analisis-metode-eksperimen-i-ratih

advertisement
Analisis Metode Eksperimen
Oleh
Ratih Dwi Yuniarti/432014020
Metode eksperimen adalah cara penyajian bahan pelajaran dimana siswa melakukan
percobaan dengan mengalami untuk membuktikan sendiri sesuatu pertanyaan atau hipotesis yang
dipelajari. Metode eksperimen adalah suatu cara mengajar, di mana siswa melakukan suatu
percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya,
kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru. Tujuan metode
ini adalah agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atau persoalanpersoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri. Juga siswa dapat terlatih
dalam cara berfikir yang ilmiah. Dengan eksperimen siswa menemukan bukti kebenaran dari
teori sesuatu yang sedang dipelajarinya.Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan
metode eksperimen siswa diberikan kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan
sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan
menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu objek keadaan atau proses tertentu.
Menurut Schoenherr (1996) yang dikutip oleh Palendeng (2003:81)
metode eksperimen adalah metode yang sesuai untuk pembelajaran sains, karena
metode eksprimen mampu memberikan kondisi belajar yang dapat
mengembangkan kemampuan berfikir dan kreativitas secara optimal.Siswa diberi
kesempatan untuk menyusun sendiri konsep-konsep dalam struktur kognitifnya,
selanjutnya dapat diaplikasikan dalam kehidupannya.
Metode eksperimen cocok dengan teori konstruktivisme dimana teori konstruktivisme ini
menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiridan mentranspormasikan informasi
kompleks, mengecek informasi baru denganaturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturanaturan itu tidak sesuai. Bagisiswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan
pengetahuan, merekaharus bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk
dirinya,berusaha dengan susah payah dengan ide-ide(Baharudin dan Wahyuni, 2010). Selain itu
Konstruktivisme mengajarkan tentang sifat dasar bagaimana siswa belajar. Menurut
konstruktivisme belajar adalah Constructing understandingatau Knowledgedengan cara
mencocokkan fenomena, ide atau aktivitas yang baru dengan pengetahuan yang telah
dimilikiatau dipelajari.
Dalam pembelajaran IPA lebih menekankan pada proses dengan alasan bahwa IPA
berkembang dari hasil observasi manusia tentang fenomena alam atau gejala alam baik gejala
kebendaan maupun gejala peristiwa alam. Dengan demikian dalam pembelajaran IPA perlu
diterapkan kegiatan-kegiatan agar siswa mampu menemukan pengetahuan atau konsep sendiri
melalui pengalamannya sendiri dengan cara melakukan pengamatan, percobaan dan diskusi
tentang gejala alam.Oleh karena itu,Slavinmengatakan bahwa dalam proses belajar
danpembelajaran siswa harus terlibat aktif dan siswamenjadi pusat kegiatan belajardan
pembelajaran di kelas. Guru dapat memfasilitasi proses ini dengan mengajardengan
menggunakan cara-cara yang membuat sebuah informasi menjadi bermakna dan relevan bagi
siswa. Untuk itu, guru harus memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau
mengaplikasikan ide-ide mereka sendiri,disamping mengajarkan siswa untuk menyadari dan
sadar akan strategi belajarmereka sendiri.Teori konstruktivisme menganjurkan adanya peran
siswa aktif baik aktif fisik maupun mentalnya dalam proses pembelajaran. Pendekatan
konstruktivismemerupakan pendekatan pembelajaran berpusat kepada siswa/student
centeredinstructions, peran guru membantu siswa dalam menemukan fakta, konsep atau prinsip
bagi diri siswa sendiri (Nur, 2000). Prinsip konstruktivisme adalah bahwa pengetahuan dibangun
oleh siswa sendiri baik secara personal maupun sosial, pengetahuan tersebut diperoleh melalui
aktivitas siswa untuk bernalar.
Metode eksperimen cocok digunakan dalam pembelajaran IPA, dimana dalam
penyampaian materi/konsep menggunakan metode eksperimen.Pada pembelajaran biologi
metode ini dapat digunakan untuk meteri sperti Pertumbuhan dan perkembangan.Metode
Eksperimen digunakan dalam kegiatan proses pembelajaran, siswa melakukan sendiri percobaan,
mampu mencari dan menemukan sendiri konsep, jawaban atas persoalan yang dihadapi siswa,
terlatih berpikir ilmiah yaitu ada masalah, merumuskan masalah, hipotesis, melakukan pengujian
dan menarik kesimpulan. Pelaksanaan proses pembelajaran tersebut siswa aktif berperan di
dalamnya dengan harapan siswa mengalami sendiri secara langsung apa yang dipelajari yaitu
materi fluida statik, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar. Dengan demikian, siswa
dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum atau
dalil, dan menarik kesimpulan atas proses yang dialaminya itu(Syaiful, 2006). Karakteristik
Metode Eksperimen Menurut Anita (2009:527), karakteristik metode eksperimen diantaranya:
(a) Melakukan percobaan terhadap suatu objek. (b) Selalu menggunakan alat bantu sebenarnya.
(c) Selalu menggutamakan aktivitas anak didik sehingga guru hanya sebagai pembimbing dan
fasilitator. (d) Adanya pedoman pembelajaran untuk anak didik.
Langkah pembelajaran Metode eksperimen sebagai berikut: 1). Mempersiapkan kegiatan:
(a) menetapkan tujuan-tujuan yang akan dicapai; (b) menetapkan alat-alat, bahan yang akan
digunakan, dan sarana lain yang mendukung serta memeriksa ketersediaan alat; (c) mengadakan
uji coba terlebih dahulu (guru) baik untuk alat alat, bahan, dan materi yang akan
dieksperimenkan sehingga dapat ketetahui segala kemungkinan yang terjadi. 2). Melaksanakan
kegiatan: (a) guru masuk kelas memberi salam dan memotivasi anak untuk melaksanakan
kegiatan eksperimen, (b) guru dengan siswa mendiskusikan mengenai langkah langkah
pelaksanaan, alat dan bahan yang digunakan serta hal-hal yang akan diamati dan dicatat hasil
kegiatan eksperimen; (c) guru mengamati dan membimbing siswa melakukan eksperimen, siswa
melakukan eksperimen, mengamati dan mencatat data-data hasil eksperimen; (d) siswa
menganalisis data pengamatan, menyimpulkan dan membuat laporan kegiatan secara
kelompok(Wina, 2009).
Kelebihan dan Kelemahan Metode Eksperimen
Menurut Menurut Sayiful Sagala (2005), metode eksperimen memiliki kelebihan dan
kekurangan antara lain sebagai berikut:
1) Kelebihan metode Eksperimen
a. Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan
berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku.
b. Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi
(menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi.
c. Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan-terobosan baru
dengan penemuan.
d. Anak didik memperoleh pengalaman dan keterampilan dalam melakukan eksperimen
e. Siswa terlibat aktif mengumpulkan fakta dan informasi yang diperlukan untuk percobaan.
f. Dapat menggunakan dan melaksanakan prosedur metode ilmiah dan berfikir ilmiah
g. Dapat memperkaya pengalaman dan berpikir siswa dengan hal-hal yang bersifat objektif,
realitas dan menghilangkan verbalisme
2) Kekurangan metode Eksperimen
a. Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak didik berkesempatan
mengadakan eksperimen.
b. Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik harus menanti untuk
melanjutkan pelajaran.
c. Kesalahan dan kegagalan siswa yang tidak terdeteksi oleh guru.
d. Sering mengalami kesulitan dalam melaksanakan eksperimen karena guru dan siswa
kurang berpengalaman melakukan eksperimen.
e. Kesalahan dan kegagalan siswa yang tidak terdeteksi oleh guru dalam bereksperimen
berakibat siswa keliru dalam mengambil keputusan.
Agar penggunaan metode eksperimen itu efisien dan efektif, maka perlu diperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
a. Dalam eksperimen setiap siswa harus mengadakan percobaan, maka jumlah alat dan
bahan atau materi percobaan harus cukup bagi tiap siswa.
b. Agar eksperimen itu tidak gagal dan siswa menemukan bukti yang meyakinkan, atau
mungkin hasilnya tidak membahayakan, maka kondisi alat dan mutu bahan percobaan
yang digunakan harus baik dan bersih.
c. Dalam eksperimen siswa perlu teliti dan konsentrasi dalam mengamati proses percobaan ,
maka perlu adanya waktu yang cukup lama, sehingga mereka menemukan pembuktian
kebenaran dari teori yang dipelajari itu.
d. Siswa dalam eksperimen adalah sedang belajar dan berlatih , maka perlu diberi petunjuk
yang jelas, sebab mereka disamping memperoleh pengetahuan, pengalaman serta
ketrampilan, juga kematangan jiwa dan sikap perlu diperhitungkan oleh guru dalam
memilih obyek eksperimen itu.
e. Tidak semua masalah bisa dieksperimenkan, seperti masalah mengenai kejiwaan,
beberapa segi kehidupan social dan keyakinan manusia. Kemungkinan lain karena sangat
terbatasnya suatu alat, sehingga masalah itu tidak bias diadakan percobaan karena alatnya
belum ada.
Prosedur eksperimen
a. Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksprimen,mereka harus memahami
masalah yang akan dibuktikan melalui eksprimen.
b. Memberi penjelasan kepada siswa tentang alat-alat serta bahan-bahan yang akan
dipergunakan dalam eksperimen, hal-hal yang harus dikontrol dengan ketat, urutan
eksperimen, hal-hal yang perlu dicatat.
c. Selama eksperimen berlangsung guru harus mengawasi pekerjaan siswa. Bila perlu
memberi saran atau pertanyaan yang menunjang kesempurnaan jalannya eksperimen.
d. Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian siswa,
mendiskusikan di kelas, dan mengevaluasi dengan tes atau tanya jawab.
e. Dalam metode eksperimen, guru dapat mengembangkan keterlibatan fisik dan mental,
serta emosional siswa. Siswa mendapat kesempatan untuk melatih ketrampilan proses
agar memperoleh hasil belajar yang maksimal. Pengalaman yang dialami secara langsung
dapat tertanam dalam ingatannya. Keterlibatan fisik dan mental serta emosional siswa
diharapkan dapat diperkenalkan pada suatu cara atau kondisi pembelajaran yang dapat
menumbuhkan rasa percaya diri dan juga perilaku yang inovatif dan kreatif.
f. Pembelajaran dengan metode eksperimen melatih dan mengajar siswa untuk belajar
konsep fisika sama halnya dengan seorang ilmuwan fisika. Siswa belajar secara aktif
dengan mengikuti tahap-tahap pembelajarannya. Dengan demikian, siswa akan
menemukan sendiri konsep sesuai dengan hasil yang diperoleh selama pembelajaran.
Penerapan pada materi pelajaran Perkecambahan
1. Mempersiapkan kegiatan:
a) Guru menyiapkan tujuan apa yang akan dicapai pada percobaan yang akan dilakukan
b) Guru menetapkan alat-alat, bahan yang akan digunakan dalam percobaan
c) Guru mengadakan uji coba, baik untuk alat alat, bahan, dan materi yang akan
dieksperimenkan sehingga dapat ketetahui segala kemungkinan yang terjadi.
2. Melakukan Kegiatan
a) Guru memberi salam dan memotivasi anak untuk melaksanakan kegiatan eksperimen
perkecambahan
b) Guru membagi siswa dalam bebrapa kelompok, tiap kelompok terdiri atas 3 siswa
c) Guru dengan siswa mendiskusikan mengenai langkah langkah pelaksanaan, alat dan
bahan yang digunakan serta hal-hal yang akan diamati dan dicatat hasil kegiatan
eksperimen (Panjang, lebar, dan volume);
d) Guru mengamati dan membimbing siswa melakukan eksperimen perkembahan, siswa
melakukan eksperimen sesuai langkah-langkah yang sudah guru jelaskan, siswa
mengamati dan mencatat data-data hasil eksperimen;
e) Siswa menganalisis data pengamatan, menyimpulkan dan membuat laporan kegiatan
secara kelompok
Berdasarkan pendapat diatas jelas bahwa penerapan metode eksperimen sesuai dengan
Teori Belajar Bruner yang melibatkan tiga hal yang berlangsung hampir bersamaan. Ketiga
proses itu adalah a)Memperolehinformasi baru; b) Tranfomasi informasi; c) Menguji relevansi
dan ketepatan pengetahuan. Pada teori ini siswa dilatih untuk belajar penemuan atau pembuktian
teori dari masalah yang timbul, hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data dan
menyimpulkan dengan bimbingan seorang guru.Metode eksperimen dalam kegiatan
pembelajaran disekolah memiliki kelebihan dan kekurangan.Kelebihan tersebut beriorentasi pada
optimalnya kegiatan pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif.
Disamping kelebihan yang dapat dirasakan oleh siswa dalam pembelajaran yang menggunakan
metode eksperimen ada juga kekurangan atau kelemahannya didalam pembelajaran eksperimen,
hal ini menuntut kemampuan guru dalam menerapkan metode pembelajaran eksperimen dengan
mengawasi proses kerja sama dalam belajar yang dilakukan olah siswa. Hal ini berarti bahwa
peran guru sangatlah penting dalam memberikan pengawasan sekaligus bimbingan bagi siswa.
Daftar Pustaka
Sayiful Sagala, 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran: Untuk Membantu Memecahkan
Problematika Belajar dan Mengajar,. Bandung: CV. Afabeta. Hal. 220
Schoenherr (1996) yang dikutip oleh Palendeng (2003:81) dalam Trianto, M.Pd
(2010).Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Penerbit : PT. Prestasi
Pustakaraya - Jakarta. Hal.136-139.
Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Wina Sanjaya. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana Pranada Media Group
Anita (2005) dalam Nining (2015:4).PENERAPAN METODE EKSPERIMEN PADA
PERTUMBUHAN TANAMAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SAINS ANAK
KELOMPOK B TK PGRI PURWOREJO KABUPATEN TULUNGAGUNG.
(http://simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2015/11.1.01.11.0047.pdf).Diakses
pada 27 Juli 2016.
Muhamad NUR dan Prima R. Wikandari. 2000. Pengajaran berpusat kepada Siswa dan
Pendekatan Konstruktivisme dalam Pembelajaran. Surabaya:Pusat Studi MIPA Sekolah
UNESA
Drs. H. Baharuddin, M. Pd. I & Esa Nur Wahyuni, M. Pd, 2010, Teori Balajar danPembelajaran.
Yogyakarta: Ar-Ruzz. Hal 11
Download