PENDAHULUAN Latar Belakang Teknologi hyperspectral merupakan teknologi baru dalam bidang penginderaan jauh (remote sensing) yang mampu merekam ratusan sampai ribuan band dalam sekali pengambilan data. Dengan hyperspectral, tutupan lahan dapat dikenali lebih rinci sampai jenis dan kondisi tanamannya. (LAI) dan kandungan klorofil kanopi pada padang rumput Mediterania menggunakan tiga teknik yaitu partial least square regression (PLSR), band sempit (narrow band indices) dan titik infleksi red edge. Penelitian tersebut memperlihatkan bahwa PLSR memberikan hasil yang lebih baik dengan R2 0.69 untuk LAI dan 0.74 untuk kandungan klorofil. Teknologi hyperspectral telah menarik perhatian Pusat Teknologi Inventarisasi Sumber Daya Alam Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (PTISDA BPPT) untuk diterapkan pada permasalahan pertanian nasional. Permasalahan pertanian yang muncul saat ini salah satunya adalah belum digunakan data yang aktual untuk memprediksi hasil panen padi di Indonesia. BPPT mengadakan projek penelitian yang diberi nama HyperSri untuk memprediksi jumlah produksi padi per tahun di Indonesia menggunakan data hyperspectral. Di dalam proyek HyperSri dikaji beberapa algoritme untuk memprediksi indeks luas permukaan daun (Leaf Area Index/LAI), jumlah kandungan klorofil (SPAD), dan hasil panen (yield). Secara khusus penelitian ini mempelajari algoritme partial least square regression (PLSR). Hasil pemodelan yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk memprediksi hasil panen padi per tahun dari data citra satelit. Patelet al. (2001) dalam Borengasser et al. (2008) telah melakukan penelitian untuk menemukan hubungan antara inflection wavelength dengan LAI dan kandungan klorofil untuk gandum. Grafik hubungan antara inflection wavelength dengan LAI gandum dapat dilihat pada Gambar 1, sedangkan hubungan antara inflection wavelength dengan kandungan klorofil gandum dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 1 Hubungan inflection wavelength dengan LAI gandum (Patel et al. 2001). Gambar 2 Hubungan inflection wavelength dengan kandungan klorofil gandum (Patel et al. 2001). Dari Gambar 1 dan Gambar 2 terlihat hubungan linear antara perubahan panjang gelombang dengan LAI dan kandungan klorofil gandum. Secara berurutan koefisien determinasi (R2) hubungan tersebut yaitu 0.62 dan 0.32. Patel et al. (2001) dalam Borengasser et al. (2008) menyatakan bahwa hasil R2 tersebut mengindikasikan bahwa resolusi tinggi data spektral dapat digunakan untuk memperkirakan kondisi pertumbuhan hasil panen dan mengidentifikasi tekanan hasil panen. Tujuan Darvishzadeh et al. (2008) melakukan penelitian yang memprediksi Leaf Area Index Data hyperspectral yang digunakan terdiri atas nilai-nilai reflectance dan panjang Tujuan dari penelitian ini yaitu memprediksi LAI, SPAD, dan yield padi dengan menggunakan algoritme partial least square regression (PLSR). Ruang Lingkup Data yang digunakan yaitu data hyperspectral dan data crop variable milik PTISDA BPPT yang bekerja sama dengan ERSDAC Jepang. 1 gelombang padi. Pada data yang akan digunakan, penentuan kelas telah ditentukan berdasarkan wilayah, jenis padi, masa pertumbuhan, dan ketinggian pengambilan data. Wilayah yang digunakan yaitu Indramayu dan Subang, masa pertumbuhan tanaman padi yaitu vegetatif, reproduktif, dan ripening, sedangkan ketinggian pengambilan data spektral yaitu 10 cm, 50 cm, dan HyMap (2000 m). Data untuk ketinggian 10 dan 50 cm disebut data Field_Spect 10 dan Field_Spect 50. Hasil prediksi dievaluasi menggunakan nilai koefisien determinasi (R2) dan sebagai pembanding kebaikan hasil prediksi juga digunakan Root Mean Square Error (RMSE). Manfaat Manfaat dari penelitian ini yaitu membantu mendapatkan nilai akurasi dari algoritme PLSR sehingga didapatkan model yang dapat digunakan pada citra satelit untuk prediksi hasil panen padi per tahun di Indonesia. TINJAUAN PUSTAKA Hyperspectral Teknologi yang memanfaatkan pencitraan jarak jauh (remote sensing) telah banyak mengalami kemajuan. Teknologi yang saat ini masih termasuk muda adalah hyperspectral. Hyperspectral remote sensing merupakan suatu teknologi pencitraan jarak jauh yang merupakan adaptasi dari multispectral remote sensing. Multispectral menghasilkan gambar dengan beberapa band panjang gelombang yang relatif luas, sedangkan hyperspectral mengumpulkan data gambar secara bersamaan dalam ratusan atau ribuan band spektral yang berdekatan. Data citra hyperspectral dihasilkan oleh alat yang disebut spektrometer yang melibatkan konvergensi dua teknologi yaitu spektroskopi dan pencitraan jauh (Smith 2006). Smith (2006) menyatakan bahwa spektrum gambar hasil penyesuaian sensor, atmosfer, dan efek medan dibandingkan dengan spektrum reflectance lapangan atau laboratorium untuk memetakan material permukaan objek yang terkait. Reflectance adalah persentase cahaya yang dipantulkan oleh suatu material (Borengasser et al. 2008). Nilai reflectance bervariasi untuk setiap benda dengan bahan yang berbeda. Contoh grafik perbandingan nilai reflectance dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3 Grafik perbandingan (Smith 2006). reflectance Pada umumnya, sensor mengumpulkan data secara pasif atau aktif. Sensor pasif mengumpulkan dan merekam energi elektromagnetik yang dipantulkan atau dipancarkan oleh permukaan suatu fitur tertentu, khususnya terusan dari sebuah lensa optik. Sensor aktif menghasilkan energi pemiliknya dan kemudian mengumpulkan sinyal yang dipantulkan dari permukaan bumi. Pada citra hyperspectral, sumber data memasukkan 10 atau lebih data band. Lebar band data memiliki range 1 sampai 15 nanometer sedangkan pada multispectral lebar band berkisar antara 50 sampai 120 nanometer. Data multispectral bisa memiliki celah/renggang antara spectral band yang dikumpulkan, sedangkan data hyperspectral memiliki kumpulan band yang kontinyu (Borengasser et al. 2008). Sampai saat ini PTISDA BPPT melakukan penelitian untuk memprediksi jumlah produksi padi per tahun dengan menggunakan data hyperspectral. Panjang gelombang yang digunakan antara 350 sampai 2500 nanometer, band yang digunakan sebanyak 114 band. Variabel pertanian yang diukur yaitu LAI, SPAD, dan yield. Pada penelitian tersebut telah dilakukan analisis regresi menggunakan algoritme multiple linear regression (MLR) dan principal components regression (PCR) (Evri 2009). Regresi Linear Pada pengolahan data, peneliti selalu berkepentingan untuk menentukan hubungan antara dua atau lebih peubah. Hubungan tersebut mungkin renggang, seperti dalam asosiasi, atau mungkin pula erat. Pada kondisi tertentu, dua peubah mungkin bebas satu sama lain. Hal tersebut berarti korelasinya nol. Pada kondisi lain, peubah bergantung sepenuhnya pada peubah yang lain. Jika hubungan kedua 2