analisis turn of the year effect terhadap indeks saham di benua

advertisement
ANALISIS TURN OF THE YEAR EFFECT
TERHADAP INDEKS SAHAM DI BENUA
AMERIKA, BENUA EROPA, BENUA ASIA
PASIFIK
JOSEPHIN
[email protected]
Dosen Pembimbing : Yen Sun, S.E, M. Buss
ABSTRACT
This study aims to analyze the existence of the Turn of the Year Effect on the 42 index stocks in three
continents, 13 stock index in the Americas, 14 in continental European stock indexes, and stock index 15
in Asia Pacific. This study examined the differences in returns between the stock index returns the last
trading day in the month of January and the return of the last trading day in December, returns three
trading days beginning in January and the last three trading days in December, five trading days
beginning in January the last five trading days of December, and the ten trading days beginning in
January and the last five trading days of December. The method of selecting the sample in this research is
by using non-probability sample stratified purposive sampling. Data processing technique used is the
Wilcoxon test using SPSS 20 software. From the results of the study found that the Turn of the Year
Effect on testing 42 stock index on 3 continents and 14 share index on the European continent at the
beginning of the return of the trading day in January and one end of a trading day there Desember. Turn
of the Year Effect testing 13 stock index in the Americas and Asia Pacific 15 stock index.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menganalisa eksistensi Turn of The Year Effect pada 42 indeks saham yang ada di
tiga benua, 13 indeks saham pada benua Amerika, 14 indeks saham pada benua Eropa, dan 15 indeks
saham pada benua Asia Pasifik. Penelitian ini menguji perbedaan return indeks saham antara return satu
hari perdagangan terakhir di bulan Januari dengan return satu hari perdagangan terakhir di bulan
Desember, return tiga hari perdagangan awal di bulan Januari dengan tiga hari perdagangan terakhir di
bulan Desember, lima hari perdagangan awal di bulan Januari dengan lima hari perdagangan terakhir di
bulan Desember, dan sepuluh hari perdagangan awal di bulan Januari dengan lima hari perdagangan
terakhir di bulan Desember. Metode pemilihan sampel dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan
sampel nonprobabilitas stratified purposive sampling. Teknik pengolahan data yang digunakan adalah
dengan uji Wilcoxon dengan menggunakan software SPSS 20. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa
Turn of The Year Effect pada pengujian 42 indeks saham pada 3 benua dan 14 indeks saham pada benua
Eropa pada return satu hari perdagangan awal bulan Januari dengan satu hari perdagangan akhir bulan
Desember.Dan tidak terdapat Turn of The Year Effect pada pengujian 13 indeks saham pada benua
Amerika dan 15 indeks saham Asia Pasifik.
Keyword : Turn of The Year Effect, return
Kata Kunci: Turn of The Year Effect, return
PENDAHULUAN
Informasi yang diperoleh investor dan calon investor mengenai variabilitas indeks harga
saham selama periode perdagangan di bursa bermanfaat untuk keputusan investasi yang sedang
berjalan atau hendak dijalankan. Hal ini menjadi satu konsekuensi penting bagi investor untuk
menentukan strategi jual-beli saham. Hal ini menyebabkan sangat pentingnya harga saham di periode
penutupan untuk diteliti. Di tengah maraknya aliran keuangan berbasis perilaku (behavioral finance),
ternyata hipotesis pasar yang efisien (efficient market hypothesis) masih menarik untuk didiskusikan.
Terbukti masih adanya pro dan kontra tentang hipotesis pasar yang efisien di kalangan akademisi dan
praktisi di bidang keuangan.Hipotesis pasar modal yang efisien mengatakan bahwa pasar yang
efisien bereaksi dengan cepat terhadap informasi yang relevan. Semakin cepat informasi baru
tercermin pada harga sekuritas, semakin efisien pasar modal tersebut. Dalam pasar yang efisien harga
cepat mencerminkan informasi yang relevan, sedemikian rupa sehingga tidak akan diperoleh
keuntungan abnormal yang konsisten (Husnan,2001). Pada pasar yang efisien, pasar akan cepat
bereaksi terhadap informasi baru yang masuk sehingga pasar akan dengan cepat pula mencapai harga
keseimbangan yang baru.
Pada pasar yang efisien tidak ada kemungkinan memperoleh tingkat pengembalian
abnormal, meskipun dalam prakteknya terdapat hal-hal yang menyimpang, yang disebut anomali.
Salah satu bentuk anomali yang dikenal dalam dunia investasi adalah Turn of The Year Effect.
Fenomena Turn of The Year Effect ini banyak terjadi di negara maju dan negara-negara di Eropa.
Turn of The Year Effect merupakan fenomena yang mengakibatkan return di dua minggu pertama di
awal bulan Januari lebih tinggi dibandingkan dengan return di bulan lainnya. Hal ini terjadi
disebabkan peningkatan pembelian kembali oleh para investor yang banyak melakukan penjualan
sahamnya di bulan Desember. Pada akhir bulan Desember, pasar modal kurang efektif di karenakan
masa liburan. Apalagi efek ini akan sangat terasa bagi negara-negara yang mayoritas penduduknya
merayakan Hari Raya Natal. Oleh sebab itu banyak investor yang menjual sahamnya untuk
menghindari kejadian yang tidak terduga yang dapat terjadi selama mereka liburan. Penjualan saham
juga dilakukan oleh investor individual untuk mendapatkan uang kas untuk keperluan liburan
sedangkan investor institusi menjual saham yang buruk agar kinerjanya terlihat baik.
Fenomena mengenai Turn of The Year Effect adalah salah satu efek yang paling
membingungkan di bidang keuangan. Penelitian Rozeff dan Kinney (1976) menemukan bahwa ratarata return saham di bulan Januari lebih tinggi dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya. Penelitian
yang di lakukan mereka menemukan bahwa di New York pengembalian rata-rata nilai tukar adalah
3,5% dibandingkan bulan-bulan lainnya 0,5% pada periode 1904 sampai 1974.
Ada yang menyebutnya juga sebagai January Effect. Lalu, Ng dan Wang (2004) dan Starks,
Yong, dan Zheng (2006) menambah perdebatan yang sudah lama mengenai Turn of The Year Effect
ini. Ng dan Wang (2004) menunjukkan bahwa window dressing adalah akar penyebab Turn of The
Year Effect. Namun Starks, Yong, dan Zheng memeriksa municipal bond closed end funds dan
berpendapat bahwa tax loss selling hypothesis yang mendorong terjadinya Turn of The Year Effect.
Bukti yang bertentangan menjadikan itu menarik untuk menyelidiki lebih lanjut alasan yang
mendasari Turn of The Year Effect.
Penelitian di lakukan oleh Xiung Ji (2008) pada bursa di Amerika Serikat menggunakan metode
time series dan cross section. Pada penelitian yang ia lakukan, ia menemukan pajak penghasilan yang
efektif pada tahun 1917 memunculkan kemungkinan apakah akan terjadi Turn of The Year Effect
jika kebijakan pajak itu sebelum dan sesudah di lakukan. Jika pola pengembalian adalah sama dalam
kedua periode, itu berarti bahwa pajak penghasilan tidak menyebabkan adanya Turn of The Year
Effect. Jika Turn of The Year Effect hanya ada ketika pajak penghasilan efektif, maka pajak
penghasilan adalah penyebab dari Turn of The Year Effect terjadi. Dan hasilnya return bulanan
sebelum pemberlakuan pajak penghasilan adalah 0,61% pada saat Turn of The Year Effect dan
0,55% setelah Turn of The Year Effect masing-masing. Perbedaan dari 0,04% perbulan secara
ekonomi kecil dan statistik signifikan. Sedangkan setelah adanya pemberlakuan pajak penghasilan
Return yang di dapatkan adalah 1,75% pada saat Turn of The Year Effect dan 0,89% dan keduanya
secara statistik dianggap signifikan dan membawa dampak ekonomi yang luas. Sedangkan untuk di
China sendiri tidak ada pemberlakuan Tax Loss Selling Hypothesis sehingga dampak dari Turn Of
the Year Effect tidak signifikan. Tetapi Keong (2010) menyimpulkan bahwa sebagian besar pasar
Asia menunjukkan return bulan Desember positif dari beberapa kota seperti Hong Kong, Jepang,
Korea dan China.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah terjadi perbedaan return pada saat Turn of
The Year Effect pada 42 indeks saham di 3 benua, 13 indeks saham di benua Amerika, 14 indeks
saham di benua Eropa, 15 indeks saham di benua Asia Pasifik. Penelitian mengenai Turn of The Year
Effect membuktikan adanya perilaku yang tidak sesuai dengan pengertian efisiensi pasar modal
bentuk lemah, karena anomali Turn of The Year Effect bertentangan dengan hipotesis pasar modal
yang efisien. Muncul beberapa hipotesis munculnya Turn of The Year Effect yang berdampak pada
pasar yang tidak efisien (terjadi abnormal return). Hipotesis yang dapat menjelaskan munculnya
Turn of The Year Effect antara lain adalah hipotesis tax loss selling dan window dressing. Tax loss
selling di lakukan oleh para investor individual untuk mengurangi pajak sedamgkan window dressing
di lakukan oleh para manajer investasi agar portofolio mereka terlihat menarik.
Berdasarkan perumusan masalah yang ada, penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut:
H11: Terjadi Turn of The Year Effect terhadap 42 indeks saham pada 3 benua yang akan
di lakukan penelitian periode 2004 – 2013 dengan menggunakan return satu hari
perdagangan akhir di bulan Desember dan satu hari perdagangan awal pada bulan
Januari.
H12: Terjadi Turn of The Year Effect terhadap 42 indeks saham pada 3 benua yang akan
di lakukan penelitian periode 2004 – 2013 dengan menggunakan return tiga hari
perdagangan akhir di bulan Desember dan tiga hari perdagangan awal pada bulan
Januari.
H13: Terjadi Turn of The Year Effect terhadap 42 indeks saham pada 3 benua yang akan
di lakukan penelitian periode 2004 – 2013 dengan menggunakan return lima hari
perdagangan akhir di bulan Desember dan lima hari perdagangan awal pada bulan
Januari.
H14: Terjadi Turn of The Year Effect terhadap 42 indeks saham pada 3 benua yang akan
di lakukan penelitian periode 2004 – 2013 dengan menggunakan return lima hari
perdagangan akhir di bulan Desember dan sepuluh hari perdagangan awal pada
bulan Januari.
H21: Terjadi Turn of The Year Effect terhadap 13 indeks saham pada benua Amerika
yang akan di lakukan penelitian periode 2004 – 2013 dengan menggunakan return
satu hari perdagangan akhir di bulan Desember dan satu hari perdagangan awal
pada bulan Januari.
H22: Terjadi Turn of The Year Effect terhadap 13 indeks saham pada benua Amerika
yang akan di lakukan penelitian periode 2004 – 2013 dengan menggunakan return
tiga hari perdagangan akhir di bulan Desember dan tiga hari perdagangan awal
pada bulan Januari.
H23: Terjadi Turn of The Year Effect terhadap 13 indeks saham pada benua Amerika
yang akan di lakukan penelitian periode 2004 – 2013 dengan menggunakan return
lima hari perdagangan akhir di bulan Desember dan lima hari perdagangan awal
pada bulan Januari.
H24: Terjadi Turn of The Year Effect terhadap 13 indeks saham pada benua Amerika
yang akan di lakukan penelitian periode 2004 – 2013 dengan menggunakan return
lima hari perdagangan akhir di bulan Desember dan sepuluh hari perdagangan
awal pada bulan Januari.
H31: Terjadi Turn of The Year Effect terhadap 14 indeks saham pada benua Eropa yang
akan di lakukan penelitian periode 2004 – 2013 dengan menggunakan return satu
hari perdagangan akhir di bulan Desember dan satu hari perdagangan awal pada
bulan Januari.
H32: Terjadi Turn of The Year Effect terhadap 14 indeks saham pada benua Eropa yang
akan di lakukan penelitian periode 2004 – 2013 dengan menggunakan return tiga
hari perdagangan akhir di bulan Desember dan tiga hari perdagangan awal pada
bulan Januari.
H33: Terjadi Turn of The Year Effect terhadap 14 indeks saham pada benua Eropa yang
akan di lakukan penelitian periode 2004 – 2013 dengan menggunakan return lima
hari perdagangan akhir di bulan Desember dan lima hari perdagangan awal pada
bulan Januari.
H34: Terjadi Turn of The Year Effect terhadap 14 indeks saham pada benua Eropa yang
akan di lakukan penelitian periode 2004 – 2013 dengan menggunakan return lima
hari perdagangan akhir di bulan Desember dan sepuluh hari perdagangan awal
pada bulan Januari.
H41: Terjadi Turn of The Year Effect terhadap 15 indeks saham pada benua Asia Pasifik
yang akan di lakukan penelitian periode 2004 – 2013 dengan menggunakan return
satu hari perdagangan akhir di bulan Desember dan satu hari perdagangan awal
pada bulan Januari.
H42: Terjadi Turn of The Year Effect terhadap 15 indeks saham pada benua Asia Pasifik
yang akan di lakukan penelitian periode 2004 – 2013 dengan menggunakan return
tiga hari perdagangan akhir di bulan Desember dan tiga hari perdagangan awal
pada bulan Januari.
H43: Terjadi Turn of The Year Effect terhadap 15 indeks saham pada benua Asia Pasifik
yang akan di lakukan penelitian periode 2004 – 2013 dengan menggunakan return
lima hari perdagangan akhir di bulan Desember dan lima hari perdagangan awal
pada bulan Januari.
H44: Terjadi Turn of The Year Effect terhadap 15 indeks saham pada benua Asia Pasifik
yang akan di lakukan penelitian periode 2004 – 2013 dengan menggunakan return
lima hari perdagangan akhir di bulan Desember dan sepuluh hari perdagangan
awal pada bulan Januari.
LANDASAN TEORI
PENELITIAN TERKAIT
Fenomena mengenai Turn of The Year Effect adalah salah satu efek yang paling
membingungkan di bidang keuangan. Penelitian Rozeff dan Kinney (1976) menemukan bahwa
rata-rata return saham di bulan Januari lebih tinggi dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya.
Penelitian yang di lakukan mereka menemukan bahwa di New York pengembalian rata-rata nilai
tukar adalah 3,5% dibandingkan bulan-bulan lainnya 0,5% pada periode 1904 sampai 1974.
Ada yang menyebutnya juga sebagai January Effect. Lalu, Ng dan Wang (2004) dan
Starks, Yong, dan Zheng (2006) menambah perdebatan yang sudah lama mengenai Turn of The
Year Effect ini. Ng dan Wang (2004) menunjukkan bahwa window dressing adalah akar
penyebab Turn of The Year Effect. Namun Starks, Yong, dan Zheng memeriksa municipal bond
closed end funds dan berpendapat bahwa tax loss selling hypothesis yang mendorong terjadinya
Turn of The Year Effect. Bukti yang bertentangan menjadikan itu menarik untuk menyelidiki
lebih lanjut alasan yang mendasari Turn of The Year Effect.
Penelitian di lakukan oleh Xiung Ji (2008) pada bursa di Amerika Serikat menggunakan
metode time series dan cross section. Pada penelitian yang ia lakukan, ia menemukan pajak
penghasilan yang efektif pada tahun 1917 memunculkan kemungkinan apakah akan terjadi Turn
of The Year Effect jika kebijakan pajak itu sebelum dan sesudah di lakukan. Jika pola
pengembalian adalah sama dalam kedua periode, itu berarti bahwa pajak penghasilan tidak
menyebabkan adanya Turn of The Year Effect. Jika Turn of The Year Effect hanya ada ketika
pajak penghasilan efektif, maka pajak penghasilan adalah penyebab dari Turn of The Year Effect
terjadi. Dan hasilnya return bulanan sebelum pemberlakuan pajak penghasilan adalah 0,61%
pada saat Turn of The Year Effect dan 0,55% setelah Turn of The Year Effect masing-masing.
Perbedaan dari 0,04% perbulan secara ekonomi kecil dan statistik signifikan. Sedangkan setelah
adanya pemberlakuan pajak penghasilan Return yang di dapatkan adalah 1,75% pada saat Turn
of The Year Effect dan 0,89% dan keduanya secara statistik dianggap signifikan dan membawa
dampak ekonomi yang luas. Sedangkan untuk di China sendiri tidak ada pemberlakuan Tax Loss
Selling Hypothesis sehingga dampak dari Turn Of the Year Effect tidak signifikan. Tetapi Keong
(2010) menyimpulkan bahwa sebagian besar pasar Asia menunjukkan return bulan Desember
positif dari beberapa kota seperti Hong Kong, Jepang, Korea dan China.
Menurut Agrawal dan Tandon ( 2004 ) yang melakukan penelitian di delapan negara
menyatakan bahwa kalau hanya empat negara yang mengalami Turn Of The Year Effect yang di
karenakan hanya empat negara yang memberlakukan pajak akhir tahun di bulan Desember. Di
Inggris memiliki pajak akhir tahun di bulan Maret, Australia dan New Zealand memiliki pajak
akhir tahun di bulan Juni, dan Hong Kong tidak memiliki akhir tahun pajak. Tetapi hipotesis
penyebab utama dari Turn of The Year Effect adalah Tax Loss Selling Hyphotesis tidak berlaku
di Kanada dan Denmark yang memiliki akhir tahun pajak di Bulan Desember.
Penelitian yang di lakukan oleh Roll (1983) memberikan hipotesis bahwa volatilitas
yang lebih tinggi muncul dari saham yang berkapitalisasi kecil menyebabkan lebih banyak dari
mereka mengalami kerugian modal yang besar untuk waktu jangka pendek. Banyak investor
yang menyadari bahwa penjualan saham di lakukan untuk tujuan pajak penghasilan sebelum
akhir tahun. Tekanan jual mungkin mengurangi harga saham yang berkapitalisasi kecil pada
bulan Desember, yang mengarah ke rebound di awal Januari karena investor membeli kembali
saham untuk membangun kembali posisi investasi mereka.
Penelitian yang di lakukan oleh Sias dan Starks (1997) menguji hubungan antara
kepemilikan institusional dan Turn of The Year Effect. Mereka berpendapat bahwa jika intitusi
mengggunakan windows dressing mendominasi penjualan kerugian saham individu, sahamsaham yang di miliki oleh institusi besar harus menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi pada
saat Turn of The Year Effect. Sebaliknya, mereka menemukan bahwa saham-saham yang di
dominasi oleh kepemilikan individu menunjukkan January Effect lebih kuat, yang lebihn
mendukung Tax Loss Selling Hypothesis.
Schultz (1985) dan Jones, Lee dan Apenbrink (1991) melaporkan bahwa Turn of The
Year Effect hanya muncul di AS setelah pengenalan pajak penghasilan pribadi pada tahun 1917.
Bhabra, Dhillon dan Ramirez (1999) yang meneliti "November Effect" return saham
kembali setelah akhir tahun fiskal untuk reksa dana Amerika Serikat telah dipindahkan ke akhir
bulan Oktober oleh Undang-Undang Reformasi Pajak Amerika Serikat tahun 1986. Poterba dan
Weisbenner ( 2001 ) meneliti perubahan ketentuan pajak AS selama 1960-an dan 1980-an.
Mereka menemukan bahwa perbedaan penghapusan kerugian antara jangka panjang dan jangka
pendek adalah berpengaruh terhadap return saham yang berlebihan selama Turn of The Year
Effect.
Tinic & West (1984) menjelaskan bahwa adanya suatu hubungan positif antara
keuntungan saham biasa dan beta. Pada bulan Januari apabila nilai beta tinggi, maka keuntungan
juga tinggi. Lakonishok & Smidt (1988) menganalisis data dengan pendekatan event study.
Event yang dianalisis adalah sebelum hari Natal, setelah hari natal dan menjelang tutup tahun. Di
mana Turn of The Year Effect yang terjadi sebelum natal dan sebelum tutup tahun yang
ditunjukkan oleh anomali return. Eakins & Sewel (1993) menjelaskan bahwa abnormal return
pada bulan Januari disebabkan oleh rendahnya kepemilikan saham secara kelembagaan
(institutional investors). Selain itu juga terdapat hubungan yang positif antara abnormal return
pada bulan Januari dengan kepemilikan saham secara kelembagaan (institutional investors).
METODE PENELITIAN
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari
informasi yang tersedia di website www.financeyahoo.co.id. berupa data indeks harga saham
harian selama 1 hari, 3 hari, 5 hari perdagangan akhir bulan Desember dan 1 hari, 3 hari, 5 hari,
10 hari perdagangan awal bulan Januari selama periode 2004-2013 yang diperoleh melalui
yahoo.finance. Data sekunder lainnya yaitu berupa referensi atau literatur dari berbagai buku
atau media.
Dalam penelitian ini, sampel yang diambil yaitu 42 indeks harga saham yang ada di
yahoo.finance. Data indeks saham yang di ambil pun sudah mewakili bursa yang ada di 3
wilayah yakni Amerika, Eropa, Asia Pasifik.
Pengumpulan sampel yang dipergunakan dalam penelitian ini ditentukan dengan
menggunakan metode sampel nonprobabilitas stratified purposive sampling, dimana populasi
yang dijadikan sampel penelitian adalah populasi yang memenuhi kriteria tertentu yang
disesuaikan dengan maksud penelitian.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode studi peristiwa (event study).
Metode studi peristiwa merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap peristiwa yang
informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman atau peristiwa. Metode analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji dua sampel berpasangan
yaitu uji wilcoxon dengan tingkat kepercayaan 95%. Uji wilcoxon ini di lakukan untuk menguji
sebelum dan sesudah peristiwa. Uji wilcoxon ini digunakan peneliti dalam analisis ini di
karenakan data return yang di gunakan tidak berdistribusi normal. Setelah data yang diperlukan
terkumpul, proses selanjutnya adalah melakukan analisis data Variabel yang dianalisis dalam
penelitian ini adalah return indeks saham harian, yang dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
Keterangan:
Ri
= return indeks saham i
Pt
= harga indeks saham penutupan pada periode t
Pt-1
= harga indeks saham penutupan pada periode t-1
Langkah pertama sebelum menguji hipotesis-hipotesis penelitian yang diajukan, dilakukan
uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Hipotesis statistiknya
dirumuskan sebagai berikut:
Ho : i = 0 (sampel terdistribusi normal)
Ha : i 0 (sampel tidak terdistribusi normal)
Jika nilai sign > 0,05, maka Ho tidak dapat ditolak, artinya sampel terdistribusi normal.
Sebaliknya jika nilai sign < 0,05, maka Ho ditolak, artinya sampel tidak terdistribusi normal
sehingga pengujian selanjutnya dilakukan dengan metode statistika non parametrik.
Langkah selanjutnya untuk hipotesis satu sampai hipotesis empat menggunakan uji
wilcoxon untuk mengetahui apakah terjadi perbedaan return antara sebelum dan sesudah
peristiwa. Jika nilai sign > 0,05, maka Ho di terima, artinya tidak signifikan return antara
sebelum dan sesudah peristiwa. Sebaliknya jika nilai sign < 0,05, maka Ho ditolak, artinya
signifikan antara sebelum dan sesudah peristiwa.
HASIL DAN BAHASAN
Ameri
ka
Retun
Sig
satu hari
0.221
tiga hari
0.05
lima hari
sepuluh
hari
0.084
0.34
Ero
pa
Ket
tidak
signifikan
signifikan
tidak
signifikan
tidak
signifikan
Sig
0.00
0
0.00
1
0.00
0
0.00
3
Asia
Pasifik
Ket
signifi
kan
signifi
kan
signifi
kan
signifi
kan
Sig
42
Indeks
0.058
Ket
tidak
signifikan
tidak
signifikan
0.000
0.004
signifikan
0.000
0.000
signifikan
0.000
0.051
Berdasarkan hasil penelitian statistik di atas mendapatkan kesimpulan berikut ini
Sig
0.000
Ket
signifi
kan
signifi
kan
signifi
kan
signifi
kan
•
•
•
•
Terjadi Turn of The Year Effect pada return satu hari, tiga hari, lima hari, dan sepuluh
hari pada 42 indeks pada 3 benua.
Tidak terjadi Turn of The Year Effect pada return satu hari, lima hari,dan sepuluh hari
sedangkan tiga hari tidak signifikan.
Terjadi Turn of The Year Effect pada return satu hari, tiga hari, lima hari,dan sepuluh
hari pada 14 indeks benua Eropa.
Terjadi Turn of The Year Effect pada return lima hari dan sepuluh hari pada 15 indeks
benua Asia Pasifik sedangkan pada return satu hari dan tiga hari tidak terdapat
perbedaan return.
Pembahasan
Pembahasan Hipotesis 1 : Return 42 Indeks pada 3 Benua
Dalam suatu perekonomian suatu negara dampak dari pergantian tahun atau
tahun baru berpengaruh hampir di seluruh sendi perekonomian. Pada saat tahun baru
banyak orang mengevaluasi apa yang telah dilakukan tahun sebelumnya. Beberapa
penelitian juga menyatakan dampak pergantian tahun ini berpengaruh situasi bursa
secara umum. Turn of The Year Effect merupakan suatu fenomena yang banyak diamati
di bursa saham utama dunia.
Efek pergantian tahun merupakan fenomena adanya situasi anomali return
pada saat menjelang pergantian tahun hingga awal pergantian tahun. Jadi beberapa
peneliti menguji fenomena ini sebelum dan sesudah pergantian tahun sehingga
ditemukanlah adanya fenomena anomali return pada bulan Januari. Pada beberapa studi
sebelumnya yang dikatakan bahwa keuntungan pada bulan Januari lebih tinggi
dibandingkan pada bulan-bulan lainnya. Di beberapa bursa saham negara maju seperti
di Amerika Serikat, Jerman, Inggris, Australia serta beberapa negara maju lainnya yang
dilakukan oleh Gultekin (1983) menunjukkan adanya fenomena tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian di atas, pada 42 indeks saham yang ada pada 3
benua di temukan bahwa terdapat Turn of The Year Effect di 42 indeks pada 3 benua.
Hanya saja yang mengalami kenaikan Turn of The Year Effect terdapat pada return satu
hari perdagangan terakhir di bulan Desember dengan satu hari di bulan Januari karena
investor cenderung membeli kembali saham-saham yang telah di jual pada bulan
Desember pada awal perdagangan di bulan Januari. Investor menganggap bahwa awal
tahun merupakan awal perdagangan di tahun yang baru sehingga investor cenderung
melakukan pembelian saham yang membuat kenaikan harga saham dan yang berakibat
juga pada kenaikan indeks – indeks saham yang ada 42 indeks. Pada awal perdagangan
di bulan Januari para manajer investasi cenederung melakukan restrukturisasi portofolio
karena mereka melakukan penilaian kembali atas saham-saham yang ada pada
portofolio mereka. Mereka pada awal tahun memilih saham-saham perusahaan yang ke
depannya akan mengalami pertumbuhan yang signifikan dengan harga saham yang
masih under value. Sedangkan untuk return pada periode lainnya tidak di temukan
adanya Turn of The Year Effect di karenakan investor sudah mulai cenderung
mengurangi pembelian saham yang kenaikannya cukup tinggi.
Pembahasan Hipotesis 2 : Return 13 Indeks di Benua Amerika
Berdasarkan hasil penelitian di atas, pada 13 indeks saham yang ada di benua
Amerika di temukan bahwa tidak terdapat Turn of The Year Effect di 13 indeks pada
benua Amerika. Turn of The Year Effect tidak di temukan pada return satu hari
perdagangan awal di Januari dengan satu hari perdagangan akhir di bulan Desember.
Karena sepanjang sepuluh tahun terakhir banyak peristiwa ekonomi yang
mempengaruhi penurunan indeks. Misalnya saja pada tahun 2004 tekanan terhadap
inflasi yang tidak bisa di kendalikan, pada tahun 2005 isu kenaikan bunga The Fed
membuat indeks dow jones mengalami penurunan, pada tahun 2006 perubahan
kebijakan ekonomi Amerika Serikat dari kebijakan moneter longgar menjadi kebijakan
ketat dan meningkatnya defisit neraca berjalan Amerika Serikat, dan pada tahun 2008
terjadi krisis Subprime Mortgage. Kondisi perekonomian yang tidak stabil di Amerika
Serikat membuat Turn of The Year Effect tidak terjadi. Banyak dari mereka yang
mengalihkan dana mereka ke emerging market atau melakukan investasi mereka
dalam bentuk obligasi dan emas.Sedangkan jika di lihat pada return satu hari di bulan
Januari mengalami kenaikan di bandingkan dengan return tiga hari perdagangan awal di
bulan Januari, lima hari di bulan Januari, dan sepuluh hari di bulan Januari.
Pembahasan Hipotesis 3 : Return 14 Indeks di Benua Eropa
Berdasarkan hasil penelitian di atas, pada 14 indeks saham yang
ada di benua Eropa di temukan bahwa terdapat Turn of The Year Effect di 14 indeks
pada benua Eropa. Turn of The Year Effect di temukan pada return satu hari
perdagangan awal di Januari dengan satu hari perdagangan akhir di bulan Desember.
Kenaikan harga saham di awal tahun terutama di dukung dari berita ekonomi di
kawasan Eropa. Misalnya saja awal tahun 2005 terdapat berita kenaikan angka
penjualan di negara Inggris tertinggi dalam enam bulan terakhir dan kenaikan harga
minyak dunia yang menyebabkan ekspektasi positif dan mendukung indeks harga
saham naik.
Di bandingkan dengan return pada periode yang lain terlihat lebih
signifikan pada return satu hari perdagangan awal bulan Januari. Karena investor
cenderung melakukan pembelian saham pada awal tahun karena adanya restrukturisasi
portofolio. Sehingga dapat di simpulkan Turn of The Year Effect terjadi di benua Eropa.
Karena investor cenderung melakukan pembelian saham.
Pembahasan Hipotesis 4 :Return 15 Indeks di Benua Asia Pasifik
Berdasarkan hasil penelitian di atas, pada 15 indeks saham yang ada di benua
Asia Pasifik tidak di temukan bahwa terdapat Turn of The Year Effect di 15 indeks pada
benua Asia Pasifik. Turn of The Year Effect tidak di temukan pada return periode satu
hari dan tiga hari perdagangan awal bulan Januari. Sedangkan untuk return periode lima
hari dan sepuluh hari perdagangan awal bulan Januari di temukan Turn of The Year
Effect. Tetapi dari hasil statistik menunjukkan kenaikan return pada satu hari
perdagangan awal bulan Januari dengan satu hari perdagangan terakhir bulan Desember.
Turn of The Year Effect tidak terjadi karena beberapa negara di benua Asia Pasifik
memiliki laporan keuangan berakhir di bulan Maret bukan di bulan Desember. Karena
sentimen positif yang kuat di awal tahun membuat investor dapat memanfaatkan
momentum tersebut untuk mendapatkan return. Turn of The Year Effect tidak terjadi di
beberapa negara. Misalnya pada tahun 2005 indeks Kospi mengalami penurunan di
akibatkan kekhawatiran perlambatan pertumbuhan teknologi. Dan indeks hongkong
mengalami penurunan di akibatkan turunnya harga minyak dunia. Berita penurunan
harga minyak dunia di kawasan Eropa menjadi sentimen positif tetapi di kawasan Asia
Pasifik membuat sentimen negatif.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Dalam suatu perekonomian suatu negara dampak dari pergantian tahun atau
tahun baru berpengaruh hampir di seluruh sendi perekonomian. Pada saat tahun baru
banyak orang mengevaluasi apa yang telah dilakukan tahun sebelumnya. Beberapa
penelitian juga menyatakan dampak pergantian tahun ini berpengaruh situasi bursa
secara umum. Turn of The Year Effect merupakan suatu fenomena yang banyak diamati
di bursa saham utama dunia.
Efek pergantian tahun merupakan fenomena adanya situasi anomali return
pada saat menjelang pergantian tahun hingga awal pergantian tahun. Jadi beberapa
peneliti menguji fenomena ini sebelum dan sesudah pergantian tahun sehingga
ditemukanlah adanya fenomena anomali return pada bulan Januari. Pada beberapa studi
sebelumnya yang dikatakan bahwa keuntungan pada bulan Januari lebih tinggi
dibandingkan pada bulan-bulan lainnya. Di beberapa bursa saham negara maju seperti
di Amerika Serikat, Jerman, Inggris, Australia serta beberapa negara maju lainnya yang
dilakukan oleh Gultekin (1983) menunjukkan adanya fenomena tersebut.
Tetapi dari hasil penelitian tidak semua periode dan pada setiap sample yang
menunjukkan adanya Turn Of The Year Effect penyebab yang memungkinkan tidak
terjadinya Turn Of The Year Effect antara lain indeks hongkong mengalami penurunan di
akibatkan turunnya harga minyak dunia. Berita penurunan harga minyak dunia di
kawasan Eropa menjadi sentimen positif tetapi di kawasan Asia Pasifik membuat
sentimen negatif. Sentimen positif yang membuat adanya Turn Of The Year Effect selain
dari berita ekonomi adanya restrukturisasi portofolio yang di lakukan oleh para manajer
investasi untuk memperbaiki portofolio mereka pada saat awal tahun.
Saran
1.
Setelah melakukan penelitian tentang Turn of The Year Effect kita dapat
mengetahui dalam melakukan investasi saat pergantian tahun. Trader dapat memanfaatkan
pergantian tahun untuk mendapatkan return yang lebih. Dengan cara melakukan short
selling trader akan mendapatkan keuntungan. Selain itu trader harus berhati – hati dalam
pemilihan saham yang akan di beli dengan melakukan beberapa langkah berikut ini
Melihat harga saham blue chips, saham lapis kedua, dan saham lapis ketiga yang sudah
mengalami penurunan pada saat awal tahun
2.
Melakukan analisa fundamental terhadap saham blue chips, saham lapis kedua, dan saham
lapis ketiga tersebut
3.
Melakukan perbandingan saham tersebut dengan melakukan industri yang sejenis.
REFERENSI
Agrawal, A. And k. Tandon (1994). “Anomalies or illusions? Evidence from stock markets in eighteen
countries." Journal of International Money and Finance, 13, pp.83-106.
Balaban, E. 1995. January Effect, Yes!. What About Mark Twain Effect ?. The Central
Bank of The Republic of Turkey Research Departement. Melalui: www.tcmb.gov.tr/
yeni/evds/teblig/95/9509.pdf
Berges, Angel, John J. McConell, and Gary G. Schlarbaum, 1984, The turn-of-the-year
Canada, Journal of Finance 39, 185-192.
Brennan, M.J. & Xia, Y. 2001. Assessing Asset Pricing Anomalies. The Review of
Financial Studies:
Vol. 14, pp. 905-942.
Cox, D.R. and Johnston, K. (1998). TheJanuary effect is not driven by tax loss selling. Journal of
Investing (Winter), 105-111.
Darmadji, Tjipto dan Hendy M. Fakhrudin, Pasar Modal di Indonesia Pendekatan
Tanya
Jawab,
Jakarta: Salemba Empat, 2011.
Eakins, S. & S. Sewel. 1993. Tax-loss Selling, Institutional Investors, and the January Effect: A note.
The Journal of Financial Research: Volume XV1, No. 4, 377 – 383.
Gumanti, Tatang Ary dan Elok Sri Utami., 2002, “Bentuk Pasar Efisien dan
Pengujiannya”, Jurnal Akuntansi & Keuangan, Vol. 4, No.1, p54-66
Harris. L. 1989. A Day-End Transaction Price Anomaly. The Journal ofFinancial and Quantitative
Analysis, Vol. 24, No. 1. (Mar., 1989), pp.29-45.
Hartono, Jogianto., 2000, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi
pertama, BPFE, Jogjakarta.
Johnston, K. and Cox, D.R. (2002). Market index returns, macroeconomic variables, and tax-loss selling,
Journal of Financial Economics and Finance, 26 (3), 297 – 308.
Kamaludin. 2008. Anomalies In Asian Stock Market, Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi,
Volume 8 Nomor 2, Jakarta. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti.
Keim, D.B, 1983, “Size-related anomalies and stock return seasonality: further empirical evidence”,
Journal of Financial Economics 12:13−32.
Lakonishok, J. & S. Smidt. 1988. Are Seasonal Anomalies Real ? A Ninety-Year Perspective. The
Review of Financial Studies: Volume 1, No. 4, pp. 403-425.
Lim Boon Keong, d. N. C. Y. A. C. H. L. (2010). "Month-of-the-year effects in Asian countries: a 20year study." African Journal of Business Management, 4(7), pp. 1351-1362.
Ng, Lilian, and Qinghai Wang, 2004, Institutional trading and the turn-of-the-year effect, Journal of
Financial Economics 74, 343-366.
Pearce, Douglas K., 1955, “The Robustness of Calendar Anomalies in Daily
Stock Returns.” College of Management North Carolina State University.
Poterba, James M. and Scott J. Weisbenner, 2001, Capital gains tax rules, tax-loss trading, and turn-ofthe-year returns, Journal of Finance 56, 353-369.
Rathinasamy, R.S. & Krishna Mantripragada. 1996. The January Size Effect Revisited: Is it a Case of
Risk Mismeasurement. Journal of Financial and Strategic Decisions: Volume 9, No.3, pp. 9-14.
Reinganum, M.R. (1983), “The anomalous stock market behavior of small firms in
empirical tests for tax-loss selling effects”, Journal of Financial
january:
Economics 12:89−104.
Ritter J., and N.Chopra., 1989,”Portofolio Rebalancing and the Turn of the Year
Effect”, Journal of Finance 44: 149-166.
Ritter, Jay R dan Ziemba, William T., 1988,” The Buying and Selling Behaviour
of Individual Investor at the Turn of the Year”, Journal of Finance, Vol:43
ss:3 p:701-719
Roll, Richard, 1983, Vas ist das? The turn-of-the-year effect and the return premia of small firms, Journal
of Portfolio Management 9, 18-28.
Sias, Richard W. and Laura T. Starks, 1997, Institutions and Individuals at the Turn-of-the-year,
Journal of Finance 52, 1543-1562.
Tandelilin, Eduardus, Analisis Investasi dan manajemen Portofolio, Yogyakarta: BPFE, 2001.
Tinic, S.M. & R. West. 1984. Risk and Return: January vs The Return of The Year.
Journal of
Financial Economics: Volume 13, pp.561-574.
www.finance.yahoo.com
www.invetopedia.com
RIWAYAT PENULIS
Josephin lahir di kota Bekasi pada 08 Agustus 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1di Bina
Nusantara University dalam bidang Akuntansi pada tahun 2013.
Download