Skripsi JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN

advertisement
STRATEGI KOMUNIKASI PUBLIC RELATIONS HOTEL SOFYAN BETAWI
(SYARIAH) DALAM MENINGKATKAN MUTU PELAYANAN TERHADAP
TAMU
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)
Oleh:
NADYA RAMAYANI
NIM : 106051001853
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H / 2013 M
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Nadya Ramayani
Tempat, Tanggal Lahir : Medan, 9 Mei 1988
NIM
: 106051001853
Jurusan/Prodi
: Komunikasi dan Penyiaran Islam
Judul
: Strategi Komunikasi Public Relations Hotel Sofyan
Betawi (Syariah) Dalam Meningkatkan Mutu Pelayanan
Terhadap Tamu
Dosen Pembimbing : Drs. Wahidin Saputra, MA
Dengan ini menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya yang diajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (S1) di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber sesuai aturan digunakan dalam penulisan skripsi ini telah
saya cantumkan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini merupakan jiplakan, maka
saya bersedia menerima sanksi berdasarkan ketentuan yang berlaku di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 18 Juli 2013
NadyaRamayani
NIM. 106051001853
ABSTRAK
Nadya Ramayani
NIM: 106051001853
Strategi Komunikasi Public Relations Hotel Sofyan Betawi (Syariah)
Dalam Meningkatkan Mutu Pelayanan Terhadap Tamu
Perkembangan bisnis perhotelan sekarang ini sangat pesat di Indonesia. Bidang
promosi menjadi bagian yang penting dalam perusahaan perhotelan sebagai sarana
komunikasi bagi perusahaan dengan pasar sasarannya yaitu tamu, dimana tugas ini
diemban oleh seorang Public Realtions. Berjalannya zaman, prinsip syariah sudah
memasuki bisnis perhotelan. Hal inilah yang membuat peneliti tertarik untuk
menganalisa, strategi komunikasi Public Relations seperti apa yang digunakan Hotel
Sofyan Betawi yang menggunakan prinsip syariah dalam meningkatkan mutu pelayanan
terhadap tamu.
Untuk mengetahui strategi komunikasi Public Relations Hotel Sofyan Betawi
(Syariah) dalam meningkatkan mutu pelayanan terhadap tamu, peneliti merumuskan
masalah penelitian ini yaitu bagaimana strategi yang digunakan hotel Sofyan Betawi
dalam meningkatkan mutu pelayanan terhadap tamu dan bagaimana bentuk-bentuk
komunikasi yang digunakan Public Relations Hotel Sofyan Betawi terhadap para
tamunya.
Strategi komunikasi merupakan keseluruhan perencanaan, taktik, cara yang akan
dipergunakan guna melancarkan komunikasi dengan memperhatikan keseluruhan aspek
yang ada pada proses komunikasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Sedangkan
Public Relations sebagai disiplin dan serangkaian usaha untuk menjaga reputasi dengan
tujuan memperoleh pengertian atau pemahaman dan dukungan. Hotel syariah merupakan
“Hotel yang menyediakan jasa pelayanan penginapan, makan dan minum, serta jasa
lainnya bagi umum, dikelola secara komersial, serta memenuhi ketentuan persyaratan
yang ditetapkan pemerintah, industri, dan Syariah”. Dan mutu atau kualitas pelayanan
adalah perbedaan antara harapan pelanggan akan suatu pelayanan dengan persepsi
mereka akan pelayanan yang mereka terima.
Dalam skripsi ini peneliti menggunakan jenis penelitian berdasarkan pendekatan
deskriptif analisis. Sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah metode
kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah Public Relations Hotel Sofyan Betawi dan
objeknya yaitu strategi Public Relations Hotel Sofyan Betawi dalam membangun citra.
Penelitian dilakukan di bulan Mei 2012 sampai dengan selesai dilaksanakan bertempat di
Jl. Cut Meutiah 2, Cikini, Jakarta. Teknik pengumpulan data dengan cara observasi,
wawancara dan dokumentasi. Lalu teknik pengolahan data dengan cara mengambil
kesimpulan guna mencari jawaban dari pertanyaan yang terdapat dalam rumusan
masalah. Adapun metode yang digunakan dalam menganalisa data yaitu menggunakan
analisis deskriptif.
Berdasarkan hasil analisis peneliti dengan Public Relations Hotel Sofyan
Betawi, strategi komunikasi yang pertama yaitu strategi promosi, hotel Sofyan Betawi
menggunakan media cetak dan sales call sebagai bentuk promosi. Strategi kedua, yaitu
Pelayanan Syariah misal menerima pasangan yang bukan muhrim, hanya menyediakan
makanan dan minuman halal, tiap kamar terdapat Al-Quran, buku doa, sajadah, dan arah
kiblat. Bentuk komunikasi Public Relation hotel Sofyan Betawi yaitu komunikasi massa
dan antar pribadi. Komunikasi massa Public Relation Hotel Sofyan Betawi adalah sales
call. Komunikasi antar pribadi berkaitan dengan fasilitas yang nyaman dan syariah
tentunya.
Kata kunci: Public Relation, strategi komunikasi, syariah, analisis deskriptif
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim
Puji dan Syukurku kepada Allah SWT, Rabb semesta alam. Tidak ada daya dan
kekuatan selain dari-Nya. Shalawat serta salam juga senantiasa ditujukan kepada Pemimpin
terbaik, yang telah mencurahkan segala kearifannya dalam membimbing manusia sehingga
dapat menuai kehidupan yang penuh Rahmat dan Hidayah. Yaa Habibi, Muhammad SAW.
Sebagai penulis, saya bersyukur atas segala hasil yang tertuang di penelitian ini, saya
menyadari sebagai mahasiswa yang masih belajar tentu hasil ini semua tidaklah sempurna
tanpa peran-peran yang setia mendukung dan bersedia meluangkan waktunya dalam
membantu penelitian ini hingga dapat berhasil hampir sempurna, karena yang sempurna
hanyalah Allah dan RasulNya, oleh karenanya peneliti mengucapkan terima kasih dan
penghargaan yang tak ternilai kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr. H. Arief Subhan MA; juga
kepada Wakil Dekan Bidang Akademik, Drs. Wahidin Saputra MA; Wakil Dekan
Bidang Admisnistrasi Umum, Drs. H. Mahmud Djalal MA; dan Wakil Dekan Bidang
Kemahasiswaan, Drs. Studi Rizal LK, MA .
2. Bapak Drs. Jumroni, M.Si, sebagai Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Umi Musyarofah, MA, selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Drs. Wahidin Saputra, MA, selaku dosen pembimbing, yang telah meluangkan
waktu, tenaga dan pikirannya untuk memberikan bimbingan dan memberi petunjuk
kepada peneliti untuk membantu menyelesaikan skripsi ini.
ii
5. Penasehat Akademik Almarhumah. Dra. Asriati Jamil, terima kasih yang mendalam
atas segala daya dan upaya yang telah Ibu perjuangkan disaat Ibu menyempatkan
waktu untuk Kami Mahasiswa angkatan 2006, semoga saat ini Ibu bangga melihat
Kami telah mencapai yang Ibu harapkan semoga Ibu ditempatkan di Sisi Allah SWT.
6. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu yang telah membimbing dan mengajar mata kuliah dengan
penuh keikhlasan.
7. Hj. Mimi selaku HRD PT.Sofyan Group, terima kasih dari
penulis terhadap
bantuannya memberi izin guna selesainya penelitian ini.
8. Ibu Ita Faridasari Asst. Sales and Marketing Manager Hotel Sofyan Betawi yang
sangat banyak membantu menyelesaikan skripsi ini.
9. Hadiah terindah untuk Papa dan Ibu Susi yang telah menjadi penguat disisi Papa
hingga saat ini yang telah mendidik dan membesarkan dengan penuh cinta dan
keikhlasan, mohon maaf atas segala kekhilafan dan kesalahan yang telah dilakukan
peneliti baik sengaja maupun tidak disengaja, semoga dapat dijadikan pelajaran bagi
peneliti dalam mengarungi samudera kehidupan kelak.
10. Untuk Mama, semoga inilah kado yang terindah penebus segala suasana selama kita
mengarungi hidup berdua.
11. Tak lupa Ghazi ku, Icha, Azka yang telah mengisi hari-hari dengan penuh tawa dan
canda, aku terlalu menyayangi kalian.
12. Ameng, Bude, Tante dan Om semua yang selalu memotivasi penulis hingga detik
kapanpun.
13. Sahabat-sahabatku tercinta, Irma, Zizah dan segala isi KPI C 2006, terima kasih yang
diberikan mensupport sisa mahasiswa ini hingga lulus menyusul kalian.
iii
14. Adik –adik kelas yang menemani ku tak bisa kusebut satu persatu, seperjuangan Rini
Rasmayanti semua ini tak akan pernah terlupa.
15. Temen-temen KKN Biologi, Syariah, yang bersama-sama menimba ilmu di kampus
tercinta ini. Semoga kita bisa meraih sukses bersama menggapai kehidupan yang di
ridhai Allah SWT.
Ciputat, Mei 2013
Peneliti
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .......................................... 4
C. Tujuan dan Manfaat penelitian .................................................... 4
D. Metodelogi Penelitian .................................................................. 5
E. Tinjauan Pustaka .......................................................................... 9
F. Sistematika Penulisan .................................................................. 10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Strategi Komunikasi .................................................................... 12
B. Public Relations ........................................................................... 18
C. Hotel Konsep Syariah .................................................................. 25
D. Mutu Pelayanan ........................................................................... 40
BAB III GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Berdirinya Hotel Sofyan ................................................. 44
B. Visi dan Misi Sofyan Hotel ......................................................... 46
C. Proses Perubahan Hotel Sofyan Menuju Hotel Syariah .............. 49
D. Gambaran Public Relations Hotel Sofyan Betawi ...................... 57
BAB IV ANALISIS STRATEGI PUBLIC RELATIONS HOTEL SOFYAN
BETAWI
A. Strategi Public Relations Hotel Sofyan Betawi ........................... 60
v
B. Bentuk Komunikasi Public Relations Hotel Sofyan Betawi ....... 68
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. 72
B. Saran ............................................................................................ 72
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 74
LAMPIRAN
vi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia kini mengalami proses perubahan yang sangat mendasar,
baik dalam bidang ekonomi pada umumnya, maupun sektor pariwisata dan
perhotelan pada khususnya. Dengan berkembangnya industri perhotelan, maka
timbul persaingan antar perusahaan perhotelan untuk memberikan pelayanan yang
memuaskan kepada para tamunya. Adapun cara yang ditempuh setiap hotel
berbeda satu dengan yang lainnya. Produk yang ditawarkan berupa fasilitas dan
mutu pelayanan serta harga yang dapat bersaing dan yang terutama adalah
komunikasi pemasaran yang baik. Pada sekarang ini prinsip syariah menjadi salah
satu inovasi dalam bisnis perhotelan. Prinsip syariah ini dapat dijadikan suatu ciri
dari suatu hotel, dapat diketahui di indonesia hotel yang menggunakan prinsip
syariah sangat jarang.
Salah satunya kegiatan pemasaran yang penting dalam industri
perhotelan adalah bidang promosi (marketing division) yang merupakan suatu
sarana komunikasi bagi perusahaan dengan pasar sasarannya (tamu). Bidang
promosi dalam bisnis perhotelan sebagaian besar diemban oleh seorang Public
Relations. Untuk itu seorang Public Relations dalam suatu perusahaan sangat
diperhitungkan kedudukannya karena memiliki peranan dalam perputaran sistem
dan manajemen perusahaan. Seorang Public Relations dapat menjangkau aspek-
1
2
aspek sosial dan kepentingan publik, karena Public Relations bertugas menjadi
jembatan antara perusahaan dan konsumen.
Salah satu hotel di Jakarta yang memiliki keunggulan dalam bidang
pelayanannya adalah Hotel Sofyan Betawi. Hal ini dikarenakan Hotel Sofyan
Betawi
menggunakan prinsip syariah
terhadap penerapan manajemen hotel
kepada tamunya.
Ditunjukan dari fasilitas yang Hotel Sofyan Betawi sediakan misalnya,
dari segi penerima tamu (receiption) dengan tidak menerima pasangan yang tidak
satu muhrim, lalu restoran yang tidak menyediakan makanan yang tidak halal, dan
tidak menyediakan minuman yang mengandung alkohol, pada kamar hotelnya
menyediakan fasilitas seperti petunjuk arah kiblat, buku doa, dan Al-Quran. Hotel
Sofyan Betawi tidak menolak menerima tamu yang beragama non-Muslim, hanya
saja tamu tersebut tidak merasa keberatan dengan peraturan dan fasilitas yang
tersedia di Hotel Sofyan Betawi.
Sebagai hotel yang sedang berkembang,hal ini tentu tidak mudah untuk
mempromosikan Hotel syariah ditengah masyarakat yang masih sangat kurang
pengetahuan mengenai hotel syariah. Hal ini tidak terelakan dari tugas besar
seorang Public Relations Hotel Sofyan Betawi yang mengemban tugas sebagai
fasilitator tamu dengan institusinya, dalam hal ini Hotel Sofyan Betawi. Hotel
Sofyan Betawi memerlukan publik sebagai tamunya, dan tamu
memerlukan
kepercayaan serta jaminan bahwa tempat yang dipromosikan merupakan tempat
3
yang terbaik yang harus dipilih dari yang baik. Tamu sebagai publik memerlukan
adanya kepercayaan atas kenyamanan dari fasilitas yang tersedia oleh Hotel
Sofyan Betawi.
Semuanya itu akan menjadikan peran seorang Public Relations semakin
penting dan bahkan akan semakin strategis karena tidak hanya sebagai hiasan
saja. Sebagai seorang Public Relations harus terus menerus mendengar apa yang
dikatakan oleh setiap tamu dan secara teratur mengukur opini masyarakat
terhadap produk dan jasa serta pelayanan yang ditawarkan.
Untuk lebih memantapkan keberadaannya dalam masyarakat, suatu hotel
harus melakukan pengenalan diri dan berusaha mendapatkan pengakuan dan
kepercayaan dari masyarakat, terutama dari mereka yang hampir selalu
memerlukan pelayanan dari suatu hotel. Hal ini dianggap perlu karena sebuah
hotel mempunyai komitmen tertentu terhadap masyarakat dan semuanya itu harus
dipenuhi oleh seseorang yang tepat dalam mengelolanya.
Dari latar belakang tersebut, penulis merasa tertarik untuk meneliti lebih
lanjut strategi seorang Public Relations dalam mengelola sebuah industri di
bidang perhotelan, khususnya dalam peningkatan mutu dengan menjadi media
antara tamu dengan hotelnya, yang kemudian diangkat dengan judul “Strategi
Komunikasi Public Relations Hotel Sofyan Betawi (Syariah) Dalam
Meningkatkan Mutu Pelayanan Terhadap Tamu”.
4
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Agar pembahasan ini terfokus pada satu permasalahan maka penulis
membatasi kajian ini pada strategi komunikasi Public Relations Hotel Sofyan
Betawi dalam meningkatkan mutu pelayanan terhadap tamu terhitung pada
bulan Mei 2012 sampai dengan Juli 2012.
2. Perumusan Masalah
Dengan demikian dalam penulisan penelitian ini dirumuskan masalah sebagai
berikut :
a. Bagaimana strategi komunikasi yang digunakan Public Relations
Hotel Sofyan Betawi dalam meningkatkan
mutu
pelayanan
kepada para tamunya?
b. Bagaimana bentuk-bentuk komunikasi yang digunakan Public
Relations Hotel Sofyan Betawi terhadap para tamunya?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan kasus penelitian, maka
penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk :
a. Untuk mengetahui strategi yang dilakukan oleh Public
Relations Hotel Sofyan Betawi dalam meningkatkan
pelayanan terhadap para tamunya.
5
b. Untuk mengetahui bentuk-bentuk komunikasi Public
Relations di Hotel Sofyan Betawi dalam menjalankan
tugasnya, terutama tugasnya sebagai perantara antara
pihak hotel dengan para tamunya.
2.Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
Kegiatan penelitian ini merupakan stimulus dan kesempatan bagi
penulis untuk mengeksplorasi lebih jauh materi-materi yang didapatkan
dibangku perkuliahan yang kemudian diaktualisasikan dalam sebuah tulisan
ilmiah. Besar harapan penulis hasil penelitian ini dapat menambah
pengetahuan serta wawasan untuk mempelajari secara langsung langkah dan
strategi Public Relations dalam meningkatkan mutu pelayanannya di Hotel
Sofyan Betawi yang menggunakan prinsip syariah.
b.Manfaat Praktis
Penelitian ini dapat menjadi masukan dan wacana ideal khususnya
untuk penulis dan umumnya untuk masyarakat luas yang terlibat dalam
bidang komunikasi, yang kemudian direalisasikan dalam bentuk tindakan
yang konkret dari konsep wacana yang disajikan.
D. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif.
Dengan metode deskriptif analisis. Yang merupakan prosedur sebagai
6
penelitian menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.1
Pendekatan kualitatif diharapakan mampu menghasilkan suatu uraian
mendalam tentang ucapan, tulisan, dan tingkah laku yang dapat diamati dari
suatu individu, kelompok, masyarakat, organisasi teretentu dalam suatu
konteks setting tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh,
komprehensif dan holistic. Penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapat
pemahaman yang sifatnya umum terhadap kenyataan sosial dari perspektif
partisipan. Pemahaman tersebut tidak ditentukan terlebih dahulu, tetapi
diperoleh setelah melakukan analisis terhadap kenyataan social yang menjadi
fokus penelitian, dan kemudian ditarik suatu kesimpulan berupa pemahaman
umum tentang kenyataan-kenyataan tersebut.2
2.
Subjek dan Objek Penelitian
Subjek Penelitian ini adalah Public Relations Hotel Sofyan Betawi
sedangkan objek penelitian ini adalah strategi Public Relations Hotel Sofyan
Betawi dalam membangun citra.
3.
Waktu dan Tempat Penelitian
Penulis melakukan penelitian pada bulan Mei 2012 sampai dengan selesai
dilaksanakan. Tempat jl. Cut Meutiah 2, Cikini, Jakarta.
1
2
Lexi J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung, : Remaja Rosdakarya,2004) hal.3
Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi,
(Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2006)Ed. 1. Cet. 3, hal 213)
7
4.
Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi langsung,dalam penelitian ini, peneliti mengadakan pengamatan
terhadap program kerja dan strategi Public Relations Hotel Sofyan Betawi
dalam meningkatkan mutu pelayanan terhadap tamu
yaitu dengan
mengamati apa yang dilakukan Public Relations Hotel sehingga client
dapat tertarik untuk menginap atau menggunakan produk hotel,
pengamatan mulai dari kamar, ruang rapat, makanan, minuman dan
fasilitas hotel lainnya.
b. Wawancara (interview), yaitu peneliti melakukan tanya jawab secara
langsung dengan
Ibu Ita Faridasari (Public Relations
Hotel Sofyan
Betawi Cikini), mulai dari tugas dan kegiatannya. Dengan tujuan untuk
mendapatkan keterangan yang jelas tentang strategi Public Relations
Hotel Sofyan Betawi dalam meningkatkan mutu pelayanan sesuai dengan
tujuan penelitian ini. Sedangkan teknik wawancara yang digunakan adalah
wawancara berstruktur dan tidak berstruktur3. Hal ini bertujuan untuk
memberikan kebebasan kepada narasumber dalam menjawab pertanyaan
yang diberikan namun tetap terarah pada masalah yang diangkat.
c. Dokumentasi, yaitu salah salah satu instrumen pengumpulan data yang
sering digunakan dalam berbagai metode pengumpulan data. Metode
observasi
dan wawancara selalu dilengkapi
dengan penelusuran
dokumentasi. Tujuannya untuk mendapatkan informasi yang mendukung
3
Rusdin Pohan, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Yogyakarta: Lanarka, 2007), hal. 58.
8
analisis dan interpretasi data. proses pengumpulan dan pengambilan data
berdasarkan tulisan-tulisan berbentuk catatan, dokumen ataupun arsiparsip yang berhubungan dengan penelitian.
5. Teknik Pengolahan Data
Setelah data terkumpul, penulis menganalisa data tersebut, kemudian
diambilah kesimpulan guna mencari jawaban dari pertanyaan yang terdapat
dalam rumusan masalah. Dengan adanya kesimpulan maka penelitian ini
semakin terarah. Adapun teknik penulisan yang digunakan yaitu berpedoman
pada buku pedoman penulisan karya ilmiah (skripsi, tesis, dan disertasi) yang
disusun oleh CeQda tim UIN Syahid, UIN Press, 2007 cet, keII.
6. Teknik Analisa Data
Adapun metode yang digunakan dalam menganalisa data adalah anilisis
deskriptif. Fungsi analisis deskriptif yaitu memberikan gambaran umum
tentang data yang telah diperoleh. Gambaran umum ini bisa menjadi acuan
untuk melihat karakteristik data yang kita peroleh4
Ciri dari analisis ini adalah menitikberatkan pada observasi suasana ilmiah
(naturalistis setting). Peneliti hanya bertindak sebagai pengamat.Secara singkat,
hasil penelitian diolah dan disajikan dengan cara melaporkan data dengan
menerangkan dan memberi gambaran mengenai data yang terkumpul yang
kemudian data tersebut disimpulkan.
4
Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi,2005, hal. 25.
9
E. Tinjauan Pustaka
Setelah meninjau beberapa tulisan buku dan skripsi di perpustakaan UIN
Syarif Hidayatullah, ditemukan beberapa skripsi yang judul dan pembahasannya
memiliki kesamaan. Pada penelitian ini akan disampaikan Strategi Public
Relations Hotel Syariah (Strategi Public Relations Hotel Sofyan Betawi (Syariah)
Dalam Meningkatkan Mutu Pelayanan Terhadap Tamu) merujuk pada penelitian
terdahulu seperti penelitian:
1. Strategi Public Relations
POLRI Dalam Membangun Citra (Studi Pada
Kepolisian Resort Metro Jakarta Barat),Muhammad Iqbal, Jurusan Komunikasi
dan Penyiaran Islam ,tahun 2011. Persamaan skripsi ini adalah
lebih
memfokuskan pada strategi Public Relations, sedangkan perbedaanya ialah pada
skripsi yang diangkat oleh peneliti lebih membahas dalam membangun citra dan
bukan terfokus pada bentuk komunikasi Public Relationsnya.
2. Strategi Komunikasi Bank CIMB NIAGA Dalam Meningkatkan Pelayanan
Terhadap Nasabah (Studi Pada TK Ketilang UIN Syarif Hidayatullah Jakarta),
Irma Istarizkizra, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, tahun 2009.
Persamaan dari skripsi ini adalah metode yang digunakan menggunakan
pendekatan analisis deskriptif, sedangkan perbedaannya ialah pada objek
penelitiannya.
3. Strategi Komunikasi Marketing Public Relations Trans TV (PT. Televisi
Transformasi Indonesia) Dalam Meningkatkan Rating Program Extravaganza,
Yudithia Ahmad, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, tahun 2009. Pada skripsi
10
ini memiliki subjek yang berbeda namun sama-sama meneliti tentang strategi
public relations dalam suatu lembaga atau perusahaan.
F. Sistematika Penulisan
Untuk mengetahui gambaran yang jelas tentang hal-hal yang diuraikan dalam
penulisan ini, maka penulis membagi sistematika penyusunan kedalam lima bab
dibagi dalam sub dengan perincian sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam pendahuluan ini mengungkap tentang fenomena kesenjangan yang
melatarbelakangi sebuah penelitian ini
dan batasan pembahasan penelitian yang
meliputi: Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan
Manfaat Penelitian, Metodelogi Penelitian, Tinjauan Pustaka dan Sistematika
Penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Landasan teori menguraikan tentang beberapa hal yang menyangkut tentang
pembahasan dalam skripsi ini. Bab ini memiliki lima pokok bahasan yaitu:
Pembahasan mengenai Strategi Komunikasi selanjutnya pembahasan mengenai
Public Relations mulai dari pengertian, fungsi dan tujuan, serta ruang lingkupnya.
lalu ditutup dengan pembahasan Hotel Konsep Syariah, dari dasar pemikiran
terbentuknya Hotel Syariah, dan konsep Hotel Syariah.
BAB III GAMBARAN UMUM
Pada Bab ini fokus kepada pembahasan mengenai Hotel Sofyan Betawi di
Cikini Jakarta yang berupa profil yang memuat kisah sejarah berdirinya, motto, visi
11
dan misi dari Hotel Sofyan, logo, struktur organisasi,standar kebijakan mutu Hotel
Sofyan Betawi serta gambaran tentang Public Relation Hotel Sofyan Betawi.
BAB IV ANALISIS HASIL TEMUAN PENELITIAN
Bab ini merupakan inti dari Pembahasan tentang penyajian data yang
berkaitan dengan penelitian pada bab ini bertujuan untuk memahami segala yang
berkaitan dengan obyek penelitian yang meliputi; Deskripsi Obyek Penelitian yaitu
Strategi KomunikasiPublic RelationsHotel Sofyan Betawi dalam meningkatkan mutu
pelayanan terhadap tamu, efektivitas serta bentuk-bentuk strategi komunikasi Public
Relations Hotel Sofyan Betawi dalam memenuhi pelayanan terhadap tamunya.
BAB V PENUTUP
Pada bab akhir ini, penulis memberikan kesimpulan terhadap apa yang diteliti
oleh penulis, serta memberikan saran-saran dan juga beberapa lampiran yang didapat
oleh penulis.
12
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Strategi Komunikasi
1. Pengertian Strategi
Kata strategi berasal dari bahasa Yunani, yaitu Strategὸ s, yang berarti
“Komandan Militer” pada zaman demokrasi Athena. Pada awalnya strategi
digunakan dalam dunia militer, yaitu untuk memenangkan suatu peperangan1.
Para ahli komunikasi, terutama di negara-negara yang sedang
berkembang, dalam tahun-tahun terakhir ini menumpahkan perhatiannya yang
besar terhadap strategi komunikasi (communication strategy), dalam
hubungannnya dengan penggiatan pembanguna nasional negara masingmasing.
Fokus perhatian ahli komunikasi ini memang penting untuk ditujukan
kapada strategi komunikasi, karena berhasil tidaknya kegiatan komunikasi
secara efektif banyak ditentukan oleh strategi komunikasi. Di lain pihak tanpa
strategi komunikasi, media massa yang semakin modern yang kini banyak
digunakan di negara-negara yang sedang berkembang karena mudahnya
diperoleh dan relatif mudahnya dioperasionalkan, bukan tidak mungkin akan
menimbulkan pengaruh negatif .
1
Komarudin, Ensiklopedi Manajemen. (Jakarta : Bumi Aksara,1994) Cet. Ke-1,h.539
12
13
Dengan demikian, strategi komunikasi baik secara makro (palnned
multi-media strategy) maupun secara mikro strategy (single communication
medium strategy) mempunyai fungsi ganda :
1. menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat informatif,
persuasif dan instruktif secara sistematik kepada sasaran untuk memperoleh
hasil optimal.
2. menjembatani “cultural gap” akibat kemudahan diperolehnya dan
kemudahan dioperasinalkannya media massa yang begitu ampuh, yang jika
dibiarkan akan merusak nnilai-nilai budaya.
Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan
manajemen (management) untuk menacapai suatu tujuan. Tetapi untuk
mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang
hanya menunjukan arah saja, melainkan harus menunjukan bagaimana taktik
operasionalnya. Demikianlah pula stategi komunikasi merupakan paduan dari
perencanaan komunikasi (communicationn planning) dan manajemen
komunikasi (communication management) untuk mencapai suatu tujuan.
Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukan
bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam arti kata
bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda-beda sewaktu-waktu bergantung
dari situasi dan kondisi.2
2
Onong Uchjana Efendi, Ilmu Komunikasi Teori dan Filsafat Komunikasi,. (Bandung :
PT.Citra Aditya Bakti,2003) Cet. Ke-2, h.300
14
Strategi dapat diartikan dalam beberapa hal seperti rencana, pola,
posisi, serta pandangan. Sebagai rencana, strategi berhubungan dengan
bagaimana memfokuskan perhatian dalam mewujudkan tujuan yang ingin
dicapai. Sebagai pola, stategi berarti suatu ketetapan berdasarkan alasanalasan tertentu dalam menentukan keputusan akhir untuk memadukan
kenyataan yang dihadapi dengan tujuan yang ingin dicapai. Sebagai posisi,
strategi berarti sikap yang diambil untuk mencapai tujuan, dan sebagai
pandangan strategi berarti cara memandang bentuk dan acuan dalam
mengambil keputusan maupun tindakan.
Pendekatan strategi memiliki beberapa ciri berikut :
1. Memusatkan perhatian pada kekuatan. Kekuatan bagaikan fokus dalam pokok
pendekatan strategi.
2. Memusatkan kepada analisa dinamika, analisa gerak, analisa aksi.
3. Strategi memusatkan pada perhatian kepada tujuan yang ingin dicapai serta
gerak untuk mencapai tujuan tersebut.
4. Strategi memperhatikan faktor-faktor waktu (sejarah : masa lampau, masa kini
dan trauma masa depan) dan faktor lingkungan.
5. Strategi berusaha menemukan masalah-masalah yang terjadi dari peristiwa
yang ditafsirkan berdasarkan kontek kekuatan, kemudian mengadakan analisa
kemungkinan-kemungkinan serta memperhitungkan pilihan-pilihan dan
15
langkah-langkah yang dapat diambil dalam rangka bergerak menuju kepada
tujuan itu.3
Strategi diartikan sebagai rencana menyeluruh dalam mencapai target,
meskipun tidak ada jaminan atas keberhasilannya. Strategi pada hakekatnya
adalah perencanaan, dan pengolahan untuk mencapai suatu tujuan dalam
dunia komunikasi, strategi berarti rencana menyeluruh dalam mencapai
tujuan-tujuan komunikasi.4
2. Komunikasi
Sementara komunikasi secara etimologis berasal dari bahasa Latin
Communication. Istilah ini berasal dari pernyataan “communis” yang
berarti sama, sama disini maksudnya adalah sama makna atau sama arti.
Jadi, komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan makna atau sama arti.
Jadi, komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu
pesan yang disampaikan oleh komunikator yang diterima oleh
komunikan.5
Komunikasi sebagai suatu proses artinya bahwa komunikasi merupakan
serangkaian tindakan atau peristiwa yang terjadi secara berurutan (ada
tahapan atau sekuensi) serta berkaitan satu dengan yang lainnya dalam
3
Ali Martopolo, Strategi Kebudayaan ( Jakarta : Eister For Strategic End International Study
1978 ) Cet. I,h.8
4
Parkit M. Yusuf, Komunikasi Pendidikan dan Komunikasi Instruksional, ( Bandung, Remaja
Rosdakarya, 1990) h.72
5
Pakit M. Yusuf, Komunikasi Pendidikan dan Komunikasi Intruksional, (Bandung:Remaja
Rosdakarya, 1990), h.72
16
kurun waktu tertentu. Sebagai suatu proses, komunikasi tidak statis,
melainkan dinamis dalam arti akan selalu mengalami perubahan dan
berlangsung terus menerus. Proses komunikasi melibatkan banyuak faktor
atau komponen. Faktor-faktor atau unsur yang dimaksud antara lain
meliputi komunikator, komunikan, pesan, (isi, bentuk, dan cara
penyampaiannya),
saluran
atau
media
yang
digunakan
untuk
menyampaikan pesan, waktu, tempat, hasil atau akibat yang ditimbulkan
dan situasi atau kondisi yang ada ketika komunikasi berlangsung.6
Dalam menyusun strategi komunikasi perlu suatu pemikiran dan
memperhitungkan faktor-faktor pendukung dan penghambat, maka untuk
menganalisisnya perlu diperhatikan komponen-komponen komunikasi berikut
:
1. Mengenali sasaran komunikasi yang mempelajari siapa saja yang akan
menjadi sasaran komunikasi sesuai dengan tujuan komunikasi. Untuk itu
terdapat faktor-faktor yang perlu diperhatikan pada diri seorang
komunikan :
a. Faktor kerangka referensi mengenal kerangka refrensi (frame of
refrence) komunikan yang terbentuk sebagai hasil dari pacuan
pengalaman, pendidikan, gaya hidup, norma hidup, status sosial,
ideologi, cita-cita dan sebagainya.
6
Riswandi,Ilmu Komunikasi(Yogyakarta:Graha Ilmu,2009),Cet.Ke-1,h.5.
17
b. Faktor situasi dan kondisi untuk mencapai komunikasi yang efektif
harus mengetahui situasi dan kondisi komunikan, yang dimaksudkan
dengan situasi ialah situasi kommunikan pada saat menerima pesan
yang akan disampaikan. Sedangkan yang dimaksud dengan kondisi
ialah state of personality komunikan, yaitu dalam keadaan fisik dan
psikis kommunikan pada saat ia menerima pesan komunikasi.
2. Pemilihan media komunikasi, untuk mencapai sasaran komunikasi harus
dapat memilih secara tepat media komunikasi yang digunakan, tergantung
pada tujuan yang akan dicapai, pesan yang akan disampaikan, dan teknik
yang akan dipergunakan.
3. Pengkajian tujuan pesan komunikasi, pesan komunikasi mempunyai
tujuan tertentu, sehingga hal ini menentukan tujuan teknik yang harus
diambil. Apakah itu teknik informasi, persuasi, atau teknik instruksi. Dan
yang paling penting adalah mengerti pesan komunikasi.
4. Peranan komunikator dalam komunikasi, faktor penting yang harus
terdapat pada diri komunikator ketika melancarkan komunikasi ialah :
a. Daya tarik sumber komunikasi akan berhasil, akan dapat mengubah
sikap, opini dan perilaku komunikan jika komunikan mempunyai daya
tarik dan merasa ada kesamaan dengan komunikator.
18
b. Kreidibilitas sumber faktor lain yang dapat menyebabkan komunikasi
berhasil ialah kepercayaaan komunikan pada komunikator dan
komunikator pun mampu bersifat empatik kepada komunikan.7
Jadi dapat dikatakan, strategi komunikasi adalah keseluruhan perencanaan,
taktik, cara yang akan dipergunakan guna melancarkan komunikasi
dengan memperhatikan keseluruhan aspek yang ada pada proses
komunikasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Kemungkinan atas
kegagalan komunikasi bisa disebabkan oleh kurang memadainya atau
kurang matangnya perencanaan, ataupun tingkat kredibilitas komunikator
yang belum memadai pada saat penyusunan strategi, sehingga tidak
tersampaikannya pesan yang berujung pada gagalnya tercapainya tujuan
trategi komunikasi secara efektif.8
B. Public Relations
1. Pengertian Public Relations
Institute of Publlic Relations (IPR) menandang Public Relations
sebagai persamaan dari reputasi, yakni hasil dari apa yang Anda
kerjakan,apa yang Anda ucapkan dan apa yang orang laiin katakan pada
diri Anda. Selanjutnya IPR mendefinisikan praktik Public Relations
sewbagai disiplin dan serangkaian usaha untuk menjaga reputasi denngan
7
Anwar Arifin, Ilmu Komunikasi; Sebagai Pengantar Ringkas, (Jakarta:PT.Raja Grafindo
Persada,1995) Cet ke-3.h.35-39
8
Irma Istirizkira, Strategi Komunikasi Bank CIMB NIAGA Dalam Meningkatkan Pelayanan Terhadap
Nasabah (Studi Pada TK Ketilang UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
h.19
19
tujuan memperoleh penngertian atau pemahaman dan dukungan, serta
mempengaruhi opini dan perilaku. Meskipun suatu organisasi harus
memiliki pendekatan yang konsisten menyangkut komunikasi dan
manajemen reputasi, proses keseluruhannya dapat dibagi kesejumlah
wilayah atau bidang. Terminologi dan pembagian ini tentunya tidak harus
konsisten dan disetujui secara universal, tapi kebanyakan praktisi
memandang disiplin ini terdiri dari beberapa dari bidang utama sebagai
berikut :
a. Komuunikasi korporasi dan keuangan
b. Hubungan dengan pemerintah
c. Komunikasi pemasaran
d. Komunnnikasi internal
e. Hubungan dengan masyarakat
Masing-masing dari sektor tersebut memiliki karakteristiknya sendiri
yang mempengaruhi stuktur dan manjemen departemen Public Relationnya. Cakupan tanggung jawab yang berbeda itu dengan sendirinya juga
menuntut keahlian dan sumber daya yang berbeda-beda, yang pada
gilirannya juga mempengaruhi pendekatan manajemen yang Anda
terapkan.
Kita tidak sedang berusaha
memberikan
petunjuk mengenai
perencanaan program kerja Public Relations, tapi sekedar membuat garis
besar tentang karakteristik spesifik dari setiap sektor yang akan
20
mempengaruhi manajemen departemen Public Relation. Dalam setiap
bidang terdapat uraian mengenai :
a. Tujuan kegiatan
b. “publik” atau kahalayak target
c. Kandungan program kerja
d. Pihak-pihak yang harus dihubungi
e. Keahlian khusus dan pengalaman yang diperlukan.9
Definisi Public Relations menurut International Public Relations
Association (IPRA) dan menurut beberapa pakar(baik praktisi maupun
akademisi) :
1. Menurut International Public Relations Association (IPRA) :
“ Public Relations is a management function of a continuing and
planned character, trough which public and private organization and
institutions seek to win and retain the understanding, symphathy, and
support of those with whom they are or maybe concerned, by
evaluating public opinion about themselves, in order to correlate as
far as possible, their own policies and procedure to achieve, by
planned and widespread information, more productive cooperation
and more efficient fulfillment of their common interests.”
2. Menurut J.C Seidel :
9
Mike Beard.Manajemen Departemen Public Relations. The Institute of Public
Realations,2001. Cet. Ke-2,hal 8
21
“Public Relations adalah proses yang berkesinambungan dari usahausaha pihak manajemen untuk memperoleh sokongan (goodwill) dan
pengertian dari para pelanggan, pegawai dan karyawan dan publik
umumnya. Kedalam dengan melakukan analisa dan perbaikanperbaikan terhadap diri sendiri, dan keluar dengan mengadakan atau
menyampaikan pernyataan-pernyataan.”
3. Menurut British Institute of Public Relations :
“Public
Relations
adalah
suatu
usaha
berencana
dan
berkesinambungan untuk memelihara itikad baik, sokongan, serta
pengertian bersama antara organisasi atau perusahaan dengan
masyarakat.”
4. Menurut Darrow Forrestal :
“Public Relations adalah suatu yang membantu atau menunjang
sebuah
organisasi
atau
perusahaan
dan
khalayaknya
untuk
menyesuaikan diri satu dengan yang lain”.
5. Menurut pakar Ilmu Komunikasi di Indonesia Dr. Jalaludin Rahmat
dan Deddy Mulyana,MA :
Humas atau Public Relations senantiasa berkenaan dengan kegiatan
penciptaan pemahaman melalui pengetahuan. Melalui kegiatankegiatan tersebut diharapkan akan muncul suatu dampak, yakni berupa
perubahan yang positif. Dengan demikian, humas adalah suatu bentuk
komunikasi yang berlaku terhadap semua jenis organisasi, baik itu
22
bersifat komersial maupun non komersial, pemerintah maupun pihak
swasta”.
Humas dapat diartikan sebagai kegiatan manajemen maksudnya
adalah bahwa humas sama dan setara dengan kegiatan manajemen lainnya
seperti : produksi, administrasi keuangan, pemasaran, distribusi,
pembinaan personalia dan lain sebagainya.
2. Fungsi dan Tujuan Public Relations
Fungsi program atau kegiatan hubungan masyarakat atau Public
Relations yang utama adalah menumbuhkan, memelihara dan membangun
citra. Dalam hal ini, citra (image) yang positif dan mengutungkan
tentunya, sama sekali bukan untuk membangun citra yang negatif atau
merugikan. Dalam hal ini bisa menyangkut citra mengenai kondisi negara
dan bangsa, citra kebijakan pemerintah, citra organisasi, citra partai
politik, dan citra perusahaan (coorporate image) beserta produkproduknya, sampai kepada citra perorangan atau pribadi
(tokoh
masyarakat).
Lalu tujuan Public Relations atau pogram kehumasan adalah pencapaian
citra yang diharapkan dan pemeliharaan citra positif yang sudah berjalan.
Jadi, tujuan Public Relations lebih tepatnya adalah, pencapaian citra (
yang ditetapkan atau yang diharapkan). Fungsi kehumasan adalah
menyangkut upaya pembinaan citra itu. Mulai dari upaya menumbuhkan
citra, memelihara atau mempertahankan citra, sampai upaya meningkatkan
23
citra (agar lebih baik atau lebih tinggi dari yang sudah ada) dan
memperbaiki citra (bila ada gangguan terhadap citra atau ada peristiwa
yang membuat citra itu merosot) serta mengembalikan citra yang baik dan
positif.
3. Ruang lingkup public relations
a. Hubungan dengan pelanggan (customer relations)
Hal
ini
mencakup
kegiatan-kegiatan
seperti
memeberi
informasi kepada pelanggan atau nasabah, menjelaskan prosedur, tata
cara waktu (contohnya waktu/jam pemberangkatan kereta api, bus,
kapal) menyampaikan pesan-pesan secara berkala (melalaui brosur,
jurnal, surat, dan sebagainya), menyelenggarakan acara atau kegiatan
bersama para pelanggan (sarasehan, tea walk, bussines gathering, dan
lain-lain), menciptakan suasana kenyamanan atau kemudahan bagi
urusan para pelanggan dan melayani pelanggan atau tamu (contohnya
tamu-tamu hotel atau restoran) bila menyangkut pemeliharaan citra
atau penyampaian informasi.
b. Hubungan dengan masyarakat atau penduduk (Community Relations)
Hal ini mencakup kegiatan membina hubungan baik dengan
penduduk atau masyarakat yang sekuarang-kurangnya meliputi
penduduk sekitar lokasi pabrik atau perusahaan atau toko atau di
sekitar kantor organisasi maupun lembaga yang bersangkutan.
24
c. Hubungan dengan Pers atau Media Massa (Press Relations)
Hal ini mencakup kegiatan membuat clippings (guntingan
berita dari koran, majalah, dan lain-lain) serta menganalisa pendapat
umum (opini publik) atau aspirasi kelompok-kelompok tertentu
(specific groups opinion), menyampaikan informasi dan pernyataan
resmi melalui media massa, menyelenggarakan acara jumpa pers
(press confrence) atau menyusun dan mengedarkanketerangan pers
(press release), membina hubungan komunikasi dua arah dengan
wartawan
dan
redaksi
media
massa
(surat
kabar,tv,radio,majalah,tabloid dan lain-lain).
d. Hubungan dengan instansi-instansi pemerintah (government relations)
Hal ini mencakup kegiatan pembinaan dan penyelenggaraan
hubungan komunikasi dua arah dengan instansi-instansi pemerintah
(pemerintah daerah atau provinsi atau kabupaten atau kota, pihak
kepolisian, dinas tenaga kerja, dinas perindustrian, dinas pariwisata,
dan lembaga lainnya), upaya-upaya perolehan informasi aktual dari
berbagai instansi pemerintah dan sebaliknya menyampaikan informasi
kepada instansi terkait.
e. Hubungan dengan karyawan atau pegawai (employee relations)
Hal ini mencakup kegiatan pembinaan hubungan kedalam
(pimpinan dengan karyawan dan sesama bawahan) yang memang
25
terkesan agak tumpang tindih dengan fungsi atau tugas bagian
kepegawaian (personalia).
f. Hubungan dengan pihak terkait (stakeholder relations)
Hal ini mencakup kegiatan yang menunjang atau terusmenerus berhubungan dengan kegiatan organisasi atau perusahaan
atau lembaga (seperti agen-agen, supplier, distributor) dan juga
mencakup hubungan dengan para pemegang saham (shareholder
relations).10
C. Hotel Konsep Syariah
Syariah dalam arti luas “al-syariah” berarti seluruh ajaran agama Islam
yang berupa norma Ilahiyah, baik yang mengatur tingkah laku batin (sistem
kepercayaan atau doktrinal) maupun tingkah laku konkrit (legal-formal) yang
individual dan kolektif. Dalam arti ini, al-syariah identik dengan din, yang
berarti meliputi seluruh cabang pengetahuan keagamaan Islam, seperti kalam,
tasawuf, tafsir, hadist, fikih, ushul fikih dan seterusnya (akidah, akhlak, dan
fikih). Dalam arti sempit al-syariah berarti norma-norma yang mengattur
sistem tingkah laku individual maupun tingkah laku kolektif. Berdasar
pengertian ini, al-syariah dibatasi hanya meliputi ilmu fikih dan ushul fikih.11
10
Drs. T. May Rudy,SH.MIR.,M.Sc, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat Internasional
(Bandung : Refika Aditama,2005), h.86
11
Islamwiki.blogspot.com/2012/08/pengertian-syariah-dalam-arti-luas-dan.html
26
Keutamaan usaha dengan jual beli dan yang lainnya dari jenis yang halal
salah satunya terdapat dalam Al-Quran ; Allah SWT berfirman dalam surat
Al-Jumu‟ah ayat 10 :
ْ ‫ض وَابْتَغُوا ِم‬
‫ن‬
ِ ْ‫فَِإذَا ُقضِيَتِ الّصَلَاةُ فَانْ َتشِرُوا فِي الْأَر‬
َ‫ل اللَهِ وَاذْكُرُوا اللَهَ كَثِيرًا لَعَلَكُمْ تُ ْفلِحُون‬
ِ‫ض‬
ْ ‫َف‬
Artinya : Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi;
dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu
beruntung.
Paradigma Ekonomi Syariah, dibumi Indonesia berkembang
dengan didirikannya Bank Muamalat pada tahun 1992, sebagai Bank
Syariah pertama di Indonesia. Kemudian berkembang lagi dengan
adanya asuransi syariah, obligasi syariah, reksadana syariah,pegadaian
syariah,multilevel marketing syariah, program televisi syariah. Diluar
negri, termasuk negara-negara barat paradigma ini, sudah mulai
berkembang sejak tahun 1970-an, yang pada dasarnya dunia barat
terbuka untuk menerimanya. Keterbukaan ini terbukti dengan turut
sertanya lembaga keuangan terkemuka seperti CITIBANK, ABN
AMRO, HSBC, ANZ BANK. Begitu pula dalam bidang pasar modal
dunia dengan diluncurkannya Dow Jones Islamic Index di New York
Stock Exchange, yang tentu saja membawa keuntungan komersil yang
baik.
27
Dunia barat memandangnya sebagai suatu Ethycal Invesment or
Bussines belaka, dan bukan memandangnya sebagai suatu isu yang
sensitif yang dapat memicu pertikaian antar golongan dan agama, dan
bukan pula sebagai suatu hal yang aneh yang mencampur-adukan
urusan agama yang sifatnya sangat pribadi dengan urusan bisnis yang
bersifat umum. Tetapi mereka memandang pembingkaian nilai-nilai
komersil suatu bisnis dengan suatu nilai-nilai tertentu ini akan
memperkaya nuansa produk dari bisnis-bisnis itu sendiri. Suatu contoh
lain misalnya, keberadaan Green Label Fund suatu reksa dana yang
diinvestasikan hanya pada saham-saham atau instrumen
investasi
pada perusahaan yang menerapkan prinsip-prinsip “ramah lingkungan‟
diseluruh lini operasionalnya.
Jadi begitu pula halnya paradigma ekonomi dan bisnis syariah.
Syariah itu melengkapi panduan kebiajakan dan prinsip-prinsip yang
ada pada bisnis umumnya dengan “prinsip-prinsip” penyeimbang yang
menyeluruh dan lengkap, sehingga menempatkan suatu bisnis pada
posisi yang optimum berimbang anatara seluruh stake-holder dan
lingkungannya, sehingga meningkatkan keuntungan dan daya tahan
suatu bisnis.
Kesemuanya memang tidak lepas dari konsep “paradigma” itu
sendiri yaitu sebagai suatu kerangka kerja atau kerangka pikir dalam
dasar filosofikal tertentu dimana teori-teori, hukum, generalisasi dan
28
data empiris yang di formulasikan untuk mendukung kerangka pikir
tersebut dalam suatu kumpulan ilmiah atau disiplin ilmu. Yang
mempengaruhi, cara pandang, selera, preferensi, pilihan, metodologi,
perilaku, dan pada akhirnya membentuk karakter atau budaya dan
nilai-nilai
yang terbentuk
dalam
menjalankan
seluruh
aspek
kehidupan. Sehingga apa yang dikatakan berhasil dalam suatu
paradigma tertentu, belum tentu dikatakan berhasil dalam paradigma
lainnya.
1. Dasar pemikiran terbentuknya Hotel Syariah
Hotel adalah usaha yang bergerak dalam jasa akomodasi.
Dalam definisi hotel yang disebutkan pada Keputusan Menteri
Pariwisata,
Pos
dan
Telekomunikasi
Nomor
:
KM.
94/HK.103/MPPT-87 tahun 1987 tentang Ketentuan Usaha dan
Penggolongan Hotel disebutkan dalam Bab I pasal (1) poin b :
“Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan
sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa
pelayanan penginapan, makan dan minum serta jasa lainnya bagi
umum, yang dikelola secara komersial, serta memenuhi ketentuan
persyaratan
yang
ditetapkan”.
Dalam
Bab
VII
tentang
pengusahaan pasal 24 ayat (1) dijelaskan : “Didalam menjalankan
usaha Hotel, pimpinan Hotel wajib untuk : a. Memberi
perlindungan kepada para tamu Hotel b. Menjaga martabat Hotel,
29
serta mencengah penggunaan Hotel untuk perjudian, penggunaan
obat bius, kegiatan, kegiatan-kegiatan yang melanggar kesusilaan,
keamanan dan ketertiban umum”.
Dalam
penjelasan
tentang kriteria
persyaratan
operasional
penggolongan kelas bintang yang terdapat pada Keputusan
Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No : KM.3/HK.001/MKP.02
tahun 2002, pada unsur Public Bar dan sub unsur tersedia Public
Bar disebutkan : “Public Bar sesuai dengan taraf hotel, apabila
hotel
yang
bertaraf
internasional
sebaiknya
menyediakan
minuman berakohol. Apabila hotel bertema khusus bar bisa
menyediakan minuman non alkohol atau minuman alkohol
disediakan tapi tidak didisplay”.
Dari ketentuan yang ada diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa hotel yang pada dasrnya adalah merupakan usaha yang
bersih karena tidak ada tuntutan atau kewajiban bagi pengusaha
hotel untuk menyediakan fasilitas-fasilitas atau produk yanng
melanggar susila yang ada di masyarakat. Bahkan dari ketentuan
diatas malah ditegaskan agar hotel menjaga martabat hotel dengan
melarang hal-hal yang akan melanggar susila, ketertiban umum
serta tindak kejahatan lainnya.
Dengan demikian hotel sebenarnya adalah sebuah usaha netral
dalam artian bisa menjadi usaha yang halal tapi juaga bisa
30
sebaliknya menjadi usaha yang minimal syubhat tergantung
dibawa kemana arah usahanya oleh pengusaha hotel atau
digunakan untuk apa oleh tamu. Maka kalau boleh diibaratkan
seperti usaha yang memperjualbelikan pisau yang oleh pembeli
bisa juga untuk kejahatan. Jadi usaha dibidang jasa perhotelan
bukanlah suatu usaha yang mutlak haram atau syubhatnya.
Keharaman dan kesyubhatannya sangat tergantung pada produk
dan fasilitas yang disediakan dan penggunaanya. Lebih-lebih pada
aturan klasifikasi bintang hotel tahun 2002, pennilaian tidak lagi
menitik beratkan pada ketersediaan fasilitas yang banyak tapi
penekanannya adalah
pada kualitas pelayanan. Komposisi
penilaian klasifikasi bintang “dulu” dan “sekarang” sangat ber
berbeda seperti nampak pada tabel berikut :
Lama
Baru
Fisik
67%
30%
Pengelolaan
28%
20%
Pelayanan
15%
50%
Tabel 1.1
Walaupun fasilitas tidak terlalu banyak tapi dengan pelayanan
prima maka bisa dikategorikan sebagai hotel bintang lima.
31
2. Konsep Hotel Syariah
Syariah adalah panduan dan pedoman untuk seluruh aspek
dalam tatanan kehidupan, yang “kompresensif” dan lengkap, yang
tercantum dalam Al-Quran dan Al-Hadits. Didalamnya terdapat
pokok-pokok petunjuk, kaidah-kaidah pasti, arahan-arahan prinsip
yang bersifat universal, berlaku untuk semua umat manusia dan
sepanjang masa. Yang bertujuan untuk membawa kehidupan
kepada keberhasilan, kesejahteraan, dan kehidupan yang lebih baik
bagi seluruh umat mausia dan lingkungannya (rahmattan lil
„alamin).
Standar Hotel Syariah secara baku belum ada. Tapi tidak
menjadi suatu yang sangat sulit pula untuk membuat suatu usaha
hotel sesuai dengan syariah. Karena usaha hotel adalah satu dari
sekian banyak usaha yang ada. Dan usaha secara Islam (syariah)
dibolehkan selama tidaka ada dalil (nash) yang melarangnya
karena bagian dari muamalah.
Secara umum hal yang dilarang (diharamkan) dalam usaha
atau muamalah adalah usaha atau muamalah yang akan
menghasilkan (memproduksi), memperdagangkan, menyewakan
suatu yang haram atau minimal syubhat. Usaha atau muamalah itu
tidak ada dan tidak membawa dampak langsung dan tidak
langsung
pada
kezhaliman,
kemudharatan,
kemunkaran,
32
kerusakan, kemaksiatan, kesesatan serta ta‟awun dalam dosa dan
permusuhan serta jauh dari unsur ribawi, kecurangan, kebohongan
atau penipuan, maisir dan manipulasi. Ditambah selalu komitmen
dengan setiap akad yang dilakukan.
Banyak prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah syariah yang dapat
dijadikan pedoman dalam mengelola hotel sehingga terwujud
nuansa dan suasana yang didambakan, diantaranya adalah :
1. Mengutamakan tamu (fal yukrim dhoifahu)
2. Tentram, damai, dan selamat (salam)
3. Terbuka untuk semua kalangan artinya universal (kaffatan liinnas)
4. Rahmat bagi semua kalangan dan lingkungan (rahmatan lil
„alamin)
5. Penuh kasih sayang (marhamah)
6. Jujur (siddiq)
7. Dipercaya (amanah)
8. Konsisten (istiqamah)
Merujuk pada dasar pemikiran diatas dan kerangka berusaha
secara syariah, maka hotel syariah secara ringkas dapat di
definisikan sebagai “Hotel yang dalam rangka menyediakan jasa
pelayanan penginapan, makan dan minum, serta jasa lainnya bagi
33
umum, dikelola secara komersial, serta memenuhi ketentuan
persyaratan yang ditetapka pemerintah, industri, dan Syariah”.
Seluruh komponen kriteria persyaratan
teknis operasional
hotel, dari mulai hal-hal yang kecil seperti informasi apa yang
harus tersedia di Concierge, perlengkapan istinja, yang harus
tersedia di public toilet, sampai pada penyajian dan jenis makanan
dan minuman yang tersedia dan receiption policy and procedure
pada front office, house rules, harus dipastikan semua memenuhi
ketentuan Syariah.
Secara ringkas dapat disampaikan Rambu-Rambu Usaha dalam
Syariah :
1. Tidak
memproduksi,
memperdagangkan,
menyediakan,
menyewakan suatu produk atau jasa yang seluruh maupun
sebagian dari unsur jasa atau produk tersebut, dilarang atau
tidak dianjurkan dalam Syariah. Seperti makanan yang
mengandung unsur babi, minuman berakohol, atau zat yang
memabukan, perjudian, perzinaan, pornografi dan porno aksi,
dll.
2. Transaksi harus didasarkan pada suatu jasa atau produk yang
“riil”, benar-benar ada, dan bukan atas sesuatu yang “derivatif”
seperti transaksi “ijon” komoditi pertanian misalnya.
34
3. Tidak
ada
kezhaliman,
kemudahratan,
kemungkaran,
kerusakan, kemaksiatan, kesesatan, dan keterlibatan, baik
secara langsung maupun tidak langsung dalam suatu tindakan
aytau hal yang dilarang atau tidak dianajurkan oleh Syariah.
4. Tidak ada unsur kecurangan, kebohongan, ketidak jelasan
(gharar), resiko yang berlebihan (maysir), korupsi, maipulasi,
dan ribawi atau mendapatkan suatu hasil tanpa mau
berpartisipasi dalam usaha atau menanggung resiko.
5. Komitmen menyeluruh dan konsekwen terhadap perjanjian
yang dilakukan.
Dari ketetentuan tersebut kemudian dilakukan pendalaman
terhhadap operasional hotel melingkupi apa saja. Setelah
diketahui sisi dari operasional tersebut lalu dibuatkanlah
standar atau kriteria hotel Syariah sebagai berikut :
1. Fasilitas
Semua fasilitas baik fasilitas mendasar yang harus
dipunyai oleh hotel ataupun fasilitas tamabahan merupakan
fasilitas-fasilitas yang akan memberikan manfaat positif
bagi tamu. Adapun fasilitas-fasilitas yang dapat berdampak
kepada
kerusakan,
kemungkaran,
perpecahan,
membangkitkan nafsu syahwat, eksploitasi wanita dan
35
lainnya yang sejenis ditiadakan. Adapun fasilitas hiburan
pengadaannya mengacu pada kaedah diatas.
Secara produk dan fasilitas tidak terlalu sulit untuk
menyesuaikan hotel sesuai dengan syariah. Tinggal
menghapus dan menutup produk dan fasilitas seperti night
club, discotheque, health centre, bar dengan minuman
alkohol, dan lainnya yang sejenisnya. Dan dengan
digantikannya dengan bentuk sejenis yang sesuai dengan
syariah. Adapun fasilitas yanng netral seperti kolam
renang, fitness centre, dan
pijat, tinggal diatur agar
penggunaannya tidak melanggar syariah.
Penggunaan
fasilitas-fasilitas
yang
disediakan
juga
disesuaikan dengan tujuan diadakannya hingga tidak terjadi
penyalahgunaan fasilitas. Pihak hotel mengatur sedemikian
rupa agar tidak terjadi penyimpangan dalam penggunaan
fasilitas.
2. Tamu yang chek-in
Tamu yang check in khususnya bagi passangan lawan
jenis dilakukan receipttion policy (seleksi tamu). Seleksi
dilakukan untuk mengetahui apakah pasangan merupakan
suami isteri atau keluarga.
36
3. Pemasaran
Terbuka bagi siapa saja baik pribadi maupun kelompok,
formal maupun informal dengan berbagai macam suku,
agama, ras dan golongan. Adapun bagi kelompok atau
golongan
selama
kelompok
aktifitasnya
tidak
dilarang
merupakan
penganjur
dan
oleh
kerusakan,
golongan
negara
tersebut
dan
kemungkaran
tidak
dan
permusushan serta lainnya yang sejenis.
4. Makanan dan minuman
Makanan dan minuman yang disediakan adalah makan
dan minuman yang tidak dilarang oleh syariah (halal).
Dalam pembuatan makanan dan minuman baik bahanbahan
maupun
proses
produksinya
harus
terjamin
kehalalannya (tidak tercampur dengan bahan-bahan yang
dilarang oleh syariah).
Restoran buka setiap saat begitu juga pada bulan
ramadhan bagi orang-orang yang dalam keadaan safar,
wanita-wanita yang berhalangan puasa dan oranng-orang
yang punya uzur syar‟i dengan tidak mengurangi
penghormatan terhadap orang yang berpuasa.
37
5. Dekorasi dan ornamen
Dekorasi dan ornamen disesuaikan dengan nilai-nilai
keindahan dalam Islam serta tidak bertentangan dengan
syariah. Ornamen patung ditiadakan begitu juga dengan
lukisan makhluk hidup dihindari. Dan dekorasi hotel juga
tidak harus dalam bentuk kaligrafi.
6. Operasional
a. Kebijakan
Kebijakan perusahaan kedalam yang berupa
kebijakan manajemen dan peraturan-peraturan yang
dibuata harus sesuai dengan nilai-nilai syariah. Bagitu
juga dengan kebijakan keluar baik berupa kerjasama
maupun investasi dan pengembangan usaha dilakukan
dengan mitra yang aktifitas usahanya tidak dilarang
syariah dan untuk usaha yang tidak dilarang oleh
syariah.
b. Pelayanan
Pelayanan yang diberikan adalah pelayanan
yang sesuai kaedah Islam yang memenuhi aspek
keramahtamahan, bersahabat, jujur, amanah, suka
membantu dan mengucapkan kata maaf dan terima
kasih. Pelayanan yang dilakukan juga harus pada batas-
38
batas yang dibolehkan oleh syariah yaitu yang tidak
menjurus kepada khalwah.
c. Pengelolaaan SDM
Penerimaan dan perekrutan tidak membedakan
suku, agama, ras dan golongan selama memenuhi
standar kualifikasi yang telah ditentukan, bermoral dan
sanggup untuk mematuhi aturan-aturan perusahaan
yang berlaku. Perusahaan harus jujur kepada karyawan
dalam memberikan hak-hak mereka serta karyawan
harus jujur dan amanah dalam menjalankan kewajiban
mereka. Perusahaan juga berkewajiban memberikan
pelatihan-pelatihan yang dibutuhkan oleh karyawan
sesuai dengan kemampuan perusahaan. Seragam
karyawan sesuai dengan kaedah berpakaian dalam
Islam. Adapun untuk karyawati yang non muslim maka
dianjurkan untuk berpakaian yang sesuai dengan
kaedah Islam tapi tidak dipaksa dan jika menolak tetap
harus
memenuhi
norma-norma
ketimuran
dalam
berpakaian.
Disamping itu pengelolaan SDM juga mengacu
pada peningkatan kualitas yang mencakup tiga hal yaitu
etika, pengetahuan dan skill. Khusus dalam etika atau
39
moral akan dibentuk sikap kerja karyawan yang
tercermin dalam “slogan karyawan Syariah” yaitu
karyawan yang bersahabat, yakin, amanah, rasyid
(cerdas), istiqamah (konsisten), adil dan handal.
d. Keuangan
Pengelolaan keuang disesuaikan dengan sistem
pengelolaan
Akutansi
keuangan
Syariah).
menurut
syariah
Islam
(
Permitraan
dengan
lembaga
keuangan (Bank) dan asuransi ndilakukan dengan
lembaga
keuangan(bank)
Kemudian bila perusahaan
dan
asuransi
syariah.
mempunyai keuntungan
yang mencukupi nishab zakat maka perusahaan
berkewajiban mengeluarkan zakat.
7.
Stuktur
Adanya sebuah lembaga yang akan mengawasi
jalannya operasional hotel secara syariah dan yang akan
memberikan arahan dan menjawab persoalan-persoalan
yang muncul dilapangan berkaitan dengan penerapan
operasional hotel secara syariah. Lembaga ini adalah
dewan pengawas syariah. Orang yang duduk didalamnya
adalah orang-orang yang berlatar belakang pendidikan
40
syariah yang punya pengetahuan tentang kaidah-kaidah
hukum dalam syariah Islam.
8. Nuansa pelayanan
Keramahan, sikap bersahabat, pelayanan yang cepat
dan tepat merupakan sikap pelayanan yang diberikan
kepada para tamu-tamu dan pelanggan hotel. Hingga
diharapakan dengan nuansa pelayanan ini hotel bisa
menjadi rumah kedua bagi para pengguna dan tempat
beraktifitas yang menyenangkan.12
D. Mutu Pelayanan
Berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia, mutu [n] adalah (ukuran)
baik buruk suatu benda; kadar; taraf atau derajat (kepandaian, kecerdasan,
dsb); kualitas.13 Pengertian mutu adalah suatu produk atau jasa yang
memenuhi syarat atau keinginan pelanggan, dimana pelanggan dapat
menggunakan atau menikmati produk atau jasa tersebut dengan sangat puas
dan ia menjadi pelanggan tetap. Adapun beberapa ahli juga berbeda dalam
mendefinisikan pengertian dari mutu. Menurut Philip B. Crosby (1986),
derajat kemampuan suatu produk atau jasa untuk memenuhi kepuasan
12
Modul Sofyan Hotels Tbk,( Ketentuan ini dibuat berdasar fatwa yang
dikeluarkan DPS dewan pengawas syariah PT. Sofyan Hotels&MUI Tbk, 2000)
13
http://kamusbahasaindonesia.org/mutu/
41
pemakai dan penghasilnya. Sedangkan menurut Bahar (1993), mutu memiliki
5 aspek utama, yakni:
1. Quality (Q), mutu dari hasil produk atau jasa yang sesuai dengan persyaratan
permintaan.
2. Cost (C), mutu dari biaya produk aau jasa.
3. Delivery ( D ), mutu pengiriman atau penyerahan hasil produk atau jasa yang
tepat waktu sesuai dengan permintaan.
4. Safety ( S ), mutu keselamatan atau keamanan pemakaian produk atau jasa,
dan
5. Morale ( M ), mutu sikap mental sumber daya manusia.
Mungkin kalau kita mendengar kata MUTU, pasti tidak jauh dari kata tersebut
pasti kita akan terpikirkan dengan kata KUALITAS. Adapun pengertian dari kualitas
adalah keseluruhan karakteristik dan feature dari produk atau jasa yang melekat pada
kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan. Dalam hal ini dapat disimpulkan
bahwa mutu dan kualitas memiliki persamaan yakni sifat dari suatu barang atau jasa
yang dihasilkan demi memuaskan pemakai produk atau jasa itu sendiri.14
Definisi pelayanan berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia yaitu perihal
atau cara melayani, usaha melayani kebutuhan orang lain dengan memperoleh
14
Drs. Ki Ismara,MMPd.,Mkes. Kepemimpinan, TQM & Perbaikan
berkelanjutan
(http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Drs.%20Ketut%20Ima%20Ismara,
%20M.Pd.,M.Kes./TQMpresentasi.pdf
42
imbalan (uang) ; jasa.15 Menurut Kotler (2002:83) definisi pelayanan adalah setiap
tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain,
yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun.
Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada satu produk fisik. Pelayanan
merupakan perilaku produsen dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen demi tercapainya kepuasan pada konsumen itu sendiri. Kotler juga
mengatakan bahwa perilaku tersebut dapat terjadi pada saat, sebelum dan sesudah
terjadinya transaksi. Pada umumnya pelayanan yang bertaraf tinggi akan
menghasilkan kepuasan yang tinggi serta pembelian ulang yang lebih sering. 16
Dari beberapa defenisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa mutu atau
kualitas pelayanan adalah perbedaan antara harapan pelanggan akan suatu pelayanan
dengan persepsi mereka akan pelayanan yang mereka terima.17
Menurut Martin (2004) terdapat empat langkah dalam memberikan pelayanan yang
bermutu kepada tamu atau pelanggan, yaitu .18
1) Sampaikan Sikap Positif
15
http://kamusbahasaindonesia.org/pelayanan
16
Philip Kotler. Manajemen Pemasaran di Indonesia : Analisis,
Perencanaan,Implementasi dan Pengendalian. Salemba Empat. Jakarta. 2002. Hal. 83
17
Fandi Tjiptono. Strategi Pemasaran. Edisi Pertama. Andi Ofset. Yogyakarta. 2007.
Hal. 132
18
Andi Buchori. Analisis Tingkat Kepuasan Pelanggan Terhadap Mutu Pelayanan
pada Hotel Holiday Inn Bandung. Dept. Manajemen, Fak. Ekonomi dan Manajemen, IPB.
2006.
43
Sikap positif akan terlihat dalam penampilan, bahasa tubuh, nada,
suara,
dan keahlian dalam berkomunikasi melalui telepon.
2) Mengenali Kebutuhan Pelanggan
Cara terbaik untuk mengenali kebutuhan pelanggan adalah mencoba
meletakan diri pada posisinya dan evaluasi berbagai hal dari sudut
pandangnya.
3) Memenuhi Kebutuhan Pelanggan
Terdapat empat macam kebutuhan dasar pelanggan, yaitu kebutuhan
untuk dipahami, kebutuhan diterima, kebutuhan merasa penting dan
kebutuhan akan kenyamanan.
44
BAB III
GAMBARAN UMUM HOTEL SOFYAN
A. Sejarah Berdirinya Hotel Sofyan
Sejarah berdirinya PT.Sofyan Hotels Tbk. Dimulai oleh rintisan usaha
dari Bapak Drs. Sofyan Ponda yang mendirikan usaha hotel pada awal dekade
tahun 70-an, bermula dari Hotel Menteng I yang memiliki jumlah kamar 60
unit bertempat di Jalan Gondangdia Lama No.28, lalu Hotel Menteng II yang
memiliki jumlah kamar 80 unit bertempat di Jalan Cikini Raya No.105,
keduanya berlokasi di Jakarta Pusat dengan memiliki badan hukum
PT.Menteng Sarana Wisata.
Pada tahun 1983 diadakan pemantapan mengenai pola, falsafah dan
posisi badan hukum perusahaan yang mengakibatkan dijualnya
PT.
Menteng Sarana Wisata dengan seluruh asetnya yaitu Hotel Menteng I dan
Hotel Menteng II.
Berdasar atas pengalaman suatu rangkaian usaha yang lebih dari 18
tahun bergerak dalam bidang jasa perhotelan, maka pendiri, Direksi dan
Profesional yang telah lama bergabung dalam manajemen Sofyan Hotels
mendirikan suatu Perseroan Terbatas baru terhitung sejak tanggal 12 Januari
1989 dengan nama PT. Sofyan Hotels.
Pada bulan April tahun 1989 PT. Sofyan Hotels yang pada saat itu
mengelola Hotel Sofyan Cikini yang memiliki jumlah kamar 110 unit dan
Hotel Sofyan Tebet yang memiliki jumlah kamar 53 unit telah melakukan
promosi kepada masyarakat (“Go Publik”) dengan hasil yang cukup
44
45
memuaskan dimana penjualan saham lebih dari yang diperkirakan sebesar
300%. Hasil dana dari program promosi ini digunakan untuk membeli tanah
dan bangunan di jalan Cut Mutiah No.9,Menteng Jakarta Pusat, yang
kemudian dibangun menjadi Hotel Sofyan Betawi dengan jumlah kamar 90
unit.
Pada perjalanan berikutnya Hotel Sofyan Cikini yang semula dikelola
oleh PT.Sofyan Hotels pada akhirnya dibeli dengan melalui “private
placement” pada tahun 1991 sehingga mulai saat itu PT. Sofyan Hotels
memiliki sekaligus mengelola tiga hotel yaitu Hotel Sofyan Tebet di jalan
DR. Soepomo No.23 Tebet,Jakarta Selatan ; Hotel Sofyan Cikini yang
terletak di jalan Cikini Raya No.79, Jakarta Pusat ; dan Hotel Sofyan Betawi
di jalan Cut Mutiah No.9 Menteng, Jakarta Pusat.
Pengelolaan ketiga hotel tersebut, sebagaimana lazimnya hotel yang
telah ada menyediakan berbagai fasilitas antara lain laundry, diskotik, health
center, santai musik club, fitness center, restoran dengan berbagai macam
menu makanan dari menu makanan Indoonesia, China, Eropa dan Amerika.
Sesuai dengan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT.
Sofyan Holtes Tbk. tertanggal 11 Januari 2002, Pemegang saham menyetujui
untuk tidak lagi mencatatkan saham perusahaan di Bursa Efek Surabaya
(voluntary delisting) dengan mengingat biaya administrasi pencatatan saham
yang cukup besar, sedangkan manfaatnya tidak terlalu signifikan. Namun
voluntary delisting ini tidak menyebabkan perusahaan menjadi perusahaan
yang tertutup, karena perdagangan saham perusahaan masih bisa dilakukan di
46
depan notaris. Selain dari hal tersebut budaya sebagai perusahaan terbuka
masih dan akan senantiasa dijalankan untuk mewujudkan “Good Corporate
Governance”.
Pada tahun 1998 perusahaan melakukan konsolidasi internal dengan
mereposisi manajemen bisnis hotel yang dijalankan menjadi manajemen hotel
yang berbasis syariah Islam. Basis syariah Islam ini kemudian dijadikan
sebagai corpoprate culture baru dan kemudian diaktualisasikan ke dalam
bentuk penyediaan sarana hotel yang lebih Islami. Strategi yang dijalankan
tersebut mendapat respon positif dari kalangan konsumen yang kemudian
terefleksi dari peningkatan pendapatan dari tahun ke tahun sejak
menggunakan prinsip berbasis syariah Islam tersebut dijalankan.
B. Visi dan Misi Sofyan Hotel
a.
Visi : Menjadi salah satu perusahaan hotel terkemuka di kelasnya, yang
handal dan terpercaya melalui pelayanan bermoral dan berkualitas serta
mampu memberikan kesejahteraan bagi semua stake-holder, dan menjadi
rahmat bagi lingkungannya.
b.
Misi :
1.
Memberikan pelayanan yang terbaik kepada semua tamu-tamu dan
pelanggan serta menjaga keamanan, kenyamanan dan kesejukan;
2.
Menjadi panutan sebagai hotel menengah yang bersih, aman dan
nyaman dalam nuansa kekeluargaan;
3.
Mewujudkan Hotel Sofyan sebagai rumah kedua untuk masyarakat
pengguna jasa perhotelan.
47
Agar visi dan misi tersebut dapat tercapai dan tidak melenceng dari
arahnya, perusahaan perlu menetapkan pedoman kerja manajemen yang
diterapkan oleh Sofyan Hotel dikenal sebagai Tujuh Kepedulian:
1. Kepedulian terhadap Agama, yaitu peduli terhadap tindakan sehari-hari
kita, termasuk didalam perusahaan yang mengarah kepada ridho Allah
SWT semata-mata sesuai dengan petunjuk-Nya dan tauladan Rasul-Nya
agar mencapai keselamatan dunia dan akhirat.
2. Peduli terhadap Pemerintah, yaitu peduli terhadap peraturan-peraturan
yang berlaku, dan perusahaan selalu menjalankan kebijaksanaan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan tersebut.
3. Peduli terhadap Pelanggan, yaitu peduli kepada service yang
memuaskan terhadap pelanggan terutamanya tamu hotel, yaitu melayani
dengan setulus hati, termasuk ke seluruh pihak-pihak yang terkait yang
memungkinkan pelayanan yang terbaik tersebut, seperti supplier, subkontraktor dan lain-lain.
4. Peduli terhadap Lingkungan, yaitu peduli terhadap lingkungan dimana
hotel kita berada, dan selalu beradaptasi dengan lingkungan tersebut,
melalui kegiatan sosial, selalu memelihara lingkungan hidup agar bebas
polusi dan selalu berupaya agar lingkungan tersebut bersih dan sehat.
5. Peduli kepada Mutu Produk kita, yaitu peduli kepada perawatan atau
pemeliharaan, pengawasan mutu secara terus menerus bahkan harus
ditingkatkan dan selalu diperbaharui.
48
6. Peduli kepada Karyawan, yaitu peduli kepada karyawan yang
merupakan mitra kerja manajemen yang paling utama, dan diupayakan
meningkatkan kesejahteraan karyawan seiring dengan perkembangan
perusahaan.
7. Peduli kepada Pemegang Saham, yaitu peduli kepada pemegang saham
perusahaan, dengan jalan turut serta menjalankan perusahaan dengan baik
dan benar melalui peningkatan hasil kerja untuk kemajuan perusahaan,
agar investasi yang ditanamkan didalam perusahaan, nilainya berkembang
dan hasilnya cukup menguntungkan.
Budaya perusahaan :
1. Konservatif, dalam arti menerapkan kebijakan-kebijakan manajemen
yang tidak ekspansif. Karena kecenderungan dari kebijakan yang ekspansif
adalah kearah yang derivatif dan tidak real yang membahayakan
kelangsungan usaha tersebut.
2. Pertumbuhan yang alami, dalam arti selalu meyakinkan bahwa
pertumbuhan usaha yang berjalan secara natural adalah yang lebih baik
daripada pertumbuhan yang dipaksakan.
3. Diversifikasi yang konsentrik, yaitu mengembangkan sayap-sayap usaha
yang tetap relevan dan sesuai dengan bidang keahlian yang dikuasai oleh
manajemen , dalam hal ini adalah bidang-bidang usaha yang berhubungan
dengan jasa pelayanan hotel (hotel related service).
Seperti disebut dalam sebuah hadist : “Jika suatu urusan diserahkan pada
yang bukan ahlinya, maka tunggulah saat kehancurannya”.
49
4. Seranting lebih tinggi, selangkah lebih maju, yang merupakan filosofi
nenek moyang tanah minang yang mengandung ajaran untuk selalu
berusaha menjadi yang lebih baik dan lebih baik lagi untuk masa depan.
Dengan tidak merasa sombong terhadap keadaan kita dan terus berusaha
meningkatkan ilmu dan keahlian untuk memberikan yang terbaik
(berupaya terus menerus menjadi “tebu” dan tidak menjadi “sepah”).
5. Manajemen partisipatif, dalam arti menganut faham bahwa setiap
sumber daya manusia didalam manajemen merupakan aset penting bagi
perusahaan. Oleh karena itu tujuan manajemen hanya dapat dicapai
melalui kerjasama serta partisipasi seluruh jajaran manajemen.
6. ‘Tawadhu’ (rendah hati), yaitu berbudaya “correct” sangat diperlukan
untuk memberikan pelayanan yang prima. Dengan mengedepankan prinsip
“plain living high thinking”, hidup sederhana dan berfikiran yang beradab,
akan mencegah kita pada budaya yang ceroboh, boros dan bermegahmegahan, yang membawa pada kehancuran hidup dan usaha kita.
7. Praktis dan efisien, yaitu paham yang meyakini bahwa sesuatu yang tidak
rumit dan praktis akan lebih baik, lebih efisien sehingga akan memberikan
rasa aman kepada sekuruh pemakai jasa manajemen.
Slogan Hotel Sofyan : “ tentram dan bersahabat”
C. Proses perubahan Hotel Sofyan menuju Hotel Syariah
Pada tahun 1992 mulai ada pemikiran atau wacana untuk mengelola
hotel secara syariah. Wacana ini semakin lama semakin berkembang hingga
pada tahun 1994 keinginan untuk bersyariah itu sempat diungkap dalam
50
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Munculnya wacana untuk
mengelola hotel secara syariah didasari pada dua hal yaitu : Pertama, adanya
keinginan dari sebagian pemegang saham untuk mendapatkan penghasilan
yang halal dari usaha hotel, bersih dari yang haram dan syubhat. Kedua :
adanya kebutuhan terhadap pedoman usaha atau terbentuknya budaya kerja
perusahaan. Dari hal ini pada akhirnya bermuara pada keinginan untuk
mengoperasionalkan hotel secara syariah. Apabila ditinjau lebih dalam,
pendiri hotel Sofyan yaitu Bapak Sofyan Ponda dalam menjalankan hotel ini
dari awal sudah menetapkan nilai-nilai dan acuan-acuan yang banyak diambil
dari falsafah minangkabau. Karena beliau berasal dari tanah minang. Falsafah
minang itu mengatakan “adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah”.
Jadi falsafah minang sangat bersentuhan dengan syariah. Dalam budaya kerja
yang dikembangkan oleh bapak Sofyan Ponda ada yang disebut kemudian
dengan tujuh kepedulian yang point pertamanya adalah peduli terhadap
agama. Kemudian setelah diperdalam budaya yang dikembangkan tersebut
ternyata sangat sejalan dengan prinsip-prinsip syariah Islam.
Pada tahun 1994 mulai dilakukan kajian tentang hotel syariah. Dari
kajian ini kemudian mengarah pada rumusan tentang konsep hotel syariah
serta juga bagaimana cara dan langkah yang akan ditempuh dalam penerapan
hotel syariah nantinya. Lalu diambilah keputusan bahwa penerapan hotel
syariah dilakukan secara bertahap agar tidak menimbulkan keresahan yang
mungkin menyebabkan ketidakpahaman atau kurangnya sosialisasi. Dan pada
waktu itu juga disosialisasikan rencana untuk menjalankan hotel secara
51
syariah kepada karyawan. Karena ada kekhawatiran dari karyawan dan
sebagian pemegang saham akan berkurangnya tamu yang datang disebabkan
fasilitas-fasilitas yang bertentangan dengan syariah akan dihilangkan. Jadi,
praktis semenjak tahun 1994 sampai tahun 2001 merupakan tahap
pengkondisian untuk bersyariah. Meskipun demikian ada beberapa tahap
nyata yang telah dilakukan lakukan secara perlahan untuk menuju hotel
syariah. Adapun tahap-tahap tersebut adalah :
1.
Tahap pengkondisian (1994-2001)
a.
1994-1997 Pencanangan Wacana Hotel Syariah dan Sosialisasi
Informal
1.
Atas hasil evaluasi konsultan syariah dan saran dari dewan
pengawas syariah, strategi proses perubahan secara bertahap
atau berevolusi atau bertransformasi bukan berevolusi.
2.
Pencanangan wawasan dan wacana hotel syariah, pada bulan
mei tahun 1994.
3.
Hotel mulai dibangun kebutuhan untuk bersyariah.
4.
Sosialisasi secara internal secara informal tentang paradigma
bisnis dan manajemen secara syariah.
5.
Mengidentifikasi dan mengangkat nilai-nilai sejarah perseroan
dan manajemen yang selaras dengan syariah.
6.
Menyiapkan Sumber Daya Manusia yang memahami aspek
syariah, manajemen, menempatkannya secara informal, tidak
terstruktur dan dengan proses yang sealami mungkin sehingga
52
dapat membaur dengan budaya dan karyawan serta manajemen
yang ada.
7.
Sumber Daya Manusia yang syariah ini berupaya menstimulasi
pengajian-pengajian informal, diseluruh lini perseroan. Sehingga
secara informal mengangkat wacana bersayariah dalam seluruh
aspek kehidupan secara alami, termasuk hotel bersyariah.
8.
Menyikapi penolakan dengan penjelasan yang bijaksana dan
diselaraskan dengan kebutuhan pihak yang menolak.
b.
1997-2001 Penempatan Sumber Daya Manusia Syariah pada seluruh
lini Struktur Organisasi dan Sosialisasi Formal Manajemen
1.
perusahaan. Menempatkan Sumber Daya Manusia berwawasan
Syariah pada jabatan formil diseluruh lini perseroan, dan
merajutnya dalam suatu koalisi yang lebih terstruktur dan
terpadu dalam mengimplementasikan konsep hotel syariah.
2.
Melengkapi Sumber Daya Manusia yang telah ada disiapkan
dengan pelatihan-pelatihan managerial dalam bidang ekonomi
syariah,dan perhotelan guna menyiapkan kerangka visi dan misi
3.
Menetapkan visi secara formal dan strategi penerapannya.
4.
Mengkomunikasikan secara formal visi yang ditetapkan dan
strateginya, melalui motivational dan attitude training dalam
bentuk dauroh, dan diteruskan dengan pembinaan akidah dan
akhlak, dalam kerangka pengenalan formil wawasan manajemen
syariah.
53
2. Langkah-langkah perubahan (1994-2004)
a) Pada waktu pencanangan wacana hotel syariah pada tahun 1994, maka
perubahanpun dilakukan secara pararel. Menu makanan yang terbuat
dari non halal (babi) waktu itu dihapuskan. Suatu langkah perubahan
yang kecil sebagai stimulus awal. Yang dilanjutkan dengan langkah
perubahan-perubahan berikutnya yang baru mungkin dilaksanakan
setelah tahapan pengkondisian telah berjalan lima tahun.
b) Penutupan outlet Santai Music Club pada bulan Desember 1998 di
Hotel Sofyan Betawi. Pendapatan hotel keseluruhan dari tahun
1998 ke 1999 naik 19,55%.
c) Penutupan Terminal Discotheque pada bulan November 1999 di Hotel
Sofyan tebet dan penutupan health center (massage and sauna) di
Hotel Sofyan Betawi di bulan Januari 2000. Pendapatan keseluruhan
dari tahun 1999 ke tahun 2000 naik 10,26%.
d) Penghapusan minuman beralkohol keseluruh hotel pada bulan maret
2000. Pendapatan hotel keseluruhan dari tahun 2000 ke tahun 2001
naik 13,03%.
e) Penutupan Health Center di Hotel Sofyan Cikini pada bulan
November 2001 dan penerapan syariah reception policy pada bulan
Febuari 2002 serta penerapan seragam menutup aurat (jilbab) bagi
karyawan wanita pada mei 2002. Pendapatan hotel keseluruhan dari
tahun 2001 ke 2002 naik 15,16%.
54
f)
Sosialisasi eksternal sudah mulai dilakukan Agustus 2002 Hotel
Sofyan menuju Hotel Syariah.
g) Penulisan kembali Standard Operating Procedure/Pedoman Sistem
dan Prosedur dan Standard Receipe, yang selesai Maret 2003, akan
dilanjutkann dengan penulisan kembali Policy Guidelines, Training
System, Sistem Kontrol Mutu Produk dan Pelayanan, Standar Hotel
Syariah sampai dengan Francising Tools.
h) Perubahan Anggaran Dasar Perseroan yang menetapkan dasar Syariah
sebagai prinsip dasar kebijakan operasional perseroan dan menambah
organ Dewan Pengawas Syariah dalam perseroan pada Juni 2003.
i)
Pada tanggal 26 Juli 2003 mendapatkan Sertifikat Lembaga Bisnis
Syariah dari Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia.
j)
Memenuhi payung-payung hukum formal lainnya yang diperlukan
bagi perseroan seperti, Pengakuan sebagai Lembaga Bisnis Syariah
dari instansi yang berwenang (dalam hal ini DSN-MUI telah
memberikan sertifikat Lembaga Bisnis Syariah kepada Sofyan Hotel
tanggal 26 Juli 2003), Penerapan Standard Akutansi sesuai Syariah,
Standarisasi Hotel Syariah, Standarisasi Hotel Syariah , jaminan
sistem baku mutu pelayanan sesuai Syariah (semacam ISO 9002)
diharapkan dapat teratasi pada tahun 2004.
Pada dasarnya menetapkan dan mendukung langkah-langkah
perubahan
dimana
memungkinkan
sealami
mungkin,
lalu
mulai
menghasilkan dan menargetkan pencapaian-pencapaian jangka pendek.
55
3. Tahap Konsolidasi dan Pemantapan (2004-2010)
a.
Mengkonsolidasikan semua progres yang sudah tercapai dan
mendorong proses perubahan selanjutnya yang diperlukan.
b.
Memantapkan pendekatan syariah dan menanamkannya dalam budaya
perusahaan, sehingga benar-benar tercermin dalam seluruh lini
manajemen dan pada setiap tempat dan saat.
56
Guna memperjelas gambaran outlet atau fasilitas Hotel Sofyan
sebelum dan sesudah mengaplikasikan konsep Hotel Syariah, maka dapat
dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 1.1
Tabel Fasilitas dan Produk Hotel Sofyan
Fasilitas/Produk yang
Tersedia
Sebelum Syariah
Sesudah Syariah
Kamar
√
√
Ruang Meeting
√
√
Restaurant
Menu tidak hanya yang
halal
Menu hanya yang
halal
Menu mengandung babi
√
X
Bar dengan Minuman
Beralkohol
√
Diganti dengan
herbal bar
Santai Musik Klub
√
Diganti dnegan
multi purpose room
Terminal Discotheque
√
Health Centre
√
Diganti dengan
restaurant/coffe
shop
Diganti dengan
ruang rapat
Hiburan
√
Hiburan yang sesuai
syariah
Tamu Diseleksi
X
√
Seragam Menutup Aurat
X
√
Mushalla
X
√
Quran,Sajadah,Buku Doa di
Tiap Kamar
X
√
Arah Kiblat Di Tiap Kamar
X
√
Bussines Centre
X
√
57
Gambar 1.1
Logo Sofyan Hotel Betawi
D. Gambaran Tentang Public Relation Hotel Sofyan Betawi
Dalam Departement Sales and Marketing ditunjuk seorang assistant
Sales and Marketing menjadi seorang Public Relations and Promotion
Assistant Manager. Public Relations Hotel Sofyan Betawi dibawahi oleh
seorang Sales and Marketing Manager.
1.
Ruang Lingkup Public Relations Hotel Sofyan Betawi
Membantu tugas dan tanggung jawab Sales and Marketing Manager
dalam melakukan kegiatan komunikasi persuasif melalui rancanganrancangan komunikasi pemasaran atas produk hotel (kamar,ruang
rapat,makanan,minuman) dan fasilitas hotel lainnya secara profesional
dan sesuai kaidah Islam dalam rangka pencapaian budget dan
pengendalian biaya sebagaimana yang ditetapkan oleh perusahaan.
58
2.
Uraian Tugas dan Tanggung Jawab
1.
Memeriksa kelengkapan seluruh staff marketing yang bertugas
2.
Membaca log book untuk menindak lanjuti semua hal-hal yang terkait
dengan operasional marketing yang berada dibawah wewenangnya.
3.
Mengingatkan staff tentang program, strategi dan rencana kerja perusahaan,
sehingga target penjualan dapat tercapai dan biaya dapat dikendalikan.
4.
Mengusulkan
penyesuaian
terhadap
uraian
pekerjaan
dan
Standar
Operasional Prosedur (SOP) sesuai dengan kebutuhan operasional.
5.
Ikut partisipasi terhadap kegiatan-kegiatan (special event) dalam rangka
mempromosikan hotel dan mengenalkan perusahaan beserta produk-produk
hotel selaras dengan Visi dan Misi perusahaan.
6.
Berkoordinasi dengan atasan langsung untuk merencanakan program dan
strategi pemasaran perusahaan.
7.
Berkoordinasi dengan atasan dan departement terkait, dalam menjalankan
kegiatan komunikasi dengan pelanggan.
8.
Merancang dan mengajukan bentuk-bentuk kegiatan promosi untuk
meningkatkan penjualan dan menjaga citra perusahaan di berbagai media
secara optimal.
9.
Merancang dan menyiapkan perkiraan kebutuhan alat bantu promosi.
10. Merancang dan mengajukan paket-paket menarik tentang produk dan fasilitas
hotel.
11. Membuat anggaran yang dibutuhkan dalam merancang kegiatan promosi.
59
12. Membuat rencana kegiatan mengenai perkembangan pelayanan dan
penanganan keluhan-keluhan tamu.
13. Melaksanakan
dan
mengikuti
rapat
secara
periodik
dengan
management,manager dan staff marketing untuk membahas permasalahan
yang timbul.
14. Melakukan evaluasi terhadap bawahan langsung secara periodik dan
mengadakan pelatihan dengan bagian terkait.
15. Membuat laporan hasil kegiatan komunikasi pemasaran kepada atasan
langsung.
16. Menjalin kerjasama dan komunikasi yang baik dengan manajemen dan
seluruh karyawan, sehingga tercipta hubungan yang kondusif dan
menyenangkan.1
1
JOB Description Public Relation, Hotel Sofyan Betawi,2012
60
BAB IV
ANALISIS STRATEGI PUBLIC RELATIONS HOTEL SOFYAN BETAWI
Public Relations Hotel Sofyan Betawi berada dibawah sales and
marketing department, dimana depertemen ini telah memiliki dasar atas teknik
penjualan dan menarik pelanggan agar dapat menjadi tamu hotel dan menikmati
fasilitas yang telah tersedia di Hotel Sofyan Betawi. Atas dasar itulah Hotel
Sofyan Betawi kini memperluas jaringan promosinya dengan berbagai strategi.
Sebagai hotel yang menggunakan prinsip syariah, yang berarti seluruh
ajaran Islam yang berupa norma Ilahiyah digunakan dalam seluruh kegiatan hotel
maka dapat diperkirakan akan sedikit sulit dalam mencari tamu yang dapat
menerima segala ketentuan hotel yang telah ditetapkan, namun hal ini tidak
menjadi kendala bagi seorang Public Relations Hotel Sofyan Betawi karena
mereka terlihat “percaya diri” dengan berdasar ridho Allah SWT segala hal yang
meragukan menjadi meyakinkan tamunya, seperti menghilangkan kesan keraguan
atas konsep syariah itu sendiri yang berubah dari hotel konvensional menjadi
syariah. Terbukti dengan makin meningkatnya jumlah tamu yang datang
menggunakan fasilitas Hotel Sofyan Betawi.
A. Strategi Public Relations Hotel Sofyan Betawi
Kegiatan promosi merupakan salah satu kegiatan pemasaran yang
sangat penting dalam industri perhotelan, karena apabila dirancang dengan
baik dapat meningkatkan hasil penjualan dan menumbuhkan citra positif dari
perusahaan seperti Hotel Sofyan Betawi, sehingga tujuan perusahaan dapat
tercapai dengan baik pula. Dengan meningkatnya persaingan dibidang usaha
60
61
perhotelan saat ini, maka setiap hotel harus memiliki cara tersendiri dalam
menawarkan produk jasa hotelnya pada masyarakat luas maupun dalam
mempertahankan pelanggan yang telah ada. Demikian pula pada Hotel
Sofyan Betawi yang terus berupaya mempertahankan pelanggan dengan cara
melaksanakan penjualan dan memasarkan produk yang dimiliki, dimana
public relation merupakan salah satu medianya.
Strategi yang digunakan public relations Hotel Sofyan Betawi yaitu :
a.
Strategi Promosi
Hasil wawancara penulis dengan Public Relations Hotel Sofyan
Betawi :
“Kami melakukan berbagai promo dalam media cetak seperti
memasang iklan dikoran-koran seperti Republika, Bisnis Indonesia.
Lalu, kami juga melakukan “sales call” yang berkerjasama dengan
Departemen Sales and Marketing yaitu merupakan teknik marketing
Public Relations adalah kegiatan mempromosikan, memperkenalkan
produk, melobi, melakukan penawaran atas program-program yang
sedang berlaku di Hotel Sofyan Betawi kepada instansi atau lembaga
tertentu. Seperti, kunjungan kami ke Departemen Agama, Media Cetak
(Koran, Majalah), maupun ke lembaga BUMN.”
“Saya tidak bekerja sendiri dalam “sounding” hotel kami, saya juga
memiliki assistant dan bekerjasama dengan departement marketing. Jadi
ya, saya membagi tugas saya juga. Sistemnya ya itu saja promo dengan
“sales call”, guna menjalin relasi dengan para rekan-rekan kami
(tamu)”.
“Lebih ke verbal ya, saya ngobrol, berbicara dengan rekanan kami
awalnya kami perkenalkan diri, dan mencoba mengenali kebutuhan
pelanggan lebih bertanya kegiatan-kegiatan event-event pelanggan
misalnya “biasanya Bapak,Ibu kalau buat acara tahunan dari
perusahaan dimana? Apa lain kali bisa mencoba membuatnya di tempat
kami?. Seperti itu kira-kira”.2
2
Wawancara dengan Ibu Ita Faridasari, Public Relations Hotel Sofyan Betawi.
62
Dari hasil wawancara ini didapat bahwa Hotel Sofyan Betawi
menggunakan media cetak sebagai strategi periklanannya. Beberapa iklan
cetak yang sudah dilakukan Hotel Sofyan Betawi yaitu memasang iklan di
surat kabar Republika dan Bisnis Indonesia. Iklan menjadi salah satu cara
yang paling potensial dalam penyampaian pesan kepada konsumen, karena
secara tidak langsung iklan memberi gambaran produk, fasilitas, ataupun hal
yang ditawarkan oleh Hotel untuk memenuhi kepuasan para konsumennya
yaitu tamu.
Selain itu Public Relations Hotel Sofyan Betawi telah mengenali
target sasaran komunikasi sesuai dengan tujuan dari strategi komunikasi yaitu
dengan telah terjalinnya hubungan baik antar sesama client dari segmen pasar
yang tebagi oleh media,insatansi pemerintahan, maupun perseorangan.
Dibawah ini beberapa iklan yang dilakukan oleh Public Relations
Hotel Sofyan Betawi :
Gambar A.1
Iklan Hotel Sofyan di Media Massa
63
Gambar A.2
Sumber : Dokumentasi Public Relation Hotel Sofyan Betawi
Kemudian dijelaskan juga, bahwa Hotel Sofyan Betawi melakukan
kegiatan promosi dengan menggunakan teknik Sales call. Sales call
merupakan bentuk komunikasi verbal dengan cara mendatangi client lalu
memberikan abstrak produk hingga memberikan fliers, brosur serta
menawarkan promo produk terhadap satu event-event tertentu yang akan
diselenggarakan maupun bermaksud menawarkan sponsorship atas lembaga
maupun instansi client yang ditemui.
Tiap hotel memiliki “target market” atau segmen pasarnya sendiri.
Oleh karena itu, banyak target pasar yang akan dikejar, pada tiap target pasar
yang menginginkan kebutuhan dan keinginan yang berbeda-beda dan
diperlukan pula strategi promosi yang berbeda pula.
Berdasarkan data penelitian dan hasil wawancara, peneliti temui
Public Relations Hotel Sofyan memiliki ruang lingkupnya tersendiri yaitu :
64
1. Customer Relations
Public relations Hotel Sofyan melakukan personal contact kepada
perusahaan maupun kepada orang berpengaruh dalam memegang jabatan
dalam perusahaan tersebut. Seorang Public Relation biasanya me-loby,
bargaining dan menceritakan akan adanya event-event hotel yang akan
diselenggarakan kepada calon tamunya.
2. Hubungan dengan Insatansi Pemerintah
Strategi yang digunakan kepada kelompok pemerintahan adalah
dengan melakukan personal contact dengan pejabat-pejabat yang
berwenang di pemerintahan tersebut atau orang-orang yang ditunjuk
sebagai perencana suatu konvensi atau konfrensi, seminar yang akan
direncanakan akan diselenggarakan di Hotel Sofyan Betawi.
3. Hubungan dengan masyarakat atau penduduk
Dalam
stretegi
mengkomunikasikan
ini
Public
produk
Relations
dengan
cara
Hotel
Sofyan
random
yaitu
Betawi
dalam
memperkenalkan Hotel Sofyan Betawi melalui berbagai bentuk dari
pembagian brochure, leaflet, fliers, dan memuat iklan di media guna
mempromosikan produk yang di jual.
4. Hubungan dengan pers atau media massa
Public Relations Hotel Sofyan melakukan sejumlah pemasangan iklan
di media cetak yaitu sebagai bentuk komunikasi massa yang efektif
modern ini,karena berisi berupa gambar visual yang memaparkan promosi
Hotel Sofyan Betawi.
65
5. Hubungan dengan karyawan atau pegawai
Berdasar atas dasar standar kebijakan mutu Hotel Sofyan Betawi
betekad menjadi perusahaan terdepan dibidang perhotelan yang mampu
bersaing di pasar global dan dikelola memenuhi ketentuan syari’ah serta
mencapai
kepuasan
profesionalisme
dan
tamu
Hotel
meningkatkan
dengan
cara
kompetensi
mengembangkan
karyawan
secara
berkesinambungan melalui pelatihan.
6. Hubungan dengan pihak terkait
Berdasarkan penetapan pedoman kerja manajemen yang diterapkan
oleh Hotel Sofyan dikenal sebagai Tujuh Kepedulian salah satunya yaitu
peduli kepada pemegang saham perusahaan, dengan jalan turut serta
menjalankan perusahaan dengan baik dan benar melalui peningkatan hasil
kerja untuk kemajuan perusahaan, agar investasi yang ditanamkan di
dalam
perusahaan
nilainya
berkembang
dan
hasilnya
cukup
menguntungkan.
b. Strategi Pelayanan Syariah
Hotel Sofyan Betawi sebagai hotel yang menerapkan prinsip
syariah dalam pelayanannya tentu mengedepankan nilai luhur keIslaman
yang berdasar atas silahturahmi. Mulai dari bentuk penyambutan
mengucap “Assalamualaikum” yang berarti “semoga Allah memberi
keselamatan padamu” yang diucapkan oleh doorman saat tamu datang di
lobby hotel. Pembatasan tamu hotel seperti tidak mengijinkan pasangan
non-muhrim memesan kamar atau akan dimintai keterangan menikah
66
apabila terlihat tidak meyakinkan receiption. Hotel Sofyan Betawi juga
tidak membatasi tamu maupun beragama non-muslim untuk menginap
dengan syarat tamu tidak merasa keberatan dengan segala ketentuan yang
hotel terapkan dengan asas syariah. Pengingat waktu shalat dengan azan
yang dikumandangkan di seluruh lantai dan kamar, lobby serta karyawan
yang mengingatkan waktu shalat kepada tamu apabila tamu belum
beranjak shalat. Dari segi menu serta makanan,minuman mulai cara
pengolahan, komposisi bumbu yang terkandung dalam setiap menu
makanan yang ditawarkan. Semua terjamin atas label halal, dan itu
menjadi suatu titik ukur nilai syariah sendiri. Fasilitas lainnya adalah
kamar yang menyediakan sarana ibadah yang memadai seperti
pengadaan Al-Quran, buku doa-dzikir, sajadah, dan penyediaan mukena
apabila diperlukan dapat menghubungi room service selantai. Tidak
didakannya minuman mengandung alkohol dalam mini bar (lemari
pendingin) seperti layaknya hotel konvensional lain yang menyediakan
“khamr/bir”.
Seperti yang dituturkan oleh Bu Ita dari hasil wawancara :
“Ya, semua yang Hotel Sofyan Betawi gunakan atas asas dasar
syariah, yaitu; kami tidak menerima pasangan yang bukan satu
muhrim, kami juga tidak menyediakan makanan dan minuman yang
mengandung alkohol dan yang non-halal seperti maaf “babi”. Lalu
ditiap kamar kami menyediakan fasilitas yang menunjang ibadah
agama Islam seperti Al-Quran, buku doa, sajadah, tentunya arah kiblat
juga ada.
Oh ya, kami juga terkadang menerima tamu pasangan yang datang
laki-laki dan perempuan yang kurang terlihat meyakinkan bahwa
mereka adalah muhrimnya, biasanya receiption tidak segan-segan
untuk menanyakan buku nikahnya”.
67
Gambar C.1
Receiption Hotel Sofyan Betawi
Gambar C.2
Peraturan Larangan Pasangan Non-Muhrim
Sumber : Dokumentasi Public Relation Hotel Sofyan Betawi
68
B. Bentuk Komunikasi Public Relations Hotel Sofyan Betawi Syariah
a.
Komunikasi Massa
Sebagai seorang Public Relations hotel syariah salah satu bentuk
komunikasi yang dilakukan adalah dengan komunikasi antar pribadi.
Misalnya; penawaran atas event yang diadakan oleh hotel Sofyan Betawi
dengan berkunjung ke instansi-instansi terkait dan memberikan gambaran
secara lisan dengan kalimat yang sopan dan santun seraya memberikan
leaflet,brochure yang berisi gambar,ilustrasi serta kalimat-kalimat yang
berkaitan dengan promosi oleh Hotel Sofyan Betawi.
Komunikasi verbal yang umum digunakan oleh Public Relations
Hotel Sofyan Betawi adalah dengan sales call,di dalam sales call ini erat
kaitannya dengan proses me-loby pelanggan ataupun calon tamu yang
dikkunjungi.
Adapun bentuk me-loby yang dilakukan ialah seperti :
1.
Ungkapan terima kasih atas kepercayaan client terhadap Hotel
Sofyan Betawi untuk menggunakan fasilitas hotel
2.
Terjadinya tawar-menawar harga dalam penawaran promo Hotel
Sofyan Betawi. Seperti ; penawaran kamar ataupun fasilitas lain
(meeting room, aneka menu restoran)
3.
Adanya teknik persuasif secara tidak langsung (halus) dalam
mempromosikan penawaran.
Ketiga bentuk proses me-loby tersebut merupakan suatu sarana
yang digunakan Hotel Sofyan Betawi untuk mempresentasikan segala
69
bentuk promosi yang dilakukan Hotel Sofyan Betawi. Seperti ungkapan
terima kasih atas kepercayaan client merupakan suatu usaha yang
dilakukan oleh Hotel Sofyan Betawi untuk menjalin hubungan baik
dengan client. Sedangkan untuk tawar-menawar harga dalam penawaran
promo Hotel juga sebagai suatu usaha Hotel Sofyan Betawi untuk
meningkatkan jumlah reservasi tamu baik yang akan menggunakan
kamar, meeting room, ataupun yang hanya ingin menggunakan fasilitas
restoran. Adapun teknik persuasif dapat berupa penjelasan secara lisan
dari seorang Public Relations kepada client yang disertakan memberikan
leaflet,brochure yang isinya menggambarkan ilustrasi atau kalimatkalimat yang mempromosikan Hotel Sofyan Betawi.
b. Komunikasi Antar Pribadi
Selain komunikasi massa yang digunakan Public Relation Hotel
Sofyan Betawi, juga digunakanlah bentuk antar pribadi yang melengkapi
fasilitas atas suasana nyaman dan syariah tentunya. Dari pelayanan yang
meliputi sikap ramah dan sopan saat membuka pintu antara doorman dan
tamunya, isyarat salam yang santun, receiption yang menyambut dengan
sikap dan pakaian yang sopan serta syar’i. Hotel Sofyan Betawi juga
menyediakan sarana mushalla, restoran dengan makanan halal,isi kamar
yang menyediakan buku doa dan dzikir,sajadah,penunjuk arah kiblat
menambah nilai tambah tersendiri secara non-verbal dalam memanjakan
para tamu yang berkunjung. Sebagai seorang Public Relation hotel
syariah tidak mudah untuk meyakinkan para client untuk menanamkan
70
kepercayaan dan menambah kesan tersendiri dengan nilai syariah yaitu
dengan berpakaian formal memakai jilbab dan berpakaian sopan yang
syar’i. Bertindak dengan sopan,santun dan melontarkan senyum yang
wajar saat bertemu dengan client. Di sisi lain segala fasilitas yang
disediakan adalah sebagai penunjang demi memenuhi pelayanan terhadap
para tamu, artinya Hotel Sofyan Betawi ingin memanjakan tamunya
secara tidak langsung dengan pelayanan yang memuaskan.
Menurut Larry A. Samovar dan Richard E. Porter, komunikasi
nonverbal mencakup semua rangsangan (kecuali rangsangan verbal)
dalam suatu setting komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan
penggunaan lingkungan oleh individu, yang mempunyai nilai pesan
potensial bagi pengirim atau penerima. Dalam hal ini hotel Sofyan
Betawi ingin menyampaikan pesan syar’i kepada para tamu, dimulai dari
pertama kali tamu memasuki hotel disambut dengan ucapan salam
“Assalamualaikum”, staff hotel dengan berpakaian rapih dan sopan bagi
staff wanita semua menggunakan hijab, kemudian menyediakan sarana
yang sarat keIslaman, sampai dengan fasilitas kamar yang sangat islami.
Dengan sengaja hotel Sofyan Betawi mengirimkan banyak pesan
nonverbal yaitu pesan syar’i yang menjadi prinsip hotel tersebut kepada
individu lain yang dalam hal ini para tamu dan client.
Pesan-pesan
nonverbal ini akan terus melekat di pikiran para tamu ataupun client,
bahwa hotel Sofyan Betawi merupakan hotel Syariah dengan pelayanan
hotel yang syar’i, hal ini diharapkan prinsip keislaman bukan sesuatu
71
yang kaku dan dapat diterima ditengah masyarakat, serta dapat bersaing
dengan baik ditengah bisnis perhotelan yang ada di Jakarta, walaupun
hotel Sofyan Betawi ini menggunakan prinsip syariah, dengan begitu
islam dapat membuktikan dengan prinsip keislaman bisnis perhotelan
dapat terus berjalan dan akan terus berkembang. Sikap-sikap inilah yang
menumbuhkan rasa nyaman yang ditumbuhkan antar sesama pribadi.
72
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Strategi komunikasi yang digunakan Public Relations hotel Sofyan
Betawi yaitu strategi promosi dan strategi pelayanan syariah.Strategi
promosi yang diterapkan dalam hotel Sofyan Betawi yaitu melalui media
cetak (pemasangan iklan di surat kabar) dan melalui sales call.Strategi
Pelayanan Syariah diantaranya tidak menerima pasangan yang bukan
satu muhrim,tidak menyediakan makanan dan minuman beralkohol dan
non-halal, tiap kamar terdapat Al-Quran, buku doa, sajadah, dan arah
kiblat.
2.
Bentuk komunikasi Public Relation hotel Sofyan Betawi yaitu dengan
komunikasi massa (sales call) dan antar pribadi (bentuk pelayanan yang
diciptakan yang nyaman dan dengan prinsip syariah).
B. Saran
Adapun saran yang ingin disampaikan oleh penulis sebagai berikut :
1.
Adanya penambahan fasilitas lainnya yang Islami dalam menunjang
kemajuan Hotel Sofyan Betawi, misalnya seperti adanya drug store atau
minimarket halal mini, penambahan area hijau sehingga menambah
kesan asri.
72
73
2.
Public Relations Hotel Sofyan Betawi memiliki peran tunggal dalam
bidang membangun pencitraan Hotel Sofyan Betawi khususnya, dan
menjalani peran sebagai media publicity Hotel Syariah pada umumnya.
3.
Hotel syariah tidak hanya Hotel Sofyan group, tetapi makin
bertambahnya hotel-hotel yang berkonsep syariah lainnya di Jakarta
khususnya dan di Indonesia pada umumnya. Dan sebagai umat muslim
baiknya kita dapat cermat dalam memilih hotel yang baik menurut
agama, yang tidak menjerumuskan kita terhadap fasilitas yang
mendukung kepada keburukan.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Anwar.Ilmu Komunikasi ; Sebagai Pengantar Ringkas. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,
1995.
Beard, Mike. Manajemen Departemen Public Relations. The Institute of Public Relations, 2001.
Crosby, Philip B. Runing things. New York : McGraw-Hill, 1986.
Efendi, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung : PT. Citra Aditya
Bakti, 2003.
Komarudin. Ensiklopedi Manajemen. Jakarta : Bumi Aksara, 1994.
Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran di Indonesia : Analisis, Perencanaan, Implementasi dan
Pengendalian. Jakarta : Salemba Empat, 2002.
Martopolo, Ali. Strategi Kebudayaan. Jakarta : Eister For Strategic End International Study, 1978.
Martin, W. Cara Jitu Memikat Hati Pelanggan (Terjemahan). Jakarta : PPM, 2004.
Moleong, Lexi J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004.
Pohan, Rusdin. Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta : Lanarka, 2007.
Rahmat, Jalaludin. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2006.
Riswandi. Ilmu Komunikasi. Yogyakarta : Graha Ilmu, 2009.
Rudy, T. May. Komunikasi dan Hubungan Masyarakat Internasional. Bandung : Refika Aditama, 2005.
Tjiptono, Fandi. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi Offset,1997.
Yoeti, Oka A. Hotel Public Relation. Jakarta : PT.Perca, 2003.
74
Yusuf, Parkit M. Komunikasi Pendidikan dan Komunikasi Instruksional. Bandung : Remaja Rosadakarya,
1990.
SUMBER INTERNET
www.islamwiki.blogspot.com
http://www.buseco.monash.edu.au/mkt/dictionary
http://kamusbahasaindonesia.org/
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan
ARSIP
Job Description Public Relation. Hoteln Sofyan Betawi, Jakarta : 2012.
Modul Sofyan Hotels tbk. Ketentuan dibuat berdasarkan fatwa yang dikeluarkan DPS dewan pengawas
syariah PT.Sofyan Hotels & MUI Tbk : 2000.
75
Dokumentasi
Tampak depan Hotel Sofyan Betawi
Receiptions Hotel Sofyan Betawi
Tata tertib tamu non-muhrim
Pilihan menu restoran
Event yang diselenggarakan oleh client
Travel Haji dan Umroh, Massage dan Reflexy
Mushola Hotel Sofyan Betawi
Kegiatan Wawancara
Ruang Meeting Hotel Sofyan Betawi
Buku doa dalam kamar tamu
Download