BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menguji teori dengan menggunakan angka-angka dan menggunakan metode statistik dalam analisis datanya. Selain itu penelitian ini merupakan penelitian komparatif yang bertujuan mencari sebab-akibat antara dua variabel atau lebih dan menganalisis pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen. Jenis penelitian ini adalah penelitian explanatory. Menurut Nadiah (2012) penelitian explanatory adalah riset yang mencoba menjelaskan fenomena yang ada. Penelitian ini berusaha mencari jawaban atas suatu permasalahan yang telah diajukan yaitu pengaruh variabel independen antara lain size perusahaan, profitabilitas, profil perusahaan, ukuran dewan komisaris, leverage dan kepemilikan luar negeri terhadap variabel dependen yaitu Corporate Social Responsibility Disclosure. 3.2 Operasional Variabel 3.2.1 Variabel Dependen Variabel dependen (variabel terikat) adalah suatu variabel yang dapat dipengaruhi oleh variabel independen (variabel bebas). Variabel dependen pada penelitian kali ini adalah pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR). Menurut Hackstone dan Milne (1996) Pengungkapan CSR adalah data yang diungkapkan perusahaan berkaitan dengan aktivitas sosial yang dilakukan perusahaan. Kemudian checklist dilakukan untuk pengukuran pengungkapan Corporate Social Responsibility dengan menggunakan indikator kinerja lingkunganGlobal Report Initiative (GRI) 3.1 yang terdiri dari beberapa sub aspek seperti: material, energi, air, biodiversiti, emisi, efluen dan limbah, produk dan jasa, kepatuhan, dan keseluruhan. Pengukuran CSR itu sendiri dilakukan dengan menghitung total item pada tiap-tiap kategori CSR yang diungkapkan oleh perusahaan. Dalam kinerja lingkungan terdapat 30 item Global Report Initiative (GRI) 3.1. Caranya dengan memberikan nilai satu (1) pada item GRI untuk informasi yang diungkapkan, lalu pemberian nilai nol (0) untuk informasi yang tidak diungkapkan. Dengan menjumlahkan angka satu dan nol itu didapat jumlah angka yang merupakan total informasi CSR yang dilaporkan pada laporan tahunan. 𝑪𝑺𝑹𝑫 = 𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐈𝐭𝐞𝐦 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐃𝐢𝐠𝐮𝐧𝐚𝐤𝐚𝐧 𝟑𝟎 3.2.2 Variabel Independen Variabel Independen dalam peneitian ini adalah ukuran (size) perusahaan, profitabilitas, profil perusahaan, ukuran dewan komisaris, leverage, kepemilkan luar negeri. 3.2.2.1 Size perusahaan Size perusahaan adalah suatu skala untuk mengukur besar kecilnya perusahan yang menggambarkan besarnya asset atau total aktiva yang dimiliki perusahaan (Septiani, 2013). Sejalan dengan penelitian Mita dan Sembiring, maka pengukurannya sebagai berikut. Size = Log Natural (Total Asset) 3.2.2.2 Profitabilitas Perusahaan Profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dan juga sebagai kemampuan perusahaan untuk meningkatkan nilai pemegang saham (Septiani, 2013). Dalam pengukuran profitabilitas perusahaan, digunakan Return On Asset (ROA) sebagai rasio seperti dalam penelitian Septiani (2013). 𝑹𝑶𝑨 = 𝐋𝐚𝐛𝐚 𝐁𝐞𝐫𝐬𝐢𝐡 𝐒𝐞𝐭𝐞𝐥𝐚𝐡 𝐏𝐚𝐣𝐚𝐤 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐀𝐬𝐞𝐭 3.2.2.3 Profil perusahaan Variabel dummy digunakan untuk membagi profil perusahaan menjadi dua tipe. Nilai satu (1) untuk perusahaan High-Profile, dan nilai nol (0) untuk perusahaan LowProfile. Pembagian perusahaan menjadi High-Profile dan Low-Profile menurut Sari (2012) sebagai berikut: High-Profile: perusahaan yang bergerak di bidang bahan kimia, plastik kertas, otomotif, makanan dan minuman, rokok, farmasi, kosmetika, dan perkakas/perabotan. Low-Profile: perusahaan yang bergerak di bidang semen, keramik, logam, pakan hewan, kayu, mesin dan alat berat, tekstil, alas kaki, kabel, dan elektronik. 3.2.2.4 Ukuran dewan komisaris Jumlah dewan komisaris pada suatu perusahan digunakan sebagai proksi dalam pengukuran dewan komisaris, hal ini sejalan dengan penelitian Nadiah (2012) Ukuran dewan komisaris = Jumlah anggota dewan komisaris perusahaan 3.2.2.5 Leverage Indikator dalam pengukuran leverage yang akan diambil adalah dengan mengukur Debt To Equity Ratio (DER). Sejalan dengan penelitian Mita (2013). 𝑫𝑬𝑹 = 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐔𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐄𝐤𝐮𝐢𝐭𝐚𝐬 3.2.2.6 Kepemilikan luar negeri Untuk mengukur kepemilikan luar negeri digunakan proksi 𝑹𝒂𝒔𝒊𝒐 = 𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐊𝐞𝐩𝐞𝐦𝐢𝐥𝐢𝐤𝐚𝐧 𝐒𝐚𝐡𝐚𝐦 𝐀𝐬𝐢𝐧𝐠 𝐗 𝟏𝟎𝟎% 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐋𝐞𝐦𝐛𝐚𝐫 𝐒𝐚𝐡𝐚𝐦 𝐏𝐞𝐫𝐮𝐬𝐚𝐡𝐚𝐚𝐧 3.3 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar (go public) di bursa efek Indonesia pada tahun 2011-2014. Penggunaan perusahaan maufaktur sebagai populasi dikarenakan perusahaan ini di Indonesia sangat banyak dan juga relatif memiliki dampak langsung pada lingkungan sekitar. Perusahaan yang menjadi sampel pada penelitian ini dipilih berdasarkan metode purposive sampling, yaitu pemilihan sampel berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1. Perusahaan termasuk dalam kategori perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia selama periode 2011-2014 dan Perusahaan menerbitkan serta mempublikasikan laporan keuangan tahunan selama periode 2011-2014 dan dapat di akses pada www.idx.co.id. 2. Perusahaan tidak mengalami kerugian dalam laporan keuangan pada tahun pengamatan karena perusahaan yang mengalami kerugian cenderung untuk tidak melakukan tanggung jawab sosial dan lingkungan. 3. Perusahaan melaporkan informasi tanggung jawab sosial dan data yang dibutuhkan peneliti pada periode pengamatan. 4. Perusahaan melaporkan laporan keuangan dalam mata uang rupiah (Rp). 3.4 Cara Pengumpulan Data Data yang akan digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan keuangan (annual report) dan laporan tahunan perusahaan manufaktur yang tercatat dalam Bursa Efek Indonesia selama tahun 2011 hingga 2014 dan dapat di lihat di www.idx.co.id. Pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi yang diambil pada laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan kemudian di catat. Sedangkan untuk studi pustaka dan tinjauan teori diperoleh dari penelitian-penelitian terdahulu. 3.5 Pengujian Data 3.5.1 Statistik Deskriptif Ghozali (2011) mengatakan bahwa statistik deskriptif merupakan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kuortosis, dan skewness (kemencengan distribusi). 3.5.2 Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui kelayakan dari suatu model regresi apakah sudah memenuhi syarat-syarat asumsi klasik. Syarat-syarat asumsi klasik sendiri seperti sudah terdistribusi normal, tidak mengandung multikolinearitas, autokorelasi, dan heterokedastisitas. 3.5.2.1 Uji Normalitas Menurut Ghozali (2011:110) Uji Normalitas ini digunakan untuk meilhat apakah nilai residualnya telah terdistribusi secara normal atau tidak. Suatu model regresi dianggap baik apabila data yang berdistribusi normal atau mendekati normal. Untuk alat uji yang digunakan yaitu grafik normal probability plot dan analisis statistik One-Sample Kolmogorov Smirnov Test.Tingkat signifikansi dalam penelitian ini adalah 5% atau 0,05, sehingga jika p value lebih dari 0,05 maka data terdistribusi nornal. Pada grafik normal probability plot, menurut Santoso (2010) ketentuannya sebagai berikut: A. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. B. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti garis diagonal, maka regresi tidak memenuhi asumsi normalitas 3.5.2.2 Uji Multikolinearitas Ghozali (2011) mengatakan uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk mendeteksi multikolinieritas adalah dengan melihat nilai tolerancedan nilai Variance Inflation Factor (VIF), di mana menurut Hair et al dalam Priyatno (2010) variabel dikatakan mempunyai masalah multikolinearitas apabila nilai tolerance lebih kecil dari 0,1 atau nilai VIF lebih besar dari 10. 3.5.2.3 Uji Heteroskedastisitas Menurut Priyatno (2010) Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah terjadi penyimpangan model karena gangguan varian yang berbeda antar observasi satu ke observasi lain. Dalam pengujian heteroskedastisitas digunakan tingkat signifikasi ɑ = 5%. Jika hasil uji sig > ɑ berarti tidak ada heteroskedastisitas, sebaliknya jika sig < ɑ berarti ada heteroskedastisitas. Sedangkan model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi hetroskedastisitas (Septiani, 2013) 3.5.2.4 Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2011). Alat uji yang digunakan untuk mengetahui apakah suatu model regresi terdapat autokorelasi atau tidak yaitu dengan Uji Durbin-Watson. Dimana menurut Priyatno (2010) ketentuannya adalah sebagai berikut: Jika titik-titiknya membentuk pola tertentu yang teratur maka diindikasikan terdapat masalah heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titiknya menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka diindikasikan tidak terdapat masalah heterokedastisitas. 3.5.3 Pengujian Hipotesis Dalam penelitian ini, uji hipotesis yang digunakan adalah uji signifikansi parameter (uji statistik t), uji simultan (uji statistik f), dan koefisien determinasi (R²). Gujarati (2011) mendefinisikan analisis regresi sebagai kajian terhadap hubungan satu variabel yang disebut sebagai variabel yang diterangkan (the explained variabel) dengan satu atau dua variabel yang menerangkan (the explanatory). Adapun bentuk persamaannya sebagai berikut: Y= ɑ + b₁ X1 + b₂ X2 + b₃ X3 + b₄ X4 + b₅ X5 + b₆ X6 + e Keterangan: Y = Indeks skor pengungkapan CSR X3 = Profil Perusahaan ɑ = kontanta X4 = Ukuran Dewan Komisaris b₁-₅ = koefisien regresi X5 = Leverage X1 = Size Perusahaan X6 = Kepemilikan Luar Negeri X2 = Profitabilitas e = error 3.5.3.1 Uji Signifikansi Parameter (Uji Statistik t) Menurut Ghozali (2011) uji stastistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menjelaskan variabel dependen. Untuk menguji hipotesis koefisien regresi, digunakan α =0,05 (5%). Uji signifikan untuk hipotesis menggunakan alat uji t dengan pengujian sebagai berikut: Jika probabilitas t (p) 0,05 (5%), Ho ditolak dan Ha diterima Jika probabilitas t (p) 0,05 (5%), Ho diterima dan Ha ditolak 3.5.3.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik f) Menurut Ghozali (2011) bahwa uji statistik F ditujukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen yang dimasukkan ke dalam model memiliki pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. 3.5.3.3 Koefisien Determinasi Ghozali (2011) mengatakan bahwa koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi dependennya. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.