BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 2.1.1

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Penelitian Terdahulu
2.1.1
Wiradinata dan Siregar (2011)
Penelitian terdahulu mengindentifikasikan “Pengaruh Modal Intelektual
Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Sektor Keuangan Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”.Penelitian ini menguji apakah terdapat
pengaruh komponen modal intelektual terhadap kinerja keuangan
perusahaan.Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara
purposive sampling.Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
keuangan.Data keuangan tersebut diperoleh dari laporan keuangan tahunan
sektor keuangan terdaftar di BEI yang dimulai tahun 2005 sampai dengan
tahun 2009.Varibeldependen meliputi return on equity (ROE), margin
laba (PM), dan laba per lembar saham (EPS).Variabel independen meliputi
nilai tambah modal manusia (VAHU), nilai tambah modal struktural
(STVA), nilai tambah modal fisik (VACA), koefisien nilai tambah
intelektual (VAICTM), dan tingkat pertumbuhan modal intelektual
(ROGIC).Selain itu, penilaian ini juga menggunakan variabel control,
yaitu
ukuran
perusahaan
(SIZE)
dan
leverage
(LEVE).
Untuk
menggambarkan hubungan variabel yang ada, menggunakan persamaan
regresi
yang
akan
di
olah
9
dengan
menggunakan
program
10
Eviews.Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan sebagaimana telah
disajikan sebelumnya, maka penelitian ini menyimpulkan bahwa 1) hasil
pengujian dengan analisis regresi diketahui secara statistik terbukti bahwa
modal intelektual berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan pada
tahun berjalan dan kinerja keuangan dimasa depan jika ukuran kinerja
yang digunakan adalah margin laba operasi dan return on equity; 2) nilai
tambah modal fisik berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan pada
tahun berjalan dan kinerja keuangan di masa depan apabila ukuran kinerja
adalah margin laba operasi, laba per lembar saham, dan return on equity;
3) secara statistik, nilai tambah modal manusia berpengaruh positif
terhadap kinerja keuangan pada tahun berjalan dan kinerja keuangan di
masa depan jika ukuran kinerja adalah margin laba operasi dan return on
equity. Nilai tambah modal modal manusia berpengaruh negatif terhadap
kinerja keuangan pada tahun berjalan dan kinerja keuangan di masa depan
jika ukuran kinerja keuangan adalah laba per lembar saham; 4) nilai
tambah modal struktural berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan
pada tahun berjalan dan kinerja keuangan di masa depan jika ukuran
kinerja adalah margin laba operasi, laba per lembar saham, dan return on
equity; dan 5) tingkat pertumbuhan modal intelektual berpengaruh positif
terhadap kinerja keuangan di masa depan jika ukuran kinerja adalah laba
per lembar saham. Jika menggunakan ukuran kinerja margin laba operasi
dan return on equity, maka nilai tambah modal manusia berpengaruh
negatif terhadap kinerja keuangan di masa depan.
11
Persamaan :
1.
Variabel yang digunakan yaitu modal intelektual dan kinerja keuangan.
2.
Data yang digunakan di ambil dari database BEI dan Indonesian
Capital Market Directory (ICMD)
Perbedaan :
1. Periode yang di gunakan berbeda, untuk penelitian ini dilakukan pada
tahun 2005 -2009, sedangkan pada penelitian ini dilakukan pada tahun
2007-2011
2.1.2
Sri Iswati (2007)
Penelitian ini berjudul “Memprediksi Kinerja Keuangan dengan Modal
Intelektual pada Perusahaan Perbankan Terbuka di Bank Terbuka Di Bursa
Efek Jakarta”.Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakahvariabel modal
intelektual dapat digunakan untuk meprediksi kinerja keuangan khususnya
di sektor perbankan di Indonesia.Variabeldependen dari penelitian ini
adalah kinerja keuangan (KK) dan variabel independennya adalah modal
intelektual (MI).Alat uji statistik yang digunakan dalam penelitian adalah
simple regression analysis.Populasi dan sampel penelitian adalah seluruh
perusahaan perbankan terbuka (go public) di Bursa Efek Jakarta sebanyak
23 perusahaan. Seluruh bank di teliti dengan menggunakan data laporan
keuangan yang berakhir pada tahun fiskal yang sama. Berdasarkan hasil
analisis yang diungkapkan pada uraian sebelumnya, dapat diketahui bahwa
hipotesis penelitian ditolak. Hal ini berarti modal intelektual tidak
berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank terbuka di Bursa Efek
12
Jakarta.
Persamaan :
1. Variabel yang digunakan sama yaitu, modal intelektual dan kinerja
keuangan
2. Menggunakan data pada laporan keuangan di Bursa Efek Jakarta
3. Alat uji yang digunakan sama yaitu, simple regression analysis
Perbedaan
:
1. Indikator yang digunakan berbeda pada penelitian terdahulu dengan
penelitian sekarang. Pada penelitian terdahulu modal intelektual diukur
dengan menggunakan market to book value, sedangkan penelitian
sekarang modal intelektual diproksikan dengan VACA, VAHU, dan
STVA
2. Periode yang diteliti berbeda pada penelitian ini dilakukan pada tahun
2001 – 2005, sedangkan pada penelitian terbaru ini dilakukan pada
periode 2007 – 2011
2.1.3
Bambang Purnomosidhi (2006)
Pada
penelitian
Pengungkapan
ini
Modal
dilakukan
Intelektual
untuk
Pada
mengungkapkan
Perusahaan
“Praktik
Publik
Di
BEJ”.Penelitian ini menggunakan laporan tahunan perusahaan publik yang
tercatat di Bursa Efek Jakarta selama tahun 2001 sampai 2003. Sampel
yang dipilih berdasarkan purposive sampling, yaitu laporan tahunan
perusahaan-perusahaan yang masuk dalam pemeringkatan penerapan tata
kelola perusahaan (corporate governance) yang dilakukan oleh The
13
Indonesia Institute for Corporate Governance (IICG) tahun 2001, 2002,
dan 2003 sebanyak 83 perusahaan. Variabel independen dalam penelitian
terdahulu adalah modal intelektual.Variabeldependen adalah kinerja
keuangan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
adalah content analysis, yaitu metode pengumpulan data penelitian melalui
teknik observasi dan analisis terhadap isi atau pesan dari suatu teks,
kandungan (content) dari sepenggal tulisan atau dokumen, kemudian
menggolongkan ke dalam berbagai kategori atau bergantung pada criteria
yang telah ditetapkan (Weber 1988 dalam Milne dan Adler 1999; Nur
Indrianto dan Bambang Supomo, 1999:159). Hasil pengujian penelitian
yaitu beberapa jumlah praktik pengungkapan modal intelektual dalam
laporan tahuanan, berdasarkan hasil content analysis terhadap laporan
tahunan dapat disimpulkan bahwa rerata jumlah atribut modal intelektual
yang diungkapkan dalam laporan tahunan sebanyak 14 atribut atau 56%
meskipun praktik pengungkapan modal intelektual di antara perusahaan
bervariasi. Berkenaan dengan pertanyaan penelitian tentang isis (content)
pengungkapan modal intelektual dapat dikemukan bahwa pengungkapan
modal intelektual oleh perusahaan public di BEJ paling banyak dilakukan
pada atribut-atribut yang berkaitan dengan external capital (40%), dengan
perhatian khusus pada nama perusahaan (company names) 89%, kerja
sama bisnis (business colaboration) 88%, dan pelanggan (customer) 87%,
internal capital (35%), dan human capital (25%).
14
Persamaan:
1.
Variabelnya yaitu modal intelektual dan kinerja keuangan
2.
Metode yang digunakan purposive sampling
Perbedaan:
1.
Penelitian terdahulu meneliti pada perusahaan publik di BEJ tahun
2001-2003 sedangkan pada penelitian sekarang perusahaan manufaktur
di BEI tahun 2007-2011
2.
Kriteria perusahaan-perusahaan tidak difokuskan pada tata kelola
perusahaan (corporate gorvernance)
2.2
Landasan Teori
2.2.1
Stakeholder Theory
Dalam penelitian ini terkait dengan teori berkepentingan atau dapat disebut
dengan stakeholder theory.Teori ini lebih mempertimbangkan posisi para pihak
yang berkepentingan yang dianggap memiliki kekuasaan (Wiradinata dan Siregar,
2011).Kelompok berkepentingan inilah yang menjadi pusat bagi manajemen untuk
memilih mengungkapkan atau tidak mengungkapkan suatu informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan. Menurut Riahi-Belkaoui (2003) dalam
Wiradinata dan Siregar (2011) dalam pandangan teori pihak berkepentingan,
perusahaan juga memiliki pihak berkepentingan, bukan hanya sekedar pemegang
saham, dan kelompok “stake” tersebut meliputi: pemegang saham, karyawan,
kastomer, pemasok, kreditur, pemerintah, dan masyarakat.Teori ini menunjukkan
hubungan
antara
manajemen
perusahaan
dengan
stakeholder.Manajemen
15
perusahaan bertanggunng jawab untuk melaksanakan kegiatan yang memberikan
keuntungan bagi stakeholder dan melaporkan kegiatan tersebut kepada
stakeholder.
Teori dalam penelitian Purnomosidhi (2006) mengemukakan bahwa
manajemen perusahaan diharapkan melakukan aktivitas-aktivitas yang diharapkan
para stakeholder dan melaporkan aktivitas-aktivitas kepada mereka.Stakeholder
memiliki hak untuk diberi informasi bagaimana dampak aktivitas perusahaan bagi
mereka meskipun mereka memilih untuk tidak menggunakan informasi
tersebut.Seluruh bagian dari stakeholder menginginkan seberapa besar modal
intelektual
tersebut
dapat
berpengaruh
terhadap
kinerja
keuangan
perusahaan.Karena investasi yang baik dalam modal intelektual dapat memicu
perkembangan perusahaan lebih baik dengan adanya inivasi-inovasi baru.Selain
itu, teori ini menganggap bahwa akuntabilitas organisasional tidak hanya terbatas
pada kinerja ekonomi atau keuangan saja sehingga perusahaan perlu melakukan
pengungkapan tentang modal intelektual dan informasi lainnya melebihi dari yang
diharuskan (mandatory) oleh badan yang berwenang.Bidangmanjerial dari teori
stakeholder berpendapat bahwa kekuatan stakeholder untuk mempengaruhi
manajemen korporasi harus dipandang sebagai fungsi dari tingkat pengendalian
stakeholder atas sumber daya yang dibutuhkan organisasi (Watts dan Zimmerman,
1986 dalam Ulumet al 2008).
16
2.2.2
Resources Based Theory
Resource-Based Theory (RBT) adalah suatu pemikiran yang berkembang dalam
teori manajemen strategic dan keunggulan kompetitif perusahaan yang meyakini
bahwa perusahaan akan mencapai keunggulan apabila memiliki sumber daya yang
unggul (Solikhah dan Rohman, 2010).DalamResources Based Theory membahas
bagaimana perusahaan tersebutdapat mengolah dan memanfaatkan sumber daya
yang
dimilikinya.Perusahaandapatmencapai
keunggulan
kompetitif
apabila
perusahaan dapat mengolah dan memanfaatkan sumber daya yangdimilikinya
dengan baik.Teori ini memandang perusahaan sebagai sekumpulan aset fisik dan
aset tidak berwujud serta kemampuan perusahaan memperoleh, mengelola, dan
mempertahankan sumber daya yang dimiliki. Dalam hal ini seluruh sumber daya
yang dimiliki perusahaan seperti, karyawan (human capital), aset fisik (physical
capital), maupun structural capital apabila dikelola dan dimaksimalkan secara
baik maka dapat menciptakan value added bagi perusahaan yang dapat
mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan.
2.2.3
Modal Intelektual (Intellectual Capital)
Definisi modal intelektual capital menurut Stewart (1997:1) dalam Suhendah
(2012) merupakan sumber daya berupa pengetahuan yang tersedia bagi
perusahaan yang menghasilkan asset bernilai tinggi dan manfaat ekonomi di masa
mendatang bagi perusahaan.Intellectual capital atau modal capital adalah suatu
pengetahuan yang didukung oleh suatu proses informasi yang bertujuan untuk
menjalin hubungan dengan pihak luar dari perusahaan. Dalam komponen modal
intelektual mencakup semua aset tak berwujud dalam neraca yang meliputi merek
17
dagang, paten, dan merek.Modal intelektual dapat diartikan sebagai pengetahuan
yang bersifat intelek, dimana semua informasi dan pengalaman yang digunakan
perusahaan untuk menciptakan kesejahteraan.Dari semua definisi tersebut, modal
intelektual dapat dianggap sebagai aktiva tidak berwujud yang dimiliki dan
digunakan
perusahaan
untuk
menghasilkan
manfaat
dan
meningkatkan
kesejahteraan.
Modal intelektual bisa juga disebut intellectual property, intellectual
asset, dan knowledge asset. Tetapi dalam istilah tersebut memiliki konsep yang
berbeda.Modal intelektual yang dianggap sebagai pengetahuan dengan nilai yang
potensial.Ketika
pengetahuan
tersebut
telah
ditegaskan
dengan
adanya
kepemilikan, maka pengetahuan tersebut menjadi intellectual property yang
memiliki nilai yang dapat diukur tergantung penggunaannya.Pengetahuan
memiliki nilai tertentu dan penggunaan yang spesifik untuk tujuan tertentu
menjadi aset intelektual bagi pemiliknya.Modal intelektual menunjukkan
pengetahuan yang ditransformasikan menjadi sesuatu yang bernilai bagi
perusahaan, sedangkan aset intelektual atau knowledge asset merupakan
pertukaran bentuk bagi produk transformasi pengetahuan tersebut.Banyak peneliti
dan praktisis telah mengusulkan sejumlah definisi model intelektual:
1.
Mavridis (2004) dalam Wiradinata dan Siregar (2011) menyatakan bahwa
modal intelektual adalah aset yang tidak berwujud yang mampu
menciptakan suatu nilai bagi perusahaan dan lembaganya
2.
Bontiset al. (2000) dalam Wiradinata dan Siregar (2011) menyatakan modal
18
intelelektual alat-alat intelelektual yang meliputi pengetahuan, informasi,
property intelektual, dan pengalaman yang dapat digunakan untuk
menciptakan kekayaan bagi perusahaan.
3.
Ting dan Lean (2009) dalam Wiradinata dan Siregar (2011) mendefinisikan
modal intelektual sebagai pengetahuan berupa pengalaman, teknologi,
hubungan kastomer, dan keahlian professional yang memberikan perusahaan
kemampuan untuk bersaing di pasar.
4.
Williams (2001) dalam Purnomosidhi (2006)
modal intelektual adalah
informasi dan pengetahuan yang diaplikasikan dalam pekerjaan untuk
menciptakan nilai
5.
Mouritzen (1998) dalam Purnomosidhi (2006)
berpendapat bahwa modal
intelektual merupakan masalah pengetahuan organisasi yang luas dan
bersifat unik bagi perusahaan sehingga memungkinkan perusahaan secara
terus-menerus beradaptasi dengan kondisi yang selalu berubah
6.
Stewart
(1997)
dalam
Purnomosidhi
(2006)
mendefinisikan
modal
intelektual sebagai intellectual material, yang meliputi pengetahuan,
informasi, kekayaan intelektual, dan pengalaman yang dapat digunakan
secara bersama untuk menciptakan kekayaan.
Menurut Santosa dan Setiawan (2004) Intellectual Capital didapat dari tiga
sumber, yaitu:
1. Kompetensi karyawan, yaitu segala kemampuan, keahlian, keterampilan,
pengetahuan, dan performa bisnis yang dimiliki oleh karyawan (human
19
capital)
2.
Struktur “internal” organisasi, yaitu kemampuan, keahlian, ketrampilan,
pengetahuan, dan performa bisnis yang telah dimiliki oleh perusahaan
(Structural capital)
3. Hubungan “eskternal”/pasar, antara lain, dengan konsumen, supplier, dan
pemerintah (customer capital)
Dapat disimpulkan bahwa modal intelektual berhubungan dengan tiga
pelaku bisnis utama, yaitu: karyawan, perusahaan (manajer), dan pelanggan. Agar
modal intelektual dapat digunakan secara maksimal, perlu adanya interaksi yang
baik di antara ketiga pihak tersebut.
2.2.4
Komponen-komponen Modal Intelektual
Menurut Hubert Saint-Onge (Stewart, 1997) dalam Santosa dan Setiawan (2004)
dari Canadian imperial bank of commerce dan leifedvinsson dari Skandia, modal
intelektual dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu:
1.
Human Capital (Modal Manusia)
Human capital adalah keahlian dan kompetensi yang dimiliki
karyawan dalam memproduksi barang dan jasa serta kemampuannya untuk
berhubungan baik dengan pelanggan.Termasuk dalam human capital yaitu
pendidikan, pengalaman, keterampilan, kreatifitas dan perilaku.Modal manusia
dapat dikatakan sebagai modal pengetahuan individu dalam organisasi yang
dipresentasikan oleh karyawannya.Jika perusahaan berhasil dalam mengelola
pengetahuan karyawannya maka hal tersebut dapat meningkatkan human capital.
20
Human capital ini akan mendukung structural capital dan customer capital.
Human capital merupakan pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan
seseorang yang dapat digunakan untuk menghasilkan layanan professional dan
economic rent. Menurut Coff (1997) dalam Santosa dan Setiawaan (2004), teori
human capital dibedakan dalam 2 kategori:
a.
Firm specific human capital
Merupakan pengetahuan mengenai rutinitas dan prosedur yang khas dari
sebuah perusahaan, yang membatasi nilai tersebut keluar dari perusahaan
tersebut
b.
Industry specific human capital
Merupakan pengetahuan rutinitas yang khas dalam suatu industri yang tidak
dapat ditransfer ke industri lain
Perbedaan antara keduanya yang utama adalah terletak pada
spesifiknyayaituhuman capital kurang memiliki spesifitas perusahaan, sehingga
seorang professional dapat pindah dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya di
seluruh pasar (dalam industri yang sama) tanpa menghilangkan nilai spesifik
industri perusahaan sebelumnya
Kemampuan manusia merupakan sumber dari inovasi dan sumber dari
pandangan. Modal manusia merupakan suatu wadah di mana keseluruhan jenjang
atau tingkatan dimulai: sumber dari inovasi dan awal pengetahuan. Sudut pandang
kita dalam modal intelektual harus berhubungan dengan organisasi, bukan secara
individual.Perusahaan perlu memfokuskan dirinya untuk memperoleh sebanyak
mungkin modal intelektual seperti mereka menggunakan laba. Bila tujuan utama
21
kita adalah inovasi, baik produk baru ataupun jasa, atau perbaikan dalam
pemrosesan bisnis, maka modal intelektual dibentuk dan disebarkan saat
kebanyakan waktu dan bakat orang yang bekerja dalam suatu perusahaan
dicurahkan pada aktivitas yang menghasilkan inovasi (Santosa& Setiawan, 2004)
Tugas dan proses modal manusia tergantung pada 3 jenis
keterampilan, yaitu:
1.
Commodityskills : kemampuan yang tidak sepsifik untuk bisnis tertentu,
dapat langsung diperoleh, dan lebih kurang sama nilainya bagi setiap bisnis.
Misalnya, perawatan AC, administrasi
2.
Leveragedskills : pengetahuan yang meskipun tidak spesifik untuk
perusahaan industri, namun relative
berharga bagi suatu perusahaan dari
pada perusahaan lain. Contohnya: programmer di suatu perusahaan
computer berbeda nilainya dengan programmer di suatu bank
3.
Proprietaryskills : pengetahuan yang spesifik bagi suatu perusahaan, yang
menjadi sebuah nilai jual dan berharga
Tidak semua pekerja adalah aset penting perusahaan.Pekerja penting
adalah pekerja yang memiliki modal manusia.Pengertian modal manusia adalah
pekerja yang mampu menciptakan kekayaan (manfaat) dan nilai tambah bagi
perusahaan.Pengetahuan, kompetensi, keterampilan, dan pengalaman seseorang
manajer pada umumnya termasuk kategori modal manusia, dengan syarat
pengetahuannya memberi manfaat bagi perusahaan.Semakin tinggi posisi atau
jabatan seseorang manajer semakin besar pula nilai modal manusianya.Dengan
kata lain, keterampilan manajemen (general management) termasuk modal
22
manusia dan modal intelektual.Manajemen puncak memiliki mutu modal manusia
yang termasuk tinggi. Sedangkan bagi karyawan, keahlian dan pengetahuannya di
anggap sebagai modal manusia jika memenuhi dua kriteria penting, yaitu:
1.
Menjadi milik properti perusahaan dan dilindungi hak atas kekayaan
intelektual (HKI), artinya, tidak ada seorangpun yang memiliki keahlian
atau pengetahuan yang lebih baik (berharga)
2.
Memiliki
nilai
pasar,
artinya,
keahlian
dan
pengetahuan
mampu
menciptakan nilai dimana pelanggan bersedia membeli nilai tersebut
Modal
manusia
berperan
sangat
penting
dalam
sebuah
perusahaan.Untuk itu supaya perusahaan bisa memiliki modal manusia berarti
perusahaan harus bisa menciptakan rasa kepemilikan antar pekerja dan perusahaan
tersebut.
2.
Structural capital (modal struktural)
Structural capital adalah infrastruktur yang dimiliki suatu perusahaan
dalam memenuhi kebutuhan pasar.Termasuk dalam structural capital yaitu sistem
teknologi, sistem operasional perusahaan, paten, merk dagang, dan kursus
pelatihan.Bontiset al. (2000) dalam Santosa dan Setiawan (2004) menyebutkan
structural capital meliputi seluruh pengetahuan selain pengetahuan yang dimiliki
sumber daya manusia dalam organisasi seperti sistem informasi, struktur
organisasi, proses manual, strategi perusahaan, rutinitas kegiatan, dan segala hal
yang membuat nilai perusahaan lebih besar dari nilai materialnya.
Perusahaan-perusahaan
besar
tidak
menyadari
bahwa
mereka
mempunyai aset terbesar dalam kemampuannya untuk memajukan perusahaan
23
mereka, yaitu dengan modal manusia yang telah mereka milik.Walaupun mereka
menyadari hal tersebut, namun masih sedikit perusahaan yang mampu
memaksimalkan kegunaan dari modal manusia yang mereka miliki.Seorang
pemimpin perusahaan harus mengetahui dan melaksanakan kegiatan dalam rangka
memunculkan suatu kepemilikian bagi perusahaan.Itulahyang dinamakan modal
sturktural.
Alasan untuk mengolah modal struktural adalah adanya pertumbuhan
dan perkembangan ilmu pengetahuan, untuk mempersingkat waktu suatu
pekerjaan, dan untuk memperbanyak manusia yang produktif.
3.
Customer capital (modal pelanggan)
Customer capital atau modal pelanggan adalah hubungan organisasi
dengan orang-orang yang berbisnis dengan organisasi tersebut.Pelanggan inilah
yang selalu tetap melakukan bisnis dengan perusahaan.Customer capital muncul
dalam bentuk proses belajar, akses, dan kepercayaan. Ketika sebuah perusahaan
atau seseorang ingin memutuskan untuk membeli dari suatu perusahaan, maka
keputusan didasarkan pada kualitas hubungan mereka, harga, dan spesifikasi
teknis.Semakin baik hubungannya, semakin besar peluang rencana pembelian
dapat terjadi, dan hal ini berarti semakin besar peluang perusahaan belajar dengan
dan pelanggan serta pemasoknya.Pengetahuan dimiliki bersama adalah bentuk
tertinggi customer capital.
Modal pelanggan adalah yang paling nyata dari ketiga jenis modal
intelektual.Fungsinya
adalah menjembatani
modal
manusia agar
mampu
menciptakan hubugan yang postif dengan konsumen, pasar, dan lembaga-lembaga
24
tertentu. Contohnya: loyalitas konsumen, kekuatan brand, kepuasan pelanggan,
hubungan konsumen, logo, hubungan dengan pemerintah, jaringan distribusi dan
pemasaran, hak lisensi, hak distribusi, hubungan dengan rekanan, hubungan
dengan perguruan tinggi dan lembaga riset.
Perlu diwaspadai tidak semua pelanggan menguntungkan secara
financial.Untuk membangun modal pelanggan lebih baik diupayakan untuk
mendapatkan lebih banyak bisnis dari pelanggan-pelanggan yang menguntungkan,
ketimbang mengharapkan dari pelanggan baru yang belum tentu memiliki tingkat
loyalitas tinggi.Untuk menumbuhkan “pangsa pelanggan” bukan pangsa pasar,
perusahaan perlu memberikan respon positif dan cepat terhadap kebutuhan
pelanggan yang menguntungkan.Perusahaan perlu menpelajari bisnis setiap
pelanggan dan meneruskan informasi tersebut kepada seluruh manajer, staf,
karyawan perusahaan. Pelanggan bersedia dan rela membayar harga premium bagi
produk dan jasa layanan yang prima dan sangat mereka butuhkan
Dari ketiga kategori aset intelektual: human capital, structural capital,
dan customer capital merupakan aset yang paling bernilai. Jejak ketiga kategori
yang disebutkan diatas dalam laporan keuangan lebih mudah ditelusuri
dibandingkan
dengan
yang
ditinggalkan
orang,
sistem,
atau
kemampuan.Walaupun banyak sistem pelaporan keuangan peerusahaan yang tidak
dirancang untuk melakukan hal tersebut, sangatlah mudah mencari indikator
customer capital, seperti pangsa pasar, tingkat retensi, dan hilangnya pelanggan,
dan laba per lembar pelanggan.
Ada 6 cara untuk berinvestasi dalam modal pelanggan (Santosa dan
25
Setiawan, 2004):
1. Berinovasi bersama pelanggan
2. Memberikan wewenang pada pelanggan
3. Memusatkan pelanggan sebagai individual
4. Berbagi kemenangan dengan pelanggan
5. Mempelajari bisnis pelanggan dan mengajarinya bisnis anda
6. Menjadi sangat dibutuhkan
2.2.5
Value Added Intellectual Capital (VAICTM)
Metode VAICTM, dikembangkan oleh Pulic (1998) dalam Ulumet al (2008),
didesain untuk menyajikan informasi tentang value creation efficiency dari aset
berwujud (tangible asset) dan aset tidak berwujud (intangible asset) yang dimiliki
perusahaan.Model ini dimulaidengan kemampuan perusahaan untuk menciptakan
value added (VA).VA adalahindikator paling objektif untuk menilai keberhasilan
bisnis
dan
menunjukkankemampuan
perusahaan
dalam penciptaan
nilai.
VAdapatdihitung dengan mencari selisih antara output dan input.Tanet al. (2007)
dalam Ulum (2008) menyatakan bahwa output (OUT) merepresentasikan
revenuedan mencakup seluruh produk dan jasa yang dijual di pasar, sedangkan
input (IN)mencakup seluruh beban yang digunakan dalam memperoleh
revenue.Karena itu, aspek kunci dalam model Pulic adalah memperlakukan
tenagakerja sebagai entitas penciptaan nilai yang merupakan salah satu komponen
yang dapat memberikan value added.Pulic (1998) dalam Wiradinata dan Siregar
(2011) mengembangkan metode ini untuk mengukur modal intelektual perusahaan
dengan dua aspek penting penilaian dan kreasi nilai, yaitu:
26
1.
Nilai modal intelektual berbasis pasar tidak dapat dihitung untuk perusahaan
yang tidak terdaftar di pasar saham
2.
Tidak ada sistem pengawasan memadai efisiensi aktivitas bisnis sekarang
yang dilakukan oleh karyawan. Apakah kemampuan karyawan mengarah ke
kreasi nilai atau mungkin menghancurkan nilai.
Metode yang dikembangkan oleh Pulic ini meyajikan informasi
tentang efisiensi penciptaan nilai dari aset berwujud dan aset tidak berwujud yang
dimiliki perusahaan.Komponen utama dari VAIC TM dapat dilihat dari sumber
daya perusahaan, yaitu human capital (VAHU – value added human
capital),structural capital (STVA – structural capital value added), dan physical
capital (VACA – value added capital employed).
1. Value Added Human Capital(VAHU) merupakan modal yang terkait dengan
pengembangan sumber daya manusia perusahaan, seperti kompetensi,
komitmen dan motivasi.Human capital atau modal manusia merupakan
sumber daya penting bagi perusahaan.Untuk menjaga bakat dari setiap
individu, perusahaan perlu memberikan motivasi kepada setiap individu agar
dapat mencapai tujuan perusahaan melalui salah satunya modal manusia
tersebut.
Apabila
modal
manusia
dapat
ditingkatkan
maka
dapat
mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan.
2.
Structural Capital Value Added (STVA) merupakan kemampuan organisasi
atau perusahaan dalam memenuhi proses rutinitas perusahaan dan strukturnya
yang mendukung usaha karyawan untuk menghasilkan kinerja intelektual yang
optimal serta kinerja bisnis secara keseluruhan, misalnya sistem operasional
27
perusahaan, jaringan distribusi, proses manufakturing, budaya organisasi,
filosofi manajemen, dan semua bentuk intellectual property yang dimiliki oleh
perusahaan.Structural capital mencerminkan kemampuan perusahaan yang
berasal dari sistem, proses, struktur, budaya, strategi, kebijakan, dan
kemampuan perusahaan melakukan inovasi.
3. Value Added of Capital Employed (VACA) merupakan indikator dalam
VAICTM untuk mengukur nilai tambah yang diciptakan oleh pemanfaatan dari
modal fisik.Modal fisik adalah modal yang dimiliki perusahaan berupa dana
keuangan dan aset fisik yang digunakan untuk membantu penciptaan nilai
tambah
perusahaan.Physical capital adalah
financial capital
(modal
keuangan), yakni seluruh modal berwujud seperti cash, marketable securities,
account receivable, inventories, land, buildings, machinery, equipment,
furniture, fixtures, dan vehicles yang dimiliki oleh perusahaan (Huwitz, et al,
2002) dalam Yusuf dan Sawitri (2009). Agar dapat mencapai keunggulan yang
kompetitif, perusahaan membutuhkan sebuah kemampuan dalam pengelolaan
aset berwujud maupun aset tidak berwujud.VACA merupakan bentuk dari
kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber dayanya yang berupa
capital asset.Dengan pengelolaan dan pemanfaatan capital asset yang baik,
maka perusahaan dapat meningkatkan kinerja keuangan secara baik.
2.2.6
Ukuran Perusahaan
Semakin besar ukuran perusahaan, semakin tinggi juga tuntutan terhadap
penyampaian informasi dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil.Dengan
mengungkapkan berbagai informasi yang lebih variatif, perusahaan sedang
28
mencoba mengisyaratkan bahwa perusahaan telah mempraktikkan prinsip-prinsip
manajemen
yang
baik
(Good
Corporate
Governance).Meningkatnya
pengungkapan informasi akan mengurangi asimetri informasi yang beredar.
Purnomosidhi (2005) dalam Istanti (2009) menyatakan ukuran perusahaan
digunakan sebagai variabel independen dengan asumsi bahwa perusahaan yang
lebih besar melakukan aktivitas yang lebih banyak dan biasanya memiliki unit
usaha dan memiliki potensi penciptaan nilai jangka panjang.Perusahaan besar
lebih sering diawasi oleh kelompok stakeholder yang berkepentingan dengan
bagaimana manajemen mengelola modal intelektual yang dimiliki, seperti pekerja,
pelanggan dan organisasi pekerja.
Pengungkapan IC (Intellectual Capital) yang semakin tinggi akan
memberikan informasi yang dapat dipercaya, dan dapat meminimalisasi kesalahan
prediksi dalam harga saham perusahaan.
2.2.7
Leverage
Leverage merupakan pengukur besarnya aktiva yang dibiayai dengan hutang.
Hutang yang digunakan untuk membiayai aktiva berasal dari kreditor, buka dari
pemegang saham ataupun investor. Menurut Jensen dan Meckling (1976) dalam
Istanti (2009) bahwa terdapat suatu potensi untuk menstranfer kekayaan dari
debtholder kepada pemegang saham dan manajer pada perusahaan yang
mempunyai tingkat ketergantungan hutang sangat tinggi, sehingga menimbulkan
cost agency yang tinggi. Perusahaan yang memiliki hutang yang tinggi dalam
29
struktur modalnya akan menanggung biaya keagenan yang lebih besar daripada
perusahaan yang memiliki proporsi hutang yang lebih kecil.
2.2.8
Kinerja Keuangan (Financial Performance)
Kinerja (performance) menjadi satu hal penting bagi manajemen karena kinerja
adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seorang atau sekelompok orang dalam
suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing
dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan secara legal, tidak
melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika. Kinerja merupakan
fungsi dari kemampuan organisasi untuk memperoleh dan menggunakan sumber
daya dalam berbagai cara untuk mengembangkan keunggulan kompetitif.Kinerja
dapat dibedakan kedalam kinerja keuangan dan non keuangan (Hansen and
Mowen, 2005) dalam Iswati (2007).
Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor yang dilihat
investor untuk menentukan pilihan dalam membeli saham.Dalam melakukan
investasi, seseorang investor tentu ingin menanamkan modalnya pada saham
perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang baik.Kinerja keuangan yang
baik menunjukkan bahwa perusahaan dapat meningkatkan kekayaan bagi
pemegang sahamnya.Kinerja keuangan lebih dititikberatkan pada variabelvariabel yang terkait langsung dengan laporan keuangan.Kinerja perusahaan diuji
dalam tiga dimensi. Pertama, dimensi produktivitas perusahaan, atau pengolahan
input menjadi output secara efisien. Kedua, dimensi profitabilitas, atau tingkat
dimana pendapatan perusahaan melebihi biaya yang dikeluarkan.Dimensi ketiga
adalah premi pasar, atau tingkat dimana nilai pasar perusahaan melebihi nilai
30
bukunya (Walker, 2001) dalam Iswati (2007).
2.2.9
Rasio Profitabilitas/Rentabilitas
Rasio profitabilitas atau disebut juga rentabilitas menggambarkan kemampuan
perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber daya yang
ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah
cabang.Rasio yang menggambarkan kemapuan perusahaan menghasilkan laba
disebut juga operating ratio. Beberapa jenis rasio rentabilitas adalah:
a. margin laba (profit margin)
b.
perputaran aktiva (ROA)
c. perputaran ekuitas (ROE)
d. return on total asset
e. basic earning power
f. laba perlembar saham (earning per share/EPS)
g. contribution margin
Dalam penelitian ini kinerja keuangan dapat dihitung dengan return on
equity (ROE), earning per share (EPS), dan margin laba (profit margin).
2.2.10 Return On Equity (ROE)
Return on equity (ROE) merupakan suatu pengukuran dari penghasilkan atau
income yang tersedia bagi pemilik perusahaan, baik pemegang saham biasa
maupun pemegang saham preferen atas modal yang mereka investasikan di dalam
perusahaan. Secara umum semakin tinggi tingkat pengembalian atas pengahasilan
yang diperoleh maka semakin baik pula kedudukan pemilik perusahaan.Tingkat
pengembalian modal itu sendiri menghasilkan keuntungan netto bagi para
31
penanam modal.
Menurut AgusSartono (2001) dalam Kusumo (2012), ROE merupakan
pengembalian hasil atau ekuitas yang jumlahnya dinyatakan sebagai suatu
parameter dan diperoleh atas investasi dalam saham biasa perusahaan untuk suatu
periode waktrutertentu.Menurut Robert Ang (1997) dalam Kusumo (2012), bahwa
menggunakan modal sendiri untuk menghasilkan laba atau keuntungan
bersih.Besarnya ROE sangat dipengaruhi oleh besarnya laba yang diperoleh
perusahaan, semakin tinggi laba yang diperoleh maka semakin meningkatkan
ROE.Ukuran profitabilitas ini dapat memberikan daya tarik kepada investor yang
ingin membeli saham.
� �
=
laba bersih setelah
ekuitasbunga pajak
� 100%
Satuan persen (%) dengan ukuran variabel yang digunakan adalah
earning after tax dan total equity.Laba yang dipakai disini adalah laba bersih
setelah pajak dikurangi dividen untuk para pemegang saham (bila ada).Hal ini ini
dimaksudkan untuk menggambarkan besarnya laba yang benar-benar tersedia bagi
para pemegang saham.ROE secara eksplisit memperhitungkan kemampuan
perusahaan
menghasilkan
suatu
laba
bagi
pemegang
saham,
diperhitungkan bunga (biaya hutang) dan deviden saham (biaya saham).
setelah
32
2.2.11 Earning Per Share (EPS)
Rasio per lembar saham atau disebut juga rasio nilai buku merupakan rasio untuk
mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuantungan bagi pemegang
saham.Rasio rendah berarti manajemen belum berhasil utnuk memuaskan
pemegang saham, sebaliknya dengan rasio yang tinggi, kesejahteraan pemegang
saham meningkat.
Earning per share suatu perusahaan adalah besarnya laba bersih
perusahaan
yang
siap
dibagikan
bagi
semua
pemegang
saham
perusahaan.Besarnya EPS suatu perusahaan bisa diketahui dari informasi laporan
keuangan perusahaan.Perbandingan antara jumalah earning (laba bersih yang
dibagikan bagi pemegang saham) dengan jumlah lembar saham perusahaan akan
diperoleh komponen earning per share (EPS).Meskipun beberapa perusahaan
tidak mencantumkan besarnya EPS peerusahaan bersangkutan dalam laporan
keuangan, tetapi besarnya EPS suatu perusahaan dapat dihitung berdasarkan
informasi laporan neraca dan laporan rugi laba perusahaan.
Earning per share paling sering digunakan dalam publiksi mengenai
kinerja perusahaan yang menjual sahamnya kepada masyarakat umum karena EPS
merupakan pendapatan yang diperoleh perusahaan dan jumlah besar saham yang
beredar.Semakin tinggi nilai EPS tentu saja menggembirakan pemegang saham
karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham. Rumus
menghitung EPS suatu perusahaan adalah sebagai berikut:
33
� � =
� � � � � � � � � ℎ� � � � � � ℎ� � �
�
� � � � � � � �
� � �� �� �� ℎ
� �� �� �ℎ� �
EPS = laba bersih setelah bunga dan pajak / jumlah saham beredar
2.2.12 Operational Profit Margin (OPM)
Angka yang dihasilkan menunjukkan berapa besar presentase pendapatan bersih
yang diperoleh dari setiap penjualan.Semakin besar margin laba yang dihasilkan
maka semakin baik karena cermin kemampuan sebuah perusahaan dalam
mendapatkan laba cukup tinggi. Margin laba yang besar menunjukkan kinerja
perusahaan juga akan tinggi. Jika dikaitkan dengan modal intelektual, seberapa
besar kemampuan pengetahuan karyawan dalam memberikan inovasi untuk
perusahaan agar dapat mencapai laba yang di inginkan. Rumus yang digunakan
dalam menghitung margin laba atau operational profit margin adalah:
� � �
=
� � � � � �
� � � � � � � � � �
� � � � � ℎ
� � ����� � �
2.2.13 Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Kinerja Perusahaan
Beberapa penelitian menunjukkan bukti yang signifikan bahwa modal intelektual
berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.Pada era modern dewasa ini semua
perusahaan bahkan sebuah intitusi berlomba untuk memiliki keunggulan yang
kompetitif.Dimana untuk mencapai keuanggulan tersebut dibutuhkan baik modal
fisik maupun modal intelektual.penelitianHittet al. (2000) dalam Iswati (2007)
membuktikan peran modal intangible lebih dominan dibandingkan dengan peran
modal tangible. Beberapa penelitian lain mengindikasikan bahwa intellectual
34
capital telah diakui sebagai sumber daya penting yang memberikan manfaat bagi
terciptanya
efisiensi,
efektivitas,
produktivitas,
dan
inovatif
perusahaan
dibandingkan physical capital dan financial capital (Najibullah, 2005)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa modal intelektual mampu
menciptakan nilai tambah bagi perusahaan (Pulic, 1999) dalam Iswati
(2007).Hasil ini mendukung pendapat bahwa modal intelektual merupakan sumber
daya yang sangat penting bagi perusahaan.Masih konsisten dengan penelitian
sebelumnya, ternyata modal intelektual berpotensi sebagai pencipta kekakyaan
dalam organisasi bisnis (Walker, 2001; Usoffet al., 2002; dan Karp, 2003) dalam
Iswati (2007).Kemampuan modal intelektual sebagi sumber daya yang strategis
dapat dicermati melalui perannya sebagai pemicu dalam melambungkan kinerja
bisnis.Pada kondisi ini modal intelektual menjadi kunci utama dalam menggapai
keunggulan bersaing.
Hasil penelitian yang dilakukan Pena (2002) dalam Iswati (2007),
mampu membuktikan hipotesisnya, bahwa: kinerja perusahaan yang baru berdiri
akan tergantung pada tingkat kefektifan manajemen modal intelektual yang di
capai oleh entrepreneur selama periode persiapan, maupun pada bisnis yang telah
matang. Penelitian ini berhasil membuktikan bahwa semau indikator modal
intelektual berkorelasi secara postif dengan kinerja bisnis pada perusahaan yang
baru berdiri.
35
2.2.14 Pengaruh Modal Manusia (VAHU), Modal Structural (STVA), Dan
Modal Fisik (VACA) Terhadap Return On Equity (ROE)
Modal manusia atau capital human (VAHU) merupakan modal penting yang
harus dimiliki perusahaan.Modal manusia terkait dengan pengembangan sumber
daya manusia perusahaan, motivasi, dan komitmen.Jika modal manusia dapat
dikembangkan dengan baik seperti diadakannya pelatihan karyawan maka kinerja
yang dihasilkan juga semakin baik.Hal ini berkaitan dengan kemampuan
perusahaan menghasilkan laba.Laba yang tinggi dapat menarik minat investor
untuk menginvestasikan sahamnya di perusahaan tersebut.
Modal structural atau capital structural (STVA) merupakan modal
yang dimiliki perusahaan seperti prosedur perusahaan, struktur perusahaan, kursus
pelatihan, database, trademark dan aktivitas perusahaan.Perusahaan yang
memiliki modal structural yang jelas maka perusahaan tersebut selalu tumbuh dan
berkembang.Komponen modal intelektual ini menambah nilai perusahaan karena
faktor-faktor yang dimiliki tersebut dapat mendukung usaha karyawan dalam
meningkatkan laba perusahaan.Jika laba perusahaan tergambar secara baik
dilaporan keuangan, investor dapat mempercayakan investasinya pada perusaham
tersebut dan saham perusahaan juga semakin bertambah.Saham tersebut
berpengaruh terhadap return on equity perusahaan.
Modal fisik adalah modal yang dimiliki perusahaan berupa dana
keuangan dan aset fisik yang digunakan untuk membantu penciptaan nilai tambah
perusahaan. Jika modal fisik ini mampu dikelola secara baik oleh perusahaan
36
maka investor tertarik dan akan menginvestasikan sahamnya dengan perusahaan
yang dapat memaksimalkan aset fisik yang dimiliki. Dengan begitu kemampuan
perusahaan untuk mengembalikan investasi para pemegang saham juga semakin
baik.
2.2.15 Pengaruh Modal Manusia (VAHU), Modal Structural (STVA), Dan
Modal Fisik (VACA)terhadap Earning Per Share (EPS)
Modal manusia atau human capital (VAHU) memiliki peran yang penting dalam
menciptakan nilai yang dapat menunjang peningkatan efisiensi perusahaan.
Dengan adanya modal manusia dalam sebuah perusahaan akan bertambah juga
inovasi-inovasi kreatif yang dihasilkan. Semakin besar perusahaan memiliki
modal manusia maka produk yang dihasilkan juga semakin variatif.Hal ini
menyebabkan penjualan yang tinggi yang dapat menarik calon investor agar
menanamkan investasinya diperusahaan tersebut.
Modal structural atau structural capital (STVA) dapat berpengaruh
positif terhadap earning per share sebuah perusahan karena dengan adanya modal
structural perusahaan dapat mendukung usaha karyawan dalam mengoptimalkan
kinerja bisnis secara keseluruhan, misalnya dalam proses manufacturing, sistem
operasional perusahaan. Jika kinerja bisnis mencapai laba maksimal, maka
manajemen juga berhasil dalam membagikan laba pada pemegang saham atau
investor.
Modal fisik atau capital physical (VACA) ini berhubungan dengan
pemanfaatan dan keuangan yang yang dimiliki perusahaan.Modal fisik dalam
37
modal intelektual ini dapat berpengaruh postif terhadap earning per share
perusahaan.Karena jika perusahaan mampu memaksimalkan aset fisik yang
dimiliki maka laba perusahaan juga meningkat dengan disertai upaya penekanan
pengeluaran perusahaan.Hal ini yang disenangi oleh investor, sebab investor
percaya bahwa perusahaan yang memiliki laba tinggi mampu membagikan laba
bersih tersebut kepada semua pemegang saham.
2.2.16 Pengaruh Modal Manusia (VAHU), Modal Structural (STVA), Dan
Modal Fisik (VACA) Terhadap Operational Profit Margin (OPM)
Modal manusia atau human capital (VAHU) merupakan aset penting dalam
perusahaan yang dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan.Modal manusia
dapat berpengaruh positif terhadap margin laba karena inovasi baru yang dimiliki
modal manusia dalam perusahaan dapat meningkatkan penjualan. Penjualan yang
tinggi akan menghasilkan laba yang tinggi juga. Jika laba yang ditunjukkan tinggi
maka kinerja perusahaan juga tinggi yang dapat dilihat dari margin laba yang
perusahaan tersebut.
Modal struktural atau capital structural (STVA) adalah seluruh
pengetahuan yang dimiliki perusahaan selain pengetahuan organisasi seperti
strategi perusahaan dan rutinitas perusahaan.Seseorang dapat memiliki intelektual
yang tinggi yang dapat mencapai kinerja secara optimal dan perusahaan yang
memiliki strategi matang dalam pencapaian tujuan yaitu dalam meningkatkan laba
penjualan maka ditunjukkan pada nilai margin laba yang besar dalam laporan
keuangannya.Adanya modal struktural memiliki pengaruh positif terhadap margin
laba dalam perusahaan.
38
Modal fisik atau physical capital (VACA) merupakan modal
perusahaan yang berupa aset fisik dan dana keuangan perusahaan.Modal fisik ini
mempunyai pengaruh yang positif terhadap margin laba yang dihasilkan
perusahaan. Jika aset fisik dimanfaatkan secara optimal akan berdampak pada laba
yang dihasilkan.Penjualan
yang meningkat
maka laba juga
mengalami
peningkatan.Laba dari penjualan tersebut dapat mencerminkan kemampuan
perusahaan dalam mencapai laba yang maksimal yang ditunjukkan dari margin
laba perusahaan.
39
2.3
Kerangka Pemikiran
Modal Intelektual
1. Modal manusia
(VAHU)
2. Modal structural
(STVA)
3. Modal fisik
(VACA)
Ukuran
perusahaan
H1
KINERJA
KEUANGAN
1. Return on Equity
(ROE)
Variabel
moderat
leverage
Modal Intelektual
H2
1. Modal manusia
(VAHU)
2. Modal structural
(STVA)
3. Modal fisik
(VACA)
Ukuran
perusahaan
leverage
KINERJA
KEUANGAN
2. Earning per
share (EPS)
Variabel
moderat
40
Modal Intelektual
KINERJA
KEUANGAN
H3
1. Modal manusia
(VAHU)
2. Modal structural
(STVA)
3. Modal fisik
(VACA)
3. Operational
Profit Margin
(OPM)
Ukuran
Perusahaan
Variabel
moderat
Leverage
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Modal
intelektual
yang
diproksikan
dengan
human
capital,
humanstructural dan physical capitaldapat berpengaruh terhadap kinerja
keuangan.Komponenmodal intelektual tersebut berhubungan positif terhadap
kinerja keuangan sehingga banyak perusahaan yang melakukan investasi yang
berhubungan dengan modal intelektual. Adanya variabel kontrol, yaitu ukuran
perusahaan (SIZE) dan leverage digunakan untuk melihat adanya pengaruh
variabel independen yaitu human capital, structural capital, dan physical
capitalterhadap kinerja keuangan yang diukur menggunakan return on equity,
earning per share, dan operational profit margin.
41
2.4
Hipotesis Penelitian
H1
: modal manusia, modal struktural, modal fisik berpengaruh
terhadap Return On equity
H2
: modal manusia, modal struktural, modal fisik berpengaruh
terhadap Earning Per Share
H3
: modal manusia, modal struktural, modal fisik berpengaruh
terhadap Operational Profit Margin
Pada hipotesis penelitian ingin menunjukkan bagaimana pengaruh
modal intelektual yang diproksikan dengan modal manusia, modal struktural,
modal fisik terhadap kinerja keuangan yang diukur dengan return on equity,
earning per share, dan operational profit margin.
Download