VI. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan, maka dapat disimpulkan interaksi politik Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan Kepala Desa dalam pelaksanaan pemerintahan desa sebagai berikut: 1. Proses Interaksi Asosiatif Interaksi BPD dan Kepala Desa masih buruk. Hal ini dilihat dari adanya kendala seperti pada kerjasama dalam sub indikator tawar menawar menjadi kendala karena BPD kurang memberikan masukan atau pemikiran pada proses perumusan peraturan desa. Pada akomodasi terdapat dua sub indikator yaitu koersi, kompromi. Kendala pada akomodasi adalah pada sub indikator kompromi hal ini terjadi karena kurangnya keterbukaan Badan Permusyawartan Desa (BPD) dan Kepala Desa dalam menyelesaikan suatu masalah. Asimilasi kedua lembaga cukup baik. Faktor yang menjadi kendala adalah kurangnya partisipasi Badan Permusyawartan Desa (BPD) dalam membuat peraturan desa. Kurangnya pemahaman mengenai tugas dan fungsi BPD menjadikan BPD kurang berpartisipasi dalam melaksanakan tugas. Pada praktiknya BPD masih bingung dalam menjalankan tugas dan fungsi. 109 2. Proses Interaksi Disosiatif Pada proses interaksi disosiatif BPD dan Kepala Desa mengalami persaingan yang berupa persaing peran. BPD kontravensi terhadap kinerja Kepala Desa karena Kepala Desa lebih mendominasi dalam pelaksanaan pemerintahan desa sehingga menibulkan kecurigaan dari BPD. BPD dan Kepala Desa mengalami pertentangan atapun pertikaian yang postif seperti terjadi pertentang pada waktu rapat. BPD memiliki penilaian buruk terhadap kinerja Kepala Desa. Hal ini disebabkan kurangnya keterbukaan Kepala Desa kepada BPD. B. Saran Berdasarkan hasil pembahasan dan analisa terhadap permasalahan, maka penulis memberikan saran terkait interaksi politik BPD dan Kepala Desa dalam pelaksanaan pemerintahan desa sebagai berikut : 1. Pada proses interaksi asosiatif seharusnya Kepala Desa mampu melibatkan selurus apartur desa dalam membuat peraturan desa . Hal ini terlihat kurangnya kerjasama seperti perlu diperbaiki pola koordinasi, komunikasi perlu diperbaiki agar informasi lebih terbuka kepada seluruh aparatur desa. Selanjutnya hal yang perlu diperbaiki terkait kompromi dari kedua unsur pemeritahan desa agar lebih interaktif lagi dalam memberikan kontribusi terhadap jalannya pemerintahan desa. BPD dan Kepala Desa seharusnya dapat menjadi mitra kerja yang harmonis melalui proses kerjasama antar kedua lembaga agar hubungan menajdi harmonis. 110 2. Pada proses interaksi disosiatif Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan Kepala Desa seharusnya dapat lebih terbuka dan mampu memberikan solusi jika terjadi suatu masalah. Badan Permusyawaratan Desa (BPD) seharusnya dapat mengawasi kinerja kepala desa. Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan Kepala Desa seharusnya mampu menjalankan tugas dan fungsi sebagai BPD. Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan Kepala Desa seharusnya mampu menjalin hubungan dengan harmonis agar tidak terjadi pertikaian antar kedua lembaga.