogramkan untuk diteliti dan dikembangkan menjadi obat fitoterapi
(fitofarmaka).
-
Labnratoriurn Botani Farmasi Farmakognosi. Fakulru Farmasi UNAlR
- Surebaya
9. herbarium), berasal dari
Bahan sambiloto (tumbuh,. r..nnr ,
koleksi Laboratorium Botani Fannasi-Fannakognosi, Fakultas Farmasi,
Universitas Airlangga. Surabaya.
n
.
Ciri-ciri makroskopik, organoleptik & mikroskopik diteliti melalui
pengamatan makroskopik & mikroskopik.
Sediaan mikroskopik dibuat dari tumbuhan segar (batang, daun)
dan diamati di bawah mikroskop dalam medium air, medium
kloralhidrat dengan pewamaan floroglusin dan HCI pekat.
Studi kandungim kimia dillakukan melalui penelu
ka.
1HASIL
Ciri-ciri makroskopik, organoleptik dan mikroskopik
Ciri makroskopik dan organoleptik Habitus dari sambiloto
tergolong tema (herba), rasa sangat pahit, tumbuh tegak; batang
disertai dengan banyak cabang b e ~ k n t u ksegiempat (kwadrangularis);
daun tunggal, berhadapan (opposita). bentuk lanset, tepi rata (integer), ujung dan pangkal tajam atau runcing, daun-daun bagian atas
dari batang berbentuk seperti braktea, permukaan halus & berwama
hijau, stipula (daun penumpu) tidak ada; ukuran daun (3-12) cm x (I3 cm); bunga kecil, biseksual, zigomorf, sepal (daun kelopak) S, petal
(tajuk) 5 (garnopetalus) dan bilabiatus benvama putih dengan strip
ungu, stamen (benangsari) 2 dengan anthera yang konatus
(digabungkan), filarnen (tangkai sari) digabungkan dengan tabung
korola (corolla) tube), ovarium superior (menumpang) dengan 2
karpela (daun buah) dan 2 ruangan, plasenta aksiler, bakal biji 2 atau
lebih (dalam tiap ruangan); infloresensi (perbungaan) rasemosa yang
bercabang membentuk panikula (malai); buah kapsula yang berbentuk
jorong (memanjang) dengan 2 ruangan, biji gepeng.
Ciri-ciri mikmskopik Daun Pada irisan melintang melalui ibu
tulang daun (kosta) terlihat: epidermis atas (satu lapis sel-sel) dengan
kutikula yang tipis; kolenkim (beberapa lapis) terletak di sebelah
dalam dari epidermis di daerah kosta; palisade (satu lapis dan
Download