BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pengambilan keputusan keuangan diperlukan informasi keuangan. Informasi tersebut di perusahaan disajikan oleh laporan keuangan yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi (Ery, 2010). laporan keuangan dalam perusahaan merupakan sebuah informasi yang penting dalam mengukur tingkat kinerja keuangan perusahaan untuk melakukan investasi. Laporan keuangan yang biasanya di sajikan dalam menejemen perusahaan yang lazim digunakan dalam memprediksi saham meliputi laporan posisi keuangan (Nerasa), laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Untuk mengetahui apakah kinerja keuangan selama periode berjalan tersebut menguntungkan atau tidak. Hal tersebut akan lebih relefan jika mengukurnya menggunakan analisis rasio keuangan yang biasanya menjadi alat ukur kinerja keuangan (Ika, 2013). Untuk mengukur kinerja suatu perusahaan, investor biasanya melihat kinerja keuangan yang tercermin dari berbagai macam rasio. Salah satu indikator pengkuran kinerja keuangan yang sering digunakan adalah profitabilitas perusahaan. Alat ukur profitabilitas perusahaan yang sering digunakan adalah Return on Assets (ROA), dan Return on Equity (ROE). Return on Assets (ROA) merupakan ukuran kemampuan perusahaan didalam menghasilkan keuntungan (return) bagi perusahaan dengan memanfaatkan aktiva yang dimiliki (Tandelilin, 1 2 2010:378). Semakin besar Return on Assets (ROA) menunjukan kinerja yang semakin baik. Return on Equity (ROE) merupakan rasio keuangan yang banyak digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan. Khususnya menyangkut profitabilitas perusahaan (Tandelilin, 2010: 378), Return on Equity (ROE) untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atas modalnya sendiri. Secara umum Return on Equity (ROE) dihasilkan dari pembagian laba dengan ekuitas selama setahun terakhir. Meskipun telah digunakan secara luas oleh investor sebagai salah satu dasar dalam pengambilan keputusan investasi karena nilainya tercantum dalam laporan keuangan, penggunaan analisis rasio keuangan sebagai alat pengukur akuntansi konvensional memiliki kelemahan utama, yaitu mengabaikan adanya biaya modal sehingga sulit untuk mengetahui apakah suatu perusahaan telah berhasil menciptakan suatu nilai atau tidak. Untuk mengatasi kelemahan tersebut, digunakan Economic Value Added (EVA) yang mencoba mengukur nilai tambah (value creation) yang dihasilkan suatu perusahaan dengan cara mengurangi laba operasi setelah pajak dengan beban biaya modal (cost of capital), dimana beban biaya modal mencerminkan tingkat resiko perusahaan yang timbul sebagai akibat investasi yang dilakukan (Nur, 2011). Brealey, el.al (2007:273) menyatakan bahwa Economic Value Edded (EVA) yang diperkenalkan oleh Stren-Steward, berbeda dengan pendekatan akuntansi tradisional yang menggunakan Return on Asses (ROA) dan Return on Equity (ROE), di mana kinerja perusahaan dilihat dari kemampuan perusahaan menghasilkan laba tanpa melihat biaya modal yang dipergunakan. Masih menurut 3 Brealey manyatakan bahwa Economic Value Added (EVA) merupakan suatu estimasi laba ekonomis yang sesungguhnya dari perusahaan dalam tahun berjalan, dan hal ini sangat berbeda dengan laba akuntansi. Menurut Jogianto (2008) penggunaan metode EVA membuat perusahaan lebih memfokuskan perhatian pada usaha penciptaan nilai perusahaan. Pengertian nilai diartikan sebagai nilai daya guna maupun benefit yang dinikmati oleh stakeholder (karyawan. investor, pemilik, dan pelanggan). Metode ini relatif sulit diterapkan karena memerlukan perhitungan atas biaya yang kompleks. Namun bagi perusahaan yang listed di pasar modal mungkin akan lebih mudah menghitungnya, daripada perusahaan yang belum go publik di pasar modal. EVA yang positif menandakan perusahaan berhasil menciptakan nilai bagi pemilik modal, karena perusahaan mampu menghasilkan tingkat pengembalian yang melebihi tingkat biaya modal. Namun EVA yang negative akan menurunkan nilai perusahaan. Pada hakikatnya, seorang investor melakukan investasi dengan harapan investasinya tersebut mampu memberikan tingkat pengembalian ( rate of return) yang diharapkan. Investasi di bursa efek merupakan jenis investasi dengan resiko relatif tinggi meskipun menjanjikan keuntungan yang relatif besar (Nur, 2011). Tingkat keuntungan (return) merupakan rasio antara pendapatan investasi selama beberapa periode dengan jumlah dana yang diinvestasikan. Pada umumnya investor mengharapkan keuntungan yang tinggi dengan resiko kerugian yang sekecil mungkin, sehingga para investor berusaha menentukan tingkat keuntungan investasi yang optimal dengan menentukan konsep investasi yang memadai. 4 Konsep ini penting karena tingkat keuntungan yang diharapkan dapat diukur. Dalam hal ini tingkat keuntungan dihitung berdasarkan selisih antara capital gain dan capital loss. Rata-rata return saham biasanya dihitung dengan mengurangkan harga saham periode tertentu dengan harga saham periode sebelumnya dibagi dengan harga saham sebelumnya (Hakim, 2006). Berdasarkan informasi yang dikutip pada Kamis, 05 Maret 2015 oleh Nuriy Azizah pukul 23:40 WIB dari beritasatu.com mengenai artikel yang berjudul “Incar "Return" Tinggi, Saham Bakal Jadi Pilihan”, menyatakan bahwa tingginya harapan rata-rata investor lokal terhadap tingkat pengembalian (return) investasi tahun ini, harus diimbangi pemahaman untuk mengenal berbagai instrumen investasi. Saham dinilai bisa menjadi pilihan untuk merealisasikan harapan investor lokal tersebut. Berdasarkan hasil riset Manulife Investor Sentiment Index (MISI) kuartal IV-2014, harapan rata-rata return investasi sepanjang tahun ini adalah sebesar 14,5 persen. Putut memaparkan, ke depan pemahaman investor lokal terhadap berbagai instrumen investasi harusnya diperluas. Opsi saham contohnya, mampu mempertinggi return investasi yang bisa diperoleh. Di sisi lain, dana yang harus disisihkan pun semakin kecil. Sementara itu, Analis Investa Saran Mandiri Hans Kwee pun menegaskan tahun ini kemungkinan para investor lokal akan beralih dari deposito ke aset berisiko. Sepanjang tahun lalu, return investasi deposito menurun 1-2 persen dari sebelumnya pada 2013. Menurut Hans, pasar saham tahun ini akan menarik. Faktor pemerintahan baru diyakini mempu memacu pertumbuhan ekonomi. Hal ini mengingat ruang fiskal yang dimiliki pemerintah pun cukup banyak. 5 Berdasarkan informasi yang dikutip pada Senin, 21 April 2014 pukul 06:27 WIB dari jpnn.com mengenai artikel yang berjudul “Return Saham Paling Tinggi”, menyatakan bahwa Hingga akhir pekan lalu, saham-saham properti dan infrastruktur memberikan return saham alias keuntungan paling tinggi sejak awal tahun. Kelompok saham dari sektor itu tumbuh 28,91 persen atau dua kali pertumbuhan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang mencapai 14,57 persen. Kenaikan tertinggi kedua adalah indeks sektor keuangan sebesar 21,14 persen. Dua sektor tertinggi itulah yang menjadi penopang utama tumbuhnya IHSG sepanjang awal tahun ini. Analis PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Ahmad Sujatmiko menilai wajar keunggulan sektor properti dan keuangan. Saham-saham dua sektor itu ditopang membaiknya makroekonomi. "Tahun lalu properti sempat turun dalam sehingga kenaikan sekarang terlihat tinggi. Laporan keuangan 2013 dari perusahaan sektor itu juga ternyata positif," ujarnya kepada Jawa Pos kemarin. Telah banyak penelitian yang dilakukan untuk menguji pengaruh antara kinerja keuangan dengan return saham dengan menggunakan berbagai atas ukur. Diantaranya adalah Ika (2012), bella (2011) melakukan penelitian mengenai perbandingan pengaruh rasio keuangan terhadap tingkat pengembalian saham (return saham). Dari penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa ROA berpengaruh signifikan terhadap return saham, sedangkan Isya (2014) melakukan penelitian dengan diperoleh hasil ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham, ROE berpengaruh signifikan terhadap return saham, dan EVA tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hal ini berbeda dengan Nur (2011) diperoleh 6 hasil bahwa ROA, ROE dan EVA tidak berpengaruh signifikan terhadap pengembalian saham (return saham). Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan hasil penelitian antara beberapa peneliti mengenai pengaruh variable ROA, ROE, dan EVA sehingga peneliti tertarik untuk rnelakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh ROA, ROE dan EVA terhadap Return Saham. Peneliti bermaksud untuk melakukan studi lebih lanjut melalui pengujian ulang (replication) atas penelitian terdahulu. Peneliti ingin mengetahui apakah jika dilakukan penelitian ulang dengan menggunakan sampel dan data yang berbeda serta periode pengamatan yang lebih akhir dapat diketahui hasil yang konsisten. Apabila hasilnya konsisten, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan memiliki pengaruh terhadap return saham perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Perusahaan property dan real estate yang terdaftar di bursa efek indonesia Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka penulis memilih judul penelitian "Pengaruh Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Economic Value Added (EVA) Terhadap Return Saham (Studi pada Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014)" 7 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah ROA (Return on Assests) berpengaruh terhadap return saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Apakah ROE (Return on Equity), berpengaruh terhadap return saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3. Apakah EVA (Economic Value Added) berpengaruh terhadap return saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 4. Apakah ROA (Return on Assests), ROE (Return on Equity), dan EVA (Economic Value Added) berpengaruh terhadap return saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh kinerja keuangan yang diukur dengan menggunakan rasio keuangan ROA (Return on Assests) terhadap return saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. b. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh kinerja keuangan yang diukur dengan menggunakan rasio keuangan ROE (Return on Equity) terhadap return saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. c. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh kinerja keuangan yang diukur dengan menggunakan rasio keuangan EVA (Economic Value Added) 8 terhadap return saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. d. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh ROA (Return on Assests), ROE (Return on Equity), dan EVA (Economic Value Added) terhadap return saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1. Manfaat penelitian a. Memberi masukan kepada manajemen perusahaan, khususnya yang telah terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia, sebagai bahan pertimbangan manajemen dalam menilai kinerja. b. Memberi manfaat kepada investor sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi. c. Menambah referensi penelitian pasar modal, khususnya penelitian yang menyangkut ROA, ROE, dan EVA. 1.4 Kegunaan Penelitian Dari hasil penelitian sebagai kajian ilmiah ini penulis berharap dapat memberi suatu kontribusi kepada berbagai pihak yang berkepentingan yaitu, antara lain: 1. Bagi Penulis Dengan adanya penelitian ini akan menambahkan pengetahuan, wawasan, dan pengalaman yang berkaitan dengan topik yang diteliti. 9 2. Bagi Calon Investor Dapat dijadikan sebagai salah satu pertimbangan sebelum melakukan investasi. 3. Bagi Masyarakat Dapat digunakan untuk mengamati kinerja perusahaan yang didasarkan pada informasi laporan keuangan dan return saham yang dipublikasikan. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan maka penulis melakukan penelitian kepada Bursa Efek Indonesia melalui homepage : www.idx.co.id penelitian tersebut akan dilakukan pada tahun 2015 sampai dengan selesai.