1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Anestesi adalah hilangnya

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Anestesi adalah hilangnya rasa sakit yang disertai atau tanpa disertai
hilangnya kesadaran. Pada dasarnya anestesi digunakan pada tindakan-tindakan
yang berkaitan dengan pembedahan, sehingga hewan tidak dapat merasakan sakit.
Anestesi juga dipakai untuk restrain hewan agar hewan menjadi tenang (Sardjana
dan Kusumawati, 2004). Anestesi dibagi menjadi dua, yaitu anestesi lokal dan
anestesi umum. Anestesi lokal adalah hilangnya rasa sakit pada bagian tertentu
tanpa disertai dengan hilangnya kesadaran (Handoko, 1995). Anestesi umum
adalah hilangnya rasa sakit yang disertai dengan hilangnya kesadaran (Jacoby dan
Nieforth, 1995). Anestesi umum dibagi menjadi 3 golongan menurut bentuk
fisiknya yaitu anestesi gas, anestesi cair yang mudah menguap, dan anestesi yang
diberikan secara intra vena (iv) (Handoko, 1995).
Pemilihan anestesi yang mudah menguap (volatile anesthetic) dikarenakan
anestesi ini mempunyai sifat anestetik yang kuat pada kadar rendah dan relatif
lebih mudah larut dalam lemak, darah, dan jaringan. Kelarutan yang baik dalam
darah dan jaringan akan memperlambat terjadinya keseimbangan dan terlewatinya
induksi, untuk itu diberikan kadar yang lebih tinggi dari kadar yang dibutuhkan.
Untuk mempercepat induksi dapat juga diberikan zat anestesi lain yang kerjanya
cepat kemudian baru diberikan anestesi menguap (Handoko, 1995).
Isofluran merupakan anestesi umum berbentuk cair yang jika dipanaskan
pada suhu tertentu akan menguap, sehingga pemberiannya menggunakan mesin
1
2
anestesi gas (Mangku dan Senapathi, 2010). Isofluran sering digunakan pada
manusia karena relatif aman digunakan (Dittmar dkk., 2012). Isofluran aman
digunakan pada hewan dengan disfungsi ginjal karena aliran darah yang baik
selama anestesi dan kurang dari 1% yang dieliminasi melalui ginjal (Hall dkk.,
2001). Pemberian isofluran dapat mengakibatkan penurunan saturasi oksigen
karena menurunkan kemampuan alveoli pada saat proses inhalasi (Matthews,
2007).
Ketamin merupakan anestesi umum berbentuk cair yang memiliki sifat
tidak berwarna, stabil pada suhu ruangan, dan sensitif terhadap cahaya (Mangku
dan Senapathi, 2010). Ketamin bersama xylasin dapat dipakai untuk anestesi pada
hewan karena xylasin mampu menimbulkan efek relaksasi muskulus dan juga
mempunyai efek analgesi (mengurangi rasa sakit) (Ozkan dkk., 2010 ; Sardjana
dan Kusumawati, 2004). Pemberian ketamin tidak mempengaruhi sistem respirasi
dan memberikan efek dilatasi bronkus.
Pemberiaan
isofluran
dengan
induksi
ketamin
diharapkan
dapat
meningkatkan saturasi oksigen, sehingga kadar hemoglobin dalam darah juga
meningkat
(Mangku
mengakibatkan
dan
Senapathi,
2010).
Pemberian
anestesi
dapat
perubahan
gambaran
darah.
Pemberian
ketamin
dapat
meningkatkan jumlah sel darah merah dan konsentrasi hemoglobin (Hb).
Pemberian isofluran dilaporkan dapat menurunkan Packed cell volume (PCV),
konsentrasi Hb dan jumlah sel darah merah pada musang (Rizzi dkk., 2010).
Untuk itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui perubahan gambaran darah
3
anjing yang diberikan anestesi isofluran dengan induksi ketamin-xylasin dan
tanpa induksi ketamin-xylasin.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan yang terjadi akibat
pemberian isofluran dengan dan tanpa induksi ketamin-xylasin pada gambaran
darah anjing yang meliputi eritrosit, Packed cell volume (PCV), Mean
corpuscular volume (MCV), Mean corpuscular haemoglobine concentration
(MCHC), dan Mean corpuscular haemoglobine (MCH).
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan memberikan informasi teknologi anestetika
yang optimal dan aman digunakan.
Download