-9- BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Dalam bukunya, Wiryanto mengemukakan, "Komunikasi mengandung makna bersama-sama (common). Istilah komunikasi atau Communication berasal dari bahasa Latin, yaitu communicatio yang berarti pemberitahuan atau pertukaran.7 Sarah Trenholm dan Arthur Jensen memberi definisi, "Komunikasi adalah suatu proses dimana sumber mentransmisikan pesan kepada penerima melalui beragam saluran.8 Seorang pakar sosiologi pedesaan Amerika, Everett M. Rogers mendefnisikan : "Komunikasi adalah proses di mana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka."9 Dari penjelasan diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian makna dari komunikator kepada komunikan dengan maksud memengaruhi perilaku komunikan. Pesan yang disampaikan dalam komunikasi iklan televisi Tolak Angin adalah pesan tentang brand image 7 Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, PT.Grasindo, Jakarta, 2004, hlm 5. Ibid, hlm 6. 9 Ibid, hlm 62. 8 -9- - 10 - Tolak Angin, yang dikomunikasikan melalui saluran media massa yang tergolong media above the line yaitu televisi. 2.1.1 Interpretasi Inti dari proses komunikasi adalah persepsi, sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah inti persepsi, yang identik dengan penyandian balik (decoding). Interpretasi adalah salah satu tahap terpenting dari proses komunikasi. Interpretasi dapat diartikan sebagai proses menafsirkan atau memberi makna atas informasi yang sampai kepada kita melalui panca indra. Pengertian tentang interpretasi menurut Stephen W. Little John, adalah: Interpretasi didefinisikan sebagai kondisi aktif seseorang dalam proses berpikir dan kegiatan kreatif pencarian makna. Sementara makna pesan media tidak lah permanen, makna dikontruksi oleh khalayak melalui komitmen dengan teks media dalam kegiatan rutin interpretasinya. Artinya, khalayak adalah aktif dalam menginterpretasi dan memaknai teks media.10 Dengan demikian penulis dapat menyimpulkan bahwa setiap pesan yang disampaikan melalui media apapun akan dimaknai oleh individu penerima yang aktif menafsirkan dan memaknai berdasarkan latar belakang dan pengalaman individu tersebut. Pesan iklan Tolak Angin Versi Trully Indonesia yang disampaikan melalui media televisi akan dimaknai atau diintepretasikan berbeda-beda oleh setiap individu yang menyaksikannya. 10 Stephen W. Little John, Theories of Human Communication, Wadsworth Publishing Company, London, 1999, hlm 199 - 11 - 2.1.2 Strategi Komunikasi Dalam menyampaikan pesan yang efektif dari produsen (Komunikator) kepada khalayak (komunikan) yang sesuai dengan tujuan produsen (komunikator), dibutuhkan strategi komunikasi yang efektif dan tepat sasaran. Rosady Ruslan dalam bukunya yang berjudul Kampanye Public Relations menyatakan : Strategi pada hakikatnya adalah suatu perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai tujuan tertentu dalam praktek operasionalnya. Komunikasi secara efektif adalah sebagai berikut. a. Bagaimana mengubah sikap (how to change the attitude) b. Mengubah Opini (to change the opinion) c. Mengubah prilaku (to change behaviour) 11 Tujuan strategi komunikasi menurut R. Wayne Pace, Brent D. Peterson dan M. Dallas Burnett dalam bukunya Techniques for Effective Communication ialah: a. To secure understanding Untuk memastikan bahwa terjadi suatu pengertian dalam berkomunikasi b. To Establish acceptance Bagaimana cara penerimaan itu terus dibina dengan baik c. To motive action Penggiatan untuk memotivasinya d. The goals which the communicator sought to achieve Bagaimana mencapai tujuan yang hendak dicapai oleh pihak komunikator dari proses komunikasi tersebut.12 Wilbur Schramm melalui bukunya, The Process and Effects Of Mass Communication mengkategorikan pesan yang efektif sebagai berikut: 11 Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007, hlm 37. 12 Ibid, halaman 37. - 12 - a. Pesan dibuat sedemikian rupa dan selalu menarik perhatian b. Pesan dirumuskan melalui lambang-lamnbang yang mudah dipahami dan dimengerti oleh komunikan c. Pesan menimbulkan kebutuhan pribadi dari komunikannya d. Pesan merupakan kebutuhan yang dapat dipenuhi, sesuai dengan situasi dan keadaan kondisi dari komunikan.13 Konsep pesan yang dikomunikasikan harus dibuat dengan perencanaan dan pelaksanaan yang matang, yang jika diterapkan dalam konsep iklan, memuat formula AIDA, yaitu "attention (menarik perhatian), interest (membangkitkan minat), desire (menumbuhkan hasrat), dan action (membuat keputusan melakukan pembelian)."14 Dari penjelasan di atas, penulis menyimpulkan bahwa hal yang harus diperhatikan dalam pengkomunikasian brand image adalah strategi penyampaiannya yaitu penyampaian komunikasi persuasif yang memiliki suatu tujuan tertentu, dengan memerhatikan daya tarik pesan tersebut. 2.2 Integrated Marketing Communications Marketing communications merupakan penggabungan seluruh elemen komunikasi untuk mencapai objective di bidang pemasaran. Pemikiran tentang IMC bermula dari konsep yang dikemukakan oleh penggagas IMC, Don E. Shultz (1989), yaitu: Sebuah konsep perencanaan komunikasi pemasaran yang menunjukkan nilai tambah dari suatu rencana yang komprehensif yang 13 14 Ibid, halaman 38. Jim Blythe, Op. Cit. hlm 15 - 13 - mengevaluasi peran strategis dari berbagai macam disiplin komunikasi, seperti general advertising, direct response, sales promotion, serta public relations, dan mengombinasikan berbagai disiplin ini guna menciptakan dampak komunikasi secara jelas, konsisten, dan maksimal.15 Pada pelaksanaannya, konsep yang paling pertama tersebut digunakan untuk pengkomunikasian merek, yang ditujukan untuk mengarahkan dan merubah tindakan khalayak sasaran. Hal tersebut kemudian dijelaskan sebagai berikut: ... pemikiran ini merujuk pada pengordinasian terhadap semua perangkat komunikasi pemasaran, seperti advertising, public relations, dan direct marketing. Tujuannya adalah menciptakan suatu kampanye yang menyeluruh untuk mencapai suatu sinergi, baik dalam penciptaan awareness maupun pembangunan brand image, dan dalam waktu yang bersamaan juga mengarahkan tindakan khalayak sasaran.16 Pada tahapan selanjutnya (1998), Don Shultz bersama istrinya, Heidy Schultz, yang juga seorang konsultan pemasaran, mengeluarkan definisi baru IMC dari berbagai penelitian yang dilakukannya, yang disebut the next generation of IMC: Suatu proses strategis dalam bisnis yang digunakan untuk merencanakan, membangun, mengeksekusi, dan mengevaluasi pengoordinasian, pengukuran, persuasi program komunikasi merek sepanjang waktu dengan konsumen, pelanggan, prospek, dan sasaran lain, khalayak internal dan eksternal yang relevan.17 Pengertian ini merujuk pada strategi komunikasi, terutama komunikasi merek, dengan khalayak sasaran. Definisi ini yang kemudian digunakan dalam persaingan bisnis saaat ini karena berorientasi pada proses dan dinamika bisnis. 15 Estaswara, Think IMCi Efektivitas komunikasi untuk menciptakan loyalitas merek dan laba perusahaan, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2008, hlm. 49 16 Ibid, hlm. 56 17 Ibid, hlm. 61 - 14 - Lalu pada perkembangannya, definisi IMC yang baru dikemukakan oleh Jerry Kliatchko (2005), yaitu "IMC adalah konsep dan proses yang secara strategis mengelola komunikasi merek berdasarkan pendekatan khalayak, media, dan hasil sepanjang waktu.18 Dalam bukunya, estaswara menyimpulkan sebagai berikut: Definisi ini secara umum dibangun berdasarkan empat elemen dasar, pertama, IMC merupakan suatu konsep dan juga sebuah proses. Kedua, IMC membutuhkan pengetahuan dan skill pemikiran yang strategis atas manajemen bisnis. Ketiga, IMC berfokus pada dan dibedakan oleh tiga elemen yang disebutnya sebagai pilar IMC; yaitu audience-focused, channel-centered, dan result driven; dan yang terakhir, IMC melibatkan pandangan lebih lanjut mengenai komunikasi merek.19 Dari penjelasan di atas, penulis memahami bahwa pemikiran tentang IMC masih akan berkembang dan disempurnakan dari waktu ke waktu. Namun, definisi terakhir yang disampaikan oleh Kliatchko telah menggabungkan beberapa pemikiran sebelumnya tentang IMC. Ia berfokus pada media, isi pesan, dan khalayak yang mendapatkan seluruh terpaan tersebut. Dari beberapa definisi di atas, penulis juga dapat menyimpulkan bahwa konsep integrated dihasilkan dari penggabungan seluruh elemen komunikasi pemasaran yaitu advertising, public relations dan direct marketing. Penjelasan berikutnya adalah mengenai iklan televisi. 18 19 Ibid, hlm. 86 Ibid, hlm. 86-87 - 15 - 2.3 Iklan Televisi Pengertian Iklan televisi secara jelas dikemukakan oleh Dieksen & Kroeger sebagai "Pesan penjualan yang disiarkan oleh pengiklan pada program yang telah disponsori atau selama jeda pada saat program acara yang sedang berlangsung."20 Terdapat dua elemen yang digunakan untuk menciptakan pesan yang menarik, yaitu elemen audio dan visual, yang dijelaskan sebagai berikut: 1. Video Elemen visual mendominasi persepsi pesan di televisi, karena itu pembuat iklan menggunakan visual sebagai cara utama untuk menyampaikan konsep. Elemen visual dalam sebuah iklan televisi terdiri dari: a. Produk. Fungsi ditampilkannya produk dalam iklan televisi adalah agar khalayak dapat mengetahui dan mengenal bentuk fisik dari produk yang diiklankan. b. Presenter. Presenter dalam iklan televisi bisa sekaligus menjadi talent. c. Demonstrasi. Demonstrasi terkait dengan dengan penggambaran bagaimana sebuah produk dapat digunakan. d. Grafis. Fungsi dari ilustrasi adalah untuk menarik atensi khalayak dan mendorong ketertarikan melihat iklan secara keseluruhan. e. Urutan Adegan. Urutan Adegan atau alur cerita sangat penting agar khalayak dapat memahami pesan yang disampaikan dalam iklan. f. Karakter. Karakter dalam iklan merupakan tokoh dalam iklan. g. Warna. Wama merupakan elemen yang penting dalam iklan karena dapat menarik perhatian dan membantu penciptaan mood.21 20 Charles J. Dierksen & Arthur Kroeger, Advertising Principles and Problems, Richard D.Irwin, Inc., Illinois, 1988, hlm. 478 21 J. Thomas Russel & W. Ronald Lane. Advertising, a Framework, Prentice Hall, New Jersey, 2001, hlm. 480 - 16 - h. Simbol. Simbol terdiri dari slogan dan trademark.22 2. Audio Dalam iklan televisi, terdapat tiga elemen audio antara lain: a. Musik. Musik memiliki kemampuan untuk mengkomunikasikan perasaan dan mood dengan cara yang unik.23 Terdapat dua pilihan dalam penggunaan musik untuk iklan, yaitu musik yang digunakan secara keseluruhan dalam iklan yang disebut jingle dan musik latar yang hanya digunakan sebagai backsound, jenis ini hanya terdengar pada awal dan akhir Iklan.24 b. Suara. Dalam iklan televisi, suara ditampilkan dalam bentuk voice over, yaitu pesan yang disampaikan atau diperagakan dilayar dan dinarasikan oleh seseorang yang tidak terlihat biasa disebut narrator atau dubber.25 c. Efek Suara. Efek suara digunakan sebagai rujukan untuk menciptakan imajinasi dalam benak khalayak (theater of mind). Efek suara digunakan untuk mendukung gerakan dari karakter iklan. Adapun kelebihan-kelebihan yang dimiliki iklan televisi adalah: 1. 2. 3. 22 Mass Coverage Televisi mempunyai kemampuan untuk menjangkau khalayak sasaran yang sangat Iuas sehingga menimbulkan efisiensi biaya. Selectivity Kelebihan kedua dari Iklan televisi adalah dapat ditujukan kepada target market tertentu sesuai dengan pemilihan waktu penayangan dan program televisi yang ditayangkan. Hal ini memudahkan penglklan untuk menyampaikan pesan kepada khalayak yang potensial. Impact Dengan kemampuannya untuk menghadirkan gerak dan suara (audiovisual), Iklan televisi memberikan dampak yang lebih besar terhadap khalayak. Hal ini juga berpengaruh terhadap audience recall, dimana S. Watson Dunn & Arnold M. Barban, Advertising: It's role in Modern Marketing 5H edition, CBS College Publishing, Tokyo, 1982, hlm. 337 23 William Wells, et al, Advertising: Principles and Practice, Revision Edition, Prentice Hall, New Jersey, 2000, hlm. 350 24 Ibid, hlm. 251 25 George E. Belch & Michael Belch, Integrated Marketing Communication: Advertising & Brand Promotion, McGraw Hill International, Singapore, 2003, hlm. 293 - 17 - 4. khalayak akan lebih mudah untuk mengingat Iklan yang menarik dengan kombinasi gambar, gerak dan suara. 26 Creativity Kelebihan terakhir ini lebih kepada pembuat Iklan, dalam menciptakan sebuah Iklan televisi, pembuat Iklan memiliki lebih banyak ruang dan aspek untuk membuat Iklan yang menarik. Aspek tersebut terdiri dari sight, motion, sound dan colour. 27 Dari penjelasan di atas, penulis memahami bahwa sesuai dengan karakter televisi, iklan televisi tetap memiliki keunggulan-keunggulan tersendiri dibanding dengan menggunakana media lain, yang mencakup khalayak sasaran yang luas, dapat memilih khalayak sasaran tertentu dan menghasilkan efek yang lebih mengena karena didukung oleh audiovisual yang dapat dibuat dengan kreatif. Hal serupa juga dinyatakan dalam jurnal ilmiah berikut: Iklan televisi sesuai karakternya, mengandung unsur suara, gambar, dan gerak. Oleh karena itu, pesan yang disampaikan melalui media ini sangat menarik perhatian dan impresif (Widyatama, 2005). Hal ini diperkuat dengan pendapat dari Anand Varadarajan (praktisi periklanan) bahwa visual bekerja lebih cepat dibandingkan kata-kata (Bintari, 2007).28 Tetapi, selain kelebihan diatas, iklan juga memiliki kelemahan, yaitu sifatnya yang non selective audiences, yang dijelaskan sebagai berikut: Meskipun jaringan televisi telah menetapkan profil khalayak pada masing-masing programnya, namun deskripsi tersebut masih terbilang umum (luas), karenanya tidak ada jaminan bahwa sasaran yang dimaksud menyaksikan tayangan Iklan tersebut. Dengan demikian, 26 S. Watson Dunn & Arnold M. Barban, Op.Cit, hlm. 432 Courtland L. Bovee & William F. Arens, Contemporary Advertising 4* edition, Richard D. Irwin Inc., Boston, 1992, Hlm. 502 28 http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=0&submit.y=0&qual=high&fname=/jiunkpe/s!/ikom/200 8/jiunkpe-ns-sl-2008-51403040-8812-selebriti-chapter.pdf. 21 Maret 2010, pukul 19.05 WIB 27 - 18 - periklanan di televisi memungkinkan terjadinya waste coverage: komunikasi diarahkan kepada khalayak yang tidak merespon (bahkan tidak tertarik) dan tidak sesuai dengan kharakteristik khalayak sasaran yang seharusnya.29 Mengenai kaitan iklan dengan pembentukan brand image, diterjemahkan dari sebuah buku advertising sebagai berikut: Periklanan, yang dikenal dengan daya tariknya, adalah alat komunikasi pemasaran yang paling sering digunakan. Faktor penting yang mendukung adalah biaya yang efektif dalam mengkomunikasikan pesan dengan orang-orang dalam jumlah banyak. Iklan digunakan untuk membuat ikatan-hubungan antara konsumen dengan perusahaan/merek juga citra merek. Iklan sangat menarik kesadaran konsumen juga mendorong penjualan.30 Melalui penjelasan di atas penulis memahami bahwa iklan merupakan alat marketing communication yang paling sering digunakan, mengingat kemampuannya menjangkau sekelompok besar orang, yang dapat menciptakan kesadaran khalayak akan merek, yang kemudian mendukung salah satu tujuan marketing yaitu meningkatkan pembelian. 2.3.1 Tujuan Iklan Televisi Ada berbagai macam tujuan iklan televisi yang mempengaruhi pembuatan (eksekusi) suatu Iklan. Menurut Suyanto, tujuan iklan televisi dapat digolongkan menurut sasarannya, yaitu : 29 William Wells,et. Al, Op. Cit, hlm 269 George Belch & Michael A. Belch, Advertising and Promotion : an integrated Marketing Communication Perspective. Mc Graw Hill, boston, 2001, hlm.60 30 - 19 - a. Iklan Informatif Iklan informatif bertujuan untuk membentuk permintaan pertama. Caranya dengan memberitahukan pasar tentang produk baru, mengusulkan kegunaan baru suatu produk, memberitahukan pasar tentang perubahan harga, menjelaskan cara keija suatu produk,, menjelaskan pelayanan yang tersedia, mengoreksi kesan yang salah, mengurangi kecemasan pembeli, dan membangun citra perusahaan, biasanya dilakukan besar-besaran pada tahap awal peluncuran suatu jenis produk. b. Iklan Persuasif Iklan ini bertujuan untuk membentuk permintaan selektif suatu merek tertentu, yang dilakukan pada tahap kompetitif dengan preferensi merek, mendorong ahli merek, mengubah persepsi pembeli tentang atribut produk, membujuk pembeli untuk membeli sekarang, dan membujuk pembeli menerima, mencoba/ mensimulasikan penggunaan produk. c. Iklan Pengingat Iklan pengingat bertujuan mengingatkan pembeli pada produk yang sudah mapan bahwa produk tersebut mungkin akan dibutuhkan kemudian, mengingatkan pembeli dimana mereka dapat membelinya, membuat pembeli tetap mengingat produk itu walau tidak dalam sedang dalam musimnya, dan mempertahankan kesadaran puncak. d. Iklan Penambah Nilai Iklan penambah nilai bertujuan untuk menambah nilai merek pada persepsi konsumen dengan melakukan inovasi, perbaikan kualitas, dan penguatan persepsi konsumen. Iklan yang efektif akan menyebabkan merek dipandang lebih elegan, lebih bergaya, lebih prestisius, dan mungkin super dalam persaingan. e. Iklan bantuan aktivitas lain Iklan bertujuan membantu memfasilitasi aktivitas lain perusahaan dalam proses komunikasi pemasaran. Misalnya Iklan membantu dalam pelepasan promosi penjual (kupon), membantu wiraniaga (pengenalan produk), menyempurnakan hasil komunikasi, pemasaran yang lain (konsumen dapat mengidentifikasi paket produk di toko dan mengenal nilai produk lebih mudah setelah melihat Iklan.31 Berdasarkan pemaparan tersebut, penulis menyimpulkan bahwa tujuan iklan Tolak Angin Truly Indonesia termasuk jenis iklan penambah nilai, yaitu 31 M. Suyanto, Strategi Perancangan Iklan Top Dunia, ANDI Offset, Yogyakarta, 2005, hlm.69-79 - 20 - mempertahankan citra produk sebagai produk asli Indonesia yang mendukung kebudayaan negeri sendiri. Darmadi Durianto menyatakan tujuan Iklan yaitu, "Iklan ditujukan untuk mempengaruhi perasaan, pengetahuan, makna, kepercayaan, sikap dan citra konsumen yang berkaitan dengan suatu produk atau merek"32 Rhenald Kasali menyebutkan tujuan iklan, yang biasanya terdiri atas empat komponen yakni, "Aspek Perilaku, Sikap yang diharapkan, Kesadaran, dan Positioning"33 Dengan demikian, dari kedua deflnisi tersebut, iklan, sebagai komponen dari marketing communication, memiliki salah satu peran penting untuk mempengaruhi pembentukan brand image di benak konsumen, yang disusun berdasarkan perasaan, pengetahuan, makna, kepercayaan, sikap dan citra konsumen terhadap suatu merek. 2.3.2 Daya Tarik Iklan Televisi Menurut Onong Uchjana Effendy dalam kamus komunikasi mengatakan, daya tarik ialah "kekuatan yang mampu memikat perhatian."34 32 Darmaji Durianto, Strategi Menaklukan Pasar, Gramedia Pustaka Utama, jakarta, 2001, hlm.2 Rhenald Kasali, Manajemen Periklanan, Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, PT.Pustaka Utama Grafiti, Jakarta, 2007, hlm.159. 34 Onong Uchjana Effendy, Kamus Komunikasi, PT. Mandiri Maju Jaya, Bandung, 1989, hlm.18 33 - 21 - Daya tarik Iklan (advertising appeal) dapat didefinisikan sebagai, "Pendekatan yang digunakan untuk menarik perhatian konsumen dan/atau mempengaruhi perasaan mereka terhadap suatu produk (barang dan jasa).35 Daya tarik tersebut terbagi menjadi: 1. Daya tarik Informatif/Rasional Daya tarik informatif atau rasional menekankan pada pemenuhan kebutuhan konsumen terhadap aspek praktis, fungsional dan kegunaan suatu prduk dan juga menekankan pada atribut yang dimliki suatu produk dan/atau manfaat atau alasan menggunakan merck produk tertentu. Isi pesan Iklan dengn daya tarik informatif/rasional menekankan pada fakta, pembelajaran, serta logika yang disampaikan suatu iklan. 2. Daya tarik emosional Daya tarik emosional adalah daya tarik yang terkait atau berhubungan dengan kebutuhan sosial dan psikologi konsumen dalam pembelian suatu produk. .... Daya tarik ini ditentukan berdasarkan kondisi psikologi atau perasaan yang ditunjukkan baik kepada konsumen sendiri (seperti minat dan ketertarikan) dan juga kepada hal-hal yang lebih berorientasi sosial (seperti status dan pengakuan) ..Menurut Kamp dan Macinnis, pemasang iklan sering menggunakan konsep integrasi emosional (emotional integration) dimana iklan berusaha menggambarkan karakter dari orang-orang yang mengalami atau menerima manfaat emosional setelah menggunakan suatu produk. Dasar-dasar daya tarik emosional. Alasan lain pemasang iklan menggunakan daya tarik emosi adalah untuk mempengeruhi interpretasi konsumen terkait dengan pengalaman yang dapat mereka rasakan ketika menggunakan suatu produk .... istilah yang digunakan ialah "Iklan transformasi" yang menimbulkan suatu perasaan, citra, makna dan kepercayaan mengenai suatu barang dan jasa yang muncul ketika konsumen tengah menggunakan atau mengkonsumsi produk bersangkutan. Menurut Christopher Puto dan Wiiliam Wells menyatakan iklan transformasi memiliki dua ciri, yaitu : 1. Iklan harus mampu menimbulkan perasaan yang menyenangkan, ceria, gembira dan perasaan positif lainnya ketika konsumen menggunakan suatu merek produk yang melebihi fungsi yang ditawarkan produk bersangkutan 2. Iklan harus mampu menghubungkan secara kuat antara pengalaman menyaksikan Iklan dengan pengalaman menggunakan produk, 35 George Belch & Michael A. Belch, Advertising and Promotion : an integrated Marketing Communication Perspective. Mc Graw Hill, boston, 2001, hlm.275 - 22 - sedemikian rupa sehingga konsumen tidak dapat mengingat merek produk bersangkutan tanpa mengingat kembali pengalaman yang ditimbulkan oleh iklan tersebut. 3. Daya tarik gabungan Penggabungan kedua aspek yang pada akhirnya ditujukan untuk menciptakan ikatan emosional antara konsumen dengan merek produk. 4. Daya tarik lainnya Mengkategorikan iklan mcnjadi iklan pengingat (bertujuan membangun kesadaran terhadap suatu merek produk), iklan misteri/iklan penggoda (bertujuan membangun rasa ingin tahu, ketertarikan serta minat khalayak terhadap suatu merek produk dengan cara membahas produk melalui iklannya namun iklan itu sendiri tidak menunjukkan wujud atau fisik produk tersebut. 36 Berdasarkan penjelasan tersebut, maka penulis menyimpulkan bahwa unsur kebudayaan yang ditampilkan dalam Iklan Tolak Angin Truly Indonesia dimaksudkan untuk menyertakan daya tarik gabungan. Daya tarik informatif divisualisasikan melalui penggambaran unsur-unsur budaya apa saja yang di akui oleh Malaysia. Sedangkan, daya tarik emosional digambarkan melalui narasi iklan yang mengarahkan khalayak, sebagai orang pintar, untuk menyadari, mencintai, memperhatikan dan menjaga kebudayaan Indonesia agar tidak dirampas dan diakui oleh Malaysia. Kaitan daya tarik tersebut digunakan oleh pihak produsen untuk memberikan awareness kepada khalayak agar mengasosiasikan brand image Tolak Angin sebagai brand yang peduli dan memiliki kontribusi terhadap pelestarian kebudayaan asli Indonesia. 36 Morissan, Periklanan dan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Ramdina Prakarsa, Tangerang, 2007, hlm. 266-271 - 23 - 2.4 Khalayak Dalam Tata Krama & Tata Cara Periklanan Indonesia yang dimaksud Khalayak ialah "Orang atau kelompok orang yang menerima pesan periklanan dari sesuatu media."37 Dengan demikian, yang dimaksud khalayak sasaran ialah orang atau kelompok yang menerima pesan iklan dan merupakan target konsumen dari produsen yang menghasilkan suatu produk. 2.5 Brand Menurut AMA (American Marketing Association), "Merek adalah suatu (lambang) berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa."38 Pengertian lain tentang merek yaitu, "Merek ialah kombinasi atribut yang terlihat dan tak terlihat, yang disimbolkan dalam ciri khas, yang jika diatur secara tepat akan menciptakan nilai dan pengaruh."39 Dengan demikian, penulis dapat menarik kesimpulan tentang brand atau merek, yaitu suatu lambang yang terdiri dari identitas produk dalam perdagangan yang membentuk ciri khas suatu produk dan dapat menjadi asset yang menciptakan nilai dan pengaruh. 37 http://www.pppi.or.id/id/pppi/rambu/bukubiru-isi3.html, diakes pada 10 November 2009, pukul 11.20W1B http://www.total.or.id/info.php?kk=Merek, 10 Oktober 2009 pukul 22.45 WIB 39 http://www.brandchannel.com/education_glossary.asp, 20 Oktober 2009, Pukul 22.48 WIB 38 - 24 - Menurut Straub & Altner (1994:391), brand adalah nama, simbol, desain, atau kombinasi di antaranya yang mengidentifikasikan barang atau jasa dari perusahaan. Mereka membagi brand ke dalam tiga klasifikasi: a. Nama (Brand Name): Bentuk kata, huruf, atau gabungan keduanya yang digunakan untuk memberikan ciri khas. Contoh: Sari Kuring, Accord, Sony, Aiwa dan sebagainya. b. Tanda (Brand Mark): Simbol atau desain yang digunakan untuk memberikan ciri dan membedakannya. Contoh: huruf M pada McDonald's, simbol orang berkuda pada kaus Ralph Polo, Perahu layar pada BNI46, dan buaya pada pakaian lacoste. c. Karakter (Trade Character): simbol yang menunjukkan kualitas manusia. Contoh: Mr. Ronald McDonald untuk McDonald's atau Mr. Versace pada pakaian Versace.40 Mengenai brand name, Ries menyarankan brand name sebaiknya mengandung salah satu karakteristik berikut: 1. Mengejutkan, misalnya dengan merebut perhatian konsumen. 2. Berbunyi awal sama; hal ini membantu brand name mudah diingat. 3. Menghubungkan pemosisian produk di peta persepsi konsumen. 4. Terhubung dengan gambar visual; lagi-lagi agar mudah diingat. 5. Mengkomunikasikan sesuatu tentang produk tersebut, atau dapat digunakan sebagai media untuk mengkomunikasikan fiingsi produk. 6. Mendorong penggunaan nama merek panggilan (contoh, Bud untuk Budweiser Beer). 7. Mudah diucapkan ketika bertelepon dan berada dalam penjelasan 41 Shimp memperhatikan unsur-unsur lain dari penciptaan brand name yang baik, yaitu, "Membedakan suatu merek dari penawaran kompetitif dan mencapai kecocokan dengan brand image yang difnginkan, serta dengan desain produk dan kemasan." 42 Karekteristik ini ditujukan agar nama merek menjadi unik, berbeda dengan kompetitor dan memiliki image yang kuat. 40 John E. Kennedy & R. Dermawan Soemanegara, Marketing Communication : Taktik & Strategi, PT. Bhuana Ilmu Populer, Jakarta, 2006, hlm.112 41 Op. Cit, Jim Blythe, hlm 133 42 Terrence A. Shimp, Periklanan Promosi dan Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran terpadu Edisi ke-5 Jilid 1, Erlangga, Jakarta, 2003, hlm.134 - 25 - Merek adalah identitas produk yang sangat penting, karena berfungsi membedakan suatu produk dengan produk lainnya ditengah persaingan yang amat ketat. Morissan dalam bukunya menyatakan konsep merek sebagai berikut: Dalam menentukan merek suatu produk, praktisi pemasaran harus memilih nama yang dapat menginformasikan konsep produk dan dapat membantu menempatkan atau memosisikan produk di memori otak konsumen. Suatu merek harus dapat menyampaikan manfaat yang diperoleh dengan menggunakan produk bersangkutan dan pada saat yang sama juga menciptakan image bagi produk itu. 43 Merek adalah value indikator kinerja yang dikembangkan melalui strategi, program dan value yang tepat yang diberikan kepada pelanggan sebagai: 1. Kombinasi (tidak selalu) dari desain, symbol (logo), tanda dan nama yang mengidentifikasi dan membedakan produk perusahaan dari pesaing;44 2. Kontrak yang tak tertulis tentang nilai intrinsik dan keunggulan produk dengan pemakainya; 3. Upaya manajemen untuk memperlihatkan integritas produk perusahaan; 4. Janji penjual untuk secara konsisten menyampaikan serangkaian ciri- ciri, manfaat, dan jasa tertentu kepada para pembeli; 5. Pernyataan kepercayaan dan pengurangan resiko.45 Dengan beberapa penjelasan demikian penulis menyimpulkan bahwa merek, yang terdiri dari nama, tanda dan karakter, merupakan medium penginformasian produsen mengenai pemosisian, keunggulan, kualitas, manfaat dan citra merek. Penelitian ini akan berfokus pada brand image, yang akan diteruskan dalam sub bab berikutnya. 43 Morissan, Op. Cit, hlm. 58 Morissan, Op. Cit, hlm. 58 45 Ali Hasan, Op. Cit, hlm. 151 44 - 26 - 2.6 Brand image Menurut marketingabout.com, brand image adalah persepsi terhadap produk atau merek suatu perusahaan/organisasi oleh konsumen.46 Soleh Soemirat berpendapat, hal-hal yang termasuk dalam brand image adalah: Hal-hal yang tercantum dalam brand image adalah segmentasi konsumen (usia, jenis kelamin, lokasi, pola dan kemampuan konsumsi orang pintar minum tolak angin), aspek-aspek unggulan yang ingin disampaikan melalui logo, Iklan dan mencerminkan identitas dan cerminan dari visi, kesungguhan, standar kualitas dan komitmen dari perusahaan bagi para pelanggannnya.47 Dari penjelasan di atas penulis menyimpulkan bahwa brand image adalah persepsi konsumen (yang sudah menjadi target konsumen suatu produsen) terhadap suatu perusahaan/organisasi yang menghasilkan suatu produk, yang melekat di benak konsumen melalui asosiasi merek yang mencerminkan kualitas produk dan komitmen produsen terhadap konsumennya. Upaya penciptaan brand image, yang merupakan suatu asosiasi yang berkaitan dengan merek yang ada di benak konsumen, merupakan upaya penting yang dilakukan pemilik brand atau produsen, yang mempengaruhi tema iklan suatu produk dengan merek tersebut, seperti pengertian berikut: Citra Merek, adalah konstruk simbolis yang tercipta dalam benak khalayak dan terdiri dari informasi dan harapan yang terasosiasi dengan sebuah produk atau jasa .... Oleh karena itu, sebuah merek adalah 46 http://marketing.about.com/od/marketingglossary/g/brandimagedef.htm. 12 Maret 2010, pukul. 22.10 WIB Soleh Soemirat, M.S & Elvinaro Ardianto, Dasar-Dasar Public Relations, Penerbit PT.Remaja Rosadakarya, Bandung, 2004, hlm 154 47 - 27 - elemen yang paling berharga yang menjadi tema periklanan, yang menunjukkan penawaran yang ditawarkan oleh pemilik merek dalam pasar.48 Philip Kotler mendefinisikan brand image sebagai berikut: "Brand image: The set of beliefs that consumers hold about a particular brand. "49 Definisi brand image Iain menurut pemerhati brand, David A. Aaker, yaitu sebagai gambaran yang dimiliki oleh konsumen dari sebuah merek tertentu. Seperti yang juga dikemukakan oleh Rik Riezebos "Citra merek dapat dijelaskan sebagai sebuah gambaran mental yang diperoleh konsumen dari sebuah merek atau produk bermerek. Citra merek terdiri dari tiga komponen yaitu isi, dukungan dan kekuatan merek. Isi merek adalah asosiasi merek yang timbul dari nama merek. Jenis asosiasi ini dapat berupa pengetahuan, perasaan, bau-bauan, dan suara. Dukungan merek dapat berupa asosiasi positif atau negatif dalam benak konsumen, sedangkan kekuatan merek merujuk pada perluasan asosiasi yang terhubung pada suatu merek.50 Dari penjelasan tersebut, penulis menangkap bahwa yang dimaksud brand image adalah seperangkat kepercayaan yang dimiliki konsumen terhadap suatu brand, yang diperoleh melalui beberapa hal, seperti yang dijelaskan dalam sebuah penelitian,"Konsumen menerima citra merek dari komunikasi 48 http://en.wikipedia.org/wiki/brand, 19 Maret 2010, pukul 18.58 WIB Philipp Kotler, Marketing Management, FT. Prentice Hall, New Jersey, 2002, hlm.820 50 Rik Riezebos, Brand Management : A Theoritiocal and Practical Approach, FT Prictice Hall, New Jersey, 2003, hlm. 60 49 - 28 - pemasaran, dari pengalaman mereka masing-masing, juga dari opini orangorang di sekitar mereka.51 Lalu bagaimana strategi komunikasi brand agar tercipta brand image yang kuat? Berikut adalah faktor pembentuk brand image, yang terdiri dari brand awareness dan brand association. 2.6.1 Faktor Pembentuk Brand Image 1. Brand Awareness Brand awareness, atau kesadaran merek, terjadi ketika masyarakat mengenal suatu produk sebagai milik perusahaan tertentu. Brand awareness terdiri dari perpaduan brand recognition (sebagai kemampuan masyarakat untuk menegaskan sesuatu yang sebeiumnya sudah dyelaskan terhadap merek produk suatu perusahaan) dan brand recall (sebagai kemampuan masyarakat dalam menamai suatu merek ketika suatu produk dibagi menjadi beberapa kategori dari kategori akan suatu kebutuhan, serta kategori keinginan). Setelah masyarakat disadarkan akan keberadaan suatu merek produk tertentu maka masyarakat akan menjadi terbiasa dengan suatu brand setelah mereka mendengar dan melihatnya hal ini disebut sebagai Aided Awareness. Setelah masyarakat sering mendengar dan melihat keberadaan suatu brand maka akan secara otomatis brand tersebut berada di dalam ingatan yang pertama dalam pikiran masyarakat hal ini akan menjadi suatu produk berada dalam tahap Top-Of-mind Awareness. Dibutuhkan pula strategic awareness yang terjadi apabila seseorang tidak hanya mengetahui keberadaan suatu brand namun juga mengenal bahwa ada perbedaan kualitas yang lebih baik dari produk saingannya.52 51 52 http://hj.diva-portal.org/smash/record.jsf?pid=diva2:4267, 20 April 2010 pukul 20.30 WIB http://www.davedolak.com/articles/dolak4.htm, 12 April 2010, pukul 23.30 WIB - 29 - Dari penjelasan tersebut penulis menyimpulkan ada empat tahap pembentukan brand awareness, yang dijelaskan pada gam bar piramida berikut: Gambar 2.1 Diagram Gambar Piramida Brand Awareness Penjelasan tentang piramida brand awareness dari tingkat terendah sampai tingkat tertinggi adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. Unaware of Brand (Tidak menyadari merek) Merupakan tingkat yang paling rendah dalam piramida kesadaran merek, dimana konsumen tidak menyadari adanya suatu merek. Brand Recognition (Pengenalan Merek) Tingkat minimal dari kesadaran merek. Hal ini penting pada saat seseorang pembeli memilih suatu merek pada saat melakukan pembelian. Brand Recall (Pengingatan kembali terhadap merek) Pengingatan kembali terhadap merek didasarkan pada permintaan seseorang untuk menyebutkan merek tertentu dalam suatu kelas produk. Hal ini diistilahkan dalam pengingatan kembali tanpa bantuan, karena - 30 - 4. berbeda dari tugas pengenalan, responden tidak perlu untuk memunculkan merek tersebut Top of Mind (Puncak Pikiran) Apabila seseorang ditanya langsung tanpa diberi bantuan pengingatan dan ia dapat menyebabkan satu nama merek, maka merek yang paling banyak disebutkan pertama sekali merupakan puncak pikiran. Dengan kata lain, merek tersebut merupakan merek utama dari berbagai merek yang ada dalam benak konsumen. 53 Berdasarkan penjelasan di atas, penulis memahami bahwa faktor pertama pembentuk brand image adalah brand awareness, yaitu kesadaran konsumen ketika ditanya mengenai suatu merek rertentu. Brand awareness terdiri dari empat tahap; mulai dari ketidaksadaran konsumen terhadap merek, lalu pengenalan konsumen terhadap merek, kemudian ingatnya konsumen terhadap merek tersebut hingga melekatnya merek tersebut di benak pelanggan, yang membuat pelanggan langsung mengingat merek tersebut ketika ia ingin membeli suatu kebutuhan yang memiliki banyak merek dan varian. Dalam kondisi pasar yang menawarkan banyak merek, pengukuran brand awareness menjadi sangat penting, untuk mengetahui seberapa kuat merek ada di benak konsumen dan seberapa besar peran merek menciptakan brand association, yang selanjutnya akan membentuk brand image. 53 Freddy Rangkuti, the Power of Brands, Teknik Mengelola Brand Equity dan Strategi Pengembangan Merek, PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2002, hlm.40 - 31 - 2. Brand Association Brand association adalah segala hal yang berkaitan dengan ingatan mengenai merek. Menurut David A. Aaker dalam buku Bilson Simamora, Aura merek, terdapat sebelas sumber brand association, yaitu: a. b. c. d. e. f. g. h. Atribut Produk Mengasosiasikan atribut atau karakteristik suatu produk adalah strategi dalam positioning yang paling sering digunakan. Mengembangkan asosiasi semacam ini berguna, karena jika atribut tersebut bermakna, maka asosiasi dapat secara langsung diteijemahkan dalam alasan pembelian suatu merek. Hal-hal tidak nyata (Intangibles) Suatu faktor tak berwujud merupakan atribut umum, seperti halnya kualitas, kemajuan teknologi, atau kesan nilai yang mengikhtisarkan serangkaian atribut yang objektif. Manfaat bagi pelanggan Manfaat bagi pelanggan berhubungan dengan atribut, di mana apabila ingin membuat asosiasi manfaat, maka perusahaan harus membuat asosiasi atribut sebagai alasannya. Harga Relatif Harga yang rendah atau harga yang terjangkau dapat dyadikan suatu acuan dalam mendapatkan asosiasi merek. Harga yang teijangkau ini akan bermanfaat bila pasar yang dituju adalah yang sensitif terhadap harga, dan selisih harga yang ditawarkan cukup berarti bagi konsumen. Penggunaan/Aplikasi Mengasosiasikan merek tersebut dengan waktu penggunaan produk tersebut atau pada aplikasi tertentu dapat dipakai menjadi sumber asosiasi produk. Pemakai/Pelanggan Pendekatan ini adalah dengan mengasosiasikan sebuah merek dengan sebuah tipe pengguna atau pelanggan dari produk tersebut. Selebriti/Seseorang Mengasosiasikan suatu produk dengan selebriti atau seseorang yang menjadi image dalam masyarakat di mana dengan popularitas orang tersebut, diharapkan dapat meningkatkan peiyualan produk. Gaya hidup/Kepribadian Suatu produk yang dapat diasosiasikan dengan kepribadian di mana produk tersebut dapat mencerminkan kepribadian yang lebih kuat dalam diri seseorang. - 32 - i. Kelas Produk Merek juga dapat diasosiasikan dengan kelas produk, guna membuat keputusan positioning yang tepat dan cara ini akan lebih berhasil jika merek tersebut merupakan merek pertama pada kategori produk yang bersangkutan atau produk yang sejenis. j. Pesaing Usaha membandingkan merek dengan merek lainnya bisa dijadikan sebagai sumber asosiasi. k. Negara/Area Geografis Kita juga bisa mengasosiasikan merek dengan negara ataupun area geografis. Syarat untuk menggunakan negara atau wilayah geografis sebagai sumber asosiasi adalah tempat-temp&t yang dijadikan sumber asosiasi harus memiliki citra positif tentang produk yang diIklankan.54 Penulis memahami bahwa untuk membentuk brand image, konsumen dapat menggunakan sebelas sumber tersebut untuk membentuk Brand association. Kesebelas unsur tersebut membantu menciptakan asosiasi tertentu di benak konsumen terhadap suatu merek. Asosiasi ini, menurut David A. Aaker memiliki nilai-nilai penting, yaitu untuk, "Membantu proses penyusunan informasi, Diferensiasi/Posisi, Alasan untuk membeli, menciptakan sikap/perasaaan positif, dan basis perluasan merek (brand leverage)."55 Pembentuk asosiasi merek dikonsepkan secara lebih singkat oleh Shimp, menjadi: Brand image dapat dianggap sebagai jenis asosiasi yang muncul di benak konsumen ketika mengingat sebuah merek tertentu ".... Asosiasi tersebut dikonseptualisasi berdasarkan (1) jenis, (2) dukungan, (3) kekuatan, dan (4) keunikan, seperti yang tercantum dalam gambar berikut : 54 55 Bilson Simamora & Johanes Lim, Aura merek, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2002, hlm.75 Freddy Rangkuti, Op. Cit, hlm.41 - 33 - Gambar 2.2 Kerangka Ekuitas Merek Berbasis Konsumen Dengan demikian, berdasarkan kedua faktor di atas, dinyatakan bahwa keberhasilan penciptaan brand image salah satunya dapat di ukur melalui hal pertama yang mucul di benak konsumen ketika ditanyakan kesan tentang suatu brand. Seperti penjelasan berikut: Brand image yang baik muncul dengan cepat, bersifat positif, dan hampir selalu unik di antara merek-merek yang bersaing. Kemudian, dapat diperkuat dengan brand communication seperti packaging, advertising, - 34 - promotion, customer service, word-of- mouth dan aspek lainnya dari brand experience. Biasanya brand image muncul dengan menanyakan kepada konsumen kata pertama/kesan pertama yang muncul dalam benak mereka ketika suatu merek tertentu di sebutkan (terkadang di sebut "top of mind'). Ketika respon yang muncul adalah banyak variabel, tidak memiliki kesan, atau mengarah pada atribut non-image seperti biaya, hal itu menandakan bahwa merek tersebut lemah.56 Berdasarkan penjelasan di atas, penulis memahami bahwa bahwa pengukuran brand image yang kuat adalah ketika jawaban konsumen cepat, mengarah pada pembedaan dengan merek lain dan bersifat positif. Kekuatan brand image, yang dapat disampaikan dan dibentuk melalui salah satu brand communication yaitu Iklan dan word of mouth dapat dilihat dari jumlah variabel yang disebutkan konsumen. Semakin sedikit dan seragam variabel yang disebutkan, maka brand image semakin kuat, tetapi apabila variabel yang disebutkan banyak dan langsung mengarah ke biaya, maka brand image dapat dikatakan lemah. 2.6.2 Peran Iklan Televisi dalam membentuk Brand Image Iklan, sebagai bentuk komunikasi merek yang ditujukan bagi khalayak dalam jumlah banyak, menggunakan faktor pembentuk brand awareness dan brand association. 56 http://www.asiamarketresearch.com/elossarv/fc/-gwrf-image.htm. 19 April 2009, pukul 20.30 WIB - 35 - Dalam tulisan yang penulis kutip, dijelaskan bahwa pembentukan brand image dalam marketing communications biasanya dilakukan melalui penayangan iklan. Berikut penjelasannya : Periklanan adalah cara yang sangat baik untuk membentuk citra merek pada benak konsumen. Ketika para perusahaan mengembangkan kampanye periklanan, mereka harus berusaha untuk menekankan identitas merek sebanyak mungkin. Hal ini dilakukan untuk membentuk citra, yang diperoleh konsumen dari sebuah merek, yang dibuat sedekat mungkin dengan identitas merek.57 Selanjutnya, dalam fungsinya sebagai pembentuk citra merek, iklan televisi juga didukung oleh iklan dalam beberapa media lain, seperti penjelasan berikut: Banyak periklanan yang didesain untuk menaikkan konsumsi produk dan jasa melalui pembuatan dan pembaharuan "citra merek." Untuk tujuan ini, periklanan kadang-kadang mengemas pesan persuasif mereka dengan informasi faktual. Media utama yang juga digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan tersebut adalah televisi, radio, bioskop, majalah, surat kabar, video permainan, internet, tas untuk bekerja dan papan iklan.58 Dari beberapa tulisan di atas, penulis memahami bahwa brand image yang kuat adalah image yang tercipta sangat dekat dengan brand identity, yang merupakan seperangkat identitas suatu merek produk. Tetapi, brand image bersifat lebih khusus, yang sudah menjelma menjadi sebuah sikap mental dan kepercayaan terhadap suatu produk, terutama berkaitan dengan nama merek dan asosiasi konsumen terhadap produk tersebut dalam bentuk pengetahuan, perasaan, perasaan positif atau negatif dan suatu hal 57 58 Rik Riezebos, Op. Cit, hlm 113 http://en.wikipedia.org/wiki/Advertising, 24 April 2010, Pukul 21.20 WIB - 36 - yang paling dekat dengan brand tersebut. Brand image bersifat sangat subjektif dan tercipta melalui pengalaman konsumen dengan produk tersebut. Salah satu medium yang paling mempengaruhi interpretasi konsumen adalah melalui iklan, yang merupakan elemen marketing communications, yang biasanya berisi pesan persuasif dan disertai dengan informasi terkini yang terkait dengan produk yang ditawarkan. Membangun brand image yang baik adalah aset berharga bagi perusahaan, yang mewakili nilai-nilai, ide-ide dan produk serta layanan yang dapat bersifat emosional, karena itulah diperlukan upaya untuk menyentuh sisi emosional konsumen, termasuk melalui Iklan. Seperti tulisan berikut: Menciptakan sebuah citra merek yang baik bagi sebuah perusahaan adalah aspek yang paling penting dalam bisnis, karena merek adalah aset yang paling berharga dari sebuah perusahaan. Sebuah merek adalah sebuah simbol bagi perusahaan, mewakili nilai-nilai perusahaan, ide-ide dan tentu saja produk dan jasa yang ditawarkan perusahaan. Nilai-nilai ini juga dapat bersifat emosional bagi para konsumen. Merek juga memiliki sebuah nilai yang mewakili standar produk, apakah termasuk barang mewah atau kebutuhan sehari-hari. Sebuah perusahaan yang mengeluarkan merek eksklusif dengan menampilkan sebuah pernyataan kemewahan tentu saja berupaya mengangkat citra tersebut. Citra merek ini terutama diwakilkan melalui upaya periklanan dan pemasaran perusahaan tersebut59 Strategi kreatif periklanan dalam menciptakan brand image harus disesuaikan dengan hal baru yang bersifat sosial bagi konsumen. Hal ini 59 Rik Riezebos, Op. Cit, hlm. 114-115 - 37 - berguna untuk penciptaan nilai dan citra positif terhadap merek yang dilklankan. Seperti penjelasan berikut: Kreatifitas nantinya akan menciptakan kebaruan atau tren terbaru. Citra ini menjadi sangat beralasan dalam rangka memberi reaksi pada tantangan yang mensyaratkan iklan "tidak jauh" dari realitas yang ada. Lingkungan yang semakin menuntut banyak hal sejalan dengan karakter keadaan pasar saat ini yang mementingkan citra sosial. Periklanan akan menciptakan sebuah citra .... Dalam sudut pandang pemasaran, periklanan telah menjadi sebuah media komunikasi pemasaran terutama kerika produk berubah menjadi sebuah merek atau ketika sebuah merek harus meningkatkan nilai- nilai merek. Periklanan juga menjadi salah satu media untuk mengkomunikasikan produk dengan pasarnya. Bagi beberapa merek, faktor penting yang juga membangun citra positif adalah kekuatan terpaan iklan dan kualitas pesan periklanan.60 2.7 Produk Suatu perusahaan pasti memiliki suatu produk atau jasa, yang ditawarkan kepada konsumen. Kotler mengemukakan bahwa: ''Produk adalah elemen kunci dalam penawaran pasar (<market offering)" Hal ini jelas karena setiap kebutuhan, keinginan, dan permintaan manusia memerlukan adanya produk untuk memuaskannya. Kotler juga memaparkan lebih jelas lagi mengenai produk yaitu : Produk adalah sesuatu yang dihasilkan oleh perusahaan baik berupa barang maupun jasa yang ditawarkan kepada masyarakat untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan hidup masyarakat. Produk yang dipasarkan meliputi barang fisik (misalnya mobil, buku), jasa (misalnya cukur, konser, bimbingan pendidikan dan psikologis), orang (misalnya Michael Jordan, Barbara Streissand, tempat (misalnya Hawaii, Venesia), 60 http://hi.diva-portal.or|z/smash/record.isf?pid=diva2:4267. 20 April 2010 pukul 20.30 WIB - 38 - organisasi (misalnya yayasan jantung Amerika, Pramuka), dan gagasan (misalnya keluarga berencana, mengemudi yang aman).61 Dalam merencanakan penawaran pasar, pemasar perlu berpikir melalui lima tingkat produk, yang dijelaskan oleh Philip Kotler sebagai berikut: Pertama manfaat inti (core benefit) yaitu jasa atau manfaat dasar sesungguhnya yang dibeli pelanggan, kedua pemasar harus mengubah manfaat inti menjadi produk dasar (basic product), ketiga pemasar harus menyiapkan produk yang diharapkan (expected product), keempat pasar menyiapkan produk yang ditingkatkan (augmented product), kelima terdapat produk potensial (potential product). Tiap tingkat menambah lebih banyak pelanggan, dan kelimanya membentuk suatu hirearki nilai pelanggan.62 Dari penjelasan tersebut, maka penulis menyimpulkan bahwa manfaat inti brand Tolak Angin adalah untuk mengobati masuk angin, produk dasar adalah jamu untuk masuk angin, produk yang diharapkan adalah produk pemelihara kesehatan, produk yang ditingkatkan adalah suplemen bagi tubuh, dan produk potensial adalah sebagai produk yang asli Indonesia yang dapat diekspor ke mancanegara. 2.8 Teori Reception analysis Reception analysis atau analisis penerimaan adalah studi yang berfokus pada penerimaan dan interpretasi khalayak terhadap isi pesan yang di 61 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian (Edisi Revisi), PT. Prenhalindo, Jakarta, 1998, hlm 52. 62 Ibid, hlm 52. - 39 - sampaikan media. Pengertian tentang interpretasi menurut Stephen W. Little John, adalah: Interpretasi didefinisikan sebagai kondisi aktif seseorang dalam proses berpikir dan kegiatan kreatif pencarian makna. Sementara makna pesan media tidak lah permanen, makna dikontruksi oleh khalayak melalui komitmen dengan teks media dalam kegiatan rutin interpretasinya. Artinya, khalayak adalah aktif dalam menginterpretasi dan memaknai teks media.63 Keeratan kaitan antara teks dan media dideskripsikan oleh Klaus Bruhn Jensen sebagai berikut: Teks dan penerimanya adalah elemen yang saling melengkapi dalam suatu area penelitian. Studi ini menjadi begitu menarik karena penggunaan media yang semakin meluas, yang tentunya menghasilkan pengaruh dan perubahan yang cukup signifikan terhadap kehidupan sebagian atau semua orang. Media terintegrasi kedalam kehidupan sosial seseorang setiap harinya Media adalah bagian kehidupan sosial manusia, dan manusia terhubung dengan media dalam social settings masing-masing 64 Pesan teks pada media terkandung dalam program televisi, film, maupun iklan. Secara singkat, reception analysis adalah "Metode yang mempunyai hubungan antara analisis wacana media dan analisis khalayak, yang hasil interpretasinya merujuk pada konteks, budaya dan "konteks" dalam media."65 Sedangkan, menurut salah satu jurnal ilmiah online,"Reception analysis mengajukan bahwa teks dan penerimanya adalah elemen yang saling 63 Stephen W. Little John, Theories of Human Communication, Wadsworth Publishing Company, London, 1999, hlm 199 64 Klaus Bruhn Jensen dan Nicholas W. Jankowski, A handbook of Qualitative Mhetodologis for Mass Communication Research, Routledge, London, 2003, hlm 161-163 65 Ibid, hlm 139 - 40 - melengkapi dalam satu area penyelidikan dimana penerima kedua tidak saling berhubungan dan komunikasi aspek sosial."66 Klaus Bruhn Jensen dan Nicholas W. Jankowski menyebutkan, "analisis penerimaan berarti bahwa tidak ada yang bisa menjadi "pengaruh" tanpa adanya "makna".67 Melalui pernyataan tersebut, penulis menangkap bahwa meskipun tidak benar-benar bersentuhan secara langsung, penerima pesan dan teks dalam Iklan adalah elemen yang saling melengkapi. Pesan dalam media tidak akan bermanfaat jika penerima pesan tidak menginterpretasikan pesan tersebut Begitu pentingnya analisis dari wacana dan penerimaan dari khalayak, hingga dapat dikatakan keduanya berinteraksi dan saling mempengaruhi. Jika dikaitkan dengan penelitian ini, makna teks Iklan menghasilkan kesan tertentu di benak khalayak yang merupakan target konsumen, yang membentuk brand image produk Tolak Angin. Selanjutnya, dijelaskan pula bahwa makna teks bukan di tentukan oleh pembuat pesan, melainkan datang dari interpretasi oleh khalayak Iklan, seperti pernyataan berikut; Isi media dipahami sebagai bagian dari sebuah proses dimana common sense dikontruksi melalui pembacaan yang diperoleh dari gambar dan teks bahasa. Sementara, makna teks media bukanlah fitur yang transparan, tetapi produk interpretasi oleh pembaca dan penonton.68 66 http://puslit2.petra.ac.id/ejoumal/index.php/iko/article/viewArticle/16951, 1 Mei 2010, pukul 22.03 WIB Klaus Bruhn Jensen dan Nicholas W. Jankowski, Op. Cit, hlm. 135 68 John Street, Mass Media, Politics and Society, Palgrave, New York, 2001, hlm. 95-97 67 - 41 - Menurut penelitian yang penulis kutip, dengan peran media yang lebih luas, khalayak dapat terbawa ke tataran dunia yang lebih luas, yang sudah ditata sedemikian rupa oleh pembuat pesan dalam media, yang selanjutnya akan diinterpretasikan oleh khalayak. ... Asumsinya adalah, sebelumnya media hanya menjadi penyalur informasi, maka kini ia menjadi fasilitator, penyaring dan pemberi makna dari sebuah informasi. Media kini bertugas untuk membawa audience-nya masuk dalam dunia makna yang lebih luas, tidak terbatas pada tempat dan waktu kejadian sebuah peristiwa.69 Terdapat dua pandangan dalam studi khalayak, yang pertama adalah khalayak sebagai pihak pasif, yang digambarkan sebagai sasaran media massa yang menerima isi pesan media tanpa interpretasi yang kritis. Kemudian, muncul fokus kedua, yang menggambarkan khalayak sebagai komunikan yang lebih aktif menginterpretasi pesan media dan meneruskannya dalam forum atau diskusi publik. Seperti penggambaran tabel dalam jurnal berikut ini: 69 http://puslit2.petra.ac.id/eiournal/index.php/iko/article/viewArticle/16951. 1 Mei 2010, pukul 22.03 WIB - 42 - Tabel 2.1 Studi Khalayak dalam Komunikasi Massa70 Dalam tabel tersebut, reception analysis merupakan perkembangan dari pandangan media massa yang semula memandang khalayak sebagai komunikan yang pasif yang dapat dengan mudah dipengaruhi. Selanjutnya, khalayak lebih memegang kendali karena cenderung menggunakan media sesuai kebutuhan. Kemudian, menjadi active interpreter, yang memfokuskan pada hubungan pemaknaan isi media massa dan khalayak. Setelah itu, fokus studi berkembang menjadi media ethnography mengenai rutinitas penggunaan media dalam kehidupan sehari-hari. Seperti kutipan berikut: 70 http://puslit2.petra.ac.id/eiournal/index.php/iko/article/viewArticle/16951. 1 Mei 2010, pukul 22.03 WIB - 43 - Reception analysis merujuk pada sebuah komparasi antara analisis tekstual wacana media dan dan wacana khalayak, yang hasil interpretasinya merujuk pada konteks, seperti cultural setting dan context atas isi media lain.71 Dalam penelitian ini, penulis tertarik menggunakan reception analysis untuk mengetahui keragaman brand image dibenak khalayak karena peran khalayak sebagai pihak yang aktif dalam menginterpretasikan isi pesan, seperi yang dikemukakan oleh McQuail: Khalayak dilihat sebagai bagian dari interpretive communitive yang selalu aktif dalam mempersepsi pesan dan memproduksi makna, tidak hanya sekedar menjadi individu pasif yang hanya menerima saja makna yang diproduksi oleh media massa.72 Penulis menyimpulkan bahwa reception analysis merupakan sebuah studi tentang penerimaan khalayak terhadap isi media, yang isinya sangat bervariasi, tergantung pada kondisi politik sosial dan budaya di mana isi media tersebut diciptakan, dan interpretasi isi media tersebut tergantung pada penga/aman sehari-hari komurtikan yang mendapat terpaan isi media tersebut. Seperti pernyataan berikut: Reception analysis menekankan pada penggunaan media sebagai refleksi dari konteks sosial budaya dan sebagai proses dari pemberian makna melalui persepsi khalayak atas pengalaman dan produksi.73 71 Klaus Bruhn Jensen dan Nicholas W. Jankowski, Op. Cit, hlm. 139 Dennis McQuail, Audience Analysis, Sage Publications, Inc, London, 1997, hlm.19 73 Ibid, hlm. 19 72 - 44 - Interpretasi khalayak terhadap isi pesan sangat dipengaruhi oleh identitas sosial dan posisi nya sebagai khalayak, yang memahami isi pesan berdasarkan pengalaman masing-masing khalayak yang berbeda. 2.9 Kerangka Pemikiran Iklan adalah bentuk komunikasi persuasif untuk menyampaian suatu gagasan untuk mempengaruhi khalayaknya. Daya Tarik Iklan pun disesuaikan dengan target sasaran (khalayak) dan tujuan pembentukan brand image. Pesan dan daya tarik dalam iklan dapat membentuk brand image di benak khalayak iklan, namun dipengauhi oleh social setting masing-masing khalayak. Hal ini di analisa berdasarkan teori Reception analysis yang mengungkapkan bahwa khalayak merupakan pihak yang aktif mengintepretasikan isi pesan yang disampaikan oleh media massa. Dengan demikian, kerangka pemikirannya adalah sebagai berikut: Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran Television Commersial Brand Image on Audience’s Audience’s mind Social Setting Interpretasi Khalayak Khalayak Reception Analysis Theory