Sabtu, 12 Agustus 2017 - REC | Reformed Exodus Community

advertisement
A CHURCH WHERE CARE, TEACHING, AND MISSION MEET TOGETHER
Susunan Liturgi Ibadah Minggu
Panggilan Beribadah
Votum
Bacaan Bertanggapan
Pujian Pengakuan Dosa
Doa Pengakuan Dosa Secara
Pribadi
Doa Pengakuan Dosa
Berita Anugerah
Petunjuk Hidup baru
Pujian “Salam Damai” / “Shalom
shalom”
Pujian Syukur 1
Pujian Syukur 2
Pengakuan Iman
Pujian
Doa Firman Tuhan
Khotbah
Persembahan
Doa Persembahan & Doa Syafaat
Pengumuman & Seri Pembinaan
Doxology /
“Kami memuji Kebesaran-Mu”
Doa berkat
Amin / “Thank You Lord”
Theme Song “Jesus At The Center“
Pengkhotbah
Pengkhotbah
Liturgos & Jemaat
Liturgos & Jemaat
Jemaat
Liturgos
Liturgos
Liturgos & Jemaat
Liturgos & Jemaat
Liturgos & Jemaat
Liturgos & Jemaat
Liturgos & Jemaat
Liturgos & Jemaat
Pengkhotbah
Pengkhotbah
Liturgos & Jemaat
Petugas Doa
Pengkhotbah
Pengkhotbah
Pengkhotbah
Pengkhotbah
Pengkhotbah
2
Hamba Tuhan REC
GEMBALA SIDANG SENIOR
Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
Telp : 0815 5055 985
Email: [email protected]
GEMBALA LOKAL NGINDEN
Ev. Yohanes Dodik Iswanto, M.A.
Telp. 081-233780070
Email: [email protected]
GEMBALA LOKAL ESTE SQUARE
Pdt. Reyco Wattimury, S.Th.
Telp.081-331515954
Email: [email protected]
GEMBALA LOKAL POS PI BATAM
Ev. Samuel Sambudjo Budiman, M.K.
Telp. 081-931003006
Email: [email protected] /
[email protected]
GEMBALA LOKAL DARMO
Pdt. Novida Lassa, M.Th.
Telp. 081-13321904
Email: [email protected]
3
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ
Kasih Yang Berkawan Dengan Keadilan
(Keluaran 34:4-6)| Mimbar REC | Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
M
engasihi dengan benar merupakan tugas yang sukar. Tidak sulit
untuk membuktikan hal ini. Tengoklah keluarga-keluarga di sekitar
kita. Banyak orang tua kurang mengasihi dan memperhatikan anak-anak
mereka. Di sisi lain ada banyak orang tua yang menggelontor anak-anak
mereka dengan kasih sayang, tetapi tanpa peraturan dan teguran. Mereka
memanjakan, bukan mengasihi dengan benar.
Tidak demikian dengan TUHAN. Kasih-Nya besar atas kita, namun bukan
berarti keadilan-Nya diabaikan. Dia pengasih, tetapi tetap adil. Kasih-Nya
berkawan dengan keadilan.
Teks kita hari ini menyediakan contoh konkrit tentang poin di atas. Pada
saat bangsa Israel melakukan dosa yang begitu besar, yaitu menyembah
4
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ anak lembu emas (Kel 32),
TUHAN menunjukkan
kasih
sekaligus
keadilan-Nya
kepada mereka. Dia sempat akan
membinasakan seluruh bangsa
Israel (32:9-10), tetapi Dia akhirnya
menyesali rencana itu (32:11-14).
Tiga ribu orang Israel memang
dihukum mati (32:28), tetapi sisanya
tetap diantar TUHAN ke tanah
perjanjian (32:33-34). TUHAN
memang hanya akan mengutus
seorang malaikat untuk menuntun
perjalanan bangsa Israel selanjutnya
(33:1-3), tetapi Dia juga yang akhirnya
memilih untuk berjalan bersama
mereka (33:15-17). Singkatnya,
Allah selalu menunjukkan kepada
bangsa Israel betapa Dia tidak ingin
kekudusan-Nya diremehkan dan
dilanggar. Keadilan-Nya menuntut
adanya teguran keras, bahkan
hukuman. Bagaimanapun, kasihNya tidak pernahgagal mengiringi
keadilan itu.
TUHAN yang penuh kasih (ayat
6-7a)
Tidak sulit untuk menemukan
bahwa di antara dua sifat TUHAN di
teks ini – yaitu kasih (ayat 6-7a) dan
keadilan (ayat 7b) – yang pertama
mendapat sorotan lebih banyak.
Sifat-sifat maupun tindakan ilahi
yang menunjukkan kasih TUHAN
diletakkan di depan. Jumlah kata
yang digunakan pun jauh lebih
banyak. Selain itu, kita juga perlu
mengingat bahwa penampakan diri
TUHAN di depan Musa merupakan
kesediaan-Nya untuk mengabulkan
permintaan Musa yang ingin melihat
kemuliaan-Nya (33:18-23). Semua
ini TUHAN lakukan karena Musa
mendapat kasih karunia di mataNya (33:17).
Kasih TUHAN dinyatakan melalui
seruan yang diucapkan sendiri oleh
TUHAN (34:5b, 6a). Pengulangan
nama “TUHAN” (34:6) menambah
suasana
keagungan
selama
penampakan diri ini. Pengulangan
ini juga dimaksudkan untuk
menegaskan bahwa semua peristiwa
di pasal 32-34 hanya dimungkinkan
karena siapa TUHAN, bukan apa
yang dilakukan oleh bangsa Israel
maupun Musa. Bangsa Israel tetap
ada dipimpin ke negeri perjanjian
bukan karena keberanian suku Lewi
yang membela kekudusan TUHAN
(32:26-29). Bukan pula karena
5
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ doa syafaat Musa (32:1114; 33:12-17). TUHAN
melakukan semua itu karena Dia
memang mengasihi umat-Nya.
TUHAN adalah aktor utama. Itulah
sebabnya nama-Nya diulang dua
kali: “TUHAN, TUHAN”.
Jika struktur di atas diterima, kita
dapat melihat inti penekanan dalam
bagian ini, yaitu pada “kasih setia”.
Kata Ibrani ḥesed muncul dua kali
(kontra LAI:TB “kasih” dan “kasih
setia”). Pada pemunculannya yang
pertama dibarengi dengan kata
“kesetiaan” (’ĕmet). Posisinya pun di
Ada beragam kata dan ide yang tengah-tengah.
dipakai untuk mengungkapkan
kasih TUHAN kepada umat-Nya Kata ḥesed seringkali dikaitkan
(ayat 6-7a): “Allah penyayang secara erat dengan perjanjian
dan pengasih, panjang sabar, (covenantal love). TUHAN yang
berlimpah kasih-Nya dan setia- sudah mengikatkan diri-Nya dalam
Nya, yang meneguhkan kasih setia- sebuah perjanjian dengan umatNya kepada beribu-ribu orang, Nya terus-menerus berkomitmen
yang mengampuni kesalahan, untuk menjaga perjanjian itu
pelanggaran dan dosa”. Sebagian dan mengasihi umat-Nya. Kasihpenafsir menangkap sebuah chiasme perjanjian inilah yang mendorong
di sini. Artinya, ada pola ABCB’A’. Dia untuk berbelaskasihan, panjang
“Allah penyayang dan pengasih” sabar, dan mengampuni kesalahan.
sejajar dengan “yang mengampuni
kesalahan, pelanggaran dan dosa”; Kebesaran kasih setia TUHAN
“panjang sabar” sejajar dengan di bagian ini dipertegas dengan
“yang meneguhkan kasih setia- tiga hal. Yang pertama adalah
Nya kepada beribu-ribu orang”. “berlimpah”. Bukan hanya kata
Pusat dari chiasme ini adalah “kasih setia” diulang dua kali, tetapi
“berlimpah kasih-Nya dan setia- pemunculannya yang pertama
Nya” (lit. “berlimpah kasih setia dan diberi tambahan “berlimpah”. Ini
kesetiaan-Nya”).
bukan kasih setia yang sekadarnya
atau secukupnya, apalagi pas-pasan.
Yang berikutnya adalah “kepada
6
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ beribu-ribu orang”. Ribuan
orang Israel telah mati
sebagai hukuman atas penyembahan
berhala yang mereka lakukan (32:28;
1 Kor 10:8). Bangsa Israel mungkin
tengah menggumulkan peristiwa
ini. Apakah TUHAN setia kepada
perjanjian dan umat perjanjianNya? Iya! Kesetiaan-Nya terhadap
perjanjian mengharuskan Dia
untuk menghukum siapa saja yang
tidak taat. Kesetiaan-Nya pula yang
membuat Dia tidak membinasakan
seluruh-Nya sehingga perjanjian
tetap bisa dipertahankan. Bukankah
jauh lebih banyak lagi yang tidak
turut dihukum?
Penegasan yang lain terhadap
kebesaran kasih setia TUHAN
juga terlihat dari pemunculan kata
“kesalahan”, “pelanggaran”, dan
“dosa” secara bersamaan. Semua
kata ini dimunculkan seolah-olah
TUHAN tidak ingin melewatkan
satu kata pun yang berkaitan dengan
ketidaktaatan. Apapun dosa kita,
selalu ada pengampunan dari Dia.
Dosa kita memang besar, tetapi lebih
besar lagi kasih-Nya kepada kita.
TUHAN yang adil (ayat 7b)
Kedagingan kita mungkin berharap
bahwa penyataan TUHAN akan
berakhir di ayat 7a. Jika itu terjadi,
ini akan menjadi sebuah penyataan
yang begitu indah dan sempurna.
Paling tidak bagi kedagingan kita.
Tetapi, bukan itu yang TUHAN
lakukan. Apa yang kita ingin dengar
seringkali tidak sama dengan apa
yang kita seharusnya dengar. Kasih
TUHAN selalu dibarengi dengan
keadilan-Nya. Itulah yang kita
dapatkan di ayat 7b.
Kombinasi sempurna dari kasih dan
keadilan ilahi inilah yang seringkali
sukar untuk dipahami. Paling tidak,
ada dua kesulitan di ayat 6-7.
Pertama, “yang tidaklah sekali-kali
membebaskan orang yang bersalah
dari hukuman” (ayat 7b, LAI:TB/
NIV). Dalam terjemahan lain
yang lebih tepat, “tidaklah sekalikali membersihkan orang yang
bersalah”. Kesulitannya terletak
di sini: Bagaimana bisa TUHAN
mengampuni orang yang bersalah
(ayat 7a) tetapi Dia tidak mau
membersihkan orang itu (ayat 7b)?
Bukankah seharusnya seseorang
7
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ yang diampuni juga dibebaskan dari keadaannya yang bersalah?
Cara terbaik untuk memahami ini terletak pada penggunaan
Keluaran 34:7 di bagian Alkitab yang lain. Nabi Yoel (2:12-13) dan Nabi
Yunus (3:10-4:2) pernah mengutip teks ini dalam konteks pertobatan yang
membawa pengampunan. Siapa saja yang mengakui dosanya dan berbalik
pada TUHAN pasti akan diampuni, karena TUHAN itu penyayang,
pengasih, panjang sabar, dan berlimpah kasih setia-Nya. Dengan kata lain,
pengampunan di ayat 7a adalah untuk mereka yang bertobat, sedangkan
ayat 7b untuk mereka yang tidak mau bertobat.
Cara lain adalah membedakan antara pengampunan (kasih) dan
penghukuman (keadilan). Pertobatan pasti membawa pengampunan,
tetapi hal itu tidak berarti bahwa hukuman ilahi atas kesalahan itu selalu
dihapuskan. Contoh yang paling jelas adalah perzinahan Daud dengan
Betsyeba (2 Sam 11-12). Dosanya diampuni karena dia mengakuinya
(12:13), namun hukuman TUHAN tetap terus berlangsung (12:10, 1214). Pemikiran seperti inilah yang melandasi terjemahan NIV maupun
LAI:TB “tidaklah sekali-kali membebaskan orang yang bersalah dari
hukuman”.
Kedua,
“yang
membalaskan
kesalahan bapa kepada anakanaknya dan cucunya, kepada
keturunan yang ketiga dan
keempat” (ayat 7b). Kita mungkin
merasa bahwa hukuman ini tidak
adil. Mengapa seseorang harus
menanggung kesalahan orang
lain? Lagipula, Yehezkiel 18:20
mengajarkan: “Orang yang berbuat
dosa, itu yang harus mati. Anak tidak
akan turut menanggung kesalahan
Siapa saja yang mengakui
dosanya dan berbalik
pada TUHAN pasti akan
diampuni, karena TUHAN
itu penyayang, pengasih,
panjang sabar, dan
berlimpah kasih setia-Nya
8
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ ayahnya dan ayah tidak akan turut menanggung kesalahan
anaknya. Orang benar akan menerima berkat kebenarannya,
dan kefasikan orang fasik akan tertanggung atasnya”.
Kunci untuk memahami ini terletak pada Yehezkiel 18:19. Di sana
dikatakan: “Tetapi kamu berkata: Mengapa anak tidak turut menanggung
kesalahan ayahnya? Karena anak itu melakukan keadilan dan kebenaran,
melakukan semua ketetapan-Ku dengan setia, maka ia pasti hidup”. Dengan
kata lain, semua keturunan yang menyerahkan diri-Nya kepada TUHAN
di dalam kebenaran tidak akan menanggung kesalahan dari orang tua atau
kakek-neneknya. Sebaliknya, hukuman akan tetap ada bagi mereka yang
tidak mau bertobat. Bagi mereka yang berada di dalam TUHAN, semua
kutukan yang bersifat keturunan (misalnya perjanjian tertentu dengan
roh-roh jahat) tidak akan mengikat lagi.
Semua penjelasan di atas menunjukkan bahwa kasih TUHAN tidak dapat
diceraikan dari keadilan-Nya. Dia selalu siap memberikan pengampunan,
tetapi atas dasar pertobatan. Kasih-Nya dibungkus dengan kebenaran.
Tidak ada anugerah murahan yang memberi keleluasan bagi seseorang
untuk berkanjang dalam dosa. Keseimbangan yang sempurna antara
kasih dan kebenaran ini terlihat jelas pada saat inkarnasi Yesus Kristus
ke dalam dunia. Yohanes 1:14 mengatakan: “Firman itu telah menjadi
manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya,
yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa,
penuh kasih karunia dan kebenaran”. Kematian-Nya di atas kayu salib juga
menyatakan keseimbangan yang sama. Roma 3:24-25 mengajarkan: “Oleh
kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan
dalam Kristus Yesus. Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan
pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk
menunjukkan keadilan-Nya”. Marilah kita menghargai kasih Tuhan
kepada kita dengan cara menghormati kekudusan dan keadilan-Nya. Soli
Deo Gloria.
9
e
MAGZ
Po ko k Do a Syafaat | #T E AC H I N G
POKOK DOA SYAFAAT
1. Berdoa untuk pelayanan Grace Alone supaya semakin
memiliki peran aktif dan efektif membagikan berkat Firman
Tuhan. Berdoa supaya Ev. Heri K yang mengelola bidang multi
media diberikan hikmat dan kekuatan. Berdoa untuk orang
percaya yang sudah diberkati terus setia belajar, bertumbuh
dan menyaksikan berkat FA pada pihak lain yang haus akan
kebenaran FA.
2. Doakan untuk STAR. Kiranya kelas intensif yang sudah
berjalan boleh memberkati peserta mengenal kerangka teologi
Reformed dan sekaligus menerapkan dalam iman sehari-hari.
Berdoa untuk Pdt. YTH supaya beroleh hikmat, kekuatan dan
kesehatan dalam segala persiapan dan penyampaian. Berdoa
supaya melalui modul baru yang diterapkan STAR dapat
menjangkau semakin banyak jiwa untuk rindu belajar FA.
10
e
MAGZ
K atek ism us Wes t m i n s t e r | #T E AC H I N G
KATEKISMUS WESTMINSTER
Pertanyaan 127:
Dosa apa yang mungkin dilakukan para bawahan terhadap atasanatasan mereka?
Jawaban :
Dosa yang mungkin dilakukan para bawahan terhadap atasanatasan mereka ialah, melalaikan tugas-tugas kewajiban terhadapnya
yang dituntut dari mereka; mengiri atau memandang rendah pribadi
dan kedudukan mereka, serta berontak terhadapnya berkenaan
dengan keputusan, perintah, dan mencemooh mereka, serta
kelakuan membangkang dan yang menimbulkan kehebohan, yang
menyebabkan mereka dan pemerintahan mereka malu dan hina.
a. Mat 15:4-6. b. Bil 11:28-29. c. 1Sa 8:7; Yes 3:5. d. Kel 21:15. e. 1Sa
10:27. f. 2Sa 15:1-12. g. 1Sa 2:25. h. Ula 21:18-21. i. Ams 30:11, 17. j.
Ams 19:26.
11
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ
TEROBOSAN MENJADI ORANGTUA
Ajaklah Anak Anda Menelusuri Jalan Kenangan
WAKTU
Ketika
Elizabeth
berusia
kira-kira 9 tahun, ia diberi
kesempatan bernyanyi solo
untuk pertama kalinya di
suatu pertunjukan sekolah.
Saya sedih sebab kelihatannya
saya
tidak
akan
sempat
menyaksikan penampilannya.
Saya telah dijadwalkan untuk
mengajar di sebuah acara yang
sudah direncanakan setahun
sebelumnya. Seminar akan
berlangsung sepanjang hari
Selasa, Rabu dan Kamis hingga
tengah hari. Elizabeth mendapat
giliran tampil pada Kamis
malam, namun pesawat saya
baru akan mendarat di San Diego
sesudahnya.
Seusai berbicara di hari
kedua pada Rabu malam, di
kamar hotel saya memikirkan
Elizabeth. Saya bertanya-tanya,
Bagaimana caranya agar saya
12
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ bisa
menontonnya?
Kemudian timbul ide.
Saya menelepon sekretaris saya di
San Diego dan memintanya agar
memajukan jadwal penerbangan
saya. Saya juga memberitahu
Margaret bahwa saya akan tiba
di rumah pada waktunya, tapi
saya memintanya untuk tidak
memberitahu Elizabeth.
Keesokan paginya, saya mulai
seminar tepat pada waktunya
dan saya mengutarakan kepada
para gembala yang hadir tentang
Elizabeth berikut dilema saya. Saya
berkata, “Saya bisa menyaksikan
Elizabeth menyanyi malam ini
kalau saja Anda mengizinkan.
Jika kita langsung mulai, saya
mengajar Anda dengan cepat, dan
tidak perlu rehat, maka saya bisa
mengejar pesawat yang lebih pagi.
Saya berjanji akan mengajarkan
segalanya sesuai rencana, hanya
saja waktunya dipersingkat.”
“Bolehkah saya meninggalkan
seminar lebih dini sehingga saya
bisa menonton putri saya malam
ini?”
Yang hadir menjadi riuh,
bersorak-sorak, dan bertepuk
tangan. Ketika saya mengucapkan
terima kasih karena diizinkan
meninggalkan tempat itu lebih
dini, mereka berdiri dan bersorak
ketika saya beranjak pergi.
Saya bergegas mengejar pesawat
dan bisa tiba di San Diego pada
waktunya. Tidak akan pernah saya
lupakan ekspresi wajah Elizabeth
saat ia menyadari bahwa saya
pulang untuk menyaksikannya
menyanyi solo. Ia membuat kartu
ucapan terima kasih yang isinya
menyentuh perasaan dan ia
memberikan kartu itu keesokan
harinya. Kartu ucapan terima
kasih itu serta kenangan nyanyi
solonya selalu saya simpan hingga
kini.
TRADISI
Banyak orang tatkala mendengar
kata tradisi akan mengkaitkannya
dengan sesuatu yang terjadinya
setahun sekali. Namun tradisi
13
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ tahunan
bukan satusatunya tradisi yang
perlu dipelihara. Pertimbangkan
kemungkinan lain berikut ini:
“Kalau anak anda lebih dari
seorang dan anda merayakan
suatu kejadian penting
dengan anak pertama, anakanak lain pun pasti berharap
anda juga merayakannya
untuk mereka.”
Tradisi Tonggak Bersejarah
Sejumlah peristiwa muncul
hanya sekali seumur hidup – hari
pertama masuk sekolah, ulang
tahun ketujuh belas, terbentuknya
tim
olahraga
universitas,
wisuda sekolah menengah, saat
pertobatan, dan seterusnya. Hari apa saja yang menandai sebuah
kejadian penting dapat dibuat istimewa lewat suatu perayaan. Dan
itu bisa menjadi suatu tradisi keluarga.
Tetapi waspadalah: Kalau anak Anda lebih dari seorang dan Anda
merayakan suatu kejadian penting dengan anak pertama, anak-anak
lain pun pasti berharap Anda juga merayakannya untuk mereka.
Bahkan kendati Anda tidak bermaksud menjadikan hari itu sebagai
tradisi, mereka tetap ingin Anda melakukannya.
Tradisi Tahunan
Salah satu tradisi favorit saya ketika masih kecil adalah kunjungan
ke rumah Kakek Maxwell setiap tahun untuk merayakan hari
Pengucapan Syukur. Sementara mobil Ayah memasuki halaman
rumah dan klakson dibunyikan, Kakek dan Nenek akan melambaikan
tangan dari jendela dapur, kemudian bergegas ke pintu depan untuk
menyambut kami. Dan tiap-tiap tahun kami melakukan hal yang
sama: Kakek bermain gulat dengan saya dan Larry di ruang keluarga;
makan daging kalkun, ubi, dan pencuci mulut dari manisan apel;
14
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ Kakek berdoa dengan cucu-cucu; dan pergi ke ladang
melihat sapi-sapi peliharaan Kakek – yang akan mendekat
kalau kita menyebut namanya.
Anak-anak kami sudah kehilangan sejumlah tradisi liburan sebab
kami tinggal begitu jauh dari sanak keluarga yang lain. Tetapi saya
dan Margaret berusaha membuat sejumlah tradisi kami sendiri untuk
mengimbanginya. Misalnya, setiap musim panas, kami mengunjungi
Lawrence Welk Village. Kami bermalam di sana sepanjang minggu;
anak-anak naik sepeda, bermain sepatu roda, memancing, bermain
tenis, dan berkenalan dengan teman-teman baru. Betapa senangnya
menantikan waktu bersantai dengan keluarga yang sudah lama
dinantikan.
Mungkin Anda mempunyai tradisi tahunan keluarga yang bermakna
– ulang tahun, Pengucapan Syukur, Natal, atau Hari Kemerdekaan.
Jika jawaban Anda ya, baik sekali. Tetapi jika para anggota keluarga
Anda tersebar di berbagai tempat, tidak berarti Anda tidak bisa
mempunyai tradisi. Buat acara-acara yang ditujukan hanya untuk
anggota-anggota keluarga dekat. Atau rayakan bersama temanteman atau tetangga. Ciptakan tradisi Anda sendiri, sama seperti
yang kami lakukan.
Tradisi Mingguan
Trish adik saya, Steve suaminya bersama anak-anak mereka pindah
ke San Diego. Kami benar-benar menikmati kehadiran mereka,
terutama setelah tidak ada satu keluarga pun yang tinggal berdekatan
dengan kami selama lebih dari satu dasawarsa. Sekarang setiap hari
Jumat, kami berkunjung ke rumah Trish untuk makan hamburger plus
nonton film. Kami semua – orangtua dan anak-anak – menantikan
15
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ saatnya berkumpul bersama seperti itu.
Tradisi Sehari-hari
Acara sehari-hari membuat anak-anak merasa aman dan menularkan
suatu rasa kebersamaan yang berkesinambungan di dalam rumah.
Makan malam bersama, beribadah setiap pagi, dan berdoa dengan
anak-anak sebelum tidur adalah contoh-contoh utama tradisi seharihari.
Dibutuhkan disiplin dari pihak orangtua untuk memelihara tradisi
sehari-hari, terutama kalau masing-masing orangtua sibuk. Bisa jadi
anak-anak mengeluhkan soal itu. Tetapi tatkala mereka bertambah
besar, mereka akan menghargai dan kerapkali gemar mengenangnya
kembali.
Tradisi Warisan
Sejak anak-anak masih kecil, Margaret mencatat kehidupan anakanak di buku bayi. Ia menulis hal-hal penting berkaitan dengan
perkembangan mereka: ketika gigi pertama kali tumbuh, mulai
berjalan, menerima Kristus. Seluruh riwayat hidup anak-anak ada
di situ lengkap dengan foto-foto. Saat anak-anak menikah dan mulai
membina rumah sendiri, Margaret akan memberikan buku bayi
tersebut kepada mereka masing-masing.
Margaret juga sudah mulai membuat tradisi lain untuk anak-anak.
Setiap Natal dalam beberapa tahun terakhir, Margaret membeli
pernak-pernik berupa rumah-rumahan dan bermacam bentuk
bangunan dari keramik. Kami sudah memiliki sekitar 25 sampai 30
buah. Tetapi tidak semuanya dimaksudkan untuk menghias rumah
kami. Ia membelinya untuk Elizabeth dan Joel. Suatu hari kelak,
apabila mereka sudah berkeluarga, mereka akan diberi beberapa
mainan rumah atau bangunan lain yang diambil dari situ, dan mereka
16
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ akan meletakkan sejumlah hiasan pohon Natal masa kecil
di bawah pohon Natal mereka masing-masing.
Wariskan kepada mereka tradisi yang dapat Anda lakukan mulai
sekarang yang dapat tetap dipelihara ketika mereka sudah berkeluarga.
Wariskan kepada mereka tradisi yang bisa diteruskan kepada anakanak mereka.
Cuplikan-cuplikan Terobosan No. 8:
Breakthrough Parenting – John C. Maxwell
bersambung …
17
e
Ap ak ah istil ah B e l ah an J i w a Te p at ? | #Q and A
MAGZ
APAKAH ISTILAH BELAHAN JIWA TEPAT?
Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
U
ngkapan di atas pasti sudah tidak asing lagi bagi banyak orang.
Pacar atau suami/isteri disebut belahan jiwa (Bahasa Inggris
“soulmate”). Dalam budaya Jawa, pasangan hidup disebut “separuh
jiwa” (garwa = sigaraning nyawa).
Apakah istilah-istilah di atas boleh digunakan? Apakah makanya
sejalan dengan ajaran Alkitab?
Pertanyaan seperti ini sebenarnya sukar untuk dijawab. Sebuah
istilah biasanya digunakan dengan penekanan dan tujuan tertentu.
Yang menciptakan maupun menggunakan istilah itu mungkin sadar
dengan keterbatasan yang ada di dalamnya, tetapi mereka tetap
menggunakannya. Orang lain yang tidak mengetahui hal itu bisa
saja salah menafsirkan penggunaan itu.
18
e
Ap ak ah istil ah B e l ah an J i w a Te p at ? | #Q and A
MAGZ Terlepas dari kesulitan di atas, kita mempunyai alasan yang
memadai untuk tidak menggunakan istilah-istilah di atas.
Secara historis maupun theologis, semua itu bermasalah atau, paling
tidak, berpotensi menimbulkan kesalahpahaman.
Marilah kita mulai dengan memikirkan istilah “belahan jiwa”.
Secara historis dan theologis, istilah ini sebaiknya tidak usah
digunakan. Konsep di baliknya tidak selaras dengan ajaran firman
Tuhan. Menurut banyak ahli, ungkapan “soulmate” (pasangan jiwa
= belahan jiwa) berasal dari filsafat Yunani kuno tentang seks dan
manusia. Dalam mitologi Yunani diceritakan bahwa pemisahan
antara laki-laki dan perempuan seperti sekarang adalah akibat
dari tindakan para dewa yang merasa terancam dengan kekuatan
manusia-manusia yang sebelumnya memiliki empat kaki, empat
tangan, dan satu muka dengan dua sisi serta jenis kelamin ganda.
Para dewa lantas memisahkan manusia menjadi dua bagian (lakilaki dan perempuan) seperti sekarang. Sejak saat itu manusia baru
akan menemukan sukacita kalau menemukan pasangannya.
Konsep ini secara theologis sukar untuk dibenarkan. Alkitab
mengajarkan konsep “dari dua menjadi satu” (Kejadian 2:24), bukan
“dari ½ + ½ menjadi satu”. Adam sudah menjadi manusia yang utuh
dan sempurna, bahkan sebelum Hawa diciptakan bagi dia. Keutuhan
Adam ada di dalam TUHAN, bukan pasangan. Hawa diciptakan
untuk membuat Adam menjadi lebih baik, bukan lebih utuh.
Konsep Jawa juga bisa menimbulkan kesalahpahaman, seolah-olah
kehidupan seseorang bergantung pada pasangannya. Pasangan
hidup memang anugerah dari Tuhan yang sangat penting, tetapi
dia tetap bukan penentu hidup kita. Setiap orang seharusnya tidak
19
e
Ap ak ah istil ah B e l ah an J i w a Te p at ? | #Q and A
MAGZ kehilangan semangat dan arti hidup sesudah ditinggalkan
oleh pasangannya.
Jika ditelaah secara lebih mendalam, istilah-istilah di atas juga
terkesan tidak adil bagi mereka yang tidak menikah atau tidak
memiliki pasangan lagi. Jika seseorang baru menjadi sempurna
ketika menemukan belahan jiwa, berarti mereka yang terpanggil
untuk menjalani kehidupan selibat (tidak menikah) adalah orangorang yang tidak utuh. Hal ini tentu saja keliru. Banyak pelaku selibat
yang hidupnya jauh lebih utuh dan bermakna daripada mereka yang
menikah. Yohanes Pembaptis, Yesus Kristus, dan Paulus adalah
contohnya. Pernikahan tidak membuat kita utuh. Pernikahan bukan
tempat untuk mendapatkan sesuatu, melainkan untuk berbagi
sesuatu. Bukan untuk membuat orang lain utuh, tetapi membuat
dia menjadi lebih baik. Soli Deo Gloria.
20
e
Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G
MAGZ
KLAIM YESUS TENTANG DIRINYA
(Lanjutan tgl 30 Juli 2017)
Dia menyatakan diri sebagai hakim atas umat manusia, seperti yang
ditunjukkan oleh kutipan ayat di atas (Yoh. 5:23). Dia pernah berkata,
“Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat
bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta
kemuliaan-Nya” (Mat. 25:31). Dia kemudian menjelaskan bagaimana
Dia akan menghakimi bangsa-bangsa (ay. 32-46). Mengenai diri-Nya
Dia berkata, “Ia [Bapa] telah memberikan kuasa kepada-Nya untuk
menghakimi, karena Ia adalah Anak Manusia” (Yoh. 5:27). Leon Morris
menjelaskan “Jika Yesus bukan Allah, pernyataan ini sama sekali tidak
berdasar.” Morris berkata, “Tidak ada satu makhluk pun yang dapat
menentukan nasib kekal sesamanya.”
21
e
Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G
MAGZ Dia mengatakan bahwa nasib kekal manusia tergantung pada
hubungan mereka dengan-Nya. Sesudah panggilan dasar-Nya
untuk menyangkal diri, memikul salib, dan mengikuti Dia,
Dia berkata, “Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan
kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena
Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya. Apa gunanya seseorang
memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya? Karena apakah
yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?” (Mrk. 8:35-37).
Dia mengatakan bahwa Dia bisa memberikan kepada kita hal-hal yang
hanya bisa diberikan oleh Allah. Dia berkata, “Sebab sama seperti Bapa
membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian juga
Anak menghidupkan barangsiapa yang dikehendaki-Nya” (Yoh. 5:21;
lihat juga Yoh. 11:25). Dia berkata akan memberikan “mata air di dalam
dirinya, yang terus-menerus memancar sampai pada hidup yang kekal”
(Yoh. 4:14). Dia berkata akan memberikan “Damai sejahtera-Ku” (Yoh.
14:27) dan “sukacita-Ku” (Yoh. 15:11). Di antara pernyataan “Akulah”
dalam Injil Yohanes, kita menemukan Yesus berkata bahwa Dia akan
memberikan roti kehidupan (Yoh. 6:35), terang kehidupan (Yoh. 8:12),
dan topangan untuk menghasilkan buah (Yoh. 15:1-8). Dia mengatakan
bahwa Dia adalah pintu menuju keselamatan (Yoh. 10:7-9) dan jalan
menuju keselamatan (Yoh. 14:6) dan hidup yang mengalahkan kematian
(Yoh. 11:25-26).
Sumber: Supremasi Kristus oleh Ajith Fernando
22
e
Ap a m ak sud Po h o n Pe n ge t ah u an B ai k & Jahat?|#D OYO U KNOW
MAGZ
Apakah yang dimaksud dengan
‘Pohon pengetahuan tentang yang baik
dan yang jahat’?
Ev. Nike Pamela, M.A
K
ejadian
2:9
menyatakan
bahwa Allah menumbuhkan
“berbagai-bagai pohon” (KJV/
NASB/NJB/RSV/NRSV
“setiap
pohon” atau NIV “semua jenis
pohon”). Dalam konteks Alkitab,
pepohonan atau tanaman yang
subur seringkali dipakai sebagai
gambaran dari berkat Allah,
misalnya pohon yang ditanam di
tepi aliran air (Mzm 1:3; Yer 17:8).
Dalam tradisi keagamaan kafir
kuno, ibadah mereka seringkali
dilakukan di daerah yang subur (Ul
12:2) untuk menunjukkan bahwa
dewa tertentu (terutama dewa
hujan, kesuburan, dan tanah) adalah
pemberi kehidupan bagi manusia.
Pohon yang ditumbuhkan Allah
bukan hanya banyak, tetapi semua
pohon ini juga menarik untuk
23
e
Ap a m ak sud Po h o n Pe n ge t ah u an B ai k & Jahat?|#D OYO U KNOW
MAGZ dilihat dan baik untuk dimakan. Ungkapan “setiap/segala jenis”,
“menarik”, dan “baik” menunjukkan betapa indah dan melimpah
pemberian Allah kepada manusia. Hal ini jelas berbeda dengan
tuduhan ular bahwa Allah telah bersikap pelit terhadap manusia (3:1).
Penjelasan “menarik untuk dilihat” dan “baik untuk dimakan” yang
diterapkan pada segala jenis pohon berguna untuk memahami betapa
bodohnya manusia ketika memakan buah dari pohon pengetahuan yang
baik dan jahat hanya gara-gara buah itu terlihat “baik untuk dimakan dan
sedap kelihatannya” (3:6a). Ini sekaligus memberikan petunjuk bahwa
inti godaan yang diberikan ular adalah “pohon itu menarik hati karena
memberi pengertian” (3:6a).
Di 2:9 disebutkan bahwa pohon kehidupan terletak di tengah taman,
sedangkan posisi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat
tidak diberi keterangan apapun. Dari 3:3 kita dapat mengetahui bahwa
pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat juga terletak di tengah
taman. Kata “di tengah” (beţôķ) tidak berarti bahwa pohon ini terletak
persis di pusat taman (bdk. 1:6; 3:8; 9:21; 18:24, 26; 23:10). Beberapa
penafsir berspekulasi bahwa letak dua pohon tersebut adalah berdekatan.
Berkaitan dengan dugaan ini, kita tidak memiliki petunjuk yang cukup
untuk menyetujui maupun menolak.
Berdasarkan konteks yang ada, dua jenis pohon ini sama-sama memegang
peranan penting dalam Kejadian 2-3. Pohon kehidupan muncul di awal
dan akhir kisah manusia di Taman Eden (2:9; 3:22, 24). Pohon pengetahuan
yang baik dan yang jahat muncul beberapa kali di bagian sentral (2:9, 17;
3:3). Pohon ini bahkan menjadi perhatian sentral dalam cerita, walaupun
sebutan eksplisit “pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat”
tidak muncul (3:6, 11, 12, 17).
Di luar kisah yang dicatat di Kejadian 2-3, popularitas pohon kehidupan
tampaknya mengungguli jenis pohon lainnya. Pohon kehidupan dalam
24
e
Ap a m ak sud Po h o n Pe n ge t ah u an B ai k & Jahat?|#D OYO U KNOW
MAGZ
periode selanjutnya juga sering muncul secara figuratif dalam
tulisan Yahudi, baik dalam PL (Ams 3:18; 11;30; 13:12; 15:4),
kitab kuno non-biblikal (1 Hen 24:4; 2 Hen 8:3, 5, 8; 9:1; 2 Esd 8:52),
dan PB (Why 2:7; 22:2, 14, 19). Pohon kehidupan juga muncul dalam
mitologi kuno, sedangkan pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat
sama sekali tidak ditemukan.
Dalam sebuah mitos kuno dikisahkan bahwa Utnapishtim, yang
sebelumnya sudah diberi kekekalan oleh para dewa, memberikan sebuah
tanaman kepada Gilgamesh yang dapat membuat dia menjadi muda
di usia tua. Tanaman ini akhirnya dimakan oleh ular ketika Gilgamesh
sedang mandi. Dalam kisah-kisah kuno lain diterangkan adanya usahausaha manusia untuk membuat dirinya kekal dengan cara mencari dan
memakan buah atau makanan tertentu.
Semua konsep ini jelas berbeda dengan ajaran Alkitab. Yang ditekankan di
2:9 adalah Allah sebagai pemberi pohon kehidupan, bukan khasiat khusus
dalam buah pohon tersebut. Walaupun kesan magis dari buah ini tersirat
di 3:22 tetapi tetap Allah yang menentukan apakah manusia bisa makan
buah tersebut atau tidak. Lebih jauh, dalam mitologi kuno diceritakan
bahwa kematian manusia disebabkan oleh hilangnya pohon kehidupan,
sedangkan Alkitab mengajarkan bahwa kematian manusia disebabkan
oleh dosa (2:17; 3:19, 22).
Bersambung……...
NK_P
25
e
I n j il Diten gah Ke t i d ak ad i l an d an Ke m i s k i n an | #MISSIO N
MAGZ
INJIL DITENGAH KETIDAKADILAN & KEMISKINAN
(Lanjutan tgl 30 Juli 2017)
ering dikemukakan bahwa
kebanyakan
anggota
komunitas-komunitas Kristen di
seluruh dunia adalah komunitas
yang miskin. Oleh sebab itu,
Gereja tidak berdiri berhadapan
dengan kaum miskin. Kaum
miskin ada di dalam Gereja atau
adalah Gereja. Dengan demikian,
gereja juga menjadi salah satu
pemain utama dalam perjuangan
S
bagi keadilan. Saya ingin
mengemukakan bahwa dalam
perjuangan ini orang-orang
Kristen mempunyai tanggung
jawab terhadap orang-orang yang
teraniaya secara social, politik,
ras dan kebuyaan. Bagaimana
kita yang telah mengenal Allah
bertindak sebagai penegak
keadilan;
memproklamasikan
Injil dengan adil; memilih untuk
mendahulukan kaum miskin dan
26
e
I n j il Diten gah Ke t i d ak ad i l an d an Ke m i s k i nan | #MISSIO N
MAGZ mengatasi materialism dalam gereja.
Misi Gereja adalah respon terhadap misi Allah di dunia, sangat
penting untuk mengetahui siapa Allah itu. Sebagaimana sering
dikatakan oleh orang Kristen yang hidup dan melayani dalam
situasi yang sulit dan serba kekurangan parah, tidaklah mudah
menemukan Bahasa yang cocok untuk berbicara tentang Allah di
tengah-tengah penderitaan banyak orang yang berdosa. Demikian
Gutierrez katakan:
Dari sudut pandang refleksi teologis, tantangannya.. adalah untuk
menemukan suatu Bahasa pas untuk berbicara tentang siapa Allah,
ditengah situasi yang diciptakan oleh kemiskinan dan ketidakadilan,
di mana umumnya massa rakyat hidup (mengalami kehinaan,
rasis, penggolongan-penggolongan social yang diekploitasi,
kebudayaan-kebudayaan yang terpinggirkan, diskriminasi terhadap
kaum perempuan)…. Suatu bahasa kenabian dibutuhkan untuk
mengalahkan bahasa mistis yang sedang lahir di tanah yang
dieksploitasi dan tanpa pengharapan ini.
Implikasi penyembahan berhala merupakan bahaya yang terus
menerus menggerus keimanan seseorang bukan hanya orang yang
tidak percaya tetapi juga umat Allah dengan alasan-alasan praktis,
yaitu mereka hanya akan melayani ‘allah’ yang menoleransi kejahatan
mereka dalam bentuk apapun. Satu-satunya Allah yang benar-benar
dapat dikenal adalah Dia yang melindungi kaum lemah dan kaum
rentan, mereka mulai tinggalkan. Allah telah menyatakan diri-Nya
– dalam perkataan para nabi, sejarah umat-Nya dan bangsa-bangsa,
terutama di dalam kehidupan Sang Anak – sebagai Allah yang adil
dan tidak menoleransi eksploitasi:
27
e
I n j il Diten gah Ke t i d ak ad i l an d an Ke m i s k i nan | #MISSIO N
MAGZ Kehidupan di tanah Perjanjian semestinya adalah yang
dihayati dengan adanya kehadiran Allah dan ditandai
dengan penggenapan-penggenapan-Nya. Tanah itu adalah tempat
dan kesempatan bagi persekutuan dengan Allah dan persekutuan di
antara manusia. Itu seharusnya juga suatu tempat di mana perintahperintah Allah ditaati, sebab tanah itu merupakan manifestasi dari
kesetiaan Allah.
Mula-mula amanat nabi merupakan kecaman terhadap para
penyembah berhala, terutama yang dijalankan oleh para imam
dan nabi palsu di Yerusalem sebelum pembuangan ke Babel, yang
diupah oleh tuan-tuan dan pedagang-pedagang kaya. Teologi
kedamaian mereka, di mana tidak ada keadaan damai (Yer 6:14; 7:120; Yeh 13:10), merupakan akibat dari suatu pandangan terhadap
Allah yang berciri berhala. Hal itu timbul sebagai suatu janji akan
pembebasan yang palsu, guna membenarkan takluknya rakyat di
dalam menghadapi ketidakadilan dan penindasan. Para penyembah
berhala harus bersukacita dengan berhala-berhala mereka, sedangkan
orang-orang yang mengenal Allah dengan benar, harus mengalami
penganiayaan dan kehinaan.
Banyak orang marah terhadap situasi yang kejam dan represif yang
dialami oleh jutaan orang. Tetapi mereka lupa, seiring mereka
mengecam orang lain atas kejahatan yang terjadi, tetapi mereka
sendiri tidak menyadari bahwa “penghakiman dimulai dari
rumah Allah sendiri” (1 Petr 4:17). Orang-orang Kristen sebelum
menyampaikan Injil kepada orang yang mengalami ketidakadilan
dan kemiskinan, mereka seharusnya terlebih dulu mengoreksi dan
intropeksi diri, sampai sejauh mana kehidupan bergereja kita telah
memperlihatkan kepedulian, keadilan terhadap kaum miskin?
28
e
I n j il Diten gah Ke t i d ak ad i l an d an Ke m i s k i nan | #MISSIO N
MAGZ Gaya kepemimpinan yang seperti apa yang selama ini
kita jalankan? Apakah pandangan social dan politik orang
Kristen dibentuk oleh “Kabar baik tentang Allah?” Bagaimana kita
bisa menceritakan tentang Allah yang peduli kepada kaum yang
mengalami ketidakadilan dan kemiskinan, sedangkan hidup kita
sendiri melakukan ketidakadilan terhadap orang lain?
Bersambung……...
29
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
RENUNGAN HARIAN
Senin, 7 Agustus 2017
JANGAN FOKUS PADA PEMBERIAN
(BACAAN: FILIPI 4: 18)
P
aulus telah bersaksi bahwa dia telah mengalami apa yang namanya
kelimpahan dan apa yang namanya kekurangan. Tetapi, kecukupan
yang benar ialah apabila kita bisa mencukup diri dengan apa yang ada.
Apakah itu cocok untuk diterapkan dalam kehidupan sekarang? Bagi
mereka kehidupan seperti itu hanyalah akan membuat kita menjadi apatis
dan tidak mempunyai semangat untuk bekerja lebih keras. Tentu bukan
ini yang dimaksudkan Paulus.
Apa yang dikirimkan oleh jemaat Filipi, bukanlah benda yang sangat
mewah yang dapat memberikan kepuasan bagi seorang yang meterialistis.
Sebaliknya yang dikirimkan kemungkinan barang yang sederhana, namun
Paulus berkata “aku telah menerima semua, malahan lebih dari pada itu”.
Paulus telah belajar mencukupkan diri dengan apa yang Tuhan telah
berikan. Fokus Paulus bukanlah pada pemberian itu sendiri, tetapi ia
berfokus pada penyertaan Tuhan yang sempurna. Itu sebabnya ia tidak
risau dan menginginkan suatu yang lebih dari apa yang telah ia terima. Di
dalam kasih dan penyertaan Tuhan, seorang percaya akan merasa cukup
dengan yang Tuhan berikan. Sebaliknya, orang duniawi yang tamak
sekalipun mempunyai barang berkelimpahan, ia tidak bisa bersyukur dan
tetap menginginkan lebih dan lebih lagi.
Ada banyak hal yang sudah Tuhan anugerahkan dalam hidup saudara.
Pernahkah saudara datang kepadaNya dengan hati penuh ucapan syukur?
Apakah saudara sungguh-sungguh menyadari kasih setia Tuhan dan
itu membuat saudara bersukacita? tidak peduli apapun kesulitan yang
saudara alami? Hati yang bersyukur tidak akan berhenti bekerja keras,
ia tetap berkarya dengan efektif, namun selalu ada hati yang bersyukur
untuk berkat yang Tuhan berikan.
30
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Selasa, 8 Agustus 2017
PERSEMBAHAN YANG HARUM
(BACAAN: FILIPI 4: 19)
B
eberapa waktu ini beberapa daerah dilanda krisis garam. Tentu
dampaknya dirasakan oleh banyak pihak. Di waktu yang lain harga
bahan pangan naik cukup drastis dan menyulitkan lebih banyak orang
lagi. Tentu menghadapi masa yang begini tidak mudah bagi masyarakat,
terutama mereka yang berekonomi sulit. Di dalam masa sulit ini “memberi”
menjadi hal yang tidak mudah dilakukan. Namun ini berbeda dengan
jemaat di Filipi.
Jemaat di Filipi tetap mengirim persembahan untuk Paulus ketika
ia di penjara, walaupun mereka bukanlah jemaat kaya. Itu sebabnya
persembahan yang diberikan kepada Paulus, ia lihat bukan hanya sebagai
tindakan pemenuhan kebutuhan Paulus semata, namun sebuah korban
yang harum, yang disukai dan yang berkenan kepada Allah. Karena
persembahan itu adalah persembahan yang harum kepada Allah, maka
Allah pasti akan memenuhi segala keperluan jemaat Filipi. Paulus tahu
jemaat yang memberi, mereka memberi dari kekurangan mereka, namun
Paulus memberitahu Allah akan memenuhi kebutuhan mereka sesuai
dengan kekayaanNya.
Belajarlah memberi bukan hanya ketika saudara berkelebihan. Tetaplah
memberi bahkan ketika saudara merasa sangat miskin. Memberi dengan
tulus tanpa melihat kondisi kita, merupakan sebuah persembahan yang
harum. Memberi di dalam kondisi sulit merupakan buah yang matang dari
hati yang mempercayai Allah, bahwa Ia akan memenuhi segala keperluan
kita menurut kekayaan dan kemuliaanNya.
31
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Rabu, 9 Agustus 2017
HORMATI DAN KASIHILAH
(BACAAN: FILIPI 4: 20-23)
M
enghormati dan mengasihi seorang pemimpin adalah hal yang
lumrah dilakukan. Namun, terkadang tanpa kita sadari kita terjebak
pada tradisi yang salah sehingga tanpa diduga kita memiliki mental
penjilat. Kita jadi orang yang mengabaikan orang di sekitar kita yang kita
anggap biasa dan mengagungkan mereka yang kita anggap berjabatan
tinggi. Sekalipun Paulus pernah mengajarkan untuk menghormati para
pemimpin rohani dua kali lipat, namun Paulus punya sisi lain yang perlu
kita teladani.
Di akhir suratnya kepada jemaat di Filipi, Paulus menaikan sebuah harapan
agar Tuhan dipermuliakan melalui hidup semua orang percaya dan
menutupnya dengan salam kepada beberapa orang di Filipi. Perhatikan
orang-orang yang menerima salam. Paulus tidak menyampaikan salam
kepada para penatua, penilik jemaat, diaken atau orang-orang besar yang
ada di Filipi, ia menitipkan salam justru kepada jemaat biasa yang ada
di Filipi, “Sampaikanlah salamku kepada tiap-tiap orang kudus dalam
Kristus Yesus (ay. 21). Jelas Paulus menghormati mereka pemimpin
jemaat, namun di dalam bagian ini Paulus juga menunjukan sisi yang
lain bahwa ia sangat mengasihi “orang-orang Kristen yang baik”. Orangorang Kristen yang baik layak unutk dihormati dan dikasihi, tidak peduli
mereka berlatar belakang seperti apapun.
Sudahkah di dalam hidupmu, saudara memberikan hormat dan kasih yang
seharusnya kepada orang-orang Kristen yang baik yang ada di gerejamu,
atau sekitarmu? Atau kita hanya dengan menghormati mereka para
pemimpin rohani saja? atau mereka yang seimanpun kita hormati namun
dengan standar yang beda, mungkin mereka yang kaya yang lebih kita
hormati atau mereka yang pernah berjasa saja yang kita hormati. Hari ini
Paulus memberikan sebuah contoh yang baik, hormatilah dan kasihilah
mereka yang hidupnya kudus.
32
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Kamis, 10 Agustus 2017
KRISTUS MENJADI FOKUS
(BACAAN: KOLOSE 1:1-2)
A
pa akibatnya jika seseorang melupakan identitasnya? Dia lupa di
mana rumahnya, siapa orang tuanya, siapa pasangan hidupnya,
siapa anaknya, di mana alamat rumahnya, apa yang dia miliki dan lain
sebagainya? Kita dapat bayangkan berbagai kemungkinan. Mungkin dia
terlunta-lunta di jalan, mungkin dia orang yang terlihat aneh dan lainnya.
Itulah yang akan terjadi ketika seseorang melupakan identitas jasmaninya.
Bagaimana dengan mereka yang melupakan identitas rohaninya? Tentu
melupakan identitas rohani akan berdampak jauh lebih buruk bagi kita.
Paulus di dalam pembukaan suratnya kepada jemaat di Kolose menegaskan
identitasnya. “Dari Paulus, rasul Kristus Yesus, oleh kehendak Allah...”
Paulus bukan hanya memperkenalkan diri sebagai seorang rasul Kristus,
namun dia menjelaskan kerasulannya ia peroleh karena kehendak Allah.
Apakah implikasinya? Implikasinya adalah kerasulannya diperoleh bukan
karena kehendak pribadinya, untuk itu ia tidak perlu menyombongkan
diri. Jemaatpun perlu menghormati dia, bukan karena dirinya yang layak
dihormati. Hormatilah kerasulannya karena Allah telah menghendakinya
demikian. Tanpa mengenal identitas rohaninya, bisa saja Paulus terjebak
di dalam kesombongan atau bahkan sikap otoriter. Namun, Paulus
menyadari siapa dirinya, itu sebabnya Kristus akan tetap menjadi fokus
dirinya dan juga pengajarannya dan bukan dirinya sendiri.
Apakah saudara telah mengenal identitas saudara secara rohani? Jika hari
ini saudara telah melayani Tuhan dalam bentuk apapun, ingatlah bahwa
semuanya terjadi di dalam kehendak Allah. Jangan sombong karena
pelayanan saudara, dan jangan tuntut untuk dihargai, karena yang layak
menerima segala hormat dan pujian bukanlah diri kita, tetapi Tuhan
sendiri.
Jumat, 11 Agustus 2017
33
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
SYUKURILAH DAN DOAKANLAH
(BACAAN: KOLOSE 1:3-8)
M
engucap syukur untuk hal baik yang terjadi dalam diri kita adalah
hal yang sudah biasa dan mudah untuk kita lakukan. Namun,
bersyukur untuk hal baik yang terjadi dalam diri orang lain apalagi yang
tidak terlalu dekat dengan kita, bukan hal yang mudah terjadi.
Ketika Paulus mendegarkan tentang iman yang bertumbuh di dalam
jemaat Kolose. Bukan saja itu, kasih yang ditunjukan kepada orang-orang
kuduspun nyata dan terdengar sampai ke telinga Paulus. Hal ketiga yang
Paulus syukuri adalah “pengharapan” mereka. Pengharapan atas apa?
Pengharapan atas apa yang dijanjikan Injil yaitu kebahagiaan di sorga.
Banyak hal bisa menyita perhatian dan fokus mereka, namun bereka
berfokus pada pengharapan yang tersimpan di sorga. Itu sebabnya Paulus
diliputi dengan rasa syukur atas hal-hal baik yang terjadi atas jemaat Kolose.
Paulus bukan hanya bersyukur untuk hal yang baik, tapi dia mendoakan
dengan tiada henti agar mereka semakin baik. “Kami tiada berhenti-henti
berdoa untuk kamu . Kami meminta, supaya kamu menerima segala
hikmat dan pengertian yang benar, untuk mengetahui kehendak Tuhan
dengan sempurna” (ay.9).
Apa yang saudara lakukan jika mendengar hal-hal baik terjadi pada orang
Kristen yang kurang saudara kenal di luar pulau atau negara tertentu?
Kita cenderung mengabaikan bukan? belajarlah bersyukur untuk hal-hal
baik bahkan mendoakan agar banyak hal baik yang semakin terjadi pada
mereka.
34
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Sabtu, 12 Agustus 2017
APA YANG PALING PENTING?
(BACAAN: KOLOSE 1:9-11)
A
pa yang sering saudara doakan dalam kehidupan doa saudara? Pada
umumnya orang akan sering mendoakan sesuatu yang penting bagi
dirinya. Mungkin itu adalah kesehatan pribadi atau keluarga, mungkin
itu adalah pekerjaannya, atau cita-citanya. Apakah itulah yang saudara
anggap paling penting dalam hidupmu? Jika iya, maka sebenarnya fokus
hidup saudara keliru! Dari isi doalah kita bisa tahu apa yang paling penting
bagi seseorang.
Bagi Paulus yang paling penting bagi jemaat Kolose bukanlah pekerjaan,
ekonomi, keluarga, dan lainnya, melainkan isi hati Tuhan. Inilah yang
juga menjadi kepeduliaan Paulus dalam kehidupannya. Maka tidak heran
jika dalam suratnya kepada jemaat Kolose, dia menyatakan bahwa tidak
berhenti-hentinya berdoa untuk mereka (ay.9). Apa yang Paulus anggap
penting bagi jemaat? Bagi Paulus, yang terpenting adalah jemaat Kolose
dapat hidup dengan mengetahui kehendak Tuhan. Karena seorang
yang hidupnya selalu mencari kehendak Tuhan akan memiliki sebuah
kemajuan/pertumbuhan dalam kehidupannya. Kerohaniannya akan
tumbuh menjadi lebih dewasa dan akan menjadi berkat bagi orang lain.
Apakah yang paling penting dalam hidup saudara? apakah yang paling
sering saudara doakan? semuanya menunjukan kecondongan hati kita.
Mari kita lebih peduli dengan isi hati Tuhan lebih dari pada apa yang
menyenangkan diri kita sendiri.
35
e
P E N G UM UM AN
MAGZ
AGENDA MINGGU INI
Hari / Tanggal
Pukul
Senin, 7 Agustus 2017
23.00
Selasa, 8 Agustus 2017
18.30
Rabu, 9 Agustus 2017
19.00
Kamis, 10 Agustus 2017 06.00
19.00
Jumat, 11 Agustus 2017 18.30
Sabtu, 12 Agustus 2017 06.00
18.30
22.00
Minggu, 13 Agustus
2017
Keterangan
Siaran rohani “Grace Alone” Pdt. Yakub
Tri Handoko, Th.M di Radio Bahtera
Yudha , 96,4 FM
HUT: Bp. Agus Swandono
STAR: Pembukaan Semester
“How To Read The Institutes of the
Christian Religion”
Oleh Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
HUT: Bp. Lianto Wijaya
Latihan Musik KU 3
HUT: Sdr. Agus Setiawan K
HUT: Sdri. Jennifer Smith
Doa Pagi
Latihan Musik KU 1 dan KU 2
HUT: Bp. Eddy Soewito
HUT: Anak Jacey Perisseia Lieman
HUT: Sdri. Tryphena Graciella
KTB M2 “Istri Sebagai Penolong”
HUT: Sdri. Dewi Imelda Gondosuwito
Doa Pemuridan
Persekutuan Pemuda
Siaran rohani “Grace Alone” Pdt.
Yakub Tri Handoko, Th.M di Radio Mercury, 96 FM
HUT: Bp. Budijanto Hertanto
HUT: Sdri. Devina Faustine
HUT: Ibu Christiana Setiawati
HUT: Sdri. Christina Yapitro
36
e
JADWAL P E NATAL AYANAN
IBADAH UMUM
MAGZ
Minggu, 6 Agustus 2017
Penatalayanan
Tema
Ibadah
Remaja
(Pk. 10.00
WIB)
Ibadah
Umum I
(Pk. 07.00)
Ibadah
Umum II
(Pk. 10.00)
Ibadah
Umum III
(Pk. 17.00)
Cab.
Darmo
(Pk.
07.00)
Cab.
Darmo
(Pk.
10.00)
Kasih Yang Berkawan Dengan Keadilan (Keluaran 34:4-6)
Pengkhotbah
Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M.
Ev.
Yohanes
Dodik
Ev. Edo
Walla
Liturgos
Ibu Wilis
Ibu Ike
Bp. Koesoemo
Sdri.
Grace
Pelayan
Musik
Bp. Eliazar
&
Sdri. Jessica
Sdr. Ishak
Sdr. Willy
Sdr. Haris
Sdr. Ishak
TEAM
Pelayan
LCD
Penyambut
Jemaat
Sdri. Ririt
GABUNG
IBADAH
UMUM
Sdr. Daniel
Sdr. Nathan
Ibu Enggar
Sdr. Evan
Ibu Naomi
Sdri. Naomi
Sdr. Lutfi
Sdr. Calvin
Sdr. Tan
Hendra
Sdr. Kevindie
Sdri. Brenda
Sdri. Karina
Sdr. Sebastian
H
Doa Syafaat
Doa
Persembahan
Doa Pra
& pasca
Ibadah
Singer
Bp. Agus
Sw
Ev. Heri
Ev. Heri
Ibu Wilis
Ibu Santi
Ibu Debby
Ibu Carla
Sdr. Edo
Sdri. Marlin
Ibu Ruth
Bp.
Andrew L
Sdr.
Sumito
Ev. Dodik
Ev. Edo
Walla
Ibu Ruth
Sdr.
Sumito
TEAM
Sdri.
Virgin
Sdri.
Happy
Ibu Mei
Ev. Heri
Sdri. Lia
Sdr. Irsan
37
e
JADWAL P E NATAL AYANAN
IBADAH UMUM
MAGZ
Minggu, 13 Agustus 2017
Penatalayanan
Tema
Ibadah
Remaja
(Pk. 10.00
WIB)
Ibadah
Umum I
(Pk. 07.00)
Ibadah
Umum II
(Pk. 10.00)
Ibadah
Umum III
Cab.
Darmo
(Pk.
07.00)
(Pk. 17.00)
Cab.
Darmo
(Pk.
10.00)
Kasih Yang Mengalahkan Ketakutan (1 Yohanes 4:17-18)
Pengkhotbah
Ev. Heri
Kristanto
Ev. Yohanes Dodik
Liturgos
Sdr. Calvin
Bp. Andreas W
Sdri. Helen
Sdr.
Sumito
Sdr.
Dave
Pelayan
Musik
Sdr. Andreas
Sdr. Daniel
Sdr. Aurel
Sdr. Arka
Sdr. Michael
Sdr. Ishak
Sdr. Hizkia
Sdr. Willy K
Sdr. Willy
Sdr.
James
TEAM
Pelayan
LCD
Sdri. Caroline
Sdr. Kevin
Sdri. Melissa
T
Penyambut
Jemaat
Sdri. Fefe
Sdri. Naomi
Ibu Titik
Sdri.
Krisna
Sdr. Yori
Sdr. Robin
Bp. Hendri
T
Ibu Melly
Ibu Evi
Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M.
Sdr. Yosi
Bp. Imbo
Ibu Yatmi
Bp. Andreas K
Ibu Rini
Doa Syafaat
Doa
Persembahan
Doa Pra
& pasca
Ibadah
Singer
Sdri.
Marlin
Sdri. Eka
Pdt. Yakub
Sdri. Naomi
Ev. Heri
Sdr. Robin
Bp. Andreas W
Sdri.
Henny
Sdr. Daniel
Ibu Sisca
Sdr. Ian
Ibu Ike
Sdri. Eka
Ev. Dodik
Sdr. Haris
Sdri. Angeline
Sdri. Suci Sdri. Suci
Sdri.
Sdri.
Clarine
Nike
38
e
JADWAL P E NATAL AYANAN
MAGZ
SEKOLAH MINGGU
6 Agustus 2017
6 Agustus 2017
Liturgis
Kak Evelyn
Kak Budi
Pelayan Musik
Kak Willy
Kak Willy
Doa Pra/Pasca
SM
Kak Venna
Kak Evelyn
Tema
Tuhan Menguji Iman
TUHAN MEMILIHKAN ISTERI
BAGI ISHAK
Bahan Alkitab
Kejadian 22:1-18;
Ibrani 11:17-19
Kejadian 22:1-18
Sion
Kak Budi
Kak Budi
Getsemani
Kak Suani
Kak Suani
Yerusalem
Kak Venna
Kak Mei
Nazareth
Kak Debby
Kak Dessy
Betlehem
Kak Santi
Kak Debby
Keterangan
(Pk. 09.30 WIB)
(Pk. 09.30 WIB)
IBADAH PEMUDA
Sabtu, 5 Agustus 2017
Sabtu, 12 Agustus 2017
Pengkhotbah
Pdt. Reyco W
Pdt. Reyco W
Litrugos
Sdri. Clara
Sdri. Clara
Pelayan Musik
TEAM
TEAM
Pelayan LCD
Sdr. Labson
Sdri. Christine
Penyambut Jemaat
Sdr. Anel
Sdr. Labson
Petugas Doa
Sdr. Fredy
Sdr. Fredy
Singer
Sdri. Yanti
Sdri. Lovery
Keterangan
(Pk. 18.30 WIB)
(Pk. 18.30 WIB)
Tema
39
e
Data Keh adir an Je m aat
MAGZ
Ibadah
DATA KEHADIRAN JEMAAT
Hari/Tanggal
Jumlah Jemaat
Umum 1
43
Umum 2
82
Umum 3
57
Sekolah Minggu
28
Remaja
Minggu, 30 Juli 2017
Keterangan
-
Pemuda
-
Cab. Darmo KU 1
22
Cab. Darmo KU 2
25
RM = -
POS Batam
17
SM = 66 ; RM = 43
POS Batu Aji
SM & RM = 30
40
Download