BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Era globalisasi telah menuntut adanya perubahan paradigma lama dalam segala bidang, salah satunya adalah bidang pemasaran. Dengan tingginya persaingan dalam dunia bisnis menuntut suatu perusahaan untuk lebih kreatif dan memiliki keunggulan kompetitif (competitive advantage) dibandingkan dengan perusahaan lain agar mampu bersaing dalam bisnis global. Persaingan yang tinggi dapat terjadi pada semua bidang usaha untuk pasar yang bukan dalam bentuk monopoli. Salah satu contoh bidang usaha yang memperlihatkan adanya persaingan yang ketat adalah di bidang komunikasi. Sebagaimana diketahui bahwa komunikasi merupakan kebutuhan yang sangat penting karena dengan komunikasi, ilmu pengetahuan dan teknologi dapat berkembang. Menjelang berakhirnya milenium kedua, kemajuan teknologi berkembang sangat cepat dan semakin canggih, khususnya dengan ditemukannya telepon seluler. Dengan telepon seluler, seseorang tanpa batas jarak, ruang dan waktu, dimana saja dan kapan saja dengan privasi yang tinggi mampu berkomunikasi dengan orang lain, bahkan lebih dari itu. Sejalan dengan pertumbuhan telepon seluler, bisnis operator selular juga terus meningkat (Suharso, 2006). Pertumbuhan operator seluler tergolong pesat di Indonesia. Pada tahun 2009 terdapat sebanyak sepuluh operator seluler yang beroperasi di Indonesia dengan estimasi pelanggan sekitar 175,18 juta orang. Pada Tabel 1.1. berikut ini menunjukkan data sepuluh operator seluler yang beroperasi di Indonesia tahun 2009. 1 Tabel 1.1. Data 10 Operator Seluler yang Beroperasi di Indonesia Th 2009 Operator Produk Bakrie Telecom Excelcom Hutchison Indosat Mobile 8 Natrindo Sampoerna Telecom Smart Telecom Telkom Telkomsel Jaringan Esia XL 3 IM3 Matrix Mentari Star One Fren Hepi Axis Ceria Smart Flexi As Halo Simpati CDMA 800 MHz GSM GSM GSM GSM GSM CDMA 800 MHz CDMA 800 MHz CDMA 800 MHz GSM CDMA 450 MHz CDMA 1900 MHz CDMA 800 MHz GSM GSM GSM Jumlah Pelanggan 10,6 juta (Q4-09) 31,4 juta (Q4-09) 6,4 juta 33,1 juta (Q4-09) 570.000 2,7 juta 300.000 5 juta 780.000 >2 juta 13,5 juta 81,6 (Q4-09) Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Telekomunikasi_seluler_di_Indonesia#Periode_2009 Berdasarkan tabel 1.1 di atas kalau dibagi berdasarkan platform yang digunakan, pemakai GSM selular sebanyak 88%, CDMA selular 3%, dan CDMA fixed wireless access (FWA) 9%. Namun dari sepuluh operator itu hanya 3 operator yang memiliki pangsa pasar lebih dari 5% yaitu Telkomsel, Indosat dan Excelcomindo. PT Telkomsel dan PT. Indosat memiliki cakupan nasional, sedangkan Exelcomindo memiliki cakupan hampir di seluruh wilayah kecuali Maluku, dan Fren dari Mobile-8 hanya terdapat di pulau Jawa, Madura dan Bali (Sutrisni, 2010). Operator selular berbasis GSM (Global System for Mobile communication) memang paling mendominasi pasar. Saat ini setidaknya terdapat lima operator GSM yang menyediakan produk kartu selular yang memiliki layanan hampir sama yaitu: Telkomsel (simPATI, kartu AS), Indosat (Mentari, IM3, Matrix), Excelcomindo (XL, Bebas), serta yang terbaru yaitu Axsis dan 3. 2 Hal ini menggambarkan bahwa persaingan produk di pasar kartu selular terutama GSM sangat ketat. Salah satu operator seluler yang sukses merangkul pangsa pasar anak muda adalah Indosat dengan kartu Mentari-nya. Untuk dapat survive dan bersaing di bisnis global dan era persaingan yang semakin ketat, sebuah perusahaan harus dapat mewaspadai adanya ancaman dari para pesaing. Salah satu alat dalam pemasaran yang telah mendapat banyak perhatian dari pakar dan praktisi adalah melalui iklan. Saat ini iklan sebagai sarana promosi dipandang sebagai sumber informasi, hiburan dan media komunikasi bisnis yang efektif dan ampuh (Chasanah, dalam Handoko, 2006). Sehingga meskipun tidak secara langsung berakibat pada pembelian, namun iklan merupakan sarana untuk membantu pemasaran yang efektif untuk menjalin komunikasi antar perusahaan dengan konsumen (Eka dan Saliman, 2001). Hal ini menyebabkan terjadinya peningkatan penggunaan iklan sebagai salah satu senjata pemasaran terjadi di banyak negara termasuk di Indonesia. Iklan berperan penting sebagai salah satu sumber informasi yang diperlukan konsumen untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan suatu produk (Durianto dan Liana, 2004). Melalui iklan, perusahaan dapat menciptakan hubungan interaksi jangka panjang yang menguntungkan antara perusahaan dengan konsumen. Dengan perusahaan melakukan kegiatan periklanan ini diharapkan mampu membangun citra perusahaan dalam jangka panjang. Konsumen lebih cenderung memilih produk yang diiklankan di televisi daripada produk yang tidak mereka kenal. Pemasangan iklan televisi ini langsung ditujukan kepada home owner yang sekaligus menempati perannya sebagai salah satu konsumen. Oleh karena itu, penilaian efektivitas strategi periklanan khususnya penayangan iklan melalui media televisi adalah hal yang sangat penting, apakah pesan-pesan iklan yang diterima oleh target audiens telah sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Dalam membuat iklan perlu memahami dengan baik tujuan langsung beriklan yakni menciptakan efek komunikasi, sebab beriklan merupakan proses 3 komunikasi yang pada gilirannya akan membantu terjadinya penjualan. Iklan yang efektif tidak hanya menyampaikan informasi saja, tetapi juga menyampaikan pesan-pesan yang akan menimbulkan citra positif bagi konsumen (Sihombing, 2010). Efektif tidaknya iklan sebuah produk dapat ditentukan oleh sejumlah faktor seperti kreativitas iklan dan daya tarik iklan. Dalam menampilkan iklan, para pemasar dituntut untut kreatif dalam membuat iklan agar dapat menarik perhatian konsumen dan dapat membawa minat dari konumen untuk membeli. Kreatifitas pada iklan merupakan inti dari efektifitas suatu iklan, sebab hal itu akan dapat menangkap perhatian konsumen dan membuat iklan menjadi lebih diingat (Kover et al, 1995). Faktor lain yang dianggap dapat berpengaruh terhadap efektivitas sebuah iklan adalah daya tarik iklan. Iklan yang dibuat sebaiknya juga harus memiliki daya tarik sehingga khalayak mau memperhatikan iklan tersebut. Hal ini didukung pendapat Indriarto (2006) yang menyatakan apabila suatu iklan memiliki daya tarik yang kuat akan memperbesar peluang bahwa informasi iklan akan diperhatikan. Apabila iklan tersebut mampu menciptakan daya tarik yang kuat maka dapat mengindikasikan bahwa iklan tersebut efektif. Iklan yang efektif akan memberikan dampak selanjutnya, salah satunya adalah dapat mempengaruhi sikap konsumen terhadap merek produk yang diiklankan tersebut. Pembentukan sikap terhadap merek menurut Burke dan Edell (dalam Suwito, 2007) dipengaruhi secara langsung oleh persepsi konsumen terhadap produk atau pesan. Sikap terhadap merek diawali oleh proses kognitif yang bekerja terhadap rangsangan kemudian akan mempengaruhi minat beli konsumen terhadap produk yang ditawarkan. Menurut Assael (2001) sikap terhadap merek merupakan pernyataan mental yang menilai positif atau negatif, bagus tidak bagus, suka tidak suka suatu produk. PT Indosat Tbk merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang penyedia layanan telekomunikasi untuk jasa seluler. Salah satu produk unggulan 4 dari perusahaan ini adalah Mentari. Di tengah persaingan layanan telekomunikasi untuk jasa seluler ini baik diantara sesama GSM maupun dengan CDMA, maka PT Indosat Tbk juga melakukan strategi untuk dapat memenangkan persaingan, salah satunya dengan cara melakukan promosi yang gencar terhadap produknya melalui iklan di televisi. Adapun iklan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah iklan Indosat Mentari versi “obrol-obrol poool”. Iklan ini mulai diluncurkan di televisi pada Februari 2011 yang lalu. Iklan ini boleh dikatakan menarik dan kreatif karena selain menggunakan bintang iklan utama seorang artis yang masih muda, cantik dan familier di mata pemirsa yaitu Andien, iklan ini juga mempunyai jingle yang enak didengar dan mudah diingat. Selain itu juga adanya koregrafi yang bagus dalam iklan dan iklan tersebut bisa dikatakan orisinil (tidak menjiplak iklan lainnya). Dari uraian di atas maka penelitian ini dilakukan dengan mengangkat judul “Pengaruh Kreativitas Iklan dan Daya Tarik Iklan terhadap Efektivitas Iklan yang Mempengaruhi Sikap terhadap Merek Indosat Mentari (Studi pada Konsumen PT Indosat Semarang)” 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka adapun yang menjadi masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah ada pengaruh kreativitas iklan terhadap efektivitas iklan Indosat Mentari? 2. Apakah ada pengaruh daya tarik iklan terhadap efektivitas iklan Indosat Mentari? 3. Apakah ada pengaruh efektivitas iklan terhadap sikap terhadap merek Indosat Mentari? 5 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menjelaskan pengaruh kreativitas iklan terhadap efektivitas iklan Indosat Mentari. 2. Menjelaskan pengaruh daya tarik iklan terhadap efektivitas iklan Indosat Mentari. 3. Menjelaskan pengaruh efektivitas iklan terhadap sikap terhadap merek Indosat Mentari. 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini dibedakan atas manfaat teoritis dan manfaat praktis. 1. Manfaat teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi ilmu komunikasi, khususnya terkait dengan pengaruh kreativitas iklan dan daya tarik iklan terhadap efektivitas iklan yang mempengaruhi sikap terhadap merek Indosat Mentari. 2. Manfaat Praktis Memberi masukan bagi perusahaan sehubungan dengan dampak penggunaan unsur-unsur dalam periklanan pada sebuah produk terhadap efektivitas iklan dan sikap terhadap merek produk. 1.5. Definisi Konsep dan Batasan Penelitian Dalam penelitian ini masalah yang akan dibahas mengenai pengaruh kreativitas iklan dan daya tarik iklan terhadap efektivitas iklan yang mempengaruhi sikap terhadap merek Indosat Mentari. Sehubungan dengan ini dilakukan pembatasan sebagai berikut : 6 1. Kreativitas iklan dalam penelitian ini adalah kemampuan pengiklan dalam menghasilkan sesuatu yang baru dan tidak terduga dalam mempromosikan produk Indosat Mentari. 2. Daya tarik iklan dalam penelitian ini adalah seberapa besar iklan Indosat Mentari mampu memukau pemirsanya. 3. Efektivitas iklan dalam penelitian ini adalah kemampuan iklan Indosat Mentari untuk menciptakan sikap yang mendukung terhadap produk yang diiklankan tersebut. Efektif tidaknya iklan dilihat berdasarkan penilaian konsumen. 4. Sikap terhadap merek dalam penelitian ini adalah sikap konsumen terhadap merek produk Indosat Mentari. 5. Obyek dalam penelitian ini adalah iklan Indosat Mentari versi “obrol-obrol poool” yang ditayangkan di televisi. 6. Subyek dalam penelitian ini adalah konsumen yang berkunjung ke PT Indosat Semarang di Jl Pandanaran No 18 yang pernah melihat tayangan iklan Indosat Mentari versi “obrol-obrol poool” di televisi. 7