BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adanya efek globalisasi membuat Negara menyelaraskan serta mengharmonisasi standar akuntansinya dengan standar akuntansi internasional. Hal ini bertujuan agar dapat menghasilkan informasi keuangan yang dapat diperbandingkan serta mempermudah dalam melakukan analisis kompetitif dan hubungan baik dengan stakeholder. Standar keuangan internasional dimulai sejak tahun 1973 oleh International Accounting Standard Committee (IASC), dimana IASC kemudian berubah pada tahun 2001 menjadi International Accounting Standard Board (IASB) yang memiliki tujuan untuk mengembangkan suatu standar akuntansi yang berkualitas tinggi, dapat dipahami, dan diterapkan secara global diseluruh dunia. Namun dalam sebuah Negara yang memiliki perusahaan multinasional dan perusahaan nasional akan memiliki perbedaan dalam hal pelaporan keuangan perusahaan mereka. Hal ini akan mempengaruhi harmonisasi informasi antar Negara sehingga dapat menimbulkan ketidakeffektifan informasi yang dibutuhkan perusahaan, oleh sebab itu Negara tersebut akan membuat kesatuan standar akuntansi. Di Indonesia, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sebagai organisasi yang berwenang dalam membuat standar akuntansi telah melakukan langkah-langkah penyeragaman standar akuntansi keuangan. Pada Desember 2008, IAI akan merencanakan konvergensi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dengan International Financial Reporting Standards (IFRS), yang dimana IFRS produk dari IASB dan FASB. Hal ini akan direalisasikan pada tahun 2012. Perusahaan selaku pemakai laporan keuangan akan menerapkan standar tersebut. Para pemakai laporan keuangan akan selalu melakukan pemeriksaan dan mencari informasi tentang kehandalan laporan keuangan perusahaan. Cara umum yang dapat ditempuh untuk mendapatkan informasi yang handal adalah dengan melakukan audit secara independen agar informasi yang digunakan dalam pengambilan keputusan lengkap, akurat, dan tidak bias. Tanpa menggunakan jasa auditor independen, manajemen perusahaan tidak akan dapat meyakinkan pihak luar bahwa laporan keuangan yang disajikan manajemen perusahaan berisi informasi yang dapat dipercaya. Oleh sebab itulah, manajemen akan meminta agar auditor memberikan jaminan kepada para pemakai bahwa laporan keuangan bias dihandalkan. Dalam audit atas suatu laporan keuangan, auditor harus berinteraksi dan menjalin hubungan professional. Hubungan tersebut tidak hanya dengan manajemen tetapi juga dengan dewan komisaris dan komite audit, auditor intern, dan pemegang saham. Selama audit berlangsung, auditor harus sering berhubungan atau berinteraksi dengan manajemen untuk mendapatkan bukti yang diperlukan dan biasanya auditor akan meminta data perusahaan yang bersifat rahasia. Sikap auditor adalah mengakui perlunya penilaian yang obyektif atas kondisi yang diselidiki dan bukti yang diperoleh selama audit berlangsung. Hal ini dilakukan auditor agar laporan keuangan perusahaan yang diaudit dapat dihandalkan, manajemen juga akan mendapat keyakinan dan kepercayaan dari pihak luar bahwa manajemen telah melakukan tanggung jawabnya dengan baik. Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Nanang Shonhadji (2009) yang mengambil permasalahan tentang kesiapan auditor terhadap penerapan IFRS dan diperkuat oleh penelitian dari Aulia Irdiani P (2011) mengatakan bahwa kompetensi audit berpengaruh terhadap implementasi IFRS dan keahlian audit tidak berpengaruh terhadap implementasi IFRS. Agar mereka dapat mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi kualitas audit dan dapat meningkatkannya kualitas audit yang dihasilkannya. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti merumuskan judul penelitian sebagai berikut : “PENGARUH KOMPETENSI, KEAHLIAN, DAN TINGKAT PENDIDIKAN AUDITOR TERHADAP IMPLEMENTASI IFRS.” 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan yang akan diteliti adalah : 1. Apakah kompentensi auditor berpengaruh terhadap implikasi implementasi IFRS di Indonesia ? 2. Apakah keahlian auditor berpengaruh terhadap implikasi implementasi IFRS di Indonesia ? 3. Apakah tingkat pendidikan auditor berpengaruh terhadap implikasi implementasi IFRS di Indonesia ? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah tersebut, tujuan dilakukan penelitian ini adalah : 1. Mengetahui pengaruh dari kompentesi auditor terhadap implikasi implementasi IFRS di Indonesia 2. Mengetahui pengaruh dari keahlian auditor terhadap implikasi implementasi IFRS di Indonesia 3. Mengetahui pengaruh tingkat pendidikan auditor terhadap implikasi implementasi IFRS di Indonesia 1.4 Manfaat Penelitian a. Kontribusi Praktis Penelitian ini dapat dijadikan pijakan pertimbangan dan masukan bagi para auditor kantor akuntan publik agar bisa melakukan implementasi IFRS termasuk menyiapkan SDM auditor yang lebih baik dibidangnya b. Kontribusi Teoretis Hasil penelitian ini dapat menambah wacana baru dalam pengembangan penelitian mengenai praktik auditing di Indonesia setelah IFRS diterapkan 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini hanya mengambil Kantor Akuntan Publik yang terdaftar di Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) dan auditor bank di Bank Indonesia (BI) wilayah Surabaya. Penelitian ini dilakukan berkaitan dengan pelaksanaan implementasi IFRS di Indonesia tahun 2012 berdasarkan tiga dimensi lingkup, yaitu kompetensi, keahlian, dan tingkat pendidikan.