Siasati Audio Saat Susah SQ Saat Krisis? Bisa! Krisis ekonomi global sekarang sungguh mengesalkan bagi para penggemar audio mobil. Pasalnya, kebutuhan menikmati alunan suara yang merdu jadi tertunda, lantaran anggaran untuk upgrade atau memasang sistem audio terpangkas. Meski begitu, sebenarnya kita tak perlu khawatir. Sebab ada beberapa cara efektif untuk mendapatkan audio yang berkualitas, namun tetap ramah bagi dompet. Kata kuncinya adalah meningkatkan efisiensi, tepatnya efisiensi pada perangkat audio mobil. Efisiensi yang dimaksud, tentu yang berhubungan dengan sistem audio. Dan pada rangkaian perangkat audio, komponen terpenting adalah loud speakernya. Bila berbicara mengenai efisiensi pada loudspeaker, kita tak bisa lepas dari ‘sepupu’nya, yakni sensitifitas. Dua hal ini sering menjadi rancu, atau tertukar, meski maksudnya berbeda. Nilai efisiensi sebuah speaker didapat dari membagi output suara yang dihasilkan dengan input, atau daya listrik yang digunakan. Sekadar informasi, rata-rata loudspeaker sangat tidak efisien. Bayangkan saja, hanya sekitar 1% energi elektrikal yang dikeluarkan amplifier ke speaker, yang menjelma menjadi suara. Sisanya berubah menjadi panas, baik di voice coil, magnet maupun pole piece. Efisiensi speaker juga bergantung pada frekuensi. Output speaker akan menurun seiring dengan menurunnya frekuensi yang di-input. Demikian juga sebaliknya, output speaker akan bertambah seiring dengan naiknya input frekuensi. Lain lagi dengan sensitifitas. Nilainya diberikan dalam satuan SPL (Sound Pressure Level), dan nilai ini tidaklah sama dengan efisiensi. Sensitifitas tercermin dari jumlah desibel (dB) SPL yang dihasilkan, dengan umpan power sebesar 1 watt dan jarak mikrofon 1 meter dari konus. Contoh hasil akhirnya pun mewakili metode pengukuran itu, seperti 90dB/1W/1m. Umumnya sensitifitas diukur pada satu frekuensi saja. Voltase yang digunakan adalah 2.83 VRMS, dimana 1 wattnya ada pada impendansi nominal speaker 8 ohm sedangkan pada 4 ohm kita harus mengurangi 3 dB SPL yang terukur di 2.83V 8ohm. Sehingga kita juga sering menjumpai definisi lain, ..dB/2.83V/1m atau ..dB/1 watt/1m. Untuk mengukur sensitifitas, biasanya speaker dipasang pada baffle yang sangat besar kemudian mikrofon ditempatkan di depannya secara on-axis dengan jarak 1 meter. Dengan pengukuran seperti ini, terlihat jelas bila sensitifitas tidak berkolerasi secara tepat dengan efisiensi. Efisiensi sendiri sangat bergantung terhadap pola sebaran suara speaker, lingkungan akustik, kotak speaker dan jenis kotaknya. Contoh, efisiensi closed box lebih rendah dibanding ported box, seperti diketahui ported box dengan pipanya akan menambah efisiensi speaker sistemnya. Sedangkan untuk akustik mobil, efisiensi speaker akan dipengaruhi oleh cabin gain, resonansi panel pintu, dan jenis box yang digunakan. Pantulan dan resapan dari berbagai bahan yang ada dalam kabin juga berperan besar. Sebagai contoh secara mudahnya, apabila telinga kita mendengarkan secara on axis akan berbeda dengan off axis ,perbedaan ini bisa disebut sebagai efisiensi yang berubah seiring dengan perubahan frekuensi yang ditangkap oleh telinga. Nah, dengan berbagai faktor yang mempengaruhi efisiensi, kita tak boleh melupakan hal terpenting, yakni loudspeakernya sendiri harus efisien. Loudspeaker yang efisien akan menghasilkan suara yang baik dan jelas, meski lingkungannya kurang mendukung seperti engine noise ,road noise,wind noise dan lain-lain.Dengan adanya loudspeaker yang effisien sehingga tak dibutuhkan daya yang besar agar dapat dinikmati.Seperti diketahui untuk meningkatkan desibel sebesar 3 dB dibutuhkan power 2 kali lipatnya. Head unit standar pun mumpuni dengan mempergunakan amplifier internalnya, atau tanpa menggunakan power amplifier tambahan sudah mampu menghasilkan rentang frekuensi yang lengkap, termasuk bas dan midbas membahana tanpa tambahan subwoofer. Ironisnya, di pasaran tak banyak loudspeaker yang didesain seperti itu. Rata-rata butuh tambahan amplifier agar mampu bersuara baik. Bila ingin mencari loudspeaker yang efisien, ada beberapa tanda-tanda khusus. Paling gampang, Perhatikan magnetnya tidak terlalu besar,massa konus yang cukup ringan, suspensi yang tidak terlalu kaku, nilai Qts yang cukup tinggi kisaran 0.6-1 (nilai Qts yang baik untuk instalasi loudspeaker di panel pintu standar) sensitifitas yang cukup tinggi dan rancangan passive crossover yang cukup effisien juga, maka ia tergolong efisien. Cara lain yang tak kalah ampuh, adalah mengujinya langsung dengan power dari head unit. Bila mampu bersuara lantang minim distorsi, dengan bas dan midbass jelas, maka ia termasuk speaker yang efisien. Salah satu contoh speaker yang didesain khusus ini adalah VOX Altitude AT6S1, dengan kategorikategori yang disebutkan di atas.