BAB II LANDASAN TEORI

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Signalling Theory
Dalam teori persignalan membahas masalah asimetri informasi di pasar.
Teori ini menjelaskan bagaimana asimetri informasi dapat dikurangi dengan
cara, salah satu pihak memberikan signal informasi kepada pihak lain
(Susilowati, 2010) dalam Hani (2013). Teori signaling menyatakan bahwa
perusahaan yang berkualitas baik akan dengan sengaja memberikan sinyal
kepada pasar. Dengan demikian pasar akan diharapkan dapat membedakan
perusahaan yang berkualitas baik dengan kualitas yang buruk (Wijayanto,
2009) dalam Hani (2013). Teori sinyal (signaling theory) menjelaskan
mengapa perusahaan memiliki dorongan untuk memberikan informasi dari
laporan keuangannya kepada pihak eksternal perusahaan. Dorongan
perusahaan untuk memberikan informasi karena terdapat informasi asimetri
antara perusahaan dengan eksternal. Perusahaan mengetahui lebih banyak
mengenai prospek yang akan datang dibandingkan dengan pihak eksternal
yaitu seperti investor dan kreditor. Pada saat melakukan penawaran umum,
investor tidak dapat membedakan perusahaan yang berkualitas baik dan
buruk.
Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena
pada hakekatnya informasi menyajikan keterangan, catatan atau gambaran
baik untuk keadaan masa lalu, saat ini, maupun keadaan di masa yang akan
7
8
datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana pasar
efeknya. Informasi yang lengkap , relavan, akurat dan tepat waktu sangat
diperlukan oleh investor
dipasar modal sebagai alat analisis untuk
mengambil keputusan investasi. Apabila pengumuman tersebut mengandung
nilai positif, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman
tersebut diterima oleh pasar.
Reaksi pasar ditunjukan dengan adanya perubahan harga saham pada
waktu informasi diumumkan dan semua pelaku
pasar sudah menerima
informasi tersebut, dimana pelaku pasar terlebih dahulu menginterprestasikan
dan menganalisis informasi tersebut sebagai sinyal baik (good news) atau
sinyal buruk (bad news). Jika pengumuman informasi tersebut sebagai sinyal
baik bagi investor, maka terjadi perubahan dalam harga saham, dimana harga
saham menjadi naik.
Pengumuman informasi akuntansi dan non-akuntansi akan memberikan
sinyal bahwa perusahaan memiliki prospek yang baik di masa mendatang
(good news) sehingga investor tertarik untuk melakukan perdagangan saham,
dengan demikian pasar akan bereaksi yang tercermin melalui perubahan
harga saham. Dengan demikian hubungan antara publikasi informasi baik
laporan keuangan, informasi non-keuangan ataupun sosial politik terhadap
fluktuasi harga saham dapat dilihat dalam efisiensi pasar. Efisiensi pasar
merupakan konsep dasar yang bisa membantu kita memahami bagaimana
sebenarnya mekanisme harga yang terjadi di pasar modal.
9
B. Laba Akuntansi
1. Pengertian Laba Akuntansi
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam PSAK No. 46 (2012)
menyatakan bahwa:
Laba akuntansi adalah laba atau rugi selama suatu periode sebelum
dikurangi beban pajak.
Laba akuntansi menurut Sofyan (2012 : 303) adalah sebagai berikut:
“Perbedaan antara realisasi penghasilan yang berasal dari transaksi
perusahaan pada periode tertentu dikurangi dengan biaya yang
dikeluarkan untuk mendapatkan penghasilan itu.”
Menurut akuntansi yang dimaksud dengan laba akuntansi itu adalah
perbedaan antara revenue yang direalisasi yang timbul dari transaksi pada
periode tertentu dan dihadapkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan
pada periode tersebut. Menurut Belkaoui dalam Sofyan (2012 : 309)
definisi tentang laba itu mengandung lima sifat sebagai berikut:
Laba akuntansi didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi, yaitu
timbulnya hasil dan biaya untuk mendapatkan hasil tersebut.
a. Laba akuntansi didasarkan pada postulat “periodik” laba itu, artinya
merupakan prestasi perusahaan itu pada periode tertentu.
b. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip revenue yang memerlukan
batasan tersendiri tentang apa yang termasuk hasil.
c. Laba akuntansi memerlukan perhitungan terhadap biaya dalam bentuk
biaya historis yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan hasil
tertentu.
10
d. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip matching artinya hasil
dikurangi biaya yang diterima/dikeluarkan pada periode yang sama.
Adapun pengertian dan macam-macam laba adalah sebagai berikut :
a. Laba Kotor (laba bruto) adalah jumlah penjualan dikurangi harga pokok
penjualan.
b. Laba Operasi (operating income) adalah selisih antara laba kotor dengan
beban operasi. Secara umum beban operasi adalah seluruh beban operasi
kecuali beban bunga dan pajak. Sehingga laba operasi dapat disebut juga
dengan laba sebelum bunga dan pajak.
c. Laba Sebelum Pajak adalah laba yang tersisa setelah dikurangi semua
biaya-biaya operasi namun belum dikurangi pajak.
d. Laba bersih (net income) adalah jumlah pendapatan dikurangi semua biaya
dan pajak dari jumlah penjualan.
2. Konsep Laba
Bagi para pemegang saham dan kreditor, laporan laba rugi dan komponenkomponen laba lainnya merupakan suatu informasi yang dapat bermanfaat
sebagai suatu ukuran keberhasilan suatu usaha, penilaian atas kinerja
manajemen dalam suatu perusahaan untuk mengelola sumber daya
perusahaan yang telah ada, sebagai dasar untuk membuat peramalanperamalan dimasa yang akan datang, sebagai dasar untuk memprediksi
kemampuan menghasilkan kas.
Salah satu fungsi akuntansi adalah melakukan pengukuran, termasuk
pengukuran prestasi, hasil usaha atau hasil laba dan kemampuan posisi
11
keuangan. Pengukuran laba bukan hanya penting untuk menentukan
prestasi perusahaan tetapi juga sebagai informasi bagi para penerima laba
(Feby Prasetya, 2012).
3. Keunggulan Dan Kelemahan Laba Akuntansi
Menurut Sofyan (2012 : 305) terdapat beberapa keunggulan dari laba
akuntansi, yaitu :
1. Dapat terus menerus ditelusuri dan diuji.
2. Karena perhitungannya didasarkan pada kenyataan yang terjadi (fakta)
dan dilaporkan secara objektif, perhitungan laba ini dapat diperiksa
(verifiability).
3. Memenuhi prinsip consevatism, karena yang diakui hanya laba yang
direalisasi dan tidak memperhatikan perubahan nilai.
4. Dapat dijadikan sebagai alat control oleh manajemen dalam
melaksanakan fungsi-fungsi manajemen.
Kelemahan laba akuntansi adalah :
1. Tidak dapat menunjukkan laba yang belum direalisasi yang timbul dari
kenaikan nilai. Kenaikan nilai ini ada namun belum direalisasi.
2. Sulit mengakui kebenaran jika dilakukan perbandingan. Hal ini timbul
karena adanya perbedaan dalam metode menghitung cost, perbedaan
waktu antara realisasi hasil dan biaya.
3. Penerapan prinsip realisasi, historical cost dan conservatism dapat
menimbulkan salah pengertian terhadap data yang disajikan.
12
C. Nilai Buku Ekuitas
1. Pengertian Nilai Buku Ekuitas
Memahami niali buku merupakan hal yang perlu dan berguna, karena
dapat digunakan untuk mengetahui saham-saham mana yang tumbuh
(growth) dan yang murah (undervalued).
Menurut Veithzal (2013 : 153) Nilai buku adalah nilai riil suatu saham.
Nilai buku suatu perusahaan dapat diperoleh dengan cara membagi seluruh
modal sendiri dengan semua saham yang dikeluarkan.
Nilai buku saham sangat menentukan harga pasar saham yang
bersangkutan. Oleh karena itu, sebelum investor memutuskan untuk membeli
dan menjual saham, mereka harus memperhatikan nilai buku saham yang
bersangkutan dan
membandingkan dengan harga yang ditawarkan. Nilai
buku ekuitas itu sendiri digunakan untuk dibandingkan dengan nilai pasar,
agar para investor dapat menilai apakah harga saham yang beredar terlalu
tinggi atau terlalu rendah. Nilai buku saham mencerminkan nilai perusahaan,
dan nilai perusahaan tercermin pada kekayaan bersih ekonomis yang
dimilikinya. Nilai buku saham bersifat dinamis tergantung pada perubahan
nilai kekayaan bersih ekonomis pada suatu saat.
Menurut Jogiyanto (2008: 79), nilai buku merupakan nilai saham menurut
pembukuan perusahaan emiten.
Kekayaan bersih ekonomis adalah selisih total aktiva dengan total
kewajiban. Umumnya harga pasar saham berbeda dengan nilai buku saham.
Makin sedikit informasi yang didapat diperoleh untuk menghitung harga
13
saham, semakin jauh perbedaan tersebut. Terlalu sedikit informasi yang
mengalir ke Bursa Efek, maka harga saham tersebut cenderung dipengaruhi
oleh tekanan psikologis pembeli atau penjual (tindakan yang tidak rasional).
Untuk mencegah hal tersebut sebaiknya perusahaan selalu meberi informasi
yang cukup ke Bursa Efek sepanjang informasi tersebut berpengaruh terhadap
harga sahamnya.
2. Tujuan dan Kegunaan Nilai Buku Ekuitas
Menurut Kieso (2007 : 223) Tujuan dari nilai buku yaitu untuk mengukur
jumlah yang akan diterima setiap saham jika perusahaan dilikuidasi pada
jumlah yang dilaporkan di neraca.
Apabila nilai buku lebih tinggi dibandingkan dengan nilai pasar, maka
nilai perusahaan tersebut akan naik dan volume perdagangan saham akan
meningkat sehingga menaikkan harga saham, dan sebaliknya. Semakin tinggi
rasio nilai buku ekuitas maka semakin baik hasil yang diperoleh oleh
perusahaan. Nilai buku per saham yang lebih besar akan lebih memberikan
jaminan kepada investor apabila emiten dilikuidasi.
D. Laporan Arus Kas
1. Pengertian Arus Kas
Menurut Dwi (2012 :145) laporan arus kas merupakan laporan yang
menyajikan tentang informasi arus kas masuk dan arus kas keluar dan
setara kas suatu entitas untuk suatu periode tertentu. Melalui laporan arus
kas, pengguna laporan keuangan ingin mengetahui bagaimana entitas
menghasilkan dan menggunakan kas dan setara kas.
14
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2012 : 2) menyatakan bahwa :
Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan entitas dalam
menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pengguna
mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai kini
arus kas masa depan (future cash flows) dari berbagai entitas.
Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai
laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan kas dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan
untuk menggunakan arus kas tersebut. Dalam proses pengambilan
keputusan ekonomi, para pemakai perlu melakukan evaluasi terhadap
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta
kepastian perolehannya.
2. Tujuan dan Kegunaan Laporan Arus Kas
Tujuan utama laporan arus kas menurut Dwi (2012 : 145) adalah untuk
menyajikan informasi tentang perubahan arus kas dan setara kas entitas
selama satu periode yang diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi,
investasi, dan pendanaan. Informasi ini berguna bagi investor, kreditor,
dan pengguna lain laporan keuangan, yaitu bertujuan sebagai berikut :
1. Mengevaluasi kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara
kas, waktu dan kepastian dalam menghasilkan.
2. Mengevaluasi struktur keuangan entitas (termasuk likuiditas dan
solvabilitas) dan kemampuan dalam memenuhi kewajiban dan
membayar dividen.
15
3. Memahami pos yang menjadi selisih antara laba rugi periode berjalan
dengan arus kas neto dari kegiatan operasi (akrual). Analisis perbedaan
ini sering kali dapat membantu dalam mengevaluasi kualitas laba
entitas.
4. Membandingkan kinerja operasi antar entitas yang berbeda, karena
arus kas neto dari laporan arus kas tidak dipengaruhi oleh perbedaan
pilihan metode akuntansi dan pertimbangan manajemen, tidak seperti
basis akrual yang digunakan dalam menentukan laba rugi entitas.
5. Memudahkan pengguna laporan untuk mengembangkan model untuk
menilai dan membandingkan nilai kini arus kas masa depan antar
entitas yang berbeda.
3. Klasifikasi Laporan Arus kas
Seperti yang telah dijelaskan di awal bahasan arus kas, bahwa laporan
arus kas disajikan menurut klasifikasi aktivitas operasi, investasi dan
pendanaan.
a. Aktivitas Operasi
Merupakan aktivitas penghasil utama pendapatan entitas dan aktivitas
lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan pendanaan. Oleh
karena itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan
peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi neto.
Berikut ini disajikan beberapa transaksi yang berasal dari aktivitas
operasi , baik arus kas masuk (cash inflow) maupun arus kas keluar
(cas outflow) :
16
Arus kas masuk dari kegiatan operasi:
1. Penerimaan kas dari penjualan barang atau penyerahan jasa.
2. Penerimaan kas dari pendapatan bunga dan pendapatan deviden.
3. Semua penerimaan yang bukan berasal dari sebagian yang sudah
dimasukan dalam kelompok investasi pembiayaan, seperti jumlah
uang yang diterima dari tuntutan pengadilan dan klaim asuransi,
kecuali yang berhubungan dengan investasi pembiayaan seperti
kerusakan gedung dan pengembalian dana dari supplier.
Arus kas keluar dari kegiatan operasi:
1. Pembayaran kas untuk membeli bahan yang akan digunakan untuk
produksi atau dijual.
2. Pembayarana kas untuk gaji karyawan.
3. Pembayaran kas untuk pemerintah (pajak).
4. Seluruh pembayaran kas yang tidak berasal dari transaksi investasi
atau pendanaan seperti pembayaran tuntutan pengadilan dan
sumbangan.
Menurut PSAK (2012 : 2) ada dua bentuk penyajian laporan arus kas
dalam kegiatan operasi, yaitu:
a. Direct Method (Metode Langsung)
Dengan metode ini kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan
pengeluaran kas bruto diungkapkan.
17
b. Indirect Method (Metode Tidak Langsung)
Dengan metode ini laba atau rugi disesuaikan dengan mengoreksi
pengaruh dari transaksi nonkas, penangguhan, atau akrual dari
penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi dimasa lalu dan masa
depan, dan unsur penghasilan atau bbeban yang terkait dengan arus kas
investasi dan pendanaan.
b. Aktivitas Investasi
Merupakan aktivitas berupa perolehan dan pelepasan aset jangka
panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setar kas.
Berikut ini di sajikan beberapa transaksi yang berasal dari kegiatan
investasi, baik arus kas masuk (cash inflow) maupun arus kas keluar
(cash outflow):
Arus kas masuk dari kegiatan investasi:
1. Penerimaan kas dari penagihan piutang.
2. Penjulan saham baik saham sendiri maupun saham dalam bentuk
investasi.
3. Penerimaan kas dari penjualan aktiva tetap.
Arus kas keluar dari kegiatan investasi:
1. Memberikan pinjaman kepada pihak lain
2. Pembayaran kas untuk membeli surat berharga perusahaan lain.
c. Aktivitas Pendanaan
Merupakan aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah
serta komposisi kontribusi modal dan pinjaman entitas, berupa
18
kegiatan mendapatkan sumber-sumber dana dari pemilik dengan
memberika prospek penghasilan dari sumber dana tersebut, meminjam
dan membayar utang kembali, atau melakukan pinjaman jangka
panjang untuk membayar utang tertentu.
Arus kas masuk dari kegiatan pendanaan yaitu:
1. Penerimaan dan pengeluaran surat berharga dalam bentuk equity.
2. Penerimaan dan pengeluaran obligasi, hipotek, wesel, dan
pinjaman jangka pendek lainnya
Arus kas keluar dari kegiatan pendanaan yaitu:
1. Pembayaran deviden dan pembayaran bunga kepada pemilik akibat
adanya surat berharga saham (equity).
2. Pembayaran kembali utang yang dipinjam.
3. Pembayaran utang kepada kreditor.
4. Pengertian Kas dan Setara Kas
Kas terdiri atas saldo kas (cash on hand) dan rekening giro
(demand deposit). Yang tercakup dalam laporan arus kas adalah termasuk
juga setara kas. Setara kas adalah investasi yang sifatnya sangat likuid,
berjangka pendek, dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam
jumlah yang dapat ditentukan dan memilki risiko perubahan nilai yang
tidak signifikan (Dwi, 2012 : 146).
Pengertian setara kas menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2012 : 2) adalah
sebagai berikut :
19
Setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat
likuid, berjangka pendek dan dengan cepat dapat dijadikan kas dalam
jumlah yang dapat ditentukan dan memiliki risiko perubahan nilai
yang tidak signifikan.
Agar termasuk dalam setara kas suatu pos harus siap atau segera dapat
dikonversi menjadi kas, yang artinya memiliki jangka waktu yang sangat
pendek, misal tiga bulan atau kurang. Yang dimaksud setara kas, misalnya
deposito jangka pendek kurang dari tiga bulan. Investasi dalam bentuk
saham tidak termasuk setara kas, karena sangat mungkin mengalami risiko
perubahan nilai yang signifikan.
E. Saham
1. Pengertian Saham
Saham adalah surat tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang
atau badan dalam suatu perusahaan. Wujud saham adalah selembar kertas
yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut merupakan pemilik
perusahaan (Veithzal, 2013 :147).
Menurut (Kieso et al, 2008), saham (stock) merupakan salah satu
instrumen pasar keuangan yang paling popular dan banyak menjadi pilihan
bagi investor yang ingin menanamkan modalnya karena melihat adanya
tingkat keuntungan yang cukup menarik. Saham juga dapat diartikan
sebagai tanda bukti kepemilikan seseorang atau badan pada suatu perseroan
terbatas. Jika suatu saham tercatat di Bursa Efek Indonesia, berarti ada nama
pemilik saham yang akan tercantum dalam daftar pemegang saham
perseroan.
20
2. Jenis-jenis saham
Dalam pasar modal ada dua jenis saham yang paling umum dikenal
oleh publik yaitu saham biasa (common stock) dan saham istimewa
(preferred stock). Dimana kedua jenis saham ini memiliki arti dan
aturannya masing-masing (Irham, 2013 : 37).
1. Saham preferen (prefered stock)
Preferred Stock (saham istimewa) adalah suatu surat berharga yang
dijual oleh suatu perusahaan yang menjelaskan nilai nominal (rupiah,
dolar, yen dan sebagainya) dimana pemegangnya akan memperoleh
pendapatan tetap dalam bentuk dividen yang akan diterima setiap
kuartal (tiga bulanan) (Irham, 2013 : 37).
Menurut Tjiptono dan Hendy (2011:10), ada beberapa
karakteristik saham preferen, antara lain adalah sebagai berikut :
1. Memiliki hak lebih dahulu memperoleh dividen
2. Dapat mempengaruhi manajemen perusahaan terutama dalam
pencalonan pengurus perusahaan.
3. Memiliki hak pembayaran maksimum sebesar nilai nominal saham
lebih dahulu setelah kreditor apabila perusahaan tersebut
dilikuidasi
4. Kemungkinan dapat memperoleh tambahan dari pembagian laba
perusahaan disamping penghasilan yang diterima secara tetap.
21
5. Dalam hal perusahaan dilikuidasi, memiliki hak memperoleh
pembagian kakayaan perusahaan diatas pemegang saham biasa
setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi.
2. Saham biasa (common Stock)
Common Stock (saham biasa) adalah suatu surat berharga yang dijual
oleh suatu perusahaan yang menjelaskan nilai nominal (rupiah, dolar,
yen dan sebagainya) dimana pemegangnya diberi hak untuk mengikuti
RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) dan RUPSLB (Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa) serta berhak untuk membeli right issue
(penjualan saham terbatas) atau tidak, yang selanjutnya diakhir tahun
akan memperoleh keuntungan dalam bentuk dividen (Irham, 2013: 37).
Menurut Tjiptono dan Hendy (2011:7), saham biasa memiliki
beberapa karakteristik, antara lain :
1. Dividen dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba.
2. Memiliki hak suara dalam rapat umum pemegang saham.
3. Memiliki hak terakhir (junior) dalam hal pembagian kekayaan
perusahaan jika perusahaan tersebut dilikuidasi (dibubarkan)
setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi.
4. Memiliki tanggung jawab terbatas terhadap klaim pihak lain
sebesar proporsi sahamnya.
5. Hak
untuk
memiliki
emptive rights).
saham
baru
terlebih
dahulu
(pre
22
Adapun jenis saham berdasarkan kepemilikan menurut Veithzal
(2013 : 149) yaitu:
a. Saham atas unjuk (bearer stock)
Pada saham ini nama pembeli tidak tercantum dalam sertifikat
saham. Setiap melakukan transaksi (berpindah tangan), nama
pembeli terakhir harus di-endorse (ditulis atau distempel) dibalik
sertifikat saham. Pemilik nama yang tercantum dalam endorse
terakhirlah pemilik saham tersebut.
b. Saham atas nama (registered stock)
Jenis saham ini memberikan hak kepada siapa saja yang
memegang sertifikat saham ini sebagai pemilik saham serta secara
hukum tidak memerlukan
endorsement. Pada dasarnya dalam
sertifikat saham ini tidak tercantum nama pemiliknya.
3. Harga Saham
Harga saham yang terjadi dipasar bursa pada saat tertentu yang
ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan
penawaran saham yang bersangkutan dipasar modal (Jogiyanto, 2011:8).
Harga saham setelah mengalami fluktuasi, tergantung naik atau
turunnya dari satu waktu ke waktu yang lain. Fluktuasi harga tergantung
dari kekuatan penawaran dan permintaan. Apabila suatu saham mengalami
kelebihan permintaan maka harga saham tersebut akan cendering naik,
demikian pula sebaliknya apabila terjadi kelebihan penawaran maka harga
saham cenderung turun. Semakin banyak investor yang ingin membeli
23
atau menyimpan suatu saham, maka harganya akan semakin naik. Dan
sebaliknya jika semakin banyak investor yang menjual atau melepaskan
maka akan berdampak pada turunnya harga saham (Anissa : 2010).
4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham
Ada beberapa kondisi dansituasi yang menentukan suatu saham
mengalami fluktuasi (Fahmi, 2012 : 87), yaitu:
1. Kodisi makro dan mikro ekonomi.
2. Kebijakan perusahaan dalam memutuskan untuk ekspansi (perluasan
usaha), seperti membuka kantor cabang (brand office), kantor cabang
pembantu (sub brand office), baik dibuka di domestic maupun luar
negeri.
3. Pergantian direksi secara tiba-tiba
4. Adanya direksi atau pihak komisaris perusahaan yang terlibat tindak
pidana dan kasusnya sudah masuk ke pengadilan
5. Kinerja perusahaan yang terus mengalami penurunan dalam setiap
waktunya
6. Risiko sistematis, yaitu suatu bentuk risiko yang terjadi secara
menyeluruh dan telah ikut menyebabkan perusahaan ikut terlibat.
7. Efek dari psikologi pasar yang ternyata mampu menekan kondisi
teknikal jual beli saham
5. Penilaian Harga Saham
Menurut Sawidji (2009:46) harga saham dapat dibedakan menjadi 3 (tiga):
24
1. Harga Nominal
Harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan oleh
emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan. Besarnya
harga nominal memberikan arti penting saham karena deviden minimal
biasanya ditetapkan berdasarkan nilai nominal.
2. Harga Perdana
Harga ini merupakan pada waktu harga saham tersebut dicatat di bursa
efek. Harga saham pada pasar perdana biasanya ditetapkan oleh penjamin
emisi (underwriter) dan emiten. Dengan demikian akan diketahui berapa
harga saham emiten itu akan dijual kepada masyarakat biasanya untuk
menentukan harga perdana.
3. Harga pasar
Kalau harga perdana merupakan harga jual dari perjanjian emisi kepada
investor, maka harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu
dengan investor yang lain. Harga ini terjadi setelah saham tersebut
dicatatkan di bursa. Transaksi disini tidak lagi melibatkan emiten dari
penjamin emisi harga ini yang disebut sebagai harga di pasar sekunder
dan harga inilah yang benar-benar mewakili harga perusahaan
penerbitnya, karena pada transaksi di pasar sekunder, kecil sekali terjadi
negosiasi harga investor dengan perusahaan penerbit. Harga yang setiap
hari diumumkan di surat kabar atau media lain adalah harga pasar.
Pedoman yang digunakan untuk menentukan harga saham adalah
sebagai berikut :
25
a. Apabila nilai intrinsik > harga pasar saat ini maka saham tersebut dinilai
harganya terlalu rendah (undervalued) sehingga saham tersebut harus
dibeli atau dipertahankan jika sudah dimiliki.
b. Apabila nilai intrinsik < harga pasar saat ini, maka saham tersebut
dinyatakan harganya terlalu mahal (overvalued). Saham yang dalam
kondisi seperti ini harus segera dijual.
c. Apabila nilai intrinsik = harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai
wajar harganya dan dinyatakan dalam kondisi keseimbangan.
6. Analisis Investasi Saham
Dalam konteks teori untuk melakukan analisis dan memilih saham
terdapat dua pendekatan dasar yakni :
a. Analisis Fundamental
Analisis ini merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham
dimasa yang akan datang dengan mengestimasi nilai faktor-faktor
fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan
datang dan menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga
diperoleh taksiran harga saham Suad (2009:307).
Analisis fundamental lebih menekankan pada penentuan nilai
intrinsik dari suatu saham. Untuk melakukan analisis yang bersifat
fundamental,
maka
perlu
memahami
variabel-variabel
yang
mempengaruhi nilai intrinsik saham. Nilai inilah yang diestimasi oleh
investor dan hasil dari estimasi ini dibandingkan dengan nilai pasar
sekarang (current market price) sehingga dapat diketahui saham-saham
26
yang overprice maupun yang underprice. Beberapa tahapan analisis
untuk melakukan analisis fundamental yaitu :
1) Analisis Ekonomi
Analisis ini menyangkut penilaian umum perekonomian dan
pengaruh potensialnya terhadap hasil sekuritas. Foster (1986) dalam
bukunya Suad (2009:309) menunjukkan bahwa faktor ekonomi
mampu menjelaskan sekitar 17 persen perubahan laba perusahaan.
2) Analisis Industri
Analisis industri akan memberikan pemahaman tentang sifat dan
operasi
dari
suatu
industri
yang
dapat
digunakan
untuk
memperkirakan prospek pertumbuhan industri perusahaan-perusahaan
didalamnya serta prestasi saham-sahamnya.
3) Analisis Kondisi Spesifik Perusahaan
Analisis
ini
menyangkut
penilaian
keadaan
keuangan
perusahaan. Alat yang digunakan dalam analisis ini yaitu analisis
laporan keuangan.
b. Analisis Teknikal
Analisis ini merupakan upaya untuk memperkirakan harga
saham (kondisi pasar) dengan mengamati perubahan harga saham
tersebut (kondisi pasar) di waktu yang lalu Suad (2009:342).
Model analisis teknikal lebih menekankan pada tingkah laku
pemodal di masa yang akan datang berdasarkan kebiasaan di masa lalu.
Didalam analisis teknikal, informasi tentang harga dan volume
27
perdagangan merupakan alat utama untuk analisis. Analisis teknikal
pada dasarnya merupakan upaya untuk menentukan kapan akan
membeli atau menjual saham dengan memanfaatkan indikator-indikator
teknis ataupun menggunakan analisis grafis.
F. Penelitian Terdahulu
Ada beberapa penelitian terdahulu yang digunakan sebagai
referensi
dalam penelitian ini. Laba berpengaruh terhadap keberlangsungan suatu
perusahaan dimana suatu perusahaan yang terus menghasilkan laba secara
terus menerus dapat disimpulkan bahwa perusahaan tersebut mencerminkan
kondisi perusahaan yang baik, dan ketika kondisi perusahaan baik dan kuat,
maka perusahaan tersebut akan mampu membayar dividen dengan tingkat
yang relatif tinggi sehingga semakin banyak investor yang ingin
menginvestasikan modalnya pada perusahaan yang bersangkutan dengan
membeli harga saham perusahaan tersebut. Jika banyaknya investor yang
membeli saham perusahaan tersebut, maka dipastikan harga saham
perusahaan tersebut akan meningkat.
Beberapa penelitian terdahulu mengenai hubungan laba, nilai buku,
informasi arus kas dengan harga saham, menunjukkan bahwa ketiganya
menjadi salah satu faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap harga
saham.
Rio Ilustian dan Dista Amalia Arifa (2013) melakukan penelitian mengenai
hubungan antara informasi laba akuntansi, nilai buku ekuitas dan arus kas
28
operasi terhadap harga saham. Hasilnya menunjukan bahwa ketiga komponen
tersebut berhubungan positif terhadap harga saham.
Anissa Amalia Mulya (2012) dalam penelitiannya menguji apakah
relavansi informasi laba akuntansi, nilai buku ekuitas, dan arus kas operasi
memiliki pengaruh terhadap harga saham. Dan hasil dari penelitian tersebut
menyatakan bahwa secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga
saham.
Sedangkan penelitian Meythi dan Selvy Hartono (2012) menunjukan hasil
bahwa hipotesis parsial, laba yang berpengaruh positif secara signifikan
terhadap harga saham, sedangkan arus kas operasi, arus kas investasi dan arus
kas pendanaan tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hasil
pengujian hipotesis secara simultan juga menunjukkan bahwa laba, arus kas
operasi, arus kas investasi dan pendanaan arus kas memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap harga saham.
Menurut Alfi Fadhliyah (2008) dalam Granting Arizi Yusman (2012)
melakukan penelitian tentang Analisis Pengaruh Nilai Buku Ekuitas dan Laba
Per Saham terhadap Harga Saham pada perusahaan terdaftar di BEI periode
2002-2006. Dan hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa nilai buku ekuitas
berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Agung taufik hidayat (2008) dalam Hannisyah Subana (2012) dengan
penelitian Analisis Pengaruh arus kas , komponen arus kas dan laba akuntansi
terhadap harga saham pada perusahaan LQ45 . Menunjukkan bahwa hanya
29
arus kas operasi yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga
saham.
Dari beberapa hasil penelitian terdahulu diatas, berikut ini disajikan tabel
ringkasan dari penelitian terdahulu yang menjadi dasar dari penelitian empiris
ini:
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
No
Nama Peneliti
Judul Penelitan
Hasil Penelitian
1.
Rio Ilustian dan Dista
Amalia Arifa (2013)
Hubungan antara informasi
laba akuntansi, nilai buku
ekuitas dan arus kas operasi
terhadap harga saham pada
perusahaan
manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun
2008 sampai 2010
2.
Anissa Amalia Mulya
(2012)
Analisis Relavansi Informasi
Laba Akuntansi, Nilai Buku
Ekuitas, dan Arus Kas
Operasi terhadap Harga
Saham dengan studi empirik
pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2004-2008.
Secara parsial variabel
informasi laba akuntansi
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap harga
saham, 2) secara
parsial nilai buku ekuitas
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap harga
saham, 3) arus
kas oprasi tidak mempunyai
pengaruh terhadap harga
saham.
Relavansi Informasi Laba
Akuntansi, Nilai Buku Ekuitas,
dan Arus Kas Operasi
mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap harga
saham.
3.
Meythi dan Selvy
Hartono (2012)
Pengaruh Informasi Laba dan
Arus Kas terhadap Harga
Saham pada perusahaan LQ45 periode 2007-7008.
Secara parsial, laba yang
berpengaruh positif secara
signifikan terhadap harga
saham, sedangkan arus kas
30
4.
Alfi Fadhliyah (2008)
dalam Granting Arizi
Yusman (2012).
Analisis Pengaruh Nilai Buku
Ekuitas dan Laba Per Saham
terhadap Harga Saham pada
perusahaan terdaftar di BEI
periode 2002-2006.
5.
Agung taufik hidayat
(2008) dalam
Analisis Pengaruh arus kas ,
komponen arus kas dan laba
akuntansi terhadap harga
saham pada perusahaan
LQ45
Hannisyah Subana
(2012)
operasi, arus kas investasi dan
arus kas pendanaan tidak
berpengaruh signifikan
terhadap harga saham.
Sedangkan secara simultan
menunjukkan bahwa laba, arus
kas operasi, arus kas investasi
dan pendanaan arus kas
memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap harga
saham.
menyatakan bahwa nilai buku
ekuitas berpengaruh signifikan
terhadap harga saham.
Menunjukkan bahwa hanya
arus kas operasi yang
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap harga
saham.
Sumber: Jurnal Akuntansi, Skripsi Akuntansi
G. Kerangka Pemikiran Teoritis dan Pengaruh Terhadap Harga Saham
Dasar penelitian dari penelitian ini adalah mencoba untuk mencari bukti
empiris mengenai pengaruh laba akuntansi, nilai buku ekuitas, dan arus kas
operasi terhadap harga saham. Salah satu faktor yang mencerminkan kinerja
perusahaan adalah laporan keuangan yang harus dibuat oleh pihak
manajemen secara teratur. Faktor yang menjadi pertimbangan
investor
adalah kemampuan emiten dalam menghasilkan laba. Investor dalam
melakukan investasi saham akan memilih perusahaan yang memiliki tingkat
31
harga saham yang tinggi. Perusahaan yang memiliki harga saham yang tinggi
dianggap perusahaan yang mempunyai kinerja yang bagus. Untuk
menganalisis kinerja perusahaan antara lain dapat diamati melalui
serangkaian analisis terhadap laporan keuangan, yaitu dengan menggunakan
rasio keuangan. Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba
akuntansi, nilai buku ekuitas, arus kas operasi.
1. Pengaruh Laba Akuntansi terhadap Harga Saham
Almilia dan Sulistyowati (2007) dalam Rio dan Dista (2013)
menyatakan bahwa laba akuntansi berpengaruh terhadap harga saham,
jika perusahaan memperoleh laba yang semakin besar, maka secara
teoritis perusahaan akan mampu membagikan deviden yang semakin
besar dan akan berpengaruh positif terhadap harga saham.
Anissa (2010) melakukan penelitian tentang laba akuntansi, dan
hasilnya menunjukkan bahwa secara parsial laba akuntansi memiliki
pengaruh yang positif terhadap harga saham. Hubungan positif antara laba
dengan harga saham dapat diartikan bahwa semakin tinggi nilai laba akan
menimbulkan reaksi positif dari pasar.
2. Pengaruh Nilai Buku Ekuitas terhadap Harga Saham
Menurut Veithzal (2013 : 153) Nilai buku adalah nilai riil suatu
saham. Nilai buku suatu perusahaan dapat diperoleh dengan cara
membagi seluruh modal sendiri dengan semua saham yang dikeluarkan.
Nilai buku saham mencerminkan nilai perusahaan, dan nilai perusahaan
tercermin pada kekayaan bersih ekonomis yang dimilikinya. Nilai buku
32
saham bersifat dinamis tergantung pada perubahan nilai kekayaan bersih
ekonomis pada suatu saat.
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rio dan Dista
(2013) menyatakan bahwa nilai buku ekuitas berpengaruh positif terhadap
harga saham.
3. Pengaruh Arus Kas Operasi terhadap Harga Saham
Laporan
arus
kas
dapat
memberikan
informasi
yang
memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam
aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan dan kemampuan untuk
mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan
perubahan keadaan dan peluang. Kandungan informasi laporan arus kas
dapat diukur dengan menggunakan kekuatan hubungan antara arus kas
dengan harga atau return saham. Informasi laporan arus kas akan
dikatakan mempunyai makna apabila digunakan sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan oleh investor (Anissa, 2010).
Menurut Rio dan Dista (2013 )
menunjukkan bahwa arus kas operasi
memiliki hubungan yang positif tetapi tidak memiliki pengaruh signifikan
terhadap harga saham. Pengaruh yang tidak signifikan dimungkinkan karena
investor tidak menggunakan informasi arus kas operasi sebagai dasar
pengambilan keputusan berinvestasi. Dimana arus kas dan laba akuntansi
kadangkala memberikan informasi yang bertentangan, yaitu kenaikan laba
dapat diikuti oleh penurunan arus kas (Amalia, 2010).
33
Berikut ini gambar pengaruh laba akuntansi, nilai buku ekuitas, dan arus
kas operasi terhadap harga saham:
Laba Akuntansi
Nilai Buku Ekuitas
Harga Saham
Arus Kas Operasi
Gambar 2.1
Bagan Pengaruh Variabel Laba Akuntansi , Nilai Buku Ekuitas dan
Arus Kas Operasi Periode 2010-2012
Download