BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Uraian Teoritis
2.1.1.
Pengertian Perdagangan Internasional
Perdagangan dalam suatu negara memegang peranan yang sangat
penting. Dimana sebuah perdagangan dapat berpengaruh pada perkembangan
ekonomi global maupun perekonomian domestik. Karena negara yang melakukan
perdagangan dapat memberikan keuntungan, akan tetapi ini menyebabkan
kerugian bagi negara lain. Ini terjadi disebabkan oleh ketidakseimbangan antara
ekspor dan impor yang tidak terjadi secara timbal balik.
Menurut Hendra (2002), “perdagangan internasional bisa terjadi apabila
kedua belah pihak memperoleh manfaat atau keuntungan dari dalam perdagangan
tersebut (gains from trade)”. Sedangkan menurut Basri dan Munandar (2010),
“Perdagangan internasional terjadi karena dua alasan utama. Pertama, negaranegara yang berdagang karena memiliki sumber daya yang berbeda satu sama
lain. Kedua, negara-negara melakukan perdagangan dengan tujuan skala ekonomi
(economies of scale) dalam produksi”.
Maksudnya, jika setiap negara
memproduksi barang tertentu, negara tersebut dapat memproduksi barang-barang
tersebut dengan skala yang lebih besar dan lebih efisien dibandingkan dengan
negara yang memproduksi semua barang.
Maka perdagangan internasional
merupakan suatu perdagangang antara negara-negara dimana meliputi proses
ekspor maupun impor yang menjadi salah satu pengaruh bagi pendapatan negara.
26 Universitas Sumatera Utara
2.1.2. Teori-Teori Perdagangan Internasional
2.1.2.1. Teori Klasik
Dalam melakukan sebuah perdagangan, negara memiliki alasan yaitu
untuk mendapatkan keuntungan dalam perdagangan dan bertujuan agar dalam
proses produksi dilakukan dengan skala ekonomis sehingga negara dapat
berdagang satu sama lainnya. Dengan demikian aliran kaum klasik yakni Adam
Smith dan David Ricardo mengemukan teori Absolute Advantage (Keunggulan
Mutlak) dan Comparative Advantage (Keunggulan Komparatif).
1. Teori Absolute Advantage (Keunggulan Mutlak)
Adam Smith berprinsip bahwa, “pendapatnya merupakan pengkoreksian
dari kelemahan kaum merkantilisme terhadap pernyataan surplus perdagangan
internasional sebagai suatu doktrin.
Surplus Perdagangan dilakukan dengan
memanfaatkan sepenuhnya sumberdaya alam yang tersedia. Akan tetapi smith
berpendapat bahwa
pemanfaatan sumber daya alam sepenuhnya kelak akan
membahayakan negara itu sendiri, yaitu berupa peningkatan impor secara besarbesaran”. Jadi inti dari teori ini adalah suatu negara akan melakukan spesialisasi
terhadap ekspor suatu jenis atau beberapa jenis barang tertentu, dimana negara
tersebut tidak mempunyai keunggulan absolut dan melakukan impor dengan jenis
lain dimana negara tersebut dengan tidak memiliki keunggulan absolut terhadap
negara lain yang memproduksi barang lain (Tambunan: 2001).
Maka yang dimaksud dengan teori Absolute Advantage (Keunggulan
Mutlak) ialah bahwa tenaga kerja sebagai input produksi sekaligus mengukur nilai
suatu barang, sedangkan untuk upah tenaga kerja pada masing-masing negara
27 Universitas Sumatera Utara
tidak diperhitungkan.
Disinilah terlihat satu kelemahan dari teori Absolute
Advantage (Keunggulan Mutlak) yang dikemukan oleh Adam Smith.
2. Teori Comparative Advantage (Keunggulan Komparatif)
David Ricardo mengkritik teori Absolute Advantage oleh Adam Smith
dimana ini termasuk aliran klasik juga bahwa Absolute Advantage sangat
sederhana sekali.
Menurut David Ricardo (1817) adalah “Perdagangan
internasional bisa saja terjadi walaupun negara tidak mempunyai keunggulan
mutlak, akan tetapi mempunyai keunggulan komparatif dari negara lain. Ada
beberapa asumsi yang membangun konsep komparatif oleh David Ricardo, yakni:
1. Dua negara masing-masing memproduksi dua jenis komoditi dengan hanya
menggunakan satu faktor produksi tenaga kerja.
2. Kedua komoditi bersifat identik (homogen).
3. Kedua komoditi dapat dipindahkan antar negara dengan biaya transportasi nol.
4. Tenaga kerja merupakan faktor produksi yang bersifat homogen dalam suatu
negara, namun heterogen tidak identik antar negara.
5. Tenaga kerja dapat bergerak antar industri dalam suatu negara namun tidak
antar negara.
6. Pasar barang dan pasar tenaga kerja dalam kondisi persaingan sempurna.
Dari teori klasik di atas bahwa proses perdagangan internasional terjadi
karena adanya keunggulan oleh suatu negara yang menghasilkan sesuatu barang
dengan biaya yang rendah atas penggunaan input tenaga kerja. Perdagangan
internasional dalam perkembangannya memiliki pengertian advantage yang
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
28 Universitas Sumatera Utara
1. Banyak negara dan banyak barang.
Bahwa perdagangan dilakukan tidak hanya pada dua negara akan tetapi
banyak negara sehingga barang yang diperdagangkan juga tidak dua barang
melainkan banyak barang. Namun bisa saja terjadi satu negara unggul dapat
menghasilkan berbagai jenis barang.
2. Berbagai input produksi
Dalam proses produksi input yang digunakan tidak hanya menggunakan
tenaga kerja saja, akan tetapi banyak input produksi yang lainnya dimana
input tersebut meliputi: tenaga kerja, sumber daya lahan, barang-barang
modal, teknologi, dan lain-lain. Sehingga dalam menciptakan suatu output
banyak diperlukan berbagai kombinasi input.
3. Keunggulan disebabkan faktor selera
Suatu negara dapat menghasilkan barang yang sama dengan negara lain dan
dengan biaya yang lebih murah dan harga barang yang lebih rendah, dengan
itu negara tersebut tidak lagi perlu untuk mengimpor barang yang sama dari
negara lain. dimana konsumen sangat berpengaruh pada naiknya pendapatan
yang diikuti naiknya hasrat konsumsi dan selera.
4. Kekayaan sumber daya potensi ekonomi
Dengan kekayaan sumber daya potensi ekonomi ini negara tentunya dapat
menghasilkan jenis-jenis barang yang dapat diperdagangkan.
Indonesia
mempunyai perbedaan dengan negara ASEAN lainnya yang dinyatakan dalam
advantage disebabkan bahwa Indonesia mempunyai berbagai jenis komoditas
perdagangan internasional.
29 Universitas Sumatera Utara
5. Penggunaan/penguasaan teknologi
Dalam suatu proses produksi untuk menghasilkan barang diperlukan
penggunaan teknologi yang maju.
Dimana dengan ini tentunya dapat
membuat biaya produksi akan lebih rendah dan harga barang juga lebih
murah.
6. Karakteristik sumber daya alam
Potensi yang di miliki oleh suatu negara yakni termasuk sumber daya lahan,
ini merupakan yang diperlukan bagi negara untuk mendapatkan penghasilan
dari jenis-jenis komoditas yang dapat dikembangkan sehingga menjadi negara
yang advantage.
7. Berbagai faktor lain juga dapat menentukan konsep advantage.
Hal ini merupakan suatu bentuk dari kelompok-kelompok negara penghasil
komoditas dan dapat menjadikan kelompok negara-negara produsen.
2.1.2.3. Teori Neoklasik
Menurut para aliran kaum neoklasik, mereka mengemukakan teorinya
yakni dapat dilihat dari model Eli Heckscher dan Bertil Ohlin (teori H-O) dan
Leontiev Paradox.
1. Model Eli Heckscher dan Bertil Ohlin (teori H-O)
Teori H-O adalah pengembangan dari kelemahan konsep Advantage oleh
David Ricardo.
Maka Eli Heckscher (1919) dan Bertil Ohlin (1933)
mengemukakan bahwa “Perdagangan internasional digerakkan oleh perbedaan
sumber daya antar negara dengan proporsi penggunaan yang berbeda dalam
30 Universitas Sumatera Utara
memproduksi barang”.
Dimana suatu negara akan mengekspor komoditinya
dalam proses produksinya memerlukan penggunaan dari faktor produksi yang
relatif lebih murah dan mengimpor dengan serelatif mungkin dengan faktor
produksi yang langka sehingga mahal di negara tersebut. Ada beberapa asumsi
dari teori H-O bagi kedua negara yang melakukan perdagangan internasional,
yaitu:
a. Negara yang melakukan perdagangan internasional mempunyai karakteristik
yang berbeda terhadap tenaga kerja yang berlimpah dan sebaliknya berlimpah
barang-barang modal.
b. Kedua negara mempunyai kesamaan teknologi.
c. Selera adalah homogen bagi kedua negara.
d. Kedua komoditas diproduksi berdasarkan constant return to scale.
e. Masing-masing negara melakukan spesialisasi produk.
f. Kompetitif adalah sempurna sehingga barang ditentukan oleh masing-masing
pihak.
g. Tidak terdapat biaya transportasi, tarif, atau bentuk lainnya yang akan
menghambat pola perdagangan internasional.
h. Semua sumber daya dapat diperoleh dengan mudah dan produktif.
i. Perdagangan internasional dilakukan secara seimbang.
31 Universitas Sumatera Utara
2. Leontiev Paradox
Wessily Leontiev melihat kelemahan dalam konsep labor intensive
maupun capital intensive oleh Heckscher-Ohlin, dimana ia melihat bahwa
Heckscher-Ohlin tidak memperhitungkan perbedaan diantara labor cost dan
capital cost untuk dalam menggunakan kedua produksi pada negara yang berbeda.
Adapun pengujian yang empiris dapat dibuktikan oleh Wessily Leontiev (1953)
bahwa untuk memperhitungkan total persyaratan penggunaan input modal dan
tenaga kerja per unit untuk penciptaan sesuatu barang ekspor Amerika Serikat
untuk barang pengganti, dimana fakta ini mengenai struktur perdagangan luar
negeri (ekspor dan impor) tahun 1947 yang bertentangan dengan teori Heckscher Ohlin. Paradox (pembuktian) meliputi beberapa pertimbangan pemikiran yaitu:
a. Kekeliruan statistik, yaitu pengambilan suatu data yang tidak representatif dan
ternyata banyak negara yang melimpah modal bahkan mengekspor barang
yang padat karya daripada yang perlu diimpor.
b. Faktor kepadatan timbal balik, sesuatu usaha yang akan memecahkan kembali
leontiev paradox dan meneliti secara empiris kepadatan timbal balik.
c. Kondisi permintaan, selera (taste) merupakan faktor yang mempengaruhi
masyarakat untuk meminta suatu produk.
d. Proteksi, upaya untuk melidungi produksi dalam negeri melalui instrument
tarif perdagangan bebas perlu proteksi yang tinggi.
e. Kualitas tenaga kerja Amerika, para pekerja di Amerika sangat efisiensi
daripada dibandingkan dengan partner dagangnya yang banyak melimpah
tenaga kerja dan bukan hanya merupakan negara yang banyak modal.
32 Universitas Sumatera Utara
f. Lebih banyak faktor produksi, faktor produksi tersebut seperti modal, tenaga
kerja, tenaga profesional, tanah dan lainnya menentukan kuantitas dan kualitas
produk.
2.1.2.3. Teori Modren: Teori Kerjasama (New Theory)
New Theory muncul setelah teori absolute advantage dari Adam Smith
dan Comparative advantage dari David Ricardo dan teori tradisonal perdagangan
internasional dari Eli Hecsksher dan Bertil Ohlin. New Theory ini ditulis oleh
beberapa tokoh yakni: Dixit dan Norman (1980), Helpman (1981), Ethier (1982),
dan Peter Krugman (1984).
Dalam perkembangannya New Theory menuju
kepada kondisi perdagangan bebas yang disebut dengan liberalisasi perdagangan.
Teori ini berupaya untuk mengatasi berbagai hambatan perdagangan internasional
melalui beberapa perundingan dimana pada akhirnya dapat memberikan
keuntungan untuk negara yang sedang melakukan perdagangan internasional.
2.1.3. Kebijakan Perdagangan Internasional
Pada prinsipnya pemerintah melakukan kebijakan proteksi adalah suatu
bentuk campur tangan pemerintah di dalam suatu perdagangan internasional.
Pemerintah juga melakukan perlindungan untuk industri domestik dan akan
memperbesar perdagangan umum. Ada 2 alasan yang dilakukan oleh pemerintah
dalam diberlakukannya kebijakan proteksi, yaitu:
33 Universitas Sumatera Utara
1. Alasan infant industry
Infant industry merupakan suatu alasan dimana berupaya untuk melindungi
suatu produksi industri didalam sebuah negeri agar dapat tumbuh dan
berkembang dan termasuk untuk mempromosi ekspor.
2. Alasan strategi
Alasan strategi ini merupakan suatu bentuk upaya lanjutan dalam
memproduksikan dan mengkonsumsikannya sendiri dalam keadaan perang.
Adapun beberapa bentuk dari proteksi, antara lain:
1. Kuota
Kuota merupakan suatu hambatan dalam bentuk kuantitatif yang berupaya
membatasi impor barang-barang khusus dan menspesifikasikan dengan jumlah
unit atau nilai total pada periode waktu tertentu.
2. Perdagangan Oleh Pemerintah
Pada hakikatnya pemerintah adalah pelaku utama dalam mengupayakan
memonopoli impor dimana terletak kebebasan secara administratif.
3. Kontrol Devisa
Kontrol devisa adalah sebuah hambatan dimana administratif atau transaksi
yang terlibat oleh mata uang asing.
4. Larangan Impor
Larangan impor merupakan suatu bentuk dari kontrol impor dimana ini
melarang impor untuk jenis barang tertentu, terutama untuk barang mewah.
34 Universitas Sumatera Utara
5. Hukum Lokal Mengenai Pembelian
Untuk negara yang menerapkan hukum seharusnya menetapkan terlebih
dahulu barang-barang lokal yang dibeli melalui pemilihan produk luar negeri
agar dapat dibedakan dengan produk-produk lokal yang tersedia. Biasanya
terjadi pada barang-barang modal.
6. Hambatan Nontarif
Hambatan nontarif merupakan suatu hambatan birokrasi dimana sebagian dari
fungsi formal harus melewati peraturan yang khusus yang diumumkan secara
resmi terhadap suatu barang-barang impor.
Kebijakan Proteksi memiliki beberapa langkah yaitu: Tarif dan Kuota.
a. Tarif
Tarif (bea cukai) biasanya dikenakan pada barang-barang impor. Tarif terbagi
menjadi:
a. Advalorem tariffs; yaitu pengenaan tarif pada barang-barang yang
menggunakan satuan unit tertentu.
b. Specific tariffs; yaitu tarif yang dikenakan pada barang-barang dengan
satuan ukuran tertentu.
c. Coumpound tariffs; yaitu tarif yang digunakan baik itu Advalorem tariffs
maupun Specific tariffs, dimana disebut juga sebagai tarif ganda.
b. Kuota
Kuota merupakan suatu pembatasan dengan cara kuantitatis pada hambatanhambatan perdagangan nontarif dan dilakukan secara langsung pada sejumlah
35 Universitas Sumatera Utara
barang impor ataupun ekspor yang dilakukan pemerintah.
Kuota terbagi
menjadi: kuota ekspor dan kuota impor.
a. Kuota ekspor merupakan kuota yang dilakukan untuk melindungi
konsumen di dalam negeri sekaligus kebutuhan dalam negeri.
b. Kuota impor merupakan suatu bentuk pembatasan langsung dimana
jumlah barang yang diperbolehkan untuk impor dan dilakukan dengan
memberikan lisensi kepada beberapa kelompok individu perusahaan
maupun perusahaan domestik agar sejumlah produk yang diimpor dapat
langsung dibatasi.
2.1.4. Perdagangan Internasional Pada Perekonomian Indonesia
Perdagangan dapat diartikan sebagai ekspor dan impor di dalam industri
yang sama di suatu negara. Perdagangan internasional termasuk salah satu hal
yang berpengaruh penting bagi para pihak termasuk diantaranya produsen dan
konsumen untuk mendapatkan keuntungan. Dimana bagi para produsen dengan
pola produksi yang memiliki keunggulan akan mendapatkan keuntungan tersebut
yaitu kenaikan harga barang yang berlaku di pasar domestik (surplus produsen),
tetapi bagi negara yang tidak memiliki keunggulan ini akan menyebabkan
kerugian dimana jumlah produksi dalam negeri berkurang. Sedangkan untuk
konsumen negara ekspor yang memiliki keunggulan akan mendapatkan kerugian
dikarenakan harga barang di pasar domestik secara perlahan mengalami kenaikan
yang menyebabkan daya beli masyarakat berkurang.
Namun akan tetapi
masyarakat konsumen negara impor akan mendapatkan keuntungan (surplus
36 Universitas Sumatera Utara
konsumen) melalui impor dengan tingkat harga yang relatif rendah sehingga daya
beli masyarakat meningkat.
Adapun besarnya suatu nilai ekspor negara
merupakan kemampuan bagi negara tersebut untuk melakukan impor. Tetapi
pengertian ekspor menurut Tambunan (2004), “ekspor diartikan sebagai
mengeluarkan atau membawa barang dan jasa yang berasal dari pasar atau produk
domestik (dalam daerah pabean) ke suatu tempat tertentu di luar negeri (luar
daerah pabean) dengan tujuan dipertukarkan atau dijual”.
Sedangkan impor
menurut Salvatore (1997), “impor adalah sejumlah barang atau jasa yang
diproduksi negara lain yang kemudian di kirim dan di jual dalam pasar domestik
(pasar dalam negeri)”.
Sedangkan untuk ekspor Indonesia sendiri pada tahun 2008 perlahan
mengalami peningkatkan setelah melewati krisis ekonomi yang terjadi pada tahun
sebelumnya. Pada tahun 2008 nilai ekspor mencapai 20,1 persen dibanding tahun
2007 namun pada tahun 2009 ekspor mengalami penurunan, dimana terjadi krisis
ekonomi dunia yang menyebabkan kemunduran permintaan untuk ekspor produk
Indonesia. Namun pada tahun 2010 ekspor mulai tumbuh, sehingga meningkat
sampai 35,4 persen dibanding tahun 2009. Kemudian untuk impor Indonesia pada
tahun 2008 mengalami pertumbuhan yang signifikan sampai mencapai sebesar
73,6 persen. Pertumbuhan yang signifikan ini mengalami penurunan hingga 25
persen pada tahun 2009. Inilah kondisi perkembangan perdagangan internasional
Indonesia didalam pasar ASEAN yaitu perdagangan bebas.
Perdagangan
internasional
suatu
negara
sangat
mempengaruhi
perekonomian negara tersebut, hal ini dapat dilihat dari pendapatan produksi
37 Universitas Sumatera Utara
negara, dimana ini merupakan nilai produk yang berupa barang dan jasa yang
dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik)
yang disebut GDP (Gross Domestic product). Untuk nilai GDP Indonesia sendiri
di kanca ASEAN dari tahun 2011 sebesar 246.467,7 juta dollar AS dan 2012
sebesar 261.813,9 juta dollar AS mengalami peningkatan walaupun hanya cuma
beberapa persen dari peningkatan tersebut.
Sedangkan untuk konsumsi dan
investasi Indonesia juga mengalami peningkatan dari tahun 2011-2012.
Dalam hal ini perhitungan pendekatan pengeluaran yang dapat
menjelaskan bagaimana pendapatan suatu negara.
dinyatakan sebagai
Persamaan tersebut dapat
Y = C + I + G + (X-M), dimana Y merupakan jumlah output
yang dihasilkan oleh suatu negara, C merupakan pengeluaran konsumsi (belanja
rumah tangga dan belanja pemerintah), I merupakan pengeluaran investasi suatu
negara, X merupakan ekspor yang dilakukan negara dan M merupakan barang
atau jasa yang dibeli dari negara ke negara lain. Ini akan menjadi satu hal yang
baik untuk perkembangan ekonomi Indonesia. Akan tetapi pengaruh perdagangan
internasional ini juga akan membawa neraca perdagangan negara ke surplus (X –
M > 0) atau defisit (X – M < 0). Jadi dari hal ini kenaikan ekspor juga akan
membuat peningkatan jumlah output dan pertumbuhan ekonomi akan meningkat.
2.1.5. Sistem Perdagangan Indonesia Terhadap Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA) 2015
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 memberikan suatu peluang
bagi Indonesia untuk melakukan ekspor secara besar-besaran, dimana ini akan
mendukung perkembangan perekonomian negara Indonesia.
Karena MEA
38 Universitas Sumatera Utara
merupakan bentuk visi dari ASEAN yang akan menjadikan sebuah kawasan pasar
tunggal yang berarti bahwa barang-barang dan jasa akan bergerak secara bebas.
Pada dasarnya MEA tertuju pada sasaran dalam mengintegrasikan ekonomi
regional Asia Tenggara, dimana dalam pembentukan kawasan ekonomi yang
kompetitif memerlukan kerjasama yang erat bagi negara-negara anggota ASEAN
agar kawasan yang terintegrasi ini sepenuhnya dapat menjadi kawasan ekonomi
global.
(http://bppt.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/informasi/artikel/detailartikel/7(1
5 Mei 2014)
Secara harfiah integrasi ekonomi merupakan suatu agenda utama dari
negara ASEAN, dimana visi ASEAN ini mewujudkan kawasan bebas barang yang
diwujudkan melalui dengan dibentuknya MEA 2015.
Pengertian integrasi
ekonomi secara umum dapat diartikan pencabutan atau penghapusan hambatanhambatan ekonomi dimana antara dua atau lebih dari ekonomi suatu negara.
Sedangkan pengertian secara operasional dapat diartikan pencabutan atau
penghapusan diskriminasi dan penyatuan politik antara lain meliputi peraturan,
prosedur dan lainnya. Dan untuk instrument dari penghapusan tersebut melalui
pajak, bea masuk, mata uang, undang-undang, lembaga, standarisasi, dan
kebijaksanaan ekonomi. Adapun teori integrasi ekonomi menurut kaum liberal
mempercayai bahwa perdagangan bebas akan membawa perdamaian didalam
hubungan internasional.
Disebabkan bahwa perdagangan bebas akan dapat
mewujudkan interpendensi dan kerjasama untuk mendapatkan keuntungan
bersama antara negara-negara pelaku pasar yang terkait. Pendapat kaum liberal
39 Universitas Sumatera Utara
sesungguhnya menganggap bahwa liberalisasi didalam suatu ekonomi akan
mengarah pada kebebasan pasar dan bukan hanya itu peran negara pun dapat
diminimalisir.
Bahkan selain itu kaum liberal mengemukakan bahwa semua
bentuk ekonomi yang menyebar pada teori liberal akan berharap mekanisme harga
dan pasar merupakan media yang sangat efektif agar dapat mengatur hubungan
kerjasama ekonomi domestik maupun internasional. Oleh sebab itu pernyataan
kaum liberal terhadap kebebasan pasar bertujuan untuk mencapai efisiensi yang
semaksimal mungkin agar pertumbuhan ekonomi. Namun menurut Tinbergen
(2006) menyatakan bahwa:
integrasi
ekonomi
merupakan
penciptaan
struktur
perekonomian
internasional yang lebih bebas dengan jalan menghapuskan semua
pembatasan-pembatasan (barriers) yang dibuat terhadap bekerjanya
perdagangan bebas dengan jalan mengintroduksi semua bentuk-bentuk
kerjasama. Integrasi juga dapat dipakai untuk alat mengakses pasar yang
lebih besar, menstimulasi pertumbuhan ekonomi sebagai bentuk upaya
untuk meningkatkan kesejahteraan nasional
Akan tetapi integrasi ekonomi mempunyai prinsip-prinsip dan mekanisme
yang sama dengan perdagangan bebas. Menurut dari pengertian diatas maka
istilah integrasi ekonomi dapat dibagi menjadi dua pengertian, yakni:
a. Penghapusan proteksi lalu lintas barang, jasa, faktor produksi (SDM dan
modal) dan informasi dengan kata lain kebebasan akses pasar teknologi dalam
integrasi negatif.
40 Universitas Sumatera Utara
b. Penyatuan politik (kebijakan) dengan kata kunci harmonisasi, disebut juga
integrasi positif.
Griffin dan Pustay (2002) menyatakan bahwa “membuat susunan dari
integrasi ekonomi regional yang kemungkinan dapat terjadi.
Ada beberapa
tingkatan yakni kawasan perdagangan bebas, persekutuan pabean, pasar bersama,
ekonomi, dan politik”.
Adapun beberapa bentuk perjanjian dari tingkatan
integrasi ekonomi yang di mulai dari Perdagangan Prefensial (Preferential Trade
Arrangement), Kawasan Perdagangan Bebas (Free Trade Area), Persekutuan
Pabean (Custom Union), common market, dan Economi Union. Yang dimaksud
diatas tersebut antara lain:
1. Pengaturan Perdagangan Preferensial (Preferential Trade Arrangement)
Preferential Trade Arrangement merupakan pengaturan yang dibentuk oleh
negara-negara yang sepakat menurunkan hambatan-hambatan perdagangan
yang berlangsung di antara mereka dan membedakannya dengan yang berlaku
pada negara luar yang bukan anggota. Preferential Trade Arrangement ini
merupakan bentuk integrasi yang paling longgar.
2. Kawasan Perdagangan Bebas (Free Trade Area)
Free Trade Area merupakan suatu bentuk integrasi ekonomi karena semua
hambatan-hambatan perdagangan tarif maupun nontarif antara negara-negara
akan dihilangkan atau dihapuskan. Kawasan perdagangan bebas ASEAN juga
merupakan sebuah kesepakatan dari ASEAN dalam mengenai sektor produksi
lokal di semua negara anggota ASEAN. Tujuan dari Free Trade Area ini
yaitu:
41 Universitas Sumatera Utara
a. Akan meningkatkan daya saing ASEAN untuk basis produksi disebuah
pasar internasional dengan melalui penghapusan bea dan hambatan nonbea didalam ASEAN.
b. Dapat menarik investasi asing secara langsung ke dalam ASEAN.
3. Custom Union
Custom Union merupakan sebuah bentuk integrasi ekonomi yang selanjutnya
dimana persekutuan pabean (Custom Union), semuanya mewajibkan negara
anggota agar tidak hanya menghilangkan bentuk-bentuk perdagangan saja
akan tetapi juga harus menyamakan sebuah kebijakan perdagangan dengan
negara-negara luar yang bukan merupakan negara anggota. Sebenarnya untuk
persekutuan pabean ini negara anggota dengan negara anggota lainnya akan
berlaku ketentuan-ketentuan dalam perdagangan bebas dan tarif bea masuk
dan disertakan kuota yang sama untuk impor terhadap negara-negara bukan
anggotanya. Dengan begitu para negara anggota tidak bebas menentukan
kebijakan komersil sendiri dengan negara lainnya. Adapun menurut Jacob
Viner mengatakan bahwa “penghapusan tarif (bea cukai) sesama anggota
customs union akan menyebabkan kesejahteraan masyarakat meningkat
(consumer surplus), dimana di sisi lainnya jumlah produksi akan berkurang
didalam negeri dan penerimaan bea cukai tidak dapat diperoleh negara”.
4. Common Market
Merupakan sebuah bentuk integrsi ekonomi dimana bukan barang yang
diperdagang bebaskan, melainkan faktor-faktor produksi yaitu seperti tenaga
kerja dan modal.
42 Universitas Sumatera Utara
5. Economic Union
Merupakan bentuk integrasi ekonomi yang dilaksanakan dengan cara
menyamakan kebijakan moneter dan fiskal bagi negara anggota masingmasing. Pembentukan Economic Union ini sejak selesainya Perang Dunia II.
Adapun beberapa bentuk persetujuan dari perdagangan yang di bentuk
sebelumnya yang mengarah ke perdagangan bebas, seperti ASEAN Free Trade
Area (AFTA), World Trade Organization (WTO), dan lain-lain.
Integrasi
sebenarnya membuat globalisasi ekonomi menjadi fundamental dimana ini dapat
merubah sebuah struktur perekonomian dunia. Namun hal ini bisa menyebabkan
kesulitan bagi negara-negara yang tidak mempunyai infrastruktur dan kapasitas
institusional yang kurang memadai, sehingga akan mengalami kesulitan
berintegrasi dengan negara yang lain. Namun dalam penentuan tarif bea masuk,
besar tarif yang ditentukan Indonesia lebih rendah dengan beberapa negara seperti
Jepang, China, Thailand, dan beberapa negara lainnya.
http://indaharitonang-fakultaspertanianunpad.blogspot.com/2013/06/integrasiekonomi.html(sabtu, 7 juni 2014 09: 31 WIB).
Kemudian bentuk kesepakatan perdagangan antara dua negara atau lebih,
baik itu dari sistem perdagangan multilateral maupun sistem perdagangan dalam
suatu kawasan mempunyai suatu prinsip yang sama yakni, menghilangkan semua
bentuk hambatan-hambatan baik berupa tarif maupun non tarif. Dimana integrasi
akan di mulai dari integrasi untuk perdagangan barang dan jasa sehingga
sampailah kepada pasar tunggal yang terkait dengan aspek-aspek ekonomi, antara
43 Universitas Sumatera Utara
lain perdagangan barang dan jasa, perdagangan produksi, integrasi dalam moneter
dan integrasi kebijakaan ekonomi yang menyeluruh.
Dari hal inilah perekonomian dapat semakin dilihat dalam berbagai bidang
baik di Indonesia maupun di dunia internasional.
Sejak adanya perjanjian-
perjanjian yang di buat terkait dengan kerjasama dalam perdagangan baik bilateral
maupun multilateral Indonesia dengan negara lainnya yang terkait menyebabkan
terbentuknya gejala-gejala liberalisasi.
Konsep liberalisasi perekonomian
merupakan kecenderungan kebebasan bagi para pelaku kegiatan ekonomi untuk
dapat menguasai perekonomian di Indonesia. Liberalisasi perdagangan ini juga
cenderung memberikan dampak yang negatif untuk Indonesia. Dimana setelah
terbentuknya perjanjian perdagangan neraca perdagangan Indonesia dengan
negara patner menjadi semakin defisit. Misalnya kerjasama Indonesia dengan
CAFTA, yang dimulai pada tahun 2002 dan ditandatangani di Phnom Penh.
Azizah dan Bagas (2011) mengatakan bahwa kerjasama CAFTA bertujuan untuk:
a. Memperkuat dan meningkatkan perdagangan kedua belah pihak
b. Meliberalisasikan perdagangan barang dan jasa melalui pengurangan dan
penghapusan tarif
c. Mencari area baru dan mengembangkan kerjasama ekonomi yang saling
menguntungkan kedua belah pihak
d. Memfasilitasi integrasi ekonomi yang lebih efektif dengan negara anggota
baru ASEAN dan melihat celah yang ada dikedua belah pihak.
44 Universitas Sumatera Utara
Kemudian pada kenyataannya setelah terlaksananya Free Trade Area
dengan China, ekspor Indonesia tidak mengalami peningkatan sehinnga ekspor
lebih kecil daripada impor barang dan jasa ke china (Tabel 2.1).
Tabel 2.1 Neraca Perdagangan Indonesia China
NERACA PERDAGANGAN
2007
Ekspor ke
China
Impor dari
China
Neraca
perdagangan
2008
2009
2010
2011
9.675.512,7 11.636,503,7 11.499.327,3 15.692.611,1 22.941.004,9
8.557,877,1 15.247.168,9 14.002.170,5 20.424.218,2 26.212.187,4
1.117.635,6
-3.6106652
-2.5028432
-4.7316071
-3.2711825
Sumber : dhietamustofa.wordpress.com/2013/11/20/ (Litbang “Kompas”/RSW,
diolah dari Kementerian Perdagangan, 2012. Dikutip kompas, Rabu 21 Maret
2012).
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa perdagangan Indonesia dan China
mengalami defisit mulai tahun 2008-2011 (Tabel 2.1).
Dengan kesepakatan
CAFTA untuk menghilangkan tarif dan kuota ekspor impor antara negara ASEAN
dan China termasuk Indonesia dapat membuat China bebas dalam melakukan
impor barang dan jasa. Dengan demikian harga barang-barang impor dari china di
dalam negeri cenderung lebih murah dibandingkan sebelum adanya CAFTA.
Oleh sebab itu ketertarikan masyarakat lebih pada barang impor dibandingkan
barang dalam negeri. Ini merupakan salah satu kerugian yang diterima oleh
Indonesia sehingga neraca perdagangan Indonesia China menjadi semakin defisit
setiap tahunnya.
45 Universitas Sumatera Utara
Menurut Amin et. al (2010) liberalisasi perdagangan meliputi “kebijakan
yang bertujuan untuk perekonomian terbuka dengan mengurangi hambatan
perdagangan dalam bentuk pengurangan tarif dan peningkatan PDB”.
(http://dhietamustofa.wordpress.com/2013/11/20/liberalisasi-perdaganganindonesia-di-dunia-internasional-dalam-perspektif-ekonomi-politik/(sabtu,7
jun
2014, 10:30WIB))
2.2. Penelitian Terdahulu
Dimas Adityo Kusumo (2007) melakukan penelitian yang berjudul
”Pengaruh Integrasi Ekonomi ASEAN Terhadap Kapasitas Pajak NegaraNegara Anggotanya: Analisis Sebelum dan Sesudah AFTA Tahun 19902004”. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui dan menelusuri
dampak integrasi ekonomi ASEAN pada kapasitas pajak negara-negara
anggotanya. Metode analisis penelitian yang digunakan adalah Regresi dengan
menggunakan OLS (Ordinary Least Square) dengan jenis data panel. Hasil dari
penelitian tersebut menyatakan bahwa variabel yang signifikan mempengaruhi
kapasitas pajak adalah Pendapatan per Kapita signifikan mempengaruhi kapasitas
pajak dengan konstanta sebesar 0.173956 menyatakan bahwa tingkat kapasitas
pajak (rasio penerimaan pajak terhadap GDP) adalah sebesar 17,39% jika variabel
lain dianggap konstan nilainya (nilainya adalah nol). Rasio Ekspor Terhadap
PDB sebesar 1 unit akan menurunkan rasio penerimaan pajak terhadap GDP
sebesar 0,054010 dimana hal ini tidak sesuai dengan hipotesis yang menyatakan
bahwa peningkatan ekspor akan meningkatkan kapasitas perpajakan suatu negara.
46 Universitas Sumatera Utara
Rasio Impor Terhadap PDB sebesar 1 unit akan menurunkan rasio penerimaan
pajak terhadap GDP sebesar 0,057342 dimana hal ini sesuai dengan hipotesis
yang menyatakan bahwa peningkatan ekspor akan meningkatkan kapasitas
perpajakan suatu negara dan variabel boneka Tingkat Pembangunan Masingmasing Negara. Untuk variabel boneka AFTA, ternyata tidak signifikan
mempengaruhi kapasitas pajak negara-negara ASEAN.
Duvian Erika Puspaningrum (2008) melakukan penelitian yang berjudul
“Pengaruh Integrasi Perdagangan Terhadap Sinkronisasi Business Cycle
ASEAN+3”. Tujuan dari penelitian tersebut yaitu untuk mengetahui bagaimana
pengaruh integrasi perdagangan terhadap sinkronisasi business cycle ASEAN+3.
Metode analisis yang digunakan adalah Metode data panel. Hasil dari penelitian
tersebut yakni bahwa meningkatnya sinkronisasi business cycle China dengan
ASEAN+3 lebih dipengaruhi oleh meningkatnya perdagangan intra industri serta
semakin terkoordinasinya kebijakan nilai tukar antara China dengan ASEAN+3,
dimana hasil uji signifikansi dengan menggunakan uji hausman pada metode
panel data didapatkan bahwa model (1), model (2) signifikan pada taraf 1 persen
dan model (3) pada taraf 5 persen dengan koefisien masing-masing sebesar
0.4761, 0.4603 dan 0.3924 menggunakan estimasi regresi dengan pendekatan
random effect.
Hasil estimasi untuk negara Jepang menunjukkan bahwa
meningkatnya volume perdagangan dan perdagangan intra industri antara Jepang
dan ASEAN+3 belum meningkatkan sinkronisasi business cycle Jepang dan
ASEAN+3 dimana meningkatnya sinkronisasi business cycle lebih dipengaruhi
oleh semakin terkoordinasinya kebijakan moneter antara Jepang dengan
47 Universitas Sumatera Utara
ASEAN+3.
Dimana dari ketiga model tersebut hanya variabel koordinasi
kebijakan moneter yang memiliki nilai signifikan pada taraf nyata 1 persen
dengan
masing-masing
koefisien
sebesar
0.3714,
0.3359
dan
0.3267
menggunakan menggunakan estimasi regresi dengan pendekatan fixed effect.
Dapat diketahui sinkronisasi business cycle Korea dengan ASEAN+3 lebih
dipengaruhi oleh meningkatnya demand spillover serta semakin terkoordinasinya
kebijakan moneter dan kebijakan nilai tukar Korea dengan ASEAN+3. Dimana
signifikan pada taraf nyata 1 persen untuk model (1), model (2) dan model (3)
namun memiliki nilai koefesien yang negatif baik dari sisi ekspor, impor maupun
total perdagangan dengan masing-masing koefisien sebesar -7.9884, -7.278 dan 9.105 menggunakan estimasi regresi dengan pendekatan fixed effect.
Hasil
estimasi untuk negara Indonesia menunjukkan terjadinya integrasi perdagangan
hanya akan mengurangi sinkronisasi business cycle Indonesia dengan ASEAN+3.
Meningkatnya perdagangan intra industri akan meningkatkan sinkronisasi
business cycle Malaysia dengan negara ASEAN+3. Dimana hal ini dapat dilihat
pada model (2) dan model (3) dimana nilai intensitas perdagangan impor dan total
perdagangan signifikan pada taraf nyata 1 persen namun memiliki nilai yang
negatif dengan masing-masing memiliki koefisien sebesar -58.5225 dan -98.7548
menggunakan estimasi regresi dengan pendekatan fixed effect. Hasil estimasi
untuk Filipina didapatkan bahwa meningkatnya intensitas perdagangan hanya
akan mengurangi sinkronisasi business cycle Filipina dengan ASEAN+3 dimana
meningkatnya sinkronisasi business cycle lebih dipengaruhi oleh meningkatnya
demand spillover dan semakin terkoordinasinya kebijakan nilai tukar Filipina
48 Universitas Sumatera Utara
dengan ASEAN+3. Meningkatnya sinkronisasi business cycle sangat dipengaruhi
oleh meningkatnya perdagangan intra industri Singapura dengan ASEAN+3.
Hasil
estimasi
menunjukkan
meningkatnya
intensitas
perdagangan
dan
perdagangan intra industri akan mengurangi sinkronisasi business cycle Thailand
dengan negara ASEAN+3. Maka dengan hasil penelitian tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa terjadinya integrasi perdagangan belum memberikan manfaat
yang sama bagi negara-negara ASEAN+3, dimana negara-negara dengan tingkat
perekonomian yang lebih rendah belum memperoleh keuntungan dari terjadinya
integrasi perdagangan.
Haiyyu Darman Moenir (2010) melakukan penelitian yang berjudul
“Dampak Kemajuan Ekonomi China-India Terhadap Proses Integrasi
Ekonomi ASEAN”. Tujuan dari penelitian tersebut yakni untuk menguji sejauh
mana pengaruh dari kemajuan ekonomi China-India terhadap ASEAN, dimana
mengakibatkan kedua negara itu mempunyai interest terhadap kawasan Asia
Tenggara, sehingga ASEAN perlu menyikapinya dengan membentuk hubungan
kerjasama dengan kedua negara tersebut dan melakukan penguatan (integrasi)
ekonomi
yang
lebih
mendalam
diantara
negara-negara
ASEAN
guna
meningkatkan daya saingnya. Metode analisis penelitian yang digunakan adalah
pendekatan kualitatif yaitu pendekatan yang menekankan pada penarikan
kesimpulan berdasarkan interpretasi terhadap fenomena maupun fakta. Hasil dari
analisis penelitian ini menyatakan bahwa kemajuan ekonomi China-India
merupakan peluang dan tantangan yang dihadapi oleh ASEAN. Menjadi peluang,
karena apabila ASEAN bisa memanfaatkan setiap peluang kerjasama yang
49 Universitas Sumatera Utara
dibangun dengan China-India, maka akan terjadi peningkatan economic skills oleh
negara-negara ASEAN. Dan juga merupakan tantangan, karena apabila tidak ada
penguatan dalam internal ASEAN terhadap berbagai sektor, maka perekonomian
negara-negara ASEAN akan mengalami stagnasi atau bahkan mengalami
kemunduran.
Dian Kemala (2013) melakukan penelitian yang berjudul “Integrasi dan
Kinerja Perdagangan Internasional Indonesia-China: Periode 2006-2010”.
Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk menganalisis integrasi perdagangan
Indonesia-China, menganalisis kinerja ekspor Indonesia-China, dan menganalisis
kinerja impor Indonesia-China.
Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode analisis deskriptif melalui analisis kuantitatif yang
didukung oleh studi kepustakaan. Analisis kuantitatif yang digunakan adalah
Indeks Intra Industry Trade (IIT), analisis Constant Market Share (CMS), dan
Derajat Konsentrasi Geografis (DKG).
Hasil dari analisis penelitian tersebut
yakni analisis integrasi perdagangan Indonesia-China yang didekati dengan
Indeks IIT menunjukkan bahwa dari 20 komoditas yang diteliti, hanya 4
komoditas yang secara rata-rata terintegrasi kuat dalam perdagangan Indonesia
dengan China, yaitu produk dari hewan, bahan kimia organik, plastik dan barang
dari plastik, dan kertas. Terdapat kecenderungan bahwa didalam struktur ekspor
Indonesia ke China didominasi oleh komoditas primer, sedangkan struktur impor
Indonesia dari China didominasi oleh komoditas manufaktur. Kecendrungan
tersebut terus mengalami peningkatan dari tahun 2006 sampai 2010. Pada kinerja
ekspor yang dianalisis dengan CMS, menemukan bahwa pertumbuhan ekspor
50 Universitas Sumatera Utara
Indonesia ke China lebih sering bergantung pada pertumbuhan permintaan impor
komoditas tersebut di pasar China.
Sedangkan, komposisi produk ekspor
Indonesia masih terkonsentrasi pada produk yang permintaannya relatif lemah
dipasar China, dengan kata lain ekspor produk Indonesia tidak mengikuti laju
pertumbuhan produk yang diimpor oleh China. Kinerja impor Indonesia yang
dianalisis dengan DKG menunjukkan bahwa ketergantungan Indonesia pada
impor dari China relatif kecil, namun adanya peningkatan impor yang signifikan
sejak implementasi ACFTA perlu diperhatikan.
2.3. Kerangka Konseptual
Menurut Sugiono (2004 : 49) kerangka konseptual merupakan sintesa
tentang hubungan variabel yang disususn dari berbagai teori yang telah
dideskripsikan. Sedangkan menurut Kuncoro (2003 : 44) kerangka konseptual
merupakan pondasi utama dimana sepenuhnya proyek penelitian ditujukan, dalam
hal ini merupakan jaringan antar variabel yang secara logis diterangkan,
dikembangkan, dan dilaborasi dari perumusan masalah yang telah diidentifikasi
melalui proses wawancara, observasi, dan survei literatur.
Berdasarkan dari
pemaparan di atas, dapat dibuat suatu skema kerangka koseptual penelitian yaitu
sebagai berikut :
51 Universitas Sumatera Utara
MEA 2015
Perkembangan
Perkembangan
Ekspor Idonesia Impor Indonesia
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.4. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang hendak dicari kebenarannya
melalui penelitian. Dikatakan jawaban sementara karena hipotesis pada dasarnya
merupakan jawaban dari permasalahan yang telah dirumuskan dalam perumusan
masalah, sedangkan kebenaran dari hipotesis perlu diuji terlebih dahulu melalui
analisis data, Sulisyanto (2006 : 53). Sedangkan menurut Ginting dan Situmorang
(2008 : 99) hipotesis adalah kesimpulan yang diperoleh dari penyusunan kerangka
pikiran, berupa proposisi dedukasi. Merumuskan hipotesis berarti membentuk
proposisi yang sesuai dengan kemungkinan-kemungkinannya serta tingkat-tingkat
kebenarannya.Berdasarkan latar belakang masalah dan kerangka konseptual, maka
hipotesis penelitian ini adalah “Prediksi Perkembangan ekspor dan impor
berpengaruh positif dengan adanya MEA 2015 terhadap integrasi ekonomi
pada sistem perdagangan di Indonesia”.
52 Universitas Sumatera Utara
Download