6 PERDEBATAN PDT. BUDI ASALI (PENGANUT ALLAH TRITUNGGAL) VS ELLEN KRISTI (PENGANUT UNITARIAN: ALLAH SATU PRIBADI. YESUS BUKAN ALLAH, TETAPI MALAIKAT) Published by permission. Pengutipan dari artikel ini harus mencantumkan: Dikutip dari http://www.geocities.com/thisisreformedfaith/artikel/unitarian-ellenkristi06.html Perdebatan Pdt. Budi Asali VS Ellen Kristi (6) Tanggapan Ellen Kristi: Hello again! I must apologize for being so late to send my reply. I can’t help to write it sooner due to the latest health condition of my mom-in-law and all the deadlines in my job. But I’ve sent it anyhow and let’s go straight to the point. When I received your last e-mail, what I really hope to read is an explication of your refusal to my second basic assumption [that Jesus and the apostles (the early Christians) thought and worked in Judaism monotheistic cultural and conceptual frameworks]. I challenged you to show me whether there is any historical proof that they had other cultural and conceptual frameworks, by what your refusal can be justified. Tanggapan Budi Asali: Saya tidak mengerti bagaimana anda membaca tulisan / jawaban saya yang lalu. Bukankah saya sudah menjelaskan alasan mengapa saya menolak basic assumption anda yang kedua? Saya percaya bahwa agama Yahudi itu monotheistik. Yang salah dari mereka adalah bahwa mereka monotheistik MUTLAK, padahal Perjanjian Lama sendiri bukan monotheistik mutlak. Ini terbukti dari banyaknya hal yang menunjukkan adanya semacam kejamakan dalam diri Allah yang esa itu. Mengingat bahwa Yesus tidak mungkin bertentangan dengan Perjanjian Lama, dan rasul-rasul pasti mengikuti ajaran dan kepercayaan Yesus, maka saya yakin bahwa Yesus dan rasul-rasul pasti juga bukan montheist mutlak. Saya yakin bahwa mereka percaya pada apa yang saya percaya. Hanya saja kepercayaan mereka pada saat itu belum dirumuskan / diformulasikan. Tanggapan Ellen Kristi: Your response: 1) Jangan mengatakan bahwa setiap orang bebas punya pandangannya sendirisendiri. Kalau 2 orang berdebat, dan yang satu mempunyai dasar Kitab Suci yang tidak dapat dibantah oleh lawannya, maka lawannya tidak bebas memilih pandangannya sendiri, kecuali ia mau dianggap sebagai orang yang tidak peduli pada Kitab Suci / Firman Tuhan! 2) Saya tidak memberikan tanggapan sejarah, tetapi tanggapan yang berdasarkan ayat-ayat Perjanjian Lama. Apakah itu bukannya lebih kuat? Mau tanggapan sejarah? Mengapa rasul-rasul berdoa kepada Yesus, menyembah Yesus, dan demikian juga orang-orang kristen abad-abad awal? Seorang Yahudi, yang monotheis secara radikal, tak akan menyembah / berdoa kepada siapapun selain Allah / YHWH! Bahwa mereka berdoa kepada Yesus dan menyembah Yesus menunjukkan bahwa mereka menganggap Yesus sebagai Allah / YHWH sendiri (bdk. Yer 23:5-6 dimana Yesus dinyatakan sebagai YHWH!) 2 Perdebatan Pdt. Budi Asali VS Ellen Kristi (6) 3) Bisakah anda membuktikan bahwa doktrin Allah Tritunggal / keilahian Yesus berasal dari kebudayaan / filsafat Yunani, Romawi, dsb?? Perlu anda cermati bahwa dalam membuktikan keilahian Yesus dan doktrin Allah Tritunggal, saya semata-mata menggunakan Kitab Suci. Bukan filsafat atau kebudayaan siapapun! My first reaction: *sigh* What kind of argument is this? Tanggapan Budi Asali: 1) Jawab argumentasi saya, jangan hanya ‘sigh’! 2) Jangan kira saya tidak ‘sigh’ kalau membaca argumentasi anda. Saya kadangkadang heran bagaimana orang sepintar anda bisa mempunyai pengertian / cara berpikir / kerangka berpikir yang begitu kacau! Tanggapan Ellen Kristi: My further response: Your argument shows me how incoherent your belief is. You mentioned that you also believe in the interpretation-by-linguistic-and-historical-contexts principle of the scriptures as your basic argument #1, the same principle that I hold. But now when I challenge you to show me historical evidence of the cultural and conceptual root of the early Christians (i.e. Jesus and the apostles), why do you refuse? Don’t you understand that the logical consequence of holding this principle requires you to study the historical context of Biblical characters and authors? Tanggapan Budi Asali: Saya kira kita mempunyai pengertian yang berbeda tentang basic Assumption anda yang pertama. Harap anda kembali melihat tulisan anda yang dulu tentang basic assumption itu. Anda mengatakan ‘1. I believe that Biblical verses must be understood both in linguistic and historical CONTEXTS to get their objective meaning. To obtain the truth of the Bible means to grasp “the intention of the author”. Here, sola scriptura is not enough, we also need to investigate the historical factor on how, when, where (what culture/environment), and by whom a verse comes into being, and make them considerations in deciding which interpretation is closer to the “real” meaning. Kalau yang harus diperhatikan adalah faktor bahasa dan sejarah dari kontext KITAB SUCI, saya setuju. Dan itu sudah saya tunjukkan dengan memberikan hal-hal yang menunjukkan adanya kejamakan dalam diri Allah. Ini menggunakan ayat-ayat Perjanjian Lama. Apakah itu bukan termasuk sejarah? Juga saya mengatakan bahwa orang Yahudi tak akan menyembah siapapun / berdoa kepada siapapun kecuali 3 Perdebatan Pdt. Budi Asali VS Ellen Kristi (6) kepada Allah. Bukankah itu budaya mereka? Bahwa mereka menyembah Yesus, dan berdoa kepada Yesus, itu membuktikan bahwa mereka menganggap Yesus sebagai Allah. Dan pada waktu mereka menyembah Yesus tetapi menyebutNya sebagai Anak Allah (Mat 14:33), itu membuktikan bahwa istilah ‘Anak Allah’ itu mereka mengerti sebagai ‘Allah sendiri’ atau ‘setara dengan Allah’. Tanggapan Ellen Kristi: From my study I learned that Jesus and the apostles and members of the primitive Church are all, or at least largely, Jews. There was no disagreement whatever between the orthodox Jewish theologian and Jesus about who God is. Tanggapan Budi Asali: O ya? Lalu mengapa Yesus bisa mengatakan kata-kata dalam Yoh 8:54-55– “Jawab Yesus: "Jikalau Aku memuliakan diri-Ku sendiri, maka kemuliaan-Ku itu sedikitpun tidak ada artinya. Bapa-Kulah yang memuliakan Aku, tentang siapa kamu berkata: Dia adalah Allah kami, padahal KAMU TIDAK MENGENAL DIA, TETAPI AKU MENGENAL DIA. Dan jika Aku berkata: Aku tidak mengenal Dia, maka Aku adalah pendusta, sama seperti kamu, tetapi Aku mengenal Dia dan Aku menuruti firman-Nya”? Juga bagaimana Ia bisa mengatakan Yoh 8:19b – “"Baik Aku, maupun Bapa-Ku tidak kamu kenal. Jikalau sekiranya kamu mengenal Aku, kamu mengenal juga BapaKu."”? Tanggapan Ellen Kristi: We can see that the Pharisees and Herodians even flattered Jesus, that he was “truthful and defer to no one; not partial to any, but teach the way of God in truth” (Mark 12:14). And then they question, “What commandment is the foremost of all?” (v. 28). In modern language this question will be paraphrased, “What is the core, central idea, of what you believe and teach? What is the single most important tenet of your theology?” And Jesus’ answer was quoted directly from the so-called Shema, Israel’s national creed, “Hear, o Israel! Yahweh our God is one, and you shall love Yahweh your God with all your heart, soul, mind, and strength!” (vv. 29, 30). Tanggapan Budi Asali: Ini tidak menunjukkan adanya persetujuan antara Yesus dengan orang-orang Yahudi berkenaan dengan siapa Allah itu, tetapi hanya dalam hal apa hukum yang terutama. Juga dalam ayat itu tak dijelaskan oleh Yesus apa yang Ia maksudkan dengan kata ‘satu’, apakah itu ‘satu yang mutlak’ atau tidak. 4 Perdebatan Pdt. Budi Asali VS Ellen Kristi (6) Tanggapan Ellen Kristi: The agreement between Jesus and the Jews about who God is can also be found in many other records in the four gospels. I’ve mentioned John 4:22 when Jesus identified himself with all Jews, “We know whom we worship, for salvation comes from the Jews”. Tanggapan Budi Asali: Siapa mengatakan bahwa dalam ayat ini Yesus menyamakan dirinya dengan SEMUA orang Yahudi? Berdasarkan apa anda mengatakan hal itu? Saya menganggap bahwa Ia hanya memaksudkan orang Yahudi yang mempunyai pengertian yang benar tentang Perjanjian Lama, bukan orang Yahudi yang menganut Yudaisme pada saat itu, yang sudah sangat menyimpang dalam penafsiran mereka tentang Perjanjian Lama. Apakah anda bisa mengatakan bahwa orang-orang Yahudi itu, yang oleh Yesus dikatakan sebagai ‘tidak mengenal Bapa’ itu bisa selamat? Kalau Yesus berkata bahwa keselamatan datang dari bangsa Yahudi, itu hanya karena kepada orang Yahudi / bangsa Israellah Perjanjian Lama / Firman Tuhan diberikan. Tetapi mereka yang menafsirkan Perjanjian Lama secara salah, tentu saja tidak akan diselamatkan! Tanggapan Ellen Kristi: The monotheistic faith also resonates from Jesus’ prayer in John 17:3, where he mentioned the Father as the only true God. Putting those two words, “only” and “true” (monos alethinos), the verse can but mean a description that Father is the only real or genuine God. This Father, Jesus stated clearly, is the God of the Jews (John 8:54). Tanggapan Budi Asali: 1) Jangan mengutip ayat out of context. Bukankah merupakan basic assumption no 1 anda bahwa kita harus menafsir sesuai kontext? Coba baca Yoh 8:54 itu terus sampai dengan ay 55nya. Ini sudah saya kutip di atas, jadi tak saya ulangi di sini. 2) Anda tidak berbeda dengan teman-teman anda. Selalu menggunakan ayatayat yang menunjukkan bahwa Allah itu esa, tunggal, tak ada yang lain, satu-satunya, dsb. Saya tekankan di sini, saya menerima semua ayat-ayat itu, dan bahkan menggunakan ayat-ayat itu sebagai dasar ajaran dari Allah Tritunggal, karena seandainya saya menolak ayat-ayat itu, saya tidak akan sampai pada doktrin Allah 5 Perdebatan Pdt. Budi Asali VS Ellen Kristi (6) TriTUNGGAL. Sebaliknya, saya akan sampai pada Tritheisme. AYAT-AYAT ITU SAMA SEKALI TIDAK DIMAKSUDKAN UNTUK MENENTANG KEILAHIAN KRISTUS ATAUPUN DOKTRIN ALLAH TRITUNGGAL, TETAPI UNTUK MENENTANG POLYTHEISME! 3) Yoh 17:3 baru saya perdebatkan / dialogkan dengan teman-teman anda. Saya mengajukan 1Yoh 5:20 untuk menunjukkan bahwa Yesus juga adalah satu-satunya Allah yang benar, karena dalam kalimat terakhir dari ayat itu, kata ‘Ia’ pasti menunjuk kepada Yesus, yang merupakan orang terakhir yang dibicarakan dalam kalimat sebelumnya. Sebagai tambahan untuk point 3 ini saya berikan kutipan dari buku saya: 1Yoh 5:20 - “Akan tetapi kita tahu, bahwa Anak Allah telah datang dan telah mengaruniakan pengertian kepada kita, supaya kita mengenal Yang Benar; dan kita ada di dalam Yang Benar, di dalam AnakNya Yesus Kristus. Dia adalah Allah yang benar dan hidup yang kekal”. Calvin mengatakan bahwa para pengikut Arianisme berusaha untuk menerapkan kalimat terakhir itu kepada Bapa. Tetapi ada 3 alasan yang tidak memungkinkan hal itu: a. Calvin dan A. H. Strong mengatakan bahwa sebutan ‘Allah yang benar’, dalam kalimat yang terakhir itu, tidak mungkin menunjuk kepada Bapa, karena sebelumnya Bapa sudah 2 x disebut dengan istilah ‘Yang benar’. Masakan sekarang disebut lagi dengan istilah ‘Allah yang benar’? b. Kalimat terakhir itu diawali dengan kata-kata ‘Dia adalah’. Terjemahan ini agak kurang tepat, karena kata-kata Yunani yang digunakan adalah HOUTOS ESTIN, yang artinya adalah ‘This is’ (= Ini adalah). Kata-kata ini jelas menunjuk kepada ‘orang terakhir’ dari kalimat sebelumnya, yaitu ‘Yesus Kristus’. c. Adanya sebutan ‘hidup yang kekal’ pada akhir dari kalimat terakhir itu. Dalam tulisan-tulisannya,Yohanes memang sangat sering menghubungkan hidup yang kekal dengan Yesus (bdk. Yoh 3:15,16,36 4:14 6:27,40,47,54,68 10:28 1Yoh 5:11-13). Jadi, ayat ini secara jelas menunjukkan bahwa Yesus adalah Allah. Tanggapan Ellen Kristi: What about the apostles? I read no claim in their writings that Jesus is Yahweh. Tanggapan Budi Asali: Anda mau bukti dari Kitab Suci bahwa Yesus adalah YHWH? Lagi-lagi saya kutipkan dari buku saya: 3) Kitab Suci menunjukkan bahwa Yesus adalah YAHWEH sendiri. 6 Perdebatan Pdt. Budi Asali VS Ellen Kristi (6) a) Yer 23:5-6 - “(5) Sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN, bahwa Aku akan menumbuhkan Tunas adil bagi Daud. Ia akan memerintah sebagai raja yang bijaksana dan akan melakukan keadilan dan kebenaran di negeri. (6) Dalam zamannya Yehuda akan dibebaskan, dan Israel akan hidup dengan tenteram; dan inilah namanya yang diberikan orang kepadanya: TUHAN (YAHWEH) - keadilan kita”. Pertama-tama perlu diketahui bahwa ini merupakan nubuat tentang Yesus / Mesias. Pada umumnya Saksi-Saksi Yehuwa mengakui hal ini, tetapi bila ada di antara mereka yang tidak mau mengakuinya, maka kita bisa membuktikannya. Bahwa ayat ini merupakan suatu nubuat tentang Yesus / Mesias, terlihat dari: 1. Gelar ‘Tunas adil bagi Daud’ dalam ay 5nya. Bahwa gelar ini menunjuk kepada Yesus terlihat dengan jelas kalau kita membandingkannya dengan: • Yes 4:2 - “Pada waktu itu tunas yang ditumbuhkan TUHAN akan menjadi kepermaian dan kemuliaan, dan hasil tanah menjadi kebanggaan dan kehormatan bagi orang-orang Israel yang terluput”. Baca kelanjutan dari ayat ini dan saudara akan melihat bahwa ayat ini merupakan nubuat tentang Mesias / Yesus. • Yes 6:13 - “Dan jika di situ masih tinggal sepersepuluh dari mereka, mereka harus sekali lagi ditimpa kebinasaan, namun keadaannya akan seperti pohon beringin dan pohon jawi-jawi yang tunggulnya tinggal berdiri pada waktu ditebang. Dan dari tunggul itulah akan keluar tunas yang kudus!’”. • Yes 11:1-3 - “(1) Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah. (2) Roh TUHAN akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan TUHAN; (3) ya, kesenangannya ialah takut akan TUHAN. Ia tidak akan menghakimi dengan sekilas pandang saja atau menjatuhkan keputusan menurut kata orang”. • Yes 53:2 - “Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknyapun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupapun tidak, sehingga kita menginginkannya”. Baca kelanjutan dari ayat ini dan saudara akan melihat bahwa ayat ini merupakan nubuat tentang Mesias / Yesus. • Zakh 3:8 - “Dengarkanlah, hai imam besar Yosua! Engkau dan teman-temanmu yang duduk di hadapanmu - sungguh kamu merupakan suatu lambang. Sebab, sesungguhnya Aku akan mendatangkan hambaKu, yakni Sang Tunas”. 7 Perdebatan Pdt. Budi Asali VS Ellen Kristi (6) • Zakh 6:12 - “katakanlah kepadanya: Beginilah firman TUHAN semesta alam: Inilah orang yang bernama Tunas. Ia akan bertunas dari tempatnya dan ia akan mendirikan bait TUHAN”. • Wah 5:5 - “Lalu berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku: ‘Jangan engkau menangis! Sesungguhnya, singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, telah menang, sehingga Ia dapat membuka gulungan kitab itu dan membuka ketujuh meterainya.’”. Baca kontext dari ayat ini dan saudara akan melihat bahwa ayat ini berbicara tentang Yesus. Juga gelar ‘singa Yehuda’ merupakan gelar dari Yesus (bdk. Kej 49:9-10). • Wah 22:16 - “‘Aku, Yesus, telah mengutus malaikatKu untuk memberi kesaksian tentang semuanya ini kepadamu bagi jemaatjemaat. Aku adalah tunas, yaitu keturunan Daud, bintang timur yang gilang-gemilang.’”. 2. Text itu mengatakan bahwa Ia akan menjadi raja yang bijaksana (ay 5b), dan dalam jamannya Yehuda akan dibebaskan, dsb. (ay 6). Kalau ini tidak menunjuk kepada Yesus, lalu menunjuk kepada siapa? Kalau kita sudah tahu / yakin bahwa Yer 23:5-6 ini merupakan nubuat tentang Yesus, maka sekarang perhatikan bagian akhir dari text itu, dimana Yesus disebut sebagai ‘TUHAN keadilan’, dimana kata ‘TUHAN’ tersebut dalam bahasa Ibraninya adalah YAHWEH / YEHOVAH. Catatan: Perlu diketahui bahwa dalam Perjanjian Lama, kata ‘Tuhan’ berasal dari kata bahasa Ibrani ADONAY, sedangkan kata ‘TUHAN’ (semua dalam huruf besar) berasal dari kata bahasa Ibrani YAHWEH / YEHOVAH. Ini adalah ayat yang sangat penting dalam menghadapi Saksi-Saksi Yehuwa karena di dalam ayat ini Yesus Kristus disebut dengan sebutan YAHWEH / YEHOVAH! Juga perlu diketahui bahwa dalam Kitab Suci istilah bahasa Ibrani ‘ADONAY’ (= Tuhan / Lord) bisa digunakan untuk seseorang yang bukan Allah (Misalnya dalam Yes 21:8). Demikian juga dengan istilah bahasa Ibrani ‘ELOHIM’ [= Allah / God(s)], atau istilah bahasa Yunani ‘THEOS’ (= Allah), atau istilah bahasa Yunani ‘KURIOS’ (= Tuhan), bisa digunakan untuk menunjuk kepada dewa dan bahkan manusia dan setan (Misalnya: Kel 4:16 Kel 7:1 Kel 12:12 Kel 20:3,23 Hakim 16:23-24 1Raja 18:27 Maz 82:1,6 Kis 28:6 2Kor 4:4). 8 Perdebatan Pdt. Budi Asali VS Ellen Kristi (6) Tetapi sebutan ‘YAHWEH’ / ‘YEHOVAH’ (= TUHAN / LORD) tidak pernah digunakan untuk makhluk lain selain Allah, karena YAHWEH / YEHOVAH adalah nama dari Allah! Maz 83:19 - “supaya mereka tahu bahwa Engkau sajalah yang bernama TUHAN, Yang Mahatinggi atas seluruh bumi”. NIV menterjemahkan secara berbeda, dan NWT / TDB mirip dengan NIV. NIV: ‘Let them know that you, whose name is the LORD - that you alone are the Most High over all the earth’ (= Biarlah mereka mengetahui bahwa Engkau, yang namaNya adalah TUHAN - bahwa Engkau saja adalah Yang Maha Tinggi atas seluruh bumi). TDB: “Agar mereka tahu bahwa engkau, yang bernama Yehuwa, Engkau sajalah Yang Mahatinggi atas seluruh bumi”. Tetapi KJV/RSV/NASB menterjemahkan seperti Kitab Suci Indonesia. KJV: ‘That men may know that thou, whose name alone is JEHOVAH, art the most high over all the earth’ (= Supaya manusia bisa mengetahui bahwa Engkau sendiri yang namaNya adalah Yehovah, adalah yang maha tinggi atas seluruh bumi). RSV: ‘Let them know that thou alone, whose name is the LORD, art the Most High over all the earth’ (= Biarlah mereka mengetahui bahwa Engkau saja, yang namanya adalah TUHAN, adalah Yang Maha Tinggi atas seluruh bumi). NASB: ‘That they may know that Thou alone, whose name is the LORD, Art the Most High over all the earth’ (= Supaya mereka bisa mengetahui bahwa Engkau saja, yang namanya adalah TUHAN, adalah Yang Maha Tinggi atas seluruh bumi). C. H. Spurgeon: “‘Jehovah’ is the incommunicable name of God, and is never attributed to any but God” (= ‘Yehovah’ adalah nama Allah yang tidak bisa diberikan, dan tidak pernah diberikan kepada yang lain kecuali Allah) - ‘The Treasury of David’, vol 2, hal 430. Herman Bavinck: “God’s ‘proper name par excellence’ is Jehovah: Ex. 15:3; Ps. 83:19; Hos 12:6; Is. 42:8. This name is, therefore, not used of any other than Israel’s God” (= Nama Allah yang sungguh-sungguh yang paling menonjol adalah Yehovah: Kel 15:3; Maz 83:19; Hos 12:6; Yes 42:8. Karena itu, nama ini tidak digunakan untuk yang lain dari Allah Israel) ‘The Doctrine of God’, hal 107. Louis Berkhof: “It is especially in the name Yahweh, which gradually supplanted earlier names, that God reveals Himself as the God of grace. It 9 Perdebatan Pdt. Budi Asali VS Ellen Kristi (6) has always been regarded as the most sacred and the most distinctive name of God, the incommunicable name” (= Khususnya dengan nama Yahweh inilah, yang perlahan-lahan menggantikan nama-nama yang lebih awal, Allah menyatakan diriNya sendiri sebagai Allah kasih karunia. Nama itu selalu dianggap sebagai nama Allah yang paling keramat dan paling khusus / tersendiri, nama yang tidak bisa diberikan) - ‘Systematic Theology’, hal 49. Dalam tafisannya tentang nama YAHWEH dalam Yes 42:8, Albert Barnes mengatakan: “It is a name which is given to none but the true God, and which is everywhere in the Scriptures used to distinguish him from all others” (= Ini adalah nama yang tidak diberikan kepada siapapun kecuali Allah yang benar, dan yang dimana-mana dalam Kitab Suci digunakan untuk membedakan Dia dari semua yang lain) - hal 103. Karena itu, kalau dalam Yer 23:5-6 Yesus disebut dengan sebutan ‘YAHWEH / YEHOVAH’, maka tidak bisa tidak hal ini menunjukkan bahwa Yesus adalah Allah sendiri! Charles Haddon Spurgeon: “Jesus Christ is the Lord our righteousness. There are but three words, ‘JEHOVAH,’ - for so it is in the original, - ‘OUR RIGHTEOUSNESS.’ He is Jehovah. Read that verse, and you will clearly perceive that the Messias of the Jews, Jesus of Nazareth the Saviour of the Gentiles, is certainly Jehovah. He hath the incommunicable title of the Most High God. ... Oh, ye Arians and Socinians, who monstrously deny the Lord who bought you and put him to open shame by denying his divinity, read you that verse and let your blasphemous tongues be silent, and let your obdurate hearts melt in penitence because ye have so foully sinned against him. He is Jehovah, or, mark you, the whole of God’s word is false, and there is no ground whatever for a sinner’s hope” (= Yesus Kristus adalah TUHAN kebenaran kita. Di sana ada tiga kata, ‘Yehovah’, - karena demikianlah dalam bahasa aslinya, - ‘Kebenaran kita’. Ia adalah Yehovah. Bacalah ayat ini, dan engkau akan dengan jelas mengerti bahwa Mesias dari orang-orang Yahudi, Yesus dari Nazaret, Juruselamat dari orang-orang non Yahudi, jelas adalah Yehovah. Ia mempunyai gelar dari Allah Yang Maha Tinggi yang tidak bisa diberikan kepada yang lain. ... O, kamu penganut-penganut Arianisme dan Socinianisme, yang dengan hebat menyangkal Tuhan yang membelimu dan mempermalukan Dia dengan menyangkal keilahianNya, bacalah ayat itu dan hendaklah lidah-lidah penghujatmu diam, dan hendaklah hati-hatimu yang bandel mencair dalam penyesalan karena kamu sudah berdosa dengan begitu busuk / kotor terhadap Dia. Ia adalah Yehovah, atau, perhatikanlah, seluruh firman Allah adalah salah, dan di sana tidak ada dasar apapun untuk 10 Perdebatan Pdt. Budi Asali VS Ellen Kristi (6) pengharapan orang berdosa) - ‘A Treasury of Spurgeon on the Life and Work of our Lord’, vol 2, hal 216. b) Mari kita membandingkan Zakh 6:12 dengan Mal 3:1. Zakh 6:12 - “katakanlah kepadanya: Beginilah firman TUHAN semesta alam: Inilah orang yang bernama Tunas. Ia akan bertunas dari tempatnya dan ia akan mendirikan bait TUHAN (TDB: ‘Yehuwa’)”. Mal 3:1 - “Lihat, Aku menyuruh utusanKu, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapanKu! Dengan mendadak Tuhan (TDB: ‘Tuan’) yang kamu cari itu akan masuk ke baitNya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang, firman TUHAN semesta alam”. Kalau dalam Zakh 6:12 dikatakan ‘bait TUHAN / YAHWEH’, maka dalam Mal 3:1 dikatakan ‘baitNya’, dimana kata ‘Nya’ jelas menunjuk kepada ‘Tuhan’ (TDB: ‘Tuan’), dan ini jelas menunjuk kepada Yesus. Jadi, terlihat bahwa Yesus adalah YAHWEH. c) Bahwa Yesus adalah YAHWEH juga terlihat dari pelayanan Yohanes Pembaptis. Yohanes Pembaptis mempersiapkan jalan bagi siapa? 1. Mari kita melihat beberapa text dari Perjanjian Lama berkenaan dengan hal ini: • Mal 3:1 - “Lihat, Aku menyuruh utusanKu, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapanKu! Dengan mendadak Tuhan (TDB: ‘Tuan’) yang kamu cari itu akan masuk ke baitNya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang, firman TUHAN (TDB: ‘Yehuwa’) semesta alam”. Perhatikan bahwa yang berbicara di sini adalah Yahweh. Utusan itu (Yohanes Pembaptis) akan mempersiapkan jalan di hadapanKu (YAHWEH). • Mal 4:5-6 - “(5) Sesungguhnya Aku akan mengutus nabi Elia kepadamu menjelang datangnya hari TUHAN (TDB: ‘hari Yehuwa’) yang besar dan dahsyat itu. (6) Maka ia akan membuat hati bapabapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada bapa-bapanya supaya jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah”. Beberapa penjelasan tentang ayat ini: ∗ Kata ‘Aku’ jelas menunjuk kepada ‘YAHWEH’. ∗ Yang dimaksud dengan ‘nabi Elia’ di sini jelas adalah Yohanes Pembaptis. Bdk. Mat 11:14 - “dan - jika kamu mau menerimanya ialah Elia yang akan datang itu”. Kontext jelas menunjukkan bahwa kata ‘ia’ menunjuk kepada Yohanes Pembaptis. Ini memang tidak berarti bahwa Yohanes Pembaptis adalah reinkarnasi dari Elia. Yohanes Pembaptis sendiri mengakui bahwa ia bukanlah Elia 11 Perdebatan Pdt. Budi Asali VS Ellen Kristi (6) (Yoh 1:19-21). Jadi, Yohanes Pembaptis disebut ‘Elia’ hanya karena ia menyerupai Elia (bdk. Luk 1:17a - ‘ia akan berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia’ - kata ‘roh’ bisa diartikan ‘semangat’). ∗ Yohanes Pembaptis akan datang menjelang hari TUHAN, supaya orang-orang Israel bertobat, dan jangan ‘Aku’ (YAHWEH) datang memukul bumi sehingga musnah. Jadi jelas bahwa Yohanes Pembaptis datang untuk mempersiapkan jalan bagi YAHWEH. • Yes 40:3 - “Ada suara yang berseru-seru: ‘Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk TUHAN (TDB: ‘Yehuwa’), luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita!”. Jelas bahwa ayat ini juga berbicara tentang Yohanes Pembaptis (Mat 3:3 Mark 1:3 Luk 3:4 Yoh 1:23), dan di sini dikatakan bahwa ia mempersiapkan / meluruskan jalan untuk ‘TUHAN’ (YAHWEH) / ‘Allah’. Jadi dari beberapa ayat Perjanjian Lama ini terlihat bahwa Yohanes Pembaptis mempersiapkan / meluruskan jalan bagi YAHWEH / Allah. 2. Sekarang mari kita melihat ayat-ayat Perjanjian Baru tentang Yohanes Pembaptis supaya kita bisa tahu untuk siapa ia mempersiapkan jalan. Sebetulnya semua orang kristen tentu tahu bahwa Yohanes Pembaptis mempersiapkan jalan bagi Yesus, dan bahkan Saksi-Saksi Yehuwa mengakui hal itu. Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan: “Yohanes sedang mempersiapkan jalan dengan membantu orang-orang agar memiliki keadaan hati yang baik untuk menerima Mesias, yang akan menjadi Raja” - ‘Tokoh Terbesar Sepanjang Masa’, pelajaran 11. Tetapi untuk lebih jelasnya, saya tetap mengajak saudara untuk melihat beberapa ayat. Mat 3:1-3,11 - “(1) Pada waktu itu tampillah Yohanes Pembaptis di padang gurun Yudea dan memberitakan: (2) ‘Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!’ (3) Sesungguhnya dialah yang dimaksudkan nabi Yesaya ketika ia berkata: ‘Ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan (TDB: ‘Yehuwa’), luruskanlah jalan bagiNya.’ ... (11) Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku (= Yesus) lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasutNya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api”. Dari text ini terlihat bahwa Yohanes Pembaptis harus mempersiapkan jalan bagi ‘Tuhan’ (Mat 3:3), tetapi bagian ini dilanjutkan dengan membicarakan 12 Perdebatan Pdt. Budi Asali VS Ellen Kristi (6) kedatangan Yesus (Mat 3:11). Jadi jelas bahwa sebetulnya kata ‘Tuhan’ itu menunjuk kepada ‘Yesus’. Hal yang sama terlihat dari bagian paralelnya dalam Injil Markus. Mark 1:1-4,7-8 - “(1) Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah. (2) Seperti ada tertulis dalam kitab nabi Yesaya: ‘Lihatlah, Aku menyuruh utusanKu mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalan bagiMu; (3) ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan (TDB: ‘Yehuwa’), luruskanlah jalan bagiNya’, (4) demikianlah Yohanes Pembaptis tampil di padang gurun dan menyerukan: ‘Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu.’ ... (7) Inilah yang diberitakannya: ‘Sesudah aku akan datang Ia (= Yesus) yang lebih berkuasa dari padaku; membungkuk dan membuka tali kasutNyapun aku tidak layak. (8) Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus.’”. Luk 1:13-17 - “(13) Tetapi malaikat itu berkata kepadanya: ‘Jangan takut, hai Zakharia, sebab doamu telah dikabulkan dan Elisabet, isterimu, akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu dan haruslah engkau menamai dia Yohanes. (14) Engkau akan bersukacita dan bergembira, bahkan banyak orang akan bersukacita atas kelahirannya itu. (15) Sebab ia akan besar di hadapan Tuhan (TDB: ‘Yehuwa’) dan ia tidak akan minum anggur atau minuman keras dan ia akan penuh dengan Roh Kudus mulai dari rahim ibunya; (16) ia akan membuat banyak orang Israel berbalik kepada Tuhan (TDB: ‘Yehuwa’), Allah mereka, (17) dan ia akan berjalan mendahului Tuhan (TDB: ‘dia’) dalam roh dan kuasa Elia untuk membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati orang-orang durhaka kepada pikiran orang-orang benar dan dengan demikian menyiapkan bagi Tuhan (TDB: ‘Yehuwa’) suatu umat yang layak bagiNya.’”. Catatan: kata ‘Tuhan’ dalam Luk 1:17a memang seharusnya adalah ‘Dia’, tetapi dilihat dari ayat yang mendahuluinya, maka jelas bahwa kata ‘Dia’ menunjuk kepada ‘Tuhan’. Luk 1:76 (kata-kata Zakharia kepada Yohanes Pembaptis) - “Dan engkau, hai anakku, akan disebut nabi Allah Yang Mahatinggi; karena engkau akan berjalan mendahului Tuhan (TDB: ‘Yehuwa’) untuk mempersiapkan jalan bagiNya”. Luk 3:3-6 - “(3) Maka datanglah Yohanes ke seluruh daerah Yordan dan menyerukan: ‘Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu, (4) seperti ada tertulis dalam kitab nubuat13 Perdebatan Pdt. Budi Asali VS Ellen Kristi (6) nubuat Yesaya: Ada suara yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan (TDB: ‘Yehuwa’), luruskanlah jalan bagiNya. (5) Setiap lembah akan ditimbun dan setiap gunung dan bukit akan menjadi rata, yang berliku-liku akan diluruskan, yang berlekuk-lekuk akan diratakan, (6) dan semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan (TDB: ‘Allah’).’”. Catatan: kata ‘Tuhan’ pada akhir dari Luk 3:6 itu seharusnya memang adalah ‘Allah’. TB1-LAI dan TB2-LAI sama-sama secara salah menterjemahkan ‘Tuhan’. Yoh 1:19,23 - “(19) Dan inilah kesaksian Yohanes ketika orang Yahudi dari Yerusalem mengutus beberapa imam dan orang-orang Lewi kepadanya untuk menanyakan dia: ‘Siapakah engkau?’ ... (23) Jawabnya: ‘Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Luruskanlah jalan Tuhan (TDB: ‘Yehuwa’)! seperti yang telah dikatakan nabi Yesaya.’”. Sebetulnya terlihat dengan jelas bahwa kata ‘Tuhan’ dalam ayat-ayat di atas ini menunjuk kepada ‘Yesus’, dan Yohanes Pembaptis memang mempunyai tugas khusus untuk mempersiapkan jalan bagi Yesus. Tetapi dalam semua ayat-ayat ini kata ‘Tuhan’ diterjemahkan dengan ‘Yehuwa’ oleh TDB. Mereka bisa membengkokkan ayat-ayat di atas, tetapi bagaimana dengan ayat-ayat di bawah ini? Yoh 3:28 - “Kamu sendiri dapat memberi kesaksian, bahwa aku telah berkata: Aku bukan Mesias, tetapi aku diutus untuk mendahuluiNya”. Kata-kata ini diucapkan oleh Yohanes Pembaptis (Yoh 3:27), dan dengan jelas ia berkata bahwa ia diutus untuk mendahului Kristus. Mat 11:10 - “Karena tentang dia ada tertulis: Lihatlah, Aku menyuruh utusanKu mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalanMu di hadapanMu” (bdk. Luk 7:27). Kata ‘Aku’ jelas menunjuk kepada ‘Bapa / YAHWEH’; kata ‘utusan’ jelas menunjuk kepada ‘Yohanes Pembaptis’; kata-kata ‘Engkau’ dan ‘Mu’ tidak mungkin menunjuk kepada ‘Bapa’, karena kalau menunjuk kepada ‘Bapa’, pasti akan digunakan kata ‘Aku’ / ‘Ku’. Jadi kata ‘Engkau’ dan ‘Mu’ jelas menunjuk kepada Yesus. Bandingkan Mat 11:10 ini dengan: • Mal 3:1a - “Lihat, Aku menyuruh utusanKu, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapanKu!”. • Yes 40:3 - “Ada suara yang berseru-seru: ‘Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk TUHAN (TDB: ‘Yehuwa’), luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita!”. 14 Perdebatan Pdt. Budi Asali VS Ellen Kristi (6) Jadi, dalam Mat 11:10 itu Yesus mengubah ‘mempersiapkan jalan di hadapanKu’ (Mal 3:1) menjadi ‘mempersiapkan jalanMu dihadapanMu’. Kata ‘Mu’ menunjuk kepada Yesus, sedangkan kata ‘Ku’ menunjuk kepada YHWH. Pulpit Commentary tentang Mat 11:10: “Christ does not hesitate to apply to himself a prophecy of the coming of God” (= Kristus tidak ragu-ragu untuk menerapkan kepada diriNya sendiri suatu nubuat tentang datangnya Allah) - hal 445. 3. Kesimpulan. Kalau beberapa ayat Perjanjian Lama dalam point 1. di atas menunjukkan bahwa Yohanes Pembaptis mempersiapkan jalan bagi YAHWEH / Allah, sedangkan beberapa ayat Perjanjian Baru dalam point 2. di atas menunjukkan bahwa Yohanes Pembaptis mempersiapkan jalan bagi Yesus, maka kesimpulannya adalah bahwa Yesus adalah YAHWEH sendiri! d) Siapa yang akan datang disertai ribuan malaikat / orang-orang kudus (holy ones) untuk menghakimi pada akhir jaman? Mat 24:30 - “Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit dan semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaanNya”. Mat 25:31-32 - “(31) ‘Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaanNya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaanNya. (32) Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapanNya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing”. Mat 26:64 - “Jawab Yesus: ‘Engkau telah mengatakannya. Akan tetapi, Aku berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit.’”. Yoh 5:22-27 - “(22) Bapa tidak menghakimi siapapun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak, (23) supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia. (24) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataanKu dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup. (25) Aku berkata 15 Perdebatan Pdt. Budi Asali VS Ellen Kristi (6) kepadamu: Sesungguhnya saatnya akan tiba dan sudah tiba, bahwa orang-orang mati akan mendengar suara Anak Allah, dan mereka yang mendengarnya, akan hidup. (26) Sebab sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam diriNya sendiri, demikian juga diberikanNya Anak mempunyai hidup dalam diriNya sendiri. (27) Dan Ia telah memberikan kuasa kepadaNya untuk menghakimi, karena Ia adalah Anak Manusia”. Dari text-text di atas ini terlihat dengan jelas bahwa Yesuslah yang akan menjadi Hakim pada akhir jaman. Sekarang bandingkan dengan Yudas 14-15 - “(14) Juga tentang mereka Henokh, keturunan ketujuh dari Adam, telah bernubuat, katanya: ‘Sesungguhnya Tuhan (TDB: ‘Yehuwa’) datang dengan beribu-ribu orang kudusNya, (15) hendak menghakimi semua orang dan menjatuhkan hukuman atas orang-orang fasik karena semua perbuatan fasik, yang mereka lakukan dan karena semua kata-kata nista, yang diucapkan orang-orang berdosa yang fasik itu terhadap Tuhan.’”. Sebetulnya Yudas 14-15 ini jelas berbicara tentang kedatangan Yesus yang kedua-kalinya untuk menghakimi (bdk. Mat 25:31-32). Tetapi ternyata TDB menterjemahkan ‘Yehuwa’, dan secara tidak langsung mereka mengakui bahwa Yesus adalah Yehuwa! e) Sebagai orang-orang percaya, kita adalah milik siapa? • Kis 9:13 - “Jawab Ananias: ‘Tuhan (TDB: ‘Tuan’), dari banyak orang telah kudengar tentang orang itu, betapa banyaknya kejahatan yang dilakukannya terhadap orang-orang kudusMu di Yerusalem”. Dalam Kis 9:13 ini, kata ‘Tuhan’ jelas menunjuk kepada Yesus, dan karena itu kata-kata ‘orang-orang kudusMu’ menunjukkan bahwa orang-orang percaya adalah milik Yesus. • Ro 14:8 - “Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan”. Ketiga kata ‘Tuhan’ dalam Ro 14:8 ini oleh TDB diterjemahkan ‘Yehuwa’. Jadi, dalam ayat ini, menurut Saksi-Saksi Yehuwa, orang-orang percaya adalah milik Yehuwa. Kesimpulan dari perbandingan kedua ayat di atas adalah: Yesus adalah Yehuwa! Catatan: dalam point d) dan e) ini saya memang menggunakan Kitab Suci Saksi Yehuwa. Kalau menggunakan Kitab Suci kita sendiri, sebetulnya ayatayat dalam point d) dan e) ini bukan merupakan bukti bahwa Yesus adalah YAHWEH. f) Ayat-ayat yang berbicara / bernubuat tentang Allah (YAHWEH) digenapi dalam diri Yesus. 16 Perdebatan Pdt. Budi Asali VS Ellen Kristi (6) 1. Maz 68:19 - “Engkau telah naik ke tempat tinggi, telah membawa tawanan-tawanan; Engkau telah menerima persembahanpersembahan di antara manusia, bahkan dari pemberontakpemberontak untuk diam di sana, ya TUHAN Allah (TDB: ‘oh, Allah Yah’)”. Kata ‘Engkau’ jelas menunjuk kepada ‘TUHAN Allah’, dan kata-kata yang diterjemahkan ‘TUHAN Allah’ ini adalah ‘YAH ELOHIM’, dimana kata ‘YAH’ adalah kependekan dari ‘YAHWEH’. Sekarang mari kita bandingkan dengan Ef 4:8-9 - “(8) Itulah sebabnya kata nas: ‘Tatkala Ia naik ke tempat tinggi, Ia membawa tawanantawanan; Ia memberikan pemberian-pemberian kepada manusia.’ (9) Bukankah ‘Ia telah naik’ berarti, bahwa Ia juga telah turun ke bagian bumi yang paling bawah?”. Jelas bahwa Ef 4:8-9 ini mengutip Maz 68:19 itu dan menerapkannya kepada Yesus. Jadi jelas bahwa Yesus adalah ‘TUHAN Allah’ (YAH ELOHIM) yang dibicarakan dalam Maz 68:19 itu. Bandingkan dengan Wah 1:8 yang juga menyebut Yesus dengan istilah ‘Tuhan Allah’. 2. Maz 102:25-28 - “(25) Aku berkata: ‘Ya Allahku, janganlah mengambil aku pada pertengahan umurku! Tahun-tahunMu tetap turuntemurun!’ (26) Dahulu sudah Kauletakkan dasar bumi, dan langit adalah buatan tanganMu. (27) Semuanya itu akan binasa, tetapi Engkau tetap ada, dan semuanya itu akan menjadi usang seperti pakaian, seperti jubah Engkau akan mengubah mereka, dan mereka berubah; (28) tetapi Engkau tetap sama, dan tahun-tahunMu tidak berkesudahan”. Jelas bahwa kata-kata ini diucapkan oleh si pemazmur kepada Allah / YAHWEH (Maz 102:2,13,25). Sekarang mari kita bandingkan dengan Ibr 1:8-12 - “(8) Tetapi tentang (kepada) Anak Ia berkata: ‘TakhtaMu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaanMu adalah tongkat kebenaran. (9) Engkau mencintai keadilan dan membenci kefasikan; sebab itu Allah, AllahMu telah mengurapi Engkau dengan minyak sebagai tanda kesukaan, melebihi teman-teman sekutuMu.’ (10) Dan: ‘Pada mulanya, ya Tuhan, Engkau telah meletakkan dasar bumi, dan langit adalah buatan tanganMu. (11) Semuanya itu akan binasa, tetapi Engkau tetap ada, dan semuanya itu akan menjadi usang seperti pakaian; (12) seperti jubah akan Engkau gulungkan mereka, dan seperti persalinan mereka akan diubah, tetapi Engkau tetap sama, dan tahun-tahunMu tidak berkesudahan.’”. 17 Perdebatan Pdt. Budi Asali VS Ellen Kristi (6) Ibr 1:10-12 jelas mengutip dari Maz 102:26-27, tetapi kalau kata-kata dalam Maz 102 itu ditujukan kepada Allah / YAHWEH, maka kata-kata dalam Ibr 1:10-12 itu ditujukan kepada Anak / Yesus. Jadi jelas bahwa Yesus adalah Allah / YAHWEH sendiri! Barnes’ Notes (tentang Ibr 1:10): “In the Psalm, there can be no doubt that JEHOVAH is intended. ... because the name JEHOVAH is introduced in vers. 1,12, and because he is addressed as the Creator of all things, and as immutable. No one, on reading the Psalm, ever would doubt that it referred to God; and, if the apostle meant to apply it to the Lord Jesus, it proves most conclusively that he is divine” (= Dalam Mazmur itu, tidak ada keraguan bahwa YEHOVAHlah yang dimaksudkan. ... karena nama YEHOVAH digunakan dalam ay 2,13, dan karena Ia disebut sebagai sang Pencipta segala sesuatu, dan sebagai tidak berubah. Tidak seorangpun yang membaca Mazmur itu bisa meragukan bahwa itu menunjuk kepada Allah; dan jika sang rasul bermaksud untuk menerapkannya kepada Tuhan Yesus, itu membuktikan secara paling meyakinkan bahwa Ia adalah ilahi / Allah) - hal 1229. 3. Yes 6:1-10 - “(1) Dalam tahun matinya raja Uzia aku melihat Tuhan (TDB: ‘Yehuwa’) duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubahNya memenuhi Bait Suci. (2) Para Serafim berdiri di sebelah atasNya, masing-masing mempunyai enam sayap; dua sayap dipakai untuk menutupi muka mereka, dua sayap dipakai untuk menutupi kaki mereka dan dua sayap dipakai untuk melayang-layang. (3) Dan mereka berseru seorang kepada seorang, katanya: ‘Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaanNya!’ (4) Maka bergoyanglah alas ambang pintu disebabkan suara orang yang berseru itu dan rumah itupun penuhlah dengan asap. (5) Lalu kataku: ‘Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, yakni TUHAN semesta alam.’ (6) Tetapi seorang dari pada Serafim itu terbang mendapatkan aku; di tangannya ada bara, yang diambilnya dengan sepit dari atas mezbah. (7) Ia menyentuhkannya kepada mulutku serta berkata: ‘Lihat, ini telah menyentuh bibirmu, maka kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni.’ (8) Lalu aku mendengar suara Tuhan (TDB: ‘Yehuwa’) berkata: ‘Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?’ Maka sahutku: ‘Ini aku, utuslah aku!’ (9) Kemudian firmanNya: ‘Pergilah, dan katakanlah kepada bangsa ini: Dengarlah sungguh-sungguh, tetapi mengerti: jangan! Lihatlah sungguh-sungguh, tetapi menanggap: jangan! (10) Buatlah hati bangsa 18 Perdebatan Pdt. Budi Asali VS Ellen Kristi (6) ini keras dan buatlah telinganya berat mendengar dan buatlah matanya melekat tertutup, supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik dan menjadi sembuh.’”. Jelas bahwa Yesaya melihat YAHWEH sendiri, dan YAHWEH lalu mengucapkan kata-kata dalam ay 10 itu. Sekarang mari kita membandingkannya dengan Yoh 12:37-42 - “(37) Dan meskipun Yesus mengadakan begitu banyak mujizat di depan mata mereka, namun mereka tidak percaya kepadaNya, (38) supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: ‘Tuhan, siapakah yang percaya kepada pemberitaan kami? Dan kepada siapakah tangan kekuasaan Tuhan dinyatakan?’ (39) Karena itu mereka tidak dapat percaya, sebab Yesaya telah berkata juga: (40) ‘Ia telah membutakan mata dan mendegilkan hati mereka, supaya mereka jangan melihat dengan mata, dan menanggap dengan hati, lalu berbalik, sehingga Aku menyembuhkan mereka.’ (41) Hal ini dikatakan oleh Yesaya, karena ia telah melihat kemuliaanNya dan telah berkata-kata tentang Dia. (42) Namun banyak juga di antara pemimpin yang percaya kepadaNya, tetapi oleh karena orang-orang Farisi mereka tidak mengakuinya berterus terang, supaya mereka jangan dikucilkan”. Yoh 12:40 itu (bagian yang saya garis bawahi) jelas mengutip Yes 6:10. Jadi kedua text ini jelas sangat dekat hubungannya. Tetapi kalau dalam Yes 6 itu Yesaya melihat ADONAY / YAHWEH, maka dalam Yoh 12:41 dikatakan bahwa Yesaya telah melihat kemuliaanNya (garis bawah dobel), dan kalau kita melihat Yoh 12:42nya maka terlihat dengan jelas bahwa kata ‘Nya’ itu menunjuk kepada Yesus. Jadi jelas bahwa Yesus adalah ADONAY / YAHWEH sendiri. 4. Yes 8:12b-13 - “(12b) ... apa yang mereka takuti janganlah kamu takuti dan janganlah gentar melihatnya. (13) Tetapi TUHAN (YAHWEH) semesta alam, Dialah yang harus kamu akui sebagai Yang Kudus; kepadaNyalah harus kamu takut dan terhadap Dialah harus kamu gentar”. Bagian yang saya garis bawahi diterjemahkan secara agak berbeda oleh KJV. KJV: ‘Sanctify the LORD of hosts himself’ (= Kuduskanlah TUHAN semesta alam sendiri). Yes 8:12-13 ini dikutip oleh Petrus dalam 1Pet 3:14-15 dan diterapkan kepada Kristus! 19 Perdebatan Pdt. Budi Asali VS Ellen Kristi (6) 1Pet 3:14b-15a - “(14) ... janganlah kamu takuti apa yang mereka takuti dan janganlah gentar. (15) Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan!”. Jadi, kalau dalam Yes 8:12-13 ada perintah untuk menguduskan YAHWEH, maka dalam 1Pet 3:15a perintahnya adalah untuk menguduskan Kristus. Ini menunjukkan bahwa Yesus adalah YAHWEH. Pulpit Commentary tentang 1Pet 3:15: “St. Peter here substitutes the Saviour’s Name where the prophet wrote, ‘the Lord of hosts, Jehovah Sabaoth’ - a change which would be nothing less than impious if the Lord Jesus Christ were not truly God” (= Santo Petrus di sini menggantikan dengan Nama sang Juruselamat dimana sang nabi menulis ‘TUHAN semesta alam, Yehovah Tsebbaoth’ - perubahan mana merupakan sesuatu yang tidak kurang dari suatu ketidak-hormatan terhadap Allah, seandainya Tuhan Yesus Kristus bukan sungguh-sungguh Allah) - hal 131-132. Pulpit Commentary tentang 1Pet 3:15: “Peter, the Jew, who knew that perhaps the very highest title which could be ascribed to Jehovah was ‘the Lord of hosts,’ did not hesitate to give that title to Christ. Peter had known him in the humiliation of his human life; he had even washed Peter’s feet, yet Peter uses his name and that of ‘the Lord of hosts’ as convertible terms - speaks of these two as one. Peter, at least, had no doubt of the Deity of Jesus” (= Petrus, si orang Yahudi, yang tahu bahwa mungkin gelar tertinggi yang bisa diberikan kepada Yehovah adalah ‘TUHAN semesta alam’, tidak ragu-ragu untuk memberikan gelar itu kepada Kristus. Petrus telah mengenalNya dalam perendahan dari kehidupan manusiaNya; Ia bahkan telah mencuci kaki Petrus, tetapi Petrus menggunakan namaNya dan nama ‘TUHAN semesta alam’ sebagai istilah-istilah yang dapat ditukar - berbicara tentang kedua nama ini sebagai satu nama. Sedikitnya, Petrus tidak ragu-ragu tentang Keilahian Yesus) - hal 156. 5. Yer 9:23-24 - “(23) Beginilah firman TUHAN: ‘Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya, (24) tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN.’”. 20 Perdebatan Pdt. Budi Asali VS Ellen Kristi (6) Karena yang berbicara dalam ayat ini adalah TUHAN (YAHWEH), maka itu berarti bahwa ayat ini menyuruh seseorang bermegah karena ia memahami dan mengenal YAHWEH. Yer 9:24 ini dikutip 2 x oleh Paulus, yaitu dalam 1Kor 1:31 dan 2Kor 10:17. 1Kor 1:31 - “Karena itu seperti ada tertulis: ‘Barangsiapa yang bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan.’”. 2Kor 10:17 - “‘Tetapi barangsiapa bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan.’”. Saya berpendapat bahwa dalam kedua ayat itu Paulus menerapkannya kepada Yesus, dan dengan demikian ini menunjukkan bahwa Yesus adalah YAHWEH. Tetapi kontext dari kedua ayat itu tidak terlalu jelas dalam menunjukkan bahwa Paulus menerapkannya kepada Yesus. Dan baik dalam 1Kor 1:31 maupun dalam 2Kor 10:17, TDB mengubah kata ‘Tuhan’ menjadi ‘Yehuwa’. Karena itu mari kita membandingkan dengan: a. Ayat-ayat di bawah ini yang menunjukkan bahwa Paulus bermegah dalam / oleh Yesus! • Ro 5:11 - “Dan bukan hanya itu saja! Kita malah bermegah dalam Allah oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, sebab oleh Dia kita telah menerima pendamaian itu”. • Ro 15:17 - “Jadi dalam Kristus aku boleh bermegah tentang pelayananku bagi Allah”. • Gal 6:14 - “Tetapi aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus, sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia”. • Fil 3:3 - “karena kitalah orang-orang bersunat, yang beribadah oleh Roh Allah, dan bermegah dalam Kristus Yesus dan tidak menaruh percaya pada hal-hal lahiriah”. b. Ayat-ayat di bawah ini yang menunjukkan bahwa Paulus bermegah karena pengenalannya terhadap Yesus. Fil 3:7-11 - “(7) Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. (8) Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus, (9) dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan. (10) Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa 21 Perdebatan Pdt. Budi Asali VS Ellen Kristi (6) kebangkitanNya dan persekutuan dalam penderitaanNya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematianNya, (11) supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati”. Dari semua ini jelas bahwa Yesus adalah YAHWEH sendiri! Kita juga bisa menambahkan bahwa dalam 1Kor 3:21a Paulus melarang untuk bermegah dalam / tentang manusia. 1Kor 3:21a - “Karena itu janganlah ada orang yang memegahkan dirinya atas manusia”. KJV: ‘let no man glory in men’ (= jangan ada orang yang bermegah dalam manusia). NIV: ‘no more boasting about men’ (= jangan lagi bermegah tentang manusia). Kalau Yesus hanya manusia biasa dan bukan Allah, seperti yang dipercayai oleh Saksi-Saksi Yehuwa, maka Paulus melanggar kata-katanya sendiri, karena Paulus ternyata bermegah dalam Kristus / bermegah karena pengenalannya terhadap Yesus. 6. Yoel 2:32a - “Dan barangsiapa yang berseru kepada nama TUHAN (YAHWEH) akan diselamatkan”. Dalam Perjanjian Baru Yoel 2:32a itu dikutip 2 x yaitu dalam: • Ro 10:9-13 - “(9) Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan (TDB: ‘Tuan’), dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. (10) Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan. (11) Karena Kitab Suci berkata: ‘Barangsiapa yang percaya kepada Dia, tidak akan dipermalukan.’ (12) Sebab tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan orang Yunani. Karena, Allah yang satu itu adalah Tuhan dari semua orang, kaya bagi semua orang yang berseru kepadaNya. (13) Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan (TDB: ‘Yehuwa’), akan diselamatkan”. Ro 10:13 jelas merupakan kutipan dari Yoel 2:32, dan kata ‘Tuhan’ dalam Ro 10:13 tidak mungkin menunjuk kepada ‘Yehuwa’ tetapi pasti menunjuk kepada ‘Yesus’. Alasannya: ∗ kata-kata ‘Yesus adalah Tuhan’ dalam Ro 10:9 jelas menunjukkan bahwa yang dimaksudkan dengan ‘Tuhan’ dalam Ro 10:13 adalah ‘Yesus’. ∗ Ro 10:11, merupakan kutipan dari Yes 28:16 - “sebab itu beginilah firman Tuhan ALLAH: ‘Sesungguhnya, Aku meletakkan sebagai dasar di Sion sebuah batu, batu yang teruji, sebuah batu penjuru 22 Perdebatan Pdt. Budi Asali VS Ellen Kristi (6) yang mahal, suatu dasar yang teguh: Siapa yang percaya, tidak akan gelisah!”. Kata ‘batu’ / ‘batu penjuru’ di sini jelas menunjuk kepada Yesus, dan karena itu, kata ‘Dia’ dalam Ro 10:11 itu pasti menunjuk kepada Yesus! ∗ Kontext setelah Ro 10:13 itu juga berbicara tentang Yesus. Ro 10:14-15 - “(14) Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepadaNya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakanNya? (15) Dan bagaimana mereka dapat memberitakanNya, jika mereka tidak diutus? Seperti ada tertulis: ‘Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!’”. Jadi, terlihat bahwa penterjemahan ‘Yehuwa’ dalam Ro 10:13 itu betulbetul bertentangan dengan seluruh kontext dari Ro 10:9-15, yang seluruhnya berbicara tentang ‘Yesus’. • Kis 2:21-23 - “(21) Dan barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan (TDB: ‘Yehuwa’) akan diselamatkan. (22) Hai orang-orang Israel, dengarlah perkataan ini: Yang aku maksudkan, ialah Yesus dari Nazaret, seorang yang telah ditentukan Allah dan yang dinyatakan kepadamu dengan kekuatan-kekuatan dan mujizatmujizat dan tanda-tanda yang dilakukan oleh Allah dengan perantaraan Dia di tengah-tengah kamu, seperti yang kamu tahu. (23) Dia yang diserahkan Allah menurut maksud dan rencanaNya, telah kamu salibkan dan kamu bunuh oleh tangan bangsa-bangsa durhaka”. Kis 2:21 jelas merupakan kutipan dari Yoel 2:32 itu, dan dari Kis 2:22dst terlihat bahwa kata ‘Tuhan’ itu diterapkan kepada Yesus. Saya betul-betul tidak mengerti, bagaimana dengan adanya kata-kata ‘Yang aku maksudkan, ialah Yesus dari Nazaret’ dalam Kis 2:22 itu, SaksiSaksi Yehuwa masih bisa menterjemahkan kata ‘Tuhan’ dalam Kis 2:21 itu menjadi ‘Yehuwa’. Jadi kata ‘TUHAN’ dalam Yoel 2:32 (yang menunjuk kepada YAHWEH), dalam Ro 10:13 dan Kis 2:21 diarahkan kepada Yesus. Ini jelas menunjukkan bahwa Yesus adalah YAHWEH! 7. Zakh 12:1,10 - “(1) Ucapan ilahi. Firman TUHAN tentang Israel: Demikianlah firman TUHAN yang membentangkan langit dan yang meletakkan dasar bumi dan yang menciptakan roh dalam diri manusia: ... (10) ‘Aku akan mencurahkan roh pengasihan dan roh permohonan atas keluarga Daud dan atas penduduk Yerusalem, dan 23 Perdebatan Pdt. Budi Asali VS Ellen Kristi (6) mereka akan memandang kepada dia1 yang telah mereka tikam, dan akan meratapi dia2 seperti orang meratapi anak tunggal, dan akan menangisi dia dengan pedih seperti orang menangisi anak sulung”. a. Kata ‘dia’ yang pertama. Kitab Suci Indonesia salah terjemahan, dan RSV sama salahnya dengan Kitab Suci Indonesia. Kata ‘dia’ yang pertama dalam Zakh 12:10 itu seharusnya adalah ‘Aku’. Bandingkan dengan terjemahan-terjemahan lain di bawah ini (saya hanya mengambil kedua kata ‘dia’ itu). KJV/NIV/NASB: ‘me ... him’ (= Aku ... dia). RSV: ‘him ... him’ (= dia ... dia). NWT: “they will certainly look to the One whom they pierced through, and they will certainly wail over Him” (= mereka pasti akan memandang kepada Orang yang mereka tikam, dan mereka pasti akan meratapi Dia). Kata Ibrani yang digunakan di sini adalah ylixe (ELI), yang artinya ‘kepadaku’. Pulpit Commentary tentang Zakh 12:10: “‘Me’ has been altered in some manuscripts into ‘him:’ but this is an evident gloss received into the text for controversial purposes, or to obviate the supposed impropriety of representing Jehovah as slain by the impious” (= ‘Aku / Ku’ telah diubah dalam sebagian manuscripts menjadi ‘dia’: tetapi ini merupakan suatu kesalahan / penampilan yang menipu yang diterima ke dalam text untuk tujuan perdebatan, atau untuk menyingkirkan gambaran yang dianggap tidak sesuai dari Yehovah yang dibunuh oleh orang-orang jahat) - hal 136. Albert Barnes mengatakan bahwa perubahan itu dilakukan oleh orangorang Yahudi pada abad ke 9. Mereka mengubah ylx (to me / kepadaku) menjadi vylx (= to him / kepadanya). Sekarang, kalau kata ‘dia’ yang pertama sebetulnya adalah ‘Aku’, maka kata ‘Aku’ ini jelas menunjuk kepada YAHWEH, karena mulai Zakh 12:1 yang berbicara adalah YAHWEH. Jadi, Zakh 12:10 ini menunjukkan bahwa dengan dosa-dosanya Yehuda telah ‘menikam’ YAHWEH. Sekarang bandingkan dengan Yoh 19:37 - “Dan ada pula nas yang mengatakan: ‘Mereka akan memandang kepada Dia yang telah mereka tikam.’”. KJV/RSV/NASB: ‘him’ (= Dia). NIV/NWT: ‘the one’ (= orang / dia). 24 Perdebatan Pdt. Budi Asali VS Ellen Kristi (6) Sebetulnya dalam Yoh 19:37 ini tidak ada kata ‘Dia’. Terjemahan hurufiahnya adalah: ‘They will look at whom they pierced’ (= Mereka akan memandang kepada yang mereka tikam). Kata Yunani yang diterjemahkan ‘whom’ (= yang) adalah o[n (HON), suatu relative pronoun (= kata ganti penghubung) yang berjenis kelamin laki-laki, dan karena itu KJV/RSV/NASB menterjemahkan ‘him’ (= Dia). Jelas bahwa Yoh 19:37 ini mengutip dari Zakh 12:10, tetapi kalau katakata dalam Zakh 12:10 itu diterapkan kepada YAHWEH, maka Yohanes mengutipnya dan menerapkannya kepada Yesus, yang baru saja ditikam dengan tombak. Ini membuktikan bahwa Yesus adalah YAHWEH. Pulpit Commentary tentang Zakh 12:10: “The Speaker is Jehovah. ... We may say generally that the clause intimates that the people, who had grieved and offended God by their sins and ingratitude, ... But there was a literal fulfilment of this piercing, i.e. slaying ..., when the Jews crucified the Messiah, him who was God and Man” (= Si Pembicara adalah Yehovah. ... Kita boleh mengatakan secara umum bahwa anak kalimat itu menunjukkan bahwa bangsa itu, yang telah menyedihkan dan menyakiti hati Allah oleh dosa-dosa dan rasa tidak tahu berterima kasih mereka, ... Tetapi ada penggenapan hurufiah dari penikaman ini, yaitu pembunuhan ..., pada waktu orang-orang Yahudi menyalibkan Mesias, Ia yang adalah Allah dan Manusia) - hal 136. Calvin tentang Zakh 12:10: “John says that this prophecy was fulfilled in Christ, when his side was pierced by a spear, (John 19:37;) and this is most true: for it was necessary that the visible symbol should be exhibited in the person of Christ, in order that the Jews might know that he was the God who had spoken by the Prophets; ... The Jews then had crucified their God when they grieved his Spirit; but Christ also was as to his flesh pierced by them. And this is what John means - that God by that visible symbol made it evident, that he had not only been formerly provoked in a disgraceful manner by the Jews, but that at length in the person of his only begotten Son this great sin was added to their disgraceful impiety, that they pierced even the side of Christ. It is indeed true, that the side of Christ was pierced by a Roman soldier, but, as Peter says, he was crucified by the Jews, for they were the authors of his death, and Pilate was almost forced by them to condemn him. (Acts 2:38.) So then the piercing of his side is justly to be ascribed to the Jews, for they executed what their mad impiety suggested by the hand of a foreign soldier. But it must be observed, that the words of the 25 Perdebatan Pdt. Budi Asali VS Ellen Kristi (6) Prophet are not cited by John with reference to repentance, for he does not speak there of repentance; but his object was briefly to show, that Christ is that God who had from the beginning spoken by the Prophets; for he says, ‘They shall look to me.’ It is certain that the only true God, the creator of heaven and earth, declared this through his Spirit by the mouth of Zechariah. Then Christ is that same God. We do not, however, thus confound the persons; but we are to conclude that the essence of the Father and of the Son is simple and the same, which those wicked men, who now disturb the Church, attempt to deny” [= Yohanes mengatakan bahwa nubuat ini digenapi dalam Kristus, pada waktu sisi / rusukNya ditikam dengan sebuah tombak (Yoh 19:37), dan ini sangat tepat: karena merupakan suatu keharusan bahwa simbol yang bisa dilihat ini harus ditunjukkan dalam diri Kristus, supaya orang-orang Yahudi bisa mengetahui bahwa Ia adalah Allah yang telah berbicara melalui nabi-nabi; ... Orang-orang Yahudi pada saat itu telah menyalibkan Allah mereka pada waktu mereka mendukakan RohNya; tetapi Kristus, berkenaan dengan dagingNya, juga ditikam oleh mereka. Dan ini adalah apa yang dimaksudkan oleh Yohanes - bahwa Allah oleh simbol yang bisa dilihat itu, membuatnya jelas bahwa Ia bukan hanya dahulu pernah dibuat menjadi marah dengan cara yang memalukan oleh orang-orang Yahudi, tetapi akhirnya dalam pribadi dari Anak TunggalNya dosa yang besar ini ditambahkan kepada kejahatan mereka yang memalukan, bahwa mereka bahkan menikam sisi / rusuk dari Kristus. Memang benar, bahwa sisi / rusuk Kristus ditikam oleh seorang tentara Romawi, tetapi seperti yang dikatakan oleh Petrus, Ia disalibkan oleh orang-orang Yahudi, karena mereka adalah pencipta / dalang dari kematianNya, dan Pilatus hampir-hampir dipaksa oleh mereka untuk menghukum Dia (Kis 2:38). Jadi penikaman sisi / rusukNya dengan benar dianggap berasal dari orang-orang Yahudi, karena mereka melaksanakan apa yang diusulkan oleh kejahatan mereka yang gila melalui tangan dari seorang tentara asing. Tetapi harus diperhatikan bahwa katakata dari sang Nabi tidak dikutip oleh Yohanes berkenaan dengan pertobatan, karena di sana ia tidak berbicara tentang pertobatan; tetapi tujuannya adalah menunjukkan secara singkat bahwa Kristus adalah Allah yang dari semula telah berbicara melalui nabinabi; karena ia berkata ‘mereka akan memandang kepadaKu’. Adalah pasti bahwa satu-satunya Allah yang benar, Pencipta dari langit dan bumi, menyatakan ini melalui RohNya oleh mulut dari Zakharia. Jadi Kristus adalah Allah yang sama. Tetapi kami tidak mencampur-adukkan pribadi-pribadi; tetapi kami harus menyimpulkan bahwa hakekat dari Bapa dan dari Anak adalah 26 Perdebatan Pdt. Budi Asali VS Ellen Kristi (6) tunggal dan sama, yang diusahakan untuk disangkal oleh orangorang jahat itu, yang sekarang mengganggu Gereja] - hal 364-365. Catatan: Kis 2:38 itu pasti salah, dan seharusnya adalah Kis 2:36 - “Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus.’”. Dalam ayat ini Petrus berbicara kepada orang-orang Yahudi, dan mengatakan ‘Yesus, yang kamu salibkan’. Calvin: “Was God the Father pierced? By no means; for he had not put on flesh in which he could have suffered; but this was done by his only begotten Son. Why then does the Father say, ‘They shall look to me?’ the answer given is, because of the unity of the essence” (= Apakah Allah Bapa ditikam? Tidak mungkin; karena Ia tidak mengenakan daging dalam mana Ia bisa menderita; tetapi ini dilakukan oleh Anak satu-satuNya yang diperanakkan. Lalu, mengapa Bapa berkata: ‘Mereka akan memandang kepadaKu?’ jawaban yang diberikan adalah, karena kesatuan hakekat) - hal 366. b. Sekarang tentang kata ‘dia’ yang kedua. Kata ‘dia’ yang kedua ini terjemahannya memang betul. Pulpit Commentary tentang Zakh 12:10: “There is a change of persons here. Jehovah speaks of the Messiah as distinct in Person from himself” (= Ada perubahan kata ganti orang di sini. Yehovah berbicara tentang Mesias sebagai Pribadi yang berbeda dari diriNya sendiri) - hal 136. Tentang ini Calvin memberikan adanya 2 kemungkinan penafsiran: Calvin: “There is here a transition from the first to the third person; for though Christ is the same with the Father, yet different as to his person” (= Di sini ada perubahan dari orang pertama menjadi orang ketiga; karena sekalipun Kristus adalah sama dengan Bapa, tetapi berbeda berkenaan dengan pribadiNya) - hal 367. Calvin: “the Hebrew mode of speaking seems to countenance the other opinion - that the Prophet introduces God as the speaker, and then narrates himself, as God’s minister, what would take place” (= cara berbicara orang Ibrani kelihatannya menyetujui pandangan yang lain - bahwa sang Nabi memperkenalkan Allah sebagai pembicara, dan lalu menceritakan sendiri, sebagai pelayan Allah, apa yang akan terjadi) - hal 367. Calvin sendiri mengambil pandangan yang kedua ini. 27 Perdebatan Pdt. Budi Asali VS Ellen Kristi (6) Tanggapan Ellen Kristi: In fact, despite their love and reverence toward Jesus, they did understand the hierarchic difference between Jesus and God. God (Yahweh) is definitely higher than Jesus. Tanggapan Budi Asali: Itu tergantung Yesus disoroti sebagai apa. Kalau sebagai manusia, Ia memang lebih rendah dari Bapa. Tetapi kalau sebagai Allah, Ia setara dengan Bapa! Bdk. Fil 2:5-7– “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap KESETARAAN DENGAN ALLAH itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia”. Tanggapan Ellen Kristi: Peter said, Jesus becomes our Lord and Christ because God has favor in him and choose to uplift him so (Acts 2:36). Tanggapan Budi Asali: Mari kita pelajari ayat yang anda bicarakan. Kis 2:36 - “Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus.’”. Jawaban saya: a) Allah sekalipun tidak bisa membuat yang bukan Tuhan menjadi Tuhan! Saya sangat tidak setuju dengan statement kalian, yang terus menerus ditekankan, yaitu: ‘kalau Allah pasti Tuhan, kalau Tuhan belum tentu Allah’. Saya berpendapat bahwa dalam Kitab Suci kata ‘Allah’ bisa menunjuk kepada Allah maupun non Allah, dan demikian juga dengan kata ‘Tuhan’. Kalau kedua kata itu diambil dalam arti pertama, maka ‘Allah pasti Tuhan, dan Tuhan pasti Allah’! Allah tidak bisa membuat yang bukan Allah menjadi Allah! Yang ‘bukan Allah’ itu tidak kekal, bagaimana mungkin tahu-tahu dijadikan kekal? b) Yesus sudah adalah Tuhan dan Kristus bahkan sejak Ia dilahirkan. Luk 2:11 - “Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud”. Jadi, bagaimana yang SUDAH adalah Tuhan dan Kristus lalu oleh Allah dibuat menjadi Tuhan dan Kristus? 28 Perdebatan Pdt. Budi Asali VS Ellen Kristi (6) Dan kontext khotbah Petrus ini mula-mula menunjukkan bahwa orang-orang Yahudi tidak mau menerima Yesus, dan bahkan membunuhNya melalui salib (ay 23). Tetapi Petrus lalu menunjukkan bahwa Allah menjadikan Dia sebagai Tuhan dan Kristus dengan membangkitkan Yesus dari antara orang mati, dan menaikkan Dia ke surga. Kis 2:21-36 - “(21) Dan barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan. (22) Hai orang-orang Israel, dengarlah perkataan ini: Yang aku maksudkan, ialah Yesus dari Nazaret, seorang yang telah ditentukan Allah dan yang dinyatakan kepadamu dengan kekuatan-kekuatan dan mujizat-mujizat dan tanda-tanda yang dilakukan oleh Allah dengan perantaraan Dia di tengah-tengah kamu, seperti yang kamu tahu. (23) Dia yang diserahkan Allah menurut maksud dan rencanaNya, telah kamu salibkan dan kamu bunuh oleh tangan bangsa-bangsa durhaka. (24) Tetapi Allah membangkitkan Dia dengan melepaskan Dia dari sengsara maut, karena tidak mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut itu. (25) Sebab Daud berkata tentang Dia: Aku senantiasa memandang kepada Tuhan, karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah. (26) Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram, (27) sebab Engkau tidak menyerahkan aku kepada dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang KudusMu melihat kebinasaan. (28) Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; Engkau akan melimpahi aku dengan sukacita di hadapanMu. (29) Saudara-saudara, aku boleh berkata-kata dengan terus terang kepadamu tentang Daud, bapa bangsa kita. Ia telah mati dan dikubur, dan kuburannya masih ada pada kita sampai hari ini. (30) Tetapi ia adalah seorang nabi dan ia tahu, bahwa Allah telah berjanji kepadanya dengan mengangkat sumpah, bahwa Ia akan mendudukkan seorang dari keturunan Daud sendiri di atas takhtanya. (31) Karena itu ia telah melihat ke depan dan telah berbicara tentang kebangkitan Mesias, ketika ia mengatakan, bahwa Dia tidak ditinggalkan di dalam dunia orang mati, dan bahwa dagingNya tidak mengalami kebinasaan. (32) Yesus inilah yang dibangkitkan Allah, dan tentang hal itu kami semua adalah saksi. (33) Dan sesudah Ia ditinggikan oleh tangan kanan Allah dan menerima Roh Kudus yang dijanjikan itu, maka dicurahkanNya apa yang kamu lihat dan dengar di sini. (34) Sebab bukan Daud yang naik ke sorga, malahan Daud sendiri berkata: Tuhan telah berfirman kepada Tuanku: (35) Duduklah di sebelah kananKu, sampai Kubuat musuh-musuhMu menjadi tumpuan kakiMu. (36) Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus.’”. Kalau Ia memang sudah adalah Tuhan dan Kristus pada saat dilahirkan, bagaimana mungkin sekarang, setelah naik ke surga, Allah membuat Ia menjadi Tuhan dan Kristus lagi? 29 Perdebatan Pdt. Budi Asali VS Ellen Kristi (6) c) Kebanyakan penafsir menafsirkan bahwa kata-kata ‘telah membuat’ di sini hanya berarti ‘declared’ (= menyatakan). Jadi, dengan membangkitkan dan menaikkan Yesus ke surga, Allah menyatakan kepada dunia bahwa Yesus adalah Tuhan dan Kristus! Inilah tafsiran yang sesuai dengan kontext Kitab Suci! Sedangkan tafsiran anda hanya memperhatikan ayat itu dan bahkan melepaskannya dari seluruh Kitab Suci. Tanggapan Ellen Kristi: Paul said that God is the head of Christ (1Cor 11:3). Instead of claiming Jesus is God, he said that the Father (Yahweh) is Jesus’ God (Eph. 1:17). Jesus will lead humankind to worship the true one God (1Cor 15:22-28). Tanggapan Budi Asali: Lagi-lagi anda tak beda dengan teman-teman anda dalam berargumentasi (‘sigh’)! Dalam Kitab Suci ada ayat-ayat yang menunjukkan keilahian Kristus, dan ada ayatayat yang menunjukkan kemanusiaan Kristus. Kita tidak boleh menggunakan ayatayat yang menunjukkan kemanusiaan Yesus untuk membuktikan bahwa Ia bukan Allah. Tetapi inilah yang justru selalu dilakukan oleh Saksi-Saksi Yehuwa / Unitarian. Mereka selalu menggunakan ayat-ayat yang menunjukkan kemanusiaan Yesus untuk membuktikan bahwa Yesus bukanlah Allah. Saya akan membuktikan / menunjukkan kesalahan dan kebodohan dari cara berargumentasi seperti ini dengan menggunakan suatu illustrasi. Illustrasi: Saya adalah seorang pendeta, tetapi pada saat yang sama saya juga adalah seorang olahragawan. Kadang-kadang saya memakai toga dan memimpin Perjamuan Kudus, sehingga saya terlihat sebagai pendeta. Tetapi kadang-kadang saya memakai celana pendek, kaos, dan sepatu olah raga, sehingga saya terlihat sebagai olahragawan. Tidak ada orang (kecuali orang yang idiot) yang pada waktu melihat saya memakai toga, menganggap itu sebagai bukti bahwa saya bukan olahragawan, dan sebaliknya, pada waktu melihat saya memakai pakaian olah raga, menganggap itu sebagai bukti bahwa saya bukan pendeta! Analoginya, karena Yesus adalah Allah dan manusia, maka kita tak boleh menggunakan ayat-ayat yang menunjukkan keilahian Yesus untuk membuktikan bahwa Ia bukan manusia, atau menggunakan ayat-ayat yang menunjukkan kemanusiaan Yesus (seperti Yoh 14:28 dan Mat 24:36 ini) untuk membuktikan bahwa Ia bukan Allah! 30 Perdebatan Pdt. Budi Asali VS Ellen Kristi (6) Juga dalam ayat-ayat dimana ditunjukkan bahwa: • Yesus berdoa. • Yesus lelah, makan, beristirahat. • Yesus mati / bangkit. • Yesus menyebut Allah dengan sebutan ‘AllahKu’ (Yoh 20:17) - ‘Haruskah Anda Percaya Kepada Tritunggal?’, hal 17. • Allah berkenan kepada Yesus (Mat 3:16-17) - ‘Haruskah Anda Percaya Kepada Tritunggal?’, hal 18. • Yesus diurapi oleh Allah (Luk 4:18) - ‘Haruskah Anda Percaya Kepada Tritunggal?’, hal 18. maka Yesusnya harus ditinjau sebagai manusia, bukan sebagai Allah. Supaya kita tidak membuang-buang waktu untuk membicarakan hal yang sama berulang-ulang, saya memberikan beberapa hal ini kepada anda: a) Jangan menggunakan ayat-ayat yang mengatakan Allah itu tunggal / esa, satu-satunya Allah, tak ada Allah lain selain Dia dsb. Kami percaya ayat-ayat itu, dan itu kami gunakan untuk mendukung ketunggalan Allah. Tanpa itu kami tak akan percaya pada Allah TriTUNGGAL. Ayat-ayat seperti itu tujuannya menentang polytheisme, bukan keilahian Yesus atau Allah Tritunggal. b) Jangan menggunakan ayat-ayat yang menunjukkan kemanusiaan Yesus untuk membuktikan bahwa Ia bukan Allah. Ini baru saya jelaskan di atas ini. c) Jangan menggunakan ayat-ayat yang menunjukkan Yesus berbeda dengan Allah / Bapa. Kami percaya bahwa Yesus memang beda dengan Bapa dalam pribadiNya, tetapi bukan dalam hakekatNya. Tanpa perbedaan itu kami tidak akan percaya pada doktrin Allah TRItunggal. Saya melihat bahwa dalam buku anda, buku Frans Donald, juga dalam argumentasi yang diberikan oleh teman-teman anda dalam perdebatan dengan saya, terus menerus serangannya adalah pada point2 di atas ini. Sama sekali tak mengena! Sama sekali tak berguna. Dan dengan gampang bisa saya patahkan! Tanggapan Ellen Kristi: Thus, I don’t see any budge in the apostles’ faith to the one God of the Jews. They were as monotheistic as their Jews counterpart, in spite of their faith to Jesus as God’s chosen one (Messiah). Tanggapan Budi Asali: Kalau begitu mengapa rasul-rasul berdoa dan menyembah Yesus, sedangkan orangorang Yahudi justru menghujat dan membunuhNya? Bisakah iman mereka yang sama menghasilkan tindakan yang betul-betul bertentangan seperti itu? (‘sigh’) 31 Perdebatan Pdt. Budi Asali VS Ellen Kristi (6) Tanggapan Ellen Kristi: Only by later development did the church adjust itself to Hellenistic world, after all the apostles had passed away. Tanggapan Budi Asali: Tak ada penyesuaian dengan dunia Yunani. Doktrin Allah Tritunggal muncul dari Kitab Suci! Dan saya bisa memberikan dasar-dasar Kitab Sucinya! Tanggapan Ellen Kristi: By then the Trinity began its history. May I quote you more information? Here are what The Encyclopedia of Religion (edited by Vergilius Ferm, 1964) says for the entries “Christianity” and “Church, the primitive Christian”: “... Christianity is structurally, concretely and developmentally historical. Springing from a Hebraic-Judaic root which itself sprang from Semitic religion, as that in turn from primitive religion, Christianity is indigenously related to all religions ... Entering into the cultural environment of the Graeco-Roman world, Christianity creatively appropriated Hellenistic as well as Hebrew-Judaic thought forms, the synthesis of which proved singularly adaptable and fruitful for the purpose.” “After Jesus’ death his disciples continued to live as they had done in his company ... Before they knew, the church as an institution had become an accomplished fact. It regarded itself as the new Israel, and its very name “Ecclesia” is one of the names applied in the O.T. to the assembly of Israel. The view has commonly been held that the church in its origin was nothing but an imitation or counterpart of the Jewish theocracy, but it was something radically new. Its members were Jews and naturally fell back on the models offered them in Judaism, which was THE ONLY RELIGION KNOWN TO THEM.” Tanggapan Budi Asali: Ini omong kosong, karena kekristenan sangat berbeda dengan Yudaisme, bahkan dalam soal keselamatan. Yudaisme menekankan keselamatan karena perbuatan baik, sedangkan kekristenan menekankan keselamatan karena iman saja. Bdk, Ro 9:3010:3. Tanggapan Ellen Kristi: If you really want to convince me about the truth of your Trinitarian view, I think it is your task to show me if you have any biblical and historical evidence about some other historical context of the early Christians. If it is not Judaism, then what is it? 32 Perdebatan Pdt. Budi Asali VS Ellen Kristi (6) Tanggapan Budi Asali: Kristen memang punya latar belakang Perjanjian Lama. Saya tak mau menyebut Yudaisme, karena Yudaisme menafsirkan Perjanjian Lama secara salah. Misalnya dalam soal Yesus sebagai Mesias. Perjanjian Lama memang menekankan keesaan Allah, untuk menghancurkan polytheisme. Tetapi tetap dalam Perjanjian Lama juga ada ‘kejamakan dalam diri Allah’, tetapi tak terlalu jelas. Jadi, biarpun Allah itu esa, tetapi bukan esa dalam arti mutlak. Tetapi Kitab Suci dinyatakan secara progresif, dan dalam Perjanjian Baru hal itu dinyatakan secara jauh lebih jelas. Tanggapan Ellen Kristi: By the way, your above answer point #1 is so obscure I can’t really understand what you mean. Who are the “2 orang berdebat” you refer to: are they you and me? And who is “yang satu mempunyai dasar Kitab Suci yang tidak dapat dibantah oleh lawannya”? Is it you? Well, if you really believe steadfastly in your Trinitarian view, I can understand that. But claiming your view as something irrefutable before you can’t even prove it is just going too far beyond our discussion. Your arrogance really shocks me. Are you always this arrogant? Tanggapan Budi Asali: 1) Saya tidak memaksudkan siapapun secara specifik. Itu kan hanya contoh. Kalau yang seperti itu saja anda tak bisa mengerti, tak heran anda tak bisa mengerti Kitab Suci. Kelihatannya perasaan anda terlalu berperan pada waktu anda membaca apapun! 2) Anda tak bisa membedakan keyakinan dan sombong? Saya yakin, bukan sombong! Apa yang ingin saya sombongkan? Saya memang belum memberikan seluruh dasar dari Allah Tritunggal, tetapi sudah memberikannya sebagian. Dari seluruh dasar tentang Allah Tritunggal yang saya miliki, saya yakin itu tidak akan terbantah, kecuali oleh orang-orang yang memang tak mau tunduk pada Kitab Suci / Firman Tuhan. Tanggapan Ellen Kristi: About your answer point #2, you’re changing the issue in the middle of your argument, and that is called the fallacy of diversion. Because you can’t show me the historical evidence I urged, you then try to provoke me to change our discussion into other direction by showing selective insignificant texts, interpreted solely for your interest. 33 Perdebatan Pdt. Budi Asali VS Ellen Kristi (6) Tanggapan Budi Asali: Pikiran anda yang kacau. Saya tidak menyimpangkan apa-apa. Saya bahkan memberikan bukti sejarah. Apakah Perjanjian Lama bukan sejarah? Don’t begin a psy-war with me; you won’t succeed! Tanggapan Ellen Kristi: Who oblige me to read those verses as you do? Jews obviously have the cultural habit to bend themselves down towards anybody they highly respect (see Kej 23:7; 1Sam 20:41; 24:9)). Why should I interpret that respectful attitude toward Jesus means Jesus is God? If Jesus is alive, and the apostles talked to him (that really looks like a prayer, doesn’t it?), why must it be considered as evidence that Jesus is God? Tanggapan Budi Asali: 1) Perjanjian Lama berbeda dengan Perjanjian Baru. Setelah Yesus mengucapkan Mat 4:10, dilarang melakukan penghormatan dengan penyembahan kepada siapapun kecuali kepada Allah. Karena itu Petrus menolaknya (Kis 10:25-26), juga Paulus (Kis 14:14-18), dan malaikat (Wah 19:10; 22:8-9). Setelah Yesus mengucapkan Mat 4:10, hanya orang brengsek, yang sekalipun menyadari dirinya bukan Allah, tetapi tetap mau menerima penyembahan. Contoh: Herodes dalam Kis 12:20-23. Kalau Yesus menerima sembah, padahal Ia bukan Allah, Ia pasti brengsek! 2) You said ‘looks like a prayer’? Mari kita lihat Kis 7:59-60– “Sedang mereka melemparinya Stefanus berdoa, katanya: "Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku." Sambil berlutut ia berseru dengan suara nyaring: "Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!" Dan dengan perkataan itu meninggallah ia”. Does it just look like a prayer to you? Disamping itu, Yesus sendiri menyuruh kita berdoa kepadaNya. Yoh 14:14– “Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya."”. Ini beberapa tambahan lagi: a) Paulus juga berdoa kepada Yesus. 1. 2Kor 12:8-9 - “(8) Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku. (9) Tetapi jawab Tuhan kepadaku: ‘Cukuplah kasih karuniaKu bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasaKu menjadi sempurna.’ Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku”. Kata ‘kuasaKu’ (ay 9a) = ‘kuasa Kristus’ (ay 9b). Jadi kata ‘Tuhan’ dalam ay 8, kepada siapa Paulus menujukan doanya, pasti adalah ‘Tuhan Yesus’. 2. 1Tes 2:18, 3:10-11 - “(2:18) Sebab kami telah berniat untuk datang kepada kamu - aku, Paulus, malahan lebih dari sekali -, tetapi Iblis telah 34 Perdebatan Pdt. Budi Asali VS Ellen Kristi (6) mencegah kami. ... (3:10) Siang malam kami berdoa sungguh-sungguh, supaya kita bertemu muka dengan muka dan menambahkan apa yang masih kurang pada imanmu. (3:11) Kiranya Dia, Allah dan Bapa kita, dan Yesus, Tuhan kita, membukakan kami jalan kepadamu”. Dalam text ini terlihat bahwa Paulus berdoa dan berharap, bukan hanya kepada Bapa, tetapi juga kepada Yesus, untuk membuka jalan sehingga ia bisa datang ke Tesalonika. b) Rasul Yohanes, dalam bagian akhir dari kitab Wahyu, juga menaikkan suatu seruan / doa kepada Yesus. Wah 22:20 - “Ia yang memberi kesaksian tentang semuanya ini, berfirman: ‘Ya, Aku datang segera!’ Amin, datanglah, Tuhan Yesus!”. Kata-kata ‘Amin, datanglah segera Tuhan Yesus!’ jelas diucapkan oleh rasul Yohanes kepada Yesus, dan merupakan suatu doa kepada Yesus! John Owen: “So the whole Scripture is closed with a prayer of the church unto the Lord Christ, expressing their faith in him: ‘Even so, come, Lord Jesus,’ Rev. 22:20” (= Demikianlah seluruh Kitab Suci ditutup dengan suatu doa dari gereja kepada Tuhan Kristus, menyatakan iman mereka kepadaNya: ‘Datanglah, Tuhan Yesus’, Wah 22:20) - ‘The Works of John Owen’, vol I, hal 111. c) Semua orang percaya di segala tempat berdoa kepada Yesus. 1Kor 1:2b - “dengan semua orang di segala tempat, yang berseru kepada nama Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Tuhan mereka dan Tuhan kita”. Kata-kata ini jelas menunjukkan bahwa orang kristen boleh berdoa kepada Yesus! Calvin: “he says that Christ is called upon by believers, and this affords a proof of his divinity - invocation being one of the first expressions of Divine homage” (= ia berkata bahwa Kristus dipanggil oleh orang-orang percaya, dan ini memberikan suatu bukti keilahianNya - karena doa merupakan salah satu ungkapan dari penghormatan Ilahi) - hal 53. Tanggapan Ellen Kristi: For your question in point #3, you can read again my book chapter #4. I’ve discussed there my stand clear enough. The Trinity doctrine was born and grew in Hellenism, a world of thinking ultimately different from that of Judaism. The first is highly speculative and metaphysical, while the latter is concrete. The Hellenist Christians speculated about the nature of Jesus (a metaphysical concept) and the nature of God, speculations that didn’t exist in the concrete thinking of Jewish mind. Tanggapan Budi Asali: Saya tidak menyangkal kalau pemikiran / pengertian orang Yahudi dan Kristen sangat berbeda, tetapi siapa yang salah? Apa gunanya saya memberikan sederetan 35 Perdebatan Pdt. Budi Asali VS Ellen Kristi (6) ayat yang menunjukkan bahwa Kitab Suci dan Yesus dan rasul-rasul sendiri mengakui kesesatan orang Yahudi? Apa artinya ayat-ayat itu bagi anda? Tak ada artinya sama sekali? Dalam bab 4 buku anda, anda membedakan Yesus dengan YHWH. Lalu bagaimana dengan Yer 23:5-6 yang menyebut Yesus sebagai YHWH? Dari bab 4 buku anda kelihatannya anda anti sekali dengan Yunani. Anda lupa bahwa Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Yunani? Juga anda kelihatannya pro sekali dengan Yahudi. Anda lupa bahwa mereka menyalibkan Yesus, dan menolak Perjanjian Baru, dan juga membunuh banyak orang-orang kristen? Saya tidak memaksudkan Yahudi yang menjadi Kristen, tentu saja! Anda mengatakan bahwa Allah Tritunggal berasal dari alam pikir Yunani, tetapi saya bisa membuktikan bahwa Allah Tritunggal berasal dari Kitab Suci, bukan hanya dari Perjanjian Barunya, tetapi juga Perjanjian Lama, yang menggunakan bahasa Ibrani! Bab 4 buku anda yang mengatakan Allah Tritunggal berasal dari alam Yunani, hanya menggunakan kata-kata orang, tanpa dasar Kitab Suci. Juga penuh dengan ketidakakuratan, kalau saya bandingkan dengan buku sejarah saya. Misalnya bahwa Konstantin yang mengusulkan kata HOMO OUSIOS. Bahwa Konstantine yang mengusulkan istilah HOMOOUSIOS (= zat yang sama), merupakan sesuatu yang tidak mungkin, karena: a. Pada saat perdebatan itu baru mulai (tahun 320 M., 5 tahun sebelum Sidang Gereja Nicea!), antara Arius (penatua dari kota Alexandria) dengan Alexander (uskup dari kota Alexandria), persoalan apakah Yesus dan Bapa itu mempunyai zat yang sama atau berbeda, sudah muncul. Albert H. Freundt Jr.: “Arianism was concerned with defining the precise relationship of the Son to the Father. ... Arianism arose around 320 in Alexandria, in Egypt. ... Arius was a popular presbyter in the city of Alexandria. He began the controversy by attacking the views of his bishop, Alexander, who held that Jesus was of the same essential being with the Father and that there was never a time in which he did not exist. Arius began to teach that the Son had a beginning, through a creative act of God, that Christ was not of the same substance as the Father; he was a secondary deity, and subordinate to the Father” (= Arianisme prihatin dengan pendefinisian hubungan yang tepat dari Anak dengan Bapa. ... Arianisme muncul pada sekitar tahun 320 di Alexandria, di Mesir. ... Arius adalah seorang penatua yang populer di kota Alexandria. Ia memulai perdebatan dengan menyerang pandangan dari uskupnya, Alexander, yang mempunyai pandangan bahwa Yesus adalah dari 36 Perdebatan Pdt. Budi Asali VS Ellen Kristi (6) keberadaan hakiki yang sama dengan Bapa dan bahwa tidak pernah ada saat dimana Ia tidak ada. Arius mulai mengajar bahwa Anak mempunyai permulaan, melalui suatu tindakan penciptaan dari Allah, bahwa Kristus bukan dari zat yang sama dengan Bapa; Ia adalah allah sekunder, dan lebih rendah dari Bapa) - ‘Early Christianity’, hal 48. b. Kenneth Scott Latourette mengatakan bahwa pada pertentangan antara dua Dionysius pada tahun 260 M., Dionysius dari Roma sudah mendesak Dionysius dari Alexandria, untuk berhati-hati dengan kata-kata yang ia gunakan, dan ia harus membuat jelas bahwa Anak adalah HOMOOUSION (= dari zat yang sama) dengan Bapa, bukan sekedar HOMOIOUSION (dari zat yang mirip) - ‘A History of Christianity’, vol I, hal 152. c. Kaisar Konstantine adalah orang awam dalam kekristenan / theologia, sehingga tidak mungkin bisa mencetuskan istilah theologia yang begitu dalam seperti HOMOOUSIOS. Kenneth Scott Latourette: “Whether Constantine appreciated the niceties of the questions at issue is highly doubtful, for he was a layman, a warrior and administrator, not a philosopher or an expert theologian. In his letter to Alexander and Arius he said that having made ‘careful inquiry into the origin and foundation of these differences’ he found ‘the cause to be of a truly insignificant character and quite unworthy of such fierce contention,’” [= Apakah Konstantine mengerti hal-hal yang begitu dalam (njlimet) dari pertanyaan-pertanyaan / persoalan-persoalan yang diperselisihkan merupakan sesuatu yang sangat meragukan, karena ia adalah seorang awam, seorang pejuang dan pemimpin, bukan seorang ahli filsafat atau seorang ahli theologia yang ahli. Dalam suratnya kepada Alexander dan Arius ia berkata bahwa setelah membuat ‘penyelidikan yang seksama ke dalam asal usul dan dasar dari perbedaan-perbedaan ini’ ia mendapatkan ‘penyebabnya adalah sungguh-sungguh bersifat tidak penting dan betulbetul tidak layak untuk suatu perdebatan yang sengit seperti itu’] - ‘A History of Christianity’, vol I, hal 153. Tetapi Kenneth Scott Latourette, ‘A History of Christianity’, vol I, hal 154-155, menceritakan bahwa dalam Sidang Gereja Nicea itu, Eusebius dari Kaisarea mengambil posisi tengah antara mereka yang bertikai (Alexander dan pendukungnya vs Arius dan pendukungnya), dan mengusulkan suatu credo / Pengakuan Iman yang berbunyi sebagai berikut: “We believe in one God, the Father Almighty, maker of all things, visible and invisible, and in one Lord, Jesus Christ, the word (Logos) of God, God from God, light from light, life from life, the only-begotten Son, firstborn of all creatures, begotten of the Father before all ages, by whom also all things were made; who for our salvation was made flesh and dwelt among men; 37 Perdebatan Pdt. Budi Asali VS Ellen Kristi (6) and who suffered and rose again on the third day, and ascended to the Father and shall come again in glory to judge the living and the dead. We believe also in one Holy Spirit” [= Kami percaya kepada satu Allah, Bapa Yang Mahakuasa, pencipta segala sesuatu, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, dan kepada satu Tuhan, Yesus Kristus, firman (Logos) Allah, Allah dari Allah, terang dari terang, kehidupan dari kehidupan, satu-satunya Anak yang diperanakkan, yang sulung dari semua ciptaan, diperanakkan dari Bapa sebelum segala jaman, oleh siapa juga segala sesuatu dicipta; yang untuk keselamatan kita dijadikan daging dan tinggal di antara manusia; dan yang menderita dan bangkit kembali pada hari yang ketiga, dan naik kepada Bapa dan akan datang kembali dalam kemuliaan untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati. Kami percaya juga kepada satu Roh Kudus] - Kenneth Scott Latourette, ‘A History of Christianity’, vol I, hal 155. Perhatikan bahwa dalam Pengakuan Iman ini tak disebut-sebut tentang apakah Yesus dan Bapa itu dari zat yang sama (HOMOOUSION), atau dari zat yang berbeda (HETEROOUSION), atau dari zat yang mirip (HOMOIOUSION). Sebetulnya dalam Pengakuan Iman ini kelihatannya Yesus sudah diakui keilahianNya secara mutlak, tetapi bagaimanapun, apakah Yesus sama kekalnya dengan Bapa atau tidak, dan apakah Ia mempunyai satu hakekat dengan Bapa atau tidak, tidaklah dinyatakan. Albert H. Freundt Jr.: “The council made two additions to it, affirming that the Son was co-eternal and consubstantial with the Father” (= Sidang Gereja itu membuat dua penambahan kepadanya, yang menegaskan bahwa Anak adalah sama kekalnya dan dari zat yang sama dengan Bapa) - ‘Early Christianity’, hal 49. Catatan: kata ‘nya’ yang saya garis bawahi itu menunjuk kepada Pengakuan Iman yang diusulkan oleh Eusebius dari Kaisarea. Dari kata-kata Freundt ini, kelihatannya Sidang Gereja itu yang memutuskan hal itu. Kenneth Scott Latourette lalu menambahkan: “To this creed was added, with the approval of the Emperor and perhaps at his suggestion, the word HOMOOUSION, applied to Christ. The term was adopted by the council and the creed proposed by Eusebius was altered to conform with it” (= Kepada Pengakuan Iman ini ditambahkan, dengan persetujuan dari Kaisar dan mungkin atas usulnya, kata HOMOOUSION, diterapkan kepada Kristus. Istilah ini diterima oleh Sidang dan Pengakuan Iman yang diusulkan oleh Eusebius diubah untuk menyesuaikan dengannya) - ‘A History of Christianity’, vol I, hal 155. Ada 2 hal yang harus diperhatikan: • Kenneth Scott Latourette mengatakan bahwa penambahan istilah HOMOOUSION itu dilakukan atas usul dari kaisar, tetapi Kenneth Scott Latourette menggunakan kata ‘perhaps’ (= mungkin), dan itu berarti belum tentu bahwa Konstantine yang mengusulkan istilah itu. 38 Perdebatan Pdt. Budi Asali VS Ellen Kristi (6) • kalaupun Konstantine yang mengusulkan, itu tidak mungkin bisa diartikan bahwa ia adalah orang yang pertama-kalinya mengusulkan istilah tersebut, karena seperti sudah saya jelaskan di atas, dari awal perdebatan, sebelum Sidang Gereja Nicea dimulai, istilah itu sudah digunakan. Bahkan dalam pertentangan antara dua Dionysius pada abad ketiga (260 M.), istilah itu juga sudah digunakan. Jadi, kalaupun akhirnya Konstantine mengusulkan supaya istilah itu ditambahkan ke dalam Pengakuan Iman itu, ia hanya mengambil istilah itu, yang dalam Sidang Gereja Nicea itu sudah diperdebatkan / digunakan, untuk ditambahkan ke dalam Pengakuan Iman tersebut. Mungkin tujuannya hanya untuk memperjelas keilahian Kristus yang dinyatakan dalam Pengakuan Iman tersebut. Tetapi, bertentangan dengan Kenneth Scott Latourette, Philip Schaff mengatakan bahwa Kaisar Konstantine sebetulnya sudah menyetujui Pengakuan Iman dari Eusebius itu, tetapi pihak Alexander / golongan yang orthodoxlah yang menolak, dan menuntut supaya istilah HOMOOUSIOS itu dimasukkan / ditambahkan ke dalam Pengakuan Iman itu. Philip Schaff: “The Arians first proposed a creed, which however was rejected with tumultuous disapproval and torn to pieces; whereupon all the eighteen signers of it, excepting Theonas and Secundus, both of Egypt, abandoned the cause of Arius. Then the church historian Eusebius, in the name of the middle party, proposed an ancient Palestinian Confession, which was very similar to the Nicene, and acknowledged the divine nature of Christ in general biblical terms, but avoided the term in question, HOMOOUSIOS, consubstantialis, of the same essence. The emperor had already seen and approved this confession, and even the Arian minority were ready to accept it. But this last circumstance itself was very suspicious to the extreme right. They wished a creed which no Arian could honestly subscribe, and especially insisted on inserting the expression HOMOOUSIOS, which the Arians hated and declared to be unscriptural, Sabellian, and materialistic. The emperor saw clearly that the Eusebian formula would not pass; and, as he had at heart, for the sake of peace, the most nearly unanimous decision which was possible, he gave his voice for the disputed word” [= Para pendukung Arianisme mula-mula mengusulkan / mengemukakan suatu credo, tetapi yang ditolak dengan ketidak-setujuan yang ribut dan disobek-sobek menjadi sobekan-sobekan; sesudah mana semua 18 penanda-tangannya, kecuali Theonas dan Secundus, keduanya dari Mesir, meninggalkan gerakan Arius. Lalu ahli sejarah gereja Eusebius, atas nama dari pihak / golongan yang di tengah, mengusulkan suatu Pengakuan Palestina kuno, yang sangat mirip dengan Pengakuan Iman Nicea, dan mengakui hakekat ilahi dari Kristus dalam istilahistilah Alkitab biasa, tetapi menghindari istilah yang diperdebatkan, HOMOOUSIOS, ‘dari zat yang sama’. Kaisar telah melihat dan menyetujui pengakuan ini, dan bahkan sebagian kecil dari para pendukung Arianisme siap untuk menerimanya. Tetapi keadaan terakhir ini sendiri merupakan sesuatu 39 Perdebatan Pdt. Budi Asali VS Ellen Kristi (6) yang mencurigakan bagi kelompok extrim kanan (kelompok dari Alexander dan Athanasius). Mereka menginginkan suatu credo yang tidak ada seorang pendukung Arianismepun bisa dengan jujur menganutnya, dan secara khusus berkeras pada pemasukan ungkapan HOMOOUSIOS, yang dibenci oleh para pendukung Arianisme dan yang mereka nyatakan sebagai tidak Alkitabiah, bersifat / berbau Sabellianisme dan bersifat material. Kaisar melihat dengan jelas bahwa formula dari Eusebius tidak akan diterima / disahkan; dan, seperti yang ada dalam hatinya, demi perdamaian, keputusan yang paling dekat dengan keputusan mutlak yang dimungkinkan (keputusan yang diikuti oleh paling banyak orang), ia memberikan suaranya untuk kata yang diperdebatkan itu] - ‘History of the Christian Church’, vol III, hal 628. Dan pada catatan kakinya, Philip Schaff menambahkan: “The word HOMOOUSIOS, from HOMOS and OUSIA, was not an invention of the council of Nice, still less of Constantine, but had previously arisen in theological language, and occurs even in Origen and among the Gnostics, though of course it is no more to be found in the Bible than the word ‘trinity’” (= Kata HOMOOUSIOS, dari HOMOS dan OUSIA, bukanlah penemuan dari Sidang Gereja Nicea, lebih-lebih lagi bukan dari Konstantine, tetapi telah muncul sebelumnya dalam bahasa theologia, dan muncul bahkan dalam Origen dan di antara para penganut Gnosticisme, sekalipun tentu saja istilah itu sama tidak bisa ditemukannya dalam Alkitab seperti kata ‘tritunggal’) - ‘History of the Christian Church’, vol III, hal 628 (footnote). Ketidak-akuratan lain dalam buku anda adalah tentang Nestorius yang ingin menyebut Maria dengan istilah Anthropotokos (hal 68). Entah dari mana anda dapatkan istilah ini. Yang saya pernah dengar hanyalah Theotokos (Bunda Allah) dan Khristotokos (Bunda Kristus). Sekalipun memang, yang dimaksud dengan Kristus di sini adalah kemanusiaan Yesus, tetapi istilah yang dipakai adalah Khristotokos, bukan Anthropotokos. Ketidak-akuratan lain lagi: anda mengatakan dalam hal 71, ‘Dalam hal Trinitas, ada dua aspek yang saling bertentangan: ‘Allah itu satu’ dan ‘Allah itu tiga’. Ini menurut saya lebih berbau fitnahan dari pada ketidak-akuratan. Tidak ada Trinitarian nggenah yang mengatakan Allah itu tiga! Pribadinya yang tiga, bukan Allahnya tiga! Tanggapan Ellen Kristi: “The subtle controversies which we find in the later writings of the church Fathers are almost entirely unrepresented in early Christianity. ... But in all these cases, systematic speculation about the beliefs themselves is lacking – or at least is negligible when compared with later developments” (Richard H. Popkin & Avrum Stroll, Philosophy – Made Simple, 1986). 40 Perdebatan Pdt. Budi Asali VS Ellen Kristi (6) Tanggapan Ellen Kristi: Because you can’t get sufficient support from the history about other cultural/conceptual context of the primitive Christians, it is just natural for you to state that Jesus and the apostles were in opposition to Judaism. And your favorite argument or evidence seems to be that the Jewish religious leaders hated them and even tortured and killed them. I’m also not surprised to see it stated as one of your basic assumptions. Tanggapan Budi Asali: Saya yakin anda bingung bagaimana menghadapi ayat-ayat yang saya tunjukkan yang menunjukkan bahwa Yesus dan rasul-rasul bertentangan dengan Yudaisme, dan karena itu anda lari dari hal itu. Apakah ayat Kitab Suci tidak lebih kuat dari sejarah, kebudayaan dsb? Ayat-ayat yang saya berikan jelas menunjukkan Yesus dan rasulrasul bertentangan dengan Yudaisme, itu bukan karena pengaruh kebudayaan, dsb. Sudah jelas bahwa dari pembunuhan terhadap Yesus oleh tokoh-tokoh agama Yahudi merupakan argumentasi utama yang secara kelewat jelas menunjukkan bahwa orangorang Yahudi itu anti Yesus! Kalau anda tak bisa melihat ini, itu bukan karena anda tidak melihat, tetapi karena anda tidak mau melihat! “There is no one so blind as he / she who will not see!”. Bukan hanya saya yang menggunakan hal itu untuk membuktikan bahwa orang-orang Yahudi itu anti Yesus, tetapi juga Paulus!! Bandingkan dengan ayat-ayat di bawah ini: 1Tes 2:14-16 – “(14) Sebab kamu, saudara-saudara, telah menjadi penurut jemaatjemaat Allah di Yudea, jemaat-jemaat di dalam Kristus Yesus, karena kamu juga telah menderita dari teman-teman sebangsamu segala sesuatu yang mereka derita dari orang-orang Yahudi. (15) Bahkan ORANG-ORANG YAHUDI ITU TELAH MEMBUNUH TUHAN YESUS DAN PARA NABI DAN TELAH MENGANIAYA KAMI. Apa yang berkenan kepada Allah tidak mereka pedulikan dan semua manusia mereka musuhi, (16) karena mereka mau menghalang-halangi kami memberitakan firman kepada bangsa-bangsa lain untuk keselamatan mereka. Demikianlah mereka terus-menerus menambah dosa mereka sampai genap jumlahnya dan sekarang murka telah menimpa mereka sepenuh-penuhnya”. Kis 13:27-29 – “(27) Sebab penduduk Yerusalem dan pemimpin-pemimpinnya TIDAK MENGAKUI YESUS. Dengan MENJATUHKAN HUKUMAN MATI ATAS DIA, mereka menggenapi perkataan nabi-nabi yang dibacakan setiap hari Sabat. (28) Dan MESKIPUN MEREKA TIDAK MENEMUKAN SESUATU YANG DAPAT MENJADI ALASAN UNTUK HUKUMAN MATI ITU, NAMUN MEREKA TELAH MEMINTA KEPADA PILATUS SUPAYA IA DIBUNUH. (29) 42 Perdebatan Pdt. Budi Asali VS Ellen Kristi (6) Dan setelah mereka menggenapi segala sesuatu yang ada tertulis tentang Dia, mereka menurunkan Dia dari kayu salib, lalu membaringkanNya di dalam kubur”. Sekarang coba anda jawab satu ini saja, dan jangan menghindari pertanyaan ini. Orang-orang Yahudi itu memang membunuh Yesus, bagaimana mungkin itu tidak menunjukkan bahwa Yesus bertentangan dengan mereka? Coba jelaskan! You wrote: Mat 23:3– “Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya”. Ini tentu berlaku pada saat ajaran mereka benar. Tetapi apakah ajaran mereka semua benar? Ini bisa dilihat dari: [bla bla bla] kjv: ‘BLIND GUIDES’ (= PEMBIMBING2 BUTA). Inilah pandangan Yesus tentang orang-orang yang menjadi panutan anda! Kalau anda mengikuti ajaran orang-orang Yahudi itu, maka semua kecaman dan kutukan dalam ayat-ayat di atas ini juga berlaku untuk anda!! Catatan sejarah anda sangat tidak akurat. Sejak pertama Yesus muncul dan mengajar, murid-muridNya mengikuti Dia, tetapi orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat menentang Dia. Bagaimana anda bisa mengatakan kekristenan berasal dari Yudaisme? Yang benar adalah: Yudaisme sesat, dan Yesus mau memperbaikinya. Demikian juga dengan rasul-rasul. Dan itu menyebabkan mereka dibenci / dibunuh! Dari sangat awal Yesus diakui sebagai Allah, dan ini menjadi pertentangan utama antara kristen dan Yudaisme. Juga keselamatan karena perbuatan baik atau karena iman? Ini menjadi pertentangan antara kristen dengan Yudaisme! 2. Saya tak percaya bahwa orang-orang Yahudi (pada umumnya, bukan yang seperti Paulus, rasul-rasul dsb) adalah sesat. Sekalipun mereka punya Perjanjian Lama tetapi mereka menafsirkan secara salah/sesat. Ini terlihat nyata dari sikap salah mereka terhadap Mesias yang dijanjikan oleh Allah. Tanggapan Ellen Kristi: My response: These are very careless arguments from a scholar like you. Here you’re making a fallacy of composition, another fallacy of thinking that takes some negative samples to justify negative judgment to the whole. You’re accusing that all Jews or Judaism tenets are wrong because a part of it has some negative traits. But did all Jewish leaders at that time hate Jesus? 43 Perdebatan Pdt. Budi Asali VS Ellen Kristi (6) Tanggapan Budi Asali: 1) Maaf, dalam tulisan saya yang lalu ada kesalahan ketik. Saya menulis ‘Saya tak percaya bahwa orang-orang Yahudi (pada umumnya, bukan yang seperti Paulus, rasul-rasul dsb) adalah sesat’. Seharusnya kata ‘tak’ itu tidak ada. Jadi, mestinya adalah ‘Saya percaya bahwa orang-orang Yahudi (pada umumnya, bukan yang seperti Paulus, rasul-rasul dsb) adalah sesat’. 2) Siapa yang mengatakan SEMUA orang Yahudi? Tentu tidak. Tetapi yang percaya / cinta Yesus adalah orang-orang Yahudi yang menjadi Kristen! Tanggapan Ellen Kristi: You also generalize carelessly that if Jesus or the apostles rebuke the Jewish religious leaders, that must mean the whole Judaism is wrong. When Jesus or Paul or other apostles rebuked the Jews or Judaism, were they talking about its monotheism? I don’t see so. By the statements above, do you want to say that Moses and all the monotheistic prophets in the OT (all Jews) are wrong? That they are heretics (like me?)? Tanggapan Budi Asali: Saya tidak mengatakan seluruh Yudaisme salah / sesat. Tetapi Yudaisme pada jaman Yesus, yang menolak Yesus sebagai Allah / Anak Allah, itu yang sesat, dan itu yang anda ikuti. Secara explicit mereka tidak bicara tentang monotheisme, tetapi secara implicit ya. Mereka marah karena Yesus mengatakan diriNya adalah Anak Allah dan istilah itu bagi mereka berarti menyetarakan diri dengan Allah. Yoh 5:18– “Sebab itu orangorang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuh-Nya, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena IA MENGATAKAN BAHWA ALLAH ADALAH BAPA-NYA SENDIRI DAN DENGAN DEMIKIAN MENYAMAKAN DIRI-NYA DENGAN ALLAH”. Kalau istilah itu mereka terima, bukankah ada kejamakan dalam diri Allah? Dan bukankah ini sudah menuju pada Allah Tritunggal dan meninggalkan montheisme mutlak? Musa tidak mengajarkan monotheisme mutlak, kalau kita mengertinya dengan benar. Karena kata esa / satu yang ia gunakan dalam Ul 6:4 adalah EKHAD, yang bisa diartikan ‘satu gabungan’ (a compound one). Misalnya dalam Kej 2:24. Padahal ada sebuah kata lain dalam bahasa Ibrani yang berarti ‘satu yang mutlak’ atau ‘satu-satunya’. Kata itu adalah YAKHID. 44 Perdebatan Pdt. Budi Asali VS Ellen Kristi (6) Contoh: Kej 22:2,16 - “(2) FirmanNya: ‘Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.’ ... (16) kataNya: ‘Aku bersumpah demi diriKu sendiri demikianlah firman TUHAN - : Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepadaKu”. Kalau Musa memang mau menekankan tentang ‘kesatuan yang mutlak’ dari Allah dan bukannya ‘kesatuan gabungan’ (a compound unity), maka dalam Ul 6:4 itu ia pasti menggunakan kata YAKHID dan bukannya EKHAD. Tetapi ternyata Musa menggunakan kata EKHAD, dan ini menunjukkan bahwa Allah itu tidak satu secara mutlak, tetapi ada kejamakan dalam diri Allah. Juga Musa menunjukkan adanya kejamakan dalam diri Allah, karena seperti dalam Kej 1:26 ia menggunakan kata ‘Kita’ untuk Allah! Tanggapan Ellen Kristi: You seem to try to avoid this fallacy by adding: “Ini tentu berlaku pada saat ajaran mereka benar. Tetapi apakah ajaran mereka semua benar?” and “pada umumnya, bukan yang seperti Paulus, rasul-rasul dsb.” So what is the measurement to distinguish the right Jew/Jewish tenets from the false ones? Tanggapan Budi Asali: Orang Yahudi yang benar adalah yang menjadi Kristen. Ro 2:28-29 – “Sebab yang disebut Yahudi bukanlah orang yang lahiriah Yahudi, dan yang disebut sunat, bukanlah sunat yang dilangsungkan secara lahiriah. Tetapi orang Yahudi sejati ialah dia yang tidak nampak keyahudiannya dan sunat ialah sunat di dalam hati, secara rohani, bukan secara hurufiah. Maka pujian baginya datang bukan dari manusia, melainkan dari Allah”. Fil 3:2-3 – “Hati-hatilah terhadap anjing-anjing, hati-hatilah terhadap pekerja-pekerja yang jahat, hati-hatilah terhadap penyunat-penyunat yang palsu, karena KITALAH orang-orang bersunat, yang beribadah oleh Roh Allah, dan bermegah dalam Kristus Yesus dan tidak menaruh percaya pada hal-hal lahiriah”. Jelas bahwa kata ‘kita’ itu menunjuk kepada orang-orang kristen! Dan yang disebut ‘anjing / penyunat palsu’ oleh Paulus itu adalah orang-orang Yahudi yang tidak percaya kepada Kristus / tidak menjadi Kristen! 45 Perdebatan Pdt. Budi Asali VS Ellen Kristi (6) Ro 9:6b – “Sebab tidak semua orang yang berasal dari Israel adalah orang Israel”. Wah 2:9 – “Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu--namun engkau kaya--dan fitnah MEREKA, YANG MENYEBUT DIRINYA ORANG YAHUDI, TETAPI YANG SEBENARNYA TIDAK DEMIKIAN: SEBALIKNYA MEREKA ADALAH JEMAAH IBLIS”. Wah 3:9 – “Lihatlah, beberapa orang dari jemaah Iblis, yaitu MEREKA YANG MENYEBUT DIRINYA ORANG YAHUDI, TETAPI YANG SEBENARNYA TIDAK DEMIKIAN, melainkan berdusta, akan Kuserahkan kepadamu. Sesungguhnya Aku akan menyuruh mereka datang dan tersungkur di depan kakimu dan mengaku, bahwa Aku mengasihi engkau”. MASIH TIDAK BISAKAH ANDA MELIHAT BAHWA KITAB SUCI BICARA TENTANG 2 KELOMPOK YAHUDI? DAN YANG ANDA IKUTI DAN JADIKAN PANUTAN, ADALAH ORANG-ORANG YAHUDI YANG BRENGSEK / SESAT! MEREKALAH YANG MENGANUT MONOTHEISME MUTLAK SEPERTI ANDA. YANG MENJADI KRISTEN TIDAK DEMIKIAN! MEREKA MENGAKUI YESUS SEBAGAI ALLAH, YANG SETARA DENGAN BAPA. Tanggapan Ellen Kristi: You said: “Catatan sejarah anda sangat tidak akurat.” Oh, well, which history will be considered accurate to you? That Jesus and the apostles didn’t live in Jewish cultural context? That since the time of Moses there had been the Trinity dogma? Tanggapan Budi Asali: Saya sudah menunjukkan dalam hal apa sejarah yang anda gunakan tidak akurat. Jadi, jangan melakukan childish exaggeration! It seems to me that you want only evidences that support your view. Just like the implicit meaning behind your basic assumption #3 (Saya tak percaya pandangan siapapun kalau tak ada dasar Kitab Suci yang benar, tak peduli dia bapa gereja atau malaikat (bdk. Gal 1:6-9). Sebaliknya saya percaya kata-kata seorang anak kecil, kalau ia berbicara sesuai dengan Kitab Suci.). “Dasar Kitab Suci yang benar”, what is that? Tanggapan Ellen Kristi: The Trinity? We discuss here to search whether the Trinity is truly a doctrine taught by the Bible, we want to learn what the scriptures really say, but you insist that the absolute indicator to tell the true 46 Perdebatan Pdt. Budi Asali VS Ellen Kristi (6) meaning from the false one is the Trinity itself. Well, then, you also make another fallacy of thinking, i.e. the circular argument. No wonder you brag that no one can falsify your belief. With this kind of circular argument, I can guarantee that you’re 100% safe. But I must say that I really have no interest in that kind of logic. Tanggapan Budi Asali: Coba buktikan kata-kata anda yang saya kutip ini: ‘We discuss here to search whether the Trinity is truly a doctrine taught by the Bible, we want to learn what the scriptures really say, but you insist that the absolute indicator to tell the true meaning from the false one is the Trinity itself’ Saya sendiri tidak pernah memikir seperti itu. Itu kegilaan. Tapi kalau anda menuduh saya seperti itu, buktikan! Tanggapan Budi Asali: Over and over again you accused me (and my fellow Unitarians) of “raping” the scriptures. You wrote: Tetapi sebaliknya, pada waktu anda berusaha menerima pandangan bahwa Yesus adalah malaikat, dan lalu anda berusaha untuk menafsirkan ayat-ayat yang menunjukkan Yesus sebagai Allah supaya sesuai dengan pandangan itu, anda harus ‘memperkosa’ ayat-ayat tersebut!! Fakta bahwa mereka, dan juga anda, harus memperkosa ayat-ayat Kitab Suci lebih dulu untuk bisa menyesuaikannya dengan pandangan anda, menunjukkan bahwa anda telah memilih alternatif yang salah. Kalau saja anda memilih alternatif bahwa Yesus adalah Allah, maka akan jauh lebih mudah untuk membereskan ayat-ayat yang menunjukkan Yesus sebagai malaikat. Anda akan bisa melakukannya ‘dengan mulus’, tanpa memperkosa ayat tersebut! Tetapi apa yang saya lihat dari anda dan kelompok anda adalah bahwa kalian hanya memperhatikan ayat-ayat yang cocok dengan pandangan kalian, dan mengabaikan ayat-ayat yang tidak cocok, atau ‘memperkosa’ ayat-ayat tersebut! You also brag: Jadi, anda lihat bahwa saya tidak mempunyai pandangan lebih dulu, dan baru menafsirkan (atau ‘memperkosa’) ayat-ayat yang tak sesuai pandangan saya supaya menjadi sesuai dengan pandangan saya. Tanggapan Budi Asali: I did not brag, but maybe you did! Pada waktu saya mulai belajar tentang Allah Tritunggal saya tidak mengerti apa-apa. Saya mempercayainya karena orang yang mengajar saya bisa menunjukkan dasar 47 Perdebatan Pdt. Budi Asali VS Ellen Kristi (6) Kitab Suci yang menurut saya betul-betul benar, dan tidak dipuntir atau diputarbalikkan atau diperkosa! Tanggapan Ellen Kristi: My response: I’ll show you scientifically who is between us raping the scriptures. Let me start with this question: If we have a text in certain language from certain times in history, how can we best understand the text? No other choice but to learn that text within the historical and linguistic frame of its language and age (culture). Now we have the OT texts. You said that there were verses containing articles that show “kejamakan tertentu dalam diri Allah”. Then, you conclude: Kalau saya hanya memperhatikan ayat-ayat yang menunjukkan ketunggalan Allah, maka saya menjadi Unitarian seperti anda, tetapi itu berarti saya mengabaikan ayatayat yang menunjukkan adanya kejamakan dalam diri Allah. Sebaliknya kalau saya hanya memperhatikan ayat-ayat yang menunjukkan kejamakan dalam diri Allah, maka saya menjadi seorang Tritheist, dan itu berarti saya mengabaikan ayat-ayat yang menunjukkan ketunggalan Allah. Saya tidak mau mengabaikan yang manapun dari 2 kelompok ayat itu, dan karena itu saya mempercayai Allah Tritunggal. Hanya itu satu-satunya kemungkinan untuk mengharmoniskan kedua kelompok ayat tersebut! Did the authors of the OT really have any intention to say that God is one, but yet plural? Did Moses, Isaiah, Zachariah, etc. when they boldly said that Yahweh our God is one, there is none other God besides him, He is the only God, etc. ever meant to ask the people of Israel to believe in a God that is one but yet plural? Are you not reading the history of the Jewish faith or are you hallucinating? For actually you yourself are also aware of how weak the position of a Trinitarian is when he is faced to the Bible. You are actually aware of that there is no explicit text in the Bible that teaches about Trinity. Tanggapan Budi Asali: Saya sedikitpun tak punya keraguan bahwa Allah Tritunggal itu benar. Saya tidak melihat sedikitpun bahwa dasarnya lemah atau dibuat-buat! Anda percaya hal itu atau tidak, itu urusan anda. Jangan mengubah kata-kata saya. Saya tidak pernah mengatakan ‘Allah itu tunggal tetapi juga jamak’. Itu merupakan suatu kontradiksi. Saya mengatakan ‘Allah itu tunggal, tetapi mengandung suatu kejamakan tertentu’. Itu berbeda. Kalau saya mengatakan Allah itu satu Allah dan tiga Allah, itu bertentangan dengan logika. 48 Perdebatan Pdt. Budi Asali VS Ellen Kristi (6) Tetapi kalau saya mengatakan Allah itu satu hakekat dan tiga pribadi, itu bukannya bertentangan dengan logika. Sebagai illustrasi: kalau saya katakan sesuatu adalah 1 x dan 3 x, itu kontradiksi. Tetapi kalau saya katakan sesuatu itu adalah 1 x dan 3 y, itu bukan kontradiksi ataupun bertentangan dengan logika! Tetapi memang dalam doktrin Allah Tritunggal saya mengakuinya sebagai ajaran / pengertian yang melampaui akal / logika. Dalam buku anda, anda mengatakan bahwa itu membingungkan dsb. Justru kalau doktrin anda tentang Allah itu begitu mudah dimengerti, itu yang tidak masuk akal. Kalau Allah yang tidak terbatas bisa dimengerti seluruhnya oleh otak manusia yang begitu terbatas, itu justru tidak masuk akal! Ini berlaku untuk ajaran Unitarianisme tentang Allah! Bandingkan dengan ayat-ayat ini: • Ayub 11:7-9 - “(7) Dapatkah engkau memahami hakekat Allah, menyelami batas-batas kekuasaan Yang Mahakuasa? (8) Tingginya seperti langit - apa yang dapat kaulakukan? Dalamnya melebihi dunia orang mati - apa yang dapat kauketahui? (9) Lebih panjang dari pada bumi ukurannya, dan lebih luas dari pada samudera”. Pertanyaan dalam Ayub 11:7 itu jelas harus dijawab ‘Tidak!’. • Ayub 36:26 - “Sesungguhnya, Allah itu besar, tidak tercapai oleh pengetahuan kita, jumlah tahunNya tidak dapat diselidiki”. NIV: ‘How great is God - beyond our understanding! The number of his years is past finding out’ (= ). • Ayub 37:22-23 - “(22) Dari sebelah utara muncul sinar keemasan; Allah diliputi oleh keagungan yang dahsyat. (23) Yang Mahakuasa, yang tidak dapat kita pahami, besar kekuasaan dan keadilanNya; walaupun kaya akan kebenaran Ia tidak menindasnya”. Ayat-ayat di atas ini adalag Firman Tuhan, dan karena itu adalah benar. Semua mengatakan Allah tidak bisa dimengerti (secara total). Lalu bagaimana mengharmoniskan ayat-ayat ini dengan pandangan Unitarianisme, yang begitu mudah dimengerti oleh otak yang terbatas ini? Saya menganggap semua nabi dan rasul yang nggenah mempercayai bahwa sekalipun Allah itu tunggal, tetapi bukan tunggal mutlak. Kalau tidak, mengapa bisa ada ayatayat seperti ini: 49 Perdebatan Pdt. Budi Asali VS Ellen Kristi (6) Yes 6:8b - “Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: ‘Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?’”. Ini salah terjemahan! KJV/RSV/NIV/NASB: “Whom shall I send and who will go for Us?” (= Siapa yang akan Kuutus dan siapa yang mau pergi untuk Kami?). Mengapa Yesaya menggunakan kata US / kami??? Padahal mula-mula ia menggunakan kata I / Aku. Pengkhotbah 12:1 - “Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu, sebelum tiba hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun yang kaukatakan: ‘Tak ada kesenangan bagiku di dalamnya!’”. Kata ‘pencipta’ (creator), dalam bahasa Ibraninya ada dalam bentuk jamak, sehingga seharusnya terjemahannya adalah ‘creators’ (= pencipta-pencipta). Mengapa penulis kitab pengkhotbah ini menggunakan kata bentuk jamak untuk pencipta??? Yos 24:19 - “Tetapi Yosua berkata kepada bangsa itu: ‘Tidaklah kamu sanggup beribadah kepada TUHAN, sebab Dialah Allah yang kudus, Dialah Allah yang cemburu. Ia tidak akan mengampuni kesalahan dan dosamu”. Dalam bahasa Ibraninya, kata ‘kudus’ ada dalam bentuk jamak, tetapi kata ‘cemburu’ ada dalam bentuk tunggal. Jadi, kalau dalam Yes 6:8a digunakan kata ganti orang bentuk tunggal dan jamak untuk menunjuk kepada Allah dalam 1 ayat, maka dalam Yoh 24:19 digunakan kata sifat bentuk tunggal dan jamak terhadap diri Allah dalam 1 ayat. Mengapa? Tolong jelaskan! Apakah ayat-ayat yang saya gunakan ini ada urusannya dengan latar belakang saya, alam Yunani dsb? Omong kosong! Ini betul-betul Kitab Suci, dan bahkan Perjanjian Lama, yang menggunakan bahasa Ibrani! Di atas anda mengatakan “I’ll show you scientifically who is between us raping the scriptures”. Saya tidak bisa melihat bahwa anda menunjukkan hal itu, apalagi scientifically! Tanggapan Ellen Kristi: You wrote: 1) Anda mengatakan ‘explicitly’!! Bagaimana kalau ‘implicitly’? Haruskah sesuatu diajarkan secara explicit, baru kita terima? Jadi, mengapa saya tak boleh menarik pelajaran secara implicit tentang Allah Tritunggal? 2) Disamping, tentang keilahian Kristus ayat-ayat bukan diajarkan secara implicit, tetapi secara explicit!!! Tak percaya itu sama dengan tak percaya Kitab Suci! 50 Perdebatan Pdt. Budi Asali VS Ellen Kristi (6) My response: Don’t try to divert the issue of our discussion. What we are talking about now is the Trinity dogma, not the divinity of Jesus (which in some sense we Unitarians believe in). Tanggapan Budi Asali: 1) Now you are being ridiculous! In your own book, ‘Bukan Allah tapi Tuhan’, p 67, you said “Seperti dua sisi dari satu mata uang, dogma Trinitas selalu berkaitan dengan dogma Kristologi (ilmu tentang Kristus)”. Jadi, apakah saya membelokkan pembicaraan kalau dalam pembicaraan tentang Allah Tritunggal saya membicarakan keilahian Kristus? Kalau saya bisa membuktikan keilahian Kristus, berarti Unitarianisme bubar! Juga berarti ada kejamakan dalam diri Allah, dan itu mengarah pada doktrin Allah Tritunggal! 2) You said ‘the divinity of Jesus (which in some sense we Unitarians believe in)’. Saya bertanya: in what sense do you believe in Christ’s divinity? Bukankah anda percaya Yesus itu hanya malaikat? Apakah malaikat itu punya keilahian? Dan kalau Yesus adalah allah, bukankah itu berarti ada ‘allah lain’ dalam kepercayaan anda? Tanggapan Ellen Kristi: Back to the OT texts. You mention about the usage of elohim and both the plural and singular articles for God. My position is like this: if you want to understand Hebrew text, let’s ask the people who own that language. If I have some interpretation about the text, is that interpretation feasible according to its grammar and sense of language? You may hate the Jews, but you can’t run away from them and their culture, because you’re reading their language. Tanggapan Budi Asali: 1) Saya tidak membenci orang Yahudi. Tetapi kalau mereka sesat, saya harus menyatakan bahwa mereka sesat. Tugas saya meluruskan mereka / memberitakan Injil kepada mereka. Sama seperti yang saat ini saya lakukan terhadap anda! Apakah mereka atau anda mau diluruskan atau tidak, itu adalah urusan mereka dan anda! 2) Secara sama saya katakan kepada anda, jangan benci Yunani / alam Yunani dsb, karena Perjanjian Baru ditulis bahasa Yunani! 51 Perdebatan Pdt. Budi Asali VS Ellen Kristi (6) Tanggapan Ellen Kristi: I’m really sorry to say, but the Trinity really has no place in the OT. Tanggapan Budi Asali: Are you dreaming? Tentu saja kalau HANYA Perjanjian Lama, tak akan ada doktrin Allah Tritunggal. Tetapi bayang-bayang dari doktrin ini sudah ada. Tetapi baru menjadi jelas setelah ada Perjanjian Baru. Karena itu orang-orang Yahudi yang tetap memeluk Yudaisme tidak mungkin bisa menerima Allah Tritunggal. Mereka menolak Perjanjian Baru! Tanggapan Ellen Kristi: “The Old Testament is strictly monotheistic. God is a single personal being. The idea that a Trinity is to be found there or even in any way shadowed forth, is an assumption that has long held sway in theology, but is utterly without foundation” (L.L. Paine, A Critical History of the Evolution of Trinitarianism, 1902:4). Tanggapan Budi Asali: Ia pasti orang bodoh, yang tak mengerti theologia. Saya tak peduli ia atau orang lain berkata apa, tetapi saya sudah membuktikan kepada anda bahwa Perjanjian Lama menunjukkan adanya kejamakan dalam diri Allah, dan itu merupakan bayang-bayang dari doktrin Allah Tritunggal! Orang itu berkata tidak ada, tetapi saya sudah menunjukkan bahwa hal itu ada. Anehnya anda tetap percaya dia! Tanggapan Ellen Kristi: What about elohim? “The plural of majesty ... sums up the several characteristics belonging to the idea, besides posing the secondary sense of an intensification of the original idea ... That the language has entirely rejected the idea of a numerical plurality in elohim (whenever it denotes one God), is proved especially by its being almost invariably joined with a singular attribute” (Genesius’ Hebrew Grammar, ed. E Kautzsch, 1910:398, 399). Tanggapan Budi Asali: Penggunaan kata ‘ELOHIM’ untuk Allah (Kej 1:1 dll) yang merupakan kata bentuk jamak / plural. Kata ‘ELOHIM’ mempunyai bentuk tunggal / singular yaitu ‘ELOAH’ yang digunakan antara lain dalam Ul 32:15-17 dan Hab 3:3. 52 Perdebatan Pdt. Budi Asali VS Ellen Kristi (6) Tetapi dalam Perjanjian Lama kata ‘ELOAH’ hanya digunakan sebanyak 250 x, sedangkan kata ‘ELOHIM’ sekitar 2500 x. Penggunaan kata bentuk jamak / plural yang jauh lebih banyak ini menunjukkan adanya ‘kejamakan dalam diri Allah’. Memang harus diakui bahwa ELOHIM sering dianggap sebagai bentuk tunggal, tetapi yang perlu dipertanyakan adalah: kalau memang Allah itu tunggal secara mutlak, mengapa tidak digunakan ELOAH saja terus menerus? Mengapa digunakan ELOHIM, dan lebih lagi, mengapa digunakan ELOHIM jauh lebih banyak dari ELOAH? Tolong jawab pertanyaan saya ini. Saya sudah berulangkali mengatakan kata-kata seperti ini, karena saya melihat anda sering meloncati serangan / pertanyaan saya (yang mungkin membungungkan anda?)!! Meloncati serangan / pertanyaan serangan, merupakan suatu sikap yang licik / tidak fair. Teman-teman anda yang debat dengan saya juga begitu. Kalau tidak bisa menjawab, bilang saja tidak bisa! Saya ingin mengingatkan anda bahwa menurut pandangan kalian, keselamatan didapatkan oleh orang yang tulus dan jujur. Kalau dalam ‘dialog’ ini anda tidak jujur, menurut pandangan kelompok anda sendiri, anda tidak selamat! Tanggapan Ellen Kristi: You want to force your interpretation towards the OT texts? Go ahead and let’s see who is now raping the scriptures. By the way, I remember that you also wrote: Dari pada menafsirkan ayat-ayat dari kelompok 2 untuk disesuaikan dengan kelompok 1, apakah tidak lebih logis untuk melakukan sebaliknya, mengingat kelompok 2 jauh lebih banyak ayatnya? What if I tell you that there are well over twenty thousand singular pronouns and verbs describing the One God in the Hebrew Bible and the NT. Will you consider again your Trinitarian view? Or will you prefer to do an eisegesis for some small amount of “evidences” that you have? :-) Tanggapan Budi Asali: 1) I don’t care if you can find 1 billion singular personal pronouns and verbs used for God! But if there is even only one plural personal pronoun / verb used for God, do you think you may ignore that one pronoun / verb??? Setiap ayat dari Kitab Suci adalah Firman Tuhan, dan tidak boleh ada yang kita abaikan. 53 Perdebatan Pdt. Budi Asali VS Ellen Kristi (6) Anda menyebutnya ‘Small amount of evidence’? Kalimat anda ini menunjukkan bahwa anda mempunyai pandangan yang sangat merendahkan tentang Kitab Suci / Firman Tuhan. Saya sendiri tidak mau mengabaikan satu ayat, atau satu kata, atau ‘a small amount of evidence’ dari Kitab Suci! Bandingkan pandangan anda dengan ayat-ayat ini: a) Mat 5:17-19– “"Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. KARENA ITU SIAPA YANG MENIADAKAN SALAH SATU PERINTAH HUKUM TAURAT SEKALIPUN YANG PALING KECIL, DAN MENGAJARKANNYA DEMIKIAN KEPADA ORANG LAIN, IA AKAN MENDUDUKI TEMPAT YANG PALING RENDAH DI DALAM KERAJAAN SORGA; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga”. b) Wah 22:18-19– “Aku bersaksi kepada setiap orang yang mendengar perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini: "Jika seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini. Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab ini."”. c) Yak 2:10– “Sebab barangsiapa menuruti seluruh hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian dari padanya, ia bersalah terhadap seluruhnya”. d) Lu 11:42 Tetapi celakalah kamu, hai orang-orang Farisi, sebab kamu membayar persepuluhan dari selasih, inggu dan segala jenis sayuran, tetapi kamu mengabaikan keadilan dan kasih Allah. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan. 2) Disamping itu, kalau kata-kata anda diterapkan pada diri anda sendiri, juga tidak cocok. Ada sangat banyak bukti tentang keilahian Kristus, tetapi hanya 2-3 ayat yang bisa digunakan untuk mengatakan bahwa Yesus adalah malaikat. Mengapa anda sendiri berpegang pada ‘small amount of evidence’ itu? Kalau saya, yang saya lakukan adalah mempercayai Yesus sebagai Allah, tetapi tidak mengabaikan ayat-ayat yang ‘menunjukkan ke-malaikat-an Yesus’, tetapi menafsirkannya sedemikian rupa, tanpa memperkosanya, sehingga menjadi sesuai / harmonis dengan ayat-ayat yang menunjukkan keilahian Kristus! Misalnya dengan mengatakan bahwa dalam bahasa aslinya kata ‘malaikat’ bisa diterjemahkan ‘utusan’, 54 Perdebatan Pdt. Budi Asali VS Ellen Kristi (6) maka semua beres. Tak ada pemerkosaan ayat, tak ada pengabaian ayat! Ini berbeda dengan yang anda lakukan! Tanggapan Ellen Kristi: And about your invitation: Pernahkah anda mencoba untuk menerima ayat-ayat yang menunjukkan Yesus sebagai Allah, dan lalu mencoba menafsirkan ayat-ayat yang menunjukkan Yesus sebagai malaikat supaya sesuai dengan ayat-ayat yang menunjukkan Yesus sebagai Allah?? Kalau anda mencobanya, anda akan melihat bahwa itu sangat mudah untuk dilakukan. I must reply: You don’t like an eisegesis, do you? For me, I don’t like rationalization (when conclusion precedes the thinking process). Your above invitation sounds like a rationalization to me and I won’t accept that. Sorry. Tanggapan Budi Asali: Sudah pasti saya tak setuju dengan Eisegesis. Dengan cara itu saya bisa mendapatkan ajaran apa saja dari ayat mana saja. Subyektif sekali, dan sangat mudah menyesatkan! Saya tak mengerti mengapa usul saya itu anda sebut ‘rationalization’. Kalau ada 2 pandangan, lalu kita mencoba pandangan pertama, apakah sesuai dengan ayat-ayat seluruh Kitab Suci, lalu kita mencoba pandangan kedua dengan cara yang sama. Apa yang salah dengan hal itu? Saya kira anda hanya takut, kalau-kalau pada saat mencoba, anda mendapati bahwa doktrin saya yang benar! Tanggapan Ellen Kristi: You wrote: Saya sudah jelaskan di atas bahwa satu-satunya cara untuk tidak mengabaikan salah satu kelompok ayat Kitab Suci adalah dengan menerima doktrin Allah Tritunggal. Tak ada cara lain. Jadi, saya tahu bahwa kalau saya menjadi Unitarian, saya mengabaikan ayat-ayat yang menunjukkan adanya kejamakan dalam diri Allah! Masih kurang cermatkah pemikiran seperti itu?? The second by the way, who told you that your Trinity is the only way to say that “God is one, but yet plural”? You can also take the Binitarian view, the Theotokos concept, and also the Trimurti as your alternatives, if you like. 55 Perdebatan Pdt. Budi Asali VS Ellen Kristi (6) Tanggapan Budi Asali: Anda lagi-lagi menggelikan. Please don’t make a fool of yourself! Ayat-ayat yang menunjukkan adanya kejamakan dalam diri Allah mencakup keilahian Yesus DAN ROH KUDUS. Jadi, tidak mungkin menjadi Dwitunggal! Dan THEOTOKOS? Itu artinya mother of God? Apa urusannya dengan kejamakan dalam diri Allah dan ketunggalan Allah? Maria sama sekali bukan Allah! Saya bukan Katolik! Dan Trimurti? Dalam agama Hindu memang ada istilah ‘Trimurti’. Kata ‘Trimurti’ berasal dari bahasa Sansekerta, yang berarti ‘satu atau seluruhnya dengan tiga bentuk’. Dalam agama Hindu, Trimurti merupakan tiga serangkai Brahma, Wisnu, Syiwa. Tentang Trimurti ini, Encyclopedia Britannica 2000 mengatakan: “Although sometimes called the Hindu Trinity, Trimurti has little similarity to the Christian Trinity” (= Sekalipun kadang-kadang disebut Tritunggal dari Hindu, Trimurti mempunyai sedikit persamaan dengan Tritunggal Kristen). Philip Schaff: “The Indian Trimurti, altogether pantheistic in spirit, is still further from the Christian Trinity” (= Trimurti India, sepenuhnya panteistik dalam artinya, adalah lebih jauh lagi dari Tritunggal Kristen) - ‘History of the Christian Church’, vol II, hal 566. Catatan: pantheisme adalah kepercayaan yang mencampur-adukkan Allah dengan ciptaanNya. Jadi mereka beranggapan bahwa ‘segala sesuatu adalah Allah’ dan ‘Allah adalah segala sesuatu’. Wisnu sering dianggap sebagai perwujudan khusus dari aspek pemeliharaan, dan Syiwa sebagai perusak. Brahma, sang pencipta, berada di latar belakang, sebagai dewa sekunder. Brahma jarang mempunyai penyembah, dan kebanyakan pemeluk agama Hindu bukan menyembah Wisnu atau Syiwa, tetapi satu atau lebih dari dewadewa Hindu lain yang tak terhitung banyaknya (ada yang mengatakan jumlah dewa mereka 33 juta!). Sekarang mari kita soroti ketiga dewa utama ini satu per satu. Brahma adalah salah satu dewa utama / besar dalam agama Hindu, tetapi perlahanlahan ia dipudarkan oleh 2 dewa yang lain, yaitu Wisnu dan Syiwa. Dikatakan bahwa Brahma lahir dari telur emas dan lalu menciptakan bumi dan sesuatu yang ada di atasnya. Tetapi ada juga yang mengatakan bahwa ia muncul dari teratai yang keluar dari pusar dari Wisnu. Brahma biasanya digambarkan dengan 4 muka dan 4 lengan, dan istri-istrinya, yaitu Savitri dan Sarasvati, sering menyertainya. 56 Perdebatan Pdt. Budi Asali VS Ellen Kristi (6) Wisnu adalah salah satu dewa utama / terpenting dalam agama Hindu, disembah sebagai pelindung dan pemelihara dari dunia dan pemulih dari keteraturan moral (dharma). Ia terutama dikenal melalui inkarnasinya, sebagai Rama dan Kresna. Wisnu menyatakan sebagian dari dirinya kapanpun ia dibutuhkan untuk memerangi kejahatan, dan pemunculannya tidak terhitung, tetapi dalam prakteknya ada 10 yang dikenal secara umum. Istri-istrinya adalah Laksmi (yang juga disebut Shri) dan Bhumidevi (Bumi). Syiwa adalah salah satu dewa utama dari agama Hindu, dan ia disembah sebagai dewa tertinggi oleh suatu sekte di India. Nama Syiwa berarti ‘yang menguntungkan’, dan merupakan salah satu dewa yang paling komplex di India, dan merupakan perwujudan dari kwalitet-kwalitet yang saling bertentangan. Ia adalah perusak, sekaligus pemulih, pertapa yang agung dan juga simbol dari hawa nafsu, gembala yang penuh kebajikan dari jiwa dan pembalas yang penuh kemurkaan. Istri Syiwa dikenal dengan banyak nama, yaitu Uma, Sati, Parvati, Durga, dan Kali. Syiwa kadang-kadang juga dipasangkan dengan dewi tertinggi, yaitu Shakti. Pasangan ini, mempunyai anak-anak laki-laki, yaitu Skanda yang berkepala enam, dan Ganesha yang mempunyai kepala gajah. Kesimpulan dari penjelasan tentang kepercayaan India / Hindu ini adalah bahwa: • lagi-lagi ada jauh lebih banyak dari 3 dewa. • masing-masing dari Trimurti itu mempunyai fungsi / keahlian sendiri-sendiri. • Brahma dilahirkan / ditetaskan dari telur, dan ia mempunyai istri-istri. Wisnu juga sama-sama menganut polygamy. Syiwa juga kawin dengan seorang dewi, dan mempunyai anak-anak, yang juga adalah dewa-dewa. • Wisnu berinkarnasi berkali-kali. • Dari 3 dewa dalam Trimurti itu, yang satu lebih ditonjolkan dari yang lain. Pikirkan sendiri, apakah ini mempunyai kemiripan dengan doktrin Allah Tritunggal? Dalam Allah Tritunggal ketiganya setara! Sifat2 mereka sama! Tanggapan Ellen Kristi: Or if you really believe that one can be three, can’t one Father means three Fathers, one Son means three Sons, and one Holy Ghost means three Holy Ghosts, thus the one God becomes nine-in-one? Tanggapan Budi Asali: Anda makin lama makin menggelikan! Yang saya tunjukkan adalah adanya kejamakan dalam diri Allah, bukan dalam diri Bapa, atau dalam diri Anak, atau dalam diri Roh Kudus. Jadi, bagaimana mungkin bisa ada 3 Bapa, atau 3 Anak, atau 3 Roh Kudus? 57 Perdebatan Pdt. Budi Asali VS Ellen Kristi (6) Tanggapan Ellen Kristi: As I remember, there are also many versions of the Trinity you can pick up anytime, versions that thrived among Hellenist Christians in the 2nd and 3rd century which were politically eradicated by the Council meetings and Roman emperors. Even after the orthodox teaching of Trinity is legitimized, I’ve heard many versions of Trinity among the theologians and laypeople myself. I don’t know whether it is because they don’t really understand that dogma (as you said: Saya berani menebak seperti itu, karena sangat jarang ada pendeta / gereja yang mengajarkan doktrin keilahian Kristus dan Allah Tritunggal secara mendalam / mendetail.Jangankan jemaat biasa, pendetanyapun belum tentu mengerti. Saya dosen di sekolah theologia, dan saya tahu betapa banyaknya orang yang lulus dari sekolah theologia tanpa mengerti hal-hal itu dengan baik dan mendalam! Lebih buruk lagi, ada banyak juga yang salah mengerti doktrin itu!) or because the Trinity itself is too paradoxical to be understood. Tanggapan Budi Asali: Maybe both! Jika anda mengatakan ‘the Trinity itself is too paradoxical to be understood’, maka saya mengingatkan anda tentang kata-kata saya di atas bahwa otak kita yang terbatas tidak mungkin bisa mengerti total Allah yang tak terbatas! Kalau ada orang bisa menjelaskan doktrin Allah Tritunggal sehingga bisa dimengerti secara total, itu justru pasti sesat! Saya ingin memberikan catatan. Kalau yang anda maksud dengan istilah ‘paradox’ itu adalah ‘kelihatannya bertentangan’, maka saya setuju. Tetapi kalau anda maksudkan ‘betul-betul bertentangan’, maka saya tidak setuju bahwa doktrin Allah Tritunggal mengandung paradox. Tanggapan Ellen Kristi: Now about the historical proof you present (about Gregory Thautumargus, Theophilus dari Antiokhia, Melito dari Sardis, Dionysius dari Roma dan Dionysius dari Alexandria) Firstly, I don’t consider the characters above as significant evidences. They lived too far behind Jesus and the apostles. They were among the Hellenist Christians who must have found Jewish concrete thinking an alien world. Tanggapan Budi Asali: What do you mean by ‘far behind’? Ingat ini terjadi pada jaman primitif, tak ada internet, komputer, telpon, telegram, TV, dan bahkan perjalananpun sukar dan butuh waktu lama. Jadi butuh waktu sangat lama untuk bisa membicarakan theologia! Jadi 58 Perdebatan Pdt. Budi Asali VS Ellen Kristi (6) jangan samakan dengan jaman sekarang. Jadi, mengingat keadaan saat itu, mereka tidak bisa dikatakan ‘far behind’. Mereka sangat dekat dengan jaman Yesus dan rasul-rasul. Tanggapan Ellen Kristi: Secondly, from Phillip Schaff writing (do you read authors other than Phillip Schaff? sorry to ask, but I see you refer to him only; what about Lohse and Groenen?) I noted that Unitarianism existed also since the beginning of the Christianity, like Paul from Samosata. Tanggapan Budi Asali: Saya tak pernah dengar nama Lohse atau Groenen. Apakah mereka Unitarian? Saya sudah memberikan di atas dari ahli sejarah lain. Tetapi saya memang tak terlalu menekankan hal itu, karena seperti telah saya katakan, saya lebih menekankan dasar Kitab Suci dari pada kata-kata ahli sejarah manapun! Selalu akan ada perbedaan / pertentangan antara ahli sejarah yang anda gunakan dan yang saya gunakan. Lalu siapa yang benar? Yang saya tahu adalah bahwa dalam dunia Kristen, nama ‘Phillip Schaff’ merupakan nama sejarawan kelas satu! Ada berapa banyak ahli sejarah yang menulis buku sejarah tebal-tebal sebanyak 8 volume? Tentu orang sesat sudah ada sejak jaman kapanpun. Tetapi sebaiknya anda tidak meniru mereka, kecuali anda ingin masuk ke neraka bersama mereka. Tanggapan Ellen Kristi: Thirdly, according to Encyclopedia Americana, “Unitarianism as a theological movement began much earlier in history; indeed it antedated Trinitarianism by many decades. Christianity derived from Judaism, and Judaism was strictly unitarian.” It explained the “scarcely straight” road from Jerusalem to the Council of Nicea. Phillip Schaff also noted the fierce fights among many speculative concepts about Jesus and God. If the fights are so fierce, how a certain version of Nicene creed can become a final orthodoxy? My study tells me that there were political interferences in the council of Nicea. I repeat here some quotes from Karen Armstrong’s History of God (these quotes can also be read in chapter #4 of my book). Tanggapan Budi Asali: Lagi-lagi kata-kata ahli sejarah. Anda tak punya dasar Kitab Suci? 59 Perdebatan Pdt. Budi Asali VS Ellen Kristi (6) Monotheisme memang ditegakkan oleh Perjanjian Lama, jadi tak heran kalau ada lebih dulu dari Allah Tritunggal. Tetapi kalau itu bukan monotheisme yang mutlak, maka itu justru menjadi salah satu dasar dari Allah Tritunggal. Juga, apa yang ada lebih dulu belum tentu lebih benar. Hindu dan agama-agama primitif lain, sudah ada mungkin jauh sebelum Yudaisme. Tetapi apakah mereka benar? Tanggapan Ellen Kristi: Hari ini Arius adalah pemeo untuk bidat, tetapi ketika konflik ini pecah, belum ada posisi ortodoks yang resmi, dan sama sekali tidak ada kepastian mengapa atau bahkan apakah Arius itu salah. Tidak ada hal yang baru dalam ajarannya: Origen, yang kedua belah pihak sangat hormati, telah mengajarkan doktrin yang serupa. Namun iklim intelektual di Aleksandria sudah berubah sejak masa Origen, dan masyarakat kini tidak lagi yakin bahwa Allahnya Plato dapat dikawinkan secara berhasil dengan Allahnya Alkitab. (Armstrong, 1993:108) Tanggapan Budi Asali: Saya sudah katakan bahwa hampir semua bapa-bapa gereja theologianya cacat, bahkan ada yang sangat berat. Origen adalah salah satu contohnya! Tanggapan Ellen Kristi: Kontroversi ini menjadi begitu panas sampai-sampai Kaisar Konstantin sendiri campur tangan dan mengadakan sebuah sidang di Nicea di Turki sekarang ini untuk memutuskan isyu itu. (Armstrong, 1993:108) What do you say about that? An emperor intervening a council in a time where he was the most powerful authority on earth, will that guarantee the objectivity of the council decision? For me, an orthodox position finalized not by really weighing the biblical and historical evidences but by involving political power is not really dependable to tell me the truth. Tanggapan Budi Asali: Belum tentu kata-kata ahli sejarah yang anda kutip itu akurat. Karena kata-kata Schaff lain lagi. Ahli sejarah yang anda pakai itu Unitarian juga? 60 Perdebatan Pdt. Budi Asali VS Ellen Kristi (6) Jadi, tak perlu peduli sidang gereja Nicea bagaimana, mari kita bicarakan dasar Kitab Sucinya saja. Kita lihat siapa yang benar, anda atau saya! Tanggapan Ellen Kristi: My last response will be directed toward your basic assumption #5. Saya percaya bahwa sekalipun melalui Kitab Suci / Firman Tuhan Allah menyatakan diriNya kepada manusia, tetapi karena Allah itu maha besar dan tak terbatas, sedangkan otak kita sangat terbatas, maka kita tidak mungkin bisa mengerti Allah secara total. Itu menyebabkan doktrin yang benar tentang Dia (doktrin Allah Tritunggal) kelihatannya tak masuk akal. Sebetulnya bukan tak masuk akal, tetapi melampaui akal! My comment: Yeah, this is the best reason to justify the Trinity that you ever give, the perfect argument to keep critical thinking away from your precious dogma. You’re fair enough to acknowledge that the Trinity is unexplainable and cannot be discerned by reason (for I think it really is!). I appreciate that. But what I can’t understand is: if you know that the Trinity is such a paradoxical teaching and cannot be understood by reason, why do you still keep on trying to explain that to make it reasonable? Don’t you know that you’re taking too much risk by that effort? For once you can explain the Trinity to me (or anyone else) or make me accept it out of reasonable arguments, your basic assumption is falsified, and so is your faith. Think again about that. Tanggapan Budi Asali: Allah Tritunggal memang tak bisa dimengerti sepenuhnya, tetapi bukan berarti tak bisa dimengerti sama sekali. Saya hanya berusaha menjelaskan sampai batas maximum! Memberikan dasar Kitab Suci sebagai betul-betul kelihatan sebagai ajaran yang alkitabiah berbeda dengan ingin menjelaskan Allah Tritunggal itu sampai bisa dimengerti sepenuhnya. Juga saya ingin menambahkan sesuatu yang mungkin anda belum tahu. Kalau dalam doktrin Allah Tritunggal digunakan istilah ‘pribadi’ dan ‘hakekat’, maka tujuannya bukan supaya kita bisa mengerti Allah Tritunggal itu. Kenyataannya dengan istilah itu kita tidak makin mengerti Allah Tritunggal. Jadi tujuan istilah-istilah itu hanya sebagai suatu rumusan, sehingga mempermudah untuk menggunakannya untuk mendeteksi kesesatan. Jadi, kalau kita tahu formulanya adalah satu hakekat, 3 pribadi. Lalu kita mendengar ajaran Sabelianisme yang mengatakan 1 hakekat 3 perwujudan, kita langsung tahu bahwa itu sesat. 61 Perdebatan Pdt. Budi Asali VS Ellen Kristi (6) Sekalipun demikian istilah itu tidak dipilih secara sembarangan. Sudah diuji oleh seluruh Kitab Suci dan tidak bertentangan dengan ayat manapun. Seandainya anda bisa mendapatkan 1 ayat saja yang bertentangan dengan istilah-istilah itu, maka doktrin itu bubar! Tetapi tak perlu berusaha. Saya jamin anda tidak bisa mendapatkannya! Published by permission. Pengutipan dari artikel ini harus mencantumkan: Dikutip dari http://www.geocities.com/thisisreformedfaith/artikel/unitarian-ellenkristi06.html 62