IV. Metodologi / Pemecahan Masalah Metodologi dalam pembangunan sebuah model CRM pada sebuah organisasi yang telah memiliki sistem informasi legacy, menurut Ismail Syed Mohammad, seorang konsultan dalam artikelnya pada CRM forum Resources. Pada kondisi ini pembangunan model CRM lebih ditekankan pada integrasi sistem informasi yang telah berjalan di perusahaan tersebut setelah itu tahapan berikutnya adalah meletakkan desain CRM pada sistem yang telah terintegrasi. Pola ini akan memaksimalkan penggunaan teknologi informasi yang telah ada pada sistem berjalan, sehingga pengembangan CRM tidak perlu dimulai dari tahapan yang paling dasar tetapi langsung pada pondasi yang telah dibangun pada teknologi informasi yang telah ada. Beberapa tantangan yang dihadapi organisasi yang telah mempunyai basis teknologi informasi berjalan dalam mengimplementasikan CRM adalah sebagai berikut : (Mohammad, 2000, pp 1) 1. CRM dan solusi eBusiness dihadapkan pada definisi yang berorientasi pada pelanggan sebagai titik awal. 2. Sistem back office yang telah berjalan, berorientasi tidak pada pelanggan tetapi lebih kepada fungsi. 3. Menggantikan sistem berjalan dengan aplikasi canggih yang siap untuk diimplementasikan merupakan pengeluaran yang besar bagi organisasi. 4. Isu perawatan yang cukup besar apabila terjadi perubahan proses bisnis. Tantangan ini perlu dijawab dengan menggunakan metodologi untuk tetap dapat menggunakan infrastruktur pada teknologi informasi yang telah berjalan dengan cara mengintegrasikannya menuju pada dukungan ke sistem yang berorientasi pada pelanggan. Kebutuhan dari sistem terintegrasi yang berfokuskan pada end to end, harus memiliki feature sebagai berikut : 1. Explore Tahapan ini bertujuan untuk melakukan pemahaman terhadap kebutuhan dari integrasi yang diperlukan. Kebutuhan di sini didefinisikan sebagai pemahaman terhadap jenis informasi apa yang perlu diintegrasikan termasuk di dalamnya pengaruh dari integrasi ini pada proses bisnis yang berjalan. Proses pengumpulan pemahaman dilakukan dengan melakukan pengumpulan kebutuhan user dengan menggunakan business use case sebagai dokumentasi dari kebutuhan informasi yang akan diintegrasikan. Hasil dari fase pertama adalah dokumen kebutuhan sistem dan model bisnis. Dokumen ini akan memberikan proses-proses yang perlu untuk diotomatisasi oleh organisasi dan level cakupan model data yang akan memberikan aliran informasi dari berbagai sistem yang perlu diintegrasikan. 2. Extract Hasil dari fase pertama berupa informasi yang diperlukan oleh sistem CRM dan jenis informasi ini sangat penting dilihat dari sisi pengembangan model data yang akan digunakan oleh sistem CRM. Karena sistem berjalan yang telah ada dapat berasal dari sumber aplikasi yang berbeda yang dikembangkan berdasarkan keperluan pada waktu itu, maka kemungkinan informasi yang ada akan sangat bersifat tidak konsisten. Pada fase kedua ini sumber-sumber data akan diindentifikasi dan dilakukan pemetaan dengan menggunakan analisis metadata menuju ke model data yang baru yang akan digunakan oleh sistem CRM. Keluaran dari fase ini adalah sebuah basis data integrasi serta metadata berupa strategi transformasi data yang diperlukan untuk memetakan sumber data ke tujuan data. 3. Evolve Proses yaang akan dilakukan di fase ketiga ini akan berkonsentrasi pada pembangunan model bisnis yang berbasiskan pada kebutuhan integrasi yang telah dilakukan sebelumnya. Proses bisnis yang telah diolah ini merupakan proses bisnis yang nantinya akan diimplementasikan pada sistem CRM. Tahapan ini diperlukan validasi model proses bisnis yang dibangun terhadap pemilik data dan sudut pandang dari pemakai sistem CRM. Hasil dari fase ini adalah model data bisnis dengan pembagian proses bisnis pada masingmasing area seperti area bisnis proses, area back end dan front end. 4. Examine Fase keempat merupakan proses untuk melakukan pemilihan terhadap arsitektur pengembangan sistem yang dapat digunakan untuk melakukan integrasi sistem pada sistem berjalan maupun perangkat bantu untuk melakukan transfer data. Fase ini lebih banyak pada analisis teknologi yang memperhitungkan teknologi yang telah tersedia pada sistem berjalan dengan teknologi yang akan digunakan untuk integrasi dengan memperhitungkan faktor biaya dan waktu dalam mengimplementasikan sistem. Keluaran dari sistem adalah sebuah arsitektur teknologi informasi yang akan digunakan untuk mengimplementasikan sistem CRM. 5. Deploy Untuk melakukan pengembangan sistem CRM dengan teknologi yang telah dipilih digunakan model pengembagan sistem dengan metodologi dengan pendekatan Prototyping untuk memberikan kemudahan pada proses pengembangan lebih lanjut dan pengembangan yang bersifat bertahap. Dengan pendekatan ini sistem CRM yang bersifat kompleks dan luas akan dibagi menjadi sub sistem yang lebih kecil dengan implementasi yang akan dilakukan secara bertahap dan interaktif. Analisis bisnis model menggunakan model five competitive forces ini untuk melihat posisi perusahaan dalam situasi kompetisi sekarang ini. Hasil dari analisis ini akan memberikan pola dasar pemikiran dalam penerapan strategi teknologi yang tepat untuk diterapkan dalam organisasi dalam menghadapi tekanan persaingan dan meningkatkan keunggulan bersaing. Proses survei dilakukan untuk mendapatkan kebutuhan informasi dan kondisi di lapangan dengan pelanggan yang dijadikan acuan di sini. Survei dilakukan kepada masing-masing pelanggan dengan menggunakan teknik wawancara karena cepat dan juga efisien, dengan perincian sebagai berikut : 1. Untuk entitas pelanggan, dilakukan wawancara terhadap pelanggan-pelanggan yang paling sering menggunakan jada perusahaan PT. XYZ. Yaitu diambil sekitar 20 pelanggan. 2. Untuk entitas karyawan, sampling dilakukan pada 10 karyawan yang berada di dalam perusahaan. Cara yang digunakan sama, yaitu dengan wawancara. Analisis value chain merupakan metode yang efektif untuk melakukan identifikasi terhadap peluang peningkatan keunggulan bersaing teknologi informasi melalui analisis sistematis dari serangkai kegiatan yang masing-masing terkait untuk dapat memberikan sebuah produk maupun jasa kepada pelanggan. Penggunaan teknologi informasi dapat mempengaruhi proses-proses yang telah teridentifikasi tersebut dengan cara meningkatkan efektifitas, melakukan perubahan secara fundamental terhadap aktivitas yang ada, maupun mengubah hubungan antar aktivitas (Applegate, 1999, pp 71). Analisis proses bisnis menggunakan Value Chain Analysis ini digunakan untuk mengidentifikasi proses internal dalam organisasi yang dapat digunakan untuk meningkatkan keunggulan bersaing dari organisasi dengan menggunakan teknologi informasi. Hasil dari analisis ini adalah proses-proses bisnis yang berkaitan dengan pembentukan nilai bagi pelanggan. Analisis proses bisnis menggunakan Work-Centered Analysis ini digunakan untuk mengindentifikasi proses bisnis dalam internal organisasi, yang dapat ditingkatkan dalam rangka meningkatkan kepuasan pelanggan sebagai peningkatan keunggulan strategis dari organisasi tersebut. Hasil dari analisis ini adalah prosesproses yang berkaitan dengan peningkatan kepuasan pelanggan dengan menggunakan teknologi informasi sebagai sarana peningkatan keunggulan strategis dari PT. XYZ. Secara umum WCA dilakukan dengan menggunakan 4 langkah dalam proses melakukan analisis proses bisnis yang ada dalam organisasi dan bagaimana melakukan optimasi dengan menggunakan teknologi informasi. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut : (Alter, 1996, pp 68) 1. Menentukan ruang lingkup dan tujuan dari analisis. Langkah ini memberikan pembatasan terhadap permasalahan yang akan dianalisis dan dipecahkan. 2. Mendeskripsikan situasi saat ini. Langkah kedua merupakan penggambaran kondisi yang telah berjalan dalam organisasi dari sudut pandang 6 elemen WCA. 3. Merancang peningkatan proses yang potensial. Langkah ketiga dilakukan dengan mengindentifikasi dari proses pada bisnis pada langkah kedua yang dapat ditingkatkan dengan menggunakan teknologi teknologi informasi. 4. Melakukan pemilihan terhadap alternatif solusi yang ada. Langkah keempat dapat dilakukan apabila pada langkah ketiga terdapat lebih dari 1 solusi. Selanjutnya adalah analisis model Business Use Case akan dilakukan identifikasi aktivitas dan sub proses rinci pada masing – masing proses bisnis tersebut. Tujuannya adalah untuk melihat secara rinci bagaimana sebuah proses yang berkaitan dengan pelanggan dilakukan. Dan hasilnya bisa digunakan untuk dasar digitalisasi aktivitas – aktivitas tersebut dengan menggunakan teknologi informasi. Dari metode – metode di atas di dapat hasil dari CRM yang akan dirancang untuk memudahkan akses pelanggan baik administrasi maupun transaksi yang dapat dilihat pada hasil di bawah ini.