Analisis Vektor 1.1 Skalar dan Vektor Skalar adalah besaran yang memiliki satuan (positif atau negative), namun tak memiliki arah. Contoh skalar Antara lain : Panjang; Luas; Volume; Massa; Waktu. Sedangkan Vektor adalah besaran yang memiliki nilai dan arah. Vector bukan hanya sebatas 2-3dimensi, melainkan dapat mencapai n-dimensi untuk hal yang lebih jauh lagi. Contoh vector Antara lain: Berat; Gaya; Kecepatan; Medan listrik; Percepatan gravitasi; Dan lain-lain. 1.2 Vektor Aljabar Dalam vector, biasanya kita meng-ekspresikan A-B adalah A + (-B); tanda atau arah dari vector kedua(B) berubah. Vector dapat dikalikan dengan skalar. Maka hasilnya ialah, besar/nilainya berubah, namun arahnya tetap sama jika dikalikan dengan skalar positif, dan berubah jika dikalikan dengan skalar negative. Gambar 1 Penggabungan 2 vektor Perhitungan 2 vektor dapat menggunakan sifat-sifat seperti asosiatif, distributive, dan komunitatif yang berlaku dalam aljabar vector. 1.3 Sistem Koordinat Kartesian FYI, sistem koordinat kartesian adalah salah satu dari 8 atau 10 cara untuk menggambarkan keakuratan vector, panjang vector dan arah. Dalam sistem kartesian, kita akan meletakan 3 titik koordinat di sudut kanan dan menamakannya titik x, y, dan z, cara ini sering kita sebut aturan “tangan kanan” Gambar 2 (a) Gambar 2.a contoh dari sistem koordinat kartesian Tangan Kanan, jika jari telujuk adalah x yang melengkung menuju y, maka ibu jari(jempol) menunjukan arah z. (b) Lokasi dari titik P(1,2,3) dan Q(2,-2,1). (c) Volume = dx dy dz, dimana dx, dy, dan dz adalah turunan yang beridiri masing-masing. 1.4 Komponen dan Unit Vektor Untuk menggambar vector dalam koordinat kartesian, pertama-tama mari kita tentukan vector r diperpanjang sampai tak-hingga dari titik asal. Cara yang logis untuk menjabarkan vector ini adalah, dengan cara memberikan 3 komponen vector yang sejajar sepanjang 3 sumbu koordinat. Yang komponen penjumlahan vektornya merupakan vector yang di berikan. Contoh : komponen dari vector “r” adalah x, y, dan z, maka r=x+y+z. Gambar 3 Dari gambar 3.c dapat diketahu vector P(1,2,3) dan Q(2,2,1), dapat juga di tuliskan RP = ax + 2ay + 3az dan RQ = 2ax 2ay + az. Dan vector RPQ dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut : RPQ = RQ – Rp = (2 - 1)ax + (-2 – 2)ay + (1 – 3)az = ax – 4ay – 2az sedangkan untuk F (gaya vector), kita tidak dapat menggunakan x, y, dan z untuk meng-deskibsikan 3 komponen vektornya, maka dari itu, digunakan lah F = Fxax + Fyay + Fzaz , dimana komponen vektornya adalah Fxax , Fyay , dan Fzaz maka besarnya F adalah |F| = √𝐹𝑥 2 + 𝐹𝑦 2 + 𝐹𝑧 2 Dan rumus untuk menentukan unit vector dalam arah vector F adalah 𝑎𝐹 = 𝐹 𝐹 = |𝐹| √𝐹𝑥 2 + 𝐹𝑦 2 + 𝐹𝑧 2 1.5 Medan Vektor Medan Vector adalah fungsi vector dari vector posisi. secara umum, besar dan arah dari sebuah fungsi akan berubah saat kita bergerak dan nilai dari fungsi vector biasanya nilai koordinatnya di sediakan dari soal yang diberikan. Jika diberikan vector “r”, maka menda vector G dapat ditulis G(r); dan medan skalar T dapat ditulis T(r). Misalnya di laut, jika z mewakili arah atas, x utara, y barat, dan titik asalnya adalah permukaan laut, dan dengan menggunakan sistem koordinat tangan-kanan, maka kecepatan vector dapat ditulis sebagai berikut 𝑣(𝑟) = 𝑣𝑥 (𝑟)𝑎𝑥 + 𝑣𝑦 (𝑟)𝑎𝑦 + 𝑣𝑧 (𝑟)𝑎𝑧 1.6 Hasil dari Fungsi Dot ( ) Hasil dari fungsi dot adalah skalar. apabila di berikan vector A dan B, maka akan menghasilkan 𝐴B = |A| |𝐵|𝑐𝑜𝑠𝜃𝐴𝐵 dalam perkalian dot, hokum komutatif berlaku, maka dapat dituliskan AB = BA Dalam sistem koordinat kartesian, sudut Antara 2 vektor unit yang berbeda adalah 90, maka : axay = axaz = ayaz = ayax = azax = azay = 0 axax = ayay = azaz = 1 jika sebuah vector di dot-kan dengan vector yang sama, maka AA = A2 = |A|2 1.7 perkalian cross ( x ) jika perkalian dot menghasilkan skalar, maka, hasil perkalian cross adalah vector. persamaan cross : A x B = aN |A| |B| sin𝜃AB , dimana N adalah singkatan dari “normal”. Membalikan urutan dari vector A dan B menghasilkan vector unit yang berlawanan. Maka dari itu, hokum komutatif tidak berlaku pada perkalian cross. missal : B x A = -(A x B) Dalam perkalian cross, jika diberikan 3 buah vector, maka cross dari 2 vektor adalah vector yang 1nya lagi. 𝑎𝑥 𝑥 𝑎𝑦 = 𝑎𝑧 , 𝑎𝑥 𝑥 𝑎𝑧 = 𝑎𝑦 , 𝑎𝑦 𝑥 𝑎𝑧 = 𝑎𝑥 Dalam perkalian cross, jika sebuah vector di crosskan dengan vector itu sendiri maka hasilnya 0. Maka rumus cross dalam determinan dapat ditulis sebagai berikut : 1.8 𝑎𝑥 𝐴𝑥𝐵 = |𝐴𝑥 𝐵𝑥 𝑎𝑦 𝐴𝑦 𝐵𝑦 𝑎𝑧 𝐴𝑧 | 𝐵𝑧 Sistem Koordinat Silinder Dalam sisitem koordinat silinder, kita gunakan permukaan bawah silinder (), bidang ɸ, dan sebuah bidang z seperti gambar 4.a. Gambar 4 Variable dari sistem koordinat kartasian dan silinder berhubungan satu sama lain. X = cosɸ Y = sinɸ Z = Z Seperti pada gambar dibawah ini dari sini, kita dapat membuat variable koordinat silinder dalam fungsi x, y, dan z. = √𝑥 2 + 𝑦 2 ɸ = tan−1 z = z 𝑦 𝑥 1.9 Sitem Koordinat Bola Gambar 5 Dari gambar 5, kita bisa transformasikan skalar dari koordinat kartesian menjadi sistem koordinat bola. 𝑥 = 𝑟 sin cos ɸ 𝑦 = 𝑟 𝑠𝑖𝑛 𝑠𝑖𝑛ɸ 𝑧=𝑧