BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Jasa 2.1.1 Pengertian Jasa Sehubungan dengan permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini maka diperlukan adanya teori atau konsep – konsep yang memerlukan penjelasan. Lupiyoadi dan Hamdani (2008) mengemukakan bahwa jasa merupakan semua aktivitas ekonomi yang hasilnya bukan berbentuk produk fisi atau konstruksi yang umumnya dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan serta memberikan nilai tambahn (misalnya kenyamanan, hiburan,, kesenangan, atau kesehatan) konsumen. Dalam bukunya Pemasaran Jasa, Nirwana (2012) mengutip dari Stanton, mendefinisikan jasa sebagai kegiatan yang dapat diidentifikasikan secara sendiri dan pada prinsipnya tidak dapat diraba secara fisik (intangible) tetapi dapat dipergunakan untuk pemenuhan kebutuhan pelanggan. Keberadaan jasa tidk tergantung pada keberadaan benda fisik lainnya, sehingga jasa dapat berdiri sendiri. Dalam bisnis jasa focus pelanggan menjadi pilihan tepat untuk menjalankan aktivitas pemasaran. Pelayanan purnajual kepada pelanggan adalah perwujudan terciptanya layanan konsumen. Hal ini juga menjadi salah satu cara untuk mempertahakan pelanggan. Oleh karena itu, pemasaran relasional menjadi sangat signifikan dalam bisnis jasa (Lupiyoadi dan Hamdani, 2006). 7 8 2.1.2 Karakteristik dan Klasifikasi Jasa Lupiyoadi dan Hamdani (2008) mengemukakan bahwa produk jasa memiliki karakteristik yang berbeda dengan produk barang (fisik) Griffin, menyebutkan karakteristik jasa sebagai berikut : 1. Intangibility (tidak berwujud), Jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar, atau dicium sebelum jasa itu dibeli. Nilai penting dari hal ini adalah nilai takk berwujud yang dialami konsumen dalam bentuk kenikmatan, kepuasan, atau kenyamanan. 2. Unstorability (tidak dapat disimpan), Jasa tidak mengenal persediaan atau penyimpana dari prosduk yang telah dihasilkan. Karakteristik ini disebut juga inseparability (tidak dapat dipisahkan), mengingat pada umumnya jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan. 3. Customization (kustomisasi), Jasa sering kali didesain khusus untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Berdasarkan klasifikasi Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization : WTO) sesuai dengan GATS/WTO – Central Product Classification/MTN.GNS/W/120, ruang lingkup klasifikasi bisnis jasa meliputi : 1. Jasa Bisnis 2. Jasa Komunikasi 3. Jasa Konstruksi dan Jasa Teknik 4. Jasa Distribusi 5. Jasa Pendidikan 6. Jasa Lingkungan Hidup 9 7. Jasa Keuangan 8. Jasa Kesehatan dan Jasa Sosial 9. Jasa Kepariwisataan dan Jasa Perjalanan 10. Jasa Rekreasi, Budaya dan Olahraga 11. Jasa Transportasi 12. Jasa Lain - lain 2.2 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan – kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang dan mendapatkan laba atau keuntungan. Dengan kondisi pada saat ini dimana perusahaan – perusahaan menghadapi situasi persaingan yang sangat ketat, maka dibutuhkan suatu konsep pemasaran yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen agar perusahaan dapat memenangkan persaingan. Beberapa pendapat dari para ahli pemasaran tentang definisi pemasaran dikemukakan dibawah ini : Menurut Kotler (2005) definisi pemasaran adalah : Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, promosi dan mendistribusikan barang – barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan perusahaan. 10 Stanton (2005) memberikan definisi pemasaran sebagai berikut : Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli maupun pembeli potensial. Donald dan Douglas (2006) mengemukakan bahwa pemasaran adalah suatu fungsi utama manajemen yang dibutuhkan untuk menciptakan permintaan akan produk. Konsep produk mengenai pemasaran ialah pertukaran nilai dalam bentuk barang dan jasa diantara dua pihak yaitu pembeli dan penjual. Ini berarti dalam perencanaan pemasaran terutama bertugas : a. Memahami kebutuhan dan keinginan para pelanggan potensial saat ini b. Memilih dan mengembangkan produk yang saling memuaskan para pelanggan dalam batasan – batasan sumber daya yang ada c. Mengembangkan suatu program untuk menyampaikan kepada para pelanggan mengenai manfaat produk d. Menjamin bahwa produk sampai kepada pelanggan. Menurut Kotler dan Amstrong (2006) Pemasaran adalah proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dengan tujuan menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya. Menurut Asosiasi Pemasaran Amerika dalam Kotler dan Keller (2009) bahwa pemasaran adalah “ Marketing is an organization function and a set processes for creating communicating, and delivering value to customers and for managing customer relationship in ways that benefit the organization and it stakeholders”. Pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan seperangkat proses 11 untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan niali kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya. 2.3 Manajemen Pemasaran Kotler dan Keller (2009) menyatakan bahwa manajemen pemasaran adalah seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menghantarkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul. Alma (2010) menyatakan bahwa “Manajemen Pemasaran adalah merencanakan,, pengarahan, dan pengawasan seluruh kegiatan pemasaran perusahaan ataupun bagian dipemasaran. Jadi manajemen pemasaran berisi pengelolaan permintaan, yang akhirnya berisi pengelolaan hubungan dengan pelanggan. Manajemen Pemasaran telah mengalami sejumlah pergeseran dalam tahun-tahun terakhir ketika perusahaan mencari keunggulan pemasaran. Perangkat tugas yang perlu bagi manajemen pemasaran yang sukses mencakup pengembangan rencana dan strategi pemasaran, berhubungan dengan pelanggan, membangun merek yang kuat, membentuk tawaran pemasaran, pencerahan dan kinerja pemasaran, serta menciptakan pertumbuhan jangka panjang yang berhasil. 12 2.4 Bauran Pemasaran Dalam komunikasi pemasaran diperlukan suatu pendekatan yang mudah dan fleksibel yang terdapat pada bauran pemasaran (marketing mix). Dalam bukunya edisi Milenium 1, Philip Kottler (2006) menyebutkan satu lukisan kegiatan pemasaran dari segi bauran pemasaran, yang telah didefisinikan sebagai perangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mengejar tujuan pemasarannya. Mc Carthy mengklasifikasikan alat – alat ini menjadi dua kelompok besar, yang disebut empat P tentang pemasaran : Product (Produk), Price (Harga), Place (Distribusi), Promotion (Promosi). Bauran pemasaran adalah strategi produk, promosi, dan penentuan harga yang bersifat unik serta dirancang untuk menghasilkan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pasar yang dituju. Namun saat ini hal tersebut semakin berkembang tidak hanya dalam hal product, promotion, dan price. Namun juga mengenai place, people, process, dan physical evidence. Dalam komunikasi pemasaran ada beberapa elemen yang dipadukan yang terwujud dalam bauran komunikasi pemasaran terpadu, yaitu bauran pemasaran (marketing mix), lalu bauran promosi (promotion mix) yang sebenarnya adalah bagian dari marketing mix, namun kini lebih spesifik. Dan ada pula strategi – strategi komunikasi pemasaran tertentu, seperti strategi segmenting, targeting, pricing dan positioning dalam bauran pemasaran. Semua itu kembali pada kondisi perusahaan jasa yang melaksanakannya. Dalam marketing mix perusahaan jasa khususnya, ada unsur – unsur atau elemen yang menjadi dasar pertimbangan pengambilan keputusan dalam pembuatan strategi komunikasi pemasaran, yaitu 13 4P ditambah 3P : product, price, place, promotion, people, rocess, dan physical people. a. Product (The Services) Produk jasa merupakan produk yang dapat memberikan manfaat, memenuhi kebutuhan konsumen, dan dapat memuaskan konsumen. Sesungguhnya pelanggan tidak membeli barang atau jasa, tetapi membeli manfaat dari suatu yang ditawarkan. Pengertian yang ditawarkan menunjukkan sejumlah manfaat yang didapat oleh konsumen, baik barang atau jasa maupun kombinasinya. b. Price Penetapan harga merupakan suatu hal penting. Perusahaan akan melakukan hal ini dengan penuh pertimbangan karena penetapan harga akan dapat mempengaruhi pendapatan total dan biaya. Harga merupakan faktor utama penentu posisi dan harus diputuskan sesuai dengan pasar sasaran, bauran ragam produk, pelayanan, dan persaingan. c. Place Tempat atau lokasi yang strategis akan menjadi salah satu keuntungan bagi perusahaan karena mudah terjangkau oleh konsumen, namun sekaligus juga menjadikan biaya rental atau investasi tempat menjadi semakin mahal. Tingginya biaya lokasi tersebut dapat berkompensasi dengan reducing biaya marketing, sebaliknya lokasi yang kurang strategis akan membutuhkan biaya marketing lebih mahal untuk menarik konsumen agar berkunjung. Dekorasi dan desain sering menjadi daya tarik tersendiri bagi 14 para target konsumen. Kondisi bangunan juga menjadi persyaratan yang memberikan kenyamanan. Lokasi pemasaran juga menjadi bagian dari unsur place yang penting. Survey data – data yang efektif mengenai area pemasaran juga akan menjadi sangat penting sebelum menentukan tempat atau lokasi pemasaran. d. Promotion Promosi merupakan suatu aktivitas dan materi yang dalam aplikasinya menggunakan teknik, dibawah ini pengendalian penjual atau produsen yang dapat mengkomunikasikan informasi persuasive yang menarik tentang produk yang ditawarkan oleh penjual atau produsen, baik secara langsung maupun pihak yang dapat mempengaruhi pembelian. Tujuan kegiatan promosi antara lain : 1. Mengidentifikasi dan menarik konsumen baru 2. Mengkomunikasikan produk baru 3. Meningkatkan jumlah konsumen untuk produk yang telah dikenal secara luas 4. Menginformasikan kepada konsumen tentang peningkatan kualitas produk 5. Mengajak konsumen untuk mendatangi tempat penjualan produk 6. Memotivasi konsumen agar memilih atau membeli suatu produk e. People People merupakan aset utama dalam industri jasa terlebih lagi people yang merupakan karyawan dengan performance tinggi. Kebutuhan konsumen 15 terhadap karyawan berkinerja tinggi akan menyebabkan konsumen puas dan loyal. Kemampuan knowledge (pengetahuan) yang baik akan menjadi kompetensi dasar dalam internal perusahaan dan pencitraan yang baik diluar. Faktor penting lainnya dalam people adalah attitude dan motivation dari karyawan dalam industri jasa. Moment of truth akan terjadi pada saat terjadi kontak antara karyawan dan konsumen. Attitude sangat penting karena dapat diaplikasikan dalam berbagai bentuk seperti penampilan karyawan, suara dalam bicara, body language, ekspresi wajah, dan tutur kata. Sedangkan motivasi karyawan diperlukan untuk mewujudkan penyampaian pesan dan jasa yang ditawarkan pada level yang diekspetasikan. f. Process Process mutu layanan jasa sangat bergantung pada proses penyampaian jasa kepada konsumen. Meningkat bahwa penggerak perusahaan jasa adalah karyawan itu sendiri, maka untuk menjamin mutu layanan (quality assurance), seluruh operasional perusahaan haru dijalankan sesuai dengan sistem dan prosedur yang terstandarisasi oleh karyawan yang berkompetensi, berkomitmen, dan loyal terhadap perusahaan tempatnya bekerja. g. Physical Evidence Building merupakan bagian dari bukti fisik, karakteristik yang menjadi persyaratan yang bernilai tambah bagi konsumen dalam perusahaan jasa yang memiliki karakter. Perhatian terhadap interior, perlengkapan 16 bangunan, termasuk lighting system, dan tata ruang yang lapang menjadi perhatian dan dapat mempengaruhi mood pengunjung. Bangunan harus dapat menciptakan suasana dengan memperhatikan ambience sehingga memberikan pengalaman kepada pengunjung dan dapat memberikan nilai tambah bagi pengunjung khususnya menjadi syarat utama perusahaan jasa dengan kelas market khusus. 2.5 Persepsi Harga 2.5.1 Pengertian Persepsi Kotler dan Keller (2009) menyatakan bahwa persepsi adalah proses dimana kita memilih, mengatur dan menterjemahkan masukan informasi untuk menciptakan gambaran dunia berarti dan pilihan utamanya persepsi tergantung pada rancangan fisik. Walgito (2009) menyatakan bahwa persepsi merupakan proses yang terjadi di dalam individu yang dimulai dengan diterimanya rangsang, sampai rangsang itu disadari dan dimengerti oleh individu sehingga individu dapat mengenali dirinya sendiri dan keadaan sekitarnya. Turpen dan Witner (2009) mengemukakan bahwa persepsi adalah proses dimana individu menata dan menafsirkan stimula menjadi suatu gambaran yang bermakna dan koheran tentang dunia. Lindzey dan Aronson (2009) mengemukakan bahwa persepsi juga mencakup konteks kehidupan sosial, sehingga dikenallah persepsi sosial. Persepsi sosial merupakan suatu proses yang terjadi dalam diri seseorang yang bertujuan 17 untuk mengetahui, menginterprestasi, dan kualitasnya, ataupun keadaan lain yang ada dalam diri orang yang dipersepsi sehingga terbentuk gambaran mengenai orang lain sebagai objek persepsi tersebut. Persepsi timbul karena adanya dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal antaranya tergantung pada proses pemahaman sesuatu termasuk didalamnya sistem nilai, tujuan, kepercayaan dan tanggapannya terhadap hasil yang dicapai. Faktor eksternal berupa pengaruh – pengaruh dari lingkungan luar antara lain : intensitas, ukuran, keberlawanan, pengulangan, gerakan, dan hal – hal baru berikut ketidak asingan. Kedua faktor ini menimbulkan persepsi karena didahului oleh suatu proses yang dikenal dengan komunikasi. Demikian pula proses komunikasi ini terselenggara dengan baik atau tidak tergantung persepsi masing – masing orang terlibat dalam proses komunikasi tersebut. a. Faktor – faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi antara lain : 1) Intensitas 2) Ukuran 3) Keberlawanan atau kontras 4) Pengulangan 5) Gerakan b. Faktor – faktor internal yang mempengaruhi proses seleksi persepsi antara lain : 1) Belajar atau pemahaman 2) Motivasi dan kepribadian 18 c. Menurut Robbins faktor – faktor yang mempengaruhi persepsi antara lain : 1) Pelaku persepsi 2) Target 3) Situasi 2.5.2 Jenis – jenis persepsi Berdasarkan Ensiklopedia bebas Wikipedia (2010), proses pemahaman terhadap rangsang atau stimulus yang diperoleh oleh indera menyebabkan persepsi terbagi menjadi beberapa jenis , antara lain : a. Persepsi Visual Persepsi visual didapatkan dari indera penglihatan. Persepsi ini adalah persepsi yang paling awal berkembang pada bayi, dan mempengaruhi bayi dan balita untuk memahami dunianya. Persepsi visual merupakan topik utama untuk dari bahasa persepsi secara umum, sekaligus persepsi yang biasanya paling sering dibicarakan dalam konteks sehari – hari. b. Persepsi Auditori Persepsi auditori didapatkan dari indera pendengaran yaitu telinga. c. Persepsi Perabaan Persepsi pengerabaan didapatkan dari indera taktil yaitu kulit. d. Persepsi Penciuman Persepsi penciuman atau olfaktori didapatkan dari indera penciuman yaitu hidung. 19 e. Persepsi Pengecapan Persepsi pengecapan atau rasa didapatkan dari indera pengecap yaitu lidah. 2.5.3 Pengertian Harga Harga adalah suatu nilai tukar untuk manfaat ang ditimbulkan oleh barang atau jasa tertentu bagi seseorang. Semakin tinggi manfaat yang dirasakan seseorang dari barang atau jasa tertentu, maka semakin tinggi niai tukar barang atau jasa tersebut di matanya dan semakin besar pula lat penukar yang bersedia dikorbankannya. Menurut Alma (2009) menyatakan bahwa harga (price) sebagai nilai suatu barang yang dinyatakannya dengan uang. Menurut Monroe dalam Sukotjo dan Radix (2010) menyatakan bahwa harga merupakan pengorbanan ekonomis yang dilakukan pelanggan untuk memperoleh produk atau jasa. Selain itu harga salah satu faktor penting konsumen dalam mengambil keputusan untuk melakukan transaksi atau tidak. Menurut Kotler (2005) harga adalah sejumlah uang yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa dari nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa. Menurut Kotler dan Keller (2009) harga adalah salah satu elemen bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, elemen lain menghadilkan biaya. Mungkin harga adalah elemen termudah dalam program pemasaran disesuaikan dengan fitur produk, saluran, dan bahkan komunikasi membutuhkan lebih banyak 20 waktu. Harga juga mengkomunikasikan positioning nilai yang dimaksudkan dari produk atau merek perusahaan ke pasar. Harga dapat menunjukkan kualitas merek dari suatu produk , dimana konsumen mempunyai anggapan bahwa harga yang mahal biasanya mempunyai kualitas yang baik karena pada umumnya harga mempunyai pengaruh yang positif dengan kualitas, semakin tinggi harga maka semakin tinggi kualitas. Konsumen mempunyai anggapan adanya hubungan yang positif antara harga dan kualitas suatu produk, maka mereka akan membandingkan antara produk yang satu dengan produk yang lainnya, dan barulah konsumen mengambil keputusan untuk membeli suatu produk. Menurut Tjiptono (2010) harga memiliki dua peranan utama dalam proses pengambilan keputusan para pembeli, yaitu peranan alokasi dan peranan informasi, diantaranya : 1. Peranan alokasi dari harga Fungsi harga dalam membantu para pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau kualitas tertinggi yang diharapkan berdasarkan daya belinya. Dengan demikian adanya harga dapat membantu para pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan daya belinya pada berbagai jenis barang dan jasa. Pembeli membandingkan harga dari berbagai alternatif yang tersedia, kemudian memutuskan alokasi dana yang dikehendaki. 21 2. Peranan informasi dari harga Fungsi harga dalam mendidik konsumen mengenai faktor – faktor produk seperti kualitas. Hal ini terutama bermanfaat dalam situasi dimana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai faktor produk atau manfaatnya secara objektif. Persepsi yang sering berlaku adalah bahwa harga yang mahal mencerminkan kualitas yang tinggi. 2.5.4 Komponen – komponen Harga Menurut Kotler yang diterjemahkan oleh Mohan (2005) menyatakan bahwa harga merupakan salah satu unsur dari bauran pemasaran (marketing mix) dan harga pun memiliki komponen – komponen tersendiri yang terdiri dari : 1. Daftar harga Daftar harga ialah suatu uraian harga yang dicantumkan pada label atau produk. 2. Diskon Diskon merupakan pengurangan harga dari daftar harga. Menurut Kotler dan Amstrong yang diterjemahkan oleh sindoro (2008) diskon dapat bermacam – macam bentuknya, yaitu : a. Diskon tunai (cash discount) Pengurangan harga kepada pembeli yang membayar tagihan mereka lebih awal. b. Diskon jumlah (quantity discount) 22 Pengurangan harga bagi pembeli yang membeli dalam jumlah besar. c. Diskon fungsional / diskon dagang Diskon yang ditawarkan oleh penjual kepada anggota – anggota saluran perdagangan yang menjalankan fungsi tertentu seperti menjual, menyimpan, dan menyelenggarakan pelaporan. 3. Kredit Kredit adalah bentuk pembayaran dengan cara pinjaman. 4. Periode pembayaran Periode pembayaran adalah cicilan sesuai kesepakatan antara penjual dan pembeli biasanya berhubungan dengan kredit. Menurut Kasmir (2007 : 99) periode pembayaran dibagi kedalam 3 (tiga) bagian, yaitu : a. Jangka pendek b. Jangka menengah c. Jangka panjang 5. Syarat – syarat kredit Syarat – syarat kredit adalah sesuatu yang harus dipenuhi konsumen dalam upaya pengambilan kredit. 2.5.5 Pengertian Persepsi harga Dinawan (2010) menyatakan bahwa harga dari sudut pandang pemasaran merupakan suatu moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau 23 penggunaan suatu barang dan jasa. Harga dalam persepsi konsumen adalah sesuatu yang diberikan atau dikorbankan untuk memperoleh suatu produk (Zeithal dalam Dinawan 2010). Dinawan (2010) menyatakan bahwa persepsi harga terlihat dari : 1. Perbandingan harga dengan produk lain yaitu bagaimana perbandingan harga produk dengan produk pesaingnya. 2. Kesesuaian harga dengan kualitas produk yaitu apakah harga yang ditawarkan sudah sesuai dengan kualitas produk yang didapatkan. 3. Keterjangkauan harga yaitu adalah keterjangkauan harga yang ditawarkan produsen kepada konsumen. 2.6 Kualitas layanan Pada dasarnya nilai pelanggan sangat kuat didasarkan oleh faktor kualitas jasa atau layanan. Dimana kualitas suatu produk atau jasa adalah sejauh mana produk atau jasa telah dapat memenuhi produk atau jasa dalam spesifikasi – spesifikasinya. Citra kualitas layanan yang baik bukanlah berdasarkan pada persepsi pihak penyedia jasa tetapi melainkan berdasarkan persepsi pelanggan, karena pelangganlah yang mengkonsumsi dan menikmati jasa layanan perusahaan sehingga konsumen yang seharusnya menentukan kualitas layanan yang diberikan oleh penyedia. Menurut Keller, Lane, dan Kotler dalam bukunya Manajemen Pemasaran Edisi 12 jilid 1 (2005) mengatakan bahwa kualitas mengandung berbagai macam penafsiran, sebab kualitas memiliki sejumlah level, seperti universal (sama di 24 manapun), kultural (tergantung sistem budaya), sosial, dan personal (tergantung referensi atau setiap individu). Secara sederhana kualitas dapat diartikan sebagai produk yang bebas dari cacat. Dengan kata lain, produk sesuai dengan standar (target, sasaran atau persyaratan yang bisa didefinisikan, diobservasi dan diukur) dalam pemasaran jasa kualitas layanan sangat penting sekali diperhatikan. Seperti yang dikemukakan oleh Buchari Alma H (2007) dalam bukunya “Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa” terdapat lima kualitas layanan dalam jasa yang bisa dijadikan acuan, yaitu : 1. Reability (Kehandalan) yaitu kemampuan memberikan layanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan seperti dokter yang mampu mendiagnosa dengan akurat. 2. Responsiveness (Daya Tanggap) yang merupakan keinginan dan ketersediaan para karyawan untuk membantu pelanggan dan memberikan layanan dengan tanggap. Contohnya sistem reservasi dan penanganan maskapai penerbangan yang cepat. 3. Assurance (Jaminan) yaitu mencakup pengetahuan kompetensi, kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para karyawan yang bebas dari bahaya fisik, resiko atau keragu – raguan. Seperti mekanik bengkel yang berpengetahuan dan berpengalaman luas. 4. Empaty (Empati) yaitu meliputi kemudahan dalam mejalani hubungan, komunikasi yang efektif, perhatian personal dan pemahaman atas kebutuhan individual para pelanggan. Misalnya seorang dokter 25 mengenal pasiennya dengan baik menginat masalah (penyakit, keluhan dan sejenisnya) sebelumnya dan bersikap sabar serta menjadi pendengar yang baik. 5. Tangibles (Bukti Langsung) meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, karyawan dan sarana komunikasi. Contohnya fasilitas reparasi, seragam karyawan, kelengkapan peralatan dan ruang tunggu yang representative di bengkel. Menurut Umar (2005) kualitas layanan dapat didefinisikan sebagai keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan. Kotler (2006) menyatakan bahwa layanan adalah suatu kegiatan keuntungan yang ditawarkan suatu kelompok kepada yang lainnya dan pada dasarnya tidak berwujud dan tidak menyebabkan kepemilikan terhadap apapun. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kualitas layanan merupakan kunci utama dalam membangun sebuah usaha bisnis yang tujuannya meraih laba dengan sebanyak mungkin serta dapat meningkatkan mutu dan produk yang dihasilkan perusahaan itu sendiri. Pelayanan yang berkualitas adalah orientasi semua sumber manusia dalam suatu perusahaan terhadap kepuasan pelanggan. Adapun tujuan dari pelayanan yang berkualitas adalah : a. Pemeliharaan pelanggan (customer maintenance) b. Meningkatkan pelanggan (customer retention) c. Mengembangkan pelanggan baru (new customer development) 26 Mengembankan suatu sistem pelayanan terhadap pelanggan yang baik dapat menghasilkan suatu pelayanan yang berkualitas. Menurut Gerson ada tujuh langkah dalam mengembangkan sistem pelayanan terhadap pelanggan yang baik. a. Komitmen seluruh manajemen (total management commitment) Program pelayanan terhadap pelanggan tidak akan sukses apabila top manajemen tidak mempunyai komitmen terhadap konsep pelayanan. Program pelayanan memerlukan partisipasi dan komitmen dari pihak manajemen. Pihak manajemen harus mengembangkan visi yang jelas dan konsisten kemudian menyampaikan visi tersebut kepada karyawan sebagai misi pelayanan perusahaan. b. Mengenal pelanggan (get to know your customer) Perusahaan harus mengenal pelanggannya dengan baik tidak hanya mengenal secara dekat melainkan mengerti pelanggan secara keseluruhan. Perusahaan harus mengetahui apa yang disuka dan tidak disuka pelanggan, apa yang mendorong pelanggan melakukan pembelian, apa yang memberikan kepuasan kepada pelanggan. c. Mengembangkan standar pelayanan yang berkualitas (develop standar of quality service performance) Jasa pelayanan bersifat tidak rata (intangible) tetapi perusahaan dapat menetapkan standar tertentu dalam pelaksanaan pelayanan. Misalnya penanganan keluhan pelanggan tanpa ada standar pelayanan karyawan akan sulit melakukan pelayanan. 27 d. Rekruitment, pelatihan, dan penghargaan bagi karyawan yang baik (Recruitment, training and reward good staff) Pelaksanaan program pelayanan terhadap pelanggan yang baik dan efektif hanya dapat dilakukan oleh orang yang memiliki kemampuan dan berkualitas. Mutu pelayanan tergantung pada orang yang melakukannya pelatih diberikan untuk mendukung pelayanan terhadap pelanggan karena itu perusahaan harus yakin bahwa karyawan mengerti standar perusahaan terhadap pelayanan. Pemberian penghargaan terhadap karyawan diberikan karena dapat menjadi penyebab pelanggan melakukan bisnis kembali dengan perusahaan, yang perlu di ingat karyawan adalah wakil perusahaan, apa yang dilakukan perusahaan adalah apa yang dilihat dan diingat pelanggan terhadap perusahaan. e. Penghargaan atas pelayanan (reward service accompliment) Perusahaan harus selalu mengetahui dan menghargai setiap bentuk pelayanan penghargaan diberikan kepada karyawan dan pelanggan yang baik menghargai pelanggan berarti memelihara dan mendorong mereka untuk memperkenalkan perusahaan kepada calon pelanggan. f. Mengikuti perkembangan pelanggan (stay close to your customer) Selalu dekat dengan pelanggan agar dapat mengetahui segala sesuatu tentang pelanggan dan apa yang diinginkan oleh pelanggan. Informasi dapat diperoleh dengan mengajukan kuisioner baik secara langsung maupun melaui pos. hal terpenting dalam langkah ini adalah 28 perusahaan harus “mendengar” pelanggan dengan demikian pelanggan akan setia dengan perusahaan. Disamping itu perusahaan harus tetap menyesuaikan diri dengan keinginan dan kebutuhan pelanggan yang selalu bertambah. g. Pengembangan secara terus menerus (works toward continuos improvement) Usaha yang terpenting agar pelayanan dapat dilakukan sebaik mungkin adalah dengan melakukan pengembangan secara terus menerus. Usaha peningkatan pelayanan tersebut akan dipandang positif oleh pelanggan karena kemauan perusahaan menuju kearah yang lebih baik. Dengan adanya pengembangan diharapkan pelanggan akan lebih puas dan hal ini berarti perusahaan akan memperoleh keuntungan yang lebih besar. Setiap pelanggan datang dengan membawa harapan – harapan tertentu terhadap kualitas pelayanan perusahaan serta membawa pengalamannya selama ini dalam berhubungan dengan perusahaan. Bila perusahaan bisa memberikan lebih dari apa yang diharapkan pelanggan maka dalam persepsi pelanggan kualitas pelayanan peusahaan relatif tinggi. Tetapi bila perusahaan gagal memenuhi apa yang diharapkan pelanggan maka dalam persepsi pelanggan kualitas pelayanan relatif rendah. Didalam benak pelanggan ada suatu timbangan untuk mengukur apa yang diperolehnya dengan apa yang diharapkannya. Semakin jauh timbangan ke sisi positif maka semakin 29 baik pula persepsinya mengenai kualitas pelayanan terhadap pelanggan. 2.7 Pengambilan keputusan Keputusan merupakan unsur kegiatan yang sangat penting, maka perusahaan perlu mempelajari perilaku – perilaku atau citra dari pelanggan tersebut. Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Persepsi – persepsi orang lain dan motivasi – motivasi internal akan berinteraksi untuk menentukan keputusan terakhir yang dianggap paling sesuai. Schiffman dan Kanuk (2007) mengemukakan bahwa keputusan adalah seleksi terhadap dua pilihan atau lebih. Dengan perkataan lain pilihan komplain harus tersedia bagi seseorang ketika pengambilan keputusan. Keinginan untuk membeli atau menggunakan produk jasa pada konsumen akan timbul ketika mereka merasa tertarik, ingin menggunakan dan memiliki produk yang dilihatnya. Menurut Kotler dan Amstrong (2009) terdapat beberapa tahap konsumen dalam melakukan keputusan pembelian : 1. Pengenalan kebutuhan Tahap pertama proses keputusan pembelian dimana konsumen menyadari suatu masalah atau kebutuhan. 2. Pencarian informasi Tahap proses keputusan pembelian dimana konsumen ingin mencari informasi lebih banyak, konsumen mungkin hanya memperbesar perhatian atau melakukan pencarian informasi secara akhir. 30 3. Evaluasi alternatif Tahap proses keputusan pembelian dimana konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek alternatif dalam sekelompok pilihan. Dalam melakukan evaluasi konsumen dianggap melakukan pertimbangan secara sadar dan rasional. Konsumen mengevaluasi pilihan berkenaan dengan manfaat yang diharapkan dan menyempitkan pilihan hingga alternatif yang dipilih.Menurut Wijayanti (2008) tahap ini meliputi dua tahap, yaitu : a. Penetapan tujuan pembelian, dimana konsumen menentukan suatu tujuan dalam produk tertentu misalnya untuk prestice dan image. b. Menilai seta mengadakan seleksi terhadap alternatif pembelian berdasarkan tujuan tersebut sehingga untuk tujuan prestice dan image produk – produk yang dapat memenuhi tujuan tersebut adalah membeli mobil mewah, membeli rumah mewah atau membeli pakaian bermerek yang mahal. 4. Keputusan pembelian Keputusan untuk membeli disini merupakan proses dalam pembelian yang nyata. Jadi, setelah tahap – tahap sebelumnya telah dilakukan maka konsumen harus mengambil keputusan apakah membeli atau tidak. Apabila konsumen memutuskan untuk membeli maka konsumen akan menjumpai serangkaian keputusan yang harus diambil menyangkut jenis produk, merek, kualitas penjual, waktu pembelian, cara pembayaran dan tempat pembelian. 31 5. Perilaku setelah (pasca) pembelian Tahap proses keputusan pembeli dimana konsumen mengambil tindakan selanjutnya setelah pembelian berdasarkan kepuasan atau ketidakpuasan mereka. 2.8 Perilaku konsumen 2.8.1 Pengertian perilaku konsumen Kotler dan Keller (2009) mengemukakan bahwa tujuan pemasaran adalah memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan sasaran secara lebih baik dari pada pesaing. Perilaku konsumen merupakan studi tentang cara individu, kelompok dan organisasi menyeleksi, membeli, menggunakan dan mendisposisikan barang , jasa, gagasan atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan atau konsumen. Studi konsumen memberikan petunjuk untuk memperbaiki dan memperkenalkan produk atatu jasa, menetapkan harga, merencanakan saluran atau distribusi, menyusun pesan, dan mengembangkan kegiatan pemasaran lain. Para pemasar selalu mencari tren yang sedang naik daun mengemukakan peluang pemasaran baru. Menurut Kotller dan Keller (2009 : 166), perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok dan organisasi memilih, membeli, menggunakan dan bagaimana barang, jasa, ide atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. Sementara itu menurut Sumarwan (2004) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai berikut: Istilah perilaku konsumen diartikan sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam 32 mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka. Sedangkan menurut Setiadi (2010), perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini. Dari beberapa definisi yang telah disebutkan di atas dapat kita simpulkan bahwa perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan halhal di atas atau kegiatan mengevaluasi. Schiffman dan Kanuk dalam buku Sumarwan (2004) mengemukakan bahwa studi perilaku konsumen adalah suatu studi mengenai bagaimana seorang individu membuat keputusan untuk mengalokasikan sumber daya yang tersedia (waktu, uang, usaha dan energi). 2.8.2 Faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen Menurut Kotler dan Keller (2009) mengemukakan bahwa ada beberapa faktor – faktor yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan tindakan antara lain : 1. Faktor Budaya a. Budaya : merupakan penentu keinginan dan perilaku individu yang mendasar. b. Sub – budaya : terdiri dari kebangsaan, kelompok agama, kelompok ras dan daerah geografis. Banyak budaya yang 33 membentuk segmen pasar penting dan pemasar sering merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka. c. Kelas sosial : pada dasarnya semua masyarakat memiliki kasta, dimana anggota kasta yang berbeda dibesarkan dengan peran tertentu dan tidak dapat mengubah keanggotaan kasta mereka. 2. Faktor Sosial a. Kelompok acuan : seseorang terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang, kelompok yang memiliki pengaruh langsung terhadap seseorang dinamakan “Kelompok keanggotaan”. Kelompok acuan menghadap seseorang pada perilaku dan gaya hidup baru dan juga mempengaruhi perilaku dan konsep pribadi seseorang. b. Keluarga : merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat dan mereka telah menjadi objek penelitian yang luas. c. Peran dan status : peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang, masing - masing peran akan memperoleh status. 3. Faktor Pribadi a. Usia dan tahap siklus hidup : orang membeli barang dan jasa berbeda untuk hidupnya. Hal ini dipengaruhi karena manusia 34 memiliki siklus hidup untuk berubah dengan contoh orang akan berkembang dari bayi hingga dewasa. Pemasar sering menggunakan strategi siklus hidup manusia sebagai sasaran untuk melakukan penjualan produk mereka. b. Pekerja dan lingkungan ekonomi : faktor ini memiliki pengaruh karena suatu pembelian didasari atas keadaan ekonomi untuk melakukan suatu belanja, pengaruh lain yang memiliki pengaruh adalah faktor kemampuan untuk mendapatkan upah yang besar, hutang, menabung dan sikap terhadap berbelanja, kemudian lingkungan ekonomi yang berpenaruh yang lain adalah secara spesifik adalah jabatan. c. Gaya hidup : gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan di dalam aktifitas, minat dan opininya. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang yang berinteraksi dengan lingkungannya. d. Kepribadian dan konsep diri : kepribadian adalah karakteristik psikologis seseorang yang berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungannya. 4. Faktor psikologis a. Motivasi : kebutuhan yang cukup mendorong seseorang untuk bertindak. 35 b. Persepsi : proses yang digunakan seseorang individu untuk memilih, mengorganisasi, dan menginterprestasikan masukan – masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti. c. Pembelajaran : merupakan perubahan perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman. Sebagian besar perilaku manusia merupakan hasil belajar, ahli teori pembelajaran yakin bahwa pembelajaran dihasilkan dari perpaduan kerja dengan dorongan. d. Keyakinan : gambaran yang dianut oleh seseorang tentang suatu hal. Keyakinan mungkin didasarkan atas suatu pengetahuan pendapat dan kepercayaan kesemua hal tersebut mungkin mengandung faktor emosional. e. Sikap : merupakan evaluasi, perasaan emosional dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan dan bertahan lama dari seseorang terhadap suatu objek atau gagasan. Faktor – faktor yang mempengaruhi tingkah laku konsumen yang ditulis diatas data dilihat sebagai berikut ini : 36 Tabel 2.1 Faktor – faktor yang mempengaruhi tingkah laku konsumen Budaya Budaya Sosial Kelompok acuan Pribadi Usia dan tahapan Psikologis Motivasi siklus hidup Sub-budaya Keluarga Pekerjaan dan Persepsi lingkungan Pembeli ekonomi Kelas sosial Peran dan status Gaya hidup Pembelajaran kepribadian dan konsep diri Keyakinan Sikap Sumber : Kotler dan Keller (2009) 2.9 Pengertian Jasa Rental Mobil (Rent Car) Jasa Rent Car adalah penyedia layanan penyewaan kendaraan dengan cara sewa harian maupun kontrak bulanan bahkan tahunan dengan menggunakan sopir atau dengan menyetir sendiri. Pemanfaatan rent car ini dapat dikembangkan sebagai terobosan bagi masyarakat atau perusahaan yang tidak memiliki alat transportasi yang akan digunakan untuk operasional. efektif bagi perusahaan karena tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk biaya pemeliharaan alat transportasi, sebab dengan menyewa kendaraan operasional, perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk pemeliharaan alat transportasi. Untuk pengelolaan usaha rent car ini dapat bersifat non-profit maupun komersial, tergantung pada penyelenggara usaha rent car itu sendiri. http://grhamitrarentcarsemarang.blogspot.com/ 37 2.10 Kerangka Pemikiran Berdasarkan pada rumusan masalah dan telaah pustaka yang telah diuraikan dimuka mengenai variabel persepsi harga, kualitas layanan serta pengaruhnya terhadap keputusan pemilihan rental mobil (studi kasus PT CSM Corporatama) maka kerangka pemikiran teoritis yang diajukan dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut : Persepsi Harga Keputusan Pemilihan Rental Mobil Kualitas Layanan (Studi kasus PT CSM Corporatama) 2.11 Hipotesis Hipotesis adalah suatu penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena, atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi. Hipotesis merupakan pernyataan penelitian tentang pengaruh variabel – variabel dalam penelitian, serta merupakan pernyataan yang paling spesifik. Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : H1 : Terdapat pengaruh persepsi harga terhadap keputusan pemilihan rental mobil (Studi kasus pada PT. CSM Corporatama) H2 : Tidak terdapat pengaruh persepsi harga terhadap keputusan pemilihan pemilihan rental mobil (Studi kasus pada PT. CSM Corporatama) H3 : Terdapat pengaruh kualitas layanan terhadap keputusan pemilihan pemilihan rental mobil (Studi kasus pada PT. CSM Corporatama) 38 H4 : Tidak terdapat pengaruh kualitas layanan terhadap keputusan pemilihan pemilihan rental mobil (Studi kasus pada PT. CSM Corporatama) 2.12 Penelitian Terdahulu Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu No Judul 1 Hubungan kualitas layanan terhadap keputusan pembelian ulang pada perusahaan PT. Dynaplast tbk Peneliti Rita Zahara, Skripsi tahun 2013 Hasil Penelitian Hasil dari analisis korelasi disimpulkan bahwa hubungan antara variabel kualitas layanan terhadap keputusan pembelian ulang produk PT. Dynaplast tbk adalah sangat kuat, dan dari hasil uji hipotesis dengan uji t ternyata terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas layanan dengan keputusan pembelian ulang. 2 Analisis Panji Arif Hasil dari analisis, indikator – pengaruh Akbar, Skripsi indikator pada penelitian ini bersifat valid dan variabelnya valid. Dan faktor kualitas layanan, tahun 2011 yang paling dominan berpengaruh harga dan lokasi terhadap terhadap keputusan pembelian adalah keputusan variabel kualias pelayanan (dengan pembelian koefisiensi regresi sebesar 0,346), sepeda motor kemudian diikuti variabel harga Honda (koefisiensi regresi sebesar 0,469) dan terakhir adalah variabel lokasi (dengan regresi sebesar 0,219). Variabel – variabel dependen pada penelitian ini sudah cukup baik dalam menjelaskan variabel independennya (keputusan pembelian). Saran dari penulis adalah agar dealer – dealer sepeda motor dikota banjarnegara perlu mempertahankan hal – hal yang dinilai sudah cukup baik oleh konsumen dan memperbaiki yang dinilai oleh konsumen kurang. Sumber : Data diolah dari beberapa jurnal / skripsi 39 Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu (Lanjutan) No 3 Judul Peneliti Pengaruh Andri Irawan, persepsi harga Skripsi tahun dan citra merek 2013 terhadap keputusan pembelian produk Yamaha Scorpio Z Hasil Penelitian Dalam penelitian ini terbukti bahwa pengaruh persepsi harga dan citra merek tehadap keputusan pembelian produk Yamaha scorpio Z, menunjukkan hasil adanya pengaruh yang signifikan antara persepsi harga terhadap keputusan pembelian (t = 8,38) dan tidak adanya pengaruh yang signifikan antara citra merek terhadap keputusan pembelian (t = 0,115). 4 Pengaruh brand Nina Dalam penelitian ini terbukti bahwa awareness dan Saraswati, pengaruh brand awareness, harga, harga terhadap Skripsi tahun brand awareness dan harga secara keputusan 2013 bersama – sama tehadap keputusan pembelian mesin pembelian mesin cuci merek Samsung cuci merek di apartemen kalibata city, Samsung di menunjukkan hasil adanya pengaruh apartemen positif dan signifikan dimana antar kalibata city variabel saling berhubungan satu sama lain. 5 Pengaruh harga Asih Astuti, Hasil dari analisis ini dilihat dari beli, kualitas Skripsi tahun probabilitas signifikansi untuk variabel produk, dan 2013 kualitas produk adalah 0,083 dan waktu variabel waktu pengiriman barang pengiriman adalah 0,067 yang jauh di atas barang terhadap variabel, sedangkan harga beli keputusan signifikan pada 0,000. Jadi keputusan pemilihan pemilihan supplier kemasan produk supplier kemasan pada PT. Indah Kiat Pulp & Paper produk pada PT. Tangerang Mill diperngaruhi oleh Indah Kiat Pulp harga beli. & Paper Tangerang Mill Sumber : Data diolah dari beberapa jurnal / skripsi