BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Layaknya makhluk hidup yang hidup didunia, sebuah perusahaan juga memiliki tahapan dalam hidupnya, melihat bahwa sebuah perusahaan memiliki siklus dalam hidupnya, hal ini menunjukkan bahwa daur hidup juga dimiliki oleh sebuah produk, antara lain; ada lahir, tumbuh, berkembang, menua/menurun dan perlahan mati. Metode daur hidup produk ini merupakan alat yang nantinya dapat membantu untuk mengetahui dan menganalisa tingkat kedewasaan dari sebuah produk dan industri. Memahami siklus hidup dari produk yang akan kita pasarkan secara otomatis akan berimbas secara langsung pada strategi pemasaran yang akan kita lakukan. Product Life Cycle perlu dipahami secara mendalam untuk menentukan strategi pemasaran akan kita gunakan nantinya. Seperti yang menjadi tujuan utama dari semua perusahaan yakni profit setinggi-tingginya, dan berada pada tahapan siklus hidup produk dewasa, dan tidak pernah menurun hingga mati. Sehingga keutungan besarpun dapat diraih Dalam menentukan strategi pemasaran, suatu perusahaan harus mengetahui tahapan suatu produk dalam daur hidup produk dengan tujuan agar perusahaan dapat mengambil kebijakan terhadap produk. Tak mungkin sebuah perusahaan yang tidak memahami siklus hidup produknya melakukan strategi pemasaran yang tepat, hal ini dikarenakan tim marketing perusahaan tidak akan mengetahui kapan waktunya perusahaan tersebut berada dalam tahapan sudah perlu melakukan ekspansi, atau ternyata masih memiliki pasar.market yang potensial dan belum diraih, atau bahkan belum memahami kapan dimana produk tersebut memerlukan distribusi yang besarbesaran dikala produk tersebut sudah memiliki awareness yang tinggi di masyarakat. Pemasaran itu sendiri merupakan proses yang tidak mungkin dapat dipisahkan dari sebuah perusahaan, Penerapan strategi pemasaran yang tepat bertujuan agar perusahaan dapat bertahan di ketatnya persaingan saat ini. Banyaknya perusahaan yang bersaing untuk meraup keuntungan dari masyarakat membuat sebuah perusahaan harus berusaha struggle dengan segala kemampuannya. 1 Melihat pada era sekarang ini, segala perubahan-perubahan yang terjadi amatlah cepat ditambah persaingan yang sangat ketat dalam bisnis menuntut sebuah perusahaan yang ingin bertahan dan unggul dalam persaingan untuk menjual produk yang sesuai dengan keinginan konsumen. Perusahaan-perusahaan tersebut harus mengetahui apa yang konsumen harapkan dan sejauh mana perusahaan telah mampu memenuhinya. Ditambah lagi pada masanya kini, konsumen yang memegang peranan dalam pengambilan keputusan produk apa yang mereka gunakan untuk pemenuhan kebutuhannya. Hal inilah yang membuat perusahaan harus lebih mengenal masa dan waktu hidup produk mereka dan memahaminya secara mendalam sehingga mengetahui apa-apa yang perlu dilakukan sebelum masa dari produk itu sendiri menua dan mulai ditinggalkan. Seperti yang dapat dilihat bersama, banyak sekali mass product yang beredar di pasaran dan seringkali membuat para produsen produk berjuang keras untuk melakukan promosi atas produknya, apalagi produk tersebut adalah produk yang dikonsumsi secara berkala oleh para konsumen. Air isotonic kemasan misalnya, produk ini memiliki banyak pesaing di jajarannya. Berbagai merk air isotonic kemasan beredar dengan sangat luas di pasaran, bahkan cenderung sangat pesat perluasannya.Tak heran perusahaan yang memproduksi air isotonic kemasan melakukan berbagai cara untuk mempertahankan daur hioup mereka sehingga tidak menjadi tua dan mati. Salah satu air isotonic kemasan yang seringkali kita dengar namanya, dan menjadi salah satu contoh produk yang cukup dikenal dan sudah mencapai tahapan dewasa adalah Mizone. Sekilas tentang Mizone yang merupakan produk yang diluncurkan oleh PT Tirta Investama selaku induk perusahaan dari PT Danone Aqua Mississippi. Mizone sendiri hadir dengan dua rasa, orange lime dan passion fruit dan sudah dikenal di New Zealand, Australia dan China. Mizone dikembangkan di Indonesia karena iklim negara ini yang tropis. Tinggal di daerah yang beriklim tropis dengan aktivitas sehari-hari yang padat, sangat berpotensi dalam menyebabkan tubuh kehilangan cairan. Padahal, kehilangan cairan sebesar 2% saja dapat menurunkan konsentrasi dan stamina tubuh kita. Menjawab kebutuhan tersebut, MIZONE hadir di Indonesia sebagai sebuah inovasi baru dalam kategori minuman ISOTONIK. Dalam tempo setahun Mizone berhasil memperoleh tahap dewasa dengan menempati posisi kedua dalam perolehan pangsa pasar minuman isotonik. Agresivitas Mizone berhasil meningkatkan awareness sekaligus melesatkan penjualannya sampai 2 akhirnya Mizone mengalami tahap penurunan karena terjegal kasus tidak mencantumkan kandungan bahan pengawet pada labelnya menjelang akhir tahun 2006. Mizone juga berhasil membuat market leader bereaksi. Pocari Sweat pada semester II 2006 menggenjot pemasarannya dengan menggelontorkan bujet promosi lebih besar. Menurut Sarchard Poeradisastra, Ketua Asosiasi Industri Minuman Ringan (ASRIM) Indonesia, Mizone berhasil menggerogoti sekitar 30% pangsa pasar Pocari Sweat. Selain melihat lebih dekat kepada produk digunakan secara berkala dan terus menerus oleh konsumen, tak dapat dipungkiri pula bahwa persaingan perusahan mature juga merambah dunia telekomunikasi yang notabene sekarang ini menjadi kebutuhan pokok masyarakat Indonesia pada umumnya dan Jakarta pada khususnya. Seperti yang diketahui bersama sarana telekomunikasi saat ini menjadi hal yang penting bagi masyarakat. Bahkan tak jarang terlihat bahwa hal ini menjadi poin utama yang harus dimiliki oleh semua orang. Melihat kondisi inilah para pengusaha provider telekomunikasi menjadikan ini sebuah peluang besar mereka untuk meraup keuntungan. Dapat diperhatikan perkembangan hal tersebut dipasaran, semakin banyaknya perusahaan provider yang muncul, membuat persaingan provider menjadi semakin ketat. Dalam hal ini Telkomsel sebagai sebuah produk provider telekomunikasi yang terkemuka dan sudah dikenal oleh masyarakat juga menjadi sebuah contoh produk yang sudah berada dalam tahapan dewasa (mature). Sedikit ulasan tentang Telkomsel yang kami dapatkan dari website resminya (www.telkomsel.com) Telkomsel merupakan market leader provider jasa penyedia telekomunikasi di Indonesia. Pada akhir 2005, Telkomsel memiliki hampir 23.5 pelanggan, yang secara statistic menggambarkan sekitar 54% market share. Operasional Telkomsel di Indonesia meningkat secara substansi sejak launching layanan pasca bayarnya-nya pada 26 Mei 1995. Pada November 1997, Telkomsel menjadi operator telekomunikasi seluler pertama yang memperkenalkan servis GSM pre-paid rechargeable. Telkomsel sendiri memiliki pertumbuhan Rp 2.801 miliar pada tahun 2000 menjadi Rp 14.77 trilyun pada 2004. Pada waktu yang sama, total pelanggan Telkomsel meningkat dari 1,7 juta pada 31 Desember 2000 menjadi 16,3 juta pada 31 Desember 2004. Melihat keadaan tersebut, maka Mizone dan Telkomsel menjadi salah satu acuan dan contoh sebuah produk yang dinilai sudah mencapai tahapan dewasa dan 3 mampu bertahan dalam tahapannya tersebut dengan mengatasi segala masalah yang terjadi dalam kondisinya tersebut. 1.2 Identifikasi Masalah Tak dapat dipungkiri, kompetisi yang terjadi antara produk yang berada pada kategori mature dalam melakukan strategi pemasarannnya saat ini bisa dikatakan semakin ketat. Para perusahaan yang berada dalam tahapan ini terus gencar menarik perhatian konsumen bahwa produknya adalah produk yang unggul, pertama dan mempunyai image positif dan kuat di benak konsumen dibanding produk pesaingnya. Hal ini dapat terlihat jelas saat ini, para perusahaan tersebut sibuk berlombalomba mengiklankan produknya dengan beraneka ragam bentuk promosi. Salah satu bentuk yang cukup menarik perhatian konsumen adalah pelaksanaan kegiatan promosi serentak dan langsung yang dinamakan Flash Mob1 seperti yang dilakukan oleh Mizone. Melihat banyak dan ketatnya persaingan diantara perusahaan yang memang dinilai sudah dalam tahapan mature, kendala utama yang mungkin dihadapi adalah: ‘Bagaimana produk mature dapat bertahan dalam kegiatan pemasarannya agar mereka masuk dalam tahapan menua dan kemudian mati?’. 1.3 Tujuan Penulisan Melihat bahwa adanya hal yang perlu dipahami secara mendalam mengenai tahapan dewasa siklus hidup dari sebuah produk, maka tujuan dari penulisan ini adalah: 1. Memahami bagaimana cara dari sebuah produk mature untuk dapat mempertahankan posisinya. 2. Mengetahui strategi pemasaran dari salah satu contoh produk Mature ’Mizone’ dalam mempertahankan siklus hidup dewasanya. 1.4 Manfaat Penulisan Adapun manfaat dari penulisan ini adalah: 1 Flash Mob itu sendiri menurut wikipedia adalah sekumpulan orang-orang, yang biasanya terdiri dari BANYAK SEKALI orang, yang berkumpul secara TIBA-TIBA di tempat umum, melakukan hal-hal yang unik dan tidak biasa dan biasanya memang tidak memiliki kegunaan secara khusus dalam waktu beberapa saat, kemudian setelah kegiatan/tindakan tersebut selesai, langsung berpencar dengan cepat. Tujuan dari flash mob itu sendiri adalah meraih atensi masyarakat terhadap kegiatan atau tindakan apapun yang dilakukannya. 4 1. Manfaat Akademis Penulisan ini diharapkan dapat menjadi acuan dan motivasi bagi studi ilmiah lainnya khususnya dalam level program Komunikasi Perikalanan untuk mempelajari dan memahami strategi pemasaran berdasarkan siklus hidup dari sebuah produk (Product Life Cycle - PLC) dengan lebih mendalam. 2. Manfaat Praktis Hasil penulisan ini juga diharapkan dapat memberikan pengetahuan terapan yang dapat diaplikasikan bagi para pelaku pemasaran tentang seberapa efektif pemahaman terhadap Product Life Cycle dalam menentukan strategi pemasaran sebuah produk mature. 1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan ini terdiri dari empat bab dengan rincian atau masingmasing bab tersebut sebagai berikut: BAB I: Pendahuluan Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang penulisan, pokok permasalahan, tujuan penelitian, metode penelitian, tinjauan kepustakaan dan sistematika penulisan BAB II: Kerangka Teori Dalam bab ini akan dibahas mengenai konsep-konsep dan teori-teori yang berkaitan dengan Product Life Cycle dan strategi pemasaran yang menjadi landasan Produk Mature dalam mempertahankan siklus hidupnya. BAB III: Metodologi Dalam bab ini dibahas mengenai metode penulisan secara keseluruhan dari penelitian ini, dari pendekatan yang dilakukan, sifat penelitian, metode penelitian, metode pengumpulan data serta analisis data dari semua hal yang telah didapat. BAB IV: Data dan Analisa Dalam bab ini, akan dijelaskan lebih jauh tentang semua data yang berhasil diperoleh. Data tersebut akan dijabarkan secara mendetail dan tidak bias dipungkiri ada beberapa hal yang tidak bisa didapatkan karena alas an kerahasiaan perusahaan. Data yang telah didapat kemudian akan dianalisis secara mendalam dalam bahasan bab ini. 5 BAB II KERANGKA TEORI II.1 Tinjauan Pustaka Metode daur hidup produk merupakan alat yang dapat membantu untuk menganalisa tingkat kedewasaan dari sebuah produk dan industri. Dalam penulisan karya tulis ini kami merujuk kepada penelitian yang dilakukan sebelumnya seperti pada jurnal asing yang berjudul ”Exploit The Product Life Cycle”, yang ditulis oleh Theodore Levitt yang diterbitkan oleh Harvard Business Review pada NovemberDecember 1965. Jurnal ini membahas tentang daur hidup produk yang tahap demi tahapnya semakin hari semakin pendek. Banyak produk dalam industri yang telah dewasa direvitalisasi oleh diferensiasi produk dan segmentasi pasar. Pada jurnal ini daur hidup produk dibahas secara sangat umum. Sama halnya pula pada artikel yang ditulis oleh C.R. Anderson and C. P. Zeithaml yang berjudul “Stage of the Product Life Cycle” yang diterbitkan oleh Academy of Management Journal pada tahun 1984. II.2 Konsep Pemasaran Umumnya orang mendefinisikan pemasaran dengan menjual atau mengiklankan suatu barang atau jasa, tetapi sebenarnya pemasaran lebih dari sekedar proses menjual atau mengiklankan produk saja. Pemasaran menurut Kotler dapat didefinisikan sebagai berikut: “Pemasaran adalah suatu proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain”. (Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, (Indeks, 2005), hal. 10) Sedangkan menurut Keegan, Moriarty, dan Duncan pemasaran didefinisikan sebagai berikut: “Marketing is the process of planning and executing the various activities that are involved in selling goods, services, or ideas and that lead to an exchange between a 6 seller and a buyer”. (Warren J. Keegan, Sandra E. Moriarty, dan Thomas R. Duncan, Marketing, (Englewood Cliffts, NJ: Prentice Hall, 1995), hal. 5) American Marketing Association mendefinisikan pemasaran di dalam Dictionary of Marketing Terms adalah: “Marketing is the process of planning and executing the conception, pricing, promotion, and distribution of ideas, goods, and services to create exchages that will satisfy individual and organizational objectives”. Dari semua pendefinisian tersebut, pemasaran merupakan proses yang melibatkan proses analisis, perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian yang mencakup barang, jasa dan gagasan yang tergantung pada pertukaran dengan tujuan menghasilkan kepuasan bagi pihakpihak yang terlibat, baik konsumen maupun perusahaan. II.3 Konsep Strategi Pemasaran Perencanaan strategi pemasaran bertujuan menemukan peluang menarik dan penyusunan strategi pemasaran yang memiliki orientasi kepada keuntungan (laba) bagi perusahaan. Dalam memasarkan produk yang dihasilkan agar dikenal masyarakat diperlukan kemampuan pemasaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, pada dasarnya dipengaruhi oleh pilihan terhadap strategi pemasaran yang digunakan. Strategi pemasaran adalah rencana yang menyeluruh, terpadu dan menyatu di bidang pemasaran, yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu pemasaran (Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep dan strategi (Jakarta: Rajawali Pres, 1988), hal. 37). Strategi pemasaran merincikan pasar target dan bauran pemasaran (marketing mix) yang berkaitan. Strategi pemasaran juga bisa didefinisikan sebagai “gambar besar” yang memperlihatkan hal-hal yang akan dilakukan perusahaan dalam pasar tertentu. Ada dua bagian yang diperlukan : 1. Pasar target, yaitu sekelompok konsumen yang homogen (serupa) yang akan dihimbau perusahaan. 2. Bauran pemasaran, yaitu sejumlah variabel yang dapat dikendalikan yang digabungkan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan kelompok target. (E. Jerome. McCarthy dan William D. Perreault, Jr, Dasar-dasar pemasaran, hal. 32) 7 Penetapan strategi pada dasarnya merupakan proses tindakan pengambilan keputusan guna menghadapi situasi-situasi yang ada dan yang diperkirakan dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki, sehingga diharapkan dapat memberikan hasil yang optimal bagi pihak perusahaan. Penetapan strategi dapat dipandang hasil dari proses bagaimana perusahaan mengambil keputusan mengenai faktor internalnya sesuai dengan sumber daya yang ada, dengan mempertimbangkan faktor eksternal perusahaan. Sebelum suatu strategi pemasaran dilaksanakan, Pihak perusahaan harus menganalisa keadaan lingkungan sekitar. Analisa lingkungan bertujuan untuk memantau lingkungan perusahaan. Lingkungan perusahaan mencakup semua faktor, baik yang berada didalam maupun diluar perusahaan yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan yang diinginkan. Dengan melakukan analisis terhadap lingkungan dalam menjalankan operasionalnya perusahaan berarti memaksimalkan kekuatan dan meminimalkan kelemahan-kelemahan serta akan memberikan peringatan dini guna mengatasi ancaman yang mungkin ada. Strategi pemasaran yang dijalankan perusahaan bertujuan untuk mencapai pasar sasaran yang tepat dari segmen pasar yang ada, sehingga apakah perusahaan akan menggunakan pendekatan pemasaran terdiferensiasi atau tidak, atau menggunakan pemasaran yang terkonsentrasi (Rambat Lupiyoadi, Manajemen Pemasaran Jasa: Teori dan Praktik (Jakarta: Salemba Empat, 2001), hal. 34-35), tiga alternatif bagi perusahaan dalam hal ini adalah: 1. Pemasaran tanpa pembedaan, yaitu pendekatan dimana tidak ada pembagian yang khusus atau segmen tertentu dalam pasar. 2. Pemasaran dengan pembedaan, yaitu perusahaan mengidentifikasi beberapa segmen dalam pasar dan menerapkan bauran pemasaran (marketing mix) yang berbeda bagi segmen tersebut. 3. Pemasaran terkonsentrasi, yaitu pasar terbagi dalam beberapa segmen, perusahaan tetap menetapkan suatu bauran pemasaran yang sama bagi setiap segmen yang ada. Strategi pemasaran yang dijalankan perusahaan bertujuan untuk mencapai tujuan pemasaran itu sendiri. Tujuan pemasaran tersebut merupakan komitmen kuantitatif dan 8 kualitatif yang dibuat untuk mencapai tujuan perusahaan. Tujuan pemasaran dinyatakan sebagai standar performa yang ditargetkan untuk dicapai dalam jangka waktu tertentu. II.4 Konsep Bauran Pemasaran Bauran pemasaran (marketing mix) merupakan konsep yang penting dilakukan sebuah perusahaan dalam menjalankan strategi pemasarannya. Pengembangan marketing mix bertujuan agar perusahaan dapat mencapai sasaran dan tujuannya. Bauran pemasaran (marketing mix) adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. (McCarthy, Op Cit, hal. 17) Sedangkan menurut Assauri bauran pemasaran (marketing mix) didefinisikan sebagai berikut : “Marketing Mix merupakan kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran, variabel mana yang dapat dikendalikan oleh perusahaan untuk mempengaruhi reaksi para pembeli atau konsumen”. (Assauri, Op Cit, hal. 180) Dari pengertian marketing mix diatas alat pemasaran yang dimaksud diklasifikasikan yang secara umum dikenal dengan 4P yaitu: product (produk), price (harga), place (tempat/distribusi), dan promotion (promosi/iklan). Sedangkan pada industri yang bergerak di bidang jasa, maka klasifikasinya ditambah dengan people (orang), process (proses), dan customer service (pelayanan konsumen). (Rambat Lupiyoadi dan A. Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, 2006, hal. 70). Penjelasan selanjutnya hanya akan memasukkan klasifikasi 4P product (produk), price (harga), place (tempat/distribusi), dan promotion (promosi/iklan) ditambah people (orang). Tidak diikut sertakan penjelasan mengenai proses hanya untuk tujuan penyederhanaan penjelasan, sedangkan penjelasan mengenai klasifikasi customer service (pelayanan konsumen) sebagian penjelasan akan masuk pada klasifikasi people (orang). 9 Bauran pemasaran (marketing mix) tersebut penjelasannya sebagai berikut: 1. Product (produk) Produk merupakan hal yang paling utama yang menjadi perhatian konsumen. Produk merupakan keseluruhan konsep objek atau proses yang memberikan sejumlah nilai pada konsumen. Pada perusahaan jasa, produk jasa tidak menimbulkan beralihnya kepemilikan dari penyedia jasa kepada konsumen. (Ibid) Perusahaan harus bisa menghasilkan produk jasa yang unggul serta dibutuhkan dan disenangi konsumen agar sebuah produk jasa bisa laku di pasaran. Identifikasi produk jasa tersebut dengan sangat jelas juga akan sangat membantu konsumen mengingat produk jasa yang disediakan perusahaan. Keputusan paling mendasar yang harus diambil oleh sebuah perusahaan adalah produk jasa yang bagaimana yang harus disediakan untuk konsumen (target market). Strategi produk ini merupakan variabel yang sangat penting karena akan mempengaruhi variabel-variabel lainnya. Yang dimaksud dalam pembahasan produk jasa di sini adalah Total Produk, yang terdiri dari (Ibid, hal. 71) : a. Produk inti (core product), merupakan fungsi inti dari produk tersebut. b. Produk yang diharapkan (expected product), produk apa yang diharapkan konsumen. c. Produk tambahan (augmented product), tambahan produk dengan berbagai jasa yang menyertainya, seperti pemasangan, pelayanan, pemeliharaan, dan pengantaran cuma-cuma. d. Produk potensial (potential product). 2. Price (harga) Harga adalah segala sesuatu atau nilai yang ditetapkan bagi sebuah produk. (McCarthy, Op Cit, hal. 352) Harga yang ditentukan perusahaan dengan tepat akan sangat mempengaruhi konsumen untuk melakukan keputusan pembelian. Harga juga akan memberi nilai kepada konsumen dan akan mempengaruhi citra produk. Ada beberapa hal yang akan sangat mempengaruhi penentuan harga. Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan harga adalah: a. Pemosisian (positioning) jasa. 10 b. Sasaran perusahaan. c. Tingkat persaingan. d. Siklus hidup jasa. e. Elastisitas permintaan. f. Struktur biaya. g. Sumber daya yang digunakan. h. Kondisi ekonomi secara umum. i. Kapasitas jasa. (Rambat Lupiyoadi dan A. Hamdani, Op Cit, hal. 73) Ada beberapa hal pula yang menjadi strategi penentuan harga (Ibid, hal. 106), yaitu: a. Skimming pasar (Market Skimming) Dalam skimming pasar, produk baru awalnya ditawarkan dengan harga premium. Tujuannya adalah untuk menutup biaya investasi secepatnya. Strategi ini sesuai jika: pertama, merek baru mempunyai kelebihan atau keunggulan dibanding merek-merek yang pernah ada. Kedua, merek tersebut dilindungi oleh hak paten. b. Penentuan harga penetrasi (Penetration pricing) Penentuan harga produk baru yang relatif murah dengan tujuan memperluas pangsa pasar. c. Penentuan harga prestis dan ekonomis (Prestige and economy pricing) Penentuan harga prestis adalah strategi menaikkan harga jasa diatas harga rata-rata dan penentuan harga ekonomi adalah strategi menurunkan harga jasa dibawah harga rata-rata. d. Penentuan harga majemuk (Multiple pricing) Penentuan harga ini merupakan diskon kuantitas. Harga yang lebih murah dikenakan jika kuantitas produk atau jasa yang dibeli semakin banyak. Biasanya ditemukan pada toko-toko retail. e. Penentuan harga ganjil (Odd pricing) Penentuan harga ganjil didasarkan konsep psikologi dimana Rp 999, dirasakan secara psikologi, lebih rendah dari Rp 1.000 (belum ribuan, masih ratusan). Dalam penentuan harga jasa ini tergantung dari banyak hal, karena memang tidak ada satu pun metode yang tepat untuk semua kondisi. (Ibid, hal. 107-108) Halhal tersebut antara lain: 11 a. Besarnya anggaran iklan/promosi yang diinginkan Jika anggaran promosi rendah mungkin karena harga barang atau jasa rendah. Untuk meningkatkan promosi maka harga harus ditingkatkan. b. Jenis produk Harga produk sebaiknya kompetitif dengan produk lain. c. Sasaran pangsa pasar Pangsa pasar dan harga biasanya berbanding terbalik. Jika ingin pangsa pasar yang tinggi maka harga harus rendah, begitu pula sebaliknya. d. Saluran pemasaran Semakin banyak tingkatan saluran pemasaran, maka harga yang ditetapkan semakin tinggi. e. Pandangan tentang laba Jika perusahaan ingin menutup biaya maka hendaknya harga awal tinggi, sementara untuk memelihara penjualan jangka panjang maka harga hendaknya ditetapkan rendah. f. Keragaman atau keunikan produk Produk yang mempunyai banyak fungsi dapat dikenakan harga yang tinggi daripada produk dengan satu fungsi. g. Ada atau tidaknya jasa tambahan Dalam produk adakalanya kita menemukan jasa tambahan. Contoh: pemasangan dan pelatihan. h. Siklus hidup penggunaan produk Produk yang tahan lama dapat dikenakan harga yang lebih tinggi daripada produk sekali pakai. i. Amortisasi investasi Penutupan investasi dapat dilakukan secara cepat dengan menetapkan harga yang tinggi daripada harga yang rendah. j. Ancaman pesaing baru Jika ancaman persaingan muncul, sebaiknya menetapkan harga yang rendah. Jika tidak ada ancaman, gunakan penentuan harga skimming. Terdapat beberapa metode penetapan harga, diantaranya yaitu: a. Penetapan harga yang paling mendasar adalah dengan menambahkan penambahan yang standar terhadap biaya produksi (mark up). 12 b. Penetapan harga sasaran pengembalian adalah dengan perusahaan menentukan harga yang akan menghasilkan sasaran tingkat pengembalian atas investasinya (ROI). c. Penetapan harga nilai yang diterima yaitu semakin banyak perusahaan yang menetapkan harga berdasarkan pada nilai yang diterima dari produk mereka. Perusahaan melihat pada persepsi nilai konsumen bukan pada biaya penjual sebagai kunci dalam menetapkan harga, perusahaan menggunakan variabel non harga dalam bauran pemasaran untuk membangun nilai yang dirasa dalam benak konsumen. d. Harga yang sedang berlaku adalah penetapan harga menurut harga yang sedang berlaku saat ini pada pasar. Perusahaan menentukan harganya berdasarkan hargaharga pesaing, yang berarti kurangnya perhatian pada biaya atau permintaannya sendiri, perusahaan mungkin menetapkan harga yang sama, lebih tinggi atau kurang daripada harga pesaing utamanya. e. Harga tawaran tertutup adalah penetapan harga yang berorientasi pada persaingan yang mana merupakan hal umum dimana perusahaan-perusahaan berusaha mendapatkan pelayanan melalui tender. Perusahaan-perusahaan ini mendasarkan harganya dengan harapan bagaimana pesaing akan menetapkan harga dan bukan pada sekedar pada hubungan yang kaku antara biaya dan permintaan perusahaan, perusahaan ingin memenangkan kontrak dalam hal itu biasanya memerlukan harga yang lebih rendah daripada harga para pesaing. Strategi penetapan harga menjadi sesuatu yang perlu diperhatikan dalam situasi menetapkan harga pada produk baru. (Philip Kotler dan Gary Armstrong, terj.,Alexander Sindoro, Dasar-Dasar Pemasaran: Principles of Marketing 7e, Jilid 1,(Jakarta: Prenhallindo, 1997), hal. 340) 3. Distribution (saluran distribusi) Pemilihan saluran distribusi yang tepat dalam penyampaian jasa akan sangat mempengaruhi kualitas jasa yang diberikan. Saluran distribusi adalah setiap rangkaian perusahaan atau orang yang ikut serta dalam arus barang dan jasa dari produsen kepada pemakai atau konsumen akhir. (Ibid, hal. 228) Saluran distribusi yang dapat dipilih perusahaan antara lain: 13 a. Penjual langsung (direct sales). b. Agen atau broker. c. Agen/broker penjual atau pembeli. d. Waralaba (franchise) dan pengantar jasa terkontrak. (Ibid, hal. 74) 4. Promotion (promosi) Promotion (promosi) adalah kegiatan mengkomunikasikan informasi dari penjual kepada pembeli atau pihak lain dalam saluran untuk mempengaruhi sikap dan perilaku. (McCarthy, Op cit, Hal. 294) Promosi sering juga disebut sebagai komunikasi pemasaran, yaitu suatu kegiatan yang berusaha mengkomunikasikan produk dan jasa yang bertujuan mendorong pelanggan sasaran untuk melakukan pembelian. Promosi dipandang sebagai arus informasi atau organisasi tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran. Promosi juga bertujuan memberitahu pelanggan target tentang ketersediaan produk yang tepat pada tempat yang tepat dan pada harga yang tepat. Promosi memiliki berbagai elemen yang disebut dengan Promotion Mix, yang terdiri dari penjualan perorangan (personal selling), penjualan missal (mass selling), periklanan (advertising), publisitas (publicity-public relations), dan promosi penjualan (sales promotion). Adapun beberapa metode promosi yang bisa dilakukan oleh perusahaan adalah: a. Penjualan perorangan (personal selling) Untuk menginformasikan kepada masyarakat secara langsung mengenai produk-produk yang akan dijual. Dengan personal selling bisa terjadi komunikasi dua arah antara perusahaan dengan konsumen dan sekaligus dapat menjalin hubungan baik dengan konsumen. Hubungan yang baik antara perusahaan dengan konsumen harus selalu dijaga agar dapat menciptakan konsumen yang loyal terhadap perusahaan. b. Penjualan massal (mass selling) Penjualan massal (mass selling) adalah kegiatan berkomunikasi dengan sejumlah besar pelanggan potensial pada saat yang sama. (Ibid) Cara ini tidak sebaik jika dibandingkan dengan penjualan perorangan karena penjualan perorangan menyediakan umpan balik segera walaupun biaya akan sangat mahal. Tetapi apabila 14 pasar targetnya besar dan menyebar, penjualan massal akan lebih murah. Ada dua bentuk utama penjualan massal, yaitu: 1) Periklanan (Advertising) Periklanan (Advertising) adalah setiap bentuk penyajian gagasan, barang, atau jasa yang dibayar, yang sifatnya bukan pribadi oleh sponsor yang dapat dikenali. (Ibid) Iklan yang dipakai harus selalu diperhatikan penyajian iklan seperti memilih gambar, warna-warna menarik, menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti dan menarik. Media promosi yang digunakan mempunyai tujuan utama memberikan informasi kepada masyarakat yang tidak terjangkau oleh tenaga penjual. Media-media yang dapat digunakan antara lain seperti majalah, surat kabar, radio, dan TV, tanda (simbol), dan selebaran melalui pos. Hal-hal yang menjadi pertimbangan pemakaian media adalah: (a) Jumlah suatu media. Umumnya jumlah media baik cetak maupun elektronik yang beredar di masyarakat sangat banyak, maka dengan menggunakan media ini diharapkan akan lebih banyak yang mengenal produk yang dipasarkan. Hal ini juga tentunya tidak terlepas dari pertimbangan apakah produk yang akan diiklankan pada media tersebut sesuai segmen pasarnya. (b) Kemudahan untuk memperoleh media Media cetak dan elektronik sarana pencapaian informasi yang tersedia dimana saja, harganya sangat terjangkau oleh semua lapisan masyarakat, dan sangat mudah dicari. (c) Media dapat digunakan berulang kali Media bisa dimanfaatkan berulang kali sehingga dapat mengingatkan masyarakat akan iklan yang dipasang. 2. Publisitas (publicity) Publisitas (publicity) adalah setiap bentuk penyajian gagasan, barang, atau, jasa yang tidak dibayar, tetapi orang yang mempublikasikannya tetap dibayar. (Ibid, hal. 295) Misalnya dengan produsen melakukan suatu acara bincang-bincang di suatu media nasional. 15 c. Promosi penjualan (sales promotion). Promosi penjualan (sales promotion) bertujuan merangsang minat, usaha mencoba, atau pembelian oleh pelanggan akhir atau pihak lain dalam saluran pemasaran. Promosi penjualan dapat diarahkan kepada konsumen langsung, perantara, atau karyawan. 5. People (Orang) Dalam pemasaran jasa, orang berfungsi sebagai service provider (penyedia layanan) yang sangat mempengaruhi kualitas jasa yang disampaikan. Terdapat empat kriteria peranan atau pengaruh dari aspek “orang” yang mempengaruhi konsumen, yaitu: a. Contractors: ‘Orang’ disini berinteraksi langsung dengan konsumen dalam frekuensi yang cukup sering dan sangat mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli. b. Modifiers: ‘Orang’ disini tidak secara langsung mempengaruhi konsumen tetapi cukup sering berhubungan dengan konsumen, contoh: resepsionis. c. Influencers: ‘Orang’ disini mempengaruhi konsumen dalam keputusan untuk membeli tetapi tidak secara langsung kontak dengan konsumen. d. Isolateds: ‘Orang’ disini tidak secara langsung ikut serta dalam bauran pemasaran dan juga tidak sering bertemu dengan konsumen, contoh: karyawan bagian SDM, administrasi. (Rambat Lupiyoadi dan A. Hamdani, Op Cit, hal. 75) II.5 Konsep Daur Hidup Produk (Mature) Setelah meluncurkan produk baru, tentunya perusahaan ingin produknya bisa terus diterima pasar dalam jangka waktu yang panjang. Walaupun perusahaan tidak mungkin berharap produknya akan dapat dijual selamanya, perusahaan pasti berusaha untuk dapat meperoleh laba yang semaksimal mungkin untuk menanggung semua resiko yang mungkin timbul saat produk tersebut dipasarkan. Tidak berbeda dengan makhluk hidup produk memiliki suatu siklus hidup atau daur hidup produk yang dikenal dengan nama Product Life Cycle (PLC). Daur hidup produk menguraikan tahapan yang dilalui suatu produk baru dari awal sampai akhir. Menurut Keegan, Moriarty, dan Duncan daur hidup produk didefinisikan sebagai berikut: 16 “The set of stages through which a product passes in the market place over time”. (Keegan, Moriarty, dan Duncan, Op Cit, hal. 366) Menurut Zeithaml dan Anderson, PLC didefinisikan: “Product Life Cycle (PLC) is Analyzes the profitability of a product at different stages of its life cycle”. (C.R. Anderson and C. P. Zeithaml, Stage of the Product Life Cycle, (Academy of Management Journal, 1984), hal. 137) Daur hidup produk adalah suatu konsep penting yang digunakan untuk menggambarkan serangkaian tahap dari suatu produk mulai dari tahap perkenalan (introduction) sampai produk tersebut mulai mengalami penurunan penjualan hingga akhirnya keluar dari pasar (decline). Pada konsep daur hidup produk ini akan membahas mengenai tahapan- tahapan suatu produk selama riwayat penjualannya dan melakukan identifikasi dimana produk tersebut berada. Dengan mengenali tahapan produk, maka dapat ditentukan rencana pemasaran yang lebih baik, sebab sikap dan kebutuhan pelanggan dapat berubah-rubah selama daur hidup produk. Daur hidup suatu produk memiliki empat tahap, yaitu (Philip Kotler, Op Cit, hal. 327-331): a. Perkenalan (Introduction) Pada tahap ini produk pertama kali memasuki pasar dan ditandai dengan pertumbuhan penjualan yang lambat, jumlah pesanan yang masih sedikit serta harga yang stabil. Distribusi bergerak lambat dan keuntungan yang sangat kecil. Hal ini disebabkan sebagian besar konsumen belum mengenal produk dan proses pengambilan keputusan terhadap produk yang masih tergantung arahan penjual. Selain itu sebagian besar keuntungan digunakan untuk biaya operasional yang masih relatif tinggi pada tahun-tahun awal. Pada tahap ini diperlukan promosi yang sifatnya informatif untuk memberitahu pelanggan tentang keunggulan dan penggunaan produk baru tersebut. (McCarthy, Op Cit, hal. 208) b. Pertumbuhan (Growth) Pada tahap ini ditandai dengan persaingan yang kuat, volume penjualan yang tinggi dan munculnya para pesaing, harga yang menurun serta distribusi yang bergerak cepat. 17 c. Kedewasaan (Maturity) Pada tahap ini ditandai dengan rata-rata penjualan yang semakin menurun, keuntungan relatif stabil dan jumlah pesaing relatif meningkat walaupun tidak sebesar pada tahap pertumbuhan, tetapi tingkat persaingan menjadi lebih keras. Tahap kedewasaan dibagi dalam tiga fase. Fase pertama: Kedewasaan tumbuh (growth maturity), Tingkat pertumbuhan penjualan mulai turun, Tidak ada saluran distribusi baru yang dapat diisi, Beberapa pembeli yang terlambat masih memasuki pasar. Fase kedua: Kedewasaan stabil (stable maturity), Penjualan menjadi datar dalam basis per kapita karena kejenuhan pasar Sebagian besar konsumen potensial telah mencoba produk itu, Penjualan masa depan ditentukan oleh pertumbuhan populasi dan permintaan pengganti. Fase ketiga: d. Kedewasaan menurun (decaying maturity), Tingkat penjualan absolute mulai menurun, Pelanggan mulai beralih ke produk lain, Pelanggan beralih ke produk subtitusinya. Penurunan (Decline) Pada tahap ini ditandai dengan penurunan penjualan baik secara lambat maupun cepat. Hal ini terjadi karena masuknya produk baru yang menggantikan produk lama. Persaingan harga dari produk yang hampir “mati” semakin lebih ketat. Akan tetapi perusahaan yang memiliki merek yang kuat dapat tetap mempertahankan perolehan labanya sampai benar-benar produk tersebut keluar dari pasar. Perusahaan ini berarti telah berhasil membedakan produknya dengan produk sejenis yang dihasilkan perusahaan lain. 18 Berapa lama seluruh daur hidup produk akan berlangsung berbeda-beda dari satu produk ke produk lainnya. Sebuah produk akan bergerak melalui tahap-tahap awal daur hidup dengan lebih cepat apabila memiliki ciri-ciri tertentu. Semakin besar keunggulan bersaing suatu produk dibandingkan dengan produk-produk lain yang telah ada di pasar, semakin cepat juga pertumbuhan penjualannya. Sekalipun kehidupan produk yang berbeda tidak sama, umumnya daur hidup produk semakin pendek. Ini sebagian diakibatkan oleh cepatnya pertumbuhan teknologi. Sebuah temuan baru dapat memungkinkan munculnya banyak produk baru untuk menggantikan yang lama. (McCarthy, Op Cit, hal. 352) Gambar II.1 Daur Hidup Produk PRODUCT LIFE CYCLE CURVE Intro Growth Mature Decline SALES TIME A. Pengukuran Daur Hidup Produk dengan Menggunakan Metode Polli and Cook Untuk menentukan tahapan dimana suatu produk itu berada diperlukan suatu kriteria tertentu. Rollando Polli dan Victor Cook mengemukakan suatu rumusan untuk menentukan daur hidup produk yang berdasarkan perubahan penjualan riil. (Yoran Wind, Product policy: Concept, Methods and Strategy, (Addison, Wesly Publishing Co.1992), hal. 52) Langkah-langkah yang harus dilakukan menurut Polli and Cook: 1. Mengurutkan besarnya penjualan pertahun. 2. Menghitung persentase perubahan setiap tahun dan total dari persentase penjualan yang merupakan nilai harapan (expected value) untuk x, x adalah persentase perubahan penjualan pertahun. 19 3. Menghitung rata-rata total persentase perubahan penjualan atau x sehingga diperoleh besarnya nilai µ. Kemudian nilai x dikurangkan dengan µ setiap periode pengamatan. 4. Perhitungan pada langkah ke-3 dikuadratkan dan dihitung nilai totalnya setelah itu dapat dilihat standar deviasinya (σ2). σ2 = ∑(x - µ)2 atau σ2 = 1 ∑(x-µ)2 n-1 5. Mencari nilai µ + 0.5σ sehingga didapatkan untuk z dan µ - 0.5σ untuk mendapatkan titik x. Dengan menggunakan rumus tersebut dapat ditemukan tahap kehidupan produk berdasarkan batasan-batasan sebagai berikut: 1. Tahap pertumbuhan (Growth) adalah bila jumlah nilai persentase perubahan penjualan lebih besar dari µ + 0.5σ 2. Tahap kedewasaan (Maturity) adalah bila jumlah nilai persentase perubahan penjualan diantara µ - 0.5σ dan µ + 0.5σ 3. Tahap penurunan (Decline) adalah bila jumlah nilai persentase perubahan penjualan kurang dari µ - 0.5σ. B. Penentuan Strategi Pemasaran Berdasarkan Daur Hidup Produk Secara garis besar konsep daur hidup produk sangat berguna dalam rangka mengembangkan strategi pemasaran dalam berbagai tahap dalam daur hidup produk. Strategi pemasaran yang digunakan dalam tahapan daur hidup produk terdiri dari: 1. Tahap Perkenalan (Introduction) Empat strategi pemasaran yang dapat digunakan dalam tahap ini adalah: a. Strategi peluncuran cepat (rapid-skimming strategy) merupakan peluncuran produk baru pada harga tinggi dengan tingkat promosi tinggi. Perusahaan mengenakan harga tinggi untuk memperoleh laba per unit yang setinggi mungkin. Biaya promosi yang tinggi untuk meyakinkan pasar tentang manfaat produk walaupun harganya mahal. Promosi yang tinggi ini juga dapat mempercepat 20 penetrasi pasar. Strategi ini dapat diterima dengan asumsi: sebagian pasar potensial tidak menyadari produk itu; konsumen telah sadar akan produk dan dapat membayar harga yang diminta; dan perusahaan menghadapi persaingan potensial dan bermaksud membangun preferensi merek. b. Strategi peluncuran lambat (low-skimming strategy). Strategi ini bisa diterima dengan asumsi: ukuran pasar terbatas; sebagian besar pasar sadar akan produk itu; pembeli bersedia membayar dengan harga tinggi; dan persaingan potensial belum mengancam. c. Strategi penetrasi cepat (rapid-penetration strategy). Strategi ini bisa diterima bila pasar besar, pasar tidak menyadari kehadiran produk; sebagian besar pembeli peka terhadap harga; terdapat persaingan potensial yang kuat; dan biaya produksi per unit turun sejalan dengan skala produksi dan bertambahnya pengalaman manufaktur. d. Strategi penetrasi lambat (slow-penetration strategy) Perusahaan percaya permintaan pasar sangat peka terhadap harga tetapi kurang peka terhadap promosi, strategi ini masuk akal bila pasar besar; pasar sangat sadar akan produk; pasar peka terhadap harga; dan ada persaingan potensial. 2. Tahap pertumbuhan (Growth) Strategi pemasaran pada tahap pertumbuhan: a. Perusahaan meningkatkan kualitas produk serta menambahkan keistimewaan produk baru dan gaya yang lebih baik. b. Perusahaan menambahkan model-model baru dan produk-produk penyerta (yaitu, produk-produk dengan berbagai ukuran, rasa dan sebagainya yang melindungi produk utama). c. Perusahaan memasuki segmen pasar baru. d. Perusahaan meningkatkan cakupan distribusinya dan memasuki saluran distribusi baru. e. Perusahaan beralih dari iklan yang membuat orang menyadari produk (productawareness advertising) ke iklan yang mebuat orang memilih produk (productpreference advertising). f. Perusahaan menurunkan harga untuk menarik pembeli yang sensitif terhadap harga di lapisan berikutnya. 21 3. Tahap kedewasaan (Maturity) Pada tahap dewasa, beberapa perusahaan meninggalkan produk mereka yang kurang kuat. Mereka memilih untuk mengkonsentrasikan sumber daya mereka pada produk yang lebih menguntungkan dan pada produk baru. Strategi pemasaran pada tahap dewasa, beberapa strategi yang dapat dilakukan: a. Modifikasi pasar. Perusahaan dapat mencoba memperluas pasar untuk mereknya yang mapan dengan mengatur dua faktor yang membentuk volume penjualan, yaitu jumlah pemakai merek dan tingkat pemakaian per pemakai. Perusahaan dapat mencoba memperluas jumlah pemakai merek dengan tiga cara: 1) Mengubah orang yang bukan pemakai 2) Memasuki segmen pasar baru 3) Memenangkan pelanggan pesaing Volume pemakaian dapat juga ditingkatkan dengan meyakinkan pemakai merek sekarang untuk meningkatkan pemakaian tahunan merek tersebut, dengan strategi: 1) Penggunaan lebih sering 2) Lebih banyak pemakaian pada saat penggunaan 3) Penggunaan baru dan lebih bervariasi b. Modifikasi produk Perusahaan dapat mendorong penjualan dengan memodifikasi karakteristik produk melalui: 1) Peningkatan kualitas Hal ini bertujuan meningkatkan kinerja fungsional produk seperti, daya tahan, keandalan, kecepatan, rasa, dsb. 2) Peningkatan keistimewaan Hal ini bertujuan menambah keistimewaan baru seperti, ukuran, berat, bahan, bahan tambahan, aksesoris. Keanekagunaan, keamanan, atau kenyamanan produk akan semakin meluas. 3) Peningkatan gaya. Hal ini bertujuan meningkatkan daya tarik estetis suatu produk agar lebih menarik perhatian konsumen. 22 c. Modifikasi bauran pemasaran Perusahaan juga dapat mencoba mendorong penjualan dengan memodifikasi berbagai elemen bauran pemasaran, seperti: 1) Memberikan potongan harga 2) Membuka saluran distribusi yang lebih luas 3) Menambah pengeluaran untuk iklan 4) Meningkatkan promosi penjualan 5) Meningkatkan pelayanan 4. Tahap penurunan (Decline) Strategi pemasaran selama masa penurunan: 1) Mengidentifikasi produk lemah. 2) Menentukan strategi pemasaran yang harus segera dilakukan. 3) Keputusan penghentian. 23 Tabel II.1 Hubungan antara Daur Hidup Produk dengan bauran Pemasaran Strategy Introducing Growth Mature Decline Menawarkan Menawarkan Diversifikasi Menarik jenis produk dasar produk, merek dan produk yang pelayanan dan garansi lemah Objectives Strategi Produk garansi Strategi Harga Menggunakan Harga Harga untuk Menurunkan cost plus menembus menyaingi harga pasar pesaing berat Strategi Membangun Membangun Membangun Lebih selektif Distribusi distribusi distribusi distribusi lebih dengan selektif intensif intensif menghapus outlet yang tidak menguntungkan Strategi Promosi Membangun Mengadakan Terus Dikurangi promosi pengurangan mendorong sampai tingkat penjualan yang untuk pergeseran minimal gencar untuk memanfaatkan merek membujuk agar permintaan orang mau konsumen mencoba Strategi Membangun Membangun Menekankan Mengadakan Periklanan kesadaran kesadaran dan perbedaan dan pengurangan produk diantara minat terhadap keunggulan sampai tingkat pengadopsian pasar merek yang dibutuhkan awal dengan untuk agen mempertahankan pelanggan yang royal Sumber: Philip Kotler, Marketing Management, Analysis, Planning, Implementations, and Control, 8thed (Englewood Cliffts, NJ: Prentice Hall, 1994), hal.365 24 BAB III METODOLOGI III.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan yang dipakai dalam penyusunan makalah ini adalah kualitatif, yaitu ; Sebuah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara utuh. Individu atau organisasi tidak boleh diisolasi ke dalam variable atau hipotesis, tapi perlu memandangnya sebagai bagian dari sebuah keutuhan. (Bogdan & Taylor, 1975 :5. Jelasnya, penelitian kualitatif bertujuan memperoleh pemahaman yang otentik mengenai pengalaman orang-orang, sebagaimana dirasakan orang-orang bersangkutan. Dengan mengikuti pendekatan kualitatif, pengetahuan strategi pemasaran produk mature dalam penyusunan karya ilmiah ini akan menghasilkan suatu analisa deskriptif berupa kata-kata tertulis dari pengamatan terhadap pelaksanaan strategi pemasaran dua produk mature yang menjadi case-study dalam makalah ini. III.2 Sifat Penelitian Sifat penelitian yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah penelitian eksploratif. Dalam pemyusunan karya ilmiah ini, penelitian eksploratif yang diangkat adalah penelitian yang menggali faktor-faktor yang berperan dalam strategi pemasaran pada produk mature. Tujuan dari penelitian eksploratif ini, adalah : 1. Untuk memberikan masukan signifikan pada situasi yang berkaitan dengan permaslahan. 2. Untuk mendapatkan jawaban akan mengapa, bagaimana dan kapan hal itu terjadi. Informasi yang dibutuhkan pada tahap ini biasanya relatif dirumuskan secara longgar dan proses risetnya sendiri fleksibel dan tidak terstruktur. Misalnya riset eksploratoris dapat berupa wawancara dengan pakar industri atau pihak perusahaan yang mengerti akan produk yang dikaji. Jumlah sampelnya kecil dan tidak harus representative (mewakili). Data primernya bersifat kualitatif sehingga analisisnya juga 25 kualitatif.Oleh sebab itu, tema riset eksploratif bersifat tentative dan dijadikan input bagi penelitian lebih lanjut. Dalam penyusunan karya tulis ilmiah eksploratif ini, penulis melakukan analisis terhadap faktor-faktor yang melatarbelakangi serta mendukung dalam strategi pemasaran produk mature dalam dua contoh kasus yang telah dijelaskan pada bab 1. Untuk tujuan tersebut, penulis menghimpun fakta berupa data-data yang menjadi kajian observasi. Dari nterpretasi yang ditemukan, diharapkan karya ilmiah ini dapat merangsang penjelasan-penjelasan baru yang bermanfaat bagi perkembangan strategi pemasaran pada produk mature. III.3 Metode Penelitian : Observasi terhadap produk-produk mature III.3.1 Unit Observasi : Produk-produk yang menjadi contoh kasus yakni produk mature dari kategori Minuman Isotonik dan Produk penyedia jasa layanan komunikasi mobile III.3.2 Unit Analisis : Individu Informan dari pihak perusahaan III.4 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data menggunakan data primer dan data sekunder. Data Primer dari observasi terhadap produk-produk dalam kategori produk mature yang terdapat di Internet kemudian mengambil dua contoh kasus dan data dari hasil wawancara dengan pihak perusahaan. Sedangkan data primer didapat dari studi kepustakaan. Untuk wawancara, penulis menggunakan wawancara tak berstruktur, yakni wawancara yang dilakukan berdasarkan pada suatu pedoman atau catatan yang berisi butir-butir atau pokok-pokok pemikiran mengenai hal-hal yang terkait dengan permasalahan makalah ini. III.5 Analisis Data Untuk kepentingan analisis, penulis menggunakan analisis strategi pemasaran. Dalam penyusunan karya ilmiah ini unsur yang menjadi titik poin permasalahan adalah strategi pemasaran dari produk mature. Hal-hal yang hendak diketahui adalah faktor-faktor yang menjadi strategi pemasaran perusahaan bagi produknya yang berada pada kategori mature. 26 BAB IV DATA & ANALISA 4.1 Mizone Mizone merupakan minuman isotonik bernutrisi yang diluncurkan oleh PT Tirta Investama selaku induk perusahaan dari PT Danone Aqua Mississippi. Mizone diluncurkan pertama kali di Surabaya pada tanggal 27 September 2005 dan hadir dalam dua rasa yaitu Orange Lime dan Passion Fruit. Dasar pengembangan produk Mizone di Indonesia ialah karena Indonesia termasuk dalam Negara yang memiliki iklim tropis. Tinggal di daerah yang beriklim tropis dengan aktivitas sehari-hari yang padat, sangat berpotensi dalam menyebabkan tubuh kehilangan cairan. Padahal, kehilangan cairan sebesar 2% saja dapat menurunkan konsentrasi dan stamina tubuh kita. Menjawab kebutuhan tersebut, MIZONE hadir di Indonesia sebagai sebuah inovasi baru dalam kategori minuman ISOTONIK. Dengan kandungan HYDROMAXX nya Mizone dapat menggantikan cairan tubuh yang hilang dengan mudah. HYDROMAXX sendiri ialah formula khusus yang terkandung dalam Mizone yang terdiri atas bahan – bahan aktif, yaitu: Vitamin B1, B3, B6 and B12 untuk membantu metabolisme karbohidrat menjadi energy; Vitamin E sebagai anti-oksidan, untuk membantu menjaga sel dalam tubuh dan Elektrolit untuk mengantikan mineral yang hilang melalui keringat. Berikut merupakan marketing mix dari Mizone yaitu : 1. Produk (product) Mizone yang diproduksi oleh Danone Aqua merupakan kategori minuman isotonik bernutrisi. Diluncurkan pertama kali pada 27 September 2005 di Surabaya dengan rasa orange lime yang menyegarkan, rasa passion fruit yang memanjakan selera, dan pada Juni 2008 meluncurkan varian baru dengan rasa lychee lemon yang sensasional. Mengandung Hydromaxx yaitu : Vitamin B1, B3, B6, dan B12 untuk membantu metabolisme karbohidrat menjadi energi, Vitamin C, sebagai antioksidan untuk menjaga kahidupan sel dalam tubuh, dan elektrolit untuk menggantikan mineral yang hilang akibat pengeluaran keringat. Bahan dasar Mizone menggunakan air mineral Aqua dan sari buah alami melalui proses kristalisasi. Mizone sendiri merupakan produk yang sudah terkenal di Australia, New Zealand, dan China. Tidak seperti kebanyakan pendatang baru di pasar isotonik yang bermain di kemasan kaleng, Mizone menjadi 27 penantang pertama Pocari Sweat yang masuk dalam kemasan botol plastik PET berwarna biru. Keputusan yang cerdik karena dengan kemasan botol PET, Danone bisa membidik segmen konsumen yang lebih luas, yaitu konsumen air mineral dalam kemasan botol yang jumlahnya sangat besar. Resep sederhana bagi kesuksesan Mizone ialah: taste adaption + spreading + availability + affordable price. 2. Harga (Price) Dari segi harga, Mizone sangat kompetitif sekitar Rp 2.500 untuk isi 500 mL, jika dibandingkan dengan isotonik dalam kemasan kaleng yang yang harganya sekitar Rp 3.300 untuk isi 330 ml. 3. Distribusi (Place) Distribusi Mizone berorientasi nasional menggunakan jalur distribusi Aqua yang sangat luas, kuat di pasar tradisional (mudah dijumpai di warung dan toko-toko yang menjual produk Aqua). Sampai ada suatu istilah di kalangan distributor “di mana ada Aqua, 28 disitu ada Mizone”. Kehadiran Mizone berhasil memanfaatkan distribusi Aqua yang sudah solid serta hubungan yang telah terbina baik dengan para distributor. Mizone sukses karena memiliki keunggulan value for money bagi pelanggan serta didukung tingkat ketersediaan yang sangat bagus. Di level distributor dan agen, Mizone melakukan penjualan secara bundling dengan Aqua. 4. Promosi (Promotion) Target pasar Mizone adalah semua kalangan umur, namun dalam kampanyenya lebih ditujukan kepada kalangan usia 18-35 tahun dengan aktivtas yang dinamis. Mizone melakukan kampanye besar-besaran lewat placement iklan di televisi (TV), radio, media cetak, dan media luar ruang. Belanja iklan Mizone sepanjang 2006 paling besar dibandingkan kompetitornya, yaitu sebesar 46,1 milyar. Pada Agustus 2006, Mizone mengadakan sampling road show di beberapa kota besar pada pusat keramaian. Mizone memasuki sekolah dengan membuat iklan dan pembuatan logo Mizone pada lapangan olahraga (lapangan basket) serta di white board SMA ternama di beberapa kota besar. Momen puasa (November 2006) menjadi peluang Mizone dalam mempromosikan produknya. Mizone melakukan berbagai variasi program baik di radio, games pada pusat keramaian, dan 2 iklan komersial di TV. Program “It’s Mizone Time” pada beberapa stasiun radio di Jakarta, Surabaya dan Bandung yang menawarkan kuis yang menarik serta penerbitan buletin dengan tema yang unik bertajuk “Recharge your Body during Fasting Month” yang tersebar di beberapa supermarket/ mall, masjid, kampus, dan kantor memperkenalkan Mizone pada masyarakat luas. Memasuki tahun 2008, strategi pemasaran Mizone diarahkan untuk mengomunikasikan benefit produk. Dari sisi kreatif, Mizone berusaha keluar dengan kampanye berupa testimonial yang disebut “Tantangan Mizone Jadi 100% Kamu”. Konsumen dipiih secara acak untuk minum Mizone selama 8 hari. Kemudian, merekam aktivitas minimal 5 menit setiap hari setelah minum Mizone. Dari event itu, Mizone berhasil membuat 12 versi iklan dengan 3 konsumen berbeda. Langkah ini mampu meningkatkan interaktivitas dan customer engangement antara konsumen dengan Mizone. Memasuki Juni 2008, Mizone tetap fokus untuk mengomunikasikan benefit-nya. Kali ini, dengan menggunakan karakter animasi untuk memvisualisasikan tiga aspek benefit produknya: mibody (stamina), mimind (konsentrasi), dan mimood (semangat). Mizone melakukan kampanye besar-besaran lewat placement iklan di televisi (TVC), radio, media cetak, dan media luar ruang. Dilihat dari belanja iklannya, Mizone 29 tergolong paling agresif dibanding produk istonik lainnya seperti Powerade dan ProSweat. Menurut data Nielsen Media Research, tahun 2006 Mizone membelanjakan bujet iklan sebesar Rp 46,099 miliar, sementara Powerade Rp 34,095 miliar, dan ProSweat Rp 20,521 miliar (ad spend tersebut dihitung berdasarkan rate card media, tidak termasuk diskon atau tarif paket). Nielsen Media mencatat pada 2008 belanja iklan produk ini mencapai Rp 105,5 miliar. Angka ini turun tipis dibanding belanja iklan di tahun 2007 sebesar Rp 119,3 miliar. Bandingkan dengan Pocari, yang tahun lalu hanya Rp 46,73 miliar, Vitazone Rp 29,14 miliar (turun dari tahun 2007 yang sebesar Rp 33,46 miliar), serta Powerade yang tahun 2008 belanja iklannya Rp 32,82 miliar (juga turun dibanding tahun sebelumnya yang mencapai Rp 53,86 miliar). 4.2 Telkomsel Telkomsel sebagai salah satu operator telepon seluler yang berbasis pada jaringan GSM memiliki produk paskabayar dengan nama Kartu Halo dan produk prabayar, Simpati dan Kartu AS. Tiap-tiap produk memiliki segmentasi yang berbeda. Telkomsel terus berusaha memasarkan produknya agar semakin banyak konsumen yang memilih menggunakan produknya. Strategi pemasaran yang diterapkan perusahaan tentunya sangat berpengaruh dalam menarik konsumen. Oleh sebab itu Telkomsel harus menerapkan strategi pemasaran yang tepat agar dapat mempertahankan konsumennya yang telah ada dan dapat meraih konsumen baru. Berikut merupakan penampilan telkomsel selama tahun 2000 – 2008. Telkomsel menguasai pangsa pasar lebih dari 50 persen, ini menjadikan telkomsel sebagai pemimpin pasar (market leader) Sebagai service leader kini Telkomsel dipercaya melayani sekitar 46 juta pelanggan. Dengan Visinya “Penyedia Solusi Telekomunikasi Nirkabel Terkemuka di Indonesia”, Telkomsel 30 terus menggelar layanannya hingga ke pelosok dengan 20.000 BTS. Hal ini dimaksudkan sebagai upaya untuk memberikan kesempatan bagi masyarakat luas agar dapat menikmati layanan selular berkualitas, sekaligus meningkatkan daya tarik investasi daerah, membuka peluang usaha dan lapangan kerja baru, serta meningkatkan percepatan pertumbuhan perekonomian dan kemasyarakatan. simPATI merupakan kartu prabayar GSM isi ulang pertama di Indonesia bahkan di Asia yang diluncurkan tahun 1997. Hal ini menjadikan Telkomsel sebagai operator yang mempelopori layanan kartu prabayar pada saat yang tepat di mana saat krisis ekonomi sedang melanda Indonesia di tahun 1997, dan simPATI memberikan solusi bagi para pengguna jasa selular mulai melakukan pengontrolan anggaran komunikasinya. Dan sampai saat ini simPATI merupakan kartu prabayar yang paling diminati pasar dan telah digunakan lebih dari 22 juta pelanggan. Pertanyaan mengenai Mizone I. Pertanyaan seputar Product : a. Jenis product apa yang dimiliki Mizone perusahaan? Jawab : Kami memiliki dua varian rasa yaitu passion fruit dan orange lime dan pada tanggal Juni 2008 meluncurkan varian baru dengan rasa lychee lemon yang sensasional b. Sejak kapan Mizone mulai diluncurkan di pasaran? Jawab : 25 September 2005 c. Apa yg melatarbelakangi keputusan untuk membuat mizone? Jawab : Dasar pengembangan produk Mizone di Indonesia ialah karena Indonesia termasuk dalam Negara yang memiliki iklim tropis. Tinggal di daerah yang beriklim tropis dengan aktivitas sehari-hari yang padat, sangat berpotensi dalam menyebabkan tubuh kehilangan cairan. Padahal, kehilangan cairan sebesar 2% saja dapat menurunkan konsentrasi dan stamina tubuh kita. Menjawab kebutuhan tersebut, MIZONE hadir di Indonesia sebagai sebuah inovasi baru dalam kategori minuman ISOTONIK. d. Di mana saja biasanya mizone didistribusikan (daerah distribusinya)? Jawab : Distribusi Mizone berorientasi nasional menggunakan jalur distribusi Aqua yang sangat luas, kuat di pasar tradisional (mudah dijumpai di warung dan toko-toko yang menjual produk Aqua). Sampai ada suatu istilah di kalangan distributor “di mana ada Aqua, disitu ada Mizone”. e. Siapa Target Market dan Target Audience dari Mizone? 31 Jawab :kami menyasar semua kalangan umur dengan kelas social ekonomi A – D+, namun dalam kampanyenya lebih ditujukan kepada kalangan usia 18-35 tahun. f. Siapa pesaing utama mizone dan pesaing sekunder yg dikhawatirkan dapat merebut pangsa pasar Mizone? Jawab : Pocari Sweat yang telah lebih dahulu menyediakan minuman isotonik dalam bentuk kemasan kaleng g. Bagaimana posisi Mizone di pasaran? Jawab : mereduksi pangsa pasar market leader minuman isotonik (Pocari Sweat) sebesar 30% dan menempati urutan kedua market share kategori minuman isotonik. Analisa : Mizone mengeluarkan varian rasa tersebut dikarenakan rasa tersebut menyegarkan dan memanjakan selera, mengingat Indonesia merupakan nergara yang beriklim tropis dan bila kita melakukan aktifitas yang banyak pasti mengurangi ion tubuh yang ada sehingga kita perlu adanya pengganti ion agar kita tetap terus fresh dan tidak merasa lelah. Mizone menyasar semua kalangan, tetapi lebih memfokuskan usia 18-35 tahun, dikarenakan pada usia tersebut merupakan usia produktif dimana mereka memiliki kesibukan/aktifitas yang beragam. Distribusi yang digunakan menggunakan jalur AQUA sehingga bila konsumen ingin mengkonsumsi mudah dicari. Mizone pun tampil dengan kemasan botol agar mudah dibawa kemana-mana dan mizone sekarang telah merebut 30% pangsa pasar yang ada. II. Pertanyaan seputar promosi product terkait dengan daur hidup product dan belanja iklan: 1. promosi yang dilakukan Mizone ketika pertama kali lahir di pasaran? Jawab : Melakukan launching dengan adanya press conference ke media dan beberapa promo on air dan off air untuk memberikan awareness kepada masayarakat mengenai keberadaan mizone sebagai minuman isotonik 2. strategi apa yang dilakukan dalam mengenalkan produk ini pertama kali dan biaya iklan yang dikeluarkan? Jawab : Kami melakukan campaign Mizone melalui kampanye besar-besaran lewat placement iklan di televisi (TV), radio, media cetak, dan media luar ruang. Belanja iklan Mizone sepanjang 2006 paling besar dibandingkan kompetitornya, yaitu sebesar 46,1 milyar. Pada Agustus 2006, Mizone mengadakan sampling road show di 32 beberapa kota besar pada pusat keramaian. Mizone memasuki sekolah dengan membuat iklan dan pembuatan logo Mizone pada lapangan olahraga (lapangan basket) serta di white board SMA ternama di beberapa kota besar. 3. Ketika khalayak sudah bisa mengenali Mizone , langkah apa yang dilakukan pada tahap pertumbuhannya? Jawab : memasuki masa pertumbuhan, kami mengadakan mempromosikan produknya. Mizone melakukan berbagai variasi program baik di radio, games pada pusat keramaian, dan 2 iklan komersial di TV. Program “It’s Mizone Time” pada beberapa stasiun radio di Jakarta, Surabaya dan Bandung yang menawarkan kuis yang menarik serta penerbitan buletin dengan tema yang unik bertajuk “Recharge your Body during Fasting Month” yang tersebar di beberapa supermarket/ mall, masjid, kampus, dan kantor memperkenalkan Mizone pada masyarakat luas. strategi pemasaran Mizone diarahkan untuk mengomunikasikan benefit produk. Dari sisi kreatif, Mizone berusaha keluar dengan kampanye berupa testimonial yang disebut “Tantangan Mizone Jadi 100% Kamu”. Konsumen dipiih secara acak untuk minum Mizone selama 8 hari. Kemudian, merekam aktivitas minimal 5 menit setiap hari setelah minum Mizone. Dari event itu, Mizone berhasil membuat 12 versi iklan dengan 3 konsumen berbeda. Langkah ini mampu meningkatkan interaktivitas dan customer engangement antara konsumen dengan Mizone Analisa : Mizone menggunakan promosi ATL dan BTL untuk dapat mendongkrak pasaran mizone dan posisi mizone di masyarakat. Biaya iklan mizone merupakan biaya iklan yang terbesar dibanding dengan pesaingnya (pocari sweat). Mizone merupakan pemain yang aggresif dalam memperkenalkan produknya kepada masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari berbagai iklan yang tampil baik dimedia cetak maupun media elektronik serta adanya kegiatan off air yang mendukung campaign tersebut. Kegiatan tersebut tidak tangung-tanggung dibuat mizone dengan mengambil sampel masyarakat dan mengkarantina mereka beberapa saat untuk dijadikan testimonial mengenai pengalaman mereka mengkonsumsi mizone. Hal itu sangat efektif sekali bagi masyarakat untuk mengkonsumsi mizone dan akhirnya mengikat konsumen terhadap produk mizone 33 Telkomsel 1. Apa kelebihan produk kartu simpati dibanding produk lain ? Jawab : SimPATI merupakan Kartu Prabayar (prepaid) yang dikeluarkan oleh Telkomsel. simPATI dapat digunakan di seluruh Indonesia dengan tarif terjangkau, telepon hemat ke sesama pelanggan Telkomsel maupun operator lain dan SMS hemat untuk mengirim pesan di dalam mauapun ke luar negeri. Kami juga memiliki Kartu simPATI freedom yang dapat dipastikan keunggulan dan kemudahannya. Hanya dengan kartu perdana seharga lima ribu rupiah (termasuk PPN), pelanggan mendapat kenyamanan memilih yang tidak terbatas. Pelanggan langsung memperoleh gratis 100 SMS ke semua operator tanpa batas waktu dan gratis 1 MB internetan dan chat tanpa batas waktu. Info kedua bonus gratis ini dapat dicek dimana saja dan kapan saja oleh pelanggan melalui *889#. Pelanggan juga memperoleh Gratis puluhan NSP, wallpaper, Ringtones dan Games Inovasi terbaru. 2. Bagaimana pasar sasaran (target market) produk simpati? Jawab : kami menyasar SES A, B dengan rentan 18-35 tahun, alasan kami memilih segmen tersebut dikarenakan mereka memiliki banyak aktifitas yang mendukung mereka untuk tetap selalu dapat berkomunikasi baik dengan SMS, MMS atau sekarang dengan menggunakan layanan email dan chatting. Kami menawarkan produk tersebut dengan harga kompetitif yang didasari dengan layanan yang menunjang. 3. Bagaimana potensi perkembangan pangsa pasar simpati? Jawab : sebagai produk mature dan sudah mengusai pangsa pasar, untuk perkembangannya bisa dilihat dari pendapatan yang kita terima syaitu Total pendapatan Telkomsel telah meningkat dari Rp 2.801 miliar di tahun 2000 menjadi Rp 14.77 triliun pada tahun 2004. Selama periode yang sama, jumlah pelanggan selular Telkomsel meningkat dari sekitar 1,7 juta pada tanggal 31 Desember 2000-16.3 miliar pada tanggal 31 Desember 2004. Kami hanya bisa memberikan data tersebut.. Kurang lebih peningkatan yang kami peroleh sebesar 30% 4. Bagaimana mengenai jalur distribusi yang dilakukan oleh telkomsel? Jawab : Telkomsel memilih pelayanan yang berbeda dengan lainnya. Sebagai market leader, telkomsel memilih jalur distribusi ke seluruh Indonesia dengan dibukanya geraigerai pelayanan seperti : grapari, gerai halo, dan corporate account management 5. Strategi apa yang dilakukan simpati dalam memasarkan produk? Jawab : secara keseluruhan telkomsel melakukan strategi promosi pull strategy, dalam usahanya menarik konsumen melalui pelaksanaan bauran promosi yang gencar 34 menggebrak pasar. Salah satunya dengan terus melakukan inovasi produk simpati dengan menawarkan produknya dan pelayanan yang optimal. Telkomsel menyediakan layanan nomor bebas pulsa dan layanan call center dengan nama Caroline (customer care by online). Selain itu, telkomsel menggunakan metode penetapan harga yang paling mendasar untuk penetapan tarif percakapan, yaitu dengan menambahkan dari total biaya produksi kepada harga jual produknya. Strategi promosi yang dilakukan dengan personal selling/direct selling yang bisa ditingkatkan lagi. Analisa : Telkomsel sebagai produk yang mature dalam produknya simpati memiliki beberapa jenis pilihannya. Dalam hal ini simPATI melakukan pendekatan Pull Strategy untuk menarik konsumen dengan terus melakukan gebrakan pasar, salah satunya yang merupakan inovasi dan belum banyak dimiliki perusahaan lain adalah dengan dihadirkannya customer care melalui online. Hal ini tentu menjadi solusi menarik bagi produk pada posisi mature dengan terus melakukan inovasi. Strategi ini juga kami anggap sebagai bentuk untuk tetap menanamkan kepercayaan bagi konsumennya dengan terus menambahkan dan mengedepankan pelayanan yang baik bagi pelanggannya. Kesimpulan : Setiap produk mature memiliki cara yang berbeda dalam mempertahankan siklus produknya tersebut. Pengeluaran biaya iklan pun relative berbeda. Tergantung sasaran yang dituju oleh masing-masing perusahaan. Seperti Mizone yang menyasar usia produktif bagi mereka yang aktif dan dinamis, sedangkan Telkomsel yang juga menyasar pada masyarakat bermobilitas tinggi dan aktif serta sangat concern terhadap teknologi tinggi dan kemudahan berkomunikasi bagi mereka. Untuk Mizone, perusahaannya lebih menggunakan promosi yang saling mendukung satu sama lain, kita bisa lihat setelah iklan keluar langsung didukung oleh kegiatan off air yang dilakukan secara besar-besaran, sedangkan Telkomsel, selain melakukan promosi yang dapat meraih atensi penggunanya, juga yang mengedepankan layanan pelanggan sehingga loyalitas pelanggannya pun meningkat. Telkomsel juga melakukan beberapa terobosan fitur yang dapat memudahkan para penggunanya. Melihat loyalitas pelanggan telkomsel, memang tak dapat dipungkiri bahwa Telkomsel telah menjadi produk mature yang cukup lama bertahan sehingga kepercayaan konsumen sudah terbentuk sejak produk itu muncul. 35 DAFTAR PUSTAKA Buku: Carr, Houston H. 1997. The Management of Telecommunications : Business Solutions to Business problems. Boston : McGraw-Hill. Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran. Indeks_____. 1994. Marketing Management, Analysis, Planning, Implementations, and Control. 8th ed Englewood Cliffts. NJ : Prentice Hall. Keegan, Moriarty, dan Thomas R. Duncan. 1995. Marketing. Englewood Cliffts. NJ : Prentice Hall. Assauri, Sofjan. 1988. Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep dan Strategi. Jakarta: Rajawali Pres. McCarthy, E. Jerome dan William D. Perreault, Jr. Dasar-dasar Pemasaran. Lupiyoadi, Rambat. 2001. Manajemen Pemasaran Jasa: Teori dan Praktik. Jakarta: Salemba Empat. Kotler, Philip dan Gary Armstrong, terj., Alexander Sindoro. 1997. Dasar-dasar Pemasaran: Principles of Marketing 7e. Jilid 1. Jakarta:Prenhallindo C.R, Anderson and C.P. Zeithaml. 1984. Stage of the Product Life Cycle. Academy of Management Journal. 36