Meningkatkan Keragaman Bunga Potong Melalui Budi Daya Calla Lily Calla lily termasuk salah satu tanaman hias pendatang, berasal dari Afrika Selatan. Tanaman ini tumbuh baik di daerah tropis serta dapat ditanam sepanjang tahun. B unga potong banyak ragamnya, baik yang berasal dari daerah tropis seperti anggrek, sedap malam, anthurium, maupun yang berasal dari subtropis seperti mawar, krisan, gladiol, anyelir, dan lili. Salah satu tanaman hias pendatang dan berpotensi dikembangkan di Indonesia adalah calla lily (Zantedeschia elliottiana Engl.). Tanaman ini diduga berasal dari Afrika Selatan, dan termasuk dalam famili Araceae, ordo Spadiaflorae. Calla lily sangat baik dibudidayakan di daerah tropis karena dapat ditanam sepanjang tahun. Calla lily memiliki beberapa nilai lebih yang berpotensi menjadi salah satu tanaman hias penting pada masa mendatang. Bunga dan daunnya indah serta daya tahannya cukup lama. Ukuran tanaman tidak terlalu besar, sehingga selain sebagai bunga potong, juga dapat dimanfaatkan sebagai tanaman pot berbunga. Di daerah asalnya Afrika Selatan, calla lily sering dinamai dengan varkore atau aronskelle. Di negeri Barat, calla lily dikenal dengan Calla Lily Zantedeschia elliottiana Engl. cv. Black magic. nama arum lily, pig lily, cape arum atau yellow arum. Genus Zantedeschia meliputi banyak spesies, di antaranya adalah Z. aethiopica, Z. albomaculata (spotted calla lily), Z. apricot Sunrise hybrids, dan Z. elliottiana (golden calla lily). Secara umum semuanya disebut dengan nama calla lily. Genus Zantedeschia dibedakan ke dalam dua kelompok, yaitu tanaman yang tidak menggugurkan daun (evergreen) dan tanaman yang menggugurkan daun (deciduous). Tanaman yang tidak menggugurkan daun mempunyai bunga berwarna putih, berbunga pada musim semi dan musim panas, serta mempunyai rhizoma. Tanaman golongan ini tidak memiliki umbi. Contohnya antara lain adalah Zantedeschia aethiopica. Tanaman yang menggugurkan daun berbunga pada musim panas, menggugurkan daun pada musim dingin, dengan bunga berwarna krem, merah muda, kuning, merah, ungu dan lainnya. Golongan tanaman ini mempunyai umbi. Sebagai contoh adalah Z. rehmanii (pink calla), Z. juanda, Z albomaculata, Z. pentlandii, dan Z. elliottiana. Tanaman calla lily berbentuk herba dengan tinggi tanaman 4675 cm. Daunnya mempunyai pelepah yang tumbuh dari umbi, bentuk daunnya bervariasi menurut spesies, berwarna hijau dengan variasi bercak-bercak. Bunga bersifat monoceous, berukuran kecil, dilengkapi dengan seludang bunga dan mempunyai sumbu yang disebut spadiks. Bunga tersusun pada spadiks dengan bunga betina terletak pada bagian bawah dan bunga jantan pada bagian atas. Seludang bunga dan spadiks secara umum dikenal sebagai bunga. Z. elliottiana memiliki daun berbentuk orbicular ovate. Daun ber- warna hijau dengan bercak-bercak putih yang tembus pandang. Tinggi tanaman dapat mencapai 60 cm. seludang bunga umumnya ber-warna kuning dengan panjang mencapai 13 cm. Panjang spadiks dapat mencapai 7 cm. Perbanyakan Tanaman Zantedeschia elliottiana merupakan tanaman berumbi dan menghasilkan biji. Perbanyakan tanaman ini umumnya dilakukan menggunakan umbi maupun biji. Namun, perbanyakan dengan biji kurang diminati karena memerlukan waktu yang lama untuk mencapai masa berbunga (sekitar 3-4 tahun). Perbanyakan dengan umbi lebih disukai karena tanaman lebih cepat berbunga; masa awal berbunga hanya sekitar 2-3 bulan. Umbi calla lily termasuk umbi batang, ditandai dengan adanya mata tunas di sekeliling permukaan umbi yang dapat tumbuh menjadi tanaman baru. Pemilihan Umbi Bibit Umbi yang siap tanam adalah umbi yang telah tumbuh satu atau beberapa tunas. Pada waktu akan ditanam, umbi direndam dalam larutan 100 ppm GA3 (asam giberelin) sekitar 10 menit. Perendaman dalam GA3 dimaksudkan agar tanaman distimulasi untuk berbunga. Persyaratan Tumbuh Sebenarnya calla lily tidak terlalu memilih jenis tanah. Namun sebagaimana tanaman berumbi lain, calla lily lebih menyukai tanah yang subur, banyak mengandung bahan organik, gembur, dan berpasir. Tanaman tumbuh baik pada daerah yang sejuk (lebih dari 1.000 m dpl), tetapi dapat pula tumbuh di daerah yang panas (sekitar 300 m dpl). Namun di daerah yang panas, umbi mudah membusuk karena serangan penyakit 1 yang disebabkan bakteri Erwinia aroidea. Iklim yang lembap dengan hujan yang merata akan mendorong tanaman tumbuh opti-mal. Tanaman ini dapat juga dita-nam di dalam rumah kaca atau plas-tik dengan pemberian air dan penyi-naran yang cukup. Teknik Budi Daya Lahan tempat penanaman pertama-tama dibersihkan dari rerumputan, kemudian dicangkul sedalam 20-40 cm dan dibuat bedengan. Lebar bedengan sekitar 1,2 m, panjang disesuaikan dengan bentuk atau topografi lahan, dan jarak antarbedengan 0,5 m. Bedengan diberi sekam satu ember tiap m2 dan diaduk atau diratakan dengan cang-kul. Pengolahan tanah ini dilakukan sekitar tiga hari dan dapat diisti-rahatkan selama satu hari sebelum tanam. Umbi yang akan ditanam dipilih sesuai dengan ukurannya. Penanaman umbi dilakukan dengan jarak tanam 20 cm x 20 cm dengan kedalaman sekitar 5 cm. Umbi ditutup tanah sekitar 2 cm dari permukaan tanah. Pemeliharaan tanaman yang dilakukan meliputi penyiraman, penyiangan gulma, pemberian pupuk, dan pengendalian hama/penyakit. Penyiraman/pengairan dilakukan setiap hari selama kurun waktu pertumbuhan tanaman. Penyiangan gulma sebaiknya dilakukan satu bulan sekali. Tanaman diberi pupuk 2 NPK (15-15-15) dengan takaran 3 g/tanaman. Pemupukan pertama dilakukan 4 minggu setelah tanam dan selanjutnya 3 minggu sekali. Pupuk diberikan ke dalam lubang tugal di kanan dan kiri umbi. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan secara teratur dengan Decis 2 g/l, Dithane M-45 2 g/l, dengan volume semprot 500 l/ha. Panen Bunga Calla lily mulai berbunga pada umur 2-3 bulan setelah tanam umbi. Bunga dipanen bila seludang bunga telah mekar penuh dengan cara memotong pangkal tangkai bunga. Waktu memotong bunga yang paling baik adalah pagi atau sore hari. Pemotongan bunga pada siang hari menyebabkan seludang cepat rusak karena banyak kehilangan air. Petani di berbagai daerah sentra tanaman hias dan bunga potong pada umumnya memetik bunga pada pukul 06.00-08.00. Bunga dikumpulkan dalam keranjang atau ember yang berisi air untuk merendam pangkal tangkai bunga, agar bunga tetap segar dalam waktu agak lama. Panen Umbi Panen umbi dilakukan pada saat tanaman mulai menggugurkan daun, biasanya setelah berbunga selama 6-8 bulan setelah tanam. Umbi dipanen dengan mencangkul tanah melingkari umbi. Ketika men- cangkul tanah diusahakan agar umbi tidak terkena cangkul karena akan mengakibatkan umbi busuk akibat serangan bakteri E. aroidea. Umbi yang telah dipanen dibersih-kan dari akar dan tanah yang me-lekat kemudian dicuci. Selanjutnya, umbi ditiriskan dan diangin-angin-kan di tempat terbuka. Setelah cu-kup kering, umbi dipisahkan me-nurut kelas dan diameter umbi, yaitu U1 (diameter <3 cm), U2 (diameter 3-4 cm), dan U3 (diameter >4 cm), lalu direndam dalam larutan Benlate (fungisida 5 g/l) selama 15 menit. Umbi disimpan dalam ruangan selama 2-3 bulan hingga bertunas, kemudian siap ditanam kembali (Rahayu Tejasarwana). Untuk informasi lebih lanjut hubungi: Balai Penelitian Tanaman Hias Jln. Raya Ciherang Segunung, Pacet, Cianjur 43253 Kotak Pos 8 Sdl Telepon : (0263) 512607 516684 Faksimile : (0263) 512607 E-mail : [email protected]