A CHURCH WHERE CARE, TEACHING, AND MISSION MEET TOGETHER Susunan Liturgi Ibadah Minggu Panggilan Beribadah Votum Bacaan Bertanggapan Pujian Pengakuan Dosa Doa Pengakuan Dosa Secara Pribadi Doa Pengakuan Dosa Berita Anugerah Petunjuk Hidup baru Pujian “Salam Damai” / “Shalom shalom” Pujian Syukur 1 Pujian Syukur 2 Pengakuan Iman Pujian Doa Firman Tuhan Khotbah Persembahan Doa Persembahan & Doa Syafaat Pengumuman & Seri Pembinaan Doxology / “Kami memuji Kebesaran-Mu” Doa berkat Amin / “Thank You Lord” Theme Song “Jesus At The Center“ Pengkhotbah Pengkhotbah Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Jemaat Liturgos Liturgos Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Pengkhotbah Pengkhotbah Liturgos & Jemaat Petugas Doa Pengkhotbah Pengkhotbah Pengkhotbah Pengkhotbah Pengkhotbah 2 Hamba Tuhan REC GEMBALA SIDANG SENIOR Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M Telp : 0815 5055 985 Email: [email protected] GEMBALA LOKAL NGINDEN Ev. Yohanes Dodik Iswanto, M.A. Telp. 081-233780070 Email: [email protected] GEMBALA LOKAL ESTE SQUARE Pdt. Reyco Wattimury, S.Th. Telp.081-331515954 Email: [email protected] GEMBALA LOKAL POS PI BATAM Ev. Samuel Sambudjo Budiman, M.K. Telp. 081-931003006 Email: [email protected] / [email protected] GEMBALA LOKAL DARMO Pdt. Novida Lassa, M.Th. Telp. 081-13321904 Email: [email protected] 3 e Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G MAGZ Kasih Yang Berkawan Dengan Keadilan (Keluaran 34:4-6)| Mimbar REC | Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M M engasihi dengan benar merupakan tugas yang sukar. Tidak sulit untuk membuktikan hal ini. Tengoklah keluarga-keluarga di sekitar kita. Banyak orang tua kurang mengasihi dan memperhatikan anak-anak mereka. Di sisi lain ada banyak orang tua yang menggelontor anak-anak mereka dengan kasih sayang, tetapi tanpa peraturan dan teguran. Mereka memanjakan, bukan mengasihi dengan benar. Tidak demikian dengan TUHAN. Kasih-Nya besar atas kita, namun bukan berarti keadilan-Nya diabaikan. Dia pengasih, tetapi tetap adil. Kasih-Nya berkawan dengan keadilan. Teks kita hari ini menyediakan contoh konkrit tentang poin di atas. Pada saat bangsa Israel melakukan dosa yang begitu besar, yaitu menyembah 4 e Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G MAGZ anak lembu emas (Kel 32), TUHAN menunjukkan kasih sekaligus keadilan-Nya kepada mereka. Dia sempat akan membinasakan seluruh bangsa Israel (32:9-10), tetapi Dia akhirnya menyesali rencana itu (32:11-14). Tiga ribu orang Israel memang dihukum mati (32:28), tetapi sisanya tetap diantar TUHAN ke tanah perjanjian (32:33-34). TUHAN memang hanya akan mengutus seorang malaikat untuk menuntun perjalanan bangsa Israel selanjutnya (33:1-3), tetapi Dia juga yang akhirnya memilih untuk berjalan bersama mereka (33:15-17). Singkatnya, Allah selalu menunjukkan kepada bangsa Israel betapa Dia tidak ingin kekudusan-Nya diremehkan dan dilanggar. Keadilan-Nya menuntut adanya teguran keras, bahkan hukuman. Bagaimanapun, kasihNya tidak pernahgagal mengiringi keadilan itu. TUHAN yang penuh kasih (ayat 6-7a) Tidak sulit untuk menemukan bahwa di antara dua sifat TUHAN di teks ini – yaitu kasih (ayat 6-7a) dan keadilan (ayat 7b) – yang pertama mendapat sorotan lebih banyak. Sifat-sifat maupun tindakan ilahi yang menunjukkan kasih TUHAN diletakkan di depan. Jumlah kata yang digunakan pun jauh lebih banyak. Selain itu, kita juga perlu mengingat bahwa penampakan diri TUHAN di depan Musa merupakan kesediaan-Nya untuk mengabulkan permintaan Musa yang ingin melihat kemuliaan-Nya (33:18-23). Semua ini TUHAN lakukan karena Musa mendapat kasih karunia di mataNya (33:17). Kasih TUHAN dinyatakan melalui seruan yang diucapkan sendiri oleh TUHAN (34:5b, 6a). Pengulangan nama “TUHAN” (34:6) menambah suasana keagungan selama penampakan diri ini. Pengulangan ini juga dimaksudkan untuk menegaskan bahwa semua peristiwa di pasal 32-34 hanya dimungkinkan karena siapa TUHAN, bukan apa yang dilakukan oleh bangsa Israel maupun Musa. Bangsa Israel tetap ada dipimpin ke negeri perjanjian bukan karena keberanian suku Lewi yang membela kekudusan TUHAN (32:26-29). Bukan pula karena 5 e Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G MAGZ doa syafaat Musa (32:1114; 33:12-17). TUHAN melakukan semua itu karena Dia memang mengasihi umat-Nya. TUHAN adalah aktor utama. Itulah sebabnya nama-Nya diulang dua kali: “TUHAN, TUHAN”. Jika struktur di atas diterima, kita dapat melihat inti penekanan dalam bagian ini, yaitu pada “kasih setia”. Kata Ibrani ḥesed muncul dua kali (kontra LAI:TB “kasih” dan “kasih setia”). Pada pemunculannya yang pertama dibarengi dengan kata “kesetiaan” (’ĕmet). Posisinya pun di Ada beragam kata dan ide yang tengah-tengah. dipakai untuk mengungkapkan kasih TUHAN kepada umat-Nya Kata ḥesed seringkali dikaitkan (ayat 6-7a): “Allah penyayang secara erat dengan perjanjian dan pengasih, panjang sabar, (covenantal love). TUHAN yang berlimpah kasih-Nya dan setia- sudah mengikatkan diri-Nya dalam Nya, yang meneguhkan kasih setia- sebuah perjanjian dengan umatNya kepada beribu-ribu orang, Nya terus-menerus berkomitmen yang mengampuni kesalahan, untuk menjaga perjanjian itu pelanggaran dan dosa”. Sebagian dan mengasihi umat-Nya. Kasihpenafsir menangkap sebuah chiasme perjanjian inilah yang mendorong di sini. Artinya, ada pola ABCB’A’. Dia untuk berbelaskasihan, panjang “Allah penyayang dan pengasih” sabar, dan mengampuni kesalahan. sejajar dengan “yang mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa”; Kebesaran kasih setia TUHAN “panjang sabar” sejajar dengan di bagian ini dipertegas dengan “yang meneguhkan kasih setia- tiga hal. Yang pertama adalah Nya kepada beribu-ribu orang”. “berlimpah”. Bukan hanya kata Pusat dari chiasme ini adalah “kasih setia” diulang dua kali, tetapi “berlimpah kasih-Nya dan setia- pemunculannya yang pertama Nya” (lit. “berlimpah kasih setia dan diberi tambahan “berlimpah”. Ini kesetiaan-Nya”). bukan kasih setia yang sekadarnya atau secukupnya, apalagi pas-pasan. Yang berikutnya adalah “kepada 6 e Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G MAGZ beribu-ribu orang”. Ribuan orang Israel telah mati sebagai hukuman atas penyembahan berhala yang mereka lakukan (32:28; 1 Kor 10:8). Bangsa Israel mungkin tengah menggumulkan peristiwa ini. Apakah TUHAN setia kepada perjanjian dan umat perjanjianNya? Iya! Kesetiaan-Nya terhadap perjanjian mengharuskan Dia untuk menghukum siapa saja yang tidak taat. Kesetiaan-Nya pula yang membuat Dia tidak membinasakan seluruh-Nya sehingga perjanjian tetap bisa dipertahankan. Bukankah jauh lebih banyak lagi yang tidak turut dihukum? Penegasan yang lain terhadap kebesaran kasih setia TUHAN juga terlihat dari pemunculan kata “kesalahan”, “pelanggaran”, dan “dosa” secara bersamaan. Semua kata ini dimunculkan seolah-olah TUHAN tidak ingin melewatkan satu kata pun yang berkaitan dengan ketidaktaatan. Apapun dosa kita, selalu ada pengampunan dari Dia. Dosa kita memang besar, tetapi lebih besar lagi kasih-Nya kepada kita. TUHAN yang adil (ayat 7b) Kedagingan kita mungkin berharap bahwa penyataan TUHAN akan berakhir di ayat 7a. Jika itu terjadi, ini akan menjadi sebuah penyataan yang begitu indah dan sempurna. Paling tidak bagi kedagingan kita. Tetapi, bukan itu yang TUHAN lakukan. Apa yang kita ingin dengar seringkali tidak sama dengan apa yang kita seharusnya dengar. Kasih TUHAN selalu dibarengi dengan keadilan-Nya. Itulah yang kita dapatkan di ayat 7b. Kombinasi sempurna dari kasih dan keadilan ilahi inilah yang seringkali sukar untuk dipahami. Paling tidak, ada dua kesulitan di ayat 6-7. Pertama, “yang tidaklah sekali-kali membebaskan orang yang bersalah dari hukuman” (ayat 7b, LAI:TB/ NIV). Dalam terjemahan lain yang lebih tepat, “tidaklah sekalikali membersihkan orang yang bersalah”. Kesulitannya terletak di sini: Bagaimana bisa TUHAN mengampuni orang yang bersalah (ayat 7a) tetapi Dia tidak mau membersihkan orang itu (ayat 7b)? Bukankah seharusnya seseorang 7 e Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G MAGZ yang diampuni juga dibebaskan dari keadaannya yang bersalah? Cara terbaik untuk memahami ini terletak pada penggunaan Keluaran 34:7 di bagian Alkitab yang lain. Nabi Yoel (2:12-13) dan Nabi Yunus (3:10-4:2) pernah mengutip teks ini dalam konteks pertobatan yang membawa pengampunan. Siapa saja yang mengakui dosanya dan berbalik pada TUHAN pasti akan diampuni, karena TUHAN itu penyayang, pengasih, panjang sabar, dan berlimpah kasih setia-Nya. Dengan kata lain, pengampunan di ayat 7a adalah untuk mereka yang bertobat, sedangkan ayat 7b untuk mereka yang tidak mau bertobat. Cara lain adalah membedakan antara pengampunan (kasih) dan penghukuman (keadilan). Pertobatan pasti membawa pengampunan, tetapi hal itu tidak berarti bahwa hukuman ilahi atas kesalahan itu selalu dihapuskan. Contoh yang paling jelas adalah perzinahan Daud dengan Betsyeba (2 Sam 11-12). Dosanya diampuni karena dia mengakuinya (12:13), namun hukuman TUHAN tetap terus berlangsung (12:10, 1214). Pemikiran seperti inilah yang melandasi terjemahan NIV maupun LAI:TB “tidaklah sekali-kali membebaskan orang yang bersalah dari hukuman”. Kedua, “yang membalaskan kesalahan bapa kepada anakanaknya dan cucunya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat” (ayat 7b). Kita mungkin merasa bahwa hukuman ini tidak adil. Mengapa seseorang harus menanggung kesalahan orang lain? Lagipula, Yehezkiel 18:20 mengajarkan: “Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati. Anak tidak akan turut menanggung kesalahan Siapa saja yang mengakui dosanya dan berbalik pada TUHAN pasti akan diampuni, karena TUHAN itu penyayang, pengasih, panjang sabar, dan berlimpah kasih setia-Nya 8 e Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G MAGZ ayahnya dan ayah tidak akan turut menanggung kesalahan anaknya. Orang benar akan menerima berkat kebenarannya, dan kefasikan orang fasik akan tertanggung atasnya”. Kunci untuk memahami ini terletak pada Yehezkiel 18:19. Di sana dikatakan: “Tetapi kamu berkata: Mengapa anak tidak turut menanggung kesalahan ayahnya? Karena anak itu melakukan keadilan dan kebenaran, melakukan semua ketetapan-Ku dengan setia, maka ia pasti hidup”. Dengan kata lain, semua keturunan yang menyerahkan diri-Nya kepada TUHAN di dalam kebenaran tidak akan menanggung kesalahan dari orang tua atau kakek-neneknya. Sebaliknya, hukuman akan tetap ada bagi mereka yang tidak mau bertobat. Bagi mereka yang berada di dalam TUHAN, semua kutukan yang bersifat keturunan (misalnya perjanjian tertentu dengan roh-roh jahat) tidak akan mengikat lagi. Semua penjelasan di atas menunjukkan bahwa kasih TUHAN tidak dapat diceraikan dari keadilan-Nya. Dia selalu siap memberikan pengampunan, tetapi atas dasar pertobatan. Kasih-Nya dibungkus dengan kebenaran. Tidak ada anugerah murahan yang memberi keleluasan bagi seseorang untuk berkanjang dalam dosa. Keseimbangan yang sempurna antara kasih dan kebenaran ini terlihat jelas pada saat inkarnasi Yesus Kristus ke dalam dunia. Yohanes 1:14 mengatakan: “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran”. Kematian-Nya di atas kayu salib juga menyatakan keseimbangan yang sama. Roma 3:24-25 mengajarkan: “Oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya”. Marilah kita menghargai kasih Tuhan kepada kita dengan cara menghormati kekudusan dan keadilan-Nya. Soli Deo Gloria. 9 e MAGZ Po ko k Do a Syafaat | #T E AC H I N G POKOK DOA SYAFAAT 1. Berdoa untuk pelayanan Grace Alone supaya semakin memiliki peran aktif dan efektif membagikan berkat Firman Tuhan. Berdoa supaya Ev. Heri K yang mengelola bidang multi media diberikan hikmat dan kekuatan. Berdoa untuk orang percaya yang sudah diberkati terus setia belajar, bertumbuh dan menyaksikan berkat FA pada pihak lain yang haus akan kebenaran FA. 2. Doakan untuk STAR. Kiranya kelas intensif yang sudah berjalan boleh memberkati peserta mengenal kerangka teologi Reformed dan sekaligus menerapkan dalam iman sehari-hari. Berdoa untuk Pdt. YTH supaya beroleh hikmat, kekuatan dan kesehatan dalam segala persiapan dan penyampaian. Berdoa supaya melalui modul baru yang diterapkan STAR dapat menjangkau semakin banyak jiwa untuk rindu belajar FA. 10 e MAGZ K atek ism us Wes t m i n s t e r | #T E AC H I N G KATEKISMUS WESTMINSTER Pertanyaan 127: Dosa apa yang mungkin dilakukan para bawahan terhadap atasanatasan mereka? Jawaban : Dosa yang mungkin dilakukan para bawahan terhadap atasanatasan mereka ialah, melalaikan tugas-tugas kewajiban terhadapnya yang dituntut dari mereka; mengiri atau memandang rendah pribadi dan kedudukan mereka, serta berontak terhadapnya berkenaan dengan keputusan, perintah, dan mencemooh mereka, serta kelakuan membangkang dan yang menimbulkan kehebohan, yang menyebabkan mereka dan pemerintahan mereka malu dan hina. a. Mat 15:4-6. b. Bil 11:28-29. c. 1Sa 8:7; Yes 3:5. d. Kel 21:15. e. 1Sa 10:27. f. 2Sa 15:1-12. g. 1Sa 2:25. h. Ula 21:18-21. i. Ams 30:11, 17. j. Ams 19:26. 11 e Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E MAGZ TEROBOSAN MENJADI ORANGTUA Ajaklah Anak Anda Menelusuri Jalan Kenangan WAKTU Ketika Elizabeth berusia kira-kira 9 tahun, ia diberi kesempatan bernyanyi solo untuk pertama kalinya di suatu pertunjukan sekolah. Saya sedih sebab kelihatannya saya tidak akan sempat menyaksikan penampilannya. Saya telah dijadwalkan untuk mengajar di sebuah acara yang sudah direncanakan setahun sebelumnya. Seminar akan berlangsung sepanjang hari Selasa, Rabu dan Kamis hingga tengah hari. Elizabeth mendapat giliran tampil pada Kamis malam, namun pesawat saya baru akan mendarat di San Diego sesudahnya. Seusai berbicara di hari kedua pada Rabu malam, di kamar hotel saya memikirkan Elizabeth. Saya bertanya-tanya, Bagaimana caranya agar saya 12 e Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E MAGZ bisa menontonnya? Kemudian timbul ide. Saya menelepon sekretaris saya di San Diego dan memintanya agar memajukan jadwal penerbangan saya. Saya juga memberitahu Margaret bahwa saya akan tiba di rumah pada waktunya, tapi saya memintanya untuk tidak memberitahu Elizabeth. Keesokan paginya, saya mulai seminar tepat pada waktunya dan saya mengutarakan kepada para gembala yang hadir tentang Elizabeth berikut dilema saya. Saya berkata, “Saya bisa menyaksikan Elizabeth menyanyi malam ini kalau saja Anda mengizinkan. Jika kita langsung mulai, saya mengajar Anda dengan cepat, dan tidak perlu rehat, maka saya bisa mengejar pesawat yang lebih pagi. Saya berjanji akan mengajarkan segalanya sesuai rencana, hanya saja waktunya dipersingkat.” “Bolehkah saya meninggalkan seminar lebih dini sehingga saya bisa menonton putri saya malam ini?” Yang hadir menjadi riuh, bersorak-sorak, dan bertepuk tangan. Ketika saya mengucapkan terima kasih karena diizinkan meninggalkan tempat itu lebih dini, mereka berdiri dan bersorak ketika saya beranjak pergi. Saya bergegas mengejar pesawat dan bisa tiba di San Diego pada waktunya. Tidak akan pernah saya lupakan ekspresi wajah Elizabeth saat ia menyadari bahwa saya pulang untuk menyaksikannya menyanyi solo. Ia membuat kartu ucapan terima kasih yang isinya menyentuh perasaan dan ia memberikan kartu itu keesokan harinya. Kartu ucapan terima kasih itu serta kenangan nyanyi solonya selalu saya simpan hingga kini. TRADISI Banyak orang tatkala mendengar kata tradisi akan mengkaitkannya dengan sesuatu yang terjadinya setahun sekali. Namun tradisi 13 e Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E MAGZ tahunan bukan satusatunya tradisi yang perlu dipelihara. Pertimbangkan kemungkinan lain berikut ini: “Kalau anak anda lebih dari seorang dan anda merayakan suatu kejadian penting dengan anak pertama, anakanak lain pun pasti berharap anda juga merayakannya untuk mereka.” Tradisi Tonggak Bersejarah Sejumlah peristiwa muncul hanya sekali seumur hidup – hari pertama masuk sekolah, ulang tahun ketujuh belas, terbentuknya tim olahraga universitas, wisuda sekolah menengah, saat pertobatan, dan seterusnya. Hari apa saja yang menandai sebuah kejadian penting dapat dibuat istimewa lewat suatu perayaan. Dan itu bisa menjadi suatu tradisi keluarga. Tetapi waspadalah: Kalau anak Anda lebih dari seorang dan Anda merayakan suatu kejadian penting dengan anak pertama, anak-anak lain pun pasti berharap Anda juga merayakannya untuk mereka. Bahkan kendati Anda tidak bermaksud menjadikan hari itu sebagai tradisi, mereka tetap ingin Anda melakukannya. Tradisi Tahunan Salah satu tradisi favorit saya ketika masih kecil adalah kunjungan ke rumah Kakek Maxwell setiap tahun untuk merayakan hari Pengucapan Syukur. Sementara mobil Ayah memasuki halaman rumah dan klakson dibunyikan, Kakek dan Nenek akan melambaikan tangan dari jendela dapur, kemudian bergegas ke pintu depan untuk menyambut kami. Dan tiap-tiap tahun kami melakukan hal yang sama: Kakek bermain gulat dengan saya dan Larry di ruang keluarga; makan daging kalkun, ubi, dan pencuci mulut dari manisan apel; 14 e Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E MAGZ Kakek berdoa dengan cucu-cucu; dan pergi ke ladang melihat sapi-sapi peliharaan Kakek – yang akan mendekat kalau kita menyebut namanya. Anak-anak kami sudah kehilangan sejumlah tradisi liburan sebab kami tinggal begitu jauh dari sanak keluarga yang lain. Tetapi saya dan Margaret berusaha membuat sejumlah tradisi kami sendiri untuk mengimbanginya. Misalnya, setiap musim panas, kami mengunjungi Lawrence Welk Village. Kami bermalam di sana sepanjang minggu; anak-anak naik sepeda, bermain sepatu roda, memancing, bermain tenis, dan berkenalan dengan teman-teman baru. Betapa senangnya menantikan waktu bersantai dengan keluarga yang sudah lama dinantikan. Mungkin Anda mempunyai tradisi tahunan keluarga yang bermakna – ulang tahun, Pengucapan Syukur, Natal, atau Hari Kemerdekaan. Jika jawaban Anda ya, baik sekali. Tetapi jika para anggota keluarga Anda tersebar di berbagai tempat, tidak berarti Anda tidak bisa mempunyai tradisi. Buat acara-acara yang ditujukan hanya untuk anggota-anggota keluarga dekat. Atau rayakan bersama temanteman atau tetangga. Ciptakan tradisi Anda sendiri, sama seperti yang kami lakukan. Tradisi Mingguan Trish adik saya, Steve suaminya bersama anak-anak mereka pindah ke San Diego. Kami benar-benar menikmati kehadiran mereka, terutama setelah tidak ada satu keluarga pun yang tinggal berdekatan dengan kami selama lebih dari satu dasawarsa. Sekarang setiap hari Jumat, kami berkunjung ke rumah Trish untuk makan hamburger plus nonton film. Kami semua – orangtua dan anak-anak – menantikan 15 e Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E MAGZ saatnya berkumpul bersama seperti itu. Tradisi Sehari-hari Acara sehari-hari membuat anak-anak merasa aman dan menularkan suatu rasa kebersamaan yang berkesinambungan di dalam rumah. Makan malam bersama, beribadah setiap pagi, dan berdoa dengan anak-anak sebelum tidur adalah contoh-contoh utama tradisi seharihari. Dibutuhkan disiplin dari pihak orangtua untuk memelihara tradisi sehari-hari, terutama kalau masing-masing orangtua sibuk. Bisa jadi anak-anak mengeluhkan soal itu. Tetapi tatkala mereka bertambah besar, mereka akan menghargai dan kerapkali gemar mengenangnya kembali. Tradisi Warisan Sejak anak-anak masih kecil, Margaret mencatat kehidupan anakanak di buku bayi. Ia menulis hal-hal penting berkaitan dengan perkembangan mereka: ketika gigi pertama kali tumbuh, mulai berjalan, menerima Kristus. Seluruh riwayat hidup anak-anak ada di situ lengkap dengan foto-foto. Saat anak-anak menikah dan mulai membina rumah sendiri, Margaret akan memberikan buku bayi tersebut kepada mereka masing-masing. Margaret juga sudah mulai membuat tradisi lain untuk anak-anak. Setiap Natal dalam beberapa tahun terakhir, Margaret membeli pernak-pernik berupa rumah-rumahan dan bermacam bentuk bangunan dari keramik. Kami sudah memiliki sekitar 25 sampai 30 buah. Tetapi tidak semuanya dimaksudkan untuk menghias rumah kami. Ia membelinya untuk Elizabeth dan Joel. Suatu hari kelak, apabila mereka sudah berkeluarga, mereka akan diberi beberapa mainan rumah atau bangunan lain yang diambil dari situ, dan mereka 16 e Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E MAGZ akan meletakkan sejumlah hiasan pohon Natal masa kecil di bawah pohon Natal mereka masing-masing. Wariskan kepada mereka tradisi yang dapat Anda lakukan mulai sekarang yang dapat tetap dipelihara ketika mereka sudah berkeluarga. Wariskan kepada mereka tradisi yang bisa diteruskan kepada anakanak mereka. Cuplikan-cuplikan Terobosan No. 8: Breakthrough Parenting – John C. Maxwell bersambung … 17 e Ap ak ah istil ah B e l ah an J i w a Te p at ? | #Q and A MAGZ APAKAH ISTILAH BELAHAN JIWA TEPAT? Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M U ngkapan di atas pasti sudah tidak asing lagi bagi banyak orang. Pacar atau suami/isteri disebut belahan jiwa (Bahasa Inggris “soulmate”). Dalam budaya Jawa, pasangan hidup disebut “separuh jiwa” (garwa = sigaraning nyawa). Apakah istilah-istilah di atas boleh digunakan? Apakah makanya sejalan dengan ajaran Alkitab? Pertanyaan seperti ini sebenarnya sukar untuk dijawab. Sebuah istilah biasanya digunakan dengan penekanan dan tujuan tertentu. Yang menciptakan maupun menggunakan istilah itu mungkin sadar dengan keterbatasan yang ada di dalamnya, tetapi mereka tetap menggunakannya. Orang lain yang tidak mengetahui hal itu bisa saja salah menafsirkan penggunaan itu. 18 e Ap ak ah istil ah B e l ah an J i w a Te p at ? | #Q and A MAGZ Terlepas dari kesulitan di atas, kita mempunyai alasan yang memadai untuk tidak menggunakan istilah-istilah di atas. Secara historis maupun theologis, semua itu bermasalah atau, paling tidak, berpotensi menimbulkan kesalahpahaman. Marilah kita mulai dengan memikirkan istilah “belahan jiwa”. Secara historis dan theologis, istilah ini sebaiknya tidak usah digunakan. Konsep di baliknya tidak selaras dengan ajaran firman Tuhan. Menurut banyak ahli, ungkapan “soulmate” (pasangan jiwa = belahan jiwa) berasal dari filsafat Yunani kuno tentang seks dan manusia. Dalam mitologi Yunani diceritakan bahwa pemisahan antara laki-laki dan perempuan seperti sekarang adalah akibat dari tindakan para dewa yang merasa terancam dengan kekuatan manusia-manusia yang sebelumnya memiliki empat kaki, empat tangan, dan satu muka dengan dua sisi serta jenis kelamin ganda. Para dewa lantas memisahkan manusia menjadi dua bagian (lakilaki dan perempuan) seperti sekarang. Sejak saat itu manusia baru akan menemukan sukacita kalau menemukan pasangannya. Konsep ini secara theologis sukar untuk dibenarkan. Alkitab mengajarkan konsep “dari dua menjadi satu” (Kejadian 2:24), bukan “dari ½ + ½ menjadi satu”. Adam sudah menjadi manusia yang utuh dan sempurna, bahkan sebelum Hawa diciptakan bagi dia. Keutuhan Adam ada di dalam TUHAN, bukan pasangan. Hawa diciptakan untuk membuat Adam menjadi lebih baik, bukan lebih utuh. Konsep Jawa juga bisa menimbulkan kesalahpahaman, seolah-olah kehidupan seseorang bergantung pada pasangannya. Pasangan hidup memang anugerah dari Tuhan yang sangat penting, tetapi dia tetap bukan penentu hidup kita. Setiap orang seharusnya tidak 19 e Ap ak ah istil ah B e l ah an J i w a Te p at ? | #Q and A MAGZ kehilangan semangat dan arti hidup sesudah ditinggalkan oleh pasangannya. Jika ditelaah secara lebih mendalam, istilah-istilah di atas juga terkesan tidak adil bagi mereka yang tidak menikah atau tidak memiliki pasangan lagi. Jika seseorang baru menjadi sempurna ketika menemukan belahan jiwa, berarti mereka yang terpanggil untuk menjalani kehidupan selibat (tidak menikah) adalah orangorang yang tidak utuh. Hal ini tentu saja keliru. Banyak pelaku selibat yang hidupnya jauh lebih utuh dan bermakna daripada mereka yang menikah. Yohanes Pembaptis, Yesus Kristus, dan Paulus adalah contohnya. Pernikahan tidak membuat kita utuh. Pernikahan bukan tempat untuk mendapatkan sesuatu, melainkan untuk berbagi sesuatu. Bukan untuk membuat orang lain utuh, tetapi membuat dia menjadi lebih baik. Soli Deo Gloria. 20 e Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G MAGZ KLAIM YESUS TENTANG DIRINYA (Lanjutan tgl 30 Juli 2017) Dia menyatakan diri sebagai hakim atas umat manusia, seperti yang ditunjukkan oleh kutipan ayat di atas (Yoh. 5:23). Dia pernah berkata, “Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya” (Mat. 25:31). Dia kemudian menjelaskan bagaimana Dia akan menghakimi bangsa-bangsa (ay. 32-46). Mengenai diri-Nya Dia berkata, “Ia [Bapa] telah memberikan kuasa kepada-Nya untuk menghakimi, karena Ia adalah Anak Manusia” (Yoh. 5:27). Leon Morris menjelaskan “Jika Yesus bukan Allah, pernyataan ini sama sekali tidak berdasar.” Morris berkata, “Tidak ada satu makhluk pun yang dapat menentukan nasib kekal sesamanya.” 21 e Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G MAGZ Dia mengatakan bahwa nasib kekal manusia tergantung pada hubungan mereka dengan-Nya. Sesudah panggilan dasar-Nya untuk menyangkal diri, memikul salib, dan mengikuti Dia, Dia berkata, “Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya. Apa gunanya seseorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya? Karena apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?” (Mrk. 8:35-37). Dia mengatakan bahwa Dia bisa memberikan kepada kita hal-hal yang hanya bisa diberikan oleh Allah. Dia berkata, “Sebab sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan barangsiapa yang dikehendaki-Nya” (Yoh. 5:21; lihat juga Yoh. 11:25). Dia berkata akan memberikan “mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai pada hidup yang kekal” (Yoh. 4:14). Dia berkata akan memberikan “Damai sejahtera-Ku” (Yoh. 14:27) dan “sukacita-Ku” (Yoh. 15:11). Di antara pernyataan “Akulah” dalam Injil Yohanes, kita menemukan Yesus berkata bahwa Dia akan memberikan roti kehidupan (Yoh. 6:35), terang kehidupan (Yoh. 8:12), dan topangan untuk menghasilkan buah (Yoh. 15:1-8). Dia mengatakan bahwa Dia adalah pintu menuju keselamatan (Yoh. 10:7-9) dan jalan menuju keselamatan (Yoh. 14:6) dan hidup yang mengalahkan kematian (Yoh. 11:25-26). Sumber: Supremasi Kristus oleh Ajith Fernando 22 e Ap a m ak sud Po h o n Pe n ge t ah u an B ai k & Jahat?|#D OYO U KNOW MAGZ Apakah yang dimaksud dengan ‘Pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat’? Ev. Nike Pamela, M.A K ejadian 2:9 menyatakan bahwa Allah menumbuhkan “berbagai-bagai pohon” (KJV/ NASB/NJB/RSV/NRSV “setiap pohon” atau NIV “semua jenis pohon”). Dalam konteks Alkitab, pepohonan atau tanaman yang subur seringkali dipakai sebagai gambaran dari berkat Allah, misalnya pohon yang ditanam di tepi aliran air (Mzm 1:3; Yer 17:8). Dalam tradisi keagamaan kafir kuno, ibadah mereka seringkali dilakukan di daerah yang subur (Ul 12:2) untuk menunjukkan bahwa dewa tertentu (terutama dewa hujan, kesuburan, dan tanah) adalah pemberi kehidupan bagi manusia. Pohon yang ditumbuhkan Allah bukan hanya banyak, tetapi semua pohon ini juga menarik untuk 23 e Ap a m ak sud Po h o n Pe n ge t ah u an B ai k & Jahat?|#D OYO U KNOW MAGZ dilihat dan baik untuk dimakan. Ungkapan “setiap/segala jenis”, “menarik”, dan “baik” menunjukkan betapa indah dan melimpah pemberian Allah kepada manusia. Hal ini jelas berbeda dengan tuduhan ular bahwa Allah telah bersikap pelit terhadap manusia (3:1). Penjelasan “menarik untuk dilihat” dan “baik untuk dimakan” yang diterapkan pada segala jenis pohon berguna untuk memahami betapa bodohnya manusia ketika memakan buah dari pohon pengetahuan yang baik dan jahat hanya gara-gara buah itu terlihat “baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya” (3:6a). Ini sekaligus memberikan petunjuk bahwa inti godaan yang diberikan ular adalah “pohon itu menarik hati karena memberi pengertian” (3:6a). Di 2:9 disebutkan bahwa pohon kehidupan terletak di tengah taman, sedangkan posisi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat tidak diberi keterangan apapun. Dari 3:3 kita dapat mengetahui bahwa pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat juga terletak di tengah taman. Kata “di tengah” (beţôķ) tidak berarti bahwa pohon ini terletak persis di pusat taman (bdk. 1:6; 3:8; 9:21; 18:24, 26; 23:10). Beberapa penafsir berspekulasi bahwa letak dua pohon tersebut adalah berdekatan. Berkaitan dengan dugaan ini, kita tidak memiliki petunjuk yang cukup untuk menyetujui maupun menolak. Berdasarkan konteks yang ada, dua jenis pohon ini sama-sama memegang peranan penting dalam Kejadian 2-3. Pohon kehidupan muncul di awal dan akhir kisah manusia di Taman Eden (2:9; 3:22, 24). Pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat muncul beberapa kali di bagian sentral (2:9, 17; 3:3). Pohon ini bahkan menjadi perhatian sentral dalam cerita, walaupun sebutan eksplisit “pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat” tidak muncul (3:6, 11, 12, 17). Di luar kisah yang dicatat di Kejadian 2-3, popularitas pohon kehidupan tampaknya mengungguli jenis pohon lainnya. Pohon kehidupan dalam 24 e Ap a m ak sud Po h o n Pe n ge t ah u an B ai k & Jahat?|#D OYO U KNOW MAGZ periode selanjutnya juga sering muncul secara figuratif dalam tulisan Yahudi, baik dalam PL (Ams 3:18; 11;30; 13:12; 15:4), kitab kuno non-biblikal (1 Hen 24:4; 2 Hen 8:3, 5, 8; 9:1; 2 Esd 8:52), dan PB (Why 2:7; 22:2, 14, 19). Pohon kehidupan juga muncul dalam mitologi kuno, sedangkan pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat sama sekali tidak ditemukan. Dalam sebuah mitos kuno dikisahkan bahwa Utnapishtim, yang sebelumnya sudah diberi kekekalan oleh para dewa, memberikan sebuah tanaman kepada Gilgamesh yang dapat membuat dia menjadi muda di usia tua. Tanaman ini akhirnya dimakan oleh ular ketika Gilgamesh sedang mandi. Dalam kisah-kisah kuno lain diterangkan adanya usahausaha manusia untuk membuat dirinya kekal dengan cara mencari dan memakan buah atau makanan tertentu. Semua konsep ini jelas berbeda dengan ajaran Alkitab. Yang ditekankan di 2:9 adalah Allah sebagai pemberi pohon kehidupan, bukan khasiat khusus dalam buah pohon tersebut. Walaupun kesan magis dari buah ini tersirat di 3:22 tetapi tetap Allah yang menentukan apakah manusia bisa makan buah tersebut atau tidak. Lebih jauh, dalam mitologi kuno diceritakan bahwa kematian manusia disebabkan oleh hilangnya pohon kehidupan, sedangkan Alkitab mengajarkan bahwa kematian manusia disebabkan oleh dosa (2:17; 3:19, 22). Bersambung……... NK_P 25 e I n j il Diten gah Ke t i d ak ad i l an d an Ke m i s k i n an | #MISSIO N MAGZ INJIL DITENGAH KETIDAKADILAN & KEMISKINAN (Lanjutan tgl 30 Juli 2017) ering dikemukakan bahwa kebanyakan anggota komunitas-komunitas Kristen di seluruh dunia adalah komunitas yang miskin. Oleh sebab itu, Gereja tidak berdiri berhadapan dengan kaum miskin. Kaum miskin ada di dalam Gereja atau adalah Gereja. Dengan demikian, gereja juga menjadi salah satu pemain utama dalam perjuangan S bagi keadilan. Saya ingin mengemukakan bahwa dalam perjuangan ini orang-orang Kristen mempunyai tanggung jawab terhadap orang-orang yang teraniaya secara social, politik, ras dan kebuyaan. Bagaimana kita yang telah mengenal Allah bertindak sebagai penegak keadilan; memproklamasikan Injil dengan adil; memilih untuk mendahulukan kaum miskin dan 26 e I n j il Diten gah Ke t i d ak ad i l an d an Ke m i s k i nan | #MISSIO N MAGZ mengatasi materialism dalam gereja. Misi Gereja adalah respon terhadap misi Allah di dunia, sangat penting untuk mengetahui siapa Allah itu. Sebagaimana sering dikatakan oleh orang Kristen yang hidup dan melayani dalam situasi yang sulit dan serba kekurangan parah, tidaklah mudah menemukan Bahasa yang cocok untuk berbicara tentang Allah di tengah-tengah penderitaan banyak orang yang berdosa. Demikian Gutierrez katakan: Dari sudut pandang refleksi teologis, tantangannya.. adalah untuk menemukan suatu Bahasa pas untuk berbicara tentang siapa Allah, ditengah situasi yang diciptakan oleh kemiskinan dan ketidakadilan, di mana umumnya massa rakyat hidup (mengalami kehinaan, rasis, penggolongan-penggolongan social yang diekploitasi, kebudayaan-kebudayaan yang terpinggirkan, diskriminasi terhadap kaum perempuan)…. Suatu bahasa kenabian dibutuhkan untuk mengalahkan bahasa mistis yang sedang lahir di tanah yang dieksploitasi dan tanpa pengharapan ini. Implikasi penyembahan berhala merupakan bahaya yang terus menerus menggerus keimanan seseorang bukan hanya orang yang tidak percaya tetapi juga umat Allah dengan alasan-alasan praktis, yaitu mereka hanya akan melayani ‘allah’ yang menoleransi kejahatan mereka dalam bentuk apapun. Satu-satunya Allah yang benar-benar dapat dikenal adalah Dia yang melindungi kaum lemah dan kaum rentan, mereka mulai tinggalkan. Allah telah menyatakan diri-Nya – dalam perkataan para nabi, sejarah umat-Nya dan bangsa-bangsa, terutama di dalam kehidupan Sang Anak – sebagai Allah yang adil dan tidak menoleransi eksploitasi: 27 e I n j il Diten gah Ke t i d ak ad i l an d an Ke m i s k i nan | #MISSIO N MAGZ Kehidupan di tanah Perjanjian semestinya adalah yang dihayati dengan adanya kehadiran Allah dan ditandai dengan penggenapan-penggenapan-Nya. Tanah itu adalah tempat dan kesempatan bagi persekutuan dengan Allah dan persekutuan di antara manusia. Itu seharusnya juga suatu tempat di mana perintahperintah Allah ditaati, sebab tanah itu merupakan manifestasi dari kesetiaan Allah. Mula-mula amanat nabi merupakan kecaman terhadap para penyembah berhala, terutama yang dijalankan oleh para imam dan nabi palsu di Yerusalem sebelum pembuangan ke Babel, yang diupah oleh tuan-tuan dan pedagang-pedagang kaya. Teologi kedamaian mereka, di mana tidak ada keadaan damai (Yer 6:14; 7:120; Yeh 13:10), merupakan akibat dari suatu pandangan terhadap Allah yang berciri berhala. Hal itu timbul sebagai suatu janji akan pembebasan yang palsu, guna membenarkan takluknya rakyat di dalam menghadapi ketidakadilan dan penindasan. Para penyembah berhala harus bersukacita dengan berhala-berhala mereka, sedangkan orang-orang yang mengenal Allah dengan benar, harus mengalami penganiayaan dan kehinaan. Banyak orang marah terhadap situasi yang kejam dan represif yang dialami oleh jutaan orang. Tetapi mereka lupa, seiring mereka mengecam orang lain atas kejahatan yang terjadi, tetapi mereka sendiri tidak menyadari bahwa “penghakiman dimulai dari rumah Allah sendiri” (1 Petr 4:17). Orang-orang Kristen sebelum menyampaikan Injil kepada orang yang mengalami ketidakadilan dan kemiskinan, mereka seharusnya terlebih dulu mengoreksi dan intropeksi diri, sampai sejauh mana kehidupan bergereja kita telah memperlihatkan kepedulian, keadilan terhadap kaum miskin? 28 e I n j il Diten gah Ke t i d ak ad i l an d an Ke m i s k i nan | #MISSIO N MAGZ Gaya kepemimpinan yang seperti apa yang selama ini kita jalankan? Apakah pandangan social dan politik orang Kristen dibentuk oleh “Kabar baik tentang Allah?” Bagaimana kita bisa menceritakan tentang Allah yang peduli kepada kaum yang mengalami ketidakadilan dan kemiskinan, sedangkan hidup kita sendiri melakukan ketidakadilan terhadap orang lain? Bersambung……... 29 e MAGZ Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E RENUNGAN HARIAN Senin, 7 Agustus 2017 JANGAN FOKUS PADA PEMBERIAN (BACAAN: FILIPI 4: 18) P aulus telah bersaksi bahwa dia telah mengalami apa yang namanya kelimpahan dan apa yang namanya kekurangan. Tetapi, kecukupan yang benar ialah apabila kita bisa mencukup diri dengan apa yang ada. Apakah itu cocok untuk diterapkan dalam kehidupan sekarang? Bagi mereka kehidupan seperti itu hanyalah akan membuat kita menjadi apatis dan tidak mempunyai semangat untuk bekerja lebih keras. Tentu bukan ini yang dimaksudkan Paulus. Apa yang dikirimkan oleh jemaat Filipi, bukanlah benda yang sangat mewah yang dapat memberikan kepuasan bagi seorang yang meterialistis. Sebaliknya yang dikirimkan kemungkinan barang yang sederhana, namun Paulus berkata “aku telah menerima semua, malahan lebih dari pada itu”. Paulus telah belajar mencukupkan diri dengan apa yang Tuhan telah berikan. Fokus Paulus bukanlah pada pemberian itu sendiri, tetapi ia berfokus pada penyertaan Tuhan yang sempurna. Itu sebabnya ia tidak risau dan menginginkan suatu yang lebih dari apa yang telah ia terima. Di dalam kasih dan penyertaan Tuhan, seorang percaya akan merasa cukup dengan yang Tuhan berikan. Sebaliknya, orang duniawi yang tamak sekalipun mempunyai barang berkelimpahan, ia tidak bisa bersyukur dan tetap menginginkan lebih dan lebih lagi. Ada banyak hal yang sudah Tuhan anugerahkan dalam hidup saudara. Pernahkah saudara datang kepadaNya dengan hati penuh ucapan syukur? Apakah saudara sungguh-sungguh menyadari kasih setia Tuhan dan itu membuat saudara bersukacita? tidak peduli apapun kesulitan yang saudara alami? Hati yang bersyukur tidak akan berhenti bekerja keras, ia tetap berkarya dengan efektif, namun selalu ada hati yang bersyukur untuk berkat yang Tuhan berikan. 30 e MAGZ Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E Selasa, 8 Agustus 2017 PERSEMBAHAN YANG HARUM (BACAAN: FILIPI 4: 19) B eberapa waktu ini beberapa daerah dilanda krisis garam. Tentu dampaknya dirasakan oleh banyak pihak. Di waktu yang lain harga bahan pangan naik cukup drastis dan menyulitkan lebih banyak orang lagi. Tentu menghadapi masa yang begini tidak mudah bagi masyarakat, terutama mereka yang berekonomi sulit. Di dalam masa sulit ini “memberi” menjadi hal yang tidak mudah dilakukan. Namun ini berbeda dengan jemaat di Filipi. Jemaat di Filipi tetap mengirim persembahan untuk Paulus ketika ia di penjara, walaupun mereka bukanlah jemaat kaya. Itu sebabnya persembahan yang diberikan kepada Paulus, ia lihat bukan hanya sebagai tindakan pemenuhan kebutuhan Paulus semata, namun sebuah korban yang harum, yang disukai dan yang berkenan kepada Allah. Karena persembahan itu adalah persembahan yang harum kepada Allah, maka Allah pasti akan memenuhi segala keperluan jemaat Filipi. Paulus tahu jemaat yang memberi, mereka memberi dari kekurangan mereka, namun Paulus memberitahu Allah akan memenuhi kebutuhan mereka sesuai dengan kekayaanNya. Belajarlah memberi bukan hanya ketika saudara berkelebihan. Tetaplah memberi bahkan ketika saudara merasa sangat miskin. Memberi dengan tulus tanpa melihat kondisi kita, merupakan sebuah persembahan yang harum. Memberi di dalam kondisi sulit merupakan buah yang matang dari hati yang mempercayai Allah, bahwa Ia akan memenuhi segala keperluan kita menurut kekayaan dan kemuliaanNya. 31 e MAGZ Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E Rabu, 9 Agustus 2017 HORMATI DAN KASIHILAH (BACAAN: FILIPI 4: 20-23) M enghormati dan mengasihi seorang pemimpin adalah hal yang lumrah dilakukan. Namun, terkadang tanpa kita sadari kita terjebak pada tradisi yang salah sehingga tanpa diduga kita memiliki mental penjilat. Kita jadi orang yang mengabaikan orang di sekitar kita yang kita anggap biasa dan mengagungkan mereka yang kita anggap berjabatan tinggi. Sekalipun Paulus pernah mengajarkan untuk menghormati para pemimpin rohani dua kali lipat, namun Paulus punya sisi lain yang perlu kita teladani. Di akhir suratnya kepada jemaat di Filipi, Paulus menaikan sebuah harapan agar Tuhan dipermuliakan melalui hidup semua orang percaya dan menutupnya dengan salam kepada beberapa orang di Filipi. Perhatikan orang-orang yang menerima salam. Paulus tidak menyampaikan salam kepada para penatua, penilik jemaat, diaken atau orang-orang besar yang ada di Filipi, ia menitipkan salam justru kepada jemaat biasa yang ada di Filipi, “Sampaikanlah salamku kepada tiap-tiap orang kudus dalam Kristus Yesus (ay. 21). Jelas Paulus menghormati mereka pemimpin jemaat, namun di dalam bagian ini Paulus juga menunjukan sisi yang lain bahwa ia sangat mengasihi “orang-orang Kristen yang baik”. Orangorang Kristen yang baik layak unutk dihormati dan dikasihi, tidak peduli mereka berlatar belakang seperti apapun. Sudahkah di dalam hidupmu, saudara memberikan hormat dan kasih yang seharusnya kepada orang-orang Kristen yang baik yang ada di gerejamu, atau sekitarmu? Atau kita hanya dengan menghormati mereka para pemimpin rohani saja? atau mereka yang seimanpun kita hormati namun dengan standar yang beda, mungkin mereka yang kaya yang lebih kita hormati atau mereka yang pernah berjasa saja yang kita hormati. Hari ini Paulus memberikan sebuah contoh yang baik, hormatilah dan kasihilah mereka yang hidupnya kudus. 32 e MAGZ Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E Kamis, 10 Agustus 2017 KRISTUS MENJADI FOKUS (BACAAN: KOLOSE 1:1-2) A pa akibatnya jika seseorang melupakan identitasnya? Dia lupa di mana rumahnya, siapa orang tuanya, siapa pasangan hidupnya, siapa anaknya, di mana alamat rumahnya, apa yang dia miliki dan lain sebagainya? Kita dapat bayangkan berbagai kemungkinan. Mungkin dia terlunta-lunta di jalan, mungkin dia orang yang terlihat aneh dan lainnya. Itulah yang akan terjadi ketika seseorang melupakan identitas jasmaninya. Bagaimana dengan mereka yang melupakan identitas rohaninya? Tentu melupakan identitas rohani akan berdampak jauh lebih buruk bagi kita. Paulus di dalam pembukaan suratnya kepada jemaat di Kolose menegaskan identitasnya. “Dari Paulus, rasul Kristus Yesus, oleh kehendak Allah...” Paulus bukan hanya memperkenalkan diri sebagai seorang rasul Kristus, namun dia menjelaskan kerasulannya ia peroleh karena kehendak Allah. Apakah implikasinya? Implikasinya adalah kerasulannya diperoleh bukan karena kehendak pribadinya, untuk itu ia tidak perlu menyombongkan diri. Jemaatpun perlu menghormati dia, bukan karena dirinya yang layak dihormati. Hormatilah kerasulannya karena Allah telah menghendakinya demikian. Tanpa mengenal identitas rohaninya, bisa saja Paulus terjebak di dalam kesombongan atau bahkan sikap otoriter. Namun, Paulus menyadari siapa dirinya, itu sebabnya Kristus akan tetap menjadi fokus dirinya dan juga pengajarannya dan bukan dirinya sendiri. Apakah saudara telah mengenal identitas saudara secara rohani? Jika hari ini saudara telah melayani Tuhan dalam bentuk apapun, ingatlah bahwa semuanya terjadi di dalam kehendak Allah. Jangan sombong karena pelayanan saudara, dan jangan tuntut untuk dihargai, karena yang layak menerima segala hormat dan pujian bukanlah diri kita, tetapi Tuhan sendiri. Jumat, 11 Agustus 2017 33 e MAGZ Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E SYUKURILAH DAN DOAKANLAH (BACAAN: KOLOSE 1:3-8) M engucap syukur untuk hal baik yang terjadi dalam diri kita adalah hal yang sudah biasa dan mudah untuk kita lakukan. Namun, bersyukur untuk hal baik yang terjadi dalam diri orang lain apalagi yang tidak terlalu dekat dengan kita, bukan hal yang mudah terjadi. Ketika Paulus mendegarkan tentang iman yang bertumbuh di dalam jemaat Kolose. Bukan saja itu, kasih yang ditunjukan kepada orang-orang kuduspun nyata dan terdengar sampai ke telinga Paulus. Hal ketiga yang Paulus syukuri adalah “pengharapan” mereka. Pengharapan atas apa? Pengharapan atas apa yang dijanjikan Injil yaitu kebahagiaan di sorga. Banyak hal bisa menyita perhatian dan fokus mereka, namun bereka berfokus pada pengharapan yang tersimpan di sorga. Itu sebabnya Paulus diliputi dengan rasa syukur atas hal-hal baik yang terjadi atas jemaat Kolose. Paulus bukan hanya bersyukur untuk hal yang baik, tapi dia mendoakan dengan tiada henti agar mereka semakin baik. “Kami tiada berhenti-henti berdoa untuk kamu . Kami meminta, supaya kamu menerima segala hikmat dan pengertian yang benar, untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna” (ay.9). Apa yang saudara lakukan jika mendengar hal-hal baik terjadi pada orang Kristen yang kurang saudara kenal di luar pulau atau negara tertentu? Kita cenderung mengabaikan bukan? belajarlah bersyukur untuk hal-hal baik bahkan mendoakan agar banyak hal baik yang semakin terjadi pada mereka. 34 e MAGZ Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E Sabtu, 12 Agustus 2017 APA YANG PALING PENTING? (BACAAN: KOLOSE 1:9-11) A pa yang sering saudara doakan dalam kehidupan doa saudara? Pada umumnya orang akan sering mendoakan sesuatu yang penting bagi dirinya. Mungkin itu adalah kesehatan pribadi atau keluarga, mungkin itu adalah pekerjaannya, atau cita-citanya. Apakah itulah yang saudara anggap paling penting dalam hidupmu? Jika iya, maka sebenarnya fokus hidup saudara keliru! Dari isi doalah kita bisa tahu apa yang paling penting bagi seseorang. Bagi Paulus yang paling penting bagi jemaat Kolose bukanlah pekerjaan, ekonomi, keluarga, dan lainnya, melainkan isi hati Tuhan. Inilah yang juga menjadi kepeduliaan Paulus dalam kehidupannya. Maka tidak heran jika dalam suratnya kepada jemaat Kolose, dia menyatakan bahwa tidak berhenti-hentinya berdoa untuk mereka (ay.9). Apa yang Paulus anggap penting bagi jemaat? Bagi Paulus, yang terpenting adalah jemaat Kolose dapat hidup dengan mengetahui kehendak Tuhan. Karena seorang yang hidupnya selalu mencari kehendak Tuhan akan memiliki sebuah kemajuan/pertumbuhan dalam kehidupannya. Kerohaniannya akan tumbuh menjadi lebih dewasa dan akan menjadi berkat bagi orang lain. Apakah yang paling penting dalam hidup saudara? apakah yang paling sering saudara doakan? semuanya menunjukan kecondongan hati kita. Mari kita lebih peduli dengan isi hati Tuhan lebih dari pada apa yang menyenangkan diri kita sendiri. 35 e P E N G UM UM AN MAGZ AGENDA MINGGU INI Hari / Tanggal Pukul Senin, 7 Agustus 2017 23.00 Selasa, 8 Agustus 2017 18.30 Rabu, 9 Agustus 2017 19.00 Kamis, 10 Agustus 2017 06.00 19.00 Jumat, 11 Agustus 2017 18.30 Sabtu, 12 Agustus 2017 06.00 18.30 22.00 Minggu, 13 Agustus 2017 Keterangan Siaran rohani “Grace Alone” Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M di Radio Bahtera Yudha , 96,4 FM HUT: Bp. Agus Swandono STAR: Pembukaan Semester “How To Read The Institutes of the Christian Religion” Oleh Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M HUT: Bp. Lianto Wijaya Latihan Musik KU 3 HUT: Sdr. Agus Setiawan K HUT: Sdri. Jennifer Smith Doa Pagi Latihan Musik KU 1 dan KU 2 HUT: Bp. Eddy Soewito HUT: Anak Jacey Perisseia Lieman HUT: Sdri. Tryphena Graciella KTB M2 “Istri Sebagai Penolong” HUT: Sdri. Dewi Imelda Gondosuwito Doa Pemuridan Persekutuan Pemuda Siaran rohani “Grace Alone” Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M di Radio Mercury, 96 FM HUT: Bp. Budijanto Hertanto HUT: Sdri. Devina Faustine HUT: Ibu Christiana Setiawati HUT: Sdri. Christina Yapitro 36 e JADWAL P E NATAL AYANAN IBADAH UMUM MAGZ Minggu, 6 Agustus 2017 Penatalayanan Tema Ibadah Remaja (Pk. 10.00 WIB) Ibadah Umum I (Pk. 07.00) Ibadah Umum II (Pk. 10.00) Ibadah Umum III (Pk. 17.00) Cab. Darmo (Pk. 07.00) Cab. Darmo (Pk. 10.00) Kasih Yang Berkawan Dengan Keadilan (Keluaran 34:4-6) Pengkhotbah Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M. Ev. Yohanes Dodik Ev. Edo Walla Liturgos Ibu Wilis Ibu Ike Bp. Koesoemo Sdri. Grace Pelayan Musik Bp. Eliazar & Sdri. Jessica Sdr. Ishak Sdr. Willy Sdr. Haris Sdr. Ishak TEAM Pelayan LCD Penyambut Jemaat Sdri. Ririt GABUNG IBADAH UMUM Sdr. Daniel Sdr. Nathan Ibu Enggar Sdr. Evan Ibu Naomi Sdri. Naomi Sdr. Lutfi Sdr. Calvin Sdr. Tan Hendra Sdr. Kevindie Sdri. Brenda Sdri. Karina Sdr. Sebastian H Doa Syafaat Doa Persembahan Doa Pra & pasca Ibadah Singer Bp. Agus Sw Ev. Heri Ev. Heri Ibu Wilis Ibu Santi Ibu Debby Ibu Carla Sdr. Edo Sdri. Marlin Ibu Ruth Bp. Andrew L Sdr. Sumito Ev. Dodik Ev. Edo Walla Ibu Ruth Sdr. Sumito TEAM Sdri. Virgin Sdri. Happy Ibu Mei Ev. Heri Sdri. Lia Sdr. Irsan 37 e JADWAL P E NATAL AYANAN IBADAH UMUM MAGZ Minggu, 13 Agustus 2017 Penatalayanan Tema Ibadah Remaja (Pk. 10.00 WIB) Ibadah Umum I (Pk. 07.00) Ibadah Umum II (Pk. 10.00) Ibadah Umum III Cab. Darmo (Pk. 07.00) (Pk. 17.00) Cab. Darmo (Pk. 10.00) Kasih Yang Mengalahkan Ketakutan (1 Yohanes 4:17-18) Pengkhotbah Ev. Heri Kristanto Ev. Yohanes Dodik Liturgos Sdr. Calvin Bp. Andreas W Sdri. Helen Sdr. Sumito Sdr. Dave Pelayan Musik Sdr. Andreas Sdr. Daniel Sdr. Aurel Sdr. Arka Sdr. Michael Sdr. Ishak Sdr. Hizkia Sdr. Willy K Sdr. Willy Sdr. James TEAM Pelayan LCD Sdri. Caroline Sdr. Kevin Sdri. Melissa T Penyambut Jemaat Sdri. Fefe Sdri. Naomi Ibu Titik Sdri. Krisna Sdr. Yori Sdr. Robin Bp. Hendri T Ibu Melly Ibu Evi Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M. Sdr. Yosi Bp. Imbo Ibu Yatmi Bp. Andreas K Ibu Rini Doa Syafaat Doa Persembahan Doa Pra & pasca Ibadah Singer Sdri. Marlin Sdri. Eka Pdt. Yakub Sdri. Naomi Ev. Heri Sdr. Robin Bp. Andreas W Sdri. Henny Sdr. Daniel Ibu Sisca Sdr. Ian Ibu Ike Sdri. Eka Ev. Dodik Sdr. Haris Sdri. Angeline Sdri. Suci Sdri. Suci Sdri. Sdri. Clarine Nike 38 e JADWAL P E NATAL AYANAN MAGZ SEKOLAH MINGGU 6 Agustus 2017 6 Agustus 2017 Liturgis Kak Evelyn Kak Budi Pelayan Musik Kak Willy Kak Willy Doa Pra/Pasca SM Kak Venna Kak Evelyn Tema Tuhan Menguji Iman TUHAN MEMILIHKAN ISTERI BAGI ISHAK Bahan Alkitab Kejadian 22:1-18; Ibrani 11:17-19 Kejadian 22:1-18 Sion Kak Budi Kak Budi Getsemani Kak Suani Kak Suani Yerusalem Kak Venna Kak Mei Nazareth Kak Debby Kak Dessy Betlehem Kak Santi Kak Debby Keterangan (Pk. 09.30 WIB) (Pk. 09.30 WIB) IBADAH PEMUDA Sabtu, 5 Agustus 2017 Sabtu, 12 Agustus 2017 Pengkhotbah Pdt. Reyco W Pdt. Reyco W Litrugos Sdri. Clara Sdri. Clara Pelayan Musik TEAM TEAM Pelayan LCD Sdr. Labson Sdri. Christine Penyambut Jemaat Sdr. Anel Sdr. Labson Petugas Doa Sdr. Fredy Sdr. Fredy Singer Sdri. Yanti Sdri. Lovery Keterangan (Pk. 18.30 WIB) (Pk. 18.30 WIB) Tema 39 e Data Keh adir an Je m aat MAGZ Ibadah DATA KEHADIRAN JEMAAT Hari/Tanggal Jumlah Jemaat Umum 1 43 Umum 2 82 Umum 3 57 Sekolah Minggu 28 Remaja Minggu, 30 Juli 2017 Keterangan - Pemuda - Cab. Darmo KU 1 22 Cab. Darmo KU 2 25 RM = - POS Batam 17 SM = 66 ; RM = 43 POS Batu Aji SM & RM = 30 40