UPAYA MENGHADAPI PERUBAHAN IKLIM UPAYA MENGHADAPI PERUBAHAN IKLIM Dengan melihat letak Indonesia yang sangat rentan akan dampak perubahan iklim global ini, Direktur Jenderal (Dirjen) Penataan Ruang Imam Santoso Ernawi menegaskan harus adanya respon yang cepat dan konkrit dalam menghadapi permasalahan perubahan iklim. Hal ini disampaikan Imam saat memberikan sambutan yang berjudul “Adopsi Konsep Permukiman Ramah lingkungan untuk Mitigasi dan adaptasi Perubahan Iklim” dalam Kolokium dan Sarasehan Program Litbang Permukiman Tahun Anggaran 2009 di Bandung, Kamis (15/5). Sejauh ini menurut Imam Ernawi, respon Indonesia terhadap perubahan iklim global dinilai baik. Hal ini dapat dilihat dengan diratifikasinya UU No.6 tahun 1994 serta ditandatanganinya Protokol Kyoto yang bertujuan untuk menurunkan kadar emisi. Dalam konteks adaptasi, lebih lanjut dikatakan Imam Ernawi, perlu peningkatan daya tahan masyarakat dan ekosistem terhadap dampak perubahan iklim. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kerentanan sosial ekonomi dan lingkungan. Sedang untuk konteks mitigasi, perlunya mengurangi emisi karbon sekaligus meningkatkan kapasitas penyerapan karbon, melalui pembanguan hemat energi dan ramah lingkungan. “Upaya mitigasi yang konkrit khususnya untuk daerah pusat-pusat permukiman menjadi hal yang mendesak untuk dilakukan saat ini juga,” ujar Imam. Disampaikan pula bahwa, menyangkut konsep permukiman ramah lingkungan di Indonesia perlu terus dikembangkan. Hal ini telah dikembangkan oleh negara-negara di dunia seperti Australia, Kanada, Jerman bahkan Malaysia denganEcological Design-nya. Oleh karenanya menurut Imam Ernawi pentingnya riset mengenai perubahan iklim yang nantinya menjadi pertimbangan dalam hal penyusunan program khususnya untuk pembangunan berkelanjutan. Sementara itu, Dirjen Cipta Karya Departemen PU dalam sambutan yang disampaikan Direktur Pengembangan Permukiman Guratno Hartono memaparkan permasalahan dalam bidang Cipta Karya menyangkut tekanan urbanisasi dan pertumbuhan kota yang tidak terkendali, meningkatnya degradasi lingkungan, terjadinya disparitas ekonomi, serta terbatasnya pelayanan umum khususnya prasarana dan sarana dalam mendukung permukiman. Guratno mengatakan, permasalahan tersebut hendaknya dijadikan pertimbangan dalam penyusunan program Litbang Permukiman. Permasalahan ini menurutnya, akan lebih rumit karena masih belum efektifnya pelaksanaan good governance ditengah tuntutan masyarakat yang page 1 / 2 semakin tinggi. Ditekankan Dirjen Cipta Karya, adanya peningkatan keterpaduan program pembangunan, peningkatan kualitas pembangunan dan peningkatan kualitas kelembagaan dan SDM, sebagai isu strategis dalam penyelenggraan pembangunan Cipta Karya. Prioritas program bidang Cipta Karya untuk tahun anggaran 2009 mencakup, penurunan kemiskinan dengan pemenuhan pelayanan dasar seperti kawasan kumuh, rusunawa, ruang terbuka hijau serta pemberdayaan masyarakat miskin. “Mendukung pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan daya saing, serta peningkatan arus barang dan jasa menjadi prioritas kami selanjutnya,” sebut Dirjen Cipta Karya (Balitbang PU) Pusat Komunikasi Publik 160508 page 2 / 2 Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)