Alternatif Benang Jahit Operasi Berbahan Getah Jarak Dikirim oleh vicky.nurw pada 18 Juni 2015 | Komentar : 0 | Dilihat : 2868 JOS, Alternatif Benang Jahit Operasi karya Mahasiswa UB Getah Jarak (Jatropha multifida) ternyata dapat dimanfaatkan untuk dunia kedokteran. Melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Karsa Cipta, lima mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) mengubah getah jarak menjadi alternatif benang jahit operasi alternatif. Kelima mahasiswa tersebut adalah Siti Nurjannah (Kedokteran Hewan, 2011), Andri Julianto (Kedokteran Hewan, 2011), Yumeida Noor Ilma (Kedokteran Hewan, 2011), Ahmad Aufal Marom (Teknik Industri, 2013), dan Mohamad Rifan (Hukum, 2013). Getah jarak bagi masyarakat Indonesia telah dimanfaatkan sebagai penutup luka. "Berdasarkan analisa bahan, getah jarak mengandung senyawa anti radang dan anti nyeri, juga memiliki kemampuan lebih cepat untuk menutup luka", ujar Siti. Penggunaan benang jahit operasi sintetik asal Cina, India dan Eropa yang ada di pasaran masih terbilang mahal. Sebagai gantinya, dokter menggunakan benang jahit operasi yang terbuat dari usus hewan. Namun produk ini menyebabkan radang dan mudah larut. Berdasarkan analisa bahan, diketahui getah jarak mengandung senyawa anti radang dan anti nyeri yang tidak hanya dapat menutup luka. Namun juga dapat membantu kesembuhan luka lebih efektif dari benang jahit operasi lainnya. Bahan benang jahit operasi JOS yang terdiri dari getah jarak, polivinil alkohol, asam glikolat, aquades, dan asam sitrat dicampur lalu diaduk hingga homogen dengan panas 70oC. Larutan kemudian dicetak dan didiamkan hingga kering. Setelah itu dilakukan uji kualitas dengan melakukan uji tarik, uji FT-IR dan uji kelarutan. Benang yang dihasilkan memiliki penampakan fisik bening dan lentur. Hasil uji kekuatan dengan uji tarik sebesar 8 Newton, diketahui lebih kuat dibandingkan benang komersil sebesar 5,2 Newton. Hasil dari uji FT-IR menunjukkan gugus fungsi karbonil, gugus alkana, dan gugus hidroksil sehingga mempunyai sifat mudah terbiodegradasi. Ini artinya benang dapat terdegradasi dalam tubuh dan menghasilkan produk akhir yang tidak beracun. Adapun untuk uji kelarutan, sampel dapat larut sempurna dalam PBS setelah 12 hari. Bahan ini akan terus dirancang memenuhi syarat sifat fisik sesuai SNI 16-3346-1994 tentang "Benang Operasi Terserap Sekali Pakai" dan USP 29-NF 24 tentang standar produk benang. Siti Nurjannah menambahkan benang getah jarak ini masih harus melalui beberapa proses penyempurnaan dan pengujian. "Kami akan melakukan uji daya simpan atau kadaluarsa dan uji reaksi jaringan," terangnya. Ia berharap kedepan Indonesia tak perlu impor benang jahit operasi lagi. [vicky/Humas UB] Artikel terkait UB Berikan Tiket Masuk Bagi Pemenang GBQ IV 2017 Sistem Monitoring Harga Sembako Raih Juara II pada Olinamasi 2017 Gapoktan Sebagai Salah Satu Upaya Ketahanan Pangan Nasional Kembangkan Potensi Diri, UB Gelar Upacara Hari Santri Nasional Tim Reog Universitas Brawijaya Ikut Meriahkan Jatim Specta Carnival 2017