BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan merupakan mata pencaharian utama penduduk Indonesia disamping pertanian. Hewan yang banyak diternakan di Indonesia antara lain ayam, kambing, domba, sapi, kerbau, kuda, dan sebagainya. Dalam bidang peternakan, terdapat berbagai masalah yang harus diperhatikan, salah satunya yaitu pengolahan limbah hasil peternakan tersebut. Limbah yang dihasilkan dari kegiatan peternakan umumnya berupa kotoran hewan dalam bentuk padat maupun cair. Limbah padat merupakan semua limbah yang berupa padatan, antara lain kotoran ternak. Sedangkan limbah cair dapat berupa air seni dan kotoran, pakan, serta air sisa pembersihan ternak dan kandang (Hidayatullah et al., 2005). Dalam kotoran hewan terkandung berbagai unsur maupun senyawa yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan seperti nitrogen (N) dan fosfat (P). Kedua senyawa tersebut dapat menyebabkan terjadinya eutrofikasi pada ekosistem perairan. Universitas Gadjah Mada (UGM) melalui Kebun Pendidikan, Penelitian, dan Pengembangan Pertanian (KP4) merupakan salah satu instansi pendidikan yang mengembangkan usaha peternakan antara lain peternakan sapi di Kalitirto, Berbah, Sleman. Peternakan sapi tersebut menghasilkan limbah setiap harinya baik dalam bentuk padat maupun cair. Untuk saat ini, limbah peternakan sapi tersebut telah dikelola untuk produksi biogas. Akan tetapi pengolahan limbah tersebut belum maksimal 1 terutama limbah yang berbentuk cair. Oleh karena itu diperlukan solusi yang dapat mengoptimalkan pengolahan limbah tersebut. Sejalan dengan peningkatan kebutuhan energi dan penurunan cadangan sumber energi fosil (minyak bumi dan batu bara) serta gas bumi telah memacu penemuan sumber energi alternatif yang terbaharukan. Mikroalga merupakan organisme fotosintetik yang banyak diteliti sebagai sumber alternatif untuk biofuel karena mengandung karbohidrat, lemak, dan protein (Sankar and Ramasubramanian, 2012; Yang, 2012). Lemak tersebut dapat diolah menjadi biodiesel melalui proses ekstraksi, sedangkan karbohidratnya dapat diolah menjadi bioetanol. Untuk pertumbuhannya, mikroalga memerlukan medium yang mengandung C, N, dan P. Beberapa penelitian telah melaporkan bahwa limbah cair kegiatan peternakan dapat digunakan sebagai medium pertumbuhan mikroalga, karena mempunyai kandungan N dan P yang tinggi (Baumgarten et al., 1999; Cantrell et al., 2008; Markou and Georgakakis, 2011). Sedangkan, penelitian yang dilakukan oleh Cantrell et al., (2008) menunjukkan bahwa penggunaan mikroalga dalam pengolahan limbah cair kegiatan peternakan dapat menurunkan kandungan N dan P sebesar 95% dan 77%. Hal ini dapat menurunkan kemungkinan terjadinya eutrofikasi (Markou and Georgakakis 2011). Selanjutnya, Suyono and Albers (2011) melaporkan bahwa pemberian N tinggi di dalam medium dapat meningkatkan kandungan karbohidrat mikroalga sampai 30%. Selain nutrien dalam medium, pertumbuhan mikroalga juga dipengaruhi oleh beberapa faktor lingkungan antara lain cahaya, pH, 2 temperatur, dan sebagainya. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa cahaya biru (400-500 nm) dapat meningkatkan pertumbuhan mikroalga karena pada panjang gelombang cahaya tersebut laju fotosintesis berjalan optimal (Ӧpik and Rolfe, 2005). Perbedaan intensitas cahaya juga dilaporkan dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroalga karena semakin tinggi intensitas cahaya akan meningkatkan laju fotosintesis sampai batas optimal. Kenaikan laju fotosintesis tersebut akan meningkatkan produksi glukosa (monomer karbohidrat) sehingga kandungan karbohidrat total dalam mikroalga tersebut juga akan meningkat (Juneja et al., 2013). Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mempelajari penggunaan mikroalga Chlorella zofingiensis dalam pengolahan limbah cair peternakan sapi KP4 UGM dengan perlakuan cahaya biru pada intensitas tinggi (9000 lux) dan rendah (3000 lux) sehingga dapat mengurangi kandungan N dan P dalam limbah tersebut. Selain itu untuk meningkatkan kandungan karbohidrat Chlorella zofingiensis dengan menggunakan medium pertumbuhan yang mengandung limbah cair peternakan sapi tersebut sehingga dapat digunakan sebagai sumber bioetanol. B. Perumusan Masalah Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan yaitu : 1. Bagaimanakah pengaruh cahaya biru terhadap pertumbuhan dan kandungan karbohidrat mikroalga Chlorella zofingiensis yang 3 ditumbuhkan pada medium yang mengandung limbah cair peternakan sapi ? 2. Apakah penggunaan mikroalga Chlorella zofingiensis dengan perlakuan cahaya biru tersebut dapat mengurangi kandungan N dan P yang terkandung dalam limbah cair peternakan sapi ? C. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui pengaruh cahaya biru terhadap pertumbuhan dan kandungan karbohidrat mikroalga Chlorella zofingiensis yang ditumbuhkan pada medium yang mengandung limbah cair peternakan sapi. 2. Untuk mengetahui kemampuan mikroalga Chlorella zofingiensis dalam mengurangi kandungan N dan P dalam limbah cair peternakan sapi. 3. Manfaat Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yaitu ditemukannya metode untuk mengurangi kandungan N dan P dalam limbah cair peternakan sapi sehingga dapat mengurangi pencemaran lingkungan khususnya eutrofikasi. Selain itu juga meyediakan informasi mengenai metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan kandungan karbohidrat pada mikroalga yang dapat digunakan sebagai bahan baku bioetanol untuk mengatasi masalah krisis energi bahan bakar fosil. 4