BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Pengertian Perusahaan Manufaktur Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang dalam kegiatan usahanya membeli bahan baku kemudian mengolah bahan baku dengan mengeluarkan biayabiaya lain menjadi barang jadi yang siap untuk di jual. Perusahaan manufaktur biasanya terdapat produk yang belum selesai dikerjakan. Produk yang belum selesai dikerjakan dinamakan persediaan barang dalam proses. Perusahaan manufaktur memilikit 3 (tiga) unsur persediaan, yaitu persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses (work in process), dan persediaan barang jadi. Kegiatan utama dari perusahaan manufaktur adalah mengolah bahan baku menjadi barang jadi. Proses pengolahan tersebut sebagai proses produksi. Selama proses produksi tentunya dibutuhkan biaya produksi. Biaya produksi adalah biayabiaya yang terjadi dalam proses pengelolahan bahan baku menjadi barang jadi sehingga barang jadi siap untuk dijual. Terdapat 3 (tiga) unsur biaya produksi antara lain biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya-biaya lain selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung untuk menyelesaikan barang jadi. Biaya-biaya lain selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung tersebut sering disebut dengan istilah biaya overhead pabrik. 10 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 11 2.2. Jenis Perusahaan Manufaktur Menurut Darussalam (2013:119), perusahaan manufaktur dapat dibedakan menjadi 4 (empat) jenis sebagai berikut: 1. Toll Manufacturer: cost center Toll manufacturer, atau yang lebih dikenal dengan penyedia jasa maklon, merupakan entitas yang melakukan fungsi manufaktur atas permintaan dari perusahaan induk (manufaktur), di mana yang seluruh pasokan bahan baku untuk proses tersebut disediakan oleh perusahaan induk. Toll manufacturer tidak memiliki hak kepemilikan legal atas bahan baku, namun bahan baku tersebut secara fisik berada padanya untuk kemudian diolah. Kompensasi atas aktivitas toll manufacturing ditentukan dengan menghitung mark-up atas processing cost dari aktivitas tersebut. Skema Toll manufacturer umumnya diklasifikasikan sebagai pusat biaya. 2. Contract manufacturer: cost center Contract manufacturing merupakan suatu bentuk dari outsourcing atas penyediaan jasa manufaktur (misalkan mengolah bahan baku, merakit barang setengah jadi, dan sebagainya) berdasarkan suatu kontrak kesepakatan dengan afiliasi. Perusahaan jenis ini juga mengikuti pesanan dan spesifikasi dari pelanggan (afiliasinya) dalam melakukan jasa manufakturnya. Skema contract manufacturing merupakan skema yang tidak jauh berbeda dengan skema toll manufacturing. Hal yang membedakan adalah ketersediaan bahan baku yang http://digilib.mercubuana.ac.id/ 12 tidak dijamin oleh perusahaan induk. Contract manufacturer melakukan fungsi pengadaan dengan mengelola ketersediaan bahan baku yang dibutuhkan memenuhi pesanan perusahaan induk dalam kurun waktu yang disepakati. Perbedaan lainnya contract manufacturing memiliki suatu kepemilikan atas inventori barang dan risiko yang terkait dengannya. Kompensasi atas proses yang dilakukan oleh contract manufacturer dihitung dengan menambahkan mark-up atas total biaya. Dalam hal ini, contract manufacturer dapat diklasifikasikan sebagai pusat biaya. Manufacturing memiliki suatu kepemilikan atas inventori barang dan risiko yang terkait dengannya. Kompensasi atas proses yang dilakukan oleh contract manufacturer dihitung dengan menambahkan mark-up atas total biaya. Dalam hal ini, contract manufacturer dapat diklasifikasikan sebagai pusat biaya. . 3. Lisenced manufacturer: profit center Licensed manufacturer pada umumnya memproduksi barang jadi berdasarkan suatu lisensi yang diberikan oleh induk perusahaan. Model perusahaan manufaktur ini akan menggunakan aset tidak berwujud yang dimiliki oleh induk perusahaan. Licensed manufacturer diharuskan untuk membayar royalti. Bahan baku serta barang setengah jadi yang dibutuhkan untuk proses produksi tidak disediakan oleh induk perusahaan. Licensed manufacturer akan membeli, mengelola, serta memiliki kepemilikan legal atas bahan baku atau barang setengah jadi tersebut. Risiko yang dihadapi oleh licensed http://digilib.mercubuana.ac.id/ 13 manufacturer umumnya terdiri atas risiko bisnis, risiko persediaan, serta garansi atas produk tersebut. 4. Fully fledged manufacturer: profit center Fully fledged manufacturer melakukan hampir seluruh fungsi-fungsi yang strategic dari penyediaan bahan baku, proses manufaktur, hingga menjual ke customer. Fully fledged manufacturer menghadapi risiko yang signifikan terkait risiko pasar, risiko atas harga, serta melibatkan aset-aset tidak berwujud seperti know how atau brands . Skema ini diklasifikasikan sebagai pusat laba. Berdasarkan penjelasan di atas terkait dengan toll manufacturer dan contract manufacturer, dapat disimpulkan bahwa toll manufacturer tidak memiliki kepemilikan legal atas barang hasil produksinya (dan sering kali juga atas bahan baku) karena seluruhnya disediakan oleh induk perusahaan (principal). Untuk contract manufacturer, bahan baku tidak selalu disediakan oleh principal. Contract manufacturer bisa saja mendapatkan return yang lebih tinggi karena adanya kontrol atas bahan baku. Contract manufacturer dan toll manufacturer cenderung dikompensasi dengan fungsi rutin yang mereka kerjakan. Akan tetapi, contract manufacturer cenderung mendapatkan kompensasi yang lebih tinggi dari toll manufacturer karena mereka juga membeli dan mengelola persediaan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 14 2.3. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dikelompokkan menjadi 3 (tiga) sektor yaitu: 1. Sektor Industri dasar dan kimia 2. Sektor Aneka Industri 3. Sektor Industri Barang Konsumsi http://digilib.mercubuana.ac.id/