BAB II LANDASAN TEORI A. Signalling Theory Dalam teori persignalan membahas masalah asimetri informasi di pasar. Teori ini menjelaskan bagaimana asimetri informasi dapat dikurangi dengan cara, salah satu pihak memberikan signal informasi kepada pihak lain (Susilowati, 2010) dalam Hani (2013). Teori signaling menyatakan bahwa perusahaan yang berkualitas baik akan dengan sengaja memberikan sinyal kepada pasar. Dengan demikian pasar akan diharapkan dapat membedakan perusahaan yang berkualitas baik dengan kualitas yang buruk (Wijayanto, 2009) dalam Hani (2013). Teori sinyal (signaling theory) menjelaskan mengapa perusahaan memiliki dorongan untuk memberikan informasi dari laporan keuangannya kepada pihak eksternal perusahaan. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi karena terdapat informasi asimetri antara perusahaan dengan eksternal. Perusahaan mengetahui lebih banyak mengenai prospek yang akan datang dibandingkan dengan pihak eksternal yaitu seperti investor dan kreditor. Pada saat melakukan penawaran umum, investor tidak dapat membedakan perusahaan yang berkualitas baik dan buruk. Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena pada hakekatnya informasi menyajikan keterangan, catatan atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini, maupun keadaan di masa yang akan 7 8 datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana pasar efeknya. Informasi yang lengkap , relavan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor dipasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan investasi. Apabila pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukan dengan adanya perubahan harga saham pada waktu informasi diumumkan dan semua pelaku pasar sudah menerima informasi tersebut, dimana pelaku pasar terlebih dahulu menginterprestasikan dan menganalisis informasi tersebut sebagai sinyal baik (good news) atau sinyal buruk (bad news). Jika pengumuman informasi tersebut sebagai sinyal baik bagi investor, maka terjadi perubahan dalam harga saham, dimana harga saham menjadi naik. Pengumuman informasi akuntansi dan non-akuntansi akan memberikan sinyal bahwa perusahaan memiliki prospek yang baik di masa mendatang (good news) sehingga investor tertarik untuk melakukan perdagangan saham, dengan demikian pasar akan bereaksi yang tercermin melalui perubahan harga saham. Dengan demikian hubungan antara publikasi informasi baik laporan keuangan, informasi non-keuangan ataupun sosial politik terhadap fluktuasi harga saham dapat dilihat dalam efisiensi pasar. Efisiensi pasar merupakan konsep dasar yang bisa membantu kita memahami bagaimana sebenarnya mekanisme harga yang terjadi di pasar modal. 9 B. Laba Akuntansi 1. Pengertian Laba Akuntansi Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam PSAK No. 46 (2012) menyatakan bahwa: Laba akuntansi adalah laba atau rugi selama suatu periode sebelum dikurangi beban pajak. Laba akuntansi menurut Sofyan (2012 : 303) adalah sebagai berikut: “Perbedaan antara realisasi penghasilan yang berasal dari transaksi perusahaan pada periode tertentu dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan penghasilan itu.” Menurut akuntansi yang dimaksud dengan laba akuntansi itu adalah perbedaan antara revenue yang direalisasi yang timbul dari transaksi pada periode tertentu dan dihadapkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan pada periode tersebut. Menurut Belkaoui dalam Sofyan (2012 : 309) definisi tentang laba itu mengandung lima sifat sebagai berikut: Laba akuntansi didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi, yaitu timbulnya hasil dan biaya untuk mendapatkan hasil tersebut. a. Laba akuntansi didasarkan pada postulat “periodik” laba itu, artinya merupakan prestasi perusahaan itu pada periode tertentu. b. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip revenue yang memerlukan batasan tersendiri tentang apa yang termasuk hasil. c. Laba akuntansi memerlukan perhitungan terhadap biaya dalam bentuk biaya historis yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan hasil tertentu. 10 d. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip matching artinya hasil dikurangi biaya yang diterima/dikeluarkan pada periode yang sama. Adapun pengertian dan macam-macam laba adalah sebagai berikut : a. Laba Kotor (laba bruto) adalah jumlah penjualan dikurangi harga pokok penjualan. b. Laba Operasi (operating income) adalah selisih antara laba kotor dengan beban operasi. Secara umum beban operasi adalah seluruh beban operasi kecuali beban bunga dan pajak. Sehingga laba operasi dapat disebut juga dengan laba sebelum bunga dan pajak. c. Laba Sebelum Pajak adalah laba yang tersisa setelah dikurangi semua biaya-biaya operasi namun belum dikurangi pajak. d. Laba bersih (net income) adalah jumlah pendapatan dikurangi semua biaya dan pajak dari jumlah penjualan. 2. Konsep Laba Bagi para pemegang saham dan kreditor, laporan laba rugi dan komponenkomponen laba lainnya merupakan suatu informasi yang dapat bermanfaat sebagai suatu ukuran keberhasilan suatu usaha, penilaian atas kinerja manajemen dalam suatu perusahaan untuk mengelola sumber daya perusahaan yang telah ada, sebagai dasar untuk membuat peramalanperamalan dimasa yang akan datang, sebagai dasar untuk memprediksi kemampuan menghasilkan kas. Salah satu fungsi akuntansi adalah melakukan pengukuran, termasuk pengukuran prestasi, hasil usaha atau hasil laba dan kemampuan posisi 11 keuangan. Pengukuran laba bukan hanya penting untuk menentukan prestasi perusahaan tetapi juga sebagai informasi bagi para penerima laba (Feby Prasetya, 2012). 3. Keunggulan Dan Kelemahan Laba Akuntansi Menurut Sofyan (2012 : 305) terdapat beberapa keunggulan dari laba akuntansi, yaitu : 1. Dapat terus menerus ditelusuri dan diuji. 2. Karena perhitungannya didasarkan pada kenyataan yang terjadi (fakta) dan dilaporkan secara objektif, perhitungan laba ini dapat diperiksa (verifiability). 3. Memenuhi prinsip consevatism, karena yang diakui hanya laba yang direalisasi dan tidak memperhatikan perubahan nilai. 4. Dapat dijadikan sebagai alat control oleh manajemen dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen. Kelemahan laba akuntansi adalah : 1. Tidak dapat menunjukkan laba yang belum direalisasi yang timbul dari kenaikan nilai. Kenaikan nilai ini ada namun belum direalisasi. 2. Sulit mengakui kebenaran jika dilakukan perbandingan. Hal ini timbul karena adanya perbedaan dalam metode menghitung cost, perbedaan waktu antara realisasi hasil dan biaya. 3. Penerapan prinsip realisasi, historical cost dan conservatism dapat menimbulkan salah pengertian terhadap data yang disajikan. 12 C. Nilai Buku Ekuitas 1. Pengertian Nilai Buku Ekuitas Memahami niali buku merupakan hal yang perlu dan berguna, karena dapat digunakan untuk mengetahui saham-saham mana yang tumbuh (growth) dan yang murah (undervalued). Menurut Veithzal (2013 : 153) Nilai buku adalah nilai riil suatu saham. Nilai buku suatu perusahaan dapat diperoleh dengan cara membagi seluruh modal sendiri dengan semua saham yang dikeluarkan. Nilai buku saham sangat menentukan harga pasar saham yang bersangkutan. Oleh karena itu, sebelum investor memutuskan untuk membeli dan menjual saham, mereka harus memperhatikan nilai buku saham yang bersangkutan dan membandingkan dengan harga yang ditawarkan. Nilai buku ekuitas itu sendiri digunakan untuk dibandingkan dengan nilai pasar, agar para investor dapat menilai apakah harga saham yang beredar terlalu tinggi atau terlalu rendah. Nilai buku saham mencerminkan nilai perusahaan, dan nilai perusahaan tercermin pada kekayaan bersih ekonomis yang dimilikinya. Nilai buku saham bersifat dinamis tergantung pada perubahan nilai kekayaan bersih ekonomis pada suatu saat. Menurut Jogiyanto (2008: 79), nilai buku merupakan nilai saham menurut pembukuan perusahaan emiten. Kekayaan bersih ekonomis adalah selisih total aktiva dengan total kewajiban. Umumnya harga pasar saham berbeda dengan nilai buku saham. Makin sedikit informasi yang didapat diperoleh untuk menghitung harga 13 saham, semakin jauh perbedaan tersebut. Terlalu sedikit informasi yang mengalir ke Bursa Efek, maka harga saham tersebut cenderung dipengaruhi oleh tekanan psikologis pembeli atau penjual (tindakan yang tidak rasional). Untuk mencegah hal tersebut sebaiknya perusahaan selalu meberi informasi yang cukup ke Bursa Efek sepanjang informasi tersebut berpengaruh terhadap harga sahamnya. 2. Tujuan dan Kegunaan Nilai Buku Ekuitas Menurut Kieso (2007 : 223) Tujuan dari nilai buku yaitu untuk mengukur jumlah yang akan diterima setiap saham jika perusahaan dilikuidasi pada jumlah yang dilaporkan di neraca. Apabila nilai buku lebih tinggi dibandingkan dengan nilai pasar, maka nilai perusahaan tersebut akan naik dan volume perdagangan saham akan meningkat sehingga menaikkan harga saham, dan sebaliknya. Semakin tinggi rasio nilai buku ekuitas maka semakin baik hasil yang diperoleh oleh perusahaan. Nilai buku per saham yang lebih besar akan lebih memberikan jaminan kepada investor apabila emiten dilikuidasi. D. Laporan Arus Kas 1. Pengertian Arus Kas Menurut Dwi (2012 :145) laporan arus kas merupakan laporan yang menyajikan tentang informasi arus kas masuk dan arus kas keluar dan setara kas suatu entitas untuk suatu periode tertentu. Melalui laporan arus kas, pengguna laporan keuangan ingin mengetahui bagaimana entitas menghasilkan dan menggunakan kas dan setara kas. 14 Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2012 : 2) menyatakan bahwa : Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pengguna mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai kini arus kas masa depan (future cash flows) dari berbagai entitas. Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian perolehannya. 2. Tujuan dan Kegunaan Laporan Arus Kas Tujuan utama laporan arus kas menurut Dwi (2012 : 145) adalah untuk menyajikan informasi tentang perubahan arus kas dan setara kas entitas selama satu periode yang diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Informasi ini berguna bagi investor, kreditor, dan pengguna lain laporan keuangan, yaitu bertujuan sebagai berikut : 1. Mengevaluasi kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas, waktu dan kepastian dalam menghasilkan. 2. Mengevaluasi struktur keuangan entitas (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan dalam memenuhi kewajiban dan membayar dividen. 15 3. Memahami pos yang menjadi selisih antara laba rugi periode berjalan dengan arus kas neto dari kegiatan operasi (akrual). Analisis perbedaan ini sering kali dapat membantu dalam mengevaluasi kualitas laba entitas. 4. Membandingkan kinerja operasi antar entitas yang berbeda, karena arus kas neto dari laporan arus kas tidak dipengaruhi oleh perbedaan pilihan metode akuntansi dan pertimbangan manajemen, tidak seperti basis akrual yang digunakan dalam menentukan laba rugi entitas. 5. Memudahkan pengguna laporan untuk mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai kini arus kas masa depan antar entitas yang berbeda. 3. Klasifikasi Laporan Arus kas Seperti yang telah dijelaskan di awal bahasan arus kas, bahwa laporan arus kas disajikan menurut klasifikasi aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. a. Aktivitas Operasi Merupakan aktivitas penghasil utama pendapatan entitas dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan pendanaan. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi neto. Berikut ini disajikan beberapa transaksi yang berasal dari aktivitas operasi , baik arus kas masuk (cash inflow) maupun arus kas keluar (cas outflow) : 16 Arus kas masuk dari kegiatan operasi: 1. Penerimaan kas dari penjualan barang atau penyerahan jasa. 2. Penerimaan kas dari pendapatan bunga dan pendapatan deviden. 3. Semua penerimaan yang bukan berasal dari sebagian yang sudah dimasukan dalam kelompok investasi pembiayaan, seperti jumlah uang yang diterima dari tuntutan pengadilan dan klaim asuransi, kecuali yang berhubungan dengan investasi pembiayaan seperti kerusakan gedung dan pengembalian dana dari supplier. Arus kas keluar dari kegiatan operasi: 1. Pembayaran kas untuk membeli bahan yang akan digunakan untuk produksi atau dijual. 2. Pembayarana kas untuk gaji karyawan. 3. Pembayaran kas untuk pemerintah (pajak). 4. Seluruh pembayaran kas yang tidak berasal dari transaksi investasi atau pendanaan seperti pembayaran tuntutan pengadilan dan sumbangan. Menurut PSAK (2012 : 2) ada dua bentuk penyajian laporan arus kas dalam kegiatan operasi, yaitu: a. Direct Method (Metode Langsung) Dengan metode ini kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto diungkapkan. 17 b. Indirect Method (Metode Tidak Langsung) Dengan metode ini laba atau rugi disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi nonkas, penangguhan, atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi dimasa lalu dan masa depan, dan unsur penghasilan atau bbeban yang terkait dengan arus kas investasi dan pendanaan. b. Aktivitas Investasi Merupakan aktivitas berupa perolehan dan pelepasan aset jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setar kas. Berikut ini di sajikan beberapa transaksi yang berasal dari kegiatan investasi, baik arus kas masuk (cash inflow) maupun arus kas keluar (cash outflow): Arus kas masuk dari kegiatan investasi: 1. Penerimaan kas dari penagihan piutang. 2. Penjulan saham baik saham sendiri maupun saham dalam bentuk investasi. 3. Penerimaan kas dari penjualan aktiva tetap. Arus kas keluar dari kegiatan investasi: 1. Memberikan pinjaman kepada pihak lain 2. Pembayaran kas untuk membeli surat berharga perusahaan lain. c. Aktivitas Pendanaan Merupakan aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi kontribusi modal dan pinjaman entitas, berupa 18 kegiatan mendapatkan sumber-sumber dana dari pemilik dengan memberika prospek penghasilan dari sumber dana tersebut, meminjam dan membayar utang kembali, atau melakukan pinjaman jangka panjang untuk membayar utang tertentu. Arus kas masuk dari kegiatan pendanaan yaitu: 1. Penerimaan dan pengeluaran surat berharga dalam bentuk equity. 2. Penerimaan dan pengeluaran obligasi, hipotek, wesel, dan pinjaman jangka pendek lainnya Arus kas keluar dari kegiatan pendanaan yaitu: 1. Pembayaran deviden dan pembayaran bunga kepada pemilik akibat adanya surat berharga saham (equity). 2. Pembayaran kembali utang yang dipinjam. 3. Pembayaran utang kepada kreditor. 4. Pengertian Kas dan Setara Kas Kas terdiri atas saldo kas (cash on hand) dan rekening giro (demand deposit). Yang tercakup dalam laporan arus kas adalah termasuk juga setara kas. Setara kas adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek, dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah yang dapat ditentukan dan memilki risiko perubahan nilai yang tidak signifikan (Dwi, 2012 : 146). Pengertian setara kas menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2012 : 2) adalah sebagai berikut : 19 Setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah yang dapat ditentukan dan memiliki risiko perubahan nilai yang tidak signifikan. Agar termasuk dalam setara kas suatu pos harus siap atau segera dapat dikonversi menjadi kas, yang artinya memiliki jangka waktu yang sangat pendek, misal tiga bulan atau kurang. Yang dimaksud setara kas, misalnya deposito jangka pendek kurang dari tiga bulan. Investasi dalam bentuk saham tidak termasuk setara kas, karena sangat mungkin mengalami risiko perubahan nilai yang signifikan. E. Saham 1. Pengertian Saham Saham adalah surat tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut merupakan pemilik perusahaan (Veithzal, 2013 :147). Menurut (Kieso et al, 2008), saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular dan banyak menjadi pilihan bagi investor yang ingin menanamkan modalnya karena melihat adanya tingkat keuntungan yang cukup menarik. Saham juga dapat diartikan sebagai tanda bukti kepemilikan seseorang atau badan pada suatu perseroan terbatas. Jika suatu saham tercatat di Bursa Efek Indonesia, berarti ada nama pemilik saham yang akan tercantum dalam daftar pemegang saham perseroan. 20 2. Jenis-jenis saham Dalam pasar modal ada dua jenis saham yang paling umum dikenal oleh publik yaitu saham biasa (common stock) dan saham istimewa (preferred stock). Dimana kedua jenis saham ini memiliki arti dan aturannya masing-masing (Irham, 2013 : 37). 1. Saham preferen (prefered stock) Preferred Stock (saham istimewa) adalah suatu surat berharga yang dijual oleh suatu perusahaan yang menjelaskan nilai nominal (rupiah, dolar, yen dan sebagainya) dimana pemegangnya akan memperoleh pendapatan tetap dalam bentuk dividen yang akan diterima setiap kuartal (tiga bulanan) (Irham, 2013 : 37). Menurut Tjiptono dan Hendy (2011:10), ada beberapa karakteristik saham preferen, antara lain adalah sebagai berikut : 1. Memiliki hak lebih dahulu memperoleh dividen 2. Dapat mempengaruhi manajemen perusahaan terutama dalam pencalonan pengurus perusahaan. 3. Memiliki hak pembayaran maksimum sebesar nilai nominal saham lebih dahulu setelah kreditor apabila perusahaan tersebut dilikuidasi 4. Kemungkinan dapat memperoleh tambahan dari pembagian laba perusahaan disamping penghasilan yang diterima secara tetap. 21 5. Dalam hal perusahaan dilikuidasi, memiliki hak memperoleh pembagian kakayaan perusahaan diatas pemegang saham biasa setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi. 2. Saham biasa (common Stock) Common Stock (saham biasa) adalah suatu surat berharga yang dijual oleh suatu perusahaan yang menjelaskan nilai nominal (rupiah, dolar, yen dan sebagainya) dimana pemegangnya diberi hak untuk mengikuti RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) dan RUPSLB (Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa) serta berhak untuk membeli right issue (penjualan saham terbatas) atau tidak, yang selanjutnya diakhir tahun akan memperoleh keuntungan dalam bentuk dividen (Irham, 2013: 37). Menurut Tjiptono dan Hendy (2011:7), saham biasa memiliki beberapa karakteristik, antara lain : 1. Dividen dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba. 2. Memiliki hak suara dalam rapat umum pemegang saham. 3. Memiliki hak terakhir (junior) dalam hal pembagian kekayaan perusahaan jika perusahaan tersebut dilikuidasi (dibubarkan) setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi. 4. Memiliki tanggung jawab terbatas terhadap klaim pihak lain sebesar proporsi sahamnya. 5. Hak untuk memiliki emptive rights). saham baru terlebih dahulu (pre 22 Adapun jenis saham berdasarkan kepemilikan menurut Veithzal (2013 : 149) yaitu: a. Saham atas unjuk (bearer stock) Pada saham ini nama pembeli tidak tercantum dalam sertifikat saham. Setiap melakukan transaksi (berpindah tangan), nama pembeli terakhir harus di-endorse (ditulis atau distempel) dibalik sertifikat saham. Pemilik nama yang tercantum dalam endorse terakhirlah pemilik saham tersebut. b. Saham atas nama (registered stock) Jenis saham ini memberikan hak kepada siapa saja yang memegang sertifikat saham ini sebagai pemilik saham serta secara hukum tidak memerlukan endorsement. Pada dasarnya dalam sertifikat saham ini tidak tercantum nama pemiliknya. 3. Harga Saham Harga saham yang terjadi dipasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan dipasar modal (Jogiyanto, 2011:8). Harga saham setelah mengalami fluktuasi, tergantung naik atau turunnya dari satu waktu ke waktu yang lain. Fluktuasi harga tergantung dari kekuatan penawaran dan permintaan. Apabila suatu saham mengalami kelebihan permintaan maka harga saham tersebut akan cendering naik, demikian pula sebaliknya apabila terjadi kelebihan penawaran maka harga saham cenderung turun. Semakin banyak investor yang ingin membeli 23 atau menyimpan suatu saham, maka harganya akan semakin naik. Dan sebaliknya jika semakin banyak investor yang menjual atau melepaskan maka akan berdampak pada turunnya harga saham (Anissa : 2010). 4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham Ada beberapa kondisi dansituasi yang menentukan suatu saham mengalami fluktuasi (Fahmi, 2012 : 87), yaitu: 1. Kodisi makro dan mikro ekonomi. 2. Kebijakan perusahaan dalam memutuskan untuk ekspansi (perluasan usaha), seperti membuka kantor cabang (brand office), kantor cabang pembantu (sub brand office), baik dibuka di domestic maupun luar negeri. 3. Pergantian direksi secara tiba-tiba 4. Adanya direksi atau pihak komisaris perusahaan yang terlibat tindak pidana dan kasusnya sudah masuk ke pengadilan 5. Kinerja perusahaan yang terus mengalami penurunan dalam setiap waktunya 6. Risiko sistematis, yaitu suatu bentuk risiko yang terjadi secara menyeluruh dan telah ikut menyebabkan perusahaan ikut terlibat. 7. Efek dari psikologi pasar yang ternyata mampu menekan kondisi teknikal jual beli saham 5. Penilaian Harga Saham Menurut Sawidji (2009:46) harga saham dapat dibedakan menjadi 3 (tiga): 24 1. Harga Nominal Harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan. Besarnya harga nominal memberikan arti penting saham karena deviden minimal biasanya ditetapkan berdasarkan nilai nominal. 2. Harga Perdana Harga ini merupakan pada waktu harga saham tersebut dicatat di bursa efek. Harga saham pada pasar perdana biasanya ditetapkan oleh penjamin emisi (underwriter) dan emiten. Dengan demikian akan diketahui berapa harga saham emiten itu akan dijual kepada masyarakat biasanya untuk menentukan harga perdana. 3. Harga pasar Kalau harga perdana merupakan harga jual dari perjanjian emisi kepada investor, maka harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang lain. Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di bursa. Transaksi disini tidak lagi melibatkan emiten dari penjamin emisi harga ini yang disebut sebagai harga di pasar sekunder dan harga inilah yang benar-benar mewakili harga perusahaan penerbitnya, karena pada transaksi di pasar sekunder, kecil sekali terjadi negosiasi harga investor dengan perusahaan penerbit. Harga yang setiap hari diumumkan di surat kabar atau media lain adalah harga pasar. Pedoman yang digunakan untuk menentukan harga saham adalah sebagai berikut : 25 a. Apabila nilai intrinsik > harga pasar saat ini maka saham tersebut dinilai harganya terlalu rendah (undervalued) sehingga saham tersebut harus dibeli atau dipertahankan jika sudah dimiliki. b. Apabila nilai intrinsik < harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinyatakan harganya terlalu mahal (overvalued). Saham yang dalam kondisi seperti ini harus segera dijual. c. Apabila nilai intrinsik = harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai wajar harganya dan dinyatakan dalam kondisi keseimbangan. 6. Analisis Investasi Saham Dalam konteks teori untuk melakukan analisis dan memilih saham terdapat dua pendekatan dasar yakni : a. Analisis Fundamental Analisis ini merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham dimasa yang akan datang dengan mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang dan menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham Suad (2009:307). Analisis fundamental lebih menekankan pada penentuan nilai intrinsik dari suatu saham. Untuk melakukan analisis yang bersifat fundamental, maka perlu memahami variabel-variabel yang mempengaruhi nilai intrinsik saham. Nilai inilah yang diestimasi oleh investor dan hasil dari estimasi ini dibandingkan dengan nilai pasar sekarang (current market price) sehingga dapat diketahui saham-saham 26 yang overprice maupun yang underprice. Beberapa tahapan analisis untuk melakukan analisis fundamental yaitu : 1) Analisis Ekonomi Analisis ini menyangkut penilaian umum perekonomian dan pengaruh potensialnya terhadap hasil sekuritas. Foster (1986) dalam bukunya Suad (2009:309) menunjukkan bahwa faktor ekonomi mampu menjelaskan sekitar 17 persen perubahan laba perusahaan. 2) Analisis Industri Analisis industri akan memberikan pemahaman tentang sifat dan operasi dari suatu industri yang dapat digunakan untuk memperkirakan prospek pertumbuhan industri perusahaan-perusahaan didalamnya serta prestasi saham-sahamnya. 3) Analisis Kondisi Spesifik Perusahaan Analisis ini menyangkut penilaian keadaan keuangan perusahaan. Alat yang digunakan dalam analisis ini yaitu analisis laporan keuangan. b. Analisis Teknikal Analisis ini merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham (kondisi pasar) dengan mengamati perubahan harga saham tersebut (kondisi pasar) di waktu yang lalu Suad (2009:342). Model analisis teknikal lebih menekankan pada tingkah laku pemodal di masa yang akan datang berdasarkan kebiasaan di masa lalu. Didalam analisis teknikal, informasi tentang harga dan volume 27 perdagangan merupakan alat utama untuk analisis. Analisis teknikal pada dasarnya merupakan upaya untuk menentukan kapan akan membeli atau menjual saham dengan memanfaatkan indikator-indikator teknis ataupun menggunakan analisis grafis. F. Penelitian Terdahulu Ada beberapa penelitian terdahulu yang digunakan sebagai referensi dalam penelitian ini. Laba berpengaruh terhadap keberlangsungan suatu perusahaan dimana suatu perusahaan yang terus menghasilkan laba secara terus menerus dapat disimpulkan bahwa perusahaan tersebut mencerminkan kondisi perusahaan yang baik, dan ketika kondisi perusahaan baik dan kuat, maka perusahaan tersebut akan mampu membayar dividen dengan tingkat yang relatif tinggi sehingga semakin banyak investor yang ingin menginvestasikan modalnya pada perusahaan yang bersangkutan dengan membeli harga saham perusahaan tersebut. Jika banyaknya investor yang membeli saham perusahaan tersebut, maka dipastikan harga saham perusahaan tersebut akan meningkat. Beberapa penelitian terdahulu mengenai hubungan laba, nilai buku, informasi arus kas dengan harga saham, menunjukkan bahwa ketiganya menjadi salah satu faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Rio Ilustian dan Dista Amalia Arifa (2013) melakukan penelitian mengenai hubungan antara informasi laba akuntansi, nilai buku ekuitas dan arus kas 28 operasi terhadap harga saham. Hasilnya menunjukan bahwa ketiga komponen tersebut berhubungan positif terhadap harga saham. Anissa Amalia Mulya (2012) dalam penelitiannya menguji apakah relavansi informasi laba akuntansi, nilai buku ekuitas, dan arus kas operasi memiliki pengaruh terhadap harga saham. Dan hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Sedangkan penelitian Meythi dan Selvy Hartono (2012) menunjukan hasil bahwa hipotesis parsial, laba yang berpengaruh positif secara signifikan terhadap harga saham, sedangkan arus kas operasi, arus kas investasi dan arus kas pendanaan tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hasil pengujian hipotesis secara simultan juga menunjukkan bahwa laba, arus kas operasi, arus kas investasi dan pendanaan arus kas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Menurut Alfi Fadhliyah (2008) dalam Granting Arizi Yusman (2012) melakukan penelitian tentang Analisis Pengaruh Nilai Buku Ekuitas dan Laba Per Saham terhadap Harga Saham pada perusahaan terdaftar di BEI periode 2002-2006. Dan hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa nilai buku ekuitas berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Agung taufik hidayat (2008) dalam Hannisyah Subana (2012) dengan penelitian Analisis Pengaruh arus kas , komponen arus kas dan laba akuntansi terhadap harga saham pada perusahaan LQ45 . Menunjukkan bahwa hanya 29 arus kas operasi yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Dari beberapa hasil penelitian terdahulu diatas, berikut ini disajikan tabel ringkasan dari penelitian terdahulu yang menjadi dasar dari penelitian empiris ini: Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti Judul Penelitan Hasil Penelitian 1. Rio Ilustian dan Dista Amalia Arifa (2013) Hubungan antara informasi laba akuntansi, nilai buku ekuitas dan arus kas operasi terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008 sampai 2010 2. Anissa Amalia Mulya (2012) Analisis Relavansi Informasi Laba Akuntansi, Nilai Buku Ekuitas, dan Arus Kas Operasi terhadap Harga Saham dengan studi empirik pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2004-2008. Secara parsial variabel informasi laba akuntansi berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham, 2) secara parsial nilai buku ekuitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham, 3) arus kas oprasi tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham. Relavansi Informasi Laba Akuntansi, Nilai Buku Ekuitas, dan Arus Kas Operasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. 3. Meythi dan Selvy Hartono (2012) Pengaruh Informasi Laba dan Arus Kas terhadap Harga Saham pada perusahaan LQ45 periode 2007-7008. Secara parsial, laba yang berpengaruh positif secara signifikan terhadap harga saham, sedangkan arus kas 30 4. Alfi Fadhliyah (2008) dalam Granting Arizi Yusman (2012). Analisis Pengaruh Nilai Buku Ekuitas dan Laba Per Saham terhadap Harga Saham pada perusahaan terdaftar di BEI periode 2002-2006. 5. Agung taufik hidayat (2008) dalam Analisis Pengaruh arus kas , komponen arus kas dan laba akuntansi terhadap harga saham pada perusahaan LQ45 Hannisyah Subana (2012) operasi, arus kas investasi dan arus kas pendanaan tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Sedangkan secara simultan menunjukkan bahwa laba, arus kas operasi, arus kas investasi dan pendanaan arus kas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. menyatakan bahwa nilai buku ekuitas berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Menunjukkan bahwa hanya arus kas operasi yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Sumber: Jurnal Akuntansi, Skripsi Akuntansi G. Kerangka Pemikiran Teoritis dan Pengaruh Terhadap Harga Saham Dasar penelitian dari penelitian ini adalah mencoba untuk mencari bukti empiris mengenai pengaruh laba akuntansi, nilai buku ekuitas, dan arus kas operasi terhadap harga saham. Salah satu faktor yang mencerminkan kinerja perusahaan adalah laporan keuangan yang harus dibuat oleh pihak manajemen secara teratur. Faktor yang menjadi pertimbangan investor adalah kemampuan emiten dalam menghasilkan laba. Investor dalam melakukan investasi saham akan memilih perusahaan yang memiliki tingkat 31 harga saham yang tinggi. Perusahaan yang memiliki harga saham yang tinggi dianggap perusahaan yang mempunyai kinerja yang bagus. Untuk menganalisis kinerja perusahaan antara lain dapat diamati melalui serangkaian analisis terhadap laporan keuangan, yaitu dengan menggunakan rasio keuangan. Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba akuntansi, nilai buku ekuitas, arus kas operasi. 1. Pengaruh Laba Akuntansi terhadap Harga Saham Almilia dan Sulistyowati (2007) dalam Rio dan Dista (2013) menyatakan bahwa laba akuntansi berpengaruh terhadap harga saham, jika perusahaan memperoleh laba yang semakin besar, maka secara teoritis perusahaan akan mampu membagikan deviden yang semakin besar dan akan berpengaruh positif terhadap harga saham. Anissa (2010) melakukan penelitian tentang laba akuntansi, dan hasilnya menunjukkan bahwa secara parsial laba akuntansi memiliki pengaruh yang positif terhadap harga saham. Hubungan positif antara laba dengan harga saham dapat diartikan bahwa semakin tinggi nilai laba akan menimbulkan reaksi positif dari pasar. 2. Pengaruh Nilai Buku Ekuitas terhadap Harga Saham Menurut Veithzal (2013 : 153) Nilai buku adalah nilai riil suatu saham. Nilai buku suatu perusahaan dapat diperoleh dengan cara membagi seluruh modal sendiri dengan semua saham yang dikeluarkan. Nilai buku saham mencerminkan nilai perusahaan, dan nilai perusahaan tercermin pada kekayaan bersih ekonomis yang dimilikinya. Nilai buku 32 saham bersifat dinamis tergantung pada perubahan nilai kekayaan bersih ekonomis pada suatu saat. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rio dan Dista (2013) menyatakan bahwa nilai buku ekuitas berpengaruh positif terhadap harga saham. 3. Pengaruh Arus Kas Operasi terhadap Harga Saham Laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang. Kandungan informasi laporan arus kas dapat diukur dengan menggunakan kekuatan hubungan antara arus kas dengan harga atau return saham. Informasi laporan arus kas akan dikatakan mempunyai makna apabila digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan oleh investor (Anissa, 2010). Menurut Rio dan Dista (2013 ) menunjukkan bahwa arus kas operasi memiliki hubungan yang positif tetapi tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. Pengaruh yang tidak signifikan dimungkinkan karena investor tidak menggunakan informasi arus kas operasi sebagai dasar pengambilan keputusan berinvestasi. Dimana arus kas dan laba akuntansi kadangkala memberikan informasi yang bertentangan, yaitu kenaikan laba dapat diikuti oleh penurunan arus kas (Amalia, 2010). 33 Berikut ini gambar pengaruh laba akuntansi, nilai buku ekuitas, dan arus kas operasi terhadap harga saham: Laba Akuntansi Nilai Buku Ekuitas Harga Saham Arus Kas Operasi Gambar 2.1 Bagan Pengaruh Variabel Laba Akuntansi , Nilai Buku Ekuitas dan Arus Kas Operasi Periode 2010-2012