TUGAS PAPER BIOTEKNOLOGI PANGAN MANFAAT APLIKASI TEKNIK REKAYASA GENETIKA MIKROORGANISME Disusun Oleh: Anita Margareta (0711010093) Desy Marshelina S (0711010013) Irene Marcella Limanhadi (0711010025) Novi Sintya Dewi (0711010047) Eunike Agrivina (0711010023) \ JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2009 BAB 1 PENGERTIAN, SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BIOTEKNOLOGI Bioteknologi berasal dari istilah latin, yaitu bio (hidup), teknos (teknologi, penerapan), dan logos (ilmu), yang secara harafiah berarti ilmu yang menerapkan prinsipprinsip biologi. Bioteknologi adalah salah satu cara manusia untuk menghasilkan suatu produk atau jasa menggunakan makhluk hidup atau sebagainya. Mikroorganisme atau mikroba adalah makhluk hidup satu sel yang tidak dapat dilihat secara kasat mata. Dapat berupa bakteri, jamur, atau alga satu sel. Peranan bioteknologi, diantaranya dalam bidang pangan, kesehatan, pertanian, peternakan, lingkungan, dan pertambangan (Maulana.2008). Ciri utama bioteknologi adalah: Adanya benda biologi berupa mikroorganisme, tumbuhan, atau hewan Adanya pendayagunaan secara teknologi dan industri Produk yang dihasilkan adalah hasil ekstraksi dan pemurnian Bioteknologi tradisional merupakan bioteknologi yang memanfaatkan mikroba, proses biokimia, dan proses genetik alami seperti mutasi dan rekombinasi genetik. Bioteknologi modern merupakan bioteknologi yang didasarkan pada manipulasi atau rekayasa DNA, selain memanfaatkan dasar mikrobiologi dan biokimia. Bioteknologi yang didasarkan pada manipulasi DNA dilakukan dengan memodifikasi gen-gen spesifik dan memindahkannya pada organisme yang berbeda seperti bakteri, hewan, dan tumbuhan. Aplikasi bioteknologi mencakup berbagai aspek pada kehidupan manusia, seperti aspek pangan, pertanian, peternakan, hingga kesehatan dan pengobatan. Pada bidang pangan, beberapa contoh aplikasinya adalah: tempe, yang dibuat dari kedelai dengan menggunakan jamur Rhizophus ; oncom, yang dibuat dari ampas kedelai dengan menggunakan jamur Neurospora sitophila ; tapai, dibuat dari ketela pohon dengan menggunakan khamir Saccharomyces cerevisiae ; keju dan yoghurt yang dibuat dari susu sapi dengan menggunakan bakteri Lactobacillus . Dalam bidang kesehatan dan pengobatan, beberapa contoh aplikasinya adalah antibiotik yang digunakan untuk pengobatan yang diisolasi dari bakteri dan jamur, dan vaksin yang merupakan mikroorganisme atau bagian mikroorganisme yang toksinnya telah dimatikan, bermanfaat untuk meningkatkan imunitas (Aryulina.2005). Bioteknologi tradisional maupun modern telah menggunakan mikroorganisme sebagai bagian suatu proses untuk menghasilkan produk dan jasa. Bioteknologi umumnya menggunakan mikroorganisme seperti bakteri, khamir (yeast), dan kapang dengan alasan: Pertumbuhan cepat Sel-selnya mempunyai kandungan protein yang tinggi Dapat menggunakan produk-produk sisa sebagai substratnya, misalnya dari limbah pertanian Menghasilkan produk yang tidak toksik Sebagai organisme hidup, reaksi biokimianya dikontrol oleh enzim organisme itu sendiri sehingga tidak memerlukan tambahan reaktan dari luar BAB 2 BIOTEKNOLOGI MIKROORGANISME 2.1 Penghasil Bahan Makanan Beberapa jenis jamur dapat digunakan untuk menghasilkan zat pewarna makanan. Jamur Neurospora sitophila (jamur pada oncom) misalnya, dapat menghasilkan zat warna merah atau oranye. Zat warna ini merupakan zat pewarna alami yang lebih aman dibandingkan dengan pewarna buatan karena tidak mengandung bahan sintetis. Pada pembuatan roti, khamir/ragi Saccharomyces ditambahkan ke dalam adonan tepung gandum sehingga terjadi proses fermentasi (tidak membutuhkan oksigen besar). Persamaan reaksi fermentasi adalah sebagai berikut: C6H12O6 + ragi = 2CO2 + 2H5OH + energi Gelembung-gelembung gas CO2 yang terbentuk berguna untuk mengembangkan adonan roti, sedangkan alkohol dibiarkan menguap. Proses pembuatan tuak dan bir juga demikian. Bahan baku tuak dapat berupa ketan, sedangkan bahan baku pembuatan bir berupa biji padi-padian yang dikecambahkan dahulu kemudian dikeringkan. Kecambah yang kering ini kemudian dibuat tepung dan akhirnya diberi ragi sehingga terjadi proses fermentasi. Asam cuka dapat diproduksi melalui pertolongan bakteri asam cuka (acetobacter). Bahannya berupa gula, yang diubah menjadi asam cuka. Air nira (mengandung gula) juga dapat berubah menjadi asam cuka setelah disimpan beberapa lama, karena aktivitas bakteri asam cuka. 2.2 Penghasil Protein Sel Tunggal (PST) PST merupakan protein yang dihasilkan oleh mikroorganisme dan berada di dalam sel mikroorganisme tersebut. Protein ini beratnya mencapai 80% dari berat total sel. Mikroorganisme tersebut meliputi ganggang dan bakteri. Mikroorganisme memiliki kemampuan reproduksi sangat cepat, sehingga dapat dihasilkan protein dalam jumlah banyak dalam waktu yang singkat. Contoh dari mikroorganisme penghasil protein sel tunggal adalah: Bakteri Methylophyllus methylotropus. Protein dari bakteri ini memilikki kandungan asam nukleat yang tinggi dan sulit dicerna oleh manusia, sehingga diolah menjadi makanan ternak Gangga hijau Chlorella. Ganggang hijau yang hidup di air tawar ini menghasilkan protein yang dimanfaatkan untuk obat atau makanan tambahan (suplemen). Selain Chlorella, ganggang spirulina juga diketahui merupakan sumber protein sel tunggal. Spirullina memiliki kandungan asam nukleat yang rendah. 2.3 Penghasil Energi Beberapa mikroorganisme melakukan proses fermentasi dan menghasilkan zat organik misalnya senyawa etanol (alkohol). Pembuatan alkohol memerlukan bahan baku berupa karbohidrat, misalnya gula tebu, singkong, atau zat tepung lainnya. Bahan baku tersebut kemudian diberi mikroorganisme berupa sel ragi (Saccharomyces). Sel-sel ragi merubah karbohidrat menjadi alkohol. Reaksi tersebut juga menghasilkan karbon dioksida. Etanol merupakan bahan baku utama dari gasohol. Gasohol adalah bahan bakar campuran bensin dengan etanol kering/absolut. Gasohol telah mulai digunakan untuk mengurangi pemakaian bahan bakar fosil (Anonymousa, 2008). Sumber energi alternatif lain adalah biogas. Biogas merupakan gas metana hasil penguraian sampah organik secara anaerob oleh mikroorganisme. Sampah organik dimasukkan dalam suatu tangki. Bakteri anaerob akan hidup di dalamnya dan mencerna sampah menghasilkan metana yang kemudian disalurkan ke rumah-rumah untuk memasak seperti halnya elpiji. Keuntungan penggunaan biogas antara lain biaya pengolahan mesin yang murah dibandingkan dengan bahan bakar minyak. Sisa pemrosesan dapat digunakan sebagai pupuk, bebas asap, dan bahan bakunya selalu melimpah. 2.4 Penghasil Antibiotik Antibiotik penisilin dihasilkan oleh jamur Pennicilium yang ditemukan secara tidak sengaja oleh Alexander Flemming pada 1929. Ia mengamati bakteri yang dipeliharanya tidak dapat hidup dalam tabung yang terkontaminasi jamur Penicillium. Flemming menduga jamur tersebut menghasilkan zat antibiotik sehingga mikroorganisme lain tidak dapat hidup di sekelilingnya. Setelah diteliti ternyata memang jamur ini menghasilkan zat anti hidup yang kemudian diberi nama Penicillin. Penicillin digunakan untuk mengobati berbagai infeksi oleh bakteri. Untuk membunuh bakteri yang telah kebal terhadap Penisillin digunakan jamur Cephalosporium yang menghasilkan antibiotik sefalosporin untuk obat radang paru-paru dan jamur Streptomyces yang menghasilkan antibiotik streptomisin untuk obat TBC. Sampai sekarang, telah dikenal sekitar 100 macam antibiotik. Jenis antibiotik yang sudah dikenal diantaranya adalah penicillin, streptomycin, tetrasiklin, aeromisin, kioromisetin, amfisin, dan sefalosporin. Penicillin dihasilkan oleh jamur Penicillin notatum. Demikian juga antibiotik streptomycin dihasilkan oleh jamur Streptomyces griceus. Sementara itu, antibiotik seperti tetrasiklin dan sefalosporin dihasilkan oleh bakteri. 2.5 Pencerna Limbah Proses pengolahan limbah rumah tangga dan pabrik dibantu oleh bakteri. Bakteri akan mencerna limbah, sehingga hancuran limbah dapat dipisahkan antara endapan dan pelarutnya. Endapan dapat diolah menjadi pupuk sedangkan airnya dapat dibuang ke lingkungan. Dengan demikian air yang dibuang ke lingkungan sudah tidak mengandung bahan-bahan pencemar yang meracuni lingkungan. Macam bakteri pencerna limbah tergantung pada jenis limbahnya. Limbah yang mengandung senyawa organik dapat dicerna oleh bakteri metanogen (penghasil biogas). Limbah yang mengandung logam berat dapat dicerna oleh bakteri kemolitotrof (logam berat yang diendapkan). 2.6 Pemilih Logam dan Bijinya Pemanfaatan mikroorganisme untuk memisahkan logam dengan bijih logam diterapkan di tambang logam. Ada beberapa bakteri kemosintesis yang hidup dari zat anorganik seperti tembaga, besi, dan belerang. Bakteri kemosintesis adalah bakteri yang dapat membuat senyawa organik dari senyawa anorganik dengan memanfaatkan energi dari senyawa anorganik tersebut. Contoh bakteri kemosintesis diantaranya adalah: Thiobacillus ferroxidan untuk memisahkan tembaga dari bijihnya. 2.7 Penghasil Asam Amino Asam amino adalah senyawa penyusun protein. Gabungan beberapa senyawa asam amino akan membentuk molekul protein. Asam amino tersebut ada yang bersifat esensial bagi kita. Artinya tubuh kita tidak dapat memproduksi asam amino tersebut. Asam amino yang esensial dapat kita peroleh dari makanan atau suplemen. Contoh bakteri yang dapat menyusun asam amino essensial: Corinebacterium glutamicum, yang mampu menghasilkan asam glutamat. 2.8 Meningkatkan Produksi Pertanian Di akar tanaman polong terbentuk bintil-bintil akar karena terdapat bakteri Rhizobium di dalamnya. Bakteri ini mampu menambat nitrogen dari udara. Sehingga tanaman polong (kacang) memperoleh ”pupuk gratis” dari bakteri tersebut. Tanaman memerlukan nitrogen untuk membentuk protein dan untuk pertumbuhan tanaman. Saat ini telah ditemukan dan dikembangkan strain (galur) bakteri yang mampu menambat nitrogen secara efektif. Strain bakteri tersebut diberi nama legin yang dapat disimpan dan dibiakkan di dalam medium untuk dijual. Legin disebarkan di sawah agar tanaman kedelai atau kacang dapat bersimbiosis mutualisme dengan bakteri tersebut (Anonymousa.2008). Hama dan penyakit sering menyerang tanaman. Penyemprotan dengan menggunakan bahan kimia dapat mencemari lingkungan. Di alam terdapat berbagai organisme yang dapat menginfeksi hama. Bakteri Bacillus thuringiensis misalnya, dapat menyerang dan mematikan ulat yang menjadi hama tanaman. Maka bakteri tersebut dikembangbiakan, kemudian disemprotkan ke lahan pertanian agar dapat mematikan ulat hama tanaman. Pemberantasan hama tanaman dengan memanfaatkan jasa makhluk hidup dikenal dengan pengendalian secara biologi atau pengendalian hayati. 2.9 Bidang Pertambangan Kemampuan mikroorganisme untuk memisahkan logam dan batuan merupakan bagian dari perkembangan bioteknologi dalam dunia pertambangan mineral. Tembaga, uranium, dan emas secara efisien dapat diekstrak oleh bakteri Thiobacillus feroxidans dari bijihnya. Penemuan ini selain dapat meningkatkan mutu logam mineral, juga dapat mengurangi kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh aktivitas penambangan (Maulana, 2008). 2.10 Pengembangan Obat Herbal Bahan baku obat herbal yang terbatas karena sebagian besar bahan baku obat herbal diambil dari tanaman induknya. Sehingga dikhawatirkan bahwa sumberdaya hayati ini akan musnah disebabkan karena adanya kendala dalam budidayanya. Peranan bioteknologi dalam budidaya, multiplikasi, rekayasa genetika, dan skrining mikroba endofit yang dapat menghasilkan metabolit sekunder sangat penting dalam rangka pengembangan bahan obat yang berasal dari tanaman obat ini. Bahkan dengan kemajuan yang pesat dalam bidang bioteknologi ini telah dapat dihasilkan beberapa jenis tanaman transgenik yang dapat memproduksi vaksin rekombinan. 1. Rekayasa Genetika Kemajuan yang telah dicapai dalam bidang bioteknologi dan teknik DNA rekombinan telah membantu mempercepat dan meningkatkan berbagai penelitian menuju ke arah pemahaman tentang biosintesis dari metabolit sekunder. Berbagai penelitian telah berhasil mengidentifikasi beberapa enzim yang berperan penting dalam jalan metabolisme, dan telah berhasil dilakukan rekayasa dan manipulasi terhadap enzimenzim tersebut. Teknik rekayasa genetika dengan melakukan transformasi genetik telah dilakukan untuk memanipulasi lebih dari 120 jenis spesies dari sekitar 35 famili tanaman menggunakan perantara bakteri Agrobacterium ataupun transformasi langsung (Birch RG., 1997). Agrobacterium tumafaciens, dan Agrobacterium rhizogenes, merupakan bakteri gram-negatif yang terdapat di dalam tanah yang menyebabkan tumor crown gall dan hairy root pada tanaman. Bakteri Agrobacterium tumafaciens mengandung megaplasmid yang berperan penting dalam induksi tumor tanaman yang diberi nama Ti plasmid. Selama proses infeksi, T-DNA yang merupakan segmen penting dari Ti plasmid ditransfer ke dalam nukleus sel yang terinfeksi dan terintegrasi ke dalam kromosom hospesnya. Sedangkan bakteri A. rhizogenes dapat menginduksi proliferasi multibranched di tempat akar yang terinfeksi sehingga disebut dengan “hairy root”. Melalui infeksi ini dapat ditransfer T-DNA yang dikenal dengan root inducing plasmid (Ri plasmid), dan kemudian dapat terintegrasi ke dalam kromosom sel tanaman (Nester EW., et.al.,1984). Kemampuan bakteri Agrobacterium tumafaciens, dan A. rhizogenes yang mampu masuk ke dalam nukleus dan berintegrasi ke dalam kromosom tanaman inilah yang dimanfaatkan oleh para peneliti bioteknologi untuk melakukan modifikasi secara genetik guna meningkatkan produksi matabolit sekunder tanaman obat, baik tanaman dikotil ataupun monokotil. Transformasi genetik terhadap tumbuhan obat telah banyak yang berhasil dilakukan. Beberapa diantaranya adalah transformasi genetic menggunakan Agrobacterium tumafaciens terhadap tanaman transgenic Azadirachta indica yang mengandung rekombinan plasmid pTiA6, Atropa belladonna, dan Echinea purpurea dan terbukti dapat meningkatkan komposisi alkaloid secara signifikan. Berbagai jenis tanaman lain juga telah diteliti peningkatan kadar metabolit sekunder yang dihasilkannya melalui transformasi genetik dengan Agrobacterium rhizogenes antara lain adalah terhadap kultur sel/jaringan yang berasal dari tanaman Aconitum heterophyllum, Digitalis lanata, Papaver somniferum L, dan Solanum aviculare. 2. Mikroba Endofit Mikroba endofit adalah mikroba yang hidup di dalam jaringan tanaman pada periode tertentu dan mampu hidup dengan membentuk koloni dalam jaringan tanaman tanpa membahayakan inangnya. Setiap tanaman tingkat tinggi dapat mengandung beberapa mikroba endofit yang mampu menghasilkan senyawa biologi atau metabolit sekunder yang diduga sebagai akibat koevolusi atau transfer genetik (genetic recombination) dari tanaman inangnya ke dalam mikroba endofit. Kemampuan mikroba endofit memproduksi senyawa metabolit sekunder sesuai dengan tanaman inangnya merupakan peluang yang sangat besar dan dapat diandalkan untuk memproduksi metabolit sekunder dari mikroba endofit yang diisolasi dari tanaman inangnya tersebut. Dari sekitar 300.000 jenis tanaman yang tersebar di muka bumi ini, masingmasing tanaman mengandung satu atau lebih mikroba endofit yang terdiri dari bakteri dan jamur. Sehingga apabila endofit yang diisolasi dari suatu tanaman obat dapat menghasilkan alkaloid atau metabolit sekunder sama dengan tanaman aslinya atau bahkan dalam jumlah yang lebih tinggi, maka tidak perlu menebang tanaman aslinya untuk diambil sebagai simplisia, yang kemungkinan besar memerlukan puluhan tahun untuk dapat dipanen. Berbagai jenis endofit telah berhasil diisolasi dari tanaman inangnya, dan telah berhasil dibiakkan dalam media perbenihan yang sesuai. Demikian pula metabolit sekunder yang diproduksi oleh mikroba endofit tersebut telah berhasil diisolasi dan dimurnikan serta telah dielusidasi struktur molekulnya. Beberapa diantaranya adalah : - Mikroba endofit yang menghasilkan antibiotika Cryptocandin adalah antifungi yang dihasilkan oleh mikroba endofit Cryptosporiopsis quercina yang berhasil diisolasi dari tanaman obat Tripterigeum wilfordii, dan berhasiat sebagai antijamur yang patogen terhadap manusia yaitu Candida albicans dan Trichopyton spp. Beberapa zat aktif lain yang diisolasi dari mikroba endofit misalnya ecomycin diproduksi oleh Pseudomonas viridiflava juga aktif terhadap Cryptococcus neoformans dan C.albicans. Ecomycin merupakan lipopeptida yang disamping terdiri dari molekul asam amino yang umum juga mengandung homoserin dan beta-hidroksi asam arpartat, sedangkan senyawa kimia yang diproduksi oleh mikroba endofit Pseudomonas Syringae yang berhasiat sebagai anti jamur adalah pseudomycin, yang dapat menghambat pertumbuhan Candida albicans dan Cryptococcus neoformans. Pestalotiopsis micrispora, merupakan mikroba endofit yang paling sering ditemukan di tanaman hutan lindung di seluruh dunia. Endofit ini menghasilkan metabolit sekunder ambuic acid yang berhasiat sebagai antifungi. Phomopsichalasin, merupakan metabolit yang diisolasi dari mikroba endofit Phomopsis spp. berhasiat sebagai anti bakteri Bacillus subtilis, Salmonella enterica, Staphylococcos aureus, dan juga dapat menghambat pertumbuhan jamur Candida tropicalis. Antibiotika berspektrum luas yang disebut munumbicin, dihasilkan oleh endofit Streptomyces spp. strain NRRL 30562 yang merupakan endofit yang diisolasi dari tanaman Kennedia nigriscans, dapat menghambat pertumbuhan Bacillus anthracis, dan Mycobacterium tuberculosis yang multiresisten terhadap berbagai obat anti tbc. Jenis endofit lainnya yang juga menghasilkan antibiotika berspaktrum luas adalah mikroba endofit yang diisolasi dari tanaman Grevillea pteridifolia. Endofit ini menghasilkan metabolit kakadumycin. Aktifitas antibakterinya sama seperti munumbicin D, dan kakadumycin ini juga berkhasiat sebagai anti malaria. - Mikroba endofit yang memproduksi antivirus Jamur endofit Cytonaema sp. Dapat menghasilkan metabolit cytonic acid A dan B, yang struktur malekulnya merupakan isomer p-tridepside, berhasiat sebagai anti virus. Cytonic acid A dan B ini merupakan protease inhibitor dan dapat menghambat pertumbuhan cytomegalovirus manusia. - Mikroba endofit yang menghasilkan metabolit sebagai antikanker Paclitaxel dan derivatnya merupakan zat yang berkhasiat sebagai antikanker yang pertama kali ditemukan yang diproduksi oleh mikroba endofit. Paclitaxel merupakan senyawa diterpenoid yang didapatkan dalam tanaman Taxus. Senyawa yang dapat mempengaruhi molekul tubulin dalam proses pembelahan sel-sel kanker ini, umumnya diproduksi oleh endofit Pestalotiopsis microspora, yang diisolasi dari tanaman Taxus andreanae, T. brevifolia, dan T. wallichiana. Saat ini beberapa jenis endofit lainnya telah dapat diisolasi dari berbagai jenis Taxus dan didapatkan berbagai senyawa yang berhasiat sebagai anti tumor. Demikian pula upaya untuk sintesisnya telah berhasil dilakukan. - Mikroba endofit penghasil zat anti malaria Colletotrichum sp. Merupakan endofit yang diisolasi dari tanaman Artemisia annua, menghasilkan metabolit artemisinin yang sangat potensial sebagai anti malaria. Disamping itu beberapa mikroba endofit yang diisolasi dari tanaman Cinchona spp, juga mampu menghasilkan alkaloid cinchona yang dapat dikembangkan sebagai sumber bahan baku obat anti malaria (Simanjuntak P., et.al. 2002). - Endofit yang memproduksi antioksidan Pestacin dan isopestacin merupakan metabolit sekunder yang dihasilkan oleh endofit P. microspora. Endofit ini berhasil diisolasi dari tanaman Terminalia morobensis. Baik pestacin ataupun isopestacin berhasiat sebagai antioksidan, dimana aktivitas ini diduga karena struktur molekulnya mirip dengan flavonoid. - Endofit yang menghasilkan metabolit yang berkhasiat sebagai antidiabetes. Endofit Pseudomassaria sp menghasilkan metabolit sekunder yang bekerja seperti insulin. Dalam uji praklinik terhadap binatang coba membuktikan bahwa aktivitasnya sangat baik dalam menurunkan glukosa darah tikus yang diabetes. Hasil tersebut diperkirakan dapat menjadi awal dari era terapi baru untuk mengatasi diabetes dimasa mendatang (Zhang B. et.al.1999). - Endofit yang memproduksi senyawa imunosupresif obat-obat imunospresif merupakan obat yang digunakan untuk pasien yang akan dilakukan tindakan transplantasi organ. Selain itu imunosupresif juga dapat digunakan untuk mengatasi penyakit autoimum seperti rematoid artritis dan insulin dependent diabetes. Senyawa subglutinol A dan B yang dihasilkan oleh endofit Fusarium subglutinans yang diisolasi dari tanaman T. wilfordii, merupakan senyawa imunosupresif yang sangat poten (Lee,J., et.al. 1995). BAB 3 BIOTEKNOLOGI MIKROORGANISME PADA BAHAN PANGAN Mikroorganisme dapat mengubah nilai gizi makanan atau minuman dalam proses fermentasi. Proses fermentasi merupakan perubahan enzimatik secara anaerob dari senyawa organik menjadi produk organik yang lebih sederhana. Aktivitas mikroorganisme tersebut antara lain dalam fermentasi yang mengubah ampas tahu atau kacang kedelai menjadi oncom, kacang kedelai menjadi tempe atau kecap, buah anggur menjadi minuman anggur, dan ketan hitam atau putih menjadi arak hitam atau putih. Mikroorganisme pada proses fermentasi dapat menyebabkan perubahan senyawasenyawa kompleks pada makanan atau minuman menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana dan peningkatan cita rasa dan aroma makanan atau minuman Misalnya, oncom dapat dibuat dari ampas tahu, singkong, kelapa, atau kacang tanah, dengan penambahan mikroorganisme berupa neurospora. Neurospora mengeluarkan enzim amilase, lipase, dan protease yang aktif selama proses fermentasi, juga menguraikan bahan-bahan dinding sel ampas kacang kedelai, singkong, atau kelapa. Fermentasi pada pembuatan oncom juga menyebabkan terbentuknya sedikit alkohol dan berbagai ester yang beraroma sedap. Makanan yang berasal dari mikroorganisme disebut protein sel tunggal (PST) atau disebut juga single-cell-protein (SCP). Protein sel tunggal merupakan makanan kaya protein yang berasal dari mikroorganisme. Awalnya, sekitar tahun 1960-an mikroorganisme PST ditumbuhakan dalam medium yang mengandung minyak. Namun, meningkatnya harga minyak pada tahun 1970 menyebabkan produksi PST dengan medium minyak menjadi tidak menguntungkan lagi. Akhirnya, sampai saat ini mikroorganisme PST ditumbuhkan dalam sirup glukosa, ampas buah-buahan, dan sisa berbagai produk pertanian. Contoh mikroorganisme protein sel tunggal yaitu Fusarium graminearum yang mengandung protein 45% dan lemak 13%. Fusarium sangat bergizi seperti halnya daging, dan kelebihannya adalah kandungan serat yang tinggi dan bebas kolesterol. Hifa jamur Fusarium merupakan makanan yang sangat bergizi, yang disebut dengan mikoprotein. Merek dagang mikoprotein disebut Quorn. Quorn merupakan produk seperti lembaran adonan kue. Quorn yang ditambah dengan berbagai warna dan aroma dapat menghasilkan berbagai macam makanan, misalnya biskuit, bahan baku untuk membuat sup dan minuman, juga dapat digunakan sebagai pengganti daging sapi dan ayam Selain itu Quorn juga sering digunakan sebagai campuran untuk membuat sosis. JENIS-JENIS MIKROORGANISME DALAM BAHAN PANGAN: BAB 4 APLIKASI BIOTEKNOLOGI MIKROORGANISME PADA BAHAN PANGAN Bioteknologi adalah penggunaan biokimia, mikrobiologi, dan rekayasa genetika secara terpadu, untuk menghasilkan barang atau lainnya bagi kepentingan manusia, termasuk kebutuhan pangan. Bioteknologi dalam produk susu, pada prinsipnya adalah memfermentasi susu menghasilkan asam laktat. Beberapa contoh produknya adalah: Keju: menggunakan Propiabacterium (bakteri asam laktat), yang berperan dalam memberi rasa dan tekstur keju Yoghurt: menggunakan Lactobacillus bulgaris sebagai pemberi rasa dan aroma, dan Streptococcus thermophilus untuk menambah keasaman Mentega: menggunakan mikroba Leuconostoc clemoris Sedangkan aplikasinya dalam produk non susu beberapa diantaranya adalah: Roti, asinan, dan alkohol (bir, anggur, wine, rum) oleh ragi Kecap oleh Aspergillus oryzae Nata de coco, oleh Acetobacter xilinum. Prinsipnya adalah pemecahan amilum oleh mikroba menghasilkan gula, yang kemudian difermentasi Cuka, oleh Acetobacter aseti, alkohol difermentasi dalam kondisi aerob Selain dalam bidang pangan, bioteknologi dengan mikroorganisme juga diterapkan dalam industri. Menurut Anonymousb 2008, beberapa contoh produknya adalah: Asam sitrat, sebagai pemberi cita rasa, pengemulsi susu, dan antioksidan. Dapat diproduksi dengan mikroba Aspergillus niger dengan substrat tetes gula dan sirup fruktosa. Asam ini umumnya banyak terdapat pada jeruk Vitamin. Vitamin B1 diproduksi oleh Assbya gossipii. Vitamin B12 diproduksi oleh Propionibacterium dan Pseudomonas Enzim. Amilase digunakan dalam produksi sirup, kanji, glokosa. Glukosa isomerase mengubah amilum menjadi fruktosa yang digunakan sebagai pemanis makanan menggantikan sukrosa. Mikroba yang digunakan Aspergillus niger, Aspergillus oryzae, Bacillus subtilis. Protease digunakan antara lain dalam produksi bir, roti, protease proteolitik berfungsi sebagai pelunak daging dan campuran deterjen untuk menghilangkan noda protein. Mikroba yang digunakan adalah Aspergillus oryzae, Bacillus subtilis. Lipase digunakan antara lain dalam produksi susu dan keju untuk meningkatkan cita rasa. Mikroba yang digunakan Aspergillus niger, Rhizophus spp. Asam amino lisin sebagai asam amino esensial, dibutuhkan dalam jumlah besar oleh ternak, dan asam glutamat sebagai bahan utama MSG (Mono Sodium Glutamat), keduanya diproduksi oleh Corynobacterium glutamicum Cara pengolahan susu dengan produk akhir berupa yoghurt merupakan salah satu bentuk bioteknologi sederhana. Yoghurt merupakan minuman segar hasil olahan susu segar yang difermentasikan dengan cara menambahkan beberapa jenis mikroorganisme Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus. Yoghurt bermanfaat baik bagi lambung dan usus yang terluka. Kadar kolesterol di dalam darah dapat diturunkan dengan mengkonsumsinya sehingga dapat mencegah terjadinya penyumbatan pembuluh darah. Secara garis besar, pengolahannya merupakan proses sederhana meliputi pasteurisasi, pendinginan, inokulasi bakteri, pemeraman dan penyimpanan. Kualitas yoghurt dipengaruhi oleh suhu dan lama pemeraman, presentase starter. Secara fisika dan kimiawi, produk yoghurt yang baik adalah yang memiliki tekstur halus, kental dengan cita rasa spesifik (agak asam) dan berbentuk seperti bubur atau es krim. Bahan yang dibutuhkan untuk membuat yoghurt adalah susu sapi segar yang layak minum. Alat yang digunakan: gelas plastik, termometer, lemari es, dll. Cara membuatnya: Susu dipanaskan pada suhu 90ºC. Ini untuk mencegah kontaminasi dan merupakan kondisi yang baik untuk inokulasi bakteri. Selain itu, perubahan kasein karena pemanasan akan memberikan hasil akhir yang baik dengan kondisi yang seragam. Setelah itu, susu didinginkan menjadi 43ºC kemudian diinokulasi dengan 2 % biakan starter camouran L. bulgaricus dan S. thermophilus dan dipertahankan suhunya selama 3 jam hingga diperoleh keasaman yang diinginkan (0,85 - 0,95 %) serta dicapai ph 4,5. Terakhir, produk didinginkan menjadi 5ºC dan selanjutnya dapat dikemas. Selain produk fermentasi, aplikasi yang lain yaitu meat designer. Meat designer adalah daging yang mempunyai beberapa kriteria yaitu daging yang enak dan tidak amis, tinggi proteinnya dengan komposisi asarn amino yang smentasi seimbang, bebas residu obat dan mikrobia patogen, seimbang imbangan asam lemak jenuh dan tidak jenuh, rendah kolesterol dan trigliserida (lemak). Mengkonsumsi lemak seperti trigliserida dan kolesterol dalam jumlah yang berlebihan dapat mengakibatkan berbagai penyakit seperti obesitas, atherosclerosis, jantung koroner, stroke, kanker dan bahkan kelainan paru-paru. Dengan mengkonsumsi daging dengan pertimbangan asam lemak jenuh dan asam. lemak tak jenuh yang baik dapat mencegah penyakit-penyakit tersebut di atas serta dapat meningkatkan kecerdasan pada anak-anak. Selain itu, kadar protein yang tinggi dengan komposisi asam amino yang seimbang dalam daging sangat dibutuhkan bagi pertumbuhan sel-sel otak pada anak-anak dan mencegah kerusakan sel-sel otak serta mengganti sel-sel tubuh yang telah mati. Sementara daging yang bebas residu obat dan mikrobia patogen menjamin keamanan konsumen dari akibat negatif yang ditimbulkannya. Dan terakhir, daging yang enak dan tak amis dapat meningkatkan selera konsumen untuk mengkonsumsinya. Untuk memproduksi Meat designer yang pertama adalah dengan memanfaatkan mikrobia efektif. Mikrobia efektif merupakan sekelompok mikrobia baik dari jenis bakteri, kapang, jamur d1l. yang berperan dalam. mengoptimalkan fungsi organ hewan dan manusia, sehingga akan diperoleh pertumbuhan dan. perkembangan tubuh yang optimal dan seimbang. Beberapa mikrobia efektif yang sangat terkenal dan telah banyak digunakan baik sebagai feed additive pada. pakan ternak maupun produk fermentasi makanan manusia antara lain adalah Lactobacillus bulgaricus, Saccaromyces cereviceae, Rhyzopus oligosporus, Aspergllus niger, Bacillus subtilis, ragi roti d1l (Santoso.2005). Mikrobia efektif ini jika dikonsumsi akan menekan pertumbuhan mikrobia patogen dalam, saluran. pencernaan, sehingga keseimbangan mikroflora dalam. saluran pencernaan akan membaik. Dengan membaiknya. keseimbangan tersebut, maka proses pencernaan dan penyerapan zat gizi akan optimal, sehingga produktivitas meningkat dan mutu daging akan lebih baik. Oleh karena mikrobia efektif merupakan mikrobia alami yang sudah terdapat dalam saluran pencernaan serta sangat berperan dalarn proses metabolisme, zat gizi, maka penggunaan mikrobia ini sebagai pengganti antibiotika akan dapat menghasilkan daging, telur dan susu yang bebas residu antibiotika dan obat-obatan sintetik lainnya. Mikrobia efektif akan menurunkan kadar lemak seperti kolesterol dan trigliserida dalam daging broiler. Sebagai contoh penelitian tentang pemberian profuk fermentasi ekstrak ikan mackerel. Pemberian produk fermentasi ini sebesar 2% dari total pakan pada broiler mampu menurunkan kadar lemak karkas, dan kolesterol daging broiler. Turunnya kolesterol daging, disebabkan oleh turunnya aktivitas enzim 3-hydroxy-3-methylglutaryi-CoA reductase di hati, suatu enzim pembatas dalam sintesis kolesterol. Jadi rendahnya kolesterol daging ini disebabkan oleh turunnya sintesis kolesterol di hati. Sementara itu rendahnya kadar trigliserida dan lemak total daging broiler disebabkan oleh turunnya sintesis asam lemak di hati sebagai akibat turunnya aktivitas enzim malat dan citrate cleavage enzyme di hati. Pernberian produk ini juga meningkatkan kadar protein daging dengan asam amino yang seimbang serta menghasilkan daging broiler yang bebas residu antibiotik dan senyawa sintetik lainnya. Produk ini kaya akan polipeptida. Telah diketahui bahwa polipeptida seperti makrokortin dan khemotaktik menghambat aktivitas enzim fosfolipase A2 yang bekerja melepas asarn arakhidonat dari fosfolipid. Tampaknya peptida dalam produk ini juga berperan dalam penurunan deposisi lemak dan sintesis kolesterol. Bacillus subtilis ini banyak terdapat dalam produk seperti natto (tempe Jepang) dan terasi. Pernberian Bacillus subtilis pada ternak secara berkesinambungan akan menyebabkan inokulasi Bacillus subtilis dalam saluran pencernaan. Bacillus subtilis dapat tinggal dan melekat pada dinding saluran pencernaan dan meningkatkan jumlah Lactobacillus alami, dan kemudian akan menurunkan perturnbuhan mikrobia patogen seperti Escherichia coli. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kultur ini sebesar 1% menurunkan kadar lemak total, trigliserida dan kolesterol dalam daging broiler. Penurunan kadar trigliserida tersebut disebabkan antara lain oleh penurunan sintesis asam lemak di hati. Penurunan kadar kolesterol daging dapat disebabkan oleh penurunan sintesis kolesterol dan atau peningkatan sintesis asam empedu di hati. Namun kultur ini tidak mampu meningkatkan kadar protein daging broiler. Pemberian mikrobia efektif juga mampu memodifikasi kandungan asam lemak dalam daging. Suatu penelitian dimana kedelai difermentasi dengan Aspergillus membuktikan hal ini. Pemberian produk fermentasi ini mampu meningkatkan kadar protein dan abu serta menurunkan kadar lemak daging broiler. Suatu penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa broiler yang diberi dedak yang difermentasi dengan Rhizopus oligosporus menghasilkan daging dengan kadar asam lemak tak jenuh rantai panjang (PUFA) yang meningkat. Telah diketahui bahwa mengkonsumsi PUFA seperti DHA dan EPA dapat mencegah berbagai penyakit degeneratif Untuk menghasilkan meat designer dengan metode kedua adalah program pernbatasan pakan pada broiler. Pada dasarnya program pembatasan pakan merupakan program untuk memberikan pakan pada temak sesuai dengan kebutuhan hiclup pokoknya pada umur dan periode tertentu. Program ini didasarkan kepada asumsi bahwa pemberian pakan secara terus menerus merupakan kondisi buatan, sedangkan pembatasan pakan adalah upaya mengembalikan ternak pada kondisi alaminya. Dengan program yang tepat, maka daging broiler yang dihasilkan berlemak (trigliserida dan kolesterol) yang rendah tanpa menurunkan berat badannya. Program pembatasan model tersebut tidak mampu menurunkan kolesterol karkas. Adanya program skip-a-day feeding selama 6 hari yang kemudian diikuti dengan pemberian pakan bebas berprotein tinggi mampu menurunkan kadar kolesterol karkas. Selain itu, program tersebut juga mampu meningkatkan kadar protein karkas. Program ini juga mampu meningkatkan rasa dan kadar mineral serta meningkatkan kekenyalan daging broiler. Rasa enak diduga disebabkan karena meningkatnya kadar kalium dan asam glutamat dalam daging. Metode ketiga untuk menghasilkan meat designer adalah pemberian tumbuhan obat sebagai feed additive, contohnya daun katuk. Daun katuk kaya akan provitarnin A (β-karoten) dan vitamin C. Suplementasi daun katuk dan ekstraknya akan meningkatkan kandungan β-karoten pada karkas. β-karoten selain memberi warna kuning pada karkas, ia juga berfungsi sebagai antioksidan. Di dalam tubuh β-karoten dapat diubah menjadi vitamin A. β-karoten juga berfungsi sebagai penurun penimbunan lemak. Senyawa penting lain adalah PUFA, saponin, tannin dan metilpiroglutamat. Telah diketahui bahwa PUFA, saponin dan tanin merupakan senyawa aktif penurun lemak. Oleh sebab itu, tidaklah mengherankan jika pernberian daun katuk dan ekstraknya secara drastris menurunkan kadar lemak (trigliserida dan kolesterol) dalarn daging. Pernberian ekstrak daun katuk mampu meningkatkan kadar PUFA dalarn daging. Seiain itu, senyawa metilpiroglutamat dalam saluran pencernaan dapat diubah menjadi asarn glutamate. Asam glutamate ini berperan dalarn sintesis asam amino lainnya dan merangsang sintesis protein dalam tubuh. Oleh sebab itu, pemberian daun katuk dan ekstraknya akan meningkatkan kadar protein dalam daging (Santoso.2005). Pemberian daun katuk dan ekstraknya ternyata mampu meningkatkan rasa daging dan menurunk-an bau amis daging. Senyawa aktif yang berperan bagi peningkatan rasa daging diduga metilpiroglutarnat. Metil piroglutarnat dapat diubah menjadi asain glutamate. Asam glutamate inilah yang merupakan senyawa aktif rasa pada. daging avam. Selain itu, senyawa aktif lain yang berperan bagi peningkatan rasa daging adalah kalium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daun katuk dan ekstraknya banyak mengandung mineral kalium. Selain daun katuk kami juga telah meneliti daunt u-chung, buah mengkudu dan daun keji beling. Tumbuhan obat tersebut di atas ternyata sangat efektif untuk menurunkan penimbunan lemak pada, ayam. Memang, penelitian yang intensif masih sangat diperlukan untuk mengembangkan tumbuhan obat tersebut sebagai feed additive pada ayam. Daun katuk dan ekstraknya juga mampu menurunkan konsentrasi LDL-kolesterol dan meningkatkan konsentrasi HDL-kofesterol dalarn darah, sehingga dapat disimpulkan bahwa daun katuk berpotensi mencegah penyakit atherosclerosis. DAFTAR PUSTAKA Anonymousa.2008.Penggunaan Mikroorganisme Dalam Bioteknologi.http://itsminedontdisturb.blogspot.com/2008/07/pendahuluanapakah-bioteknologi-itu.html diakses pada tanggal 26 September 2009 Anonymousb.2009.Penerapan Bioteknologi dalam Mendukung Kelangsungan Hidup Manusia.http://www.crayonpedia.org/mw/Penerapan_Bioteknologi_Dalam_Mend ukung_Kelangsungan_Hidup_Manusia_Melalui_Produksi_Pangan_9.1 diakses pada tanggal 26 September 2009 Aryulina, Diah dkk.2005.Biologi dan Bioteknologi.Erlangga.Jakarta Birch RG.1997. Plant transformation: Problem and strategies for practical application. Ann RevPlant Physiol Plant Mol Biol. 48:297-326 phytic fungus Cryptosporiopsis quercina. Microbiology 145: 1919-1926. http://www.fp.unud.ac.id/biotek/wp-content/uploads/2009/02/mikroba-endofit.pdf diakses pada tanggal 26 September 2009 Lee,J. E. Lobkovsky, NB. Pliam, GA.Strobel, and J. Clardy.1995.Subglutinols A and B: immunosuppressive compounds from the endophytic fungus Fusarium subglutinans. J.Org.Chem. 60: 7076-7077.http://www.fp.unud.ac.id/biotek/wpcontent/uploads/2009/02/mikroba-endofit.pdf diakses pada tanggal 26 September 2009 Nester EW, MP Gordon, RM Amasino, MF. Yanofsky.1984.Crown gall: a molecular and physiological analysis. Ann Rev Plant Physiol. 35: 387-413. http://www.fp.unud.ac.id/biotek/wp-content/uploads/2009/02/mikroba-endofit.pdf diakses pada tanggal 26 September 2009 Santoso, urip.2005.Bioteknologi Meat Designer.http://unib.ac.id/blog/urip_s/2009/04/16/bioteknologi-meat-designer diakses pada tanggal 26 September 2009 Simanjuntak P.T dkk.2002.Isolasi dan kultivasi mikroba endofit penghasil senyawa alkaloid kinkona dari Chinchona spp. J. Mikrobiol Indon. 7(2): 27-30. http://www.fp.unud.ac.id/biotek/wp-content/uploads/2009/02/mikroba-endofit.pdf diakses pada tanggal 26 September 2009 Zhang,B et all.1999. Discovery af small molecule insulin mimetic with antidiabetic activity in mice. Science 284: 974-981.http://www.fp.unud.ac.id/biotek/wpcontent/uploads/2009/02/mikroba-endofit.pdf diakses pada tanggal 26 September 2009