Jurnal Ilmu Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 16 Pages ISSN 2302-0199 pp. 147- 162 PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KEPUASAN KERJA SERTA KOMITMEN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN KEKAYAAN ACEH Edi Mauliza1, Muklis2, Yunus Amri2 1) Magister Manajemen Pascasarjana Universyitas Syiah Kuala Banda Aceh 2) Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Abstract: The purpose of this study was to determine the circumstances of the personality, job satisfaction and employee commitment to the Office of Finance and Wealth Management Aceh, the effect of personality, job satisfaction and commitment to the Financial Management Service employee performance and richness of Aceh, either simultaneously or partially. Location of the study was conducted at the Department of Finance and Wealth Management of Aceh with the object of research on the effects of personality, job satisfaction and organizational commitment to the performance of employees in the Department of Finance and Wealth Management Aceh. The results showed that the personality, job satisfaction, organizational commitment and employee performance Finance and Wealth Management Office in Aceh has been going well. While the test results either simultaneously or partially show the personality variables, job satisfaction and organizational commitment, have a significant impact on employee performance improvement Finance and Wealth Management Office in Aceh. While the dominant variables that affect employee performance improvement Finance and Wealth Management Office in Aceh is the commitment of the organization, this is because the variable of organizational commitment has a regression coefficient value is greater than the variables in this study. To improve the performance of an employee then the head of each head section must be fully aware of the employee's personality, their level of job satisfaction and commitment to employees of the Department of Finance and Wealth Management of Aceh. Keywords : personality, job satisfaction, employee commitment Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keadaan tentang kepribadian, kepuasan kerja dan komitmen pegawai Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Aceh, mengetahui pengaruh kepribadian, kepuasan kerja dan komitmen terhadap kinerja pegawai Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Aceh, baik secara simultan maupun secara parsial. Lokasi penelitian ini dilakukan pada Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Aceh dengan objek penelitian mengenai pengaruh kepribadian, kepuasan kerja dan komitmen organisasi terhadap kinerja pegawai di Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Aceh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepribadian, kepuasan kerja, komitmen organisasi dan kinerja pegawai Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Aceh sudah berjalan dengan baik. Sedangkan hasil pengujian baik secara simultan maupun secara parsial menunjukkan variabel kepribadian, kepuasan kerja dan komitmen organisasi, mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap peningkatan kinerja pegawai Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Aceh. Sedangkan variabel dominan yang berpengaruh terhadap peningkatan kinerja pegawai Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Aceh adalah komitmen organisasi, hal ini karena variabel komitmen organisasi mempunyai nilai koefisien regresi lebih besar dibandingkan dengan variabel dalam penelitian ini. Untuk meningkatkan kinerja pegawai maka pihak pimpinan dari masing-masing kepala bagian harus benar-benar mengetahui tentang kepribadian pegawai, tingkat kepuasan kerja yang mereka dapat maupun komitmen pegawai terhadap Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Aceh. Kata kunci : kepribadian, kepuasan kerja, komitmen pegawai 147 - Volume 1, No. 1, Agustus 2012 Jurnal Ilmu Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Kinerja pegawai pada Dinas Pengelolaan organisasi-organisasi di seluruh dunia telah Keuangan Dan Kekayaan Aceh, pada akhir- bergeser dari bekerja secara individual menjadi akhir ini menunjukkan pada kinerja yang bekerja secara tim (teams work). Efektivitas dan kurang kinerja sesuai dengan harapan pimpinan tim ditentukan oleh kemampuan terutama dalam mencapai kinerja organisasi. anggota tim bekerja dalam tim (teams work). Rendahnya kinerja pegawai dapat dilihat dari Akan tetapi tidak semua orang mampu bekerja tidak tercapainya realisasi anggaran dari target dalam tim, karena memerlukan kemampuan yang telah ditetapkan oleh pimpinan dan juga individu untuk berkomunikasi secara terbuka masih rendahnya dan jujur, bekerja sama dengan orang lain, tingkat pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. membagi informasi, mengakui perbedaan dan Tidak tercapainya realisasi dari target pekerjaan yang telah ditetapkan oleh pegawai Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Aceh dalam penelitian menekan tujuan pribadi demi tujuan tim. Kesulitan bekerja dalam tim terutama kemungkinan dialami oleh banyak karyawan di negara-negara disebabkan oleh faktor kepribadian pegawai Barat, karena budaya nasional mereka yang yang masih kurang menunjukkan terhadap sangat individualistik. Tambahan pula, sebelum sikap mental pegawai dalam melaksanakan menerapkan tim kerja, lingkungan kerja di tugas dan tanggung jawabnya sepenuh hati dan negara-negara barat bersifat kompetitif yang masih menghargai pencapaian individual (Robbins, rendahnya ini mampu menyelesaikan konflik, serta dapat pengorbanan pegawai terhadap organisasi. Mengenai kepuasan kerja 2007). Oleh karena itu, pegawai juga dirasakan masih relatif kurang berkembang di negara-negara yang mempunyai puas, hal ini dapat dilihat dari sikap pegawai nilai kolektivistik tinggi. Menurut Hofstede dalam memandang setiap pekerjaan yang (2001), Indonesia adalah salah satu negara yang diberikan oleh pimpinan, pegawai masih kurang mempunyai nilai kolektivistik tinggi dimana merasa bahagia maupun faktor kompensasi kepentingan yang diterima pegawai tidak sesuai dengan kepentingan individu, sehingga dapat dikatakan beban tanggung jawab pegawai. Sedangkan sistem tim kerja berkembang dengan baik di berkaitan dengan komitmen pegawai juga Indonesia. kelompok tim diharapkan berada di atas dirasakan masih rendah, hal ini dapat dilihat Setiap organisasi dituntut untuk selalu sikap pegawai yang belum merasa bangga berinovasi sesuai dengan tren saat ini. Faktor- terhadap organisasi, masih rendahnya tingkata faktor seperti ketatnya persaingan dan teknologi kesetiaan pegawai terhadap organisasi maupun informasi yang semakin canggih menuntut masih organisasi untuk menjadi kreatif dan inovatif. rendahnya nilai-nilai kepercayaan pegawai terhadap organisasi. Akhir-akhir ini dinamika Organisasi yang selalu inovatif dan kreatif kerja di selalu memiliki visi masa depan yang terencana Volume 1, No. 1, Agustus 2012 - 148 Jurnal Ilmu Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala dan terukur. Oleh karena itu, organisasi harus dapat bisa sehingga tidak menghambat tujuan organisasi mengimplementasikan visi tersebut menjadi misi yang harus dijalankan di tiap dan memanfaatkannya yang ingin dicapai. bagian, salah satunya adalah kinerja kreatif organisasi. mengelola Untuk mencapai kinerja kreatif, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Salah Kinerja menjadi hal yang penting dalam organisasi. Menurut Mangkunegara (1990) kepribadian itu mempunyai arti yang (2000) kinerja adalah hasil kerja secara kualitas lebih dari pada hanya sekedar sifat menarik dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang yang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dimilikinya. Sifat tersebut bermacam-macam. dengan Seperti yang berkenaan dengan cara orang tanggung kepadanya. Prabu satunya adalah kepribadian. Menurut Mahmud jawab yang Mangkuprawira diberikan dari semua sifat yang juga berbuat, menggambarkan sikap, berhubungan menjelaskan bahwa kinerja adalah hasil atau dengan minat, dan temperamen emosionil. tingkat George dan Zhou (2001) dalam Williams keberhasilan (2007) tersusun seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam (2004) melaksanakan kepribadian yang terkait dengan kinerja kreatif tugas dibandingkan dengan menjelaskan organisasi bahwa adalah salah satu berbagai kemungkinan, seperti standar hasil dalam keterbukaan kerja, target atau sasaran yang telah ditentukan keterbukaan pada pengalaman. Dalam suatu terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. organisasi pasti ada beberapa individu yang Sumber daya manusia merupakan faktor mempunyai sikap terbuka dalam segala hal. terpenting dalam setiap kegiatan perusahaan, Individu yang terbuka tersebut cenderung lebih karena bagaimanapun canggihnya teknologi kreatif daripada anggota organisasi yang lain. yang digunakan tanpa didukung oleh manusia Selain keterbukaan terhadap pengalaman, ciri sebagai pelaksana kegiatan operasionalnya kepribadian lain yang menjadi bagian dari lima tidak akan mampu menghasilkan output yang model utama personalitas adalah ekstraversi, sesuai dengan tingkat efisiensi yang diharapkan. neurotisisme, daya terima, dan sifat kehati- Peran sumber daya manusia dalam organisasi hatian. sebenarnya dikenalnya keterbukaan terhadap pengalaman menjadi organisasi sebagai wadah usaha bersama dalam elemen penting untuk mencapai kinerja kreatif mencapai dalam organisasi. macam sudah suatu individu ada tujuan. yang saat Dengan ada berbagai dalam suatu Dari 5 model utama tersebut, Sedangkan faktor kepuasan kerja pegawai organisasi, dimana terdapat perbedaan dalam pada latar belakang seseorang seperti pendidikan, Kekayaan Aceh, belum sepenuhnya dapat pengalaman, merasakan ekonomi, status, kebutuhan, harapan menuntut pimpinan perusahaan untuk 149 - Volume 1, No. 1, Agustus 2012 Dinas Pengelolaan kepuasan Keuangan sebagaimana dan yang diharapkan oleh pegawai, hal ini dapat dilihat Jurnal Ilmu Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala dari masih rendahnya kinerja pegawai dalam baik. Di sisi lain, kemampuan pemimpin dalam mencapai menggerakkan dan memberdayakan karyawan target organisasi, sebagaimana tercantum dalam tugas dan fungsi organisasi yaitu Dinas Kekayaan Pengelolaan Aceh sesuai Keuangan dengan Dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. akan mempengaruhi kinerja. Menurut Waldman (1994) kinerja merupakan gabungan perilaku dengan prestasi dari apa yang diharapkan dan pilihannya atau Selain itu faktor ketidakpuasan kerja bagian syarat-syarat tugas yang ada pada pegawai juga dapat dilihat dari berbagai masing-masing indikator walaupun pada dasarnya kepuasan Sedangkan menurut Mangkunegara (2005) kerja sulit untuk diukur secara kuantitatif, kinerja dapat didefinfisikan sebagai hasil kerja seperti tingkat kesejahteraan pegawai yang secara kualitas dan kuantitas yang dapat dicapai belum sesuai harapan pegawai, job deskription oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan pegawai yang tidak sesuai dengan latar tugas sesuai dengan tanggung jawab yang belakang faktor diberikan kepadanya. Soeprihantono (1988) kepemimpinan yang cenderung otoriter dan mengatakan bahwa kinerja merupakan hasil tidak mendukung bawahan dalam menjalankan pekerjaan seorang karyawan selama periode tugas. tertentu pendidikan maupun Sedangkan komitmen organisasi pegawai individu dibandingkan kemungkinan, dalam organisasi. dengan berbagai misalnya standard, dirasakan masih rendah, hal ini dapat dilihat target/sasaran/kriteria yang telah ditentukan sikap pegawai yang belum merasa bangga terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. terhadap organisasi, masih rendahnya tingkata Kinerja merupakan hasil atau tingkatan kesetiaan pegawai terhadap organisasi maupun keberhasilan masih kepercayaan selama periode tertentu dalam melaksanakan pegawai terhadap organisasi Dinas Pengelolaan tugas dibandingkan dengan standar hasil kerja, Keuangan dan Kekayaan Aceh. target atau sasaran atau kriteria yang telah rendahnya nilai-nilai seseorang secara keseluruhan ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati TINJAUAN PUSTAKA bersama (Rivai, 2005). Lebih lanjut Rivai Kinerja Keberhasilan suatu organisasi dipengaruhi menyatakan bahwa kinerja tidak berdiri sendiri oleh kinerja (job performance) karyawan, untuk tapi berhubungan dengan kepuasan kerja dan itu setiap perusahaan akan berusaha untuk kompensasi, dipengaruhi oleh ketrampilan, meningkatkan dalam kemampuan dan sifat – sifat individu. Dengan telah kata lain kinerja ditentukan oleh kemampuan, ditetapkan. Budaya organisasi yang tumbuh dan keinginan dan lingkungan. Oleh karena itu agar terpelihara dengan baik akan mampu memacu mempunyai kinerja yang baik, seseorang harus organisasi ke arah perkembangan yang lebih mempunyai mencapai kinerja tujuan karyawannya organisasi yang keinginan yang tinggi Volume 1, No. 1, Agustus 2012 untuk - 150 Jurnal Ilmu Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala mengerjakan dan mengetahui pekerjaannya meningkatkan keuntungan dan mengurangi serta dapat ditingkatkan apabila ada kesesuaian kerugian. antara pekerjaan dan kemampuan. melaksanakan Menurut Simanjuntak (2001) kinerja (5) menghindari Kemandirian, kerja hasil tanpa yang yaitu dapat bantuan guna merugikan. (6) dipengaruhi oleh: Komitmen kerja, yaitu komitmen kerja antara 1 Kualitas dan kemapuan pegawai. Yaitu hal pegawai dengan organisasinya dan (7) tanggung – jawab pegawai terhadap organisasinya. hal yang berhubungan dengan pendidikan/pelatihan, etos kerja, motivasi 2 prestasi kerja (performance kerja, sikap mental dan kondisi fisik appraisal) merupakan salah satu tugas yang pegawai. paling penting bagi setiap manager yang diakui Sarana pendukung, yang pula bahwa banyak kesulitan dialami dalam berhubungan dengan lingkungan kerja menanganinya secara memadai. Tidaklah selalu (keselamatan kerja, kesehatan kerja, sarana mudah untuk menilai prestasi seorang karyawan produksi, teknologi) dan hal –hal yang secara akurat dan lagi pula serba sulit untuk berhubungan menyampaikan hasil penelitian kepada yang pegawai 3 Penilaian yaitu dengan (upah/gaji, hal kesejahteraan jaminan sosial, bersangkutan tanpa menimbulkan rasa kecewa keamanan kerja). baginya. Masalah yang dihadapi manajer adalah Supra sarana, yaitu hal – hal yang bagaimana menilai kemampuan-kemampuan berhubungan tenaga kerja pada saat ini sehubungan dengan pemerintah dengan dan kebijaksanaan hubungan industrial manajemen. persyaratan-persyaratan sekarang maupun pada waktu-waktu mendatang. Selanjutnya, Hoy & Miskel (2005 : 216), Soedjono (2005) menyebutkan 6 (enam) berpendapat bahwa kinerja merupakan fungsi kriteria yang dapat digunakan untuk mengukur dari pada kemampuan dan motivasi, dengan kinerja pegawai secara individu yakni: (1) formulasinya : performance = f (ability Kualitas. Hasil pekerjaan yang dilakukan motivation). Untuk mendapatkan gambaran mendekati sempurna atau memenuhi tujuan tentang yang diharapkan dari pekerjaan tersebut. (2) pengkajian khusus tentang kemampuan dan Kuantitas. Jumlah yang dihasilkan atau jumlah motivasi/kemauan. kinerja seseorang, maka x perlu aktivitas yang dapat diselesaikan. (3) Ketepatan Usman (2009 : 488), menyebutkan kinerja waktu, yaitu dapat menyelesaikan pada waktu merupakan suatu usaha yang dilakukan dalam yang telah ditetapkan serta memaksimalkan rangka mencapai prestasi kerja yang lebih baik waktu yang tersedia untuk aktivitas yang lain. dalam satuan waktu yang telah ditentukan (4) Efektivitas. Pemanfaatan secara maksimal dengan kriteria tertentu pula. Satuan waktu sumber daya yang ada pada organisasi untuk yang ditentukan bisa satu tahun, dua tahun, 151 - Volume 1, No. 1, Agustus 2012 Jurnal Ilmu Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala bahkan lima tahun atau lebih. ditentukan oleh persyaratan ditetapkan oleh pihak Kriteria kekurangan dan kelebihan-kelebihan yang yang telah dimiliki oleh Pegawai Negeri Sipil yang berwenang yang bersangkutan dalam melaksana-kan tugasnya. mengadakan penilaian atau pengukuran kinerja. Hasil penilaian kinerja digunakan sebagai Mangkunegara (2005 : 312), juga bahan pertimbangan dalam pembinaan Pegawai menyebutkan bahwa kinerja adalah prestasi Negeri atau kemampuan yang dicapai oleh seseorang kenaikan pangkat, pengangkatan dalam jabatan, dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan pendidikan dan pelatihan, serta pemberian tanggung jawab yang diberikan kepadanya dan penghargaan. Penilaian kinerja Pegawai Negeri sesuai dengan standar kerja yang ditetapkan Sipil untuk Pemerintah Nomor 10 Tahun 1979 tentang mencapai suatu tujuan di dalam organisasi. Sipil, dilaksanakan Penilaian Menurut Rivai dan Basri ( 2005 : 15), antara lain pengangkatan, berdasarkan Pelaksanaan Peraturan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan. Untuk menyelesaikan tugas Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai atau pekerjaan, seseorang harus memiliki Negeri Sipil derajat kesediaan dan tingkat kemampuan Pengertian penilaian pelaksanaan tertentu. Kesediaan dan ketrampilan seseorang pekerjaan pegawai negeri sipil berdasarkan PP tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan No. 10 1979, pada bab 1 pasal 1 adalah: hasil sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang Penilaian apa Pegawai Negeri Sipil dalam jangka waktu 1 yang dikerjakan mengerjakannya. Kinerja dan bagaimana merujuk kepada keberhasilan dalam melaksanakan tugas serta Pelaksanaan Pekerjaan seorang (satu) tahun yang dibuat oleh Pejabat Penilai; Unsur-unsur yang dinilai dalam kemampuan untuk mencapai tujuan yang melaksanakan penilaian pelaksanaan pekerjaan, ditetapkan dan dapat dinyatakan baik atau pada pasal 4 ayat 2 PP No. 10 Tahun 1979 sukses jika tujuan yang diinginkan dapat adalah: dicapai dengan baik, efektif dan efesien. 1. Kesetiaan; Sedangkan menurut Badan Administrasi 2. Prestasi kerja; dan Kepegawaian Negara (BAKN) (2012) 3. Tanggungjawab; Penilaian kinerja Pegawai Negeri Sipil, adalah 4. Ketaatan; penilaian secara periodik pelaksanaan pekerjaan 5. Kejujuran; seorang Pegawai Negeri Sipil. Tujuan penilaian 6. Kerjasama; kinerja adalah untuk mengetahui keberhasilan 7. Prakarsa; dan atau ketidak berhasilan seorang Pegawai Negeri 8. Kepemimpian. Sipil, dan untuk mengetahui kekuranganVolume 1, No. 1, Agustus 2012 - 152 Jurnal Ilmu Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 1. Kesetiaan merupakan kesetiaan, ketaatan, menyalahgunakan dan pengabdian kepad Pancasila, UndangUndang Dasar pemerintah. 1945, Pada Negara, dan umumnya wewenang yang diberikan kepadanya. 6. Kerjasama, adalah kemampuan seorang yang Pegawai Negeri Sipil untuk bekerja dimaksud dengan kesetiaan adalah tekad bersama-saman dengan orang lain dalam dan kesanggupan mentaati melaksanakan, menyelesaiakan dan mengamalkan sesuatu yang disetiai ditentukan, sehingga mencapai dayaguna dengan dan hasilguna yang sebesar-besarnya. penuh kesadaran dan tanggungjawab. Tekad dan kesanggupan 7. Prakarsa, sesuatu adalah tugas kemampuan yang seorang tersebut harus dibuktikan dalam sikap dan Pegawai Negeri Sipil untuk mengambil tingkah keputusan, langkah-langkah atau melaksanakan sesuatu yang laku seharihari serta dalam perbuatan dalam melaksanakan tugas. tindakan 2. Prestasi Kerja merupakan adalah hasil diperlukan dalam melaksanakan tugas kerja yang dicapai oleh seorang Pegawai pokok tanpa menunggu perintah dari Negeri Sipil dalam melaksanakan tugas atasan. yang dibebankan kepadanya. 3. Tanggungjawab seorang adalah Pegawai 8. Kepemimpinan, kesanggupan Negeri adalah seorang Pegawai Sipil Negeri kemampuan Sipil untuk myakinkan orang lain sehingga dapat menyelesaikan pekerjaan yang diserahkan dikerahkan secara maksimal kepadanya dengan sebaik-baiknya dan melaksanakan tugas pokok. untuk tepat pada waktunya serta berani memikul resiko atas keputusan yang diambilnya Pengukuran Kinerja atau tindakan yang dilakukannya. Pengukuran kinerja digunakan sebagai 4. Ketaatan adalah kesanggupan seorang dasar untuk menilai keberhasilan dan kegagalan Pegawai Negeri Sipil untuk mentaati pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan segala peraturan perundang-undangan dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka peraturan kedinasan mewujudkan visi dan misi suatu organisasi mentaati perintah yang berlaku, kedinasan yang (instansi). diberikan oleh atasan yang berwenang Pengukuran dimaksud merupakan hasil serta kesanggupan untuk tidak melanggar dari suatu penilaian yang sistematik dan larangan yang ditentukan. didasarkan pada kelompok indikator kinerja 5. Kejujuran, adalah ketulusan hati seorang Pegawai Negeri Sipil dalam melaksanakan tugas dan kemampuan untuk tidak yang berupa indikator-indikator masukan, keluaran, hasil, manfaat dan dampak. Menurut buku panduan Lembaga Administrasi Negara R.I (1993 : 4), pengertian 153 - Volume 1, No. 1, Agustus 2012 Jurnal Ilmu Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala pengukuran kinerja proses kepribadian yang merupakan kecenderungan sistematis dan berkesinambungan untuk menilai emosional, kognitif, dan tingkah laku, yang keberhasilan pelaksanaan bersifat menetap dan ditampilkan individu kegiatan sesuai dengan program, kebijakan, sebagai respons terhadap berbagai situasi sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam lingkungan Westen, (2002). dan adalah suatu kegagalan mewujudkan visi dan misi dan strategi instansi Menurut Liche Seniati, (2006), taksonomi pemerintah. Proses ini dimaksudkan untuk kepribadian lima besar merupakan assessment menilai pencapaian setiap indikator kinerja yang komprehensif dari kepribadian dimana guna tentang individu mempersepsikan bagaimana dirinya keberhasilan dan kegagalan pencapaian tujuan sendiri serta bagaimana hubungan dirinya dan sasaran. Selanjutnya dilakukan pula analisis dengan orang lain. Penilaian dalam kepribadian akuntabilitas kinerja yang menggambarkan lima besar tidak menghasilkan satu trait tunggal keterkaitan pencapaian kinerja kegiatan dengan yang dominan, tetapi menunjukkan seberapa program rangka kuat setiap trait dalam diri seseorang. Kelima mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi trait kepribadian tersebut adalah: neuroticism sebagaimana yang ditetapkan dalam rencana (gangguan strategik keras), openness to experience (pengalaman), memberikan dan gambaran kebijakan dalam Menurut Wibisono (2006 : 193), bahwa emosional), agreeableness extraversion (kerja (persetujuan), serta pengukuran kinerja hanyalah merupakan titik conscientiousness (ketelitian). Pada penelitian awal untuk menganalisis lebih jauh. Dalam ini, trait neuroticism tidak digunakan karena prakteknya sering kali penjelasan kualitatif responden diberikan oleh manajer terhadap penyimpangan memiliki gangguan emosional yang berat. kinerja yang terjadi walaupun penjelasan ini Trait penelitian diperkirakan kepribadian seseorang tidak juga masuk akal dan logis. Pengukuran kinerja juga berhubungan dengan kualitas sumber daya sering kali hanya sebuah aktivitas rutin tanpa manusia yang dapat ditingkatkan kualitasnya adanya penekanan menindak lanjuti hasil untuk berbagai keperluan, antara lain adalah, pengukuran yang didapatkan, dan Sedarmayanti, (2005:19): hakikatnya hanya memberikan pandangan pada 1. Menyiapkan seseorang agar pada saatnya bahwa terdapat perbedaan kinerja yang dicapai dihari tugas tertentu akan mampu diserahi saat ini dengan target yang diharapkan. Tetapi tugas yang sesuai. tidak memberikan arahan mengapa perbedaan 2. Memperbaiki kondisi seseorang yang itu terjadi dan lebih jauh lagi, tidak memberikan sudah menghadapi tugas tertentu, sehingga cara dalam penyelesaian perbedaan tersebut. merasa ada kekurangan pada dirinya diharapkan mampu mengemban tugas Kepribadian sebagaimana mestinya. Trait kepribadian merupakan dimensi dari Volume 1, No. 1, Agustus 2012 - 154 Jurnal Ilmu Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 3. 4. Mempersiapkan seseorang untuk diberi pengembangan tugas tertentu yang sudah pasti syaratnya perkembangan serta kemampuan ilmu dan lebih berat teknologi dalam bentuk inovasi yang tidak dari tugas yang sedang 6. disesuaikan dengan dikerjakannya. dapat terlepas dari program perencanaan tenaga Melengkapi seseorang dengan hal-hal yang kerja, sehingga sumber daya manusia tidak lagi mungkin timbul di sekitar tugasnya, baik menjadi beban tetapi merupakan aset nasional langsung yang mampu bekerja secara produktif. Artinya mapun berpengaruh 5. yang tidak terhadap langsung pelaksanaan dalam peningkatan kualitas kemampuan tugasnya. profesional sumber daya manusia merupakan Menyesuaikan seseorang kepada tugas proses yang berlanjut dari pendidikan, pelatihan yang karena kerja dan pengembangan yang terus mengalami berubahnya syarat untuk mengerjakan perubahan dinamis sesuai dengan kemajuan tugas atau pekerjaan secara sebagian atau ilmu dan teknologi serta tuntutan zaman. Hal seluruhnya. tersebut memberikan suatu gambaran bahwa Menambah keyakinan dan percaya diri dalam pada seseorang bahwa dia adalah orang kemampuan profesional sumber daya manusia yang sesuai untuk tugas yang sedang adalah bagian dari perencanaan tenaga kerja dihadapinya. dalam suatu sistem nasional, memerlukan mengalami perubahan program peningkatan kualitas, adanya suatu keterpaduan dan arah yang jelas Sebagai penggerak pembangunan, sumber serta berkelanjutan dalam jalur pendidikan dan daya manusia dituntut untuk mengawasi semua latihan kerja.selain itu perlu didorong pula oleh tantangan mampu perubahan sistem nilai, pendukung produktifitas memanfaatkan peluang serta dapat memenuhi seperti etos kerja, disiplin, motivasi dan tuntutan kebutuhan khususnya yang ada atau orientasi ke masa depan yang lebih baik. datang dan dari diharapkan lingkugan kerjanya. Dengan demikian, sumber daya manusia setiap saat akan mendapat rintangan sampai sumber daya manusia tersebut mampu mengembangkan potensi yang ada ditambah upaya lain dalam kaitannya dengan kemampuan peningkatan sekaligus kualitas mendukung kualitas kemampuan profesional sumber daya manusia melalui program pendidikan, Menurut Keith Davis dalam Anwar (2001 : 117) mengemukakan bahwa “job satisfaction is the favorableness or unfavorableness with employees view their work’ (kepuasan kerja adalah perasaan menyokong atau pelatihan dan bekerja). Wexly dan Yuki; mendefinisikan kepuasan kerja “is the way an employee feels about his or his job” (adalah cara pegawai merasakan dirinya atau pekerjaannya). 155 - tidak menyokong yang dialami pegawai dalam produktivitas perusahaan. Peningkatan Kepuasan Kerja Volume 1, No. 1, Agustus 2012 Jurnal Ilmu Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Anwar (2001 : 117), Kepuasan kerja merupakan sikap emosional yang ada hubungannya dengan pekerjaan yang sering dilakukannya”. menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Berdasarkan beberapa pendapat diatas Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja kedisiplinan, dan prestasi kerja. Kepuasan kerja mengandung arti yang sangat penting, baik dari dapat sisi karyawan maupun organisasi ataupun bagi dinikmati dalam pekerjaan, luar pekerjaan, dan kombinasi dalam dan luar masyarakat secara umum. pekerjaan. Kepuasan dalam pekerjaan adalah kepusasan kerja yang dalam kepuasan kerja karyawan yang dinikmati di luar pekerjaan dengan memperoleh pujian hasil pekerjaan dengan besarnya balas jasa yang akan kerja, penempatan, perlakuan, peralatan, dan diterima dari hasil kerjanya agar dia dapat suasana lingkungan kerja yang baik. Karyawan membeli kebutuhan-kebutuhannya. Karyawan yang suka menikmati kepuasan kerja dalam yang lebih suka menikmati kepuasannya di luar pekerjaan mengutamakan pekerjaan lebih mempersoalkan balas jasa pekerjaannya daripada balas jasa walaupun daripada pelaksanaan tugas-tugasnya. Kepuasan balas jasa itu penting. kerja kombinasi dalam dan luar pekerjaan akan dinikmati Kepuasan kerja di luar pekerjaan adalah lebih Menurut Allen (1990:146), mengatakan adalah kepuasan kerja yang dicerminkan oleh bahwa : “Unsur manusia memegang peranan sikap emosional yang seimbang antara balas penting dalam proses suatu pekerjaan, ia jasa menyatakan bahwa betapapun sempurnanya Karyawan yang menikmati kepuasan kerja rencana-rencana, organisasi, dan pengawasan kombinasi dalam dan luar pekerjaan akan serta penelitiannya, bila mereka tidak dapat merasa puas jika hasil kerja dan balas jasanya menjalankan dan dirasa adil dan layak. Tidak ada tolok ukur gembira maka suatu perusahaan tidak akan tingkat kepuasan yang mutlak karena setiap mencapai hasil sebanyak yang sebenarnya dapat individu dicapai”. kepuasannya. Indikator kepuasan kerja hanya tugasnya dengan minat dengan pelaksanaan karyawan pekerjaannya. berbeda standar Lebih lanjut Strauss dan Sayles (2006:6), dapat diukur dengan kedisiplinan, moral kerja, mengatakan bahwa : “Karyawan yang tidak dan pergantian (turnover) kecil maka secara mendapatkan kepuasan kerja tidak akan pernah relatif mencapai kematangan psikologis dan pada Sebaliknya jika kedisiplinan, moral kerja, dan gilirannya sebab turnover karyawan besar maka kepuasan kerja karyawan seperti ini akan sering melamun, karyawan di perusahaan berkurang (Hasibuan, mempunyai semangat kerja rendah, cepat lelah 2001: 202). akan menjadi frustasi, kepuasan kerja karyawan baik. dan bosan, emosinya tidak stabil, sering mencari dan melakukan kesibukan yang tidak Komitmen Organisasi Konsep tentang komitmen karyawan Volume 1, No. 1, Agustus 2012 - 156 Jurnal Ilmu Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala terhadap organisasi ini (disebut pula dengan kinerja pegawai Dinas Pengelolaan komitmen kerja) yang mendapat perhatian dari Keuangan Dan Kekayaan Aceh. manajer maupun ahli perilaku organisasi, Ha3 : Kepuasan kerja berkembang dari studi awal mengenai loyalitas terhadap karyawan yang diharapkan ada pada setiap Pengelolaan karyawan. Komitmen kerja atau komitmen Kekayaan Aceh. organisasi merupakan suatu kondisi yang dirasakan oleh menimbulkan karyawan perilaku yang positif Ha4 : dapat yang Menurut Steers dan Porter (2003 : 520) suatu Dinas Keuangan kinerja Pengelolaan terhadap organisasi kerja yang dimilikinya. pegawai Dan Komitmen organisasi berpengaruh terhadap kuat kinerja berpengaruh pegawai Dinas Keuangan Dan Kekayaan Aceh. Ha5 : Kepribadian, kepuasan kerja dan bentuk komitmen kerja yang muncul bukan komitmen organisasi secara simultan hanya bersifat loyalitas yang pasif, tetapi juga berpengaruh melibatkan hubungan pegawai organisasi kerja yang yang aktif dengan memiliki tujuan terhadap Dinas kinerja Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Aceh. memberikan segala usaha demi keberhasilan METODE PENELITIAN organisasi kerja yang bersangkutan. Mowday (1992:64) mendefinisikan komitmen kerja sebagai kekuatan relatif dari identifikasi individu dan keterlibatannya dengan organisasi kerja. Sementara Mitchell (1992:136) memandang komitmen kerja sebagai suatu orientasi nilai terhadap kerja yang menunjukkan bahwa individu memikirkan pekerjaannya, sangat pekerjaan memberikan kepuasan hidup, dan pekerjaan A. Lokasi dan Objek Penelitian Untuk mendapatkan data dan informasi dalam menyelesaikan karya akhir ini penulis mengadakan penelitian langsung pada Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Aceh dengan objek penelitian mengenai pengaruh kepribadian, kepuasan kerja dan komitmen organisasi terhadap kinerja pegawai di Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Aceh memberikan status bagi individu. B. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah Hipotesis Ha1 : Kepribadian, kepuasan kerja, komitmen organisasi dan kinerja pegawai Keuangan Dinas Dan Pengelolaan Kekayaan Aceh sudah baik. Ha2 : 157 - Kepribadian berpengaruh terhadap Volume 1, No. 1, Agustus 2012 seluruh pegawai Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Aceh yang berjumlah 396 orang. Penarikan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik Simple Random Sampling dan perhitungan sampel minimal dengan menggunakan rumus Slovin dengan jumlah responden sebanyak 199 orang, namun Jurnal Ilmu Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala dalam penelitian hanya terkumpul kuesioner penelitian menunjukkan bahwa variabel sebanyak 195 orang. kepribadian diperoleh nilai rata-rata sebesar 3.83, variabel kepuasan kerja diperoleh nilai rata-rata sebesar 4.16, variabel komitmen C. Operasional Variabel Kinerja Pegawai (Y), Penilaian secara diperoleh nilai rata-rata sebesar 3.89 dan periodik pelaksanaan pekerjaan seorang variabel kinerja pegawai diperoleh nilai rata- Pegawai Negeri Sipil. Tujuan penilaian rata sebesar 3.79. Berdasarkan hasil penelitian kinerja mengetahui menunjukkan bahwa nilai rata-rata semua berhasilan variabel penelitian ternyata µ1 ≤ 3 sehingga adalah keberhasilan untuk atau ketidak seorang Pegawai Negeri Sipil, dan untuk dapat mengetahui kekurangan-kekurangan dan kepuasan kerja, komitmen organisasi dan kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh kinerja pegawai Dinas Pengelolaan Keuangan Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan Dan Kekayaan Aceh sudah berjalan dengan dalam melaksanakan tugasnya. baik. Kepribadian (X1), disimpulkan bahwa kepribadian, Kecenderungan emosional, kognitif, dan tingkah laku, yang Koefisien Regresi: bersifat menetap dan ditampilkan individu Konstanta sebesar 2.192. Artinya jika sebagai respons terhadap berbagai situasi faktor-faktor kepribadian (x1), kepuasan lingkungan kerja (x2) dan komitmen organisasi (x3), Kepuasan Kerja (X2), sikap emosional dianggap konstan, maka besarnya kinerja yang pegawai adalah 2.192 pada satuan skala menyenangkan dan mencintai pekerjaannya likert Komitmen Organisasi (X3), Seberapa jauh Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan seseorang itu mengidentifikasikan dan Aceh masih dikatakan rendah, hal ini melibatkan dirinya pada organisasinya dan apabila kepribadian, kepuasan kerja dan keinginan untuk tetap tinggal di organisasi komitmen organisasi tidak mengalami itu perubahan atau bersifat tetap. atau kinerja Dinas Koefisien regresi Kepribadian (x1) sebesar Hasil Penelitian dan Pembahasan 0.120. Pembuktian Hipotesis Pertama perubahan/perbaikan, Hipotesis pertama dalam penelitian ini pegawai Artinya bahwa setiap dalam 100% variabel kepribadian, maka secara relatif akan adalah bahwa kepribadian, kepuasan kerja, meningkatkan kinerja pegawai komitmen organisasi dan kinerja pegawai Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Aceh Aceh sebesar 12.0%, dengan demikian sudah baik apabila µ1 ≤ 3, berdasarkan hasil semakin baik kepribadian, maka akan Volume 1, No. 1, Agustus 2012 Dinas - 158 Jurnal Ilmu Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala semakin meningkatkan kinerja pegawai hubungan yang erat terhadap peningkatan Dinas kinerja pegawai pegawai Dinas Pengelolaan Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Aceh. Koefisien regresi kepuasan kerja (x2) sebesar 0.144. Artinya sebesar 63.8% perubahan-perubahan /perbaikan, dalam variabel kinerja pegawai Dinas Pengelolaan Keuangan kepuasan kerja, maka secara relatif akan Dan Kekayaan Aceh dapat dijelaskan oleh meningkatkan Dinas perubahan-perubahan dalam faktor kepribadian Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan (x1), kepuasan kerja (x2), komitmen organisasi Aceh sebesar 14.4%, jadi dengan adanya (x3). Sedangkan selebihnya yaitu sebesar 36.2% kepuasan kerja yang semakin tinggi dari dijelaskan oleh faktor-faktor variabel lain diluar pegawai, maka secara relatif akan dapat daripada penelitian ini, faktor lain yang meningkatkan kinerja pegawai pegawai diprediksi bisa mempengaruhi kinerja pegawai Dinas diantaranya adalah Kekayaan Aceh. pendidikan, pelatihan Koefisien regresi komitmen organisasi (x3) organisasi. sebesar Artinya kinerja Pengelolaan 0.195. perubahan setiap Koefisien Determinasi (R²) sebesar 0.638. 100% perubahan Keuangan Dan Kekayaan Aceh. pegawai Keuangan Artinya setiap Dan gaya kepemimpinan, maupun lingkungan 100% /perbaikan, dalam variabel Pengujian Secara Simultan komitmen organisasi, maka secara relatif Hasil pengujian secara simultan diperoleh akan meningkatkan kinerja pegawai Dinas Fhitung sebesar 112.161, sedangkan Ftabel pada Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan tingkat signifikansi Aceh sebesar 19.5%, jadi dengan adanya 2.651. Hal ini memperlihatkan bahwa Fhitung > komitmen meningkatkan organisasi kinerja =5 % adalah sebesar akan dapat Ftabel, dengan tingkat probabilitas 0.0001. pegawai Dinas Dengan demikian hasil perhitungan ini dapat di Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan ambil Aceh. hipotesis alternatif dan menolak hipotesis nol, artinya Koefisien Korelasi dan Determinasi suatu keputusan bahwa bahwa variabel menerima kepribadian (x1), kepuasan kerja (x2) dan komitmen organisasi Koefisien korelasi (R) = 0.799 yang (x3), secara bersama-sama berpengaruh secara menunjukkan bahwa derajat hubungan antara signifikan terhadap kinerja pegawai Dinas variabel bebas dengan variabel terikat sebesar Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Aceh. 79.9%. Artinya kinerja pegawai sangat erat hubungannya dengan faktor kepribadian (x1), Hasil Uji-t (Secara Parsial) kepuasan kerja (x2), komitmen organisasi (x3). Artinya variabel yang diteliti mempunyai 159 - Volume 1, No. 1, Agustus 2012 Hasil penelitian terhadap variabel kepribadian diperoleh thitung sebesar 6.404, Jurnal Ilmu Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala sedangkan ttabel sebesar 1.972, hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa thitung Kesimpulan > ttabel dengan signifikansi sebesar 0.0001 1. Hasil menunjukkan bahwa kepribadian, kepuasan kerja, komitmen Dengan perhitungan organisasi dan kinerja pegawai Dinas statistik menunjukkan bahwa secara parsial Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan variabel kepribadian berpengaruh secara Aceh sudah berjalan dengan baik. demikian hasil 2. Hasil penelitian baik secara simultan Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan maupun Aceh. variabel kepribadian, kepuasan kerja dan Hasil penelitian terhadap variabel secara komitmen parsial organisasi, secara menunjukkan mempunyai kepuasan kerja diperoleh thitung sebesar pengaruh 7.052, sedangkan ttabel sebesar 1.972, hasil peningkatan perhitungan ini menunjukkan bahwa thitung Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan > ttabel, dengan tingkat signifikansi sebesar Aceh. signifikan kinerja terhadap pegawai Dinas 0.0001 atau probabilitas jauh dibawah β = 3. Hasil penelitian berdasarkan koefisien 5%. Berdasarkan hasil perhitungan statistik korelasi diperoleh nilai 0.855, artinya menunjukkan terdapat bahwa secara parsial hubungan yang kuat antara berpengaruh kepribadian, kepuasan kerja dan komitmen secara signifikan terhadap kinerja pegawai organisasi terhadap peningkatan kinerja Dinas pegawai Dinas Pengelolaan Keuangan Dan variabel kepuasan kerja Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Aceh. Kekayaan Aceh. penelitian atau probabilitas jauh dibawah = 5%. signifikan terhadap kinerja pegawai Dinas KESIMPULAN DAN SARAN Hasil penelitian terhadap variabel 4. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa thitung variabel kepribadian kerja mempunyai sebesar 6.563 sedangkan ttabel sebesar 1.972, pengaruh sebesar 0.120, variabel kepuasan hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa kerja mempunyai pengaruh sebesar 0.144 thitung > ttabel, dengan tingkat signifikansi dan sebesar 0.0001 atau probabilitas jauh mempunyai pengaruh sebesar 0.195. komitmen organisasi diperoleh dibawah β = 5%. Berdasarkan hasil variabel 5. Sedangkan komitmen variabel organisasi dominan yang perhitungan statistik menunjukkan bahwa berpengaruh terhadap peningkatan kinerja secara pegawai Dinas Pengelolaan Keuangan Dan parsial variabel komitmen organisasi berpengaruh secara signifikan Kekayaan Aceh terhadap organisasi, hal kinerja pegawai Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan adalah ini komitmen karena variabel komitmen organisasi mempunyai nilai Aceh. Volume 1, No. 1, Agustus 2012 - 160 Jurnal Ilmu Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala koefisien regresi lebih besar dibandingkan dengan variabel dalam penelitian ini. Saran – Saran 1. Untuk meningkatkan kinerja pegawai maka pihak pimpinan dari masing-masing kepala bagian harus benar-benar mengetahui tentang kepribadian pegawai, tingkat kepuasan kerja yang mereka dapat maupun komitmen pegawai terhadap Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Aceh. 2. Pimpinan perlu mendorong pegawai untuk ikut aktif pencapaian walaupun berpartisipasi misi tidak dan terhadap visi organisasi berhubungan secara langsung dengan tugas rutinitas pegawai. 3. Kepuasan kerja pegawai perlu lebih ditingkatkan lagi, bagi yang berhubungan langsung dengan hubungan antara pegawai dengan pegawai maupun hubungan pegawai dengan pimpinan. 4. Pimpinan pada meningkatkan setiap sistem bidang kerja perlu secara transparan dan akuntabel (bertanggung jawab) dalam menciptakan lingkungan kerja yang lebih baik terutama dalam peningkatan kinerja pegawai, baik melalui peningkatan kepribadian pegawai terhadap tugas, kepuasan kerja yang lebih tinggi maupun komitmen organisasi. DAFTAR PUSTAKA Allen (1990), Penilaian Kinerja Pengembangan Karyawan, 161 - Volume 1, No. 1, Agustus 2012 dan BPFE, Yogyakarta Anwar Prabu Mangkuprawira, (2001), Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, Jakarta Daft Jackson, (2002), Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat. Dessler (2006), Human Resource Management 8th edition, New Jersey : Prentice Hall, Inc. Gibson, Ivannenich, Donnelly (2003), Organisasi, Edisi ke Lima Penerbit Erlangga, Jakarta. Gujarati, Damodar (1999), Ekonometrika Dasar, Jakarta, Erlangga. Handoko, T. Hani. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Ekonomi. Hofstede (2001), Management, New Jersey : Prentice Hall, Inc. Hoy dan Miskel (2005), Cultures and organizations: Software of the mind. New York: McGrawHill Indrawijaya (2000), Manajemen Personalia. PT. Binarupa Aksara, Jakarta Isma Coryanata, (2004), Pelimpahan Wewenang dan Komitmen organisasi Dalam Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Kinerja Managerial. Makalah Simposium Nasional Akuntansi (SNA) VII, Desember 2004. Liche Seniati, (2006), Pengaruh Masa Kerja, Trait Kepribadian, Kepuasan Kerja, Dan Iklim Psikologis Terhadap Komitmen Dosen Pada Universitas Indonesia, Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia. Makara, Sosial Humaniora, Vol. 10, NO. 2, DESEMBER 2006: 88-97 Malhotra K. Naresh, (1996), Riset Pemasaran Pendekatan Terapan, PT. Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta. Mangkunegara (2005), Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Perusahaan, Jakarta, Penerbit Andi Offset. Matindas (2004), Perilaku dan Budaya Organisasi, Penerbit Refika Aditama, Bandung Mitchael, Leibunon, (2002). Money is Everything, Annual Report HR. Mowday and Steers, (2002), Employ Organization Linkages : The Psychology of Commitment Abstein and Turn Over, Academic, inc, London. Nord (2003), Organizational citizenship behavior: The good soldier syndrome. Lexington, MA: Lexington Books. Parwanto dan Mahyuddin, (2007), Pengaruh FaktorFaktor Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pusat Pendidikan Komputer Akuntansi Imka Dl Surakarta, (2005), Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol 4, Hal 75, Desember 2005. Jurnal Ilmu Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Prawirosentono (2003), Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen (Cetakan Pertama). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Rivai, Veithzal dan Hasan Basri, 2005. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi (Cetakan Pertama). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Robbins, Stephen P. 2007. Perilaku Organisasi. PT. Indeks Jakarta. Santoso, Singgih. 2001. SPSS Versi 10,01, Mengolah Data Statistik Secara Profesional. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Sedarmayanti, (2005), Manajemen Personalia, PT. Erlangga, Jakarta. Siagian, Sondang P. (2003), Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta Rineka Cipta. Sjabadhyni dkk, (2001), Penilaian Kinerja dan Pengembangan Karyawan. 1st ed. BPFE, Yogyakarta. Steers, RM and Porter, L. W., (2003). Motivation and Work Behavior, Accademic Press, New York. Strauss dan Sayles (2006), Kepemimpinan Dalam Organisasi, Edisi Bahasa Indonesia, Prenhallindo, Jakarta Supriyono, (2004), Kepemimpian dan Motivasi, Cetakan III, Jakarta: Ghalia Indonesia. Umar Husein, (2004), Riset Penelitian Sumber Daya Manusia, PT. Rineka Cipta, Jakarta. Usman (2009), Kebijakan Kinerja Karyawan, BPFE, Yogyakarta Westen, Thomson (2002), Manajemen, Edisi Bahasa Indonesia, PT. Prenhallindo, Jakarta Wibisono (2006), Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta, Penerbit Jambatan Williams (2004), “Differentiating organizational commitment from expectancy as a motivating force”, dalam Academy of Management Review. 6, halaman: 589 – 599. Volume 1, No. 1, Agustus 2012 - 162