BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Sikap Bersahabat/Komunikatif Salah satu dasar pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah adalah memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan perilaku yang baik, meningkatkan mutu karakter generasi sekarang dan yang akan datang. Menurut Yaumi dalam Daryanto (2013:9) bahwa karakter menggambarkan kualitas moral seseorang yang tercermin dari segala tingkah lakunya yang mengandung unsur keberanian, ketabahan, kejujuran dan kesetiaan, atau perilaku dan kebiasaan yang baik. Karakter ini dapat berubah akibat pengaruh lingkungan, oleh karena itu perlu usaha membangun karakter dan menjaganya agar tidak terpengaruh oleh hal-hal yang menyesatkan. Menurut Doni Koesoema dalam Gunawan (2012:2)memahami bahwa karakter adalah sama dengan kepribadian. Kepribadian dianggap sebagai ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa karakter adalah serangkaian sikap dan sifat khas yang terdapat dalam diri setiap individu yang terbentuk dari hasil interaksi dengan lingkungan yang berupa nilainilai perilaku individu yang harus senantiasa dijaga. Upaya Meningkatkan Sikap..., Ibnu Sudrajat, FKIP, UMP, 2016 Ada 18 nilai pendidikan karakter bangsa. Salah satu dari nilai pendidikan karakter yang diangkat dalam penelitian ini adalah sikap bersahabat/komunikatif. menurut Kemendiknas (2010:10) Sikap Bersahabat/Komunikatif adalah tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:585&977) bersahabat adalah berteman/berkawan yang menyenangkan dalam pergaulan sedangkan komunikatif komunikatif adalah keadaan saling berhubungan, bahasanya mudah dipahami sehingga pesan yang disampaikan mudah diterima dengan baik. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa bersahabat/komunikatif adalah sikap atau tindakan yang berhubungan dengan orang lain yang didalamnya terdapat komunikasi yang mudah dimengerti sehingga terwujud suasana yang menyenangkan dalam bekerjasama. Sikap bersahabat berbeda dengan komunikatif namum di dalam sikap bersahabat terdapat proses komunikasi. Karakter sikap bersahabat/komunikatif menunjukkan kemampuan seseorang dalam menyampai kan ide-idenya atau sebuah pikirannya kepada orang lain dalam bergaul. Karakter ini menjadi modal penting dalam hidup bermasyarakat. Menurut Elfindri (2012:100) Orang yang bersahabat/komunikatif adalah orang yang mudah bergaul dengan orang lain dan biasanya selain Upaya Meningkatkan Sikap..., Ibnu Sudrajat, FKIP, UMP, 2016 mampu menyampaikan, juga mampu mendengarkan apa yang disampaikan oleh orang lain untuk kemudian direspon dengan cara yang tepat. Orang lain bersahabat/komunikatif biasanya dapat dengan mudah diterima dilingkungannya. Sikap bersahabat/komunikatif permasalahan dalam penelitian ini diambil karena sebagai sikap salah tersebut satu dapat mempengaruhi kemampuan siswa dalam berdiskusi kelompok melalui penerapan metode pembelajaran Tutor Sebaya yang menuntut siswa untuk mampu berdiskusi dengan siswa lainnya sehingga dalam diskusi tersebut akan tercipta suasana diskusi yang aktif. Indikator bersahabat/komunikatif di sekolah dan di kelas menurut Kemendiknas (2010:19) yaitu : a. Suasana sekolah yang memudahkan terjadinya interaksi antar warga sekolah. b. Berkomunikasi dengan bahasa yang santun. c. Saling menghargai dan menjaga kehormatan. d. Pergaulan dengan cinta kasih dan rela berkorban. e. Tidak menjaga jarak dan membeda-bedakan dalam berkomunikasi 2. Prestasi Belajar a. Pengertian prestasi belajar Prestasi merupakan sesuatu yang dihargai yang diperoleh seseorang ataupun sekelompok orang setelah melakukan sebuah kegiatan. Prestasi adalah kemampuan nyata yang merupakan hasil Upaya Meningkatkan Sikap..., Ibnu Sudrajat, FKIP, UMP, 2016 interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam maupun dari luar individu dalam belajar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002;895): "prestasi adalah hasil yang telah dicapai". Menurut Arifin (2009:13) Kata "prestasi" berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi "prestasi" yang berarti "hasil usaha". Istilah "prestasi belajar" (achievement) berbeda dengan "hasil belajar" (learning outcome). Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembentukan watak peserta didik. Prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan/dikerjakan. Jadi, Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan/ketrampilan yang dilambangkan melalui mapel/lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Menurut Ahmadi dan Supriono (2010:138), prestasi belajar yang dicapai sesorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun faktor luar diri (faktor eksternal). Sedangkan menurut Arifin (2011:12) prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perennial dalam sejarah kehidupan manusia, karena sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing. Winkel (1996:226) dalam Hamdani (2011:138) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai Upaya Meningkatkan Sikap..., Ibnu Sudrajat, FKIP, UMP, 2016 oleh seseorang. Dengan demikian, prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usahausaha belajar. Arikunto dalam Hamdani (2011:138) mengemukakan bahwa Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap siswa yang meliputi faktor kognitif afektif dan psikomotorik setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan. Jadi, prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu. Gagne dalam Hamdani (2011:138) menyatakan bahwa prestasi belajar dibedakan menjadi lima aspek yaitu: kemampuan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, sikap dan ketrampilan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu. Prestasi juga dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanuasiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Proses belajar seseorang sesuai dengan tingkat Upaya Meningkatkan Sikap..., Ibnu Sudrajat, FKIP, UMP, 2016 keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau rapor setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. b. Fungsi utama prestasi Fungsi utama prestasi menurut Arifin (2011:12) adalah sebagi berikut: 1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik. 2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Para ahli psikologi biasanya menyebut sebagai "tendensi keingintahuan (couriosty) merupakan kebutuhan umum manusia" 3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. Asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan pendorong peserta didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berperan sebagai umpan balik (feedback) dalam meningkatkan mutu pendidikan. 4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan. Indiaktor intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu institusi pendidikan. 5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan) peserta didik. Dalam proses pembelajaran, peserta didik menjadi fokus utama yang harus diperhatikan, karena peserta didiklah yang diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran. Upaya Meningkatkan Sikap..., Ibnu Sudrajat, FKIP, UMP, 2016 Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi utama prestasi adalah sebagai indikator yang muncul dari dalam dan luar dari suatu pendidikan. Prestasi belajar juga sebagai indikator daya serap atau kecerdasan yang dimiliki peserta didik. Dalam proses belajar peserta didik menjadi fokus utama dan pertama yang harus diperhatikan dalam melakukan pembelajaran. c. Prinsip-Prinsip Pengukuran Prestasi Belajar Prestasi belajar dapat diukur melalui tes yang sering dikenal dengan tes prestasi belajar. Menurut Gronlund (Azwar 2010: 18-21) merumuskan beberapa prinsip dasar dalam pengukuran prestasi belajar sebagai berikut: 1) Tes Prestasi harus mengukur hasil belajar yang telah dibatasi secara jelas sesuai dengan tujuan instruksional. Prinsip ini menjadi langkah pertama dalam menyusun tes prestasi belajar, yaitu langkah pembatasan tujuan ukur. Identifikasi dan pembatasan tujuan ukur harus bersumber dan mengacu pada tujuan instruksional yang telah digariskan bagi suatu program. 2) Tes Prestasi harus mengukur suatu sampel yang representatif dari hasil belajar dan materi yang dicakup oleh program instruksional atau pengajaran. 3) Maksud sampel hasil belajar dalam hal ini adalah perwujudan soal tes dalam bentuk butir-butir yang mewakili kesemua pertanyaan mengenai materi pelajaran yang secara teoritik mungkin ditulis. Upaya Meningkatkan Sikap..., Ibnu Sudrajat, FKIP, UMP, 2016 Untuk dapat dikatakan mengukur hasil belajar materi pelajaran secara keseluruhan, sampel pertanyaan yang termuat dalam tes harus representatif yakni harus menanyakan semua bagian materi yang dicakup oleh suatu program secara proporsional. 4) Tes Prestasi harus berisi butir-butir dengan tipe yang paling cocok guna mengukur hasil belajar yang diinginkan. Hasil belajar yang hendak diukur akan menentukan tipe perilaku yang harus diterima sebagai bukti tercapainya tujuan instruksional yang telah ditetapkan. Tujuan pengukuran prestasi belajar adalah pengungkapkan proses mental atau kompetensi tingkat tinggi guna pemecahan masalah maka dapat dipilih tipe butir esai, atau tipe pilihan ganda. 5) Tes Prestasi harus dirancang sedemikian rupa agar sesuai dengan tujuan penggunaan hasilnya. Dalam hal ini perhatian harus lebih ditunjukan pada respon atau jawaban yang diberikan siswa pada butir-butir tertentu sedangkan skor keseluruhan menjadi kurang penting peranannya. Pusat perhatian akan tertuju pada kesalahan-kesalahan yang biasa dilakukan oleh siswa dan bukan pada usaha guna mengukur efektivitas program pengajaran, karena tes seperti ini tujuan utamanya adalah untuk mendeteksi masalah-masalah kesukaran belajar maka taraf kesukaran butir-butirnya pun dibuat rendah. Upaya Meningkatkan Sikap..., Ibnu Sudrajat, FKIP, UMP, 2016 6) Reliabilitas tes prestasi harus diusahakan setinggi mungkin dan hasil ukurannya harus ditafsirkan dengan hati-hati. Informasi mengenai reliabilitas suatu tes haruslah menjadi salah satu pertimbangan penting dalam melakukan interprestasi hasil ukur tes yang bersangkutan. Untuk itulah, biasanya selain adanya laporan mengenai koefisien relibilitas setiap tes perlu juga dilengkapi dengan laporan besarnya eror standar dalam pengukuran. 7) Tes Prestasi harus dapat digunakan untuk meningkatkan belajar pada anak didik. Tujuan utama pengukuran prestasi belajar, baik formatif maupun sumatif, adalah membantu mereka dalam belajar haruslah dapat dikomunikasikan kepada para siswa. Bila para siswa telah dapat memandang tes sebagai sarana yang menolong mereka, di samping sebagai dasar pemberian angka atau nilai rapot, maka fiingsi tes sebagai motivator dan pengarah dalam belajar telah tercapai. Dari pengertian dan pemahaman di atas tes prestasi dapat dilihat secara lebih proposional dalam arti menyadari sesuatu yang diharapkan darinya sehingga dapat memanfaatkan hasilnya semaksimal mungkin. Upaya Meningkatkan Sikap..., Ibnu Sudrajat, FKIP, UMP, 2016 3. Ilmu Pengetahuan Sosial a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial Pembelajaran di Sekolah Dasar (SD) merupakan pondasi utama pendidikan bagi siswa. Materi yang disajikan dalam jenjang pendidikan ini juga disesuaikan dengan tahap perkembangan siswa. IPS sebagai mata pelajaran yang disajikan pun masih berupa materi sederhana yang berupa pemahaman tentang kehidupan sosial sehari-hari. Menurut Soemantri dalam Sapriya (2011:11) Pendidikan IPS adalah penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan. Trianto (2010:171) IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Pendapat lain dikemukakan oleh Sumaatmadja (1980:9) bahwa IPS merupakan disiplin ilmu yang tidak menekankan pada aspek teoritis keilmuannya, melainkan lebih ditekankan pada segi praktisnya. Pembelajaran IPS menekankan kepada siswa untuk mempelajari, menelaah, mengkaji gejala dan masalah sosial yang bobotnya disesuaikan dengan jenjang pendidikan yang sedang ditempuh. Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan gabungan antara ilmu-ilmu sosial yang dibuat secara lebih sederhana. Penggabungan dari berbagai Upaya Meningkatkan Sikap..., Ibnu Sudrajat, FKIP, UMP, 2016 disiplin ilmu tersebut yang menjadikan IPS mempunyai cakupan materi yang sangat luas. Pembelajaran IPS berkenaan dengan cara manusia untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya, seperti kebutuhan materi, budaya, kejiwaan, pemanfaatan sumber daya dan pengaturan pemerintahan demi mencapai kemakmuran. b. Tujuan Pembelajaran IPS Setiap proses pembelajaran yang dilakukan pasti memiiki tujuan yang ingin dicapai. Hal ini juga berlaku dalam pembelajaran IPS. Menurut Trianto (2010:176 -177) tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial ialah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari. Tujuan tersebut dapat tercapai apabila program-program pembelajaran IPS di sekolah diorganisasikan secara baik. Dari rumusan tersebut dapat dirinci sebagai berikut: 1) Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan kebudayaan masyarakat. 2) Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial. Upaya Meningkatkan Sikap..., Ibnu Sudrajat, FKIP, UMP, 2016 3) Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang di masyarakat 4) Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial, serta mampu membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu mengambil tindakan yang tepat. 5) Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu membangun masyarakat. 6) Memotivasi seseorang untuk bertindak berdasarkan moral. 7) Fasilitator di dalam suatu lingkungan yang terbuka dan tidak bersifat menghakimi. 8) Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik dalam kehidupannya "to prepare students to be well-Junctioning citizens in a democratic society" dan mengembangkan kemampuan siswa menggunakan penalaran dalam mengambil keputusan pada setiap persoalan yang dihadapinya. 9) Menekankan perasaan, emosi dan derajat penerimaan atau penolakan siswa terhadap materi Pembelajaran IPS yang diberikan. Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (2007:18) Mata Pelajaran IPS bertujuan agar didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. Upaya Meningkatkan Sikap..., Ibnu Sudrajat, FKIP, UMP, 2016 2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial. 3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. 4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetensi dalam masyarakat, baik tingkat lokal, nasional, dan global. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran IPS di SD adalah membekali siswa sebagai persiapan menjadi warga masyarakat yang mampu memecahkan masalah-masalah sosial yang dihadapinya dan menyerasikan kehidupannya. c. Ruang Lingkup Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (2007:18) ruang lingkup Mata Pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut: a) Manusia, tempat dan lingkungan b) Waktu, keberlanjutan dan perubahan c) Sistem sosial dan budaya d) Perilaku ekonomi dan kesejahteraan 4. Materi Pokok kenampakan alam dan kenampakan buatan di Indonesia Wilayah daratan Indonesia memiliki ciri-ciri kenampakan alam yang berbeda-beda. Contoh kenampakan alam itu antara lain gunung, sungai, lembah, danau, pantai, teluk, tanjung, dataran rendah, dataran tinggi, Upaya Meningkatkan Sikap..., Ibnu Sudrajat, FKIP, UMP, 2016 pegunungan dan sebagainya. Indonesia memiliki banyak kenampakan alam yang tersebar di lima pula besar yang ada di Indonesia, berikut sekilas penjelasannya: a. Kenampakan Alam di Pulau Sumatra Di bagian tengah pulau sumatra membentang pegunungan bukit barisan, yang membentang dari provinsi Nangroe Aceh Darussalam sampai Lampung. Dalam barisan pegunungan Bukit Barisan terdapat juga lembah patahan yang disebut dengan Semangko Zone. Di wilayah patahan ini terdapat Danau Toba, dan terdapat juga Dataran Tinggi Karo serta Dataran Tinggi Agam. Sebelah barat Pegunungan Bukit Barisan terdapat daerah datar sempit. Di daerah ini ada beberapa sungai yang pendek dengan arus yang deras, seperti sungai Alas. b. Kenampakan Alam di Pulau Jawa Bagian tengah dan selatan Pulau Jawa terdapat daerah pegunungan muda. Beberapa barisan pegunungan yang terkenal adalah Dataran Tinggi Cianjur, Dataran Tinggi Dieng, dan Dataran Tinggi Malang. Deretan pegunungan di Pulau Jawa menjadi sumber aliran beberapa sungai, antara lain: Citandui, Ciliwung, Citarum, dan Bengawan Solo. c. Kenampakan Alam di Pulau Kalimantan Pulau Kalimantan merupakan wilayah daratan yang cukup luas. Bagian selatan berupa daerah dataran rendah dan sebagian merupakan daerah rawa-rawa. Di sepanjang pantai bagian selatan Pulau Upaya Meningkatkan Sikap..., Ibnu Sudrajat, FKIP, UMP, 2016 Kalimantan terdapat banyak teluk dan tanjung. Di bagian tengah dan utara Pulau Kalimantan terdapat deretan pegunungan tua. Ciri lain dari pulau Kalimantan adalah adanya sungai-sungai yang sangat panjang. Sungai-sungai itu bersumber dari daerah pegunungan di bagian tengah pulau. d. Kenampakan alam Pulau Sulawesi Pulau Sulawesi terbentuk dari empat semenanjung. Di tengah keempat semenanjung itu terdapat deretan pegunungan yang bertemu di Sulawesi Tengah. Karena banyaknya pegunungan, daerah dataran di Sulawesi menjadi sempit. Sungai-sungai yang ada di Sulawesi antara lain Sungai Walane, Sungai Palu, dan Sungai Konanweha. Sungaisungai di Sulawesi pendekpendek. Selain sungai, di Sulawesi juga terdapat danau. Danau-danau yang ada di Sulawesi antara lain Danau Tempe, Danau Towuti, dan Danau Matana di Sulawesi Selatan. e. Kenampakan alam Pulau Papua Pulau Papua merupakan wilayah daratan yang cukup luas. Di bagian tengah Papua membujur deretan pegunungan, antara lain Pegunungan Sudirman dan Pegunungan Jayawijaya. Di deretan Pegunungan Jayawijaya terdapat beberapa puncak tertinggi antara lain: Gunung Puncak Jaya (5030 mdpl), Gunung Trikora (4750 mdpl) Dari puncak-puncak pegunungan mengalir sungai-sungai panjang yang akhirnya bermuara di Samudera Pasifik di Utara dan Laut Arafuru Upaya Meningkatkan Sikap..., Ibnu Sudrajat, FKIP, UMP, 2016 di bagian Selatan. Daerah cagar alam yang terdapat di Papua antara lain Cagar Alam Gunung Lorentz, dan Cagar Alam Pulau Dolok. Kenampakan buatan adalah suatu bentuk kenampakan di lingkungan yang sengaja dibuat oleh manusia. Kenampakan buatan dibangun untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia atau mempermudah aktivitas manusia. Pada bagian ini kita akan membahas macam-macam kenampakan alam serta keuntungan dan kerugian pembangunan kenampakan buatan. 1. Macam-macam kenampakan buatan Ada bermacam-macam kanampakan buatan. Contoh kenampakan buatan adalah bendungan/waduk, jalan, rel kereta api, lapangan terbang, pelabuhan, taman kota, dan lain-lain. Kita akan membahas beberapa kenampakan buatan yang penting. a. Bendungan Bendungan atau waduk dibuat untuk tempat menampung air. Waduk disebut juga danau buatan. Waduk biasanya dibuat dengan cara membendung satu atau beberapa sungai. Waduk dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, antara lain untuk mengendalikan banjir, mengairi lahan pertanian, pembangkit listrik, tempat budidaya ikan, dan tempat rekreasi atau pariwisata. b. Kebun Binatang Kebun binatang merupakan tempat yang sengaja dibuat untuk melestarikan hewan dari kepunahan dan mengembangbiakkan hewan Upaya Meningkatkan Sikap..., Ibnu Sudrajat, FKIP, UMP, 2016 tersebut. Kebun binatang biasanya dibuka untuk wisata atau rekreasi masyarakat umum. c. Pelabuhan Pelabuhan dibangun untuk memperlancar transportasi air. Pengangkutan dengan kapal lebih menguntungkan karena biayanya lebih murah dan barang yang diangkut lebih banyak. Biasanya pelabuhan dibangun di daerah teluk agar terhindar dari badai dan gelombang laut. Ada dua jenis pelabuhan, yaitu pelabuhan domestik dan pelabuhan internasional. Pelabuhan biasanya menyediakan bahan bakar, air tawar, dan bahan makanan. Selain itu, di pelabuhan tersedia tenaga dan alat-alat bongkar pasang muatan dan gudang penyimpanan barang. d. Taman dan hutan kota Taman dan hutan kota dijumpai di kota-kota besar. Taman dan hutan kota berguna untuk memperindah lingkungan kota, mengurangi polusi, dan membantu peresapan air ke dalam tanah. e. Jalan Jalan dibuat untuk menghubungkan satu tempat dengan tempat lainnya. Jalan-jalan di pegunungan dibuat berkelok-kelok agar kemiringan tanahnya berkurang. Sementara jalan di dataran rendah biasanya lurus. Ada bermacam-macam jenis jalan. Misalnya, jalan raya, jalan kampung, jalan setapak dan sebagainya. Upaya Meningkatkan Sikap..., Ibnu Sudrajat, FKIP, UMP, 2016 Dalam penelitian ini peneliti mengambil materi pokok tentang kenampakan alam dan kenampakan buatan di Indonesia sebagai materi yang akan digunakan di dalam penelitian ini. Sumber buku IPS kelas V BSE KTSP Kelas V SD Endang Susilaningsih tahun 2008 halaman 51-76. 5. Pembelajaran Tutor Sebaya a. Pengertian Tutor Sebaya Dalam kegiatan belajar mengajar terkadang seorang guru menjumpai siswanya lebih mudah menerima keterangan yang diberikan oleh kawan sebangku atau kawan-kawan yang lain dari pada gurunya karena tidak adanya rasa enggan atau malu bertanya. Jika demikian keadaannya, maka guru dapat minta bantuan kepada anak/siswa yang dapat menerangkan kepada kawannya untuk memberikan bimbingan belajar. Hal demikian disebut Tutor Sebaya (Arikunto, 1986:2) Peer Tutoring atau dalam bahasa Indonesia lebih dikenal dengan istilah tutor sebaya. Arikunto (1986: 62) mengemukakan bahwa seorang tutor belum tentu siswa yang paling pandai tetapi terpenting memilih tutor perlu diperhatikan hal-hal berikut: a. Dapat diterima (disetujui) oleh siswa yang akan ditutorkan, sehingga siswa tidak mempunyai rasa takut atau enggan untuk bertanya kepadanya. b. Menguasai dan dapat menerangkan materi yang akan disampaikan kepada teman-temannya. c. Tidak tinggi hati, kejam atau keras hati terhadap sesama kawan. Upaya Meningkatkan Sikap..., Ibnu Sudrajat, FKIP, UMP, 2016 a. Mempunyai daya kreatifitas yang cukup untuk memberikan bimbingan yaitu dapat menerangkan pelajaran kepada kawannya. b. Kelebihan dan kesulitan Tutor Sebaya Arikunto, (1986: 64) mengemukakan pendapat tentang kelebihan cara belajar dengan Tutor Sebaya. Kelebihan dari Tutor Sebaya antara lain: a. Adakalanya hasilnya lebih baik lagi beberapa anak yang mempunyai perasaaan takut atau enggan kepada guru. b. Bagi tutor, pekerjaan tutoring akan memperkuat konsep yang dibahas. Dengan memberitahukan kepada anak lain maka seolaholah ia menelaah serta menghafalkannya kembali. c. Bagi tutor, merupakan kesempatan untuk melatih diri memegang tanggungjawab dalam mengemban suatu tugas dan melatih kesabaran. d. Mempererat hubungan antara sesama siswa sehingga mempertebal sosialnya. e. Memberikan pengaruh positif, baik dalam pendidikan dan sosial pada guru, dan tutor sebaya. Namun disamping kebaikan tersebut, ada kesulitan dalam melaksanakan tutor sebaya, ini karena : a. Ada beberapa siswa yang menjadi malu bertanya karena takut rahasianya diketahui oleh kawannya. Upaya Meningkatkan Sikap..., Ibnu Sudrajat, FKIP, UMP, 2016 b. Pada kelas-kelas tertentu kegiatan tutor sebaya ini sukar dilaksanakan karena perbedaan kelamin antara tutor dengan siswa yang diberi bantuan oleh tutor. c. Bagi guru sulit menentukan seorang tutor yang tepat bagi seorang atau beberapa orang siswa yang harus dibimbing. Tutor mempunyai hak diberikan materi lebih mendalam dari pada siswa-siswa lain. Tutor juga berhak membaca dan dipinjami semua buku yang digunakan guru maupun buku-buku lain sebagai penunjang. Disamping tutor mempunyai hal, tutor juga mempunyai kewajiban antara lain: mengatur atau memimpin siswa lain, membantu temantemannya yang mengalami kesulitan belajar dan seorang tutor tidak boleh egois artinya kepintaran tutor tidak boleh hanya untuk diri sendiri. c. Langkah-langkah Tutor Sebaya menurut Arikunto (1986: 72) hal-hal yang harus dilakukan oleh guru jika menggunakan Tutor sebaya adalah: a. Mengadakan latihan bagi para tutor Latihan dapat dilakukan dengan 2 cara : 1. Melalui Latihan kelompok kecil dimana hal ini yang mendapatkan latihan hanya anak-anak yang menjadi tutor. Contoh : Guru memberikan latihan secara terpisah kepada tutor. Tutor boleh meminjam semua buku milik guru. Upaya Meningkatkan Sikap..., Ibnu Sudrajat, FKIP, UMP, 2016 2. Melalui latihan klasikal dimana siswa siswa seluruh kelas dilatih bagaimana proses bimbingan berlangsung. Contoh : Guru memberikan latihan secara klasikal artinya guru dalam menjelaskan materi bersama-sama dengan siswa yang lain. Antara siswa dan tutor memperoleh penjelasan yang sama. b. Menyiapkan petunjuk tertulis baik di papan tulis atau di kertas. Petunjuk tertulis ini harus jelas dan rinci sehingga setiap siswa dapat memahami dengan satu tafsiran untuk melaksanakannya. Selain itu harus dicantumkan pula bentuk serta cara melaporkan hasil kerja untuk setiap siswa. Contoh : Guru menyiapkan petunjuk-petunjuk dalam setiap langkah yang akan dikerjakan. Misal dalam LKS, maka guru harus menyiapkan petunjuk pengerjakan LKS secara jelas. c. Menetapkan pertanggungjawaban untuk tiap-tiap kelompok agar apabila terjadi ketidakberesan, guru dengan mudah dapat menegurnya. Contoh : tutor bertanggungjawab atas kelompok yang dipimpinnya, sehingga apabila terdapat hal seperti siswa sulit untuk berkonsentrasi belajar dan bahkan menggangu teman yang lain maka tutor berhak menyampaikan kepada guru untuk ditindaklanjuti. Upaya Meningkatkan Sikap..., Ibnu Sudrajat, FKIP, UMP, 2016 d. Guru mempunyai peran untuk menjadi fasilitator dan berperan mengawasi tutor maupun siswa yang dibimbing oleh tutor untuk segera dapat melihat kesulitan serta mengambil langkah seperlunya. Contoh : Guru harus bisa mengawasi dan memperlihatkan masingmasing kelompok, guru mengawasi tutor apakah sudah bertanggungjawab terhadap kelompokknya. Jika terdapat masalah yang tidak dapat terpecahkan oleh tutor maka guru membantu untuk memecahkan masalah tersebut. Satu hal yang sangat ditekankan yaitu tutor tugasnya bukanlah mengajar seperti yang dilakukan oleh guru, tetapi hanya memberikan bimbingan kepada teman-teman sekelasnya di sekolah agar mereka terlepas dari kesulitan belajar sehingga dapat memahami bahan pelajaran. Untuk melaksanakan kegiatan tutor sebaya ini di sekolah maka guru dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut : 1) Beberapa siswa yang pandai ditetapkan sebagai tutor kemudian disuruh memahami suatu topik. Contoh : Siswa mempelajari materi kenampakan alam dan kenampakan buatan di Indonesia. 2) Guru memberi penjelasan umum tentang topik yang akan dibahasnya. Contoh : guru menjelaskan pengertian kenampakan alam dan buatan di Indonesia beserta contoh-contohnya. Upaya Meningkatkan Sikap..., Ibnu Sudrajat, FKIP, UMP, 2016 3) Kelas dibagi dalam beberapa kelompok dan siswa yang telah ditunjuk sebagai tutor disebar kesetiap kelompok untuk memberikan bantuan bimbingan kepada teman sekelompoknya. Contoh : Siswa dibentuk 5 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 45 siswa, dan disetiap kelompok ditempatkan satu tutor. 4) Guru membimbing siswa yang perlu mendapat bimbingan khusus. Contoh : jika terdapat siswa yang memerlukan perhatian khusus maka guru dapat membimbingnya sendiri. 5) Jika ada masalah yang belum terpecahkan, siswa yang menjadi tutor meminta bantuan kepada guru. Contoh : jika tutor tidak bisa memecahkan permasalahannya, maka tutor dapat meminta bantuan kepada guru. 6) Guru mengawasi evaluasi. Contoh : ketika siswa mendiskusikan dengan kelompok lain untuk membahas jawaban, guru memberikan pengawasan. Kegiatan siswa pada pembelajaran dengan menggunakan Tutor Sebaya adalah: 1) Siswa mempelajari suatu topik yang akan disajikan. 2) Siswa dibagi berkelompok dengan 3-4 anggota yang heterogen dan di tambah satu tutor, maka guru mengawasinya. 3) Siswa berdiskusi dengan anggota kelompok serta tutornya tentang tugas yang diberikan oleh guru. Upaya Meningkatkan Sikap..., Ibnu Sudrajat, FKIP, UMP, 2016 4) Siswa mendiskusikan dengan kelompok lain untuk membahas jawaban tugas yang diberikan. 5) Semua siswa aktif untuk bertanya tentang materi yang belum diketahui. 6. Media Video a. Pengertian Media Media berasal dari bahasa latin medius yang berarti tengah,perantara atau pengantar. Dalam bahasa arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Apabila media dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal (Gerlach & Ely dalam Arsyad, 2007:3). Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaruan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan efisien tetapi merupakan keharusan dalam upaya Upaya Meningkatkan Sikap..., Ibnu Sudrajat, FKIP, UMP, 2016 mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Di samping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum tersedia untuk itu guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran yang meliputi: 1) Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar. 2) Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. 3) Seluk-beluk proses belajar. 4) Hubungan antara metode mengajar dan media pendidikan. 5) Nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran. 6) Pemilihan dan penggunaan media pendidikan. 7) Berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan. 8) Media pendidikan dalam setiap mata pelajaran. 9) Usaha inofasi dalam media pendidikan. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umunya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya. b. Landasan Teoritis Penggunaan Media Pemerolehan pengetahuan dan keterampilan, perubahan- perubahan sikap dan perilaku dapat terjadi karena interaksi antara Upaya Meningkatkan Sikap..., Ibnu Sudrajat, FKIP, UMP, 2016 pengalaman yang pernah dialami sebelumnya. Menurut Bruner (dalam Arsyad, 2007:7) ada tingkatan utama modus belajar, yaitu pengalaman langsung (enactive), pengalaman piktorial/gambar (iconic), dan pengalaman abstrak (symbolic). Tingkatan pengalaman pemerolehan keterampilan belajar digambarkan oleh Dale (dalam Arsyad, 2007:8) sebagai suatu proses komunikasi. Materi yang ingin disampaikan dan diinginkan siswa dapat menguasainya disebut sebagai pesan. Guru sebagai sumber pesan menuangkan pesan ke dalam simbol-simbol tertentu (encoding) dan siswa sebagai penerima menafsirkan simbol-simbol tersebut sehingga dipahami sebagai pesan (decoding). Cara pengolahan pesan oleh guru dan murid digambarkan pada tabel di bawah ini. Tabel 2.1 Proses Belajar Mengajar Menggunakan Media Pesan diproduksi dengan: Pesan dicema dan diinterpretasi dengan: Berbicara, menyanyi, memainkan <—> Mendengaikan alat music Menvisualisasikan melalui film, gambar, model, patung, grafik, kartun, gerakan nonverbal <—> Mengamati foto, lukisan, Menulis atau mengarang <—> membaca Uraian di atas memberikan petunjuk bahwa agar proses belajar mengajar dapat berhasil dengan baik, siswa sebaiknya diajak untuk memanfaatkan semua alat inderanya. Guru berupaya untuk menampilkan rangsangan (stimulus) yang dapat diproses dengan berbagai indera. Semakin banyak alat indera yang digunakan untuk menerima dan mengolah informasi semakin besar kemungkinan Upaya Meningkatkan Sikap..., Ibnu Sudrajat, FKIP, UMP, 2016 informasi tersebut dimengerti dan dapat dipertahankan dalam ingatan. Dengan demikian, siswa diharapkan akan dapat menerima dan menyerap dengan mudah dan baik pesan-pesan dalam materi yang disajikan. c. Pengertian Media audio dan media Visual 1) Media Audio Media audio adalah media yang hanya mengandalkan keterampilan suara saja, seperti radio, cassette recorder, piringan hitam. (Djamarah,dkk, 2006:140) 2) Media Visual Adalah media yang hanya mengandalkan indera penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip (film rangkai), slides (film bingkai), foto, gambar atau lukisan, dan cetakan. Adapula media visual yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu dan film kartun. (Dj amarah,dkk, 2006:141) Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa media audio visual merupakan media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai keterampilan yang lebih baik. 3) Manfaat media audio visual Menurut Sadiman (2010: 17) secara umum media audio visual mempunyai manfaat sebagai berikut: Upaya Meningkatkan Sikap..., Ibnu Sudrajat, FKIP, UMP, 2016 1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka). 2. Mengatasi keterbatasan ruang. waktu dan daya indera, seperti misalnya: a) Objek yang terlalu besar bisa digantikan dengan realita, gambar, film bingkai, film, atau model. b) Objek yang terlalu kecil dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film, atau gambar. c) Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan time plase atau high speed photography. d) Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara verbal. e) Objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain. f) Konsep yang terlalu luas dapat divisualkan dalam bentuk film, film bingkai, gambar, dan lain-lain. 3. Penggunaan media audio visual secara tepat dapat mengatasi sikap pasif siswa. Dalam hal ini media audio visual berguna untuk: a) Menimbulkan kegairahan belajar. b) Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara siswa dengan lingkungan dan kenyataan. Upaya Meningkatkan Sikap..., Ibnu Sudrajat, FKIP, UMP, 2016 c) Memungkinkan siswa belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya. Dengan uraian diatas disimpulkan bahwa sifat yang unik pada setiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, serta dengan banyaknya materi yang harus diajarkan kepada siswa, sungguh akan membuat guru mengalami banyak kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri. Hal ini akan jauh lebih sulit bila latar belakang lingkungan guru dengan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan penggunaan media yang sesuai. Media yang digunakan untuk penelitian ini adalah media video. Menurut Isjoni dan Ismail (2008: 46) berpendapat bahwa penggunaan video dapat membantu memudahkan pemahaman pelajar berkaitan dengan isi pelajaran yang dipelajari dan dapat membantu guru mencapai tujuan pembelajaran. Manfaat media video menurut Andi Prastowo (2012: 302), antara lain: 1. Memberikan pengalaman yang tak terduga pada peserta didik. 2. Memperlihatkan secara nyata sesuatu yang pada awalnya tidak mungkin bisa dilihat. 3. Menampilkan presentasi studi kasus tentang kehidupan sebenarnya yang dapat memicu diskusi peserta didik. 4. Menunjukkan cara menggunakan alat atau perkakas. Upaya Meningkatkan Sikap..., Ibnu Sudrajat, FKIP, UMP, 2016 Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa media video adalah media yang dapat menampilkan keadaan nyata dari suatu objek tertentu atau suatu peristiwa yang pernah terjadi di suatu tempat yang tidak mungkin untuk dilihat secara langsung oleh sebagian besar orang, sehingga video dapat digunakan sebagai sumber informasi berharga karena dapat memberikan pengalaman yang sama dengan pengalaman yang diperoleh setelah melihat sesuatu secara langsung. B. Penelitian yang Relevan 1. Berdasarkan jurnal penelitian yang dilakukan oleh Evita Rahayu, Sukanti dengan judul ―Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Dengan Bantuan Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Akuntansi" (Jurnal Pendidikan Akuntansi, Vol.11 No:2 Tahun 2013). Hasil penelitian menyatakan bahwa Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif dengan Bantuan Tutor Sebaya dapat meningkatkan Motivasi Belajar pada Kompetensi Dasar Membuat Jurnal Penyesuaian Siswa Kelas X Akuntansi 1 SMK Negeri 7 Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014 yang dibuktikan dengan adanya peningkatan persentase skor Motivasi Belajar Akuntansi sebesar 11,28% atau diperoleh skor sebesar 74,03% pada siklus I dan meningkat menjadi 85,31% pada siklus II. Selain itu berdasarkan angket yang didistibusikan kepada siswa dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan skor Motivasi Belajar Akuntansi siswa sebesar 4,09% dari skor siklus I 71,51% ke siklus II sebesar 75,60%. Upaya Meningkatkan Sikap..., Ibnu Sudrajat, FKIP, UMP, 2016 2. Berdasarkan jurnal penelitian yang dilakukan oleh Putri Rizky Utami, Arnelis Djalil, M. Coesamin dengan judul ―Pengaruh Model Pembelajaran Tutor Sebaya Terhadap Pemahaman Konsep Matematika Siswa‖ (Jurnal Pendidikan Matematka Unila Vol 1. No: 6 Tahun 2013). Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran tutor sebaya terhadap pemahaman konsep matematis siswa. Model pembelajaran tutor sebaya adalah salah satu model yang dikembangkan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar dengan memanfaatkan siswa lain yang mempunyai kemampuan lebih dalam memahami suatu pembelajaran. Penelitian ini menggunakan posttest only control group design, dengan populasi seluruh siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Tumijajar Kabupaten Tulangbawang Barat tahun pelajaran 2012/2013. Sampel penelitian adalah siswa pada dua kelas dari tiga kelas yang dipilih dengan purposive random sampling. Penelitian menyimpulkan bahwa model pembelajaran tutor sebaya berpengaruh terhadap pemahaman konsep matematis siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Tumijajar Kabupaten Tulangbawang Barat tahun pelajaran 2012/2013. Perbedaan antara penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian relevan yang pertama dan kedua adalah pada penelitian pertama yang dilakukan oleh Evita Rahayu, Sukanti penelitian tersebut dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar. Penelitian yang kedua dilakukan untuk mengetahui pengaruh metode tutor sebaya terhadap pemahaman konsep matematis siswa. Upaya Meningkatkan Sikap..., Ibnu Sudrajat, FKIP, UMP, 2016 Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti berbeda dengan penelitian tindakan kelas dan penelitian eksperimen di atas, dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode pembelajaran tutor sebaya berbantu media video pada pembelajaran IPS materi kenampakan alam dan kenampakan buatan di Indonesia yang diharapkan dapat meningkatkan sikap bersahabat dan prestasi belajar siswa kelas VB SD N 2 Sokawera. C. Kerangka Pikir Berdasarkan data observasi diketahui bahwa proses pembelajaran IPS yang selama ini dilakukan masih kurang dapat memancing keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Proses pembelajaran yang selama ini berlangsung cenderung menggunakan metode ceramah. Kurangnya variasi metode yang digunakan selama ini menjadikan siswa merasa jenuh, bosan dan kurang aktif berkomunikasi selama mengikuti proses pembelajaran. Pada kondisi tersebut siswa kurang mampu menghafal dan memahami materi sehingga berakibat pada menurunnya prestasi belajar. Hal tersebut dapat dibuktikan pada saat guru memberikan evaluasi, nilai yang diperoleh siswa masih rendah di bawah standar KKM. Di samping permasalahan terkait prestasi belajar siswa yang rendah, diketahui juga bahwa sikap bersahabat/komunikatif siswa masih kurang. Hal ini dibuktikan dengan adanya perilaku kurang interaktif antara siswa yang satu dengan yang lain. Beberapa siswa tampak sering berkelompok atau membentuk kelompok yang berisikan teman-teman dekatnya saja, dan masih dijumpai pula siswa yang saling mengejek satu sama lain. Sebagai contoh, di Upaya Meningkatkan Sikap..., Ibnu Sudrajat, FKIP, UMP, 2016 kelas ada satu anak yang terkesan agak lambat dalam memahami materi pelajaran, beberapa teman masih suka mengejek dengan menyebutnya bodoh. Melihat situasi yang demikian maka peneliti berusaha melakukan perubahan dengan mencari metode pembelajaran yang sesuai dengan keadaan siswa dan materi pelajaran yang akan dibahas. Metode pembelajaran tersebut adalah metode pembelajaran tutor sebaya. Metode pembelajaran tutor sebaya dengan berbantu media video diharapkan mampu memecahkan masalah sehingga keberanian siswa dalam bertanya, kemauan siswa untuk bekerja sama, kekompakan siswa, kesantunan siswa dan pemahaman terhadap materi kenampakan alam dan kenampakan buatan di Indonesia dapat meningkat. Berikut ini adalah skema kerangka berfikir penggunaan metode pembelajaran tutor sebaya. Belum menggunakan model Kondisi Awal Siklus I Refleksi Siklus II Kondisi Akhir Sikap bersahabat dan prestasi belajar siswa rendah Menggunakan model pembelajaran tutor sebaya Tindakan Melalui metode pembelajaran tutor sebaya dapat meningkatkan sikap bersahabat dan prestasi belajar IPS Kelas V Gambar 2.1 Skema Kerangka Berfikir Penelitian Dari skema kerangka berfikir di atas dapat dideskripsikan sebagai berikut : pada kondisi awal penelitian belum menggunakan metode pembelajaran tutor sebaya dan prestasi belajar dan sikap bersahabat siswa Upaya Meningkatkan Sikap..., Ibnu Sudrajat, FKIP, UMP, 2016 rendah. Pada siklus I dan II peneliti melakukan tindakan dengan menggunakan metode pembelajaran tutor sebaya maka sikap bersahabat dan prestasi belajar IPS kelas VB menjadi meningkat. D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini dapat dirumuskan ―Melalui Metode Pembelajaran Tutor Sebaya dapat Meningkatkan Sikap bersahabat dan Prestasi Belajar Materi kenampakan alam dan kenampakan buatan di Indonesia Kelas VB Semester I SD Negeri 2 Sokawera‖. Upaya Meningkatkan Sikap..., Ibnu Sudrajat, FKIP, UMP, 2016