BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Setiap

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Manajemen Keuangan
Setiap perusahaan selalu membutuhkan dana dalam rangka memenuhi kebutuhan
operasi sehari-hari maupun untuk mengembangkan perusahaan. Kebutuhan dana tersebut
berupa modal kerja ataupun untuk pembelian aktiva tetap. Untuk memenuhi kebutuhan
dana tersebut, perusahaan harus mampu mencari sumber dana dengan komposisi yang
menghasilkan beban biaya yang paling murah. Kedua hal tersebut harus bisa diupayakan
oleh manajer keuangan agar perusahaan dapat berjalan dengan baik.
2.1.1
Pengertian Manajemen Keuangan
Keuangan memiliki ruang lingkup yang luas dan dinamis. Keuangan dapat
berpengaruh secara langsung terhadap kehidupan manusia dan organisasi. Untuk dapat
memperoleh laba dalam melakukan suatu usaha diperlukan keuangan yang optimal untuk
dapat berjalan dengan baik sehingga untuk dapat mengoptimalkan keuangan perusahaan
maka diperlukan manajemen yang baik. Oleh karena itu, keuangan mempunyai hubungan
yang erat terhadap ilmu manajerial.
Manajemen keuangan dapat berpengaruh secara langsung terhadap kehidupan
setiap orang dan perusahaan. Seiring dengan perkembangannya, manajemen keuangan
tidak hanya mencatat, membuat laporan, mengendalikan posisi kas, membayar tagihan –
tagihan, dan mencari dana. Akan tetapi, manajemen keuangan juga mengatur
penginvestasian dana, mengatur kombinasi dana yang optimal, serta mengatur
pendistribusian keuntungan (pembagian deviden). Untuk memperkuat pengertian
manajemen keuangan, maka menurut beberapa ahli, manajemen keuangan adalah:
Menurut Irawati (2005,1) menerangkan bahwa :
Manajemen keuangan adalah suatu proses dalam pengaturan aktivitas atau
kegiatan keuangan dalam suatu organisasi, dimana di dalamnya termasuk kegiatan planing,
analisis, dan pengendalian terhadap kegiatan keuangan yang biasanya dilakukan oleh
manajer keuangan.
Berdasarkan pengertian di atas bahwa pengertian dari Manajemen Keuangan adalah
usaha-usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk mendapatkan dana dan mengalokasikan
dana tersebut secara efektif dan efisien dengan keuntungan yang optimal.
Manajemen keuangan juga menyangkut kegiatan perencanaan, analisis dan
pengendalian kegiatan keuangan. Manajemen keuangan lebih menitikberatkan pada
pengelolaan investasi, pembiayaan dan manajemen aktiva untuk menciptakan kemakmuran
bagi pemegang saham melalui maksimalisasi nilai perusahaan.
2.1.2
Fungsi Manajemen Keuangan
Fungsi utama dalam manajemen keuangan menurut Irawati (2005 :3) terdiri dari
tiga keputusan utama yang harus dilakukan oleh suatu perusahaan, yaitu :
1. Keputusan investasi
Keputusan investasi adalah keputusan yang diambil oleh manajer keuangan
dalam allocation of fund atau pengalokasian dana kedalam bentuk investasi yang
dapat mengahasilkan laba dimasa yang akan datang. Keputusan investasi ini akan
tergambar dari aktiva perusahaan yang mempengaruhi struktur kekayaan
perusahaan yaitu perbandingan antara current assets dengan fixed assets.
2. Keputusan pendanaan
Keputusan pendanaan adalah keputusan manajemen keuangan dalam
melakukan pertimbangan dan analisis perpaduan antar sumber- sumber dana yang
paling ekonomis bagi perusahaan untuk mendanai kebutuhan- kebutuhan investasi
serta kegiatan operasional perusahaannya. Keputusan pendanaan akan tercermin
dalam sisi pasiva perusahaan, dengan melihat jangka pendek dan jangka panjang,
sedangkan perbandingannya disebut dengan struktur modal. Dalam keputusan
pendanaan mempengaruhi baik struktur modal maupun struktur financial.
3. Keputusan dividen
Keputusan dividen bagian dari keuntungan suatu perusahaan dibayarkan
kepada pemegang saham. Keputusan dividen adalah keputusan manajemen
keuangan dalam menentukan besarnya proporsi laba yang akan dibagikan kepada
para pemegang saham dan proporsi dana yang akan disimpan di perusahaan sebagai
laba ditahan untuk pertumbuhan perusahaan.
.
2.1.3
Tujuan Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan yang efisien membutuhkan tujuan dan sasaran yag
digunakan sebagai standard dalam memberikan penilaian keefisienan keputusan keuangan.
Untuk dapat mengambil keputusan – keputusan keuangan yang benar, manajer keuangan
perlu menentukan tujuan yang harus dicapai. Tujuan manajemen keuangan menurut
Irawati (2005,4) adalah untuk memaksimalkan profit atau keuntungan dan meminimalkan
biaya (expens atau cost) guna mendapatkan suatu pengambilan keputusan yang maksimum,
dalam menjalankan perusahaan kearah perkembangan dan perusahaan yang berjalan atau
survive dan expantion.
Jadi tujuan manajemen keuangan yang dilakukan oleh manajer keuangan adalah
merencanakan untuk memperoleh dan menggunakan dana guna memaksimalkan nilai
perusahaan.
2.2
Laporan Keuangan
2.2.1
Pengertian Laporan Keuangan
Menurut Sundjaja dan Barlian (2002,68) laporan keuangan adalah suatu laporan
yang menggambarkan hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi
antar data keuangan/aktivitas perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan
data-data/aktivitas tersebut.
Setiap perusahaan mempunyai laporan keuangan yang bertujuan menyediakan informasi
yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai laporan keuangan dalam
pengambilan keputusan secara ekonomi. Laporan keuangan harus disiapkan secara periodik
untuk pihak-pihak yang berkepentingan antara lain masyarakat & pemerintah, pemasok &
kreditur, pemilik, manajemen perusahaan, investor, pelanggan dan karyawan.
Membahas manajemen keuangan tidak bisa lepas dari laporan keuangan. Menurut
Sundjaja dan Barlian (2002,68) Selain surat kepada pemegang saham ada 4 laporan
keuangan yang dilampirkan yaitu : (1) Laporan laba Rugi (2) Neraca (3) Saldo Laba yang
Ditahan (4) Laporan Aliran Kas. Laporan keuangan disusun dengan tujuan untuk
menyediakan informasi keuangan perusahaan kepada pihak – pihak yang berkepentingan
sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan.
Dari kutipan di atas bahwa laporan keuangan merupakan hasil akhir dari aktivitas
suatu perusahaan yang dibuat oleh manajemen dan diproses melalui siklus akuntansi yang
akan digunakan oleh pemilik perusahaan, calon investor, kreditur, pemerintah dan pihak –
pihak lainnya yang berkepentingan untuk melihat kinerja keuangan dan operasional
perusahaan.
Para investor maupun para kreditur memerlukan laporan keuangan perusahaan
dimana mereka menanamkan modalnya. Mereka ini berkepentingan terhadap prospek
keuntungan di masa mendatang dan perkembangan perusahaan selanjutnya untuk
mengetahui jaminan investasinya, kondisi kerja dan kondisi keuangan jangka pendek
perusahaan tersebut.
2.2.2
Pemakai Laporan Keuangan
Laporan keuangan tidak dapat menyediakan seluruh informasi yang
mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi, karena
secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu dan
tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan.
Penyusunan laporan keuangan juga bermanfaat untuk memenuhi
kebutuhan informasi yang berbeda bagi pemakai laporan keuangan. Menurut
Irawati (2005,23) para pemakai laporan keuangan adalah:
1. Manajemen perusahaan
Yang berkepentingan terhadap laporan keuangan adalah manajemen
perusahaan, karena manajemen akan dilihat hasil kinerjanya malalui laporan
keuangan yang dihasilkan selama satu periode.
2. Pemilik perusahaan
Yang berkepentingan terhadap keamanan modal yang dikelola manajemen
adalah pemilik perusahaan, dan pemilik perusahaan dapat memutuskan
apakah perlu diadakan pembagian dividen atau tidak.
3. Kreditur
Yang berkepentingan untuk mengevaluasi kredit yang diberikan terhadap
laporan keuangan. Apakah perusahaan tersebut mempunyai kemampuan yang
cukup baik dalam membayar pinjaman-pinajamannya baik jangka pendek
maupun jangka panjang atau dengan kata lain bagaimana tingkat likuiditas
perusahaan selama satu periode.
4. Investor
Yang berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan dalam rangka
penentuan kebijakan penanaman modalnya.
5. Pemerintah
Yang berkepentingan terhadap pembayaran pajak perusahaan. Sebagai
pendapatan bagi pemerintah.
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan bersifat umum. Dengan
demikian tidak sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan informasi setiap pemakai.
Berhubung para investor merupakan penanam modal beresiko ke perusahaan,
maka kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan mereka juga akan memenuhi
sebagian besar kebutuhan pemakai lain.
2.2.3
Tujuan Laporan Keuangan
Ada beberapa tujuan laporan keuangan
1. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai
aktiva dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.
2. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai
perubahan dalam aktiva neto (aktiva dikurangi kewajiban) suatu perusahaan
yang timbul dari kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba.
3. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai
laporan dalam menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.
4. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam
aktiva dan kewajiban suatu perusahaan, seperti informasi mengenai aktiva
pembiayaan dan investasi.
5. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan
dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan,
seperti informasi kebijakan akuntansi yang dianut perusahaan”.
2.2.4
Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan tidak lain merupakan suatu proses untuk membedah
laporan keuangan ke dalam unsur-unsurnya, menelaah masing-masing unsur tersebut
dengan tujuan untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat
atas laporan keuangan itu sendiri. Menurut Sundjaja dan Barlian (2002:104)
mendefinisikan analisis laporan keuangan sebagai berikut : Adalah suatu metode
perhitungan dan interprestasi rasio keuangan untuk menilai kinerja dan status suatu
perusahaan.
Definisi di atas menjelaskan bahwa analisis laporan keuangan merupakan suatu
proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi
keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu dengan
tujuan utama untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai
kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang.
Menurut Sundjaja dan Barlian (2002:107), ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam melakukan analisis rasio, yaitu :
1. Sebuah rasio tunggal secara umum tidaklah dapat memberikan informasi yang
memadai untuk mengetahui seluruh kinerja perusahaan. Hanya jika sekelompok
rasio digunakan barulah pendapat atas perusahaan dapat dibuat dengan alasan
yang mencakupi. Jika analisa hanya berkaitan dengan aspek tertentu dari posisi
keuangan perusahaan maka mungkin cukup dengan satu atau dua rasio saja.
2. Laporan keuangan harus dibandingkan dalam periode yang sama. Jika tidak maka
penyimpangan yang disebabkan oleh dampak musiman dapat menghasilkan
kesimpulan yang salah dan karenanya dapat menyebabkan pembuatan keputusan
yang salah.
3. Sebaiknya menggunakan dasar laporan keuangan yang telah diaudit. Jika laporan
keuangan belum diaudit maka data keuangan perusahaan tidak dapat dipercaya
mencerminkan kondisi keuangan perusahaan yang sebenarnya.
4. Perlu diyakinkan bahwa data yang diperbandingkan disusun dengan cara yang
sama. Penggunaan perlakukan akunting yang berbeda khususnya untuk
penyusutan dan persediaan dapat menyebabkan distorsi dalam hasil analisa rasio,
baik pada analisa rasio yang dibandingkan dengan perusahaan lain maupun
analisa deret berkala yang digunakan.
2. 3
Rasio Keuangan
2.3.1
Analisis Rasio Keuangan
Laporan keuangan berisi informasi penting untuk masyarakat, pemerintah,
pemasok, dan kreditur, pemilik perusahaan/pemegang saham, manajemen perusahaan,
investor, pelanggan dan karyawan, yang diperlukan secara tetap untuk mengukur kondisi
dan efisiensi perusahaan. Analisis dari laporan keuangan bersifat relatif karena didasarkan
pengetahuan dan menggunakan rasio atau nilai relatif.
Pengertian rasio keuangan menurut Irawati (2005,22) adalah :
“Rasio keuangan merupakan suatu teknik analisis dalam bidang
manajemen keuangan yang dimanfaatkan sebagai alat ukur kondisi-kondisi
keuangan suatu perusahaan dalam periode tertentu.”
Dari penjelasan di atas analisis rasio keuangan merupakan perbandingan dua data
keuangan dengan jalan membagi satu data dengan data lainnya. Analisis rasio juga
memungkinkan manajer keuangan untuk memperkirakan reaksi para kreditor, investor
dan pandangan ke dalam tentang bagaimana kira-kira dana dapat diperoleh.
2.3.2 Penggunaan Rasio Dalam Analisis Keuangan
Perusahaan memberikan informasi keuangan berkaitan dengan adanya Stake
holder perusahaan. Perusahaan publik mempunyai berbagai macam stakeholder (pihak
yang berkepentingan), seperti: pemegang saham, pemegang obligasi, banker, pemberi
pinjaman, pemasok, karyawan, dan manajemen. Semua stakeholder perlu memonitor agar
kepentingannya dapat dilayani. Mereka mendapatkan laporan keuangan secara periodik
sebagai informasi dasar profitabilitas perusahaan.
Untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan keuangan suatu perusahaan
perlu bagi kita mengadakan interprestasi atau analisis terhadap data keuangan yang
bersangkutan, dan data keuangan itu akan tercermin di dalam laporan keuangannya.
Laporan keuangan (Financial statement) memberikan ikhtisar mengenai keadaan
finansial suatu perusahaan, contohnya neraca (balance sheet) mencerminnkan nilai aktiva,
utang dan modal sendiri pada waktu tertentu, dan laporan rugi laba (Income statement)
mencerminkan hasil-hasil yang dicapai selama periode tertentu.
Mengadakan interprestasi atau analisis terhadap laporan keuangan suatu
perusahaan sangat bermanfaat bagi penganalisis untuk dapat mengetahui keadaan dan
perkembangan keuangan yang bersangkutan. Manajer sangat berkepentingan terhadap
laporan keuangan perusahaan yang dipimpinnya. Dengan mengadakan analisis laporan
keuangan dari perusahaannya, manajer akan dapat mengetahui keadaan dan
perkembangan keuangan perusahaannya, manajer akan dapat mengetahui hasil-hasil yang
telah dicapai diwaktu yang lalu dan sedang berjalan. Dengan mengadakan analisis data
keuangan dari tahun-tahun lalu, dapat diketahui kelemahan-kelemahan perusahaan serta
hasil-hasil yang dianggap sudah cukup baik. Hasil analisis historis tersebut sangat penting
artinya bagi perbaikan penyusunan rencana atau kebijakan selanjutnya. Dengan
mengetahui kelemahan-kelemahan yang dimiliki diusahakan agar dalam penyusunan
rencana di tahun-tahun yang akan datang kelemahan tersebut dapat diperbaiki dan hasilhasil yang dianggap sudah cukup baik harus tetap dipertahankan.
Selain manajer, para krediturpun berkepentingan terhadap laporan keuangan
perusahaan yang telah atau akan menjadi debiturnya. Para kreditur berkepentingan untuk
”keamanan” mereka sendiri. Sebelum mengambil suatu keputusan untuk memberi atau
menolak kredit, kreditur perlu mengadakan analisis laporan keuangan perusahaan yang
mengajukan kredit, untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan tersebut membayar
kembali hutangnya plus beban bunganya. Para kreditur jangka panjang berkepentingan
untuk mengetahui apakah kredit yang diberikan itu cukup mendapat jaminan dari aktiva,
terutama aktiva tetap perusahaan yang bersangkutan.
Para kreditur jangka pendek berkepentingan terhadap kemampuan nasabahnya
untuk memenuhi kewajiban keuangan yang segera harus dipenuhi dengan dana yang
berasal dari aktiva lancar.
Para investor berkepentingan terhadap laporan keuangan suatu perusahaan dalam
rangka penentuan kebijakan penanaman modalnya. Bagi investor yang penting adalah
rate of return dari dana yang diinvestasikan dalam surat-surat berharga yang dikeluarkan
oleh suatu perusahaan.
Dalam mengadakan interpretasi dan analisis laporan keuangan suatu perusahaan,
seorang penganalisis keuangan memerlukan adanya ukuran tertentu. Ukuran yang sering
digunakan dalam analisis keuangan adalah ”Rasio”. Pengertian rasio itu sebenarnya
hanya alat yang dinyatakan dalam arithmatical terms yang dapat digunakan menjelaskan
hubungan antara dua macam data keuangan. Jenis rasio banyak sekali, karena rasio dapat
dibuat menurut kebutuhan penganalisis.
Analisis rasio tidak hanya menggunakan rumus terhadap data keuangan untuk
menghitung rasio terterntu, tetapi yang lebih penting yaitu menginterprestasikan nilai
rasio tersebut. Menurut Sundjaja dan Barlian (2002,104) ada 2 jenis rasio perbandingan
yaitu :
1.
Rasio yang dibandingkan dengan perusahaan lain (cross-sectional)
2.
Rasio yang dibandingkan dalam perusahaan sendiri secara berkala
dari waktu ke waktu (time-series)
a.
Analisis rasio yang dibandingkan dengan perusahaan lain,
Membandingkan rasio-rasio keuangan beberapa perusahaan pada suatu
saat yang sama termasuk membandingkan rasio-rasio perusahaan
dengan perusahaan lain dalam industri yang sama atau bisa pula
dibandingkan dengan rasio rata-rata industri.
b.
Analisis rasio yang dibandingkan dalam perusahaan sendiri
secara berkala dari waktu ke waktu,
Mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan dalam beberapa periode
dengan menggunakan analisis rasio keuangan.
2.3.3
Manfaat Analisis Rasio
Analisis rasio perusahaan merupakan langkah awal dalam analisis keuangan,
karena sebagaimana fungsinya rasio keuangan yang dirancang dapat digunakan untuk
memberi gambaran hubungan perkiraan-perkiraan laporan keuangan. Menurut Irawati
(2005,24) manfaat dari analisis rasio keuangan dapat ditinjau dari dua sudut,yaitu :
1. Pihak Intern (manajemen)
Dalam sudut pandang pihak intern perusahaan atau manajemen, analisis laporan
keuangan berguna sebagai cara untuk :
a.
Mengantisipasi keadaan di masa mendatang, dan
b.
Sebagai titik tolak bagi tindakan perencanaan yang akan mempengaruhi
jalannya kejadian di masa mendatang.
2. Pihak Ekstern (Investor)
Dalam sudut pandang pihak ekstern manfaat dari analisis rasio keuangan yaitu
untuk meramalkan masa depan perusahaan, atau dengan kata lain dari sudut
pandang pihak ekstern manfaat analisis rasio keuangan yaitu untuk
menentukan prediksi apakah perusahaan tersebut bisa berkembang dalam arti
dapat melakukan operasionalnya kembali atau malah perusahaan tersebut gulung
tikar, sehingga akan mempengaruhi keberadaan pihak ekstern di dalam
perusahaan tersebut.
2.3.4
Jenis-Jenis Analisis Rasio Keuangan
Menganalisis rasio keuangan diperlukan perhitungan rasio-rasio keuangan yang
mencerminkan aspek-aspek tertentu. Rasio-rasio keuangan mungkin dihitung berdasarkan
atas angka-angka yang ada dalam neraca ataupun dalam laporan laba rugi dan juga rasio
dapat dibuat menurut penganalisis. Menurut Irawati (2005:25) ditinjau dari tujuan atau
informasi kondisi keuangan, membagi analisis rasio keuangan menjadi lima,yaitu : (1)
rasio likuiditas, (2) rasio leverage, (3) rasio aktivitas, (4) rasio profitabilitas, dan (5) rasio
penilaian.
Menurut Sundjaja dan Barlian (2002,107) membagi empat jenis analisis rasio
yang digunakan dalam penelitian kinerja keuangan perusahaan, yaitu (1) rasio likuiditas,
(2) rasio aktifitas, (3) rasio hutang, (4) dan rasio profitabilitas.
2.3.5 Rasio Likuiditas
Suatu perusahaan yang ingin mempertahankan kelangsungan kegiatan usahanya
harus memiliki kemampuan untuk melunasi kewajiban-kewajiban finansialnya yang
harus segera dilunasi, dengan demikian likuiditas merupakan indikator kemampuan
perusahaan untuk membayar atau melunasi kewajiban-kewajiban finansialnya pada saat
jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia.
Jumlah alat-alat pembayaran (alat likuid) yang dimiliki oleh suatu perusahaan
pada suatu saat tertentu merupakan kekuatan membayar belum tentu dapat memenuhi
segala kewajiban finansialnya yang harus segera dipenuhi atau dengan kata lain
perusahaan tersebut belum tentu mempunyai kekuatan membayar, semuanya bergantung
pada manajemennya masing-masing.
Gambaran mengenai masalah likuiditas dapat dilihat dari pendapat para ahli yang
mengemukakan tentang definisi dari likuiditas, yaitu :
Menurut Irawati (2005,25) likuiditas adalah:
“Rasio yang digunakan sebagai alat ukur kemampuan perusahaan dalam
membayar pinjaman jangka pendeknya pada saat jatuh tempo atau dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya”.
Sedangkan menurut Sundjaja dan Barlian (2002,108) likuiditas adalah
“Analisis lukuiditas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang jatuh tempo”.
Salah satu cara di dalam melakukan pengukuran terhadap tingkat likuiditas
perusahaan adalah dengan menggunakan rasio-rasio likuiditas, dimana rasio-rasio ini
berguna untuk mengukur likuiditas suatu perusahaan tentang cara menilai dan
meningkatkan posisi keuangan perusahaan tersebut. Sebagaimana salah satu rasio yang
dapat dijadikan sebagai indikator tingkat likuiditas adalah dengan menggunakan rasio
lancar (current ratio).
Rasio Lancar (Current Ratio) mengukur kemampuan perusahaan meliputi hutang
jangka pendeknya (jatuh tempo dari satu tahun) dengan menggunakan aktiva lancar.
Rasio lancar yang tinggi menunjukkan kelebihan aktiva lancar (likuiditas tinggi dan risiko
rendah), tetapi mempunyai pengaruh yang tidak baik terhadap profitabilitas perusahaan.
Aktiva lancar secara umum menghasilkan return atau tingkat keuntungan yang lebih
rendah dibandingkan aktiva tetap.
Dengan demikian maka rumus untuk menghitung current ratio adalah sebagai
berikut:
Current ratio =
Current.assets
x 100%
Current.Liabilitie s
2.3.6 Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas menunjukkan pengaruh gabungan dari likuiditas, pengelolaan
aktiva dan pengelolaan utang terhadap hasil-hasil operasi. Profitabilitas juga dapat
dikatakan merupakan informasi mengenai efektivitas operasional perusahaan. Jumlah
keuntungan yang didapat perusahaan dapat kita lihat pada laporan laba rugi tahunan yang
dikeluarkan oleh perusahaan dan setiap perusahaan akan selalu memaksimalkan laba
yang diperolehnya.
Rasio Profitabilitas menurut Irawati (2005,25) adalah:
“Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa
besar efektivitas perusahaan dalam mendapatkan keuntungan”.
Dari pengertian di atas, bahwa profitabilitas adalah suatu keuntungan yang
diperoleh perusahaan yang berasal dari penjualan atau investasi perusahaan. Keuntungan
perusahaan ini dapat diukur sebagai salah satu indikator yang berpengaruh terhadap
pemegang saham.
Dengan demikian maka rumus untuk menghitung Return On investment adalah
sebagai berikut:
Return on investment =
2.3.7
EAT
x100%
Total Assets
Rasio Aktivitas
Salah satu tujuan manajer keuangan adalah menentukan seberapa besar efisiensi
investasi pada berbagai aktiva. Menurut Irawati (2005,25) rasio yang digunakan untuk
mengukur sampai seberapa besar efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber
dananya.
Beberapa indikator yang terdapat dalam rasio aktivitas adalah:
Dengan demikian maka rumus untuk menghitung total assets turnover adalah
sebagai berikut:
Total assets turnover =
2.4
Net Sales
Total Assets
Saham
Saham adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan,
dan pemegang saham memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan.
Dalam praktiknya terdapat beberapa saham yang diperdagangkan dibedakan menurut cara
peralihan dan manfaat yang diperoleh bagi pemegang saham. Menurut Rusdin (2005,68)
nilai saham terbagi atas 3 jenis, yaitu :
1. Nilai Nominal (Nilai Pari)
Merupakan
nilai
yang
tercantum
dalam
sertifikat
saham
yang
bersangkutan, di Indonesia saham yang diterbitkan harus memiki nilai
nominal dan untuk satu jenis saham yang sama pada suatu perusahaan
harus memilki satu jenis nilai nominal.
2. Nilai Dasar
Pada prinsip harga dasar saham ditentukan dari harga perdana saat saham
tersebut diterbitkan, harga dasar ini akan berubah sejalan dengan
dilakukannya berbagai tindakan emiten yang berhubungan dengan saham,
antar lain : Right Issue, Stock Split,Waran, dll.
3. Nilai Pasar
Merupakan harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung, jika
bursa sudah tutup maka harga pasar saham tersebut adalah harga
penutupnya.
2.4.1
Jenis Saham
Menurut Rusdin (2005,69) berdasarkan atas cara peralihan, saham dibedakan
menjadi 2, yaitu:
1. Saham atas unjuk (Bearer Stock)
Saham
yang
tidak
ditulis
nama
pemiliknya,
agar
mudah
dipindahtangankan dari satu investor ke investor lain.
2. Saham atas nama (Registered Stock)
Saham yang ditulis dengan jelas siapa pemiliknya. Dimana cara
peralihannya harus melalui prosedur tertentu, yaitu dengan dokumen
peralihan dan kemudian nama pemiliknya dicatat dalam buku perusahaan
yang khusus membuat daftar nama pemegang saham.
Menurut Rusdin (2005,69) berdasarkan manfaat yang diperoleh pemegang
saham, dibedakan menjadi 2, yaitu :
1. Saham Biasa (Common Stock)
Saham biasa merupakan jenis efek yang paling sering dipergunakan oleh emiten
untuk memperoleh dana dari masyarakat dan juga merupakan jenis yang paling populer
di Pasar Modal. Saham Biasa memiliki karakteristik seperti :
1. Hak klaim terakhir atas aktiva perusahaan jika perusahaan dilikuidasi.
2. Hak suara proporsional pada pemilihan direksi serta keputusan lain
yang ditetapkan pada Rapat Umum Pemegang Saham.
3. Dividen, jika perusahaan memperoleh laba dan disetujui di dalam
Rapat Umum Pemegang Saham.
4. Hak tanggung jawab yang terbatas
5. Hak memesan efek terlebih dahulu sebelum efek tersebut ditawarkan
kepada masyarakat.
Saham biasa dibedakan menjadi 6 jenis, yaitu :
1. Blue Chip Stock
2. Income Stock
3. Growth Stock
4. Cyclical Stock
5. Defensive Stock
6. Speculatif Stock
2. Saham Preferen (preferen Stock)
Adalah yang berbentuk gabungan antara obligasi dan saham biasa. Jenis saham
ini sering disebut dengan sekuritas campuran. Saham preferen sama dengan saham biasa
karena tidak memilki tanggal jatuh tempo dan juga mewakili kepemilikan dari modal.
Krakteristik Saham Preferen :
1.
Pembayaran dividen dalam jumlah yang tetap
2.
Hak klaim lebih dahulu dibanding saham biasa jika perusahaan
dilikuidasi
3.
Dapat dikonversi menjadi saham biasa.
Jenis Saham Preferen :
1. Commulative Preferred Stock
2. Non Commulative Preferred stock
3. Participating Preferred Stock
Stock merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular.
Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk
pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan instrumen investasi yang
banyak dipilih para investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang
menarik. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak
(badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan
modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim
atas aset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
2.4.2
Indeks Harga Saham
Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan
karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh
perusahaan dari penjualan produknya baik berupa barang maupun jasa.
Kalau harga perdana merupakan harga jual dari perjanjian emisi kepada
investor, maka harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan
investor yang lain. Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di bursa.
Transaksi disini tidak lagi melibatkan emiten dari penjamin emisi harga ini yang
disebut sebagai harga di pasar sekunder dan harga inilah yang benar-benar
mewakili harga perusahaan penerbitnya, karena pada transaksi di pasar sekunder,
kecil sekali terjadi negosiasi harga investor dengan perusahaan penerbit. Harga
yang setiap hari diumumkan di surat kabar atau media lain adalah harga pasar.
Keputusan investor memilih suatu saham sebagai obyek investasinya
membutuhkan data historis terhadap pergerakan saham yang beredar dibursa. Baik
secara individual, kelompok, maupun gabungan. Mengingat transaksi investasi
saham terjadi pada setiap saham dengan variasi permasalahan yang sangat rumit
dan berbeda-beda, pergerakan saham memerlukan identifikasi dan penyajian
informasi dan bersifat spesifik. Ribuan kejadian-kejadian dan fakta historis
tersebut, harus dapat disajikan dengan sistem tertentu agar dapat menghasilkan
suatu informasi yang sederhana, konsisten dan mudah ditafsirkan oleh para pelaku
pasar modal. Informasi yang sederhana namun dapat mewakili suatu kondisi
tertentu akan muwujudkan peta permasalahan yang disimbolkan oleh tanda-tanda
angka ataupun peristilahan tertentu.
Jenis-jenis indeks harga saham menurut Sunariyah (2004,139) indeks
harga saham mempunyai variasi bentuk penyajian, antara lain :
1. Indeks Harga Saham Individual
Indeks harga saham individual menggambarkan suatu rangkaian informasi
historis mengenai pergerakan harga masing-masing saham, sampai pada
tanggal
tertentu. Biasanya pergerakan harga saham tersebut disajikan
setiap hari, berdasarkan harga penutupan di bursa pada hari tersebut.
Indeks tersebut disajikan untuk periode tertentu. Yang dalam hal ini
mencerminkan suatu nilai yang berfungsi sebagai pengukuran kinerja
suatu saham dibursa efek. Menurut Sunariyah (2004,139) di Indonesia
indeks harga saham untuk pertama kalinya, diperkenalkan pada tanggal 15
April 1983 dan mulai dicantumkan dalam kurs efek harian sejak tanggal
18 April 19983.
2. Indeks Harga Saham Gabungan
Indeks harga saham gabungan seluruh saham menggambarkan suatu
rangkaian informasi historis mengenai pergerakan harga saham gabungan
seluruh saham, sampai pada tanggal tertentu. Biasanya pergerakan harga
saham tersebut disajikan setiap hari, berdasarkan harga penutupan di bursa
pada hari tersebut. Indeks tersebut disajikan untuk periode tertentu. Dalam
hal ini mencerminkan suatu nilai yang berfungsi sebagai pengukuran
kinerja suatu saham gabungan di bursa efek. Indeks harga saham
gabungan seluruh saham adalah suatu nilai yang digunakan untuk
mengukur kinerja gabungan seluruh saham yang tercatat di suatu bursa
efek. Maksud dari gabungan seluruh saham ini adalah kinerja saham yang
dimasukkan dalam perhitungan seluruh saham yang tercatat di bursa efek.
Keuntungan atau kerugian saham tersebut sangat dipengaruhi oleh
kemampuan investor menganalisis keadaan harga saham rnerupakan penilaian
sesaat yang dipengaruhi oleh banyak faktor termasuk diantaranya kondisi
(performance) dari perusahaan, kendala-kendala eksternal, kekuatan penawaran
dan
permintaan
saham
di
pasar,
serta
kemampuan
investor
dalam
menganalisis investasi saham.
Investor Saham (IS), Dalam transaksi saham di Bursa Efek Indonesia (BEI)
investor setidaknya mengenal beberapa bentuk harga. Harga pasar, harga pembukaan (pre
opening) dan harga penutupan (closing price). Harga pasar merupakan harga yang
dibentuk pasar. Yakni sebuah harga yang pembentukannya melalui sistem lelang secara
terus menerus (countinous action) sehingga akan bertemu antara harga jual dan harga beli
dengan harga yang sama. Pertemuan harga jual dan beli yang sama itu disebut sebagai
harga pasar dari saham yang terjadi. Proses tawar-menawar itu akan terus terjadi hingga
berakhirnya jam perdagangan. Jadi transaksi yang terjadi itu akan terus berulang, bisa jadi
dalam satu hari bursa akan terjadi puluhan bahkan ratusan kali harga yang disepakati oleh
masing-masing investor untuk saham yang sama.
2.4.3
Hubungan Rasio Keuangan dengan Harga Saham
Menghadapi situasi perekonomian dan politik di negara kita yang masih tidak
menentu, para investor harus tetap berhati-hati dan lebih teliti dalam memilih sahamsaham yang akan dibeli di pasar modal. Kriteria yang umum digunakan adalah saham
tersebut aktif diperdagangkan dan fundamentalnya bagus. Untuk memproyeksikan harga
saham selain dengan melihat laporan keuangan, juga dengan analisis rasio keuangan
perusahaan. Dari sudut pandang investor, salah satu indikator penting untuk menilai
prospek perusahaan di masa yang akan datang adalah dengan melihat sejauh mana
pertumbuhan profitabilitas perusahaan. Indikator ini sangat penting diperhatikan untuk
mengetahui sejauh mana investasi yang akan dilakukan oleh investor di suatu perusahaan
mampu memberikan return yang sesuai dengan tingkat yang diinginkan investor.
2.4.4
Pentingnya Efisiensi Pasar Modal
Pembeli dan penjual saham yang rasional akan mempertimbangkan return dan
risiko dalam menilai suatu saham. Bagi pembeli, nilai saham merupakan harga
maksimum yang berani dibayar untuk saham tersebut dan bagi penjual nilai saham
merupakan harga minimal untuk melepas suatu saham. Di pasar modal yang kompetitif
dimana banyak pemain yang aktif berdagang, interaksi antara bnyak pembeli dana banyak
penjual akan menghasilkan harga ekuilibrium atau nilai pasar dari tiap-tiap saham. Harga
yang terbentuk merupakan cerminan dari tindakan kolektif pembeli dan penjual
berdasarkan semua informasi yang mereka miliki. Ketika ada informasi baru muncul,
pembeli dan penjual (diasumsikan) akan menyerap dengan segera informasi tersebut
lewat aktifitas penjualan dan pembelian sehingga dengan cepat akan terjadi ekuiblirium
harga yang baru.
Proses penyesuian pasar terhadap informasi baru dapat diamati dari rate of return
yang dihasilkan dari suatu saham. Untuk saham dengan tingkat risiko tertentu, investor
akan meminta return tertentu (required return), yang besarnya dapat diestimasi dengan,
misalnya, CAPM. Pada sisi yang lain, investor juga dapat menghitung ekspektasi return
(expected return) yang dapat dihitung dengan membagi ekspektasi pendapatan selama
periode tertentu dengan harga saham saat ini. Ketika required return berbeda dengan
expected return maka pasar akan melakukan penyesuian. Jika required return lebih tinggi
dari pada expected return, investor akan menjual sahamnya sehingga harga saham akan
turun. Penurunan harga akan membuat expected return meningkat sehingga sama dengan
required return. Jika required return lebih tinggi dari pada expected return, investor akan
membeli saham, harga saham akan naik, dan expected return akan turun hingga sama
dengan required return.
Menurut Arifin (2005,148) dalam pasar yang efisien harga saham akan dengan
cepat dan tepat bereaksi terhadap informasi baru. Secara ringkas hipotesis pasar yang
efisien menyatakan bahwa: (1) harga sekuritas umumnya ada pada ekuilibrium, yaitu
samanya expected return dan required return, (2) harga-harga saham selalu
mencerminkan seluruh informasi yang tersedia berkaitan dengan perusahaan penerbit
dan sahamnya, dan (3) karena harga saham sudah mencerminkan harga yang benar maka
investor mestinya tidak perlu menyia-nyiakan waktu untuk mencari saham yang
mispriced (undervalued atau overvalued). Berbekal konsep efisiensi pasar modal, berikut
akan diuraikan beberapa model penilaian saham.
2.4.5
Model Dasar Penilaian Saham
Nilai selembar saham adalah sama dengan nilai sekarang dari seluruh pendapatan
yang diperkirakan akan diberikan. Pendapatan yang diberikan oleh saham adalah dividen
yang akan dibayarkan hingga waktu yang tidak terbatas. Meskipun menjual saham dengan
harga di atas harga beli juga termasuk pendapatan namun harga jual sebuah saham
merupakan cerminan dari ekspektasi dividen yang akan dibayarkan. Perusahaan yang
diperkirakan tidak akan membayar dividen dalam waktu yang cukup lama nilai sahamnya
hanya bergatung pada perkiraaan nilai jual perusahaan atau nilai likuidasi dari aset-asetnya.
Menurut Arifin (2005,149) besar dividen yang akan dibayarkan perusahaan dengan
memakai asumsi pertumbuhan dividennya, ada beberapa asumsi, yaitu
a. Model Zero Growth
Model Zero Growth mengasumsikan bahwa besar dividen selalu sama
selamanya atau dengan kata lain dividen tidak mengalami pertumbuhan.
b. Model Constant Growth
Merupakan model penilaian saham yang berasumsi bahwa dividen yang
dibayarkan perusahaan akan tumbuh konstan selamanya.
c. Model Variable Growth
Merupakan model
yang memungkinkan kita membedakan tingkat
pertumbuhan di suatu periode dengan di periode yang lain.
2.4.6
Analisis Fundamental
Dari analisis fundamental untuk menghitung nilai intrinsik dari suatu saham,
terdapat dua cara pendekatan yaitu pendekatan nilai sekarang (present value) dan
pendekatan model diskonto dividen. Pendekatan nilai sekarang biasa disebut dengan
metode kapitalisasi laba (capitalization of income method), karena melibatkan proses
kapitalisasi nilai-nilai masa depan yang didiskontokan menjadi nilai sekarang dengan
rumusan sebagai berikut:
n

NP0 =
t 1
ArusKas
(1  k )t
Dimana:
NP0
= nilai sekarang dari perusahaan (value of the firm)
t
= periode waktu
k
= tingkat suku bunga
n
=jumlah tahun
Sedangkan
pendekatan
model
diskonto deviden dilakukan
dengan
cara
mendiskontokan arus dividen masa depan kenilai sekarang seperti sebagai berikut ini:
n
P0 =

t 1
Dt
(1  k ) t
Dimana:
Dt
= deviden yang dibayarkan untuk periode t
Pada model ini arus dividen dapat diasumsikan sebagai arus kas yang diterima
investor, model diskonto dividen dapat digunakan sebagai pengganti model diskonto arus
kas untuk menghitung nilai saham.
2.4.7
Analisis Teknikal
Analisis teknikal digunakan untuk memperkirakan harga saham dengan jalan
mengamati perubahan harga saham tersebut di waktu yang lalu. Pemikiran yang mendasari
analisis ini adalah:
a. Harga saham mencerminkan informasi yang relevan.
b. Informasi tersebut ditunjukkan oleh perubahan harga di waktu yang lalu.
c. Perubahan harga saham akan mempunyai pola tertentu dan pola tersebut akan
berulang di masa datang.
2.5
Pengaruh Rasio Likuiditas, Rasio Profitabilitas, dan Rasio Aktivitas
Terhadap Harga Saham.
Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
pada masa mendatang dan laba merupakan informasi penting bagi investor sebagai
pertimbangan dalam menanamkan modalnya. Profitabilitas juga merupakan indikator
dari keberhasilan operasi perusahaan.
Profitabilitas suatu perusahaan mencerminkan
tingkat efektivitas yang dicapai oleh suatu operasional perusahaan. Dalam penelitian
Catrinasari (2006) www.docstoc.com terhadap perusahaan perbankan menunjukkan
profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan
keuangan.
Semakin tinggi profitabilitas maka akan semakin tinggi ketepatan waktu
pelaporan keuangan atau sebaliknya, semakin rendah profitabilitas maka ketepatan waktu
pelaporan keuangan akan semakin rendah pula.
Dalam
penelitian
Haryanto
dan
Sugiharto
(www.tsharto@staf.
gunadarma.ac.id) sebelum melakukan investasi saham, individu atau organisasi harus
memastikan bahwa investasi yang dilakukan adalah tepat. Hal ini dapat dilakukan dengan
menerapkan berbagai alternatif cara penilaian apakah saham yang dipilih benar-benar
merupakan saham yang akan mendatangkan pengembalian positif diwaktu yang akan
datang. Salah satu alternatif penilaian investasi adalah analisis secara fundamental atau
berdasarkan performa perusahaan. Rasio profitabilitas yang menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan merupakan salah satu cara untuk
mengetahui performa perusahaan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada
pengaruh rasio profitabilitas – sebagai salah satu indikator performa perusahaan –
terhadap harga saham.
Yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah tujuan perusahaan yang
bergerak dibidang industri minuman yang tercatat dibursa efek jakarta. Data yang
merupakan data sekunder berupa laporan keuangan periode tahun 2000-2001 dan harga
saham pada tahun 2001 dari masing-masing perusahaan. Berdasarkan laporan keuangan
tersebut dihitung pengembalian aset. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) tidak
berpengaruh terhadap harga saham, (2) berpengaruh positif terhadap harga saham.
Download