Atm Dan Frame - UIGM | Login Student

advertisement
Bab 1
Komunikasi Data
1.1 Pengertian Komunikasi Data
Komunikasi Data Merupakan Bentuk Komunikasi Yang Secara Khusus Berkaitan
Dengan Transmisi Atau Pemindahan Data Antara Komputer-Komputer, Komputer
Dengan Piranti-Piranti Yang Lain Dalam
Bentuk Data Digital Yang Dikirimkan Melalui Media Komunikasi Data.
Gambar. Komunikasi Data
Komunikasi Data Saat Ini Menjadi Bagian Dari Kehidupan Masyarakat, Karena
Telah Diterapkan Dalam Berbagai Bentuk Aplikasi Misal: Komunikasi Antar
Komputer Yang Populer Dengan Istilah Internet, Handphone Ke Komputer,
Handphone Ke Handphone, Komputer Atau Handphone Ke Perangkat Lain Misal:
Printer, Fax, Telpon, Camera Video Dll.
1.1.1 Model Komunikasi Data
a. Komunikasi Data Simplex: Satu Arah
b. Komunikasi Data Half Duplex: Dua Arah Bergantian
c. Komunikasi Data Full Duplex : Dua Arah Bisa Bersamaan
1.2 Komponen Komunikasi Data
Pengirim, Adalah Piranti Yang Mengirimkan Data, Berupa Komputer, Alat Lainnya
Seperti Handphone, Video Kamera, Dan Lainnya Yang Sejenis.
Penerima, Adalah Piranti Yang Menerima Data, Juga Bisa Berupa Komputer, Alat
Lainnya Seperti Handphone, Video Kamera, Dan Lainnya Yang Sejenis.
1
Pesan/Data, Adalah Informasi Yang Akan Dipindahkan Bisa Berupa Apa Saja, Teks
Gambar Suara, Video, Atau Kombinasi Dari Semuanya.
Media Pengiriman, Adalah Media Atau Saluran Yang Digunakan Untuk
Mengirimkan Data, Bisa Berupa Kabel, Cahaya Maupun Gelombang Magnetik.
Protokol, Adalah Aturan-Aturan Yang Harus Disepakati Oleh Dua Atau Lebih Alat
Untuk Dapat Saling Berkomunikasi.
1.3. Media Pengiriman Data
Media Yang Terpandu
• Kabel Twisted Pair: Kabel Berpasangan, Ada Yang Pasangan Tunggal Dan
Banyak Pasangan.
• Kabel Coaxial: Kabel Yang Terdiri Dari 2 Konduktor: 1 Konduktoor Didalam, 1
Konduktor Diluar Melingkupi Yang Di Dalam. Kedua Dipisahkan Oleh Isolator, Dan
Terbungkus Karet Pembungkus.
• Optical Fiber: Kabel Yang Terbuat Dari Kaca Yang Menyalurkan Cahaya Sebagai
Pembawa Sinyal.
Media Yang Tidak Terpandu
• Wireless: Media Pengiriman Data Menggunakan Medium Udara Sebagai Media
Penyaluran Sinyal Elektromagnetik.
1.4. Perbedaan Sinyal/Isyarat Analog Dengan Digital
Sinyal Analog
Sinyal Analog Adalah Sinyal Data Dalam Bentuk Gelombang Yang Yang Kontinyu,
Yang Membawa Informasi Dengan Mengubah Karakteristik Gelombang. Dua
Parameter/Karakteristik Terpenting Yang Dimiliki Oleh Isyarat Analog Adalah
Amplitude Dan Frekuensi. Isyarat Analog Biasanya Dinyatakan Dengan Gelombang
Sinus, Mengingat Gelombang Sinus Merupakan Dasar Untuk Semua Bentuk Isyarat
Analog. Hal Ini Didasarkan Kenyataan Bahwa Berdasarkan Analisis Fourier, Suatu
Sinyal Analog Dapat Diperoleh Dari Perpaduan Sejumlah Gelombang Sinus. Dengan
Menggunakan Sinyal Analog, Maka Jangkauan Transmisi Data Dapat Mencapai
Jarak Yang Jauh, Tetapi Sinyal Ini Mudah Terpengaruh Oleh Noise. Gelombang Pada
Sinyal Analog Yang Umumnya Berbentuk Gelombang Sinus Memiliki Tiga Variable
Dasar, Yaitu Amplitudo, Frekuensi Dan Phase. Yaitu Amplitudo, Frekuensi Dan
Phase.
Gambar. Sinyal Analog
2
Sinyal Digital
Sinyal Digital Merupakan Sinyal Data Dalam Bentuk Pulsa Yang Dapat Mengalami
Perubahan Yang Tiba Tiba Dan Mempunyai Besaran 0 Dan 1. Sinyal Digital Hanya
Memiliki Dua Keadaan, Yaitu 0 Dan 1, Sehingga Tidak Mudah Terpengaruh Oleh
Derau, Tetapi Transmisi Dengan Sinyal Digital Hanya Mencapai Jarak Jangkau
Pengiriman Data Yang Relatif Dekat. Biasanya Sinyal Ini Juga Dikenal Dengan
Sinyal Diskret. Sinyal Yang Mempunyai Dua Keadaan Ini Biasa Disebut Dengan Bit.
Gambar. Sinyal Digital
3
Bab 2
Protocol Dan Arsitektur Protocol
2.1 Protokol
Protokol Adalah Sebuah Aturan Yang Mendefinisikan Beberapa Fungsi Yang Ada
Dalam Sebuah Jaringan Komputer, Misalnya Mengirim Pesan, Data, Informasi Dan
Fungsi Lain Yang Harus Dipenuhi Oleh Sisi Pengirim Dan Sisi Penerima Agar
Komunikasi Dapat Berlangsung Dengan Benar, Walaupun Sistem Yang Ada Dalam
Jaringan Tersebut Berbeda Sama Sekali. Protokol Ini Mengurusi Perbedaan Format
Data Pada Kedua Sistem Hingga Pada Masalah Koneksi Listrik. Standar Protokol
Yang Terkenal Yaitu Osi (Open System Interconnecting) Yang Ditentukan Oleh Iso
(International Standart Organization).
2.2 Komponen Protokol
1. Aturan Atau Prosedur Mengatur Pembentukan/Pemutusan Hubungan. Mengatur
Proses Transfer Data
2. Format Atau Bentuk Representasi Pesan
3. Kosakata (Vocabulary) Jenis Pesan Dan Makna Masing-Masing Pesan
2.3 Fungsi Protokol
Secara Umum Fungsi Dari Protokol Adalah Untuk Menghubungkan Sisi Pengirim
Dan Sisi Penerima Dalam Berkomunikasi Serta Dalam Bertukar Informasi Agar
Dapat Berjalan Dengan Baik Dan Benar. Sedangkan Fungsi Protokol Secara Detail
Dapat Dijelaskan Berikut:
Fragmentasi Dan Reassembly: Fungsi Dari Fragmentasi Dan Reasembly Adalah
Membagi Informasi Yang Dikirim Menjadi Beberapa Paket Data Pada Saat Sisi
Pengirim Mengirimkan
Informasi Dan Setelah Diterima Maka Sisi Penerima Akan Menggabungkan Lagi
Menjadi Paket Informasi Yang Lengkap.
Encaptulation: Fungsi Dari Encaptulation Adalah Melengkapi Informasi Yang
Dikirimkan Dengan Address, Kode-Kode Koreksi Dan Lain-Lain.
Connection Control: Fungsi Dari Connection Control Adalah Membangun Hubungan
(Connection) Komunikasi Dari Sisi Pengirim Dan Sisi Penerima, Dimana Dalam
4
Membangun Hubungan Ini Juga Termasuk Dalam Hal Pengiriman Data Dan
Mengakhiri Hubungan.
Flow Control: Berfungsi Sebagai Pengatur Perjalanan Datadari Sisi Pengirim Ke Sisi
Penerima.
Error Control: Dalam Pengiriman Data Tak Lepas Dari Kesalahan, Baik Itu Dalam
Proses Pengiriman Maupun Pada Waktu Data Itu Diterima. Fungsi Dari Error
Control Adalah Mengontrol Terjadinya Kesalahan Yang Terjadi Pada Waktu Data
Dikirimkan.
Transmission Service: Fungsi Dari Transmission Service Adalah Memberi Pelayanan
Komunikasi Data Khususnya Yang Berkaitan Dengan Prioritas Dan Keamanan Serta
Perlindungan Data.
2.4 Susunan Protokol
Protokol Jaringan Disusun Oleh Dalam Bentuk Lapisan-Lapisan (Layer). Hal Ini
Mengandung Arti Supaya Jaringan Yang Dibuat Nantinya Tidak Menjadi Rumit. Di
Dalam Layer Ini, Jumlah, Nama, Isi Dan Fungsi Setiap Layer Berbeda-Beda. Akan
Tetapi Tujuan Dari Setiap Layer Ini Adalah Memberi Layanan Ke Layer Yang Ada
Di Atasnya. Susunan Dari Layer Ini Menunjukkan Tahapan Dalam Melakukan
Komunikasi. Antara Setiap Layer Yang Berdekatan Terdapat Sebuah Interface.
Interface Ini Menentukan Layanan Layer Yang Di Bawah Kepada Layer Yang Di
Atasnya. Pada Saat Merencanakan Sebah Jaringan, Hendaknya Memperhatikan
Bagaimana Menentukan Interface Yang Tepat Yang Akan Ditempatkan Di Antara
Dua Layer Yang Bersangkutan.
2.5 Standarisasi Protokol (Iso 7498)
Iso (International Standard Organization) Mengajukan Struktur Dan Fungsi Protocol
Komunikasi Data. Model Tersebut Dikenal Sebagai Osi (Open System
Interconnection)
Reference Model.
Terdiri Atas 7 Layer
(Lapisan)
Yang
Mendefinisikan Fungsi.
Untuk Tiap Layernya
Dapat Terdiri Atas Sejumlah Protocol Yang Berbeda, Masing-Masing Menyediakan
Pelayanan Yang Sesuai Dengan Fungsi Layer Tersebut.
1. Application Layer: Interface Antara Aplikasi Yang Dihadapi User And Resource
Jaringan Yang Diakses. Kelompok Aplikasi Dengan Jaringan:
A. File Transfer Dan Metode Akses
B. Pertukaran Job Dan Manipulasi
C. Pertukaran Pesan
2. Presentation Layer: Rutin Standard Me-Presentasi-Kan Data.
A. Negosiasi Sintaksis Untuk Transfer
B. Transformasi Representasi Data
5
3. Session Layer: Membagi Presentasi Data Ke Dalam Babak-Babak (Sesi)
A. Kontrol Dialog Dan Sinkronisasi
B. Hubungan Antara Aplikasi Yang Berkomunikasi
4. Transport Layer:
A. Transfer Pesan (Message) Ujung-Ke-Ujung
B. Manajemen Koneksi
C. Kontrol Kesalahan
D. Fragmentasi
E. Kontrol Aliran
5. Network Layer: Pengalamatan Dan Pengiriman Paket Data.
A. Routing
B. Pengalamatan Secara Lojik
C. Setup Dan Clearing (Pembentukan Dan Pemutusan)
6. Data-Link Layer: Pengiriman Data Melintasi Jaringan Fisik.
A. Penyusunan Frame
B. Transparansi Data
C. Kontrol Kesalahan (Error-Detection)
D. Kontrol Aliran (Flow)
7. Physical Layer: Karakteristik Perangkat Keras Yang Mentransmisikan Sinyal
Data.
2.6 Router, Bridge Dan Repeater
Router
Router Adalah Merupakan Piranti Yang Menghubungkan Dua Buah Jaringan Yang
Berbeda Tipe Maupun Protokol. Dengan Router Dapat Dimungkinkan Untuk :
Menghubungkan Sejumlah Jaringan Yang Memiliki Topologi Dan Protokol Yang
Berbeda. Menghubungkan Jaringan Pada Suatu Lokasi Dengan Jaringan Pada Lokasi
Yang Lain. Membagi Suatu Jaringan Berukuran Besar Menjadi Jaringan-Jaringan
Yang Lebih Kecil Dan Muda Untuk Dikelola. Memungkinkan Jaringan Dihubungkan
Ke Internet Dan Informasi Yang Tersedia Dapat Diakses Oleh Siapa Saja. Mencari
Jalan Terefisien Untuk Mengirimkan Data Ke Tujuan. Melindungi Jaringan Dari
Pemakai-Pemakai Yang Tidak Berhak Dengan Cara Membatasi Akses Terhadap
Data-Data Yang Tidak Berhak Untuk Diakses.
Bridge
Bridge Adalah Jenis Perangkat Yang Diperlukan Jika Dua Buah Jaringan Bertipe
Sama
(Ataupun Bertopologi Berbeda) Tetapi Dikehendaki Agar Lalu Lintas Lokal MasingMasing Jaringan Tidak Saling Mempengaruhi Jaringan Yang Lainnya. Bridge
Memiliki Sifat Yang Tidak Mengubah Isi Maupun Bentuk Frame Yang Diterimanya,
Disamping Itu Bridge Memiliki Buffer Yang Cukup Untuk Menghadapi
Ketidaksesuaian Kecepatan Pengiriman Dan Penerimaan Data.
6
Adapun Alasan Menggunakan Bridge Adalah Sebagai Berikut :
Keterbatasan Jaringan, Hal Ini Terkait Erat Dengan Jumlah Maksimum Stasiun,
Panjang Maksimum Segmen, Dan Bentang Jaringan Kehandalan Dan Keamanan Lalu
Lintas Data, Bridge Dapat Menyaring Lalu Lintas Data Antar Dua Segmen Jaringan
Semakin Besar Jaringan, Performa Atau Unjuk Kerja Semakin Menurun Bila Dua
Sistem Pada Tempat Yang Berjauhan Disambungkan, Penggunaan Bridge Dengan
Saluran Komunikasi Jarak Jauh Jauh Lebih Masuk Akal Dibandingkan Dengan
Menghubungkan Langsung Dua Sistem Tersebut
Repeater
Repeater Adalah Piranti Yang Berfungsi Untuk Memperbaiki Dan Memperkuat
Sinyal
Atau Isyarat Yang Melewatinya, Dua Sub Jaringan Yang Dilewatkan Pada Repeater
Memiliki Protokol Yang Sama Untuk Semua Lapisan.
Bab 3
Transmisi Data
3.1 Konsep Dan Terminologi
Kesuksesan Transmisi Data Tergantung Pada Dua Faktor, Yaitu: Noise Sinyal Yang
Ditransmisikan Dan Karakteristik Media Transmisi. Tujuan Bab Ini Serta Bab
Berikutnya Adalah Menyadarkan Pembaca Akan Sifat Kedua Faktor Ini.
7
Bagian Pertama Menampilkan Beberapa Konsep Dan Istilah Dari Bidang Teknik. Ini
Menyediakan Latarbelakang Yang Cukup Memadai Untuk Menyesuaikan Dengan
Bagian Akhir Dari Bab Ini. Bagian 2 Membedakan Penggunaan Istilah Analog Dan
Digital. Baik Data Digital Maupun Analog Dapat Ditransmisikan Menggunakan Sinyal
Digital Dan Analog. Lebih Jauh, Sudah Biasa Pengolahan Dalam Perangkat Perantara
Dijelaskan Di Antara Sumber Dan Tujuan, Dan Pengolahan Ini Juga Memiliki
Karakter, Baik Analog Maupun Digital. Bagian 3 Melihat Berbagai Macam Gangguan
Yang Memunculkan Error Kedalam Data Selama Transmisi. Gangguan Yang Utama
Adalah Atenuasi, Distorsi Atenuasi, Distorsi Tunda, Serta Berbagai Bentuk Noise.
Terakhir, Kita Melihat Pada Konsep Penting Tentang Kapasitas Channel. Pada Bagian
Ini Kita Memperkenalkan Beberapa Konsep Dan Istilah-Istilah Yang Akan
Ditampilkan Sepanjang Bagian Dua Dan Sisanya.
3.1.1 Terminologi Transmisi
Transmisi Data Terjadi Di Antara Transmitter Dan Receiver Melalui Beberapa Media
Transmisi. Media Transmisi Dapat Digolongkan Sebagai Guided Atau Unguided. Pada
Kedua Hal Itu, Komunikasi Berada Dalam Bentuk Gelombang Elektromagnetik.
Dengan Guided Media, Gelombang Dikendalikan Sepanjang Jalur Fisik;
Contoh-Contoh Guided Media Adalah Twisted Pair, Coaxial Cabel, Serta Fiber Optik.
Unguided Media Menyediakan Alat Untuk Mentransmisikan Gelombang-Gelombang
Elektromagnetik Namun Tidak Mengendalikannya; Contohnya Adalah Perambatan
(Propagation) Di Udara, Dan Laut.
Istilah Hubungan Langsung Dipergunakan Untuk Menunjuk Pada Jalur Transmisi Di
Antara Dua Perangkat Di Mana Sinyal Dirambatkan Secara Langsung Dari
Transmitter Menuju Receiver Tanpa Melalui Peralatan Perantara, Berbeda Dengan
Amplifier Atau Repeater Yang Dipergunakan Untuk Meningkatkan Kekuatan Sinyal.
Patut Dicatat Bahwa Istilah Ini Dapat Diterapkan Untuk Media Guided Dan Unguided.
Media Transmisi Guided Adalah Ujung Ke Ujung Bila Ia Menyediakan Suatu
Hubungan Langsung Di Antara Dua Perangkat Dan Membagi Media Yang Lama.
Pada Sebuah Bentuk Multipoint Guided, Lebih Dari Dua Perangkat Membagi Media
Yang Sama. Sebuah Transmisi Dapat Berupa Simplex, Half Duplex, Atau Full Duplex.
Pada Transmisi Simplex, Sinyal Ditransmisikan Hanya Pada Satu Direction (Arah);
Satu Station Sebagai Transmitter Dan Lainnya Sebagai Receiver. Pada Operasi
Half-Duplex, Kedua Station Dapat Mentransmisikan, Namun Hanya Satu Station Pada
Saat Yang Sama. Sedangkan Pada Operasi Full Duplex, Kedua Station Bisa
Mentransmisikan Secara Bersamaan. Pada Kasus Berikutnya, Media Membawa Sinyal
Pada Kedua Arah Pada Saat Yang Sama. Bagaimana Hal Ini Bisa Terjadi? Kita
Mencatat Bahwa Definisi Yang Baru Saja Diberikan Merupakan Definisi Yang Paling
Umum Digunakan Di Amerika Serikat (Definisi Ansi).
3.1.2 Frekuensi, Spektrum, Dan Bandwidth
Sebuah Sinyal Digerakkan Melalui Sebuah Transmitter Clan Ditransmisikan Melalui
Suatu Media. Sinyal Merupakan Suatu Fungsi Waktu, Namun Juga Dapat
8
Diekspresikan Sebagai Suatu Fungsi Frekuensi; Di Mana, Sinyal Terdiri Dari
Komponen-Komponen Frekuensi Yang Berbeda. Pandangan Frequency-Domain Dari
Suatu Sinyal Lebih Penting Bagi Suatu Pemahaman Mengenai Transmisi Data
Dibanding Pandangan Time-Domain-Nya.
Konsep Time-Domain
Bila Dipandang Sebagai Suatu Fungsi Waktu, Sebuah Sinyal Elektromagnetik Dapat
Berupa Sinyal Kontinyu Atau Discrete. Sinyal Kontinyu Adalah Sinyal Di Mana
Intensitasnya Berubah-Ubah Dalam Bentuk Halus Sepanjang Waktu. Dengan Kata
Lain, Tidak Ada Sinyal Yang Terputus Atau Diskontinyu.
Sedangkan Sinyal Discrete Adalah Sinyal Di Mana Intensitasnya Memperta-Hankan
Level Yang Konstan Selama Beberapa Periode Waktu Dan Kemudian Berubah Ke
Level Konstan Yang Lain. Sinyal Pendek Yang Paling Sederhana Adalah Sinyal
Periodik, Di Mana Pola Sinyal Yang Sama Berulang Sediap Waktu.
Gambar 3.1 Sinyal Kontinyu Dan Diskrit
Gelombang Sinus Adalah Sinyal Periodik Yang Fundamental. Suatu Gelombang
Sinus Umum Dapat Digambarkan Oleh Tiga Parameter: Amplitudo Tertinggi (A),
Frekuensi (F), Dan Fase (). Puncak Amplitudo Adalah Nilai Tertinggi Atau
Kekuatan Sinyal Setiap Waktu; Biasanya, Nilai Ini Diukur Dalam Volt. Frekuensi
Adalah Rate (Dalam Putaran Per Detik, Atau Hertz [Hz]) Di Mana Sinyal BerulangUlang. Parameter Yang Ekuivalen Adalah Periode (T) Suatu Sinyal, Merupakan
Jumlah Waktu Yang Diambil Untuk Satu Pengulangan.; Jadi, T=1 /F. Fase Adalah
Ukuran Posisi Relatif Dalam Satu Waktu Di Dalam Satu Periode Sinyal, Seperti
Yang Digambarkan Nanti. Lebih Formalnya, Untuk Suatu Periodik Signal F(T), Fase
Merupakan Sebagian Kecil T/P Dari Periode P Di Mana T Punya Hubungan Relatif
Yang Kuat Dengan Asal. Asal Biasanya Diambil Dari Bagian Sebelumnya Melalui
Titik Nol Dari Arah Negatif Ke Arah Positif.
9
Gambar 3.2 Sinyal Periodik
Terdapat Dua Keterkaitan Sederhana Di Antara Dua Gelombang Sinus, Satu Dalam
Hal Waktu Dan Lainnya Dalam Hal Jarak. Menentukan Panjang Gelombang
(Wavelength), , Dari Suatu Sinyal Saat Jarak Ditempati Oleh Suatu Putaran Tunggal
Atau, Menggunakan Cara Lain, Jarak Di Antara Dua Titik Dari Fase Yang
Berhubungan Dari Dua Putaran Yang Berurutan Anggap Saja Sinyal Bergerak
Dengan Kecepatan (Velocity) V. Kemudian Wavelength Yang Dihubungkan Dengan
Periode Sebagai:  = V T. Ekuivalen Dengan, F = V.
Konsep Frequency-Domain
Pada Kenyataannya, Sebuah Sinyal Elektromagnetik Dibentuk Dari Beberapa
Frekuensi Sebagai Contoh,Sinyal
S(T) (4/) X (Sin(2Ft) + (1/3) Sin(2 (3f)T))
Seperti Yang Ditunjukkan Dalam Gambar 3.3c. Komponen-Komponen Sinyal Itu
Adalah Gelombang Sinus Dengan Frekuensi F Dan 3f.; Bagian (A) Dan (B) Dari
Gambar Tersebut Menunjukkan Komponen-Komponen Terpisah. Ada Dua Poin
Menarik Yang Dapat Disimpulkan Dari Gambar Ini:
Gambar 3.3 Komponen-Komponen Frekuensi
(T=1/F) Tambahan
Frekuensi Kedua Adalah Suatu Penggandaan Dari Frekuensi Pertama. Bila
Semua Komponen Frekuensi Dari Sebuah Sinyal Adalah Penggandaan Dari Satu
Frekuensi Frekuensi Berikutnya Ditunjukkan Sebagai Fundamental Frekuensi.
Periode Sinyal Keseluruhan Setara Dengan Periode Fundamental Frekuensi.
Periode Dari Komponen Sin (2Ft) Adalah T = 1/F, Dan Periode Dari S(T) Juga
T, Sebagaimana Yang Dapat Dilihat Dalam Gambar3.4c.
Dapat Ditunjukkan, Dengan Menggunakan Suatu Disiplin Ilmu Yang Disebut
Sebagai Analisis Fourier, Bahwa Apapun Sinyal Yang Dibentuk Dari
Komponen-Komponen Pada Berbagai Frekuensi, Masing-Masing Komponen Itu
Disebut Sinusoid. Hasil Ini Sangat Penting, Karena Efek Dari Beragam Media
10
Transmisi Pada Suatu Sinyal Dapat Diekspresikan Ke Dalam Istilah Frekuensi. Jadi
Dapat Kita Katakan Bahwa Untuk Setiap Sinyal, Terdapat Fungsi Time-Domain S(T)
Yang Menentukan Amplitudo Sinyal Pada Setiap Waktu Tertentu. Hampir Sama
Dengan Itu, Terdapat Suatu Fungsi Frekuensi-Domain S(F) Yang Menentukan
Amplitudo Puncak Dari Frekuensi Sinyal Yang Konsisten. Gambar 3.5a
Menunjukkan Fungsi Frekuensi-Domain Untuk Sinyal Dalam Gambar 3.4c. Perlu
Dicatat Bahwa Dalam Hal Ini, S(F) Berurutan.
Gambar 3.5 Frekuensi Domain Representation
Nilai 1 Di Antara-X/2 Clan X/2, Dan 0 Dimana-Mana Patut Dicatat Bahwa Dalam
Hal Ini S(F) Bersifat Terus Menerus Dan Bahwa Tidak Ada Nilai Non Zero Untuk
Jangka Waktu Tidak Terbatas, Meskipun Magnitude Komponen-Komponen
Frekuensi Dengan Cepat Menjadi Lebih Kecil Untuk F Yang Lebih Besar.
Karakteristik-Karakteristik Ini Umum Terjadi Pada Sinyal Nyata.
Istilah Final Untuk Menemukannya Adalah Dc Component. Bila Sebuah Sinyal
Mencakup Sebuah Komponen Zero Frequency, Komponen Tersebut Merupakan
Suatu Direct Current (Dc) Atau Komponen Konstan. Sebagai Contoh, Gambar 3.6
Menunjukkan Hasil Penambahan Suatu Dc Componen Ke Sinyal Dalam Gambar
3.4c. Tanpa Dc Componen, Sebuah Sinyal Memiliki Amplitudo Rata-Rata Sebesar
Nol, Sebagaimana Yang Dilihat Dalam Domain Waktu. Dengan Suatu Dc
Componen, Sinyal Memiliki Frequency Term Pada F=0 Dan Amplitudo Rata-Rata
Bukan Nol.
Gambar 3.6 Sinyal Dengan Komponen
Hubungan Antara Data Rate Dan Bandwidth
11
Telah Kita Katakan Bahwa Bandwidth Yang Efektif Adalah Band Di Mana Sebagian
Besar Energi Sinyal Terkonsentrasi Di Dalamnya. Istilah Sebagian Besar Dalam
Konteks Ini Sedikit Berubah-Ubah. Hal Terpenting Disini Adalah, Meskipun Bentuk
Gelombang Tertentu Berisi Frekuensi Sepanjang Jarak Yang Sangat Panjang
Sebagaimana Hal-Hal Praktis Yang Berkaitan Dengan Berbagai Sistem Transmisi
(Transmitter Plus Media Plus Receiver) Yang Dipergunakan Akan Mampu Untuk
Mengakomodasikan Hanya Satu Frekuensi Band Terbatas. Hal Ini, Sebaliknya,
Membatasi Data Rate Yang Dapat Dibawa Sepanjang Media Transmisi. Bentuk
Gelombang Ini Memiliki Komponen-Komponen Frekuensi Yang Tidak Terbatas Dan
Oleh Karena Itu Bandwidth Yang Tidak Terbatas. Bagaimanapun Juga, Puncak
Amplitudo Dari Komponen Frekuensi Kth, Kf, Hanyalah 1/K, Jadi Begitu Banyak
Dari Energi Didalam Bentuk Gelombang Ini Pada Sebagian Kecil Dari
Komponen-Komponen Frekuensi Yang Pertama.
Gambar 3.7 Efek Bendwith Terhadap Suatu Sinyal Digital
3.2 Transmisi Data Digital Dan Analog
Dalam Mentransmisikan Data Dari Sumber Ke Tujuan, Satu Hal Yang Harus
Dihubungkan Dengan Sifat Data, Arti Fisik Yang Hakiki Dipergunakan Untuk
Menyebarkan (Propagate) Data, Dan Pemrosesan Atau Penyetelan Apa Yang Perlu
Dilakukan Sepanjang Jalan Untuk Memastikan Bahwa Data Yang Diterima Dapat
Dimengerti Dengan Baik. Dari Semua Pertimbangan Ini, Inti Terpen-Tingnya Adalah
Apakah Kita Menghadapi Analog Entiti Ataukah Digital Entiti.
Data
Pensinyalan
Transmisi
Kita Dapat Menentukan Data Sebagai Entiti Yang Menyampaikan Arti Atau
Informasi. Sinyal Adalah Tampilan Data Elektrik Atau Elektromagnetik Pensinyalan
Berarti Penyebaran Sinyal Secara Fisik Melalui Suatu Media Yang Sesuai. Terakhir,
Transmisi Adalah Komunikasi Data Melalui Penyebaran Dan Pemrosesan
Sinyal-Sinyal. Apa Yang Terjadi Selanjutnya, Kita Berusaha Untuk Memperjelaskan
Konsep-Konsep Yang Masih Kabur Dengan Cara Membahas Istilah Analog Don
Digital Seperti Yang Diterapkan Terhadap Data, Sinyal, Don Transmisi.
Data
12
Konsep-Konsep Mengenai Data Analog Dan Digital Cukup Sederhana. Analog Data
Menerima Nilai Yang Terulang Secara Terus-Menems Dan Kontinu Dalam Beberapa
Interval. Sebagai Contoh Suara Dan Video Mengubah Pola-Pola Intensitas Secara
Terus-Menerus. Sebagian Besar Data Yang Dikumpulkan Oleh Sensor, Seperti
Temperatur Dan Tekanan, Dinilai Tanpa Henti. Digital Data Menerima Nilai-Nilai
Yang Berlainan Misalnya Teks Dan Bilangan Bulat.
Contoh Yang Paling Dikenal Dari Analog Data Adalah Audio, Di Mana, Dalam
Bentuk Gelombang Suara Akustik, Dapat Dirasakan Manusia Secara Langsung.
Gambar 3.8 Menunjukkan Spektrum Akustik Untuk Percakapan Manusia Dan Untuk
Musik. Frekuensi Komponen-Komponen Percakapan Biasa Bisa Ditemukan Berkisar
Antara 100 Hz Don 7 Khz. Meskipun Sebagian Besar Energi Percakapan Ini Terpusat
Pada Frekuensi Yang Lebih Rendah, Dari Uji Coba Yang Dilakukan Menunjukkan
Bahwa Frekuensi Bisa Mencapai 600 Sampai 700 Hz, Sedikit Menambah Kejelasan
Percakapan Tersebut Sehingga Dapat Diterima Telinga Manusia.
Gambar 3.8 Akustik Spektrum Dari Percakapan Dan Musik (Arn 95)
Sinyal
Dalam Suatu Sistem Komunikasi, Data Disebarkan Dari Satu Titik Ke Titik Yang Lain
Melalui Sebuah Alat Sinyal-Sinyal Elektrik. Suatu Sinyal Analog Merupakan Aneka
Macam Gelombang Eletromagnetik Yang Berlangsung Terus-Menerus Yang
Kemungkinan Disebarkan Lewat Berbagai Macam Media, Tergantung Pada Spektrum,
Contohnya Media Kabel (Wire), Semacam Twisted Pair Dan Coaxial Cable, Kabel
Fiber Optik, Dan Atmosfer Atau Ruang Perambatan. Sinyal Digital Adalah Suatu
Rangkaian Voltase Pulsa Yang Bisa Ditransmisikan Melalui Sebuah Media Kabel;
Sebagai Contoh, Suatu Level Voltase Positif Konstan Ditunjukkan Sebagai Biner 1
Sedangkan Level Voltase Negatif Konstan Dengan Biner 0.
Data Dan Sinyal
Pada Pembahasan Terdahulu, Kita Mengamati Sinyal-Sinyal Analog Yang
Dipergunakan Untuk Menampilkan Data Analog, Dan Sinyal-Sinyal Digital Untuk
Menampilkan Data Digital. Biasanya, Data Analog Merupakan Suatu Fungsi Waktu
Dan Menempati Spektrum Frekuensi Terbatas; Data Semacam Itu Dapat Ditampilkan
Metal Ui Sinyal Elektromagnetik Yang Menempati Spektrum Yang Sama. Sedangkan
Data Digital Dibawa Melalui Signal Digital, Dengan Level Voltase Yang Berlainan
Untuk Setup Dua Digit Biner.
Transmisi
Perbedaan Final Tetap Bisa Dibuat. Baik Sinyal Analog Maupun Sinyal Digital Dapat
Ditransmisikan Melalui Media Transmisi Yang Sesuai. Caranya, Sinyal-Sinyal Ini
13
Diperlakukan Sebagai Fungsi Sistem Transmisi. Transmisi Analog Merupakan Suatu
Alat Untuk Mentransmisikan Sinyal-Sinyal Analog Tanpa Memperhatikan Fsinya:
Sinyal Bisa Menampilkan Data Analog (Misalnya, Suara)
Gambar 3.9 Pensinyalan Analog Dan Digital Untuk Data Analog San Data Digital
Tabel 3.3 Transmisi Analog Dan Digital
Tentunya Muncul Pertanyaan-Pertanyaan Mengenai Metode Apa Yang Dipilih Untuk
Melakukan Transmisi. Jawabannya Diberikan Oleh Industri Telekomunikasi Dan
Pelanggannya Adalah Digital. Fasilitas-Fasilitas Telekomuniksi Long-Haul Dan Intra
Building Beralih Ke Transmisi Digital Dan, Bila Mungkin, Teknik-Teknik Pensinyalan
Digital. Alasan-Alasan Terpentingnya Adalah Sebagai Berikut:
Teknologi Digital: Datangnya Teknologi Large-Scale-Integration (Lsi) Dan
Very-Iarge Scale-Integration (Vsli) Menyebabkan Penurunan Biaya Dan Ukuran
Digital Circuitry. Peralatan Yang Analog Tidak Menunjukkan Penurunan Yang
Sama.
Integritas Data: Dengan Menggunakan Repeater Daripada Amplifier, Efek Derau
Dan Gangguan Sinyal Yang Lain Tidak Menumpuk. Karena Itu, Sangatlah
Mungkin Mentransmisikan Data Pada Jarak Yang Lebih Jauh Dan Dengan
Kualitas Lebih Rendah Melalui Peralatan Digital Sambil Tetap Mempertahankan
Integritas Data.
Penggunaan Kapasitas : Menjadi Lebih Ekonomis Membangun Jalur Transmisi
Dengan Bandwidth Yang Sangat Tinggi, Termasuk Channel Satelit Dan Fiber
Optik. Derajat Multipel Yang Tinggi Diperlukan Agar Kapasitas Dapat Digunakan
Dengan Efektif, Dan Hal Itu Lebih Mudah Dan Lebih Murah Diperoleh Dengan
Teknik Digital (Time-Division) Dibandingkan Dengan Teknik Analog
(Time-Division). Hal Ini Akan Dibahas Lebih Terperinci Di Bab Berikutnya
Security (Pengamanan) Dan Privacy (Kerahasiaan): Teknik-Teknik Encryption
Dapat Diterapkan Dengan Mudah Pada Data Digital Dan Data Analog Yang
Didigitalkan.
Integrasi: Dengan Memperlakukan Analog Data Dan Digital Data Secara Digital,
Semua Sinyal Memiliki Bentuk Yang Sama Dan Dapat Diperlakukan Dengan
14
Sama Pula. Karena Itu Skala Ekonomik Dan Ketepatan Waktu Dapat Dicapai
Melalui Integrasi Suara, Video, Dan Digital Data.
3.3 Gangguan Transmisi
Dalam Sistem Komunikasi, Sinyal Yang Diterima Kemungkinan Berbeda Dengan
Sinyal Yang Ditransmisikan Dikarena Adanya Berbagai Gangguan Transmisi Bagi
Analog Signal, Gangguan Ini Dapat Menurunkan Kualitas Sinyal. Sedangkan Bagi
Digital Signal, Akan Natural Bit Error. Biner 1 Diubah Menjadi Biner 0 Dan
Seterusnya. Di Bagian Ini, Kita Menguji Berbagai Gangguan Dan Bagaimana
Pengaruhnya Terhadap Kapasitas Yang Membawa Informasi Pada Suatu Jalur
Komunikasi; Bab Selanjutnya Membahas Ukuran-Ukuran Yang Dapat Diambil Untuk
Mengimbangi Gangguan Ini. Gangguan Yang Paling Signifikan Adalah Sebagai
Berikut:
Atenuasi Dan Distorsi Atenuasi
Distorsi Delay
Derau
Atenuasi
Kekuatan Sinyal Berkurang Bila Jaraknya Terlalu Jauh Melalui Media Transmisi.
Untuk Guided Media, Penurunan Dalam Hal Kekuatan, Atau Atenuasi, Pada
Umumnya Mengikuti Fungsi Logarithma. Sehingga Biasanya Dinyatakan Sebagai
Jumlah Desibel Konstan Per Unit Jarak. Untuk Unguided Media, Atenuasi Adalah
Fungsi Yang Lebih Kompleks Dari Jarak. Atenuasi Membawakan Tiga Pertimbangan
Untuk Membangun Transmisi. Pertama, Sinyal Yang Diterima Harus Cukup Kuat
Sehingga Arus Elektronik Pada Receiver Bisa Mendeteksi Sinyal. Kedua, Sinyal
Harus Mempertahankan Level Yang Lebih Tinggi Dibanding Derau Yang Diterima
Tanpa Error. Ketiga, Atenuasi Merupakan Fungsi Frekuensi Yang Meningkat.
Komponen Frekuensi Pada Bagian Akhir Voice Band Di Tingkat Yang Lebih Tinggi
Lebih Diperlemah Dibandingkan Dengan Yang Berada Pada Frekuensi Yang Lebih
Rendah. Nampak Jelas Bahwa Ini Akan Mengakibatkan Munculnya Distorsi Pads
Sinyal Percakapan Yang Diterima, Garis Putus-Putus Menunjukkan Efek Equalisasi.
Garis Lengkung Balasan Yang Mendatar Meningkatkan Main Sinyal Suara. Hal Itu
Memungkinkan Data Rate Yang Lebih Besar Dipergunakan Oleh Data Digital Yang
Melintasi Sebuah Modem.
Gambar 3.10 Garis Lengkung Atenuasi Dan Distorsi Tunda Untuk Saluran Udara
Distorsi Atenuasi Menggambarkan Kurangnya Masalah Dengan Sinyal Digital.
Distorsi Tunda
Distorsi Tunda Merupakan Sebuah Fenomena Khas Pada Media Guided. Distorsi
Yang Terjadi Disebabkan Oleh Kenyataan Bahwa Kecepatan Penyebaran Sebuah
Sinyal Melewati Medium Guided Berbeda Dengan Frekuensi. Untuk Sebuah Signal
Band Terbatasi, Kecepatannya Cenderung Sangat Tinggi Didekat Pusat Frekuensi Dan
Turun Mengarah Pada Kedua Sisi Band. Sehingga Berbagai Komponen Frekuensi
15
Suatu Sinyal Akan Mencapai Receiver Pada Waktu Yang Berlainan, Dan
Mengakibatkan Fasenya Berubah Di Antara Frekuensi Yang Berbeda-Beda
Efek Ini Menunjuk Pada Distorsi Tunda, Akibat Sinyal Yang Diterima Mengalami
Distorsi Karena Berbagai Penyndaan Yang Dialami Pada Pemilih Frekuensi.
Derau
Untuk Suatu Peristiwa Pentransmisian Data, Sinyal Yang Diterima Akan Berisikan
Sinyal-Sinyal Yang Ditransmisikan, Dimodifikasi Oleh Berbagai Distorsi Yang
Terjadi Melalui Sistem Transmisi, Plus Sinyal-Sinyal Tambahan Yang Tidak
Diinginkan Yang Diselipkan Disuatu Tempat Di Antara Transmisi Dan Penerimaan.
Berikutnya, Sinyal-Sinyal Yang Tidak Diharapkan Tersebut Disebut Sebagai Derau.
Yaitu Derau Yang Merupakan Faktor Utama Yang Membatasi Performance Sistem
Komunikasi,
Derau Dibagi Menjadi Empat Kategori:
Derau Suhu
Derau Intermodulasi
Crosstalk
Derau Impuls
Crosstalk
Dialami Oleh Siapapun Yang Saat Menggunakan Telepon, Terdengar Percakapan
Lain; Ini Merupakan Kopel Yang Tidak Diharapkan Yang Terjadi Di Antara Path
Sinyal.
16
Bab 4
Media Transmisi Data
4.1 Definisi Media Transmisi
Media Transmisi Adalah Media Yang Menghubungkan Antara Pengirim Dan
Penerima Informasi (Data), Karena Jarak Yang Jauh, Maka Data Terlebih Dahulu
Diubah Menjadi Kode/Isyarat, Dan Isyarat Inilah Yang Akan Dimanipulasi Dengan
Berbagai Macam Cara Untuk Diubah Kembali Menjadi Data. Media Transmisi
Digunakan Pada Beberapa Peralatan Elektronika Untuk Menghubungkan Antara
Pengirim Dan Penerima Supaya Dapat Melakukan Pertukaran Data. Beberapa Alat
Elektronika, Seperti Telepon, Komputer, Televisi, Dan Radio Membutuhkan Media
Transmisi Untuk Dapat Menerima Data. Seperti Pada Pesawat Telepon, Media
Transmisi Yang Digunakan Untuk Menghubungkan Dua Buah Telepon Adalah
Kabel. Setiap Peralatan Elektronika Memiliki Media Transmisi Yang Berbeda-Beda
Dalam Pengiriman Datanya.
Karakteristik Media Transmisi Ini Bergantung Pada Jenis Alat Elektronika,
Data Yang Digunakan Oleh Alat Elektronika Tersebut, Tingkat Keefektifan Dalam
Pengiriman Data, Dan Ukuran Data Yang Dikirimkan. Jenis Media Transmisi Ada
Dua, Yaitu Guided Dan Unguided. Guided Transmission Media Atau Media
Transmisi Terpandu Merupakan Jaringan Yang Menggunakan Sistem Kabel.
Unguided Transmission Media Atau Media Transmisi Tidak Terpandu Merupakan
Jaringan Yang Menggunakan Sistem Gelombang.
4.2 Media Transmisi Guided
Guided Media Menyediakan Jalur Transmisi Sinyal Yang Terbatas Secara
Fisik, Meliputi Twisted-Pair Cable, Coaxial Cable (Kabel Koaksial) Dan Fiber-Optic
Cable (Kabel Serat Optik). Sinyal Yang Melewati Media-Media Tersebut Diarahkan
Dan Dibatasi Oleh Batas Fisik Media. Twisted-Pair Dan Coaxial Cable Menggunakan
Konduktor Logam Yang Menerima Dan Mentransmisikan Sinyal Dalam Bentuk
Aliran Listrik. Optical Fiber/Serat Optik Menerima Dan Mentransmisikan Sinyal Data
Dalam Bentuk Cahaya.
a. Twisted-Pair Cable
Kabel Twisted-Pair Terdiri Atas Dua Jenis Yaitu Shielded Twisted Pair Biasa
Disebut Stp Dan Unshielded Twisted Pair (Tidak Memiliki Selimut) Biasa Disebut
Utp. Kabel Twisted-Pair Terdiri Atas Dua Pasang Kawat Yang Terpilin. Twisted-Pair
Lebih Tipis, Lebih Mudah Putus, Dan Mengalami Gangguan Lain Sewaktu Kabel
Terpuntir Atau Kusut. Keunggulan Dari Kabel Twisted-Pair Adalah Dampaknya
Terhadap Jaringan Secara Keseluruhan: Apabila Sebagian Kabel Twisted-Pair Rusak,
17
Tidak Seluruh Jaringan Terhenti, Sebagaimana Yang Mungkin Terjadi Pada Coaxial.
Kabel Twisted-Pair Terbagi Atas Dua Yaitu:
Gambar 2. Shielded Twisted-Pair (Stp)
Kabel Stp Mengkombinasikan Teknik-Teknik Perlindungan Dan Antisipasi Tekukan
Kabel. Stp Yang Peruntukan Bagi Instalasi Jaringan Ethernet, Memiliki Resistansi
Atas Interferensi Elektromagnetik Dan Frekuensi Radio Tanpa Perlu Meningkatkan
Ukuran Fisik Kabel. Kabel Shielded Twister-Pair Nyaris Memiliki Kelebihan Dan
Kekurangan Yang Sama Dengan Kabel Utp. Satu Hal Keunggulan Stp Adalah
Jaminan Proteksi Jaringan Dari Interferensi-Interferensi Eksternal, Sayangnya Stp
Sedikit Lebih Mahal Dibandingkan Utp.
Tidak Seperti Kabel Coaxial, Lapisan Pelindung Kabel Stp Bukan Bagian Dari
Sirkuit Data, Karena Itu Perlu Diground Pada Setiap Ujungnya. Pada Prakteknya,
Melakukan Ground Stp Memerlukan Kejelian. Jika Terjadi Ketidaktepatan, Dapat
Menjadi Sumber Masalah Karena Bisa Menyebabkan Pelindung Bekerja Sebagai
Layaknya Sebuah Antenna; Menghisap Sinyal-Sinyal Elektrik Dari Kawat-Kawat
Dan Sumber-Sumber Elektris Lain Disekitarnya. Kabel Stp Tidak Dapat Dipakai
Dengan Jarak Lebih Jauh Sebagaimana Media-Media Lain (Seperti Kabel Coaxial)
Tanpa Bantuan Device Penguat (Repeater).
 Kecepatan Dan Keluaran: 10-100 Mbps
 Biaya Rata-Rata Per Node: Sedikit Mahal Dibadingkan Utp Dan
Coaxial
 Media Dan Ukuran Konektor: Medium
 Panjang Kabel Maksimum Yang Diizinkan : 100m (Pendek).
 Unshielded Twisted-Pair (Utp)
Untuk Utp Terdapat Pula Pembagian Jenis Yakni:
Gambar 3. Unshielded Twisted-Pair (Utp)
Secara Fisik, Kabel Unshielded Twisted-Pair Terdiri Atas Empat Pasang
Kawat Medium. Setiap Pasang Dipisahkan Oleh Lapisan Pelindung. Tipe Kabel Ini
Semata-Mata Mengandalkan Efek Konselasi Yang Diproduksi Oleh PasanganPasangan Kawat, Untuk Membatasi Degradasi Sinyal. Seperti Halnya Stp, Kabel Utp
Juga Harus Mengikuti Rule Yang Benar Terhadap Beberapa Banyak Tekukan Yang
Diizinkan Perkaki Kabel. Utp Digunakan Sebagai Media Networking Dengan
18
Impedansi 100 Ohm. Hal Ini Berbeda Dengan Tipe Pengkabelan Twister-Pair
Lainnya Seperti Pengkabelan Untuk Telepon. Karena Utp Memiliki Diameter
Eksternal 0,43 Cm, Ini Menjadikannya Mudah Saat Instalasi. Utp Juga Mensuport
Arsitektur-Arsitektur Jaringan Pada Umumnya Sehingga Menjadi Sangat Popular.




Kecepatan Dan Keluaran: 10 – 100 Mbps
Biaya Rata-Rata Per Node: Murah
Media Dan Ukuran: Kecil
Panjang Kabel Maksimum Yang Diizinkan : 100m (Pendek).
Kabel Utp Memiliki Banyak Keunggulan. Selain Mudah Dipasang, Ukurannya
Kecil, Juga Harganya Lebih Murah Dibanding Media Lain. Kekurangan Kabel Utp
Adalah Rentang Terhadap Efek Interferensi Elektris Yang Berasal Dari Media Atau
Perangkat-Perangkat Di Sekelilingnya. Meski Begitu, Pada Prakteknya Para
Administrator Jaringan Banyak Menggunakan Kabel Ini Sebagai Media Yang Efektif
Dan Cukup Diandalkan.
b. Coaxial Cable (Kabel Koaksial)
Gambar 4. Coaxial Cable (Kabel Koaksial)
Kabel Coaxial Atau Popular Disebut “Coax” Terdiri Atas Konduktor Silindris
Melingkar, Yang Menggelilingi Sebuah Kabel Tembaga Inti Yang Konduktif.
Untuk Lan, Kabel Coaxial Menawarkan Beberapa Keunggulan. Diantaranya
Dapat Dijalankan Dengan Tanpa Banyak Membutuhkan Bantuan Repeater Sebagai
Penguat Untuk Komunikasi Jarak Jauh Diantara Node Network, Dibandingkan Kabel
Stp Atau Utp.
Repeater Juga Dapat Diikutsertakan Untuk Meregenerasi Sinyal-Sinyal Dalam
Jaringan Coaxial Sehingga Dalam Instalasi Network Cukup Jauh Dapat Semakin
Optimal.
Kabel Coaxial Juga Jauh Lebih Murah Dibanding Fiber Optic,
Coaxial Merupakan Teknologi Yang Sudah Lama Dikenal.
Digunakan Dalam Berbagai Tipe Komuniksai Data Sejak Bertahun-Tahun,
Baik Di Jaringan Rumah, Kampus, Maupun Perusahaan.
 Kecepatan Dan Keluaran: 10 -100 Mbps
 Biaya Rata-Rata Per Node: Murah
19
 Media Dan Ukuran Konektor: Medium
 Panjang Kabel Maksimum: 200m (Disarankan 180m) Untuk Thin-Coaxial
Dan 500m Untuk Thick-Coaxial
Saat Bekerja Dengan Kabel, Penting Bagi Kita Untuk Mempertimbangkan
Ukurannya; Seperti Ketebalan, Diameter, Pertambahan Kabel Sehingga Akan
Menjadi Pertimbangan Atas Kesulitan Saat Instalasi Dilapangan.
Kita Juga Harus Ingat Bahwa Kabel Akan Mengalami Tarikan-Tarikan Dan
Tekukan Di Dalam Pipa.
Kabel Coaxial Datang Dalam Beragam Ukuran. Diameter Terbesar
Diperuntukkan Sebagai Backbone Ethernet Karena Secara Historis Memiliki
Ketahanan Transmisi Dan Daya Tolak Interferensi Yang Lebih Besar. Tipe Kabel
Coaxial Ini Sering Disebut Dengan Thicknet, Namun Dewasa Ini Sudah Banyak
Ditinggalkan. Kabel Coaxial Lebih Mahal Saat Diinstal Dibandingkan Kabel
Twisted-Pair.
c. Fiber-Optic Cable (Kabel Serat Optik)
Gambar 5. Fiber-Optic Cable (Kabel Serat Optik)
Kabel Fiber Optic Merupakan Media Networking Yang Mampu Digunanakan
Untuk Transmisi-Transmisi Modulasi.
Jika Dibandingkan Media-Media Lain, Fiber Optic Memiliki Harga Lebih
Mahal, Tetapi Cukup Tahan Terhadap Interferensi Elektromagnetis Dan Mampu
Beroperasi Dengan Kecepatan Dan Kapasitas Data Yang Tinggi.
Kabel Fiber Optic Dapat Mentransmisikan Puluhan Juta Bit Digital Perdetik
Pada Link Kabel Optic Yang Beroperasi Dalam Sebuah Jaingan Komersial. Ini Sudah
Cukup Untuk Mengantarkan Ribuan Panggilan Telepon.
Beberapa Keuntungan Kabel Fiber Optic:
 Kecepatan: Jaringan-Jaringan Fiber Optic Beroperasi Pada Kecepatan Tinggi,
Mencapai Gigabits Per Second;
 Bandwidth: Fiber Optic Mampu Membawa Paket-Paket Dengan Kapasitas
Besar;
 Distance: Sinyal-Sinyal Dapat Ditransmisikan Lebih Jauh Tanpa Memerlukan
Perlakuan “Refresh” Atau “Diperkuat”;
20
 Resistance: Daya Tahan Kuat Terhadap Imbas Elektromagnetik Yang
Dihasilkan Perangkat-Perangkat Elektronik Seperti Radio, Motor, Atau
Bahkan Kabel-Kabel Transmisi Lain Di Sekelilingnya.
 Maintenance: Kabel-Kabel Fiber Optic Memakan Biaya Perawatan Relative
Murah.
Tipe-Tipe Kabel Fiber Optic:
 Kabel Single Mode Merupakan Sebuah Serat Tunggal Dari Fiber Glass Yang
Memiliki Diameter 8.3 Hingga 10 Micron. (Satu Micron Besarnya Sekitar
1/250 Tebal Rambut Manusia)
 Kabel Multimode Adalah Kabel Yang Terdiri Atas Multi Serat Fiber Glass,
Dengan Kombinasi (Range) Diameter 50 Hingga 100 Micron. Setiap Fiber
Dalam Kabel Multimode Mampu Membawa Sinyal Independen Yang Berbeda
Dari Fiber-Fiber Lain Dalam Bundel Kabel.
 Plastic Optical Fiber Merupakan Kabel Berbasis Plastic Terbaru Yang
Memiliki Performa Familiar Dengan Kabel Single Mode, Tetapi Harganya
Sedikit Murah.

Kontruksi Kabel Fiber Optic
 Core: Bagian Ini Merupakan Medium Fisik Utama Yang Mengangkut SinyalSinyal Data Optical Dari Sumber Ke Device Penerima. Core Berupa Helai
Tunggal Dari Glass Atau Plastik Yang Kontinyu (Dalam Micron). Semakin
Beasr Ukuran Core, Semakin Banyak Data Yang Dapat Diantarkan. Semua
Kabel Fiber Optic Diukur Mengacu Pada Diameter Core-Nya.
 Cladding: Merupakan Lapisan Tipis Yang Menyelimuti Fiber Core.
 Coating: Adalah Lapisan Plastik Yang Menyelimuti Core Dan Cladding.
Penyangga Coating Ini Diukur Dalam Micron Dan Memilki Range 250
Sampai 900 Micron.
 Strengthening Fibers: Terdiri Atas Beberapa Komponen Yang Dapat
Menolong Fiber Dari Benturan Kasar Dan Daya Tekan Tak Terduga Selama
Instalasi
 Cable Jacket: Merupakan Lapisan Terluar Dari Keseluruhan Badan Kabel.
4.3 Media Transmisi Unguided
Media Unguided Mentransmisikan Gelombang Electromagnetic Tanpa
Menggunakan Konduktor Fisik Seperti Kabel Atau Serat Optik. Contoh Sederhana
Adalah Gelombang Radio Seperti Microwave, Wireless Mobile Dan Lain Sebagainya.
Media Ini Memerlukan Antena Untuk Transmisi Dan Penerimaan (Transmiter Dan
Receiver).
Ada Dua Jenis Transmisi,
21
Point-To-Point (Unidirectional) Yaitu Dimana Pancaran Terfokus Pada Satu
Sasaran.
Broadcast (Omnidirectioanl) Yaitu Dimana Sinyal Terpancar Ke Segala Arah
Dan Dapat Diterima Oleh Banyak Antena.
Tiga Macam Wilayah Frekuensi, Antara Lain:
a. Gelombang Mikro (Microwave) 2 – 40 Ghz
b. Gelombang Radio 30 Mhz – 1 Ghz
c. Gelombang Inframerah
Untuk Media Tidak Terpandu (Unguided), Transmisi Dan Penerimaan Dapat
Dicapai Dengan Menggunakan Antena.
Untuk Transmisi, Antena Mengeluarkan Energi Elektromagnetik Ke Medium
(Biasanya Udara) Dan Untuk Penerimaan, Antena Mengambil Gelombang
Elektomagnetik Dari Medium Sekitarnya. Media Transmisi Tidak Terpandu
(Unguided) Terbagi Atas Empat Bagian Yaitu:
a. Gelombang Mikro Terrestrial (Atmosfir Bumi)
b. Gelombang Mikro Satelit
c. Radio Broadcast
d. Infra Merah
Gelombang Mikro Terrestrial
Tipe Antena Gelombang Mikro Yang Paling Umum Adalah Parabola 'Dish'.
Ukuran Diameternya Biasanya Sekitar 3 M. Antena Pengirim Memfokuskan Sinar
Pendek Agar Mencapai Transmisi Garis Pandang Menuju Antena Penerima. Antena
Gelombang Mikro Biasanya Ditempatkan Pada Ketinggian Tertentu Diatas Tanah
Untuk Memperluas Jarak Antara Antena Dan Mampu Menembus Batas. Untuk
Mencapai Transmisi Jarak Jauh, Diperlukan Beberapa Menara Relay Gelombang
Mikro, Dan Penghubung Gelombang Mikro Titik Ke Titik Dipasang Pada Jarak
Tertentu.
Kegunaan Sistem Gelombang Mikro Yang Utama Adalah Dalam Jasa
Telekomunikasi Long-Haul,
Sebagai Alternative Untuk Coaxial Cable Atau Serat Optic.
Fasilitas Gelombang Mikro Memerlukan Sedikit Amplifier Atau Repeater
Daripada Coaxial Cable Pada Jarak Yang Sama, Namun Masih Memerlukan
Transmisi Garis Pandang. Gelombang Mikro Umumnya Dipergunakan Baik Untuk
Transmisi Televisi Maupun Untuk Transmisi Suara.
Pengguna Gelombang Mikro Lainnya Adalah Untuk Jalur Titik-Titik Pendek
Antara Gedung. Ini Dapat Digunakan Untuk Jaringan Tv Tertutup Atau Sebagai
Jalur Data Diantara Local Area Network. Gelombang Mikro Short-Haul Juga Dapat
22
Digunakan Untuk Aplikasi-Aplikasi Khusus. Untuk Keperluan Bisnis Dibuat Jalur
Gelombang Mikro Untuk Fasilitas Telekomunikasi Jarak Jauh Untuk Kota Yang
Sama, Melalui Perusahaan Telepon Local.
Transmisi Gelombang Mikro Meliputi Bagian Yang Mendasar Dari Spectrum
Elektromagnetik. Frekuensi Yang Umum Di Gunakan Untuk Transmisi Ini Adalah
Rentang Frekuensi Sebesar 2 Sampai 40 Ghz. Semakin Tinggi Frekuensi Yang
Digunakan Semakin Tinggi Potensial Bandwidth Dan Berarti Pula Semakin Tinggi
Rate Data-Nya. Sama Halnya Dengan Beberapa Sistem Transmisi, Sumber Utama
Kerugian Adalah Atenuansi. Sehingga Repeater Dan Amplifier Ditempatkan Terpisah
Jauh Dari Sistem Gelombang Mikro Biasanya 10 Sampai 100 Km. Atenuansi
Meningkat Saat Turun Hujan Khusunya Tercatat Diatas 10 Ghz. Sumber GangguanGangguan Yang Lain Adalah Interferensi. Dengan Semakin Berkembangnya
Popularitas Gelombang Mikro, Daerah Transmisi Saling Tumpang Tindih Dan
Interferensi Merupakan Suatu Ancaman. Karena Itu Penetapan Band Frekuensi Diatur
Dengan Ketat.
Band Yang Paling Umum Untuk Sistem Telekomunikasi Long-Haul Adalah
Band 4 Ghz Sampai 6 Ghz. Dengan Meningkatkan Kongesti (Kemacetan) Pada
Frekuensi-Frekuensi Ini, Sekarang Digunakan Band 11 Ghz. Band 12 Ghz Digunakan
Sebagai Komponen Sistem Tv Kabel.
Saluran Gelombang Mikro Juga Digunakan Untuk Menyediakan SinyalSinyal Tv Untuk Instalasi Catv Local;
Sinyal-Sinyal Yang Kemudian Didistribusikan Kepelanggan Melalui Kabel
Coaxial. Sedangkan Gelombang Mikro Dengan Frekuensi Lebih Tinggi Digunakan
Untuk Saluran Titik Ke Titik Pendek Antar Gedung. Biasanya Digunakan Band 22
Ghz.
Frekuensi Gelombang Mikro Yang Lebih Tinggi Lagi Tidak Efektif Untuk
Jarak Yang Lebih Jauh, Akibat Meningkatnya Atenuansi, Namun Sangat Sesuai
Untuk Jarak Pendek. Sebagai Tambahan, Semakin Tinggi Frekuensi, Antenanya Akan
Semakin Kecil Dan Murah.
Gelombang Mikro Satelit
Satelit Komunikasi Adalah Sebuah Stasiun Relay Gelombang Mikro.
Dipergunakan Untuk Menghubungkan Dua Atau Lebih Transmitter/Receiver
Gelombang Mikro Pada Bumi, Yang Dikenal Sebagai Stasiun Bumi Atau Ground
Station. Satelit Menerima Transmisi Diatas Satu Band Frekuensi (Uplink), Amplifier
Dan Mengulang Sinyal-Sinyal, Lalu Mentransmisikannya Ke Frekuensi Yang Lain
(Downlink). Sebuah Satelit Pengorbit Tunggal Akan Beroperasi Pada Beberapa Band
Frekuensi, Yang Disebut Sebagai Transponder Channel, Atau Singkatnya
Transponder.
Ada Dua Konfigurasi Umum Untuk Komunikasi Satelit Yang Popular Yaitu:
23
a. Satelit Digunakan Untuk Menyediakan Jalur Titik-Ke Titik Diantara Dua Antena
Dari Dua Stasiun Bumi
b. Satelit Menyediakan Komunikasi Antara Satu Transmitter Dari Stasiun Bumi Dan
Sejumlah Receiver Stasiun Bumi.
Agar Komunikasi Satelit Bisa Berfungsi Efektif, Biasanya Diperlukan Orbit
Stasioner Dengan Memperhatikan Posisinya Diatas Bumi.
Sebaliknya, Stasiun Bumi Tidak Harus Saling Berada Digaris Pandang
Sepanjang Waktu. Untuk Mrnjadi Stasioner, Satelit Harus Memiliki Periode Rotasi
Yang Sama Dengan Periode Rotasi Bumi. Kesesuaian Ini Terjadi Pada Ketinggian
35.784 Km.
Dua Satelit Yang Menggunakan Band Frekuensi Yang Sama, Bila Keduanya
Cukup Dekat, Akan Saling Mengganggu. Untuk Menghindari Hal Ini, StandarStandar Terbaru Memerlukan 4 Derajat Ruang. Satelit Komunikasi Merupakan Suatu
Revolusi Dalam Teknologi Komunikasi Dan Sama Pentingnya Dangan Serat Optic.
Aplikasi-Aplikasi Terpenting Untuk Satelit Lainnya Diantaranya Adalah:
a. Distribusi Siaran Televisi
b. Transmisi Telepon Jarak Jauh
c. Jaringan Bisnis Swasta
Beberapa Karakteristik Komunikasi Satelit Dapat Diuraikan Sebagai Berikut:
a. Akibat Jarak Yang Panjang Terdapat Penundaan Penyebaran (Propagation Delay)
Kira-Kira Seperempat Detik Dari Transmisi Dari Suatu Stasiun Bumi Untuk Di
Tangkap Oleh Stasiun Bumi Lain. Disamping Itu Muncul Masalah-Masalah Yang
Berkaitan Dengan Control Error Dan Flow Control.
b. Gelombang Mikro Merupakan Sebuah Fasilitas Penyiaran, Dan Ini Sudah Menjadi
Sifatnya. Bebarapa Stasiun Dapat Mentransmisikan Ke Satelit, Dan Transmisi
Dari Satelit Dapat Diterima Oleh Beberapa Stasiun.
Gambar 6. Jalur Titik-Ke-Titik Gelombang Mikro Satelit
Karena Sifat Siarannya, Satelit Sangat Sesuai Untuk Distrbusi Siaran Televisi
Dan Dipergunakan Secara Luas Di Seluruh Dunia. Menurut Penggunaan Cara Lama,
Sebuah Jaringan Menyediakan Pemrograman Dari Suatu Lokasi Pusat. ProgramProgram Ditransmisikan Ke Satelit Dan Kemudian Disiarkan Ke Sejumlah Stasiun,
24
Dimana Kemudian Program Tersebut Didistribusikan Ke Pemirsa. Satu Jaringan,
Public Broadcasting Service (Pbs) Mendistribusikan Program Televisinya Secara
Eksklusif Dengan Menggunakan Channel Satelit, Yang Kemudian Diikuti Oleh
Jaringan Komersial Lainnya, Serta Sistem Televisi Berkabel Yang Menerima Porsi
Besar Dari Program-Program Mereka Dari Satelit. Aplikasi Teknologi Satelit Terbaru
Untuk Distribusi Televisi Adalah Direct Broadcast Satellite (Dbs), Dimana Pada
Aplikasi Tersebut Sinyal-Sinyal Video Satelit Ditransmisikan Secara Langsung
Kerumah-Rumah Pemirsa. Karena Mengurangi Biaya Dan Ukuran Antena Penerima,
Maka Dbs Dianggap Sangat Visible, Dan Sejumlah Channel Mulai Disiapkan Atau
Sedang Dalam Taraf Perencanaan.
Gambar 7. Jalur Broadcast Melalui Gelombang Mikro Satelit
Transmisi Satelit Juga Dipergunakan Untuk Titik Ke Titik Antar Sentral
Telepon Pada Jaringan Telepon Umum. Juga Merupakan Media Yang Optimum
Untuk Kegunaan Luas Dalam Sambungan Langsung Internasional Dan Mampu
Bersaing Dengan Sistem Terrestrial Untuk Penghubung Internasional Jarak Jauh.
Juga Terdapat Sejumlah Apliksi Data Bisnis Untuk Satelit. Provider Satelit
Membagi Kapasitas Total Menjadi Beberapa Channel Dan Menyewakan Channel Itu
Kepada User Bisnis Individu. Satu User Dilengkapi Dengan Antena Pada Sejumlah
Situs Yang Dapat Menggunakan Channel Satelit Untuk Jaringan Swasta. Biasanya,
Aplikasi-Aplikasi Semacam Itu Sangat Mahal Dan Terbatas Untuk OrganisasiOrganisasi Yang Lebih Besar Dengan Peralatan Canggih. Sebuah Hasil Untuk
Pengembangan Baru Dalam Hal Ini Adalah Sistem Very Small Aperture Terminal
(Vsat), Yang Menyediakan Alternatif Biaya Murah. Dengan Mengacu Pada Beberapa
Aturan, Stasiun-Stasiun Ini Menbagi Kapasitas Transmisi Satelit Dari Suatu Stasiun
Pusat. Stasiun Pusat Dapat Saling Mengirimkan Pesan Dengan Setiap Pelanggannya
Serta Dapat Merelay Pesan-Pesan Tersebut Di Antara Pelanggan.
Jangkauan Transmisi Optimum Untuk Transmisi Satelit Adalah Berkisar Pada
1 Sampai 10 Ghz. Dibawah 1 Ghz, Terdapat Derau Yang Berpengaruh Dari Alam,
Meliputi Derau Dari Galaksi, Matahari, Dan Atmosfer, Serta Interferensi Buatan
Manusia, Dari Berbagai Perangkat Elektronik. Diatas 10 Ghz, Sinyal-Sinyal Akan
Mengalami Atenuansi Yang Parah Akibat Penyerapan Dan Pengendapan Di
Atmosfer.
Saat Ini Sebagian Besar Satelit Menyediakan Layanan Titik Ke Titik Dengan
Menggunakan Bandwidth Frekuensi Berkisar Antara 5,925 Sampai 6,425 Ghz Untuk
Transmisi Dari Bumi Ke Satelit (Uplink) Dan Bandwidth Frekuensi 4,7 Sampai 4,2
25
Ghz Untuk Transmisi Dari Satelit Ke Bumi (Downlink). Kombinasi Ini Di Tunjukkan
Sebagai Band 4/6 Ghz. Patut Dicatat Bahwa Frekuensi Uplink Dan Downlink
Berbeda. Sebuah Satelit Tidak Dapat Menerima Dan Mentransmisi Dengan Frekuensi
Yang Sama Pada Kondisi Operasi Terus-Menerus Tanpa Interferensi. Jadi, SinyalSinyal Yang Diterima Dari Suatu Stasiun Bumi Pada Satu Frekuensi Harus
Ditransmisikan Kembali Dengan Frekuensi Yang Lain.
Band 4/6 Ghz Berada Dalam Zona Optimum 1 Sampai 10ghz, Namun
Menjadi Penuh. Frekuensi-Frekuensi Lain Pada Rentang Tersebut Tidak Tersedia
Karena Interferensi Juga Beroperasi Pada Frekuensi-Frekuensi Itu, Biasanya
Gelombang Mikro Terrestrial. Karenanya, Band 12/14 Lebih Dikembangkan Lagi
(Uplink:14 Sampai 14,5 Ghz ; Downlink: 11,7 Sampai A4,2 Ghz). Pada Band
Frekuensi Ini, Masalah-Masalah Mulai Datang. Untuk Itu, Digunakan Stasiun Bumi
Penerima Yang Lebih Kecil Sekaligus Lebih Murah. Ini Untuk Mengantisipasi Band
Ini Juga Menjadi Penuh, Dan Penggunanya Dirancang Untuk Band 19/29 Ghz.
(Uplink 27,5 Sampai 31.0 Ghz; Downlink: 17,7 Sampai 21,2 Ghz). Band Ini
Mengalami Masalah-Masalah Atenuansi Yang Lebih Besar Namun Akan
Memungkinkan Band Yang Lebih Lebar (2500 Mhz Sampai 500 Mhz).
Radio Broadcast
Perbedaan-Perbedaan Utama Diantara Siaran Radio Dan Gelombang Mikro
Yaitu, Dimana Siaran Radio Bersifat Segala Arah (Broadcast) Sedangkan Gelombang
Mikro Searah (Point-To-Point). Karena Itu, Siaran Radio Tidak Memerlukan Antena
Parabola, Dan Antena Tidak Perlu Mengarah Ke Arah Persis Sumber Siaran
Radio Merupakan Istilah Yang Biasa Digunakan Untuk Menangkap Frekuensi
Dalam Rentang Antara 3 Khz Sampai 300 Ghz. Kita Menggunakan Istilah Yang
Tidak Formal Siaran Radio Untuk Band Vhf Dan Sebagian Dari Band Uhf: 30 Mhz
Sampai 1 Ghz. Rentang Ini Juga Digunakan Untuk Sejumlah Aplikasi Jaringan Data.
Rentang 30 Mhz Sampai 1 Ghz Merupakan Rentang Yang Efektif Untuk
Komunikasi Broadcast. Tidak Seperti Kasus Untuk Gelombang Elektromagnetik
Berfrekuensi Rendah, Ionosfer Cukup Trasparan Untuk Gelombang Radio Diatas 30
Mhz. Jadi Transmisi Terbatas Pada Garis Pandang, Dan Jarak Transmitter Tidak
Akan Mengganggu Satu Sama Lain Dalam Arti Tidak Ada Pemantulan Dari
Atmosfer. Tidak Seperti Frekuensi Yang Lebih Tinggi Dari Zona Gelombang Mikro,
Gelombang Siaran Radio Sedikit Sensitive Terhadap Atenuansi Saat Hujan Turun.
Karena Gelombangnya Yang Panjang Maka, Gelombang Radio Relative Lebih
Sedikit Mengalami Atenuansi.
Sumber Gangguan Utama Untuk Siaran Radio Adalah Interferensi Multi-Jalur.
Pantulan Dari Bumi, Air, Dan Alam Atau Obyek-Obyek Buatan Manusia Dapat
Menyebabkan Terjadinya Multi-Jalur Antar Antena. Efek Ini Nampak Jelas Saat
Penerima Tv Menampilkan Gambar Ganda Saat Pesawat Terbang Melintas.
26
Infra Merah
Komunikasi Infra Merah Dicapai Dengan Menggunakan Transmitter/Receiver
(Transceiver) Yang Modulasi Cahaya Yang Koheren. Transceiver Harus Berada
Dalam Jalur Pandang Maupun Melalui Pantulan Dari Permukaan Berwarna Terang
Misalnya Langit-Langit Rumah. Satu Perbedaan Penting Antara Transmisi Infra
Merah Dan Gelombang Mikro Adalah Transmisi Infra Merah Tidak Dapat Melakukan
Penetrasi Terhadap Dinding, Sehingga Masalah-Masalah Pengamanan Dan
Interferensi Yang Ditemui Dalam Gelombang Mikro Tidak Terjadi. Selanjutnya,
Tidak Ada Hal-Hal Yang Berkaitan Dengan Pengalokasian Frekuensi Dengan Infra
Merah, Karena Tidak Diperlukan Lisensi Untuk Itu. Pada Handphone Dan Pc.
Bab 5
Pengkodean Data
11.1komunikasi Data
5.1 Definisi Pengkodean Data
Dalam Menyalurkan Data Baik Antar Komputer Yang Sama Pembuatannya Maupun
Dengan Komputer Yang Lain Pembuatannya, Data Tersebut Harus Dimengerti Oleh
Pihak Pengirim Maupun Penerima. Untuk Mencapai Hal Itu, Data Harus Diubah
Bentuknya Dalam Bentuk Khusus Yaitu Sandi Untuk Komunikasi Data.
Coding :
Penggambaran Dari Satu Set Simbol Menjadi Set Simbol Yang Lain.
Sistem Sandi Yang Umum Dipakai :
A. Ascii (American Standard Code For Information Interchange)
B. Sandi Baudot Code (Ccitt Alfabet No. 2 / Telex Code
C. Sandi 4 Atau 8
D. Bcd (Binary Coded Decimal)
E. Ebcdic (Extended Binary Coded Decimal Interchange Code)
·
5.2 Pengelompokkan Karakter
Pada Komunikasi Data Informasi Yang Dipertukarkan Terdiri Dari 2 Grup (Baik
Ascii Maupun Ebcdic), Yaitu :
A. Karakter Data
B. Karakter Kendali Digunakan Untuk Mengendalikan Transmisi Data, Bentuk
(Format Data), Hubungan Naluri Data Dan Fungsi Fisik Terminal.
Karakter Kendali Dibedakan Atas :
27
·
·
·
·
·
·
·
·
·
·
A. Transmisi Control
Mengendalikan Data Pada Saluran, Terdiri Atas
Soh : Start Of Header
Digunakan Sebagai Karakter Pertama Yang Menunjukkan Bahwa Karakteer
Berikutnya Adalah Header
Stx : Start Of Text
Digunakan Untuk Mengakhiri Header Dan Menunjukkan Awal Dari Informasi / Text
Etx : End Of Text
Digunakan Untuk Mengakhiri Text
Eot : End Of Transmision
Untuk Menyatakan Bahwa Transmisi Dari Text Baik Satu Atau Lebih Telah Berakhir
Enq : Enquiry
Untuk Meminta Agar Remote Station Tanggapan
Ack : Acknowledge
Untuk Memberikan Tanggapan Positif Ke Pengirim Dari Penerima
Nak : Negatif Akcnowkedge
Merupakan Tanggapan Negatif Dari Penerima Ke Pengirim
Syn : Synchronous
Digunakan Untuk Transmisi Sinkron Dalam Menjaga Atau Memperoleh Sinkronisasi
Antar Peralatan Terminal
Etb : End Of Transmision Block
Digunakan Untuk Menyatakan Akhir Dari Blok Data Yang Ditransmisikan, Bila Data
Dipecah Menjadi Beberapa Blok
Dle : Data Link Escape
Mengubah Arti Karakter Berikutnya, Digunakan Untuk Lebih Mengendalikan
Transmisi Data.
Catatan : Header Dapat Berisi Informasi Tentang Terminal, Misalnya Alamat,
Prioritas, Tanggal. Tidak Semua Sistem Menggunakan Etx Sehingga Dalam Text
Harus Ada Informasi Yang Digunakan Untuk Merangkai Berita.
B. Format Effectors
Digunakan Untuk Mengendalikan Tata Letak Fisik Informasi Pada Printout /
Tampilan Layar
C. Device Control
Digunakan Untuk Mengendalikan Peralatan Tambahan Dari Terminal
D. Information Separators
Digunakan Untuk Mengelompokkan Data Secara Logis. Umumnya Ditentukan :
Digital Signalling Dengan Teknik Encoding
28
Analog Signalling Dengan Teknik Modulation
Komunikasi Data Menggunakan Sinyal Digital.
Kelemahan : Jarak Tempuh Pendek Akibat Pengaruh Redaman/Derau Yang Terjadi
Pada Media Transmisi.
Pengiriman Sinyal Analog : Jarak Tempuh Jauh.
Masalah : Bagaimana Menggunakan Tehnik Sinyal Analog Untuk Pengiriman Sinyal
Digital.
Sinyal Digital Mengenal Dua Keadaan (Biner), Maka Digunakan Tehnik Modulasi.
Dengan Tehnik Modulasi Sinyal Digital Dapat Diubah Menjadi Sinyal Analog Untuk
Dikirimkan Dan Setelah Diterima Diubah Kembali Menjadi Sinyal Digital.
Demodulasi : Tehnik Mengubah Digital Menjadi Analog. Gelombang Pembawa
Sinyal Ini Disebut Carrier Dan Berbentuk Sinusoidal.
Terdapat 3 Jenis Modulasi Untuk Mengkonversi Signal Binary Ke Dalam Bentuk
Yang Cocok Melalui Pstn, Yaitu Amplitude, Frequency And Phase.
Teknik Modulasi Merupakan Dasar Dari Frequency Domain :
Modulasi Adalah Proses Encoding Sumber Data Dalam Suatu Sinyal Carrier Dengan
Frekuensi Fc.
1. Amplitudo Adalah Besarnya (Tinggi Rendahnya) Tegangan Dari Sinyal Analog
2. Frequency Adalah Jumlah Gelombang Sinyal Analog Dalam Waktu 1 Detik
3. Phase Adalah Besarnya Sudut Dari Sinyal Analog Pada Saat Tertentu
5.3 Kombinasi Yang Dapat Dihasilkan :
A. Data Digital, Sinyal Digital
Secara Umum Peralatan Untuk Mengkode Data Digital Menjadi Sinyal Digital
Adalah Sedikit Lebih Komplek Dan Lebih Mahal Daripada Peralatan Modulator
Digital Ke Analog
B. Data Analog, Sinyal Digital
Yang Diijinkan Adalah Menggunakan Transmisi Digital Modern Dan Peralatan
Sakelar
29
C. Data Digital, Sinyal Analog
Beberapa Media Transmisi Seperti Serat Optik / Software Yang Hanya Merambatkan
Sinyal Analog
D. Data Analog, Sinyal Analog
Ditransmisikan Sebagai Baseband Yang Mudah Dan Murah. Penggunaan Modulasi
Untuk Menggeser Bandwidth Dari Sinyal Baseband Ke Porsi Lainnya Dari Spektrum
5.3.1 Data Digital, Sinyal Digital
Elemen Sinyal Adalah Tiap Pulsa Dari Sinyal Digital. Data Binari / Digital
Ditransmisikan Dengan Mengkodekan Bit-Bit Data Ke Dalam Elemenelemen Sinyal.
Contoh : Bit Binari 0 Untuk Level Tegangan Rendah Bit Binari 1 Untuk Level
Tegangan Tinggi Kecepatan Data Signalling Dalam Bps (Bit Per Detik)
Sinyal Unipolar Adalah Semua Elemen Sinyal Yang Mempunyai Tanda Yang Sama,
Yaitu Positif Semua Atau Negatif Semua. Sedangkan Sinyal Polar Adalah Elemen
Sinyal Dimana Salah Satu Logic Statenya Diwakili Oleh Level Tegangan Positif Dan
Yang Lainnya Oleh Level Tegangan Negatif.
Durasi = Panjang Bit (1/R) Adalah Jumlah Waktu Yang Dibutuhkan Oleh Transmiter
Untuk Mengirimkan Bit Dengan Kecepatan R
Kecepatan Modulasi : Kecepatan Perubahan Level Sinyal Dalam Satuan Baud
(Besaran Eleman Sinyal Perdetik)
Mark Menunjukkan Binari 1, Dan
Space Menunjukkan Binari 0
Faktor Kesuksesan Penerima Dalam Mengartikan Sinyal Yang Datang :
1. Ratio Signal To Noise (S/N) : Peningkatan S/N Akan Menurunkan Bit Error Rate
2. Kecepatan Data / Data Rate : Peningkatan Data Rate Akan Meningkatkan Bit Error
Rate (Kecepatan Error Dari Bit)
3. Bandwidth : Peningkatan Bandwidth Dapat Meningkatkan Data Rate.
5 Faktor Evaluasi
(Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Coding)
1. Spektrum Sinyal / Signal Spektrum
Ketidakadaan Komponen Frekuensi Tinggi Berarti Diperlukan Bandwidth Sempit
Untuk Transmisi.
2. Kemampuan Sinkronisasi / Clocking / Signal Synchronization Capability
Untuk Menghitung Posisi Start Dan Stop Dari Tiap Posisi Bit Dengan Mekanisme
Sinkronisasi.
3. Kemampuan Mendeteksi Error / Signal Error Detecting Capability
Kemampuan Error Detection Dapat Diberikan Secara Sederhana Dengan Pengkodean
Natural.
4. Tahan Terhadap Gangguan / Signal Interference And Noise Immunity
Digambarkan Oleh Kecepatan Bit Error.
5. Biaya Dan Kompleksitas / Cost And Complexity
Semakin Tinggi Kecepatan Pensinyalan Untuk Memenuhi Data Rate Yang Ada,
Semakin Besar Biayanya.
Teknik Data Digital, Sinyal Digital Terbagi Atas :
30
·
·
·
·
·
·
·
·
·
Non-Return To Zero / Nrz
Level Tegangannya Tetap Selama Interval Bit Tidak Ada Transisi.
Return To Zero / Rz
Untuk Melihat Perbedaan Antara Kecepatan Data Dan Kecepatan Modulasi
Biphase
Diharapkan Untuk Mengatasi Kerugian Teknik Pengkodean Nrz Dan Rz
Sekurang-Kurangnya Memerlukan 1 Transisi Waktu Bit Dan Sebanyak-Banyaknya 2
Transisi, Sehingga Kecepatan Maksimumnya 2 X Nrz
Keuntungannya Adalah :
A. Synchronization, Karena Transisi Dapat Diramalkan Selama Masing-Masing
Waktu Bit Sehingga Penerima Dapat Sinkron Dalam Transisi Tersebut.
B. No-Dc-Component, Tidak Mempunyai Komponen Dc, Sehingga Menghasilkan
Keuntungan Untuk Mendeteksi Error.
C. Error Detection, Ketidak Adaan Transisi Diharapkan Dapat Dipakai Untuk
Mendeteksi Error.
Bipolar / Multilevel Binary
Menggunakan Lebih Dari 2 Level Sinyal
Mempunyai Pusat Bandwidth Pada ½ Kecepatan Bit
Keuntungannya : Tidak Ada Komponen Dc / Kemampuan Sikronisasi Yang Baik
Dan Pemakaian Bandwidth Yang Lebih Kecil, Dapat Menampung Bit Informasi
Lebih.
Kerugiannya : Diperlukan Receiver Yang Mampu Membedakan 3 Level (+A, -A,
0) Sehingga Membutuhkan Lebih Dari 3 Db Kekuatan Sinyal Dibandingkan Nrz
Untuk Probabilitas Bit Error Yang Sama.
Bit = 1, Pulsa Pada Tengah Bit Interval Awal Dan Mempunyai Polaritas
Bit = 0, Tidak Ada Pulsa
Memberikan Beberapa Error Detection Capability Jika 1 Harus Mempunyai Tanda
Berlawanan
Data Digital, Sinyal Digital
5.3.2 Data Digital, Sinyal Analog
Yang Paling Populer Yaitu Jaringan Telepon Umum. Device Yang Dipakai Adalah
Modem (Modulator Dan Demodulator) Yang Mengubah Data Digital Ke Sinyal
Analog (Modulator) Dan Sebaliknya Mengubah Sinyal Analog Ke Data Digital
(Demodulator).
Karena Operasi Modulasi Meliputi 1atau Lebih Dari 3 Sifat Sinyal Pembawa Yaitu
Amplitudo, Frequency, Phase, Dimana Sinyal Yang Dihasilkan Menempati Pusat
Bandwidth Pada Frequency Pembawa
31
·
·
·
·
·
·
·
·
·
·
·
A. Ask = Amplitudo Shift Keying 2 Bilangan Binary Digambarkan Oleh 2 Perbedaan
Amplitudo Dari Frequency Pembawa
Dapat Menerima Perubahan Perbesaran Secara Tiba-Tiba Dan Teknik Modulasinya
Kurang Efisien
B. Fsk = Frequency Shift Keying
Harga 2 Binary Digambarkan Oleh 2 Perbedaan Frequency Mendekati Frequency
Pembawa Sangat Mudah Membuat Kesalahan Dibanding Ask Dalam Jalur Voice
Grade Adalah Digunakan Hanya Sampai Dengan 1200 Bps Dipakai Untuk Frequency
Tinggi Pada Jaringan Locak Dengan Kabel Coaxial
C. Psk = Phase Shift Keying
Harga 2 Binary Digambarkan Oleh 2 Perbedaan Phase Dari Frequency Pembawa
Yang Digeser Untuk Menggambarkan Data
D. Qpsk = Quardrature Phase Shift Keying
Metode Yang Lebih Komplek Dalam Sistem Pengiriman
Memakai Pergeseran Phase Perkalian 900
Tiap Urutan 2 Bit Dinyatakan Dengan Phase Yang Berbeda
Tujuannya Agar Pengiriman Data Lebih Cepat Dan Penggunaan Bandwidth
Medianya Lebih Efisien
Secara Umum Kecepatan Pengiriman Data Yang Termodulasi (D) Tergantung Pada
Kecepatan Pengiriman Data Dan Banyaknya Data Yang Dikirim Secara Paralel,
Sehingga :
D = R / L = R / Log2 L
Dengan :
D = Kecepatan Modulasi
R = Kecepatan Data
L = Jumlah Perbedaan Elemen-Elemen Sinyal
I = Jumlah Bit Per-Elemen Sinyal
5.3.3 Data Analog, Sinyal Digital
Digitalisasi Adalah :
Proses Transmisi Data Analog Ke Dalam Sinyalsinyal Data
Konversi Data Analog Ke Dalam Sinyal Digital
Teknik Codec (Coder And Decoder)
1. Pcm = Pulse Code Modulation
Berdasarkan Teori Sampling, Apabila Sinyal F(T) Di Sampling Pada Interval Waktu
Reguler Dan Kecepatan Tertingginya 2 Kali Atau Lebih Dari Ketinggian Frequency
Sinyal Yang Mana Sample Berisikan Seluruh Informasi Sinyal Asli, Maka Fungsi
F(T) Dibentuk Kembali Dari Sample Ini Menggunakan Low Pass Filter.
32
Sinyal Original Diambil Untuk Bandlimited Dengan Bandwidth B, Sample Diambil
Pada Rate 2b Atau Setiap 1/2b Detik, Yang Digambarkan Sebagai Pulsa Sempit Yang
Amplitudonya Sebanding Dengan Harga Sinyal Original. Proses Ini Dinamakan Pam
(Pulse Amplitudo Modulation) Yang Merupakan Langkah Pertama Dari Pcm.
2. Dm = Delta Modulation
Data Analog Fungsinya Kurang Lebih Seperti Tangga Rumah Yang Bergerak Keatas
Ke Bawah Oleh 1 Level Quantizasi Pada Masing-Masing Waktu Sampling
Sifat Terpenting Dari Fungsi Tangga Rumah / Staircase Function Adalah Binary.
Pada Masing-Masing Waktu Sampling Fungsi Gerakan Keatas Kebawah Jumlahnya
Adalah Konstan, Maka Keluaran Proses Dm Adalah Single Binary Digit Untuk
Masing-Masing Sample. Pada Pokoknya Aliran Bit Dihasilkan Dari Pendekatan
Pengurangan Amplitudo Sinyal Analog.
Nilai 1 = Dihasilkan Jika Fungsi Tangga Rumah Bergerak Keatas Selama Interval
Berikutnya
Nilai 0 = Dihasilkan Kebalikannya
Sinyal Berubah 0,1,0,1 Dipakai Jika Amplitudo Konstan
5.3.4 Data Analog, Sinyal Analog
Modulasi Adalah :
Proses Kombinasi Sinyal Masukan M(T) Dan Sinyal Pembawa (Carrier) Pada
Frequency Fc Untuk Menghasilkan Sinyal S(T) Yang Mempunyai Bandwidth Yang
Biasanya Berpusat Pada Fc.
Prinsip Teknik Modulasi Menggunakan Data Analog Adalah :
A. Am = Modulasi Amplitudo
Modulasi Ini Menggunakan Amplitudo Sinyal Analog Untuk Membedakan Kedua
Keadaan Sinyal Digital, Dimana Frequency Dan Phasenya Tetap, Amplitudo Yang
Berubah.
Dengan Cara Ini, Maka Keadaan ‘1’ (High) Diwakili Dengan Tegangan Yang Lebih
Besar Dari ‘0’ (Low), Misalkan ‘1’ = 5 V Dan ‘0’ = 0 V.
Pcm = Pulse Code Modulation
Dm = Delta Modulation
Am Adalah Modulasi Yang Paling Mudah, Tetapi Mudah Juga Dipengaruhi Oleh
Keadaan Media Transmisinya.
33
Variant Am Yang Populer Untuk Diketahui Adalah Ssb (Single Side Band),
Keuntungannya Adalah Pengirim Hanya Memerlukan 1 Side Band Dan
Membersihkan Side Band Lainnya, Dan Sinya Pembawa. Dan Dsbtc (Double
Sideband Transmitter Carrier) Dimana Menyaring Frekuensi Carrier Dan
Mengirimkan Kedua Sideband.
B. Fm = Modulasi Frequency
Modulasi Ini Menggunakan Sinyal Analog Untuk Membedakan Kedua Keadaan
Sinyal Digital, Dimana Amplitudo Dan Phasenya Tetap, Frequency Yang Berubah.
Kecepatan Transmisi Mencapai 1200 Bit Persekon. Untuk Transmisi Data Sistem
Yang Umum Dipakai Fsk
C. Pm = Modulasi Phase
Modulasi Ini Menggunakan Perbedaan Sudut Phase Sinyal Analog Untuk
Membedakan Kedua Keadaan Sinyal Digital, Dimana Frequency Dan Amplitudo
Tetap, Phase Yang Berubah. Cara Ini Paling Baik, Tapi Paling Sukar, Biasanya
Dipergunakan Untuk Pengiriman Data Dalam Jumlah Besar Yang Banyak Dan
Kecepatan Yang Tinggi. Bentuk Pm Yang Paling Sederhana Adalah Pergeseran Sudut
Phassa 180 Derajat Setiap Penyaluran Bit “0” Dan Tidak Ada Pergeseran Sudut Bila
Bit “1” Disalurkan.
5.4 Modem (Modulasi Dan Demodulasi)
Dalam Komunikasi Data Diperlukan Alat Untuk Mengubah Sinyal Digital Dengan
Proses Modulasi Dan Menerima Data Yang Dikirimkan Pada Komputer Untuk
Diolah. Alat Ini Disebut Dengan Modulator-Demodulator (Modem).
Modem Menerima Pulsa Biner Dari Komputer, Terminal Atau Alat Lain Dan
Mengubahnya Menjadi Sinyal Analog Yang Dapat Disalurkan Melalui Saluran
Komunikasi.
Modulasi Yang Paling Sederhana Yang Sering Digunakan Adalah Fsk (Frequency
Shift Keying) Yang Tergolong Dalam Fm. Tehnik Lainnya Adalah Psk (Phasa Shift
Keying) Yang Tergolong Dalam Fm Dan Qam (Quadrature Amolitude Modulation)
Yang Merupakan Kombinasi Dari Phasa Modulation Dan Amplitude Modulation.
Saluran Komunikasi Diukur Dengan Kecepatan Data Yang Disalurkan Melaluinya.
Untuk Kecepatan 9600 Bps Keatas Digunakan Cara Khusus. Karena Komunikasi
Data Sistem Komputer Pada Umumnya Mempergunakan Jaringan Telepon Maka
Sering Kali Modem Dilengkapi Dengan Fasilitas Seperti Auto Dial (Sistem Komputer
Dapat Langsung Memutar Nomor Telepon Tujuannya Dan Modem Akan Langsung
Bekerja Bila Hubungan Telepon Diperoleh) Dan Auto Answer (Modem Dapat
Menghubungkan Diri Dengan Sistem Komputer Tanpa Pertolongan Operator Bila
Ada Panggilan). Modem Yang Dioperasikan Pada Saluran Telepon Disebut Voice
Band Atau Voice Grade Modem.
34
Pertimbangan Tehnik Dalam Pemilihan Modem :
· Kecepatan Transmisi (Transmision Rate).
Sekurang-Kurangnya Harus Dapat Melayani Volume Data Yang Biasa Dikirimkan.
· Turn-Around Time.
Waktu Yang Diperlukan Oleh Modem Untuk Merubah Fungsinya Dari Pengirim
Menjadi Penerima Atau Sebaliknya Berkisar Antara 20msec - 200 Msec.
· Error Susceptibility (Daya Tahan Terhadap Error).
Modulasi Pm Lebih Baik Daripada Fm Untuk Kecepatan Diatas 4800 Bps. Saluran
Komunikasi Harus Dibuat Sedemikian Rupa Sehingga Error Rate Dapat Kecil, Proses
Ini Disebut Line Conditioning.
· Realibility
· Cost (Biaya) Harus Sebanding Dengan Kecepatannya.
· Maintainability (Perawatannya).
Accoustic Coupler
Adalah Modem Yang Dipergunakan Melalui Alat Telepon. Modem Ini Mengubah
Sinyal Biner Menjadi Sinyal Akustik Yang Kemudian Diberikan Ke Mikrofon Dari
Pesawat Telepon. Pada Penerima Sinyal Akustik Yang Diberikan Oleh Loudspeaker
Dari Pesawat Telepon Diubah Oleh Mikropon Dari Accoustic Coupler Menjadi Sinyal
Digital Kembali. Modem Ini Kehandalannya Rendah Dan Sekarang Sudah Tidak
Banyak Digunakan.
Bab 6
Antarmuka Komunikasi Data
6.1 Transmisi Syhchronous Dan Asyhchronous
Transmisi Suatu Aliran Bit Dari Satu Perangkat Ke Perangkat Yang Lain
Sepanjang Jalur Transmisi Melibatkan Kerja Sama Dan Kesesuaian Antara Kedua
35
Perangkat. Salah Satu Persyaratan Terpenting Untuk Itu Adalah Sinkronisasi.
Receiver Harus Mengetahui Berapa Rate Pada Posisi Di Mana Bit Tersebut Yang
Diterima Sehingga Dapat Memeriksa Jalur Pada Interval Reguler Untuk
Menentukan Nilai Setiap Bit Yang Diterima. Ada Dua Teknik Yang Paling Umum
Digunakan Untuk Tujuan Ini. Pada Transmisi Asynchronous, Masing-Masing
Karakter Data Diperlakukan Secara Terpisah. Setiap Karakter Dimulai Dengan Bit
Awal Yang Akan Memberi Tanda Pada Receiver Bila Sebuah Karakter Telah
Tiba. Receiver Memeriksa Setiap Bit Dalam Karakter Dan Kemudian Mencari
Permulaan Karakter Berikutnya. Teknik Ini Tidak Berhasil Baik Untuk Blok Data
Yang Panjang Karena Detak Pada Receiver Kemungkinan Tidak Sinkron Dengan
Detak Pada Transmitter. Bagaimanapun Juga, Mengirim Data Dalam Blok Besar
Tentunya Lebih Efisien Daripada Mengirim Data Per Karakter Pada Satuan
Waktu Tertentu. Untuk Blok Yang Besar, Digunakan Transmisi Synchronous.
Masing-Masing Blok Data Dibentuk Dalam Bentuk Frame Yang Mencakup
Tanda Permulaan Dan Tanda Terakhir. Beberapa Bentuk Sinkronisasi, Misalnya
Penggunaan Pengkodean Manchester Juga Dimanfaatkan Dalam Hal Ini.
Untuk Sebuah Perangkat Yang Dipergunakan Untuk Transmisi Melalui Suatu
Media, Harus Dipasang Pada Suatu Alat Yang Disebut Interface. Interface Tidak
Hanya Menentukan Karakteristik-Karakteristik Sinyal Namun Juga Menentukan
Untuk Dua Perangkat Yang Dihubungkan Melalui Sebuah Media Transmisi Untuk
Memindah Data, Diperlukan Suatu Kerjasama Tingkat Tinggi. Biasanya, Data
Ditransmisikan Satu Bit Sekaligus Di Sepanjang Media. Waktu (Rate, Durasi, Jarak)
Bit-Bit Ini Harus Sama Untuk Transmitter Dan Receiver. Ada Dua Teknik Yang
Biasa Digunakan Untuk Mengontrol Waktu, Yakni Asynchronous Dan SynchronousDibahas Secara Terperinci Di Bagian 6.1. Berikutnya, Bab Ini Menyajikan Gambaran
Berbagai Jenis Konfigurasi Saluran Yang Biasa Dipergunakan. Terakhir, Kita
Mengamati Interface Fisik Antara Perangkat Pentransmisi Data Dan Jalur Transmisi.
Biasanya, Perangkat Data Digital Tidak Dipasang Dan Sinyal Juga Tidak Melintasi
Media Secara Langsung. Karenanya, Proses Ini Dihubungkan Melalui Suatu Interface
Standar Yang Mampu, Menyediakan Kemampuan Mengontrol Interaksi Antara
Perangkat Pentransmisi/Penerima Dan Jalur Transmisi.
Transmisi Synchronous Dan Asynchronus
Di Unit Ini, Kita Menekankan Perhatian Kita Pada Transmisi Data Seri; Yakni Di
Mana, Data Yang Ditransfer Lebih Dari Satu Sinyal Dibandingkan Dengan Sinyal
Pada Saluran Paralel, Sebagaimana Yang Biasa Dilakukan Dengan Perangkat 1/O
Dan Jalur Sinyal Komputer Internal. Dengan Transmisi Seri, Elemen-Elemen
Pensinyalan Dikirim Sepanjang Jalur Sekaligus. Setiap Elemen-Elemen Pensinyalan
Bisa Berarti:
Kurang Dari Satu Bit: Dalam Hal Ini, Contohnya, Dengan Pengkodean
Manchester.
Satu Bit: Contohnya, Nrz-L Digital Dan Fsk Analog.
Lebih Dari Satu Bit: Contohnya, Qpsk.
36
Untuk Menyederhanakan Pembahasan Selanjutnya, Kita Mengasumsikan Satu Bit Per
Elemen Pensinyalan Kecuali Bila Yang Sebaliknya Yang Dinyatakan. Pembahasan
Ini Tidak Secara Langsung Dipengaruhi Oleh Simplifikasi Ini.
6.1.1 Transmisi Asynchronous
Ada Dua Pendekatan Yang Paling Umum Untuk Mencapai Sinkronisasi Yang
Diharapkan. Pertama Disebut Transmisi Asynchronous. Strategi Dalam Skema Ini
Adalah Menghindari Problem Yang Berkaitan Dengan Waktu Dengan Cara Tidak
Mengirimkan Deretan Bit Yang Panjang Dan Tidak Putus-Putus. Jadi, Data
Ditransmisikan Satu Karakter Sekaligus, Dimana Setiap Karakter Panjangnya Lima
Sampai Delapan Bit.') Waktu Atau Sinkronisasi Harus Dipertahankan Hanya Didalam
Setiap Karakter; Receiver Memiliki Peluang Melakukan Sinkronisasi Pada Permulaan
Setiap Karakter Baru.
6.1.2 Transmisi Synchronous
Dengan Transmisi Synchronous, Suatu Blok Bit Ditransmisikan Dalam Suatu Deretan
Yang Cukup Mantap Tanpa Kode Start Dan Stop. Panjang Blok Tersebut Bisa Terdiri
Dari Bit-Bit Yang Begitu Banyak. Untuk Mencegah Ketidaksesuaian Waktu Di
Antara Transmitter Dan Receiver, Detak-Nya Dengan Cara Apapun Harus Dibuat
Sinkron. Salah Satu Kemungkinannya Adalah Dengan Menyediakan Sebuah Jalur
Detak Terpisah Diantara Transmitter Dan Receiver. Salah Satu Sisi (Transmitter
Maupun Receiver) Mengatur Jalur Secara Teratur Dengan Satu Pulsa Pendek Per Bit
Waktu. Sisi Yang Lain Mengunakan Pulsa Reguler Ini Sebagai Detak. Teknik Ini
Akan Bekerja Dengan Baik Untuk Jarak Pendek, Namun Untuk Jarak Yang Lumayan
Panjang Pulsa Detak Akan Menjadi Sasaran Gangguan-Gangguan Yang Sama Seperti
Yang Terjadi Pada Sinyal Data, Ditambah Lagi Dengan Adanya Kesalahan Dalam
Hal Waktu. Alternatif Lain, Dengan Menyimpan Informasi Pewaktuan Pada Sinyal
Data. Untuk Sinyal-Sinyal Digital, Hal Ini Bisa Diperoleh Dengan Pengkodean
Manchester Atau Manchester Diferensial. Sedangkan Untuk Sinyal-Sinyal Analog,
Terdapat Sejumlah Teknik Yang Dapat Dipergunakan; Misalnya, Frekuensi
Pembawa Itu Sendiri Juga Dapat Dipergunakan Untuk Mensinkronkan Receiver
Didasarkan Atas Fase Fekuensi Pembawa.
Dengan Transmisi Synchronous, Terdapat Level Sinkronisasi Lain Yang Diperlukan,
Yang Memungkinkan Bagi Receiver Menentukan Awal Dan Akhir Suatu Blok Data.
Untuk Mencapai Hal Ini, Setiap Blok Diawali Dengan Pola Bit Preamble Dan
Biasanya Diakhiri Dengan Pola Bit Postamble. Selain Itu, Bit-Bit Yang Lain
Ditambahkan Ke Blok Data Yang Membawa Informasi Kontrol Yang Dipergunakan
Dalam Prosedur Kontrol Data Link Sebagaimana Yang Didiskusikan Di Akan
Datang. Data Plus Preamble, Postamble, Dan Informasi Kontrol Disebut Frame.
Bentuk Frame Yang Tepat Tergantung Pada Prosedur Kontrol Data Link Apa Yang
Berlaku.
37
Gambar 6.2 Menunjukkan, Menurut Istilah Umum, Bentuk Frame Khusus Untuk
Transmisi Synchronous. Biasanya, Frame Diawali Dengan Suatu Preamble Yang
Disebut Flag, Yang Panjangnya Delapan Bit. Flag Yang Sama Dipergunakan Sebagai
Postamble. Receiver Mencari Pola Flag Untuk Menandai Permulaan Frame. Ini
Diikuti Dengan Beberapa Bit-Bit Kontrol, Kemudian Bit-Bit Data (Panjangnya
Variabel Untuk Sebagian Besar Protokol), Bit-Bit Kontrol Lagi, Dan Terakhir Flag
Diulang Lagi.
Untuk Blok Data Yang Cukup Besar, Transmisi Synchronous Jauh Lebih Efisien
Dibanding Transmisi Asynchronous. Transmisi Asynchronous Memerlukan
Tambahan 20 Persen Atau Bahkan Lebih Informasi Kontrol, Preamble, Dan
Postamble Dalam Transmisi Synchronous Biasanya Kurang Dari 100 Bit. Sebagai
Contoh, Salah Satu Dari Skema Yang Paling Umum, Hdlc (Digambarkan Di Bab 7),
Memuat 48 Bit Kontrol, Preamble, Dan Postamble. Sehingga, Untuk 1000 Karakter
Blok Data, Masing-Masing Frame Berisikan 48 Bit Tambahan Dan 1000 X 8 = 8.000
Bit Data, Sedangkan Persentase Kelebihannya Hanya 48/8048 X 100% = 0,6%.
6.2 Konfigurasi Saluran
Dua Karakteristik Yang Membedakan Berbagai Konfigurasi Penghubung Data
Adalah Topologi Dan Apakah Penghubung Tersebut Half Duplex Atau Full Duplex.
Topologi
Topologi Penghubung Data Menunjuk Pada Susunan Station Secara Fisik Pada Suatu
Media Transmisi. Bila Hanya Terdapat Dua Station (Misalnya, Sebuah Terminal Dan
Satu Komputer Atau Dua Komputer) Penghubungnya Adalah Dari Ujung-Ke-Ujung.
Bila Terdapat Lebih Dari Dua Station, Maka Berupa Topologi Multipoin. Biasanya,
Penghubung Multipoin Dipergunakan Bila Station Yang Ada Adalah Sebuah
Komputer Dan Seperangkat Terminal (Station Kedua). Saat Ini, Topologi Multipoin
Banyak Ditemukan Di Lingkup Local Area Network.
Biasanya, Topologi Multipoin Dimungkinkan Bila Terminal Hanya Melakukan
Transmisi Dalam Waktu Yang Singkat. Gambar 6.3 Menunjukkan Penjelasan
Kelebihan Konfigurasi Multipoin Ini. Bila Setiap Terminal Memiliki Penghubung
Dari Ujung-Ke-Ujung Ke Komputernya, Maka Komputer Tersebut Harus Memiliki
Port I/O Khusus Untuk Masing-Masing Terminal. Juga Terdapat Penghubung
Transmisi Yang Terpisah Dari Komputer Ke Setiap Terminal. Dalam Konfigurasi
Multipoin, Komputer Hanya Memerlukan Port I/O Tunggal Dan Penghubung
Transmisi Tunggal Yang Bisa Menghemat Biaya.
Full Duplex Dan Half Duplex
Perpindahan Data Melalui Jalur Transmisi Bisa Diklasifikasikan Sebagai Full Duplex
Atau Half Duplex. Dengan Transmisi Half Duplex, Hanya Salah Satu Dari Kedua
Stationt Pada Hubungan Ujung-Ke-Ujung Yang Bisa Melakukan Transmisi Saat Itu
Juga. Model Ini Juga Menunjuk Pada Two-Way Alternate, Dimana Dua Station Harus
Bergantian Melakukan Transmisi. Hal Ini Bisa Diibaratkan Dengan Satu-Jalur, Dua38
Jembatan. Bentuk Transmisi Semacam Ini Bering Dipergunakan Untuk Interaksi
Terminal-Ke-Komputer. Sementara User Memasuki Dan Mentransmisikan Data,
Komputer Host Berhenti Mengirim Data Ke Terminal, Karena Bisa Muncul Di Layar
Terminal Dan Menyebabkan Kebingungan.
Sedangkan Untuk Transmisi Full-Duplex, Dua Stationt Secara Simultan Mengirim
Dan Menerima Satu Sama Lain. Sehingga Model Ini Disebut Juga Two-Way
Simultaneous Dan Bisa Diibaratkan Sebagai Dua-Jalur, Dua-Jembatan. Untuk
Perpindahan Data Dari Komputer-Kekomputer, Bentuk Transmisi Ini Lebih Efisien
Dibanding Transmisi Half-Duplex.
Dengan Pensinyalan Digital, Yang Memerlukan Transmisi Guided, Operasi FullDuplex Memerlukan Dua Path Transmisi Yang Terpisah (Misalnya, Twisted Pair),
Sedangkan Operasi Half-Duplex Hanya Memerlukan Satu Jalur Saja. Untuk
Pensinyalan Analog, Hal Ini Tergantung
Dari Frekuensinya; Bila Station Mentransmisi Dan Menerima Data Pada Frekuensi
Yang Sama, Maka Harus Beroperasi Dengan Model Half Duplex Untuk Transmisi
Wireless, Meskipun Bisa Juga Beroperasi Dengan Model Full Duplex Untuk Guided
Transmission Menggunakan Dua Jalur Transmisi Yang Terpisah. Bila Station Hanya
Mentransmisi Data Pada Satu Frekuensi Dan Menerima Data Pada Frekuensi Yang
Lain, Bisa Beroperasi Dengan Model Full-Duplex Untuk Transmisi Wireless Dan
Menggunakan Model Full-Duplex Dengan Satu Jalur Tunggal Untuk Guided
Transmission.
Kenyataannya Memang Mungkin Mentransmisikan Ke Kedua Arah Secara Simultan
Pada Satu Jalur Tunggal Menggunakan Suatu Teknik Yang Disebut Echo
Cancellation. Teknik Pengolahan Sinyal Ini Penjelasannya Jauh Melampaui Yang
Dibahas Di Buku Ini.
6.3 Antarmuka / Penginterfacean
Sebagian Besar Perangkat Pengolahan Data Memiliki Kemampuan Transmisi Data
Yang Terbatas. Biasanya, Mereka Menghasilkan Sinyal Digital Sederhana, Seperti
Nrz-L Dan Lintasan Jarak Yang Terbatas. Akibatnya, Jarang Sekali Untuk Perangkat
Semacam Itu (Terminal, Komputer) Dihubungkan Secara Langsung Dengan Fasilitas
Transmisi Atau Jaringan. Gambaran Yang Lebih Umum Ditunjukkan Pada Gambar
6.4. Perangkat-Perangkat Yang Kita Bahas Ini, Termasuk Terminal Dan Komputer,
Umumnya Disebut Sebagai Data Terminal Equipment (Dte). Dte Memungkinkan
Penggunaan Sistem Transmisi Melalui Penghubung Data Circuit-Terminating
Equipment (Dce). Contoh Untuk Itu Adalah Modem.
Pada Satu Sisi, Dce Bertanggung-Jawab Mentransmisi Dan Menerima Bit-Bit, Satu
Sekaligus Dalam Satu Waktu, Melalui Sebuah Media Transmisi Atau Jaringan. Di
Sisi Yang Lain, Dce Harus Berinteraksi Dengan Dte. Umumnya, Hal Ini
Membutuhkan Pertukaran Informasi Kontrol Dan Data. Ini Dilakukan Melalui
Seperangkat Kabel Yang Disebut Rangkaian Pertukaran. Untuk Skema Ini,
39
Diperlukan Tingkat Kerjasama Yang Tinggi. Kedua Dce Yang Memindahkan Sinyal
Melalui Jaringan Atau Jalur Transmisi Harus Saling Mengerti Satu Sama Lain.
Maksudnya, Receiver Pada Masing-Masing Dce Harus Menggunakan Skema
Pengkodean Yang Sama (Misalnya, Manchester, Psk) Serta Rate Data Seperti Halnya
Dengan Transmitter. Selain Itu, Setiap Pasangan Dte-Dce Harus Dirancang
Sedemikian Rupa Agar Bisa Berinteraksi Dengan Baik. Untuk Mengurangi Beban
Peralatan Pengolahan Data Pada User Atau Pembuatnya, Dikembangkan StandarStandar Yang Menentukan Sifat Interface Antara Dte Dan Dce. Interface Semacam
Itu Memiliki Empat Karakteristik Penting Yakni:
Mekanik
Elektrik
Fungsional
Prosedural
Karakteristik Mekanik Menyangkut Hubungan Fisik Yang Terjadi Antara Dte Dan
Dce. Biasanya, Rangkaian Pertukaran Sinyal Dan Kontrol Dibundel Di Dalam Sebuah
Kabel Dengan Suatu Konektor Terminator, Male Atau Female, Pada Setiap
Ujungnya. Dte Dan Dce Harus Menggunakan Konektor Dengan Jenis Yang Berlainan
Pada Salah Satu Ujung Kabel, Karena Mempengaruhi Koneksinya Secara Fisik.
Situasinya Sama Dengan Daya Listrik Untuk Perumahan-Perumahan. Daya Diperoleh
Melalui Stop Kontak, Dan Perangkat Yang Dihubungkan Harus Memiliki Konektor
Male Yang Tepat
Bab 7
Data Link Kontrol
Agar Komunikasi Data Digital Berlangsung Efektif, Banyak Hal Yang Akan
Diperlukan
Untuk Mengontrol Dan Mengatur Pertukaran Data. Agar Sistem Pengontrolan Yang
Diperlukan Dapat Tercapai Diperlukan Layer Yang Secara Logika Ditambahkan
Diatas
Physical-Interface, Logika Yang Ditambahkan Tersebut Dinamakan Sebagai DataLinkcontrol Atau Data-Link-Control-Protocol. Untuk Melihat Kegunaan Data-LinkControl, Maka Ditampilkan Beberapa Hal Yang Berkaitan Dengan Komunikasi Data
Agar Berjalan Efektif Diantara Dua Station (Transmiter-Receiver) Yang Terhubung,
Yang Meliputi :
· Frame-Synchronization
40
Data Dikirimkan Dalam Bentuk Blok Yang Disebut Frame, Awal Dan Akhir
Masingmasing
Frame Harus Dapat Dikenali.
· Flow-Control
Station Pengirim Tidak Akan Mengirim Frame Pada Kecepatan Yang Tinggi Jika
Station
Penerima Tidak Dapat Menangkapnya.
· Error-Control
Beberapa Bit Error Yang Dikenali Dalam Sistem Transmisi Harus Dapat
Diperbaiki/Betulkan.
· Addressing
Pada Lintasan Yang Bertitik Banyak, Seperti Misalnya Pada Local-Area-Network,
Maka
Identitas Dari Kedua Station Yang Terlibat Didalam Transmisi Harus Spesifik
· _Control Dan Data Pada Link Yang Sama
Tidak Diperlukan Sekali Untuk Memiliki Jalur Komunikasi Yang Terpisah Secara
Fisik
Untuk Informasi Pengontrol, Tetapi Penerima (Receiver) Harus Dapat Membedakan
Informasi Pengontrol Dari Data Yang Sedang Dikirimkan.
· Link-Management
Untuk Memulai, Merawat Dan Memutus Lintasan Komunikasi Yang Menopang
Pertukaran Data Membutuhkan Sejumlah Koordinasi Dan Kerjasama Beberapa
Station, Sehingga Diburuhkan Suatu Prosedur Untuk Mengatur Pertukaran Data Ini.
7.1. Transmisi Sinkron
Untuk Transmisi Data Dengan Blok Data Yang Besar Dan Kecepatan Transfer Yang
Tinggi, Maka Dapat Digunakan Transmisi Sinkron Sebagai Alternatif. Dengan
Transmisi Sinkron Blok (Frame) Dari Data Secara Lengkap Dikirimkan Seperti
Deretan Bit Yang Berdekatan Tanpa Adanya Delay Diantara Elemen Karakter, Tidak
Seperti Transmisi Asinkron Yang Ditandai Dengan Start-Bit Dan Stop-Bit Tiap
Elemen Karakter 7 Bit.
· Deretan Bit Yang Dikirimkan Memiliki Pengkodean Yang Sama Antara Transmitter
Dan Receiver Sehingga Receiver Dapat Memperoleh Data Secara Sinkron.
· Semua Frame Yang Kan Dikirim Terlebih Dahulu Diawali Oleh Reserved-Bytes
Untuk Memastikan Receiver Siap Untuk Menterjemahkan Deretan Bit Agar
Didapatkan
Data Yang Benar.
· Isi Dari Masing-Masing Frame Terbungkus Oleh Sepasang Reserved-Bytes Sebagai
Sinkronisasi Frame.
7.2. Flow Control
Flow-Control Adalah Suatu Teknik Untuk Menjamin Bahwa Entitas Pengirim Tidak
Akan Membanjiri Data Kepada Entitas Penerima. Entitas Penerima Secara Khusus
Mengalokasikan Buffer Dengan Beberapa Kali Panjangnya Tansfer. Ketika Data
41
Diterima Receiver Harus Mengerjakan Sejumlah Proses Tertentu Sebelum
Mengalirkan Data Ke Software Dengan Level Yang Lebih Tinggi. Dengan Tidak
Adanya Flow-Control Maka Buffer Pada Penerima Dapat Terisi Penuh Dan Melebihi
Kapasitas, Bersamaan Pada Saat Penerima Masih Memproses Data Sebelumnya.
Sebagai Permulaannya Maka Kita Menguji Mekanisme Flow-Control Dengan Tidak
Adanya Error, Seperti Ditunjukkan
Diasumsikan Bahwa Semua Frame Yang Dikirimkan Berhasil Diterima Dengan
Sukses,
Tidak Ada Frame Yang Hilang Dan Tidak Ada Frame Yang Datang Mengalami
Error.
Selanjutnya Frame-Frame Tersebut Tiba Bersamaan Dengan Dikirimkannya Frame,
Bagaimanapun Juga Masing-Masing Frame Yang Dikirimkan Sebelum Diterima
Akan
Mendapat Delay Pasa Saluran Yang Besarnya Berubah-Ubah.
_Stop-And-Wait Flow-Control
Bentuk Sederhana Dari Flow-Control Adalah Stop-And-Wait Flow-Control Yang
Bekerja
Sebagai Berikut. Entitas Sumber Mengirimkan Frame, Setelah Diterima Entitas
Tujuan
Memberi Tanda Untuk Menerima Frafe Berikutnya Dengan Mengirimkan Balasan
Sesuai Frame Yang Telah Diterima. Entitas Sumber Harus Menunggu Sampai Ia
Menerima Balasan Dari Entitas Tujuan Sebelum Mengirimkan Frame Berikutnya.
Selanjutnya Entitas Sumber Dapat Menghentikan Aliran Data Dengan Menahan
Jawaban. Prosedur Ini Dapat Bekerja Dengan Baik Tentunya Bila Data Dikirimkan
Dalam Jumlah Frame Yang Besar, Dalam Hal Ini Entitas Sumber Akan Membagi
Blok Data Yang Banyak Menjadi Blok Data Yang Lebih Kecil Yang Kemudian
Dikirimkan Dalam Beberapa Frame. Stop-And-Wait Digunakan Untuk Transmisi
Dengan Keperluan Tertentu, Yang Memiliki Beberapa Ciri-Ciri :
· Ukuran Buffer Pada Receiver Terbatas.
· Transmisi Dapat Lebih Banyak, Sebab Bila Dikirimkan Secara Langsung Sebanyak
Frame Dari Data Yang Ada, Maka Akan Mudah Menimbulkan Error, Sehingga
Dengan Frame Yang Lebih Kecil Maka Error Dapat Dideteksi Lebih Awal Dari
Sejumlah Frame Data Yang Dikirimkan.
· Pada Pemakaian Bersama Sebuah Media Atransmisi (Misalkan Lan), Umumnya
Tidak Diijinkan Untuk Menempati Media Transmisi Dalam Waktu Yang Lama Yang
Menyebabkan Delay Pada Station Lain Yang Akan Melakukan Transmisi.
Sliding-Window Flow Control
Masalah Utama Yang Selama Ini Adalah Bahwa Hanya Satu Frame Yang Dapat
Dikirimkan Pada Saat Yang Sama. Dalam Keadaan Antrian Bit Yang Akan
Dikirimkan Lebih Besar Dari Panjang Frame (A>1) Maka Diperlukan Suatu Efisiensi.
Untuk Memperbesar Efisiensi Yang Dapat Dilakukan Dengan Memperbolehkan
Transmisi Lebih Dari Satu Frame Pada Saat Yang Sama. Bila Suatu Station A Dan B
Dihubungkan Dengan Jalur Full-Duplex, Station B Mengalokasikan Buffers Dengan
42
Selebar N Frame, Yang Berarti Stasiun B Dapat Menerima N Frame, Dan Station A
Diperbolehkan Untuk Mengirim Frame Sebanyak N Tanpa Menunggu Adanya
Jawaban. Untuk Menjaga Jejak Dimana Frame Yang Dikirimkan Sedang Dijawab
Maka Masing-Masing Jawaban Diberi Label Dengan Nomor Yang Urut. Station B
Menjawab Frame Dengan Mengirimkan Jawaban Yang Dilengkapi Nomor Urut Dari
Frame Berikutnya Yang Diinginkan. Jawaban Ini Juga Memiliki Maksud Untuk
Memberitahukan Bahwa Station B Siap Untuk Menerima N Frame Berikutnya,
Dimulai Dengan Nomer Urut Yang Telah Tercantum. Skema Ini Juga Dapat
Dipergunakan Untuk Menjawab Lebih Dari Satu Frame. Misalnya Station B Dapat
Menerima Frame 2, 3 Dan 4, Tetapi Menahan Jawaban Sampai Samapai Frame Ke 4
Tiba, Dengan Kembali Jawaban Dengan Nomer Urut 5, Station B Menjawab Frame 2,
3, Dan 4 Pada Satu Saat. Station A Memeliharan Daftar Nomer Urutan Yang Boleh
Dikirim, Sedangkan Station B Memelihara Daftar Nomer Urutan Yang Siap Akan
Diterima. Masing-Masing Daftar Tersebut Dapat Dianggap Sebagai Window Dari
Frame, Sehingga Prinsip Kerjanya Disebut Dengan Pengontrol Aliran SlidingWindow. Diperlukan Untuk Dibuat Komentar Tambahan Untuk Masing-Masing,
Karena Nomer Urut Yang Dipakai Menempati Daerah Didalam Frame, Komentar
Tambahan Ini Dibatasai Oleh Terbatasnya Tempat Yang Tersedia. Misalnya Untuk
Daerah Dengan Panjang 3 Bit, Maka Nomer Urut Jangkauannya Antara 0 S/D 7 Saja,
Sehingga Frame Diberi Nomer Dengan Modulo 7, Jadi Sesudah Nomer Urut 7
Berikutnya Adalah Nomer 0. Pada Umumnya Untuk Daerah Dengan Apnjang K-Bit,
Untuk Memberikan Dukungan Agar Efiisien Seperti Yang Diinginkan, Dipersiapkan
Piggybacking (Celengan), Masing-Masing Frame Data Dilengkapi Dengan Daerah
Yang
Menangkap Urutan Nomer Dari Frame, Ditambah Daerah Yang Menangkap Urutan
Nomer Yang Dipakai Sebagai Jawaban. Selanjutnya Bila Suatu Station Memiliki Data
Yang Akan Dikirim Dan Jawaban Yang Akan Dikirimkan, Maka Dikirimkan
Bersama-Sama Dalam Satu Frame, Cara Yang Demikian Dapat Meningkatkan
Kapasitas Komunikasi. Jika Suatu Station Memiliki Jawaban Tetapi Tidak Memiliki
Data Yang Akan Dikirim, Maka Station Tersebut Mengirimkan Frame Jawaban Yang
Terpisah. Jika Suatu Station Memiliki Data Yang Akandikirimkan Tetapi Tidak
Memiliki Jawaban Baru Yang Akan Dikirim Maka Station Tersebut Mengulangi
Dengan Mengirimkan Jawaban Terakhir Yang Dikirim, Hal Ini Disebabkan Frame
Data Dilengkapi Daerah Untuk Nomer Jawaban, Dengan Suatu Nilai (Angka) Yang
Harus Diletakkan Kedalam Daerah Tersebut. Jika Suatu Station Menerima Jawaban
Yang Sama (Duplikat) Maka Tinggal Mengabaikan Jawaban Tersebut. SlidingWindow Dikatakan Lebih Efisien Karena Jalur Komunikasi Disiapkan Seperti Pipa
Saluran Yang Setiap Saat Dapat Diisi Beberapa Frame Yang Sedang Berjalan, Tetapi
Pada Stop-And-Wait Hanya Satu Frame Saja Yang Boleh Mengalir Dalam Pipa
Saluran Tersebut. Protokol Synchronous-Data-Link-Control (Sdlc) Pertama Kali Di
Publikasikan Pada
Sdlc Dilengkapi Dengan Sinyal Yang Ditetapkan Sebagai Pemberitahu Receiver
Untuk
Membatalkan Frame Yang Sedang Diproses, Dengan Cata Tansmitter Mengirimkan 7
43
Urutan Bit 1 Kepada Receiver Yang Diartikan Sebagai Karakter Pembatal, Proses
Penerimaan Data Akan Terhenti Sampai Menunggu Tanda Berikutnya, Dan Frame
Data
Yang Sedang Diproses Dikosongkan.
7.3. Protokol Hdlc
Salah Satu Protokol Untuk Data-Link-Control Yang Paling Penting Adalah
Highlevel- Datalink-Control (Hdlc) Berdasarkan Iso33009 Dan Iso4335, Yang
Diadopsi Dari Standart Ccitt Untuk Jaringan Packet-Switching X.25.
Pada Awal Dan Akhir Frame Pada Hdlc Juga Ditandai Dengan Menggunakan Urutan
Bit 0111117 Seperti Pada Sdlc, Sedangkan Perbedaan Antara Sdlc Dan Hdlc Adalah:
· Hdlc Menggunakan Deretan Bit Untuk Alamat Dan Controk Sebanyak 7 Bit
· Karakter Pembatal Pada Hdlc Menggunakan 7 Bit 1 (Sdlc 7 Bit)
· _Byte Terakhir Pada Field Alamat Dan Pengontrol Yang Memiliki Lsb 1 Yang
Menandakan Akhir Field.
Flag-Field
Dipakai Untuk Pembatas Frame Pada Kedua Ujung Frame Dengan Deretan Biner
0111117, Flag Tunggal Dapat Digunakan Untuk Menutup Flag Satu Frame Dan
Membuka Flag Untuk Frame Berikutnya. Interface Pada Sisi Receiver Terus Menerus
Mencari Urutan Flag Untuk Mensinkronkan Awal Frame. Sambil Menerima Frame
Receiver Akan Terus Mencari Urutan Bit-Flag Untuk Menentukan Akhir Frame.
Bab 8
Multiplexing
Kelebihan sinyal digital dibandingkan analog




Mampu mengirimkan informasi dengan kecepatan cahaya yang dapat
membuat informasi dapat dikirim dengan kecepatan tinggi.
Penggunaan yang berulang – ulang terhadap informasi tidak mempengaruhi
kualitas dan kuantitas informasi itu sendiri.
Informasi dengan mudah dapat diproses dan dimodifikasi ke dalam berbagai
bentuk.
Dapat memproses informasi dengan jumlah yang sangat besar dan
mengirimnya secara interaktif.
44
apa perbedaan antara data digital dengan data analog?
Jawab : kalau data digital merupakan data yang memiliki deretan datadan memiliki
ciri-ciri tersendiri contohnya: teks,sedangkan data analog merupakan data yang
berbentuk gelombang dan memiliki ciri-ciri tersendiri pula.contoh: suara.
Alasan : karna kalau data digital berupa teks dan data analog berbentuk gelombang.
Dua Stasiun Komunikasi Tidak Akan Memakai Kapasitas Penuh Dari Suatu Data
Link Untuk Efisiensi, Karena Itu Sebaiknya Kapasitasnya Dibagi. Pembagian Ini
Diistilahkan Sebaga Multiplexing.
Contoh Sederhananya Yaitu Multidrop Line, Dimana Sejumlah Perangkat Secondary
(Misal : Terminal) Dan Sebuah Primary (Misal : Komputer Host) Saling Berbagi Pada
Jalur/Line Yang Sama.
Keuntungannya :
· Komputer Host Hanya Butuh Satu Port I/O Untuk Banyak Terminal
· Hanya Satu Line Transmisi Yang Dibutuhkan.
Pada Chapter Ini Dibahas 3 Teknik Multiplexing :
· Frequency-Division Multiplexing (Fdm), Paling Umum Dipakai Untuk Radion Atau
Tv
·Time-Division Multiplexing (Tdm) Atau Synchronous Tdm, Dipakai Untuk
Ultiplexing
Digital Voice.
· Peningkatan Efisiensi Synchronous Tdm Dengan Variasi Sebagai Berikut :
O Statistical Tdm
O Asynchronous Tdm
O Intelligent Tdm
Multiplexer Mengkombinasikan (Me-Multiplex) Data Dari N Input Dan Mentransmisi
Melalui Kapasitas Data Link Yang Tinggi.
Demultiplexer Menerima Aliran Data Yang Di-Multiplex (Pemisahan (Demultiplex)
Dari Data Tersebut Tergantung Pada Channel) Dan Mengirimnya Ke Line Output
Yang Diminta.
Gambar 8.1 Multiplexing
45
8.1 Frequency Division Multiplexing
Karakteristik
· Digunakan Ketika Bandwidth Dari Medium Melebihi Bandwidth Sinyal Yang
Diperlukan
Untuk Transmisi.
· Tiap Sinyal Dimodulasikan Kedalam Frekuensi Carrier Yang Berbeda Dan
Frekuensi Carrier Tersebut Terpisah Dimana Bandwidth Dari Sinyal-Sinyal Tersebut
Tidak Overlap.
Gambar 8.2 Fdm Dan Tdm
Enam Sumber Sinyal Dimasukkan Ke Dalam Suatu Multiplexer, Yang Memodulasi
Tiap Sinyal Ke Dalam Frekuensi Yang Berbeda (F1,...,F6). Tiap Sinyal Modulasi
Memerlukan Bandwidth Center Tertentu Disekitar Frekuensi
Carriernya, Dinyatakan Sebagai Suatu Channel.
Sinyal Input Baik Analog Maupun Digital Akan Ditransmisikan Melalui Medium
Dengan Sinyal Analog.
Contoh Sederhana Dari Fdm Yaitu Transmisi Full-Duplex Fsk (Frequency Shift
Keying). Contoh Lainnya Yaitu Broadcast Dan Tv Kabel.
Gambar 8.3 Frequency Division Multiplexing
Sinyal Video Hitam Putih Adalah Modulasi Am Pada Sinyal Carrier Fcv . Karena
Baseband Dari Sinyal Video = 4 Mhz Maka Sinyalnya Sekarang Menjadi Fcv - 0,76
Mhz Sampai Dengan Fcv- 4,2 Mhz.
Fcc Sebagai Color Subcarrier Mentransmisi Informasi Warna. Sedangkan Sinyal
Audio Dimodulasi Pada Fca, Diluar Bandwidth Efektif Dari 2 Sinyal Lainnya.
Bandwidth Audio = 60 Khz. Dengan Demikian Sinyal Tv Dapat Di-Multiplex
Dengan Fdm Pada Kabel Catv Dengan Bandwidth = 6 Mhz.
Sejumlah Sinyal Digital Atau Analog [Mi(T), I = 1 , N ] Di-Multiplex Ke Dalam
Medium Transmisi Yang Sama. Tiap Sinyal Mi(T) Dimodulasi Dalam Carrier Fsci ;
Karena Digunakan Multiple Carrier Maka Masing-Masing Dinyatakan Sebagai Sub
Carrier. Modulasi Apapun Dapat Dipakai. Kemudian Sinyal Termodulasi Dijumlah
Untuk Menghasilkan Sinyal Gabungan Mc(T).
8.2 Synchronous Time-Division Multiplexing
Karakteristik
46
· Digunakan Ketika Data Rate Dari Medium Melampui Data Rate Dari Sinyal Digital
Yang Ditransmisi.
· Sinyal Digital Yang Banyak (Atau Sinyal Analog Yang Membawa Data Digital)
Melewati Transmisi Tunggal Dengan Cara Pembagian (=Interlaving) Porsi Yang
Dapat Berupa Level Bit Atau Dalam Blok-Blok Byte Atau Yang Lebih Besar Dari
Tiap Sinyal Pada Suatu Waktu.
Gambar 6.5 System Synchronous Tdm.
Gambar 6.5a, Sejumlah Sinyal Digital (Mi(T), I = 1,N) Di-Multiplex Ke Dalam
Medium Transmisi
Yang Sama. Data Yang Masuk Dari Masing-Masing Sumber Disimpan Dalam Buffer
Yang
Biasanya Berukuran 1 Bit Atau 1 Karakter. Buffer Tersebut Di-Scan Secara
Sequential Untuk Membentuk Komposisi Aliran Data Digital Mc(T) Yang Dapat
Ditransmisi Langsung Atau Melalui Modem, Biasanya Transmisi Synchronous.
Operasi Scan Tersebut Berjalan Cepat Dimana Buffer Terlebih Dulu Dikosongkan
Untuk Dapat Meneriman Data. Dengan Demikian Data Rate Mc(T) Harus Sama
Dengan Jumlah Data Rate Mi(T).
Channel Adalah Serangkaian Slot-Slot Yang Mewakili Satu Sumber, Dari Frame Ke
Frame. Panjang Slot Sama Dengan Panjang Buffer Transmitter Yaitu 1 Bit Atau 1
Karakter. Dalam Hal Ini Dipakai 2 Teknik Interlaving :
· Character-Interlaving :
__Dipakai Dengan Sumber Asynchronous.
__Tiap Time Slot Mengandung 1 Karakter Dari Data.
· Bit-Interlaving :
__Dipakai Dengan Sumber Synchronous Dan Boleh Juga Dengan Sumber
Asynchronous.
__Tiap Time Slot Mengandung Hanya 1 Bit.
Synchronous Tdm :
· Disebut Synchronous Karena Time Slot-Time Slot-Nya Di-Alokasikan Ke SumberSumber Dan Tertentu Dimana Time Slot Untuk Tiap Sumber Ditransmisi. Biar
Bagaimanapun Sumber Mempunyai Data Untuk Dikirim.
· Dapat Mengendalikan Sumber-Sumber Dengan Kecepatan Yang Berbeda-Beda.
Tdm Link Control
Mekanisme Kontrolnya Tidak Diperlukan Protokol Data Link Maka Aliran Data
Yang Ditransmisikan Tidak Mengandung Header Dan Trailer.
47
Ada 2 Kunci Mekanisme Kontrol Data Link : Flow Control Dan Error Control. Tetapi
Flow Control Tidak Diperlukan Bila Multiplexer Dan Demultiplexer Dihubungkan
Sdata
Rate Dari Multiplexer Tetap Dan Keduanya Beroperasi Pada Kecepatan Tersebut.
Bila Dihubungkan Ke Line Output Yang Tidak Dapat Menerima Data, Maka Untuk
Sementara, Channel Akan Membawa Slot-Slot Kosong, Tetapi Frame-Frame
Keseluruhan Akan Mempertahankan Kecepatan Transmisi Yang Sama.
Untuk Error Control, Transmisi Ulang Hanya Dilakukan Pada Satu Channel Dimana
Terjadi Error Jadi Error Control Ada Per-Channel. Agar Flow Control, Error Control
Dapat Dilenkapi Per Basis Channel, Dipakai Protokol Data Link
Yang Satu Mentransmisi Frame-Frame Hdlc Yang Mengandug 3 Octet Data, Yang
Lain Mengandung 4 Octet Data. Kita Memakai Multiplexing Interlaving Karakter.
Maka Octet-Octet Dari Frame-Frame Hdlc Dari 2 Sumber Dicampur Aduk Bersama
Untuk Transmisi Melalui Line Multiplex. Operasi Multiplexing/Demultiplexing
Adalah Transparant Untuk Mencapai Stasiun; Untuk Tiap Pasang Stasiun
Komunikasi, Mempunyai Link Tersendiri. Pada Akhir Kedua Line Perlu Suatu
Kombinasi Multiplexer/Demultiplexer Dengan Line Full Duplex Diantaranya.
Kemudian Tiap Channel Terdiri Dari 2 Set Slot, Satu Menuju Ke Masingmasing
Arah.
Framing
Frame Tdm Tidak Memakai Karakter Sync Atau Flag Untuk Synchronisasi Frame
Tetapi
Added-Digit Framing.
Pada Cara Ini, Satu Kontrol Bilangan Ditambahkan Ke Tiap Frame Tdm. Juga
Memakai Pola Bit Identitas Dari Frame Ke Frame. Synchorinasi Dilakukan Dengan
Cara, Receiver
Membandingkan Bit-Bit Yang Masuk Dari Posisi Satu Frame Untuk Memperoleh
Pola. Jika Polanya Tidak Sama, Posisi Bit Berurutan Di Cari Sampai Pola Didapat.
Sekali Synchronisasi
Frame Tercapai, Receiver Melanjutkan Memonitor Channel Framing Bit. Jika Pola
Terputus, Receiver Harus Masuk Lagi Ke Mode Framing Search. Pulse Stuffing (=
Pulsa Pengisi)
Dipakai Untuk Mengatasi Problem :
· Jika Tiap Sumber Mempunyai Clock Yang Terpisah, Variasi Antar Clock-Clock
Akan
Menyebabkan Hilangnya Synchronisasi.
· Data Rate Dari Input Data Tidak Bertalian Dengan Angka Rasional Sederhana.
Sehingga :
· Data Rate Yang Keluar Dari Multiplexer, Termasuk Framing Bit, Lebih Tinggi
Daripada Jumlah
Maximum Kecepatan Yang Masuk.
· Kapasitas Ekstra Dipakai Oleh Stuffing Extra Dummy Bit-Bit Atau Pulsa-Pulsa
Ke Dalam Tiap Sinyal Yang Masuk Sampai Kecepatannya Naik Ke Clock Sinyal
Yang Dibangkitkan.
48
· Pulsa-Pulsa Stuffing Dimasukkan Ke Lokasi Yang Tertentu Didalam Format Frame
Multiplexer Sehingga Dapat Dikenali Dan Dipindah Ke Demultiplexer.
· Sumber 1 Dan 3, Untuk Satu Sampel Pam, Dan 2 Sampel Pam Untuk Sumber 2 Per
Scan. Keempat Sampel Ini Diubah Ke 4 Bit Sampel Pcm. Dengan Demikian Total
16bit Dihasilkan Dengan Kecepatan 4000 Kali Per Detik, Untuk Komposisi Bit Rate
64 Kbps. Untuk Sumbersumber Digital, Pulse Stuffing Dipakai Untuk Menaikkan
Kecepatan Masing-Masing Sumber Menjadi 8 Kbps, Untuk Kumpulan Data Rate 64
Kbps. Sebuah Frame Dapat Terdiri Dari Beberapa Cycle Dari 32 Bit, Yang MasingMasing Mengandung 16 Bit Pcm Dan 2 Bit Dari Masing-Masing Ke Delapan Sumber
Digital Tersebut.
Sistim-Sistim Carrier
Dasar Dari Hierarki Tdm Adalah Format Transmisi Ds-1 Yang Memultiplex 24
Channel. Tiap Frame Mengandung 8 Bit/Channel Plus Framing Bit Untuk 24 X 8 + 1
= 193 Bit.
8.3 Statistical Time-Division Multiplexing
Karakteristik
· Statistical Tdm Yang Dikenal Juga Sebagai Asynchronous Tdm Dan Intelligent
Tdm,
Sebagai Alternative Synchronous Tdm.
· Mempunyai Sejumlah Line I/O Pada Satu Sisi Dan Line Multiplex Kecepatan
Tinggi Pada Sisi Lainnya. Dimana Ada N Line I/O, Tetapi Hanya K (K<N) Time Slot
Yang Sesuai Pada Frame Tdm.
· Untuk Input, Fungsi Multiplexer Ini Untuk Men-Scan Buffer-Buffer Input,
Mengumpulkan Data Sampai Penuh, Dan Kemudian Mengirim Frame Tersebut.
· Untuk Output, Multiplexer Menerima Suatu Frame Dan Mendistribusikan Slot-Slot
Data Ke Buffer Output Tertentu.
· Data Rate Pada Line Multiplex Lebih Rendah Daripada Jumlah Data Rate Dari
Device Masukan Sehingga Statistical Multiplexer Dapat Menggunakan Data Rate
Yang Rendah
Untuk Mendukung Sebanyak Device Yang Sama Dengan Synchronous Multiplexer.
· Struktur Framenya Padat.
· Sistemnya Membuahi Synchronous Protokol Seperti Hdlc Dimana Data Frame
Harus Mengandung Bit-Bit Kontrol Untuk Operasi Multiplexing. Untuk (A) Hanya 1
Sumber Data Yang Dimasukkan Per Frame. Sumber Diidentifikasi Oleh Suatu
Address. Panjang Daerah Data Adalah Variabel Dan Diakhiri Oleh Akhir Dari
Overall Frame. Cara Ini Dapat Bekerja Baik Dibawah Beban Yang Ringan, Tetapi
Kurang Efisien Untuk Beban Yang Berat.
Untuk Efisiensi :
· Dengan Menggunakan Multiple Data Source Yang Dibentuk Dalam Suatu Frame
Tunggal.
· Daerah Address Dapat Dikurangi Dengan Memakai Pengalamatan Relatif Dimana
Tiap
49
Address Menunjukkan Sumber Aliran Relatif Terhadap Sumber Terdahulu.
· Memakai 2 Bit Label Untuk Panjang Daerah [Seid78].
Performansi
Data Rate Dari Output Statistical Multiplexer Lebih Rendah Daripada Jumlah Data
Rate Input. Hal Ini Dimungkinkan Karena Rata-Rata Jumlah Dari Input Kurang
Daripada Kapasitas Line Multiplex. Tetapi Masalah Yang Timbul Yaitu Terjadinya
Periode Peak Ketika Input Melampui Kapasitas. Solusinya : Dengan Memasukkan
Suatu Buffer Dalam Multiplexer Untuk Menahan Sementara Kelebihan Input.
Respon Sistim Dan Kecepatan Line Multiplex. Semakin Besar Buffer, Delaynya
Semakin
Panjang.
50
Bab 9
Wan (Wide Area Network)
9.1 Definisi Wan
Wan Adalah Sebuah Jaringan Komunikasi Data Yang Tersebar Pada Suatu Area
Geografik Yang Besar Seperti Propinsi Atau Negara. Wan Selalu Menggunakan
Fasilitas Transmisi Yang Disediakan Oleh Perusahaan Telekomunikasi Seperti
Perusahaan Layanan Telepon.
9.2 Karakteristik Dari Wan:
1. Terhubung Ke Peralatan Yang Tersebar Ke Area Geografik Yang Luas
2. Menggunakan Jalur Layanan Umum, Misalnya Perusahaan Telekomunikasi. Pt.
Telkom, Pt. Indosat, Pt. Excelcomindo Dan Lain-Lain Untuk Membentuk
Jaringan Di Dalan Area Geografik Tersebut.
3. Menggunakan Koneksi Serial Untuk Akses Bandwidth Di Seluruh Area
Geografik Tersebut.
Wan Berbeda Dengan Lan. Tidak Seperti Lan Yang Menghubungkan WorkstationWorkstation, Peralatan, Terminal Dan Peralatan Lain Dalan Suatu Gedung, Wan
Menghubungkan Data Dalam Suatu Area Geografik Yang Luas. Perusahaan Yang
Menggunakan Wan Dapat Melakukan Koneksi Antara Kantor Pusat Dan KantorKantor Cabangnya Yang Berada Di Tempat Yang Jauh. Sebuah Wan Beroperasi Pada
Layer Fisik Dan Layer Data Link Dari Osi Layer. Wan Menghubungkan Lan-Lan
51
Dalam Suatu Area Geografik Yang Luas. Wan Mampu Melakukan Pertukakaran
Paket Data Dan Frame Antara Router Dan Switch.
Berikut Adalah Peralatan-Peralatan Yang Digunakan Dalan Wan:
 Router, Termasuk Internetworking Dan Port-Port Interface Wan
 Modem, Termasuk Interface Voice-Grade, Channel Service Units/Digital
Service Units
 (Csu/Dsu) Yang Melayani Interface T1/E1, Dan Terminal Adapter/Network
Termination 1 (Ta/Nt 1) Sebagai Interface Integrated Services Digital Network
(Isdn)
 Server-Server Dial In Dan User-User Yang Melakukan Dial Out Untuk
Melakukan Koneksi
Gambar: Contoh-Contoh Jaringan-Jaringan Data
Standar Yang Menangani Wan:
 International Telecommunication Union-Telecommunication Standardization
Sector (Itu-T), Consultative Committee For International Telegraph And
Telephone (Ccitt)
 International Prganization For Standardization (Iso)
 International Engineering Task Force (Ietf)
 Electronics Industries Association (Eia)
Gambar: Peralatan Wan
Wan Didisain Untuk:
 Beroperasi Pada Area Geografik Yang Sangat Luas
 Mampu Memberikan Koneksi Serial Dengan Biaya Murah Dan Kecepatan
Rendah Atau Biaya Mahal Dan Kecepatan Tinggi Misalnya Lewat Jalur Atm
Atau Fiber Optik
 Mampu Menyediakan Koneksi Full-Time Dan Part-Time
52
Gambar: Layanan Wan
Gambar: Enkapsulasi Data Link
Bab 10
Paket Switcing
Packet Switching Dirancang Sedemikian Rupa Untuk Menyediakan Fasilitas
Yang Iebih Efisien Dibanding Circuit Switching Untuk Lalu Lintas Data Yang
Sangat Banyak. Dengan Packet Switching, Station Mentransimisikan Data Dalam
Bentuk Block-Block Kecil Yang Disebut Packet. Masing-Masing Packet
Berisikan Sebagian Data Pemakai Plus Informasi Kontrol Yang Diperlukan Untuk
Memfungsikan Jaringan Dengan Tepat.
Elemen Dasar Yang Paling Membedakan Jaringan Ini Dengan Switching Adalah
Operasi Internalnya Berupa Datagram Atau Sirkuit Virtual. Dengan Sirkuit Virtual Internal Sebuah Rute Ditentukan Oleh Dua Ujung Dan Semua Packet-Packet
Di Mana Sirkuit Virtual Mengikuti Rute Yang Sama. Sedangkan Dengan
Datagram Internal, Setiap Packet Diberlakukan Secara Terpisah, Dan Packet-
53
Packet Tersebut Dimaksudkan Untuk Tujuan Yang Sama Yang Mengikuti RuteRute Yang Berbeda.
Fungsi Routing Dari Jaringan Packet Switching Berupaya Untuk Menekan Rute
Yang Paling Sedikit Memakan Biaya Sepanjang Jaringan, Dengan Perhitungan
Biaya Yang Didasarkan Atas Jumlah Lompatan, Penundaan Yang Diharapkan
Atau Hal-Hal Lainnya. Biasanya Algoritma Routing Yang Dapat Berganti-Ganti
Tergantung Pada Perubahan Informasi Mengenai Kondisi Lalu Lintas Di Antara
Simpul.
X.25 Adalah Protocol Standar Untuk Interface Di Antara Suatu Ujung Dengan
Jaringan Z Switching.
Di Sekitar Tahun 1970, Dimulai Penelitian Mengenai Bentuk Arsitektur Baru Untuk
Komunikasi Data Digital Jarak Jauh Yaitu: Packet Switching. Meskipun Teknologi
Packet Switching Telah Berkembang Secara Substansial Sejak Saat Itu, Ditandai
Dengan Adanya (1) Teknologi Data Packet Switching Secara Fundamental Saat Ini
Sama Dengan Jaringan Di Awal Tahun 70-An, Dan (2) Packet Switching Menyisakan
Salah Satu Dari Sedikit Teknologi-Teknologi Yang Efektif Untuk Komunikasi Data
Jarak Jauh.
Unit Ini Menyajikan Gambaran Mengenai Packet Switching. Akan Kita Lihat
Beberapa Kelebihan Packet Switching (Fleksibilitas, Sumberdaya Yang Merata,
Kekokohan, Responsifitas) Seiring Dengan Biayanya. Jaringan Packet Switching
Merupakan Sekumpulan Simpul-Simpul Packet Switching Yang Tersebar. Idealnya,
Semua Simpul Packet Switching Harus Selalu Mengetahui Kondisi Jaringan Secara
Keseluruhan. Namun Karena Simpul-Simpul Ini Tersebar Jadi Waktunya Menjadi
Lambat Di Antara Perubahan Status Sebagian Jaringan. Selanjutnya, Muncul
Overhead Saat Mengkomunikasikan Informasi Status. Akibatnya Jaringan Packet
Switching Tidak Mampu Menampilkan Kinerja Yang Sempurna, Dan
Mengelaborasikan Algoritma-Algoritma Yang Dipergunakan Untuk Mengatasi
Penundaan Waktu Dan Overhead Dalam Operasi Jaringan. Hal-Hal Yang Sama Ini
Akan Muncul Lagi Saat Kita Membahas Tentang Internetworking Di Bagian Ini.
Bagian Ini Dimulai Dengan Pengenalan Prinsip-Prinsip Jaringan Packet Switching.
Selanjutnya Kita Beralih Pada Operasi Internal Dari Jaringan Ini, Memperkenalkan
Konsep Sirkuit Virtual Dan Datagram. Kemudian Kita Mengamati Teknologi Kunci
Dalam Routing. Bab Ini Mencakup Juga Pengenalan X.25 Yang Merupakan Interface
Standar Di Antara Ujung Dan Jaringan Packet Switching
10.1 Prinsip-Prinsip Packet Switching
Jaringan Telekomunikasi Circuit-Switching Long-Haul Awalnya Dirancang Untuk
Mengendalikan Lalu Lintas Suara, Dan Mayoritas Lalu Lintas Pada Jaringan-Jaringan
Ini Untuk Diteruskan Menjadi Suara. Karakteristik Dasar Dari Jaringan Circuit
Switching Adalah Sumber Daya Yang Berada Di Dalam Jaringan Yang Dimaksudkan
54
Untuk Panggilan Tertentu. Untuk Koneksi Suara Circuit Yang Dihasilkan Sangat
Besar Manfaatnya Karena Hampir Di Sebagian Waktu Hanya Salah Satu Pihak Yang
Berbicara. Meskipun Begitu, Saat Jaringan Circuit Switching Mulai Semakin Sering
Digunakan Untuk Koneksi Data Ada Dua Hal Yang Semakin Jelas Yakni:
Untuk Beberapa Koneksi Data Pemakai/Host (Misalnya, Komputer Pribadi
Pemakai Yang Dihubungkan Ke Server Database) Sebagian Besar Waktunya
Berada Pada Saluran Di Dalam Status Idle. Sehingga, Dengan Koneksi Data,
Pendekatan Circuit Switching Menjadi Tidak Efisien.
Dalam Jaringan Circuit Switching Koneksi Yang Terjadi Memungkinkan
Dilakukannya Transmisi Pada Rate Data Yang Konstan. Jadi, Masing-Masing
Dari Dua Perangkat Yang Dihubungkan Harus Saling Mentransmisikan Dan
Menerima Pada Rate Data Yang Sama. Hal Ini Membatasi Kegunaan Jaringan
Dalam Interkoneksi Berbagai Jenis Komputer Host Dan Workstation.
Untuk Memahami Bagaimana Packet Switching Mengarahkan Masalah Ini Kita Lihat
Secara Singkat Gambaran Operasi Packet Switching. Data Ditransmisikan Dalam
Bentuk Packet Pendek. Batas Pada Packet Panjangnya 1000 Octet (Byte). Bila
Sumber Memiliki Pesan Yang Lebih Panjang Untuk Dikirim, Pesan-Pesan Tersebut
Terpecah Menjadi Deretan Packet (Gambar 10.1). Masing-Masing Packet Berisikan
Sebagian (Atau Semua Untuk Sebuah Pesan Pendek) Data Pemakai Plus Beberapa
Informasi Kontrol. Informasi Kontrol, Pada Jumlah Minimum, Mencakup Informasi
Yang Diperlukan Jaringan Agar Mampu Mengarahkan Packet Di Sepanjang Jaringan
Dan Mengirimkannya Ke Tujuan Yang Dimaksud. Pada Masing-Masing Simpul
Dalam Rute Packet Diterima, Disimpan Sementara, Dan Diarahkan Menuju Simpul
Berikutnya.
Pendekatan Ini Memiliki Beberapa Kelebihan Dibanding Circuit-Switching, Yakni:
Jalur Efisiensi Yang Lebih Besar, Karena Jalur Simpul-Ke-Simpul Tunggal Dapat
Dibagi Secara Dinamik Oleh Packet Sebanyak-Banyaknya Sepanjang Waktu.
Packet Diantrikan Dan Ditransmisikan Secepat Mungkin Sepanjang Jaringan.
Sebaliknya, Dengan Circuitswitching, Waktu Pada Jalur Simpul-Ke-Simpul
Dialokasikan Menggunakan Time-Division Multiplexing Synchronous. Hampir
Di Sebagian Besar Waktunya, Jalur Seperti Itu Berada Dalam Kondisi Idle Karena
Sebagian Waktunya Dihabiskan Untuk Koneksi Yang Statusnya Juga Idle.
Jaringan Packet-Switching Mampu Menampilkan Konversi Rate Data. Dua
Station Pada Rate Data Yang Berbeda Mampu Mengubah Packetnya Karena
Masing- Masing Dikoneksikan Ke Simpulnya Pada Rate Data Yang Sesuai.
55
Gambar 11.1 Penggunaan Paket
10.2 Routing
Salah Satu Aspek Yang Paling Rumit Dan Sulit Dari Rancangan Jaringan PacketSwitching Adalah Routing. Bagian Ini Dimulai Dengan Suatu Pengamatan Mengenai
Karakteristik Dasar Yang Dipergunakan Untuk Mengelompokkan Strategi-Strategi
Routing. Barulah Kemudian Dibahas Mengenai Beberapa Strategi Khusus Dalam
Routing. Prinsip-Prinsip Yang Digambarkan Dalam Bagian Ini Juga Bisa
Diaplikasikan Untuk Routing Internetwork.
Karakteristik
Fungsi Utama Jaringan Packet-Switching Adalah Menerima Packet-Packet Dari
Station Sumber Dan Mengirimkannya Ke Station Tujuan. Untuk Mencapai Hal Ini,
Jalur Atau Rute Sepanjang Jaringan Harus Ditentukan Terlebih Dahulu; Umumnya,
Lebih Dari Satu Rute. Jadi, Fungsi Routing Memang Harus Diperhatikankan.
Persyaratan Untuk Fungsi Ini Adalah Sebagai Berikut:
Pembetulan
Kesederhanaan
Kekokohan
Stabilitas
Kejelasan
Optimal
Efisiensi
Dua Item Pertama Pada Daftar Di Atas Sudah Cukup Jelas. Kekokohan Berkaitan
Dengan Kemampuan Jaringan Mengirim Packet Melalui Beberapa Rute Saat Terjadi
Kegagalan Dan Kemacetan. Idealnya, Jaringan Mampu Bereaksi Terhadap
Kemacetan Semacam Itu Tanpa Harus Kehilangan Packet-Packet Ataupun
Memutuskan Sirkuit Virtual. Perancang Yang Ingin Mencapai Kekokohan Juga Harus
Mampu Memenuhi Persyaratan Yang Diperlukan Untuk Mencapai Stabilitas. TeknikTeknik Yang Bereaksi Untuk Mengubah Keadaan Memiliki Beberapa Kelemahan,
Apakah Itu Reaksinya Terlalu Lamban Terhadap Kejadian Atau Mengalami
Gangguan Yang Tidak Stabil Secara Ekstrem. Sebagai Contoh, Jaringan Bisa
Bereaksi Terhadap Kemacatan Pada Daerah Pertama Dengan Cara Mengalihkan
Sebagian Besar Muatan Ke Daerah Kedua. Kemudian Daerah Kedua Mengalami
Kelebihan Muatan Dan Daerah Pertama Kembali Dipergunakan Lagi Sehingga
Terjadi Lagi Pengalihan Kedua. Selama Pengalihan-Pengalihan Ini, Packet-Packet
Melintas Dalam Bentuk Putaran Disepanjang Jaringan.
Suatu Pertukaran Semacam Itu Juga Terjadi Diantara Kejelasan Dan Optimalitas.
Beberapa Kriteria Kinerja Lebih Memprioritas Pertukaran Packet-Packet Diantara
Station-Station Yang Berdekatan Dibandingkan Dengan Pertukaran Antar StationStation Yang Berjauhan. Kebijakan Ini Memaksimalkan Laju Penyelesaian Namun
Menjadi Tidak Adil Bagi Station Yang Sangat Membutuhkan Komunikasi Dengan
Station Yang Jaraknya Sangat Jauh.
56
9.3 X.25
Salah Satu Standar Protocol Yang Paling Banyak Dipergunakan Adalah X.25, Yang
Baru Disetujui Pada Tahun 1976 Dan Sejak Saat Itu Telah Mengalami Beberapa Kali
Revisi. Standar Tersebut Menentukan Interface Di Antara Sistem Host Dan Jaringan
Packet-Switching. Standar Ini Juga Mulai Dipergunakan Secara Universal Untuk
Menginterfacekan Jaringan Packet-Switching Serta Diterapkannya Untuk PacketSwitching Dalam Isdn. Standar Ini Memiliki Tiga Level Protocol, Yakni:
Level Fisik
Level Jalur
Level Packet
Level Fisik Menyangkut Interface Di Antara Suatu Station (Komputer, Terminal) Dan
Jalur Yang Terhubung Ke Station Tersebut Dengan Simpul Packet-Switching. Standar
Menyatakan Mesin-Mesin Pemakai Sebagai Data Terminal Equipment (Dte) Dan
Simpul Packet-Switching Di Mana Dte Terhubung Ke Sana Sebagai Data CircuitTerminating Equipment (Dce).
X.25 Mengakibatkan Penggunaan Spesifikasi Lapisan-Fisik Dalam Standar Disebut
Sebagai X.21, Namun Untuk Beberapa Kasus Tertentu Pada Standar-Standar Lain,
Misalnya Eia-232, Hanya Sebagai Substitusi Saja. Level Jalur Dimaksudkan Agar
Transfer Data Yang Melintasi Jalur Fisik Cukup Andal, Dengan Cara
Mentransmisikan Data Sebagai Rantaian Frame. Standar Level Jalur Disebut Sebagai
Lapb (Link Acess Protocol Balanced). Lapb Merupakan Subbagian Dari Hdlc.
Sedangkan Level Packet Menyediakan Layanan Sirkuit Virtual Eksternal. Layanan Ini
Memungkinkan Pesawat Ujung Untuk Jaringan Mampu Menyusun Logika Koneksi,
Yang Disebut Sirkuit Virtual, Menuju Pesawat Ujung Lainnya. Satu Contoh
Digambarkan Pada Gambar 10.14 (Bandingkan Dengan Gambar 9.1). Pada Contoh
Ini, Station A Memiliki Koneksi Sirkuit Virtual Ke Station C; Station B Yang
Memiliki Dua Sirkuit Virtual Ditetapkan, Satu Menuju C Dan Satunya Lagi Menuju
D; Sedangkan Station E Dan F Masing-Masing Memiliki Sebuah Koneksi Sirkuit
Virtual Menuju D
Informasi Kontrol Packet Dimaksudkan Untuk Beberapa Hal Sebagai Berikut:
Mengidentifikasi Melalui Nomor Sirkuit Virtual Tertentu Dimana Dengan
Nomor-Nomor Ini Data-Data Diasosiasikan.
Menyediakan Nomor Urut Yang Dapat Dipergunakan Untuk Kontrol Aliran Dan
Kontrol Kesalahan Pada Basis Sirkuit Virtual.
57
Seluruh Packet X.25 Dilintaskan Menuju Entitas Lapb, Yang Melampirkan Informasi
Kontrol Pada Bagian Depan Dan Belakang Packet, Membentuk Suatu Frame Lapb.
Lagi-Lagi, Informasi Kontrol Pada Frame Diperlukan Untuk Operasi Protocol Lapb.
Bab 11
Atm Dan Frame
Wide Area Network
Atm Merupakan Interface Transfer Packet Yang Efisien. Atm Menggunakan
Packet-Packet Dengan Ukuran Tertentu, Yang Disebut Cell. Penggunaan Ukuran
Dan Format Tertentu Ini Menghasilkan Skema Yang Efisien Untuk
Pentransmisian Pada Jaringan Berkecepatan Tinggi.
Beberapa Bentuk Struktur Transmisi Harus Dipergunakan Untuk Mengangkut
Cell-Cell Atm. Salah Satunya Adalah Penggunaan Deretan Cell Secara Terusmenerus, Tanpa Struktur Frame Multiplex Pada Interface. Sedangkan Sinkronisasi
Dilakukan Pada Basis Cell-Demi-Cell. Pilihan Keduanya Adalah Dengan
Menempatkan Cell-Cell Pada Pembungkus Time-Division Multiplex Synchronous. Dalam Hal Ini, Bit Deretan Pada Interface Memiliki Sebuah Frame
Eksternal Berbasis Synchronous Digital Hierarchy (Sdh).
Atm Menyediakan Layanan Real-Time Dan Non-Real-Time. Sebuah Jaringan
Berbasis Atm Mampu Mendukung Lalu Lintas Dengan Jangkauan Luas, Meliputi
Deretan-Deretan Tdm Synchronous Seperti T-1, Menggunakan Layanan Constant
Bit Rate (Cbr), Suara Dan Video Mampat Menggunakan Layanan Real-Time
Variable Bit Rate (Rt-Vbr), Lalu Lintas Dengan Kualitas Yang Memenuhi Syarat
Layanan Tertentu, Menggunakan Layanan Non-Real-Time Vbr (Nrt-Vbr), Serta
Lalu Lintas Berbasis Ip Menggunakan Layanan Available Bit Rate (Abr) Dan
Layanan Unspecified Bit Rate (Ubr).
Penggunaan Atm Menyebabkan Diperlukannya Lapisan Adaptasi Untuk
Mendukung Protocol-Protocol Transfer Informasi Yang Tidak Berbasis Atm. Atm
Adaptation Layer (Aal) Memisahkan Informasi Dari Pemakai Aal Menjadi
58
Packet-Packet 48-Octet Untuk Disesuaikan Menjadi Cell Atm. Hal Ini Melibatkan
Pengumpulan Bit Dari Deretan Bit Atau Mensegmentasikan Frame Menjadi
Potongan-Potongan Yang Lebih Kecil.
Asynchronous Transfer Mode (Atm) Disebut Juga Dengan Cell Relay, Memiliki
Kelebihan Dalam Hal Keandalan Dan Ketepatan Fasilitas Digital Modernnya Dalam
Menyediakan Packetswitching Yang Lebih Cepat Dibanding X.25. Atm
Dikembangkan Sebagai Bagian Dari Cara Kerja Broadband Isdn, Namun Aplikasinya
Juga Ditemukan Di Lingkungan Non Isdn Yang Tidak Memerlukan Rate Data Yang
Tinggi.
11.1 Arsitektur Protocol
Asynchronous Transfer Mode (Atm) Memiliki Cara Yang Sama Dengan PacketSwitching Yang Menggunakan X.25 Dan Frame Relay. Sebagaimana PacketSwitching Dan Frame Relay, Atm Melibatkan Pentransferan Data Dalam Bentuk
Potongan-Potongan Yang Memiliki Ciriciri Tersendiri. Selain Itu, Masih Sama
Seperti Packet-Switching Dan Frame Relay, Atm Memungkinkan Koneksi Logik
Multipel Dimultiplexingkan Melalui Sebuah Interface Fisik Tunggal. Pada Atm,
Informasi Yang Mengalir Pada Koneksi Logik Disusun Menjadi Packetpacket
Berukuran Tertentu Yang Disebut Cell.
Atm Merupakan Protocol Yang Efisien Dengan Kemampuan Kontrol Kesalahan Dan
Kontrol Aliran Minimal. Hal Ini Menyebabkan Berkurangnya Overhead Saat
Pengolahan Cellcell Atm Sekaligus Mengurangi Jumlah Bit-Bit Overhead Yang
Diperlukan Masing-Masing Cell, Sehingga Memungkinkan Atm Beroperasi Pada
Rate Data Yang Cukup Tinggi. Selanjutnya, Penggunaan Cell-Cell Berukuran
Tertentu Menyederhanakan Proses Pengolahan Yang Diperlukan Pada Setiap SimpulSimpul Atm, Yang Berarti Juga Mendukung Penggunaan Penggunaan Atm Pada Rate
Data Yang Tinggi.
Standar-Standar Yang Diterbitkan Untuk Atm Oleh Itu-T Yang Berbasis Arsitektur
Protocol Ditunjukkan Dalam Gambar 11.1, Yang Mengilustrasikan Arsitektur Dasar
Untuk Interface Di Antara Pemakai Dan Jaringan. Lapisan Fisik Melibatkan
Spesifikasi Media Transmisi Dan Skema Pengkodean Sinyal. Rate Data Yang
Ditetapkan Pada Lapisan Fisik Berkisar Mulai Dari 25,6 Mbps Sampai 622,08 Mbps.
Rate Data Lainnya, Baik Yang Lebih Tinggi Maupun Yang Lebih Rendah, Juga
Dimungkinkan.
Dua Lapisan Arsitektur Protocol Berkaitan Dengan Fungsi-Fungsi Atm. Terdapat
Sebuah Lapisan Atm Yang Umumnya Dipergunakan Untuk Berbagai Bentuk
Layanan Yang Menyediakan Kemampuan Transfer Packet, Serta Atm Adaptation
Layer (Aal) Yang Merupakan Fungsi Layanan Yang Terpisah. Lapisan Atm
Menentukan Pentransmisian Data Dalam Ukuran-Ukuran Tertentu Serta Menentukan
Penggunaan Koneksi Logik. Penggunaan Atm Menyebabkan Kebutuhan Akan Suatu
Lapisan Adaptasi Untuk Mendukung Protocolprotocol Transfer Informasi Yang Tidak
Berbasis Atm. Aal Memetakan Informasi Pada Lapisan Yang Lebih Tinggi Kedalam
59
Cell-Cell Atm Yang Diangkut Disepanjang Jaringan Atm, Kemudian Mengumpulkan
Informasi Dari Cell-Cell Atm Tersebut Untuk Dikirim Ke Lapisan-Lapisan Yang
Lebih Tinggi Lagi.
Model Referensi Protocol Melibatkan Tiga Taraf Yang Berbeda:
Taraf Pemakai: Tersedia Untuk Transfer Informasi Pemakai, Bersama-Sama
Dengan Kontrol-Kontrol Yang Berkait (Misalnya, Kontrol Aliran, Kontrol
Kesalahan).
Taraf Kontrol: Menampilkan Fungsi-Fungsi Kontrol Panggilan Dan Kontrol
Koneksi.
Taraf Manajemen: Meliputi Taraf Manajemen Yang Menampilkan Fungsi-Fungsi
Manajemen Yang Berkaitan Dengan Sistem Secara Keseluruhan Serta
Menyediakan Koordinasi Antartaraf, Dan Manajemen Lapisan Yang
Menampilkan Fungsi-Fungsi Manajemen Yang Berkaitan Dengan Sumber Daya
Dan Parameter Yang Terletak Pada Entitas-Entitas Protocolnya.
11.2 Koneksi Logik Atm
Koneksi Logik Dalam Atm Disebut Juga Virtual Channel Connections (Vccs). Vcc
Dapat Disamakan Dengan Sirkuit Virtual Dalam X.25; Yang Merupakan Unit Dasar
Dari Switching Dalam Sebuah Jaringan Atm. Vcc Disusun Di Antara Dua Pemakai Di
Sepanjang Jaringan Dan Sebuah Rate Variabel, Aliran Full-Duplex Dari Cell-Cell
Berukuran Tertentu Diubah Saat Koneksi. Vcc Juga Dipergunakan Untuk Pertukaran
Pemakai-Jaringan (Pensinyalan Kontrol) Dan Pertukaran Jaringan-Jaringan
(Manajemen Jaringan Dan Routing).
Bagi Atm, Sublapisan Kedua Dari Proses Pengolahan Yang Terjadi Berkaitan Dengan
Konsep Jalur Virtual (Gambar 11.2). Sebuah Virtual Path Connection (Vpc)
Merupakan Bendelan Dari Vcc Yang Memiliki Ujung Yang Sama. Jadi, Seluruh Cell
Yang Mengalir Sepanjang Vcc Dalam Suatu Vpc Tunggal Diswitchingkan BersamaSama. Konsep Jalur Virtual Dikembangkan Untuk Memenuhi Tren Jaringan
Berkecepatan Tinggi Di Mana Biaya Kontrol Jaringan Meningkat Melebihi Biaya
Jaringan Secara Keseluruhan. Teknik Jalur Virtual Membantu Menahan Biaya
Kontrol Dengan Cara Mengelompokkan Koneksi Yang Membagi Jalur-Jalur Biasa Di
Sepanjang Jaringan Menjadi Bentuk Unit-Unit Tunggal.
11.3 Cell-Cell Atm
Model Transfer Asynchronous Memakai Cell-Cell Berukuran Tertentu, Yang Memuat
Header 5-Octet Dan Bidang Informasi 48-Octet. Terdapat Sejumlah Kelebihan
Dengan Menggunakan Cell-Cell Berukuran Kecil Ini. Pertama, Penggunaan Cell-Cell
Berukuran Kecil Mampu Mengurangi Penundaan Antrian Untuk Cell Dengan
Prioritas Yang Tinggi, Karena Tidak Terlalu Lama Menunggu Kecuali Bila Datang
Begitu Saja Di Belakang Cell Yang Memiliki Prioritas Rendah Yang Memperoleh
Akses Menuju Sumber Daya (Misalnya, Transmitter). Kedua, Cell-Cell Berukuran
60
Tertentu Bisa Diswitchingkan Dengan Lebih Efisien, Di Mana Hal Ini Penting Rate
Data Atm Yang Sangat Tinggi [Pare88]. Dengan Cell-Cell Berukuran Tertentu,
Tentunya Lebih Mudah Menerapkan Mekanisme Switching Pada Hardware.
Format Header
Bidang Generic Flow Control (Gfc) Tidak Muncul Pada Header Cell Di Dalam
Jaringan, Namun Hanya Pada Interface Pemakai-Jaringan. Karenanya, Dapat
Dipergunakan Untuk Mengontrol Aliran Cell Yang Hanya Berada Pada Interface
Lokal Pemakai-Jaringan. Bidang Tersebut Dapat Pula Dipergunakan Untuk
Membantu Konsumen Mengontrol Aliran Lalu Lintas Untuk Mutu Layanan Yang
Berbeda. Pada Hal-Hal Tertentu, Mekanisme Gfc Dipergunakan Untuk Meringankan
Kondisi Overload Jangka-Pendek Di Dalam Jaringan.
11.4 Transmisi Cell-Cell Atm
1.432 Menetapkan Bahwa Cell-Cell Atm Bisa Ditransmisikan Pada Salah Satu Dari
Beberapa Rate Data Yaitu 622,08 Mbps,155,52 Mbps, 51,84 Mbps, Atau 25,6 Mbps.
Kita Perlu Menentukan Struktur Transmisi Yang Akan Dipergunakan Untuk
Membawa Payload Ini. Ada Dua Pendekatan Yang Ditetapkan Dalam 1.432, Yakni
Lapisan Fisik Berbasis Cell Dan Lapisan Fisik Berbasis Sdh2) Sekarang Kita
Mencoba Mengamati Masing-Masing Pendekatan Ini.
Lapisan Fisik Berbasis Cel
Untuk Lapisan Fisik Berbasis Cell, Tidak Dilakukan Framing. Struktur Interface
Terdiri Dari Deretan Cell-Cell 53 Octet Yang Terjadi Secara Terus-Menerus. Karena
Tidak Ada Frame Eksternal Yang Dijalankan Pada Pendekatan Berbasis Cell Ini,
Maka Diperlukan Beberapa Bentuk Sinkronisasi. Sinkronisasi Dicapai Pada Basis
Bidang Kontrol Kesalahan Header (Hec) Di Dalam Header Cell. Prosedurnya Adalah
Sebagai Berikut
Pada Status Hunt, Algoritma Penggambaran Cell Ditampilkan Bit Demi Bit Untuk
Menentukan Apakah Hukum Pengkodean Hec Diamati (Misalnya, Kesesuaian
Antara Hec Yang Diterima Dengan Hec Yang Dihitung). Sekali Kesesuaian Itu
Dicapai, Diasumsikan Bahwa Satu Header Telah Ditemukan, Dan Metode
Memasuki Status Presync.
Pada Status Pre-Sync, Struktur Cell Sekarang Diasumsi-Kan. Algoritma PengGambaran Cell Ditam-Pilkan Cell Demi Cell Sampai Secara Resmi Pengkodean
Dikon-Firmasikan 8 Kali Ber-Turut-Turut.
Pada Status Sync, Kkh Dipergunakan Untuk Mendeteksi Dan Memperbaiki
Kesalahan. Penggambaran Cell Diasumsikan Hilang Bila Secara Resmi
Pengkodean Kkh Diyakini Secara Berurutan Tidak Benar A Kali.
Nilai-Nilai A Dan 8 Adalah Parameter Rancangan. Nilai Yang Lebih Besar Dari S
Terjadi Pada Penundaan Yang Lebih Lama Saat Menetapkan Sinkronisasi Namun
61
Muncul Juga Saat Terjadi Kelipatan Pada Penggambaran Yang Keliru. Nilai Yang
Lebih Besar Dari A. Terjadi Pada Penundaan Yang Lebih Lama Saat Diakui Terdapat
Kesalahan Penetapan Kecuali Saat Terjadi Kelipatan Lagi Pada Penetapan Yang
Keliru Tersebut. Gambar 11.9 Dan Gambar 11.10, Yang Didasarkan Atas 1.432,
Menunjukkan Dampak Kesalahan Bit Random Terhadap Kinerja Penggambaran Cell
Untuk Berbagai Nilai A Dan 8 . Gambar Pertama Menunjukkan Jumlah Waktu RataRata Di Mana Receiver Mempertahankan Sinkronisasi Saat Terjadi Kesalahan,
Dengan A Sebagai Parameter. Gambar Kedua Menunjukkan Jumlah Waktu Rata-Rata
Yang Diperlukan Untuk Sinkronisasi Sebagai Fungsi Rate Kesalahan, Dengan 8
Sebagai Parameter.
Kelebihan Dari Penggunaan Skema Transmisi Berbasis Cell Adalah Interfacenya
Yang Sederhana Bila Fungsi Mode Transmisi Dan Transfer Didasarkan Atas Struktur
Yang Biasa Saja
11.5 Kategori Layanan Atm
Sebuah Jaringan Atm Dirancang Sedemikian Rupa Agar Mampu Mentransfer
Berbagai Jenis Lalu Lintas Yang Berbeda-Beda Secara Simultan, Termasuk Aliran
Yang Sesungguhnya Seperti Suara, Video, Dan Aliran Tcp Yang Sangat Banyak.
Meskipun Setiap Aliran Lalu Lintas Semacam Itu Ditangani Sebagai Deretan CellCell 53 Octet Yang Melintas Sepanjang Virtual Channel, Jalan Di Mana Setiap Aliran
Data Dikendalikan Didalam Jaringan Tergantung Dari Karakteristik Aliran Lalu
Lintas Dan Persyaratan-Persyaratan Aplikasinya. Sebagai Contoh, Lalu Lintas Video
Realtime Dikirim Dengan Variasi Penundaan Minimum.
Pada Unit Ini Akan Dibahas Mengenai Kategori-Kategori Layanan Atm, Yang
Dipergunakan Oleh Ujung Sistem Untuk Menentukan Jenis Layanan Yang
Diperlukan. Kategori Layanan Berikut Ini Telah Ditetapkan Dalam Forum Atm:
Layanan Real Time
1. Constant Bit Rate (Cbr)
2. Real-Time Variable Bit Rate (Rt-Vbr)
Layanan Non-Real-Time
1. Non Real-Time Variable Bit Rate (Nrt-Vbr)
2. Available Bit Rate (Abr)
3. Unspecified Bit Rate
11.6 Lapisan Adaptasi Atm
Penggunaan Atm Menciptakan Kebutuhan Akan Lapisan Adaptasi Untuk Mendukung
Protocol Transfer Informasi Yang Tidak Berbasis Atm. Dua Contohnya Adalah Suara
Pcm (Pulse Code Modulation) Dan Internet Protocol (Ip). Suara Pcm Merupakan
Aplikasi Yang Menghasilkan Deretan Bit Dari Sebuah Sinyal Suara. Untuk
Menerapkan Aplikasi Ini Sepanjang Atm, Perlu Dilakukan Assembling Terhadap BitBit Pcm Menjadi Cell-Cell Untuk Transmisi Dan Membacanya Pada Penerimaan
62
Dengan Cara Yang Sama Saat Memproduksi Aliran Bit Yang Halus Dan Konstan Ke
Receiver. Pada Lingkungan Campuran, Dimana Ip Berbasis Jaringan
Diinterkoneksikan Dengan Jaringan Atm, Cara Termudah Untuk Mengintegrasikan
Keduanya Adalah Dengan Memetakan Packet-Packet Ip Menjadi Cell-Cell Atm; Ini
Biasanya Dilakukan Dengan Cara Mensegmentasikan Satu Packet Ip Ke Dalam
Sejumlah Cell-Cell Saat Transmisi Dan Melakukan Assemble Ulang Frame Dari CellCell Pada Penerimaan. Dengan Cara Mengizinkan Pengguanaan Ip Sepanjang Atm,
Seluruh Infrastruktur Ip Yang Ada Bisa Dipergunakan Disepanjang Jaringan Atm.
11.7 Frame Relay
Frame Relay, Sama Halnya Dengan Atm, Dirancang Sedemikian Rupa Untuk
Menampilkan Skema Transmisi Yang Lebih Efisien Dibanding X.25. Standar Frame
Relay Matang Lebih Awal Dibanding Standar Untuk Atm, Dan Produk-Produk
Komersial Yang Telah Ada Sebelumnya. Karenanya, Terdapat Basis Yang Lebih
Besar Bagi Produk-Produk Frame Relay. Nampak Menarik Semenjak Diganti Ke Atm
Untuk Networking Data Berkecepatan Tinggi, Namun Karena Frame Relay Masih
Populer, Maka Di Sini Kita Ulas Secara Singkat.
Latar Belakang
Pendekatan Yang Tradisional Untuk Packet-Swiching Memungkinkan Penggunaan
X.25, Yang Tidak Hanya Menentukan Interface Pemakai-Jaringan Namun Juga
Mempengaruhi Desain Internal Jaringan. Beberapa Bentuk Dasar Dari Pendekatan
X.25 Adalah Sebagai Berikut:
Packet-Packet Kontrol Panggilan, Yang Dipergunakan Untuk Menset Up Dan
Menbubarkan Sirkuit Virtual, Dibawa Pada Channel Yang Sama Dan Pada Sirkuit
Virtual Yang Sama Sebagai Packet-Packet Data. Akibatnya, Diperlukan
Pensinyalan Inband.
Multiplexing Sirkuit Virtual Menempati Lapisan 3.
Baik Lapisan 2 Maupun Lapisan 3 Mencakup Mekanisme Flow Control Aliran
Dan Kontrol Kesalahan.
Pendekatan Ini Berlaku Untuk Overhead Yang Dapat Diprediksikan Sebelumnya.
Pada Setiap Lompatan Sepanjang Jaringan, Protocol Control Data Link Melibatkan
Pertukaran Sebuah Frame Data Dan Sebuah Frame Balasan. Selanjutnya, Pada Setiap
Simpul Perantara, Tabel-Tabel Status Harus Dipertahankan Untuk Setiap Sirkuit
Virtual Agar Sesuai Dengan Manajemen Panggilan Dan Aspek-Aspek Flow
Control/Kontrol Kesalahan Dari Protocol X.25. Seluruh Overhead Ini Bisa
Ditegaskan Bila Terdapat Probabilitas Kesalahan Yang Signifikan Pada Jalur- Jalur
Di Jaringan. Pendekatan Ini Kemungkinan Sangat Tidak Sesuai Untuk Fasilitas
Komunikasi Digital Modern. Jaringan-Jaringan Yang Ada Saat Ini Menerapkan
Teknologi Transmisi Digital Yang Andal Untuk Jalur-Jalur Transmisi Yang Andal
Pula Dan Bermutu Tinggi, Dimana Sebagian Besar Berupa Serat Optik. Selain Itu,
Dengan Menggunakan Serat Optik Dan Transmisi Digital, Rate Data Yang Tinggi
Akan Dapat Diperoleh. Di Lingkungan Ini, Overhead X.25 Sangat Diperlukan Namun
Mengurangi Keefektifan Penggunaan Rate Data Yang Tersedia.
63
Frame Relay Dirancang Untuk Mengeliminasi Banyaknya Overhead Di Mana X.25
Ditentukan Pada Sistem Ujung Pemakai Dan Pada Jaringan Packet-Switching.
Perbedaan Kunci Diantara Frame Relay Dan Layanan Packet-Swiching X.25
Konvensional Adalah Sebagai Berikut:
Pensinyalan Kontrol Panggilan Dibawa Pada Koneksi Logik Yang Terpisah Dari
Data Pemakai. Jadi, Simpul-Simpul Perantara Tidak Perlu Mempertahankan
Tabel-Tabel Status Atau Pengolahan Pesan-Pesan Yang Berhubungan Dengan
Kontrol Pangggilan Pada Basis Per-Koneksi Individu.
Koneksi Logik Untuk Mutliplexing Dan Switching Dilakukan Pada Lapisan 2
Sebagai Penganti Lapisan 3, Mengeliminasi Satu Lapisan Pengolahan Secara
Keseluruhan.
Tidak Terdapat Flow Control Dan Kontrol Kesalahan Lompatan Demi Lompatan.
Bila Diaplikasikan Secara Keseluruhan, Maka Flow Control Dan Kontrol
Kesalahan Ujung-Keujung Merupakan Tanggung Jawab Lapisan Yang Lebih
Tinggi.
Jadi, Dengan Frame Relay, Sebuah Frame Data Pemakai Tunggal Dikirim Dari
Sumber Ke Tujuan, Dan Sebuah Balasan, Yang Dibangkitkan Oleh Lapisan Yang
Lebih Tinggi, Dibawa Kembali Di Dalam Frame. Tidak Terdapat Pertukaran FrameFrame Data Dan Balasan Lompatan Demi Lompatan.
Sekarang Mari Kita Amati Kelebihan Dan Kekurangan Pendekatan Ini. Kekurangan
Utama Dari Frame Relay, Bila Dibandingkan Dengan X.25, Adalah Hilangnya
Kemampuan Flow Control Dan Kontrol Kesalahan Jalur Demi Jalur. (Meskipun
Frame Relay Tidak Menampilkan Flow Control Dan Kontrol Kesalahan Ujung-KeUjung, Ini Tersedia Dengan Mudah Pada Lapisan Yang Lebih Tinggi.) Pada X.25,
Sirkuit Virtual Ganda Dibawa Pada Sebuah Jalur Fisik Tunggal, Dan Lapb Tersedia
Pada Level Jalur Untuk Menyediakan Transmisi Yang Andal Dari Sumber Ke
Jaringan Packet-Switching Dan Dari Jaringan Packet-Switching Ke Tujuan. Selain
Itu, Pada Setiap Lompatan Sepanjang Jaringan, Protocol Kontrol Jalur Dapat
Dipergunakan Agar Tetap Andal. Dengan Menggunakan Frame Relay, Kontrol Jalur
Lompatan Demi Lompatan Ini Menjadi Hilang. Bagaimanapun Juga, Dengan
Meningkatnya Keandalan Fasilitas Transmisi Dan Switching, Maka Hal Ini Tidak
Menjadi Kekurangan Utama.
Kelebihan Frame Relay Adalah Adanya Proses Komunikasi Yang Ringan. Fungsi
Protocol Yang Diperlukan Pada Interface Pemakai-Jaringan Berkurang Saat Menjadi
Pengolahan Jaringan Internal. Akibatnya, Penundaan Lebih Rendah Dan Laju
Penyelesaian Yang Lebih Tinggi Bisa Diharapkan. Studi-Studi Yang Dilakukan
Menunjukkan Adanya Peningkatan Dalam Laju Penyelesaian Yang Menggunakan
Frame Relay, Bandingkan Dengan X.25, Dalam Hal Perintah Magnituda Atau
Selebihnya [Harb92]. Rekomendasi Itu-T 1.233 Menunjukkan Bahwa Frame Relay
Bisa Dipergunakan Pada Akses Dengan Kecepatan Sampai 2 Mbps.
64
Bab 12
Isdn & Broadband Isdn
Di Luar Alternatif Lama Untuk Layanan Packet-Switching Dan Circuit-Switching, Wide
Area Networking Alternatif Mulai Berkembang Pesat Yakni, Isdn.
Layanan Isdn Didasarkan Atas Konsep Tersedianya Sederetan Channel Pada Sebuah
Interface Tunggal. Channel B, Pada 64 Kbps, Adalah Channel Utama Yang
Dipergunakan Untuk Circuit-Switching, Packet-Switching, Dan Dedicated (Leased)
Circuit. Channel D Dipergunakan Untuk Pensinyalan Kontrol (Setup Panggilan) Dan
Juga Untuk Membawa Sejumlah Data. Untuk Pemakai Perumahan Dan Usaha Kecil,
Layanan Akses Dasar Dari Dua Channel B Dan Satu Channel D Sudah Mencukupi.
Untuk Konsumen Dengan Instalasi Lan Atau Pbx Digital, Dapat Mempergunakan
Layanan Akses Dasar Baik Dari Channel 23 B Atau Channel 30 B Dan Satu Channel D.
Isdn Broadband Adalah Spesifikasi Isdn Generasi Kedua Yang Mampu Menampilkan
Rate Data Digital Tingkat Tinggi. Sedangkan Teknologi Dasar Pada Interface Pemakai
Adalah Atm.
Kemajuan Yang Sangat Pesat Dalam Teknologi Komputer Dan Komunikasi Telah
Menyebabkan Penggabungan Kedua Bidang Ini Pun Meningkat Pula. Batasan Di Antara
Perhitungan, Switching, Dan Perangkat Transmisi Digital Menjadi Tidak Jelas, Selain Itu
Teknk-Teknik Digital Yang Sama Dipergunakan Pula Untuk Transmisi Data, Suara, Dan
Image. Adanya Merger Dan Perkembangan Dalam Hal Teknologi, Seiring Dengan
Meningkatnya Permintaan Akan Pengumpulan, Pengolahan, Dan Penyebaran Informasi Yang
Efisien Dan Tepat Waktu, Membawa Pada Pengembangan Sistem Yang Terintegrasi Yang
Mampu Mentransmisi Dan Mengolah Segala Jenis Data. Tujuan Utama Dari Evolusi Ini
Adalah Integrated Services Digital Network (Isdn).
Isdn Dimaksudkan Untuk Jaringan Telekomunikasi Publik Kelas Dunia Untuk Menggantikan
Jaringan Telekomunikasi Publik Yang Telah Ada Serta Mengirim Berbagai Jenis Layanan.
Isdn Ditentukan Melalui Standarisasi Interface Pemakai Dan Diimplementasikan Sebagai
Sederetan Jalur Dan Switch Digital Yang Mampu Mendukung Jangkauan Yang Luas Dari
Berbagai Jenis Lalu Lintas Sekaligus Menampilkan Layanan-Layanan Pengolahan Yang
Bernilai Lebih. Pada Prakteknya, Terdapat Jaringan-Jaringan Multipel Yang Diterapkan Pada
Batas-Batas Nasional, Namun Dari Sudut Pandang Pemakai, Terdapat Suatu Jaringan Kelas
Dunia Yang Dapat Diakses Secara Keseluruhan.
Pengaruh Isdn Baik Terhadap Pemakai Maupun Terhadap Vendor (Penjual) Nampak
Signifikan. Untuk Mengontrol Evolusi Dan Dampak Isdn, Dilakukan Upaya-Upaya
Standarisasi. Meskipun Standar-Standar Isdn Tersebut Sedang Dikerjakan, Namun Teknologi
Maupun Perkembangan Strategi Implementasi Sudah Bisa Dipahami Dengan Baik.
Bertolak-Belakang Dengan Fakta Dimana Isdn Belum Mampu Mencapai Tingkat Penyebaran
Universal Seperti Yang Diharapkan, Namun Sudah Muncul Generasi Keduanya. Generasi
Pertama, Kadang-Kadang Disebut Narrowband Isdn, Didasarkan Atas Pemakaian Channel
64-Kbps Sebagai Unit Dasar Switching Dan Berorientasi Circuit-Switching. Kontribusi
Teknis Utama Dari Narrowband Isdn Adalah Frame Relay. Generasi Kedua, Disebut Juga
Broadband Isdn (B-Isdn), Mendukung Rate Data Yang Sangat Tinggi (100 Mbps) Dan
65
Berorientasi Packet-Switching. Kontribusi Teknis Utama Dari Broadband Isdn Ini Adalah
Asynchronous Transfer Mode, Disebut Juga Sebagai Cell Relay.
12.1 Tinjauan Isdn
Konsep Isdn
Konsep Isdn Dipaparkan Dengan Sangat Baik Dengan Cara Mengamatinya Dari Berbagai
Sudut Pandang Yang Berbeda-Beda:
Prinsip-Prinsip Isdn
Interface Pemakai
Tujuan
Prinsip-Prinsip Isdn
Standar-Standar Untuk Isdn Telah Ditetapkan Oleh Itu-T (Dulunya Ccitt), Topik Yang Akan
Kita Bahas Lebih Jauh Di Bagian Ini. Tabel A.1, Yang Merupakan Teks Lengkap Mengenai
Salah Satu Standar Yang Berkaitan Dengan Isdn, Menyatakan Tentang Prinsip-Prinsip Isdn
Dari Sudut Pandang Itu-T. Kita Lihat Masing-Masing Poin Ini Satu Demi Satu.
Mendukung Aplikasi Suara Dan Non-Suara Dengan Menggunakan Rangkaian Terbatas
Dari Fasilitas-Fasilitas Yang Sudah Distandarkan.
Mendukung Aplikasi Switched Dan Nonswitched.
Ketergantungan Terhadap Koneksi 64-Kbps.
Kecerdasan Dalam Jaringan.
Arsitektur Protocol Berlapis.
Macam-Macam Konfigurasi.
12.2 Channel-Channel Isdn
Pipa Digital Di Antara Kantor Pusat Dan Pemakai Isdn Dipergunakan Untuk Membawa Data
Digital. Kapasitas Dari Pipa, Dan Juga Jumlah Channel Pembawanya, Berbeda-Beda Antara
Pemakai Satu Dengan Pemakai Lainnya. Struktur Transmisi Untuk Link Access Terdri Dari
Beberapa Tipe Berikut:
Channel B: 64 Kbps
Channel D:16 Or 64 Kbps
Channel H: 384(Ho),1536(H11), And 1920 (H12) Kbps
12.3 Akses Pemakai
Untuk Menentukan Persyaratan-Persyaratan Untuk Akses Pemakai Isdn, Pemahaman
Mengenai Konfigurasi Dari Perangkat Yang Diharapkan Di Tempat Pemakai Serta Interfaceinterface Standar Yang Diperlukan Sangat Penting. Langkah Pertama Adalah Dengan
Mengelompokkan Fungsi-Fungsi Yang Berada Di Tempat Pemakai. Gambar A.4
Menunjukkan Pendekatan Ccitt Terhadap Tugas Ini, Dengan Menggunakan:
66
Pengelompokan Fungsional: Aturan-Aturan Terbatas Tertentu Dari Perangkat Fisik Atau
Kombinasi-Kombinasi Perangkat.
Pengelompokan Titik: Titik Konseptual Yang Dipergunakan Untuk Memisahkan
Kelompok-Kelompok Fungsi.
Arsitektur Yang Berada Di Tempat Pelanggan Dipisahkan Secara Fungsional Menjadi
Kelompok-Kelompok Terpisah Berdasarkan Titik-Titik Referensi. Ini Memungkinkan Bagi
Standar Interface Dikembangkan Pada Setiap Titik-Titik Referensi. Ini Secara Efektif
Mengatur Standar-Standar Agar Berjalan Dan Sekaligus Menyediakan Petunjuk Bagi
Provider Perangkat. Pada Saat Standar Interface Yang Cukup Stabil Ditetapkan, Maka Akan
Dilakukan Peningkatan Teknis Pada Salah Satu Bagian Dari Suatu Interface Tersebut Dengan
Tidak Mempengaruhi Pengelompokan Fungsi-Fungsi Yang Berdekatan. Terakhir, Dengan
Interface Yang Cukup Stabil, Pelanggan Bebas Memperoleh Perangkat Dari Supplier
Lainnya Untuk Berbagai Pengelompokan Fungsional, Sejauh Perangkat Tersebut Sesuai
Dengan Standar-Standar Interface Yang Relevan.
11.4 Protocol-Protocol Isdn
Arsitektur Protocol Isdn
Gambar A.5 Menggambarkan, Dalam Konteks Model Osi, Protocol Yang Ditetapkan Atau
Ditunjuk Dalam Dokumen-Dokumen Isdn. Sama Seperti Jaringan, Isdn Pada Intinya Tidak
Berkaitan Dengan Lapisan 4-7 Pada Pemakai. Ini Merupakan Lapisan-Lapisan Ujung-KeUjung Yang Diterapkan Pemakai Untuk Memindah Informasi. Akses Jaringan Hanya
Berkaitan Dengan Lapisan 1-3. Lapisan 1, Ditetapkan Dalam 1.430 Dan 1.431, Menentukan
Interface Fisik Untuk Akses Primer Dan Akses Dasar. Karena Channel B Dan Channel D
Dimultiplexingkan Pada Interface Fisik Yang Sama, Standar-Standar Ini Menggunakan
Kedua Jenis Channel Tersebut. Di Atas Lapisan Ini, Struktur Protocol Dibedakan Untuk
Kedua Channel
Untuk Channel D, Sebuah Standar Lapisan Jalur Data Baru, Lapd (Link Access Protocol,
Channel D) Juga Ditetapkan. Standar Ini Didasarkan Pada Bentuk Frame-Frame Lapd Yang
Dipindahkan Di Antara Perangkat Pelanggan Dengan Elemen Switching Isdn. Tiga Aplikasi
Yang Didukung Yakni: Pensinyalan Kontrol, Packet-Switching, Dan Hubuungan Jarak Jauh.
Untuk Pensinyalan Kontrol, Sebuah Protocol Kontrol Panggilan Ditetapkan (1.451 /Q.931).
Protocol Ini Dipergunakan Untuk Menetapkan, Mempertahankan, Dan Menghentikan
Koneksi Pada Channel B. Jadi, Protocol Tersebut Merupakan Protocol Yang Ada Di Antara
Pemakai Dan Jaringan. Di Atas Lapisan 3, Masih Memungkinkan Bagi Fungsi-Fungsi Pada
Lapisan Yang Lebih Tinggi Yang Dihubungkan Dengan Pensinyalan Kontrol Pemakai-KePemakai. Ini Merupakan Obyek Studi Selanjutnya. Channel D Juga Bisa Dipergunakan
Untuk Menampilkan Layanan Packet-Switching Untuk Pelanggan. Dalam Hal Ini, Protocol
Level 3 X.25 Dipergunakan
Untuk Menetapkan Sirkuit Virtual Pada Channel D Ke Pemakai Lainnya Serta Untuk
Memindahkan Data-Data Yang Dipacketkan. Area Aplikasi Terakhir, Hubungan Jarak Jauh,
Juga Menjadi Obyek Studi Selanjutnya.
Channel B Dipergunakan Untuk Circuit Switching, Sirkuit Semipermanen, Serta Packetswitching. Untuk Circuit-Switching, Sirkuit Dibangun Pada Channel B Sesuai Permintaan.
67
Untuk Tujuan Ini Dipergunakan Protocol Kontrol Panggilan Channel D. Sekali Sirkuit
Ditetapkan, Sirkuit Tersebut Bisa Dipergunakan Untuk Mentransfer Data Antar Pemakai.
Sirkuit Semipermanen Adalah Sirkuit Channel B Yang Dibangun Berdasarkan Kesepakatan
Antara Pemakai Dan Jaringan Yang Terkoneksi. Sama Seperti Koneksi Circuit-Switched,
Ditampilkan Pula Jalur Data Yang Transparan Di Antara Ujung Sistem.
Baik Dengan Koneksi Circuit-Switched Maupun Sirkuit Semipermanen, Tampak Bagi
Station Yang Terkoneksi Di Mana Mereka Memiliki Jalur Full-Duplex Langsung Satu Sama
Lain. Mereka Bebas Menggunakan Format-Format Mereka Sendiri, Protocol, Serta
Sinkronisasi Frame. Karenanya, Dari Sudut Pandang Isdn, Lapisan 2 Sampai 7 Tidak Terlihat
Atau Tidak Ditentukan. Dalam Hal Packet Switching, Sebuah Koneksi Circuit-Switched
Dibangun Pada Channel B Di Antara Pemakai Dan Simpul Packet-Switched Menggunakan
Protocol Kontrol Channel D. Sekali Sirkuit Ditetapkan Pada Channel B, Pemakai Bisa
Menggunakan Lapisan 2 Sampai Lapisan 3 X.25 Untuk Menetapkan Sebuah Sirkuit Virtual
Ke Pemakai Lainnya Sepanjang Channel Tersebut Serta Memindah Data-Data Yang
Dipacketkan. Sebagai Alternatif, Bisa Dipergunakan Layanan Frame Relay. Frame Relay
Juga Bisa Dipergunakan Pada Channel H Dan Channel D.
12.5 Broadband Isdn
Pada Tahun 1988, Sebagai Bagian Dari Rekomendasi I-Series-Nya Pada Isdn, Ccitt
Mengeluarkan Dua Rekomendasi Pertamanya Tentang Broadband (B-Isdn):1.133, Daftar
Kosa Kata Istilah Untuk Aspek-Aspek Broadband Isdn; Dan 1.121, Aspek-Aspek Broadband
Isdn. Dokumen-Dokumen Ini Menyajikan Deskripsi Pendahuluan Serta Basis Untuk
Standarisasi Dan Pengembangan Kerja Selanjutnya, Serta Dari Dokumen-Dokumen Itu
Dikembangkan Suatu Susunan Rekomendasi Yang Lengkap.
Itu-T Secara Sederhana Menetapkan B-Isdn Sebagai "Suatu Layanan Yang Memerlukan
Channel-Channel Transmisi Yang Mampu Mendukung Rate Yang Lebih Besar Dibanding
Rate Primer". Dibalik Pernyataan Ini Tersimpan Rencana Agar Jaringan Dan Deretan
Layanan Yang Ada Semakin Berpengaruh Terhadap Konsumen Bisnis Dan Perumahan
Terhadap Isdn. Dengan B-Isdn, Layanan, Khususnya, Layanan Video, Memerlukan Tingkat
Rate Data Yang Lebih Besar Daripada Yang Dapat Dikirim Oleh Isdn Yang Tersedia. Untuk
Membandingkan Jaringan Dan Layanan Baru Ini Dengan Konsep Ash Isdn, Konsep Ash
Tersebut Sekarang Disebut Sebagai Narrowband Isdn.
Arsitektur Broadband Isdn
B-Isdn Berbeda Dengan Narrowband Isdn Dalam Beberapa Hal. Untuk Memenuhi
Persyaratan Akan Video Resolusi Tinggi, Diperlukan Rate Channel Yang Lebih Tinggi
Sebesar 150 Mbps. Untuk Mendukung Satu Atau Lebih Layanan Interaktif Dan Layanan
Distributif
Diperlukan Total Rate Jalur Pelanggan Kira-Kira Sebesar 600 Mbps. Dalam Hubungannya
Dengan Pemasangan Telepon Saat Ini, Ini Merupakan Rate Data Yang Harus Dipertahankan.
Satusatunya Teknologi Yang Tepat Untuk Mendukung Rate Data Sebesar Itu Adalah Dengan
68
Serat Optik. Karenanya, Pengenalan B-Isdn Tergantung Pada Langkah Pengenalan Serat
Loop Pelanggan.
Dibagian Dalam Jaringan, Terdapat Hal-Hal Yang Berkaitan Dengan Teknik Switching Yang
Dipergunakan. Fasilitas Switching Mampu Menangani Rentangan Rate Bit Yang Berbedabeda Serta Parameter-Parameter Lalu Lintas (Misalnya, Lalu Lintas Yang Padat). Meskipun
Meningkatnya Daya Hardware Circuit-Switching Digital Dan Meningkatnya Pemakaian
Trunking Serat Optik, Sangat Sulit Mengendalikan Persyaratan B-Isdn Yang Berbeda-Beda
Dengan Teknologi Circuit-Switching. Karena Alasan Inilah, Muncul Perhatian Yang
Mendalam Terhadap Beberapa Jenis Packet-Switching Cepat Sebagaimana Halnya Dengan
Teknik Switch
Arsitektur B-Isdn
Ing Dasar Untuk B-Isdn. Bentuk Switching Ini Mendukung Mampu Atm Pada Interface
Jaringan-Pemakai.
Arsitektur Fungsional
Kontrol B-Isdn Didasarkan Atas Pensinyalan Channel Umum. Didalam Jaringan,
Dipergunakan Ss7, Yang Dikembangkan Untuk Mendukung Perluasan Kemampuan Jaringan
Pada Kecepatan Yang Lebih Tinggi. Hampir Sama Dengan Itu, Protocol Pensinyalan Kontrol
Pemakai-Jaringan Merupakan Versi Pengembangan Dari 1.451 /Q.931.
B-Isdn Harus Mendukung Semua Layanan Transmisi 64-Kbps, Baik Circuit-Switching
Maupun Packet-Switching, Yang Didukung Oleh Narrowband Isdn. Ini Melindungi Investasi
Pemakai Dan Membantu Migrasi Dari Narrowband Ke Broadband Isdn. Selain Itu,
Kemampuan Broadband Disediakan Untuk Layanan Transmisi Rate Data Yang Lebih Tinggi.
Pada Interface Pemakai-Jaringan, Kemampuan Ini Juga Tersedia Melalui Fasilitas
Asynchronous Transfer Mode (Atm).
69
Download