BAB II LANDASAN TEORI II.1 KONSEP AKUNTANSI DAN LAPORAN KEUANGAN II.1.1 Pengertian Akuntansi dan Laporan keuangan Akuntansi memegang peranan penting dalam sistem ekonomi, karena akuntansi menyediakan informasi-informasi yang dibutuhkan oleh berbagai individu untuk membuat penilaian kinerja, kondisi ekonomi perusahaan, dan pengambilan keputusan. Informasi yang dibutuhkan harus sesuai dengan kebutuhan para pemakai informasi tersebut. Secara umum, akuntansi (accounting) dapat diartikan sebagai sistem informasi yang menyediakan laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan. Akuntansi menyediakan informasi bagi para pemangku kepentingan dalam perusahaan melalui proses sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi pemangku kepentingan. 2. Menilai kebutuhan pemangku kepentingan. 3. Merancang sistem informasi akuntansi untuk memenuhi kebutuhan pemangku kepentingan. 4. Mencatat data ekonomi mengenai aktivitas dan peristiwa perusahaan. 5. Menyiapkan laporan akuntansi bagi para pemangku kepentingan. 6 Tidak semua bidang akuntansi adalah sama, ada beberapa bidang spesialisasi akuntansi dalam praktiknya. Dua bidang yang paling sering ditemui adalah akuntansi keuangan dan akuntansi manajerial. Akuntansi keuangan (financial accounting) sangat terkait dengan pencatatan dan pelaporan data dan aktivitas ekonomi suatu perusahaan. Selain laporan ini berguna bagi manajer, laporan tersebut juga menjadi laporan utama bagi pemilik usaha, kreditor, badan pemerintah, dan masyarakat. Akuntansi manajerial (managerial accounting) atau akuntansi manajemen (management accounting), menggunakan akuntansi keuangan maupun data estimasi untuk membantu manajemen dalam menjalankan aktivitas operasional harian dan merencanakan aktivitas operasioanal di masa depan. Akuntansi manajemen dapat memperoleh dan melaporkan informasi yang relevan dan tepat waktu untuk keperluan pembuatan keputusan yang dilakukan oleh manajemen. Setelah transaksi dicatat dan dirangkum, laporan kemudian disiapkan bagi para pengguna. Laporan akuntansi yang menyediakan informasi ini disebut laporan keuangan (financial statements). Menurut PSAK-1, laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Laporan keuangan menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. 7 Dari bermacam-macam laporan yang diterbitkan perusahaan untuk para pemegang sahamnya, laporan tahunan (Annual Report) merupakan laporan yang paling penting. Dua jenis informasi diberikan dalam laporan ini. Pertama, yaitu bagian verbal, sering kali disajikan sebagai laporan dari manajemen yang menguraikan hasil operasional perusahaan selama tahun lalu dan membahas perkembangan-perkembangan baru yang akan mempengaruhi operasional di perusahaan. Kedua, laporan tahunan menyajikan beberapa laporan keuangan dasar, yaitu neraca, laporan laba rugi, laporan ekuitas pemilik dan laporan arus kas. Jika disajikan bersama, semua laporan ini memberikan gambaran akuntansi atas operasi dan posisi keuangan perusahaan. Pihak-pihak yang berkepentingan untuk memakai laporan keuangan dapat dibagi dalam dua kategori: 1. Pihak internal – Yaitu pengambil keputusan yang secara langsung mempengaruhi kegiatan internal perusahaan, antara lain manajemen perusahaan, karyawan perusahaan atau serikat kerja, dewan direksi dan dewan komisaris. 2. Pihak eksternal – Yaitu pengambil keputusan yang menyangkut hubungan mereka dengan perusahaan, antara lain kreditor, investor, calon investor, badan-badan pemerintah, masyarakat umum, pemegang saham, supplier atau pemasok, dan lain-lain. II.1.2 Tujuan Laporan Keuangan Tujuan laporan keuangan dapat diikhtisarkan sebagai berikut: 8 1. Tujuan khusus laporan keuangan adalah menyajikan secara wajar dan sesuai prinsip akuntansi secara umum, posisi keuangan, hasil operasi, dan perubahan lain dalam laporan keuangan. 2. Tujuan umum laporan keuangan meurut Prinsip Akuntansi Indonesia (1984) adalah sebagai berikut: a. Menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang sumber daya ekonomi dan kewajiban suatu usaha bisnis. b. Menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang perubahan sumber daya bersih sebagai hasil dari aktivitas-aktivitas perusahaan yang menghasilkan keuntungan. c. Memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan di dalam mengestimasi potensi perusahaan dalam menghasilkan laba. d. Menyediakan informasi lain yang dibutuhkan tentang perubahan sumber ekonomi dan kewajiban. e. Mengungkapkan informasi lain yang relevan dengan kebutuhan pemakai. II.1.3 Bentuk-Bentuk Laporan keuangan Laporan tahunan menyajikan beberapa laporan keuangan dasar, yaitu neraca, laporan laba rugi, laporan ekuitas pemilik dan laporan arus kas II.1.3.1 Laporan Laba Rugi (income statement) – Ringkasan dari pendapatan dan beban untuk suatu periode waktu tertentu, seperti satu bulan atau satu tahun. 9 Menurut M. Reeve (2009), laporan laba rugi menyajikan pendapatan dan beban untuk suatu periode waktu tertentu berdasarkan konsep penandingan (matching concept), yang disebut juga konsep pengaitan atau pemadanan, antara pendapatan dan beban yang terkait. Konsep ini diterapkan dengan memadankan beban dan pendapatan yang dihasilkan dalam periode terjadinya beban yang terjadi. Jika pendapatan lebih besar daripada beban, selisihnya disebut laba bersih (net income atau net profit). Jika beban melebihi pendapatan, selisihnya disebut rugi bersih (net loss). II.1.3.2 Laporan Ekuitas Pemilik (statement of owner’s equity) – Ringkasan perubahan dalam ekuitas pemilik terjadi selama periode waktu tertentu, seperti satu bulan atau satu tahun. Menurut M. Reeve (2009), laporan ekuitas pemilik menyajikan perubahan dalam ekuitas pemilik untuk suatu waktu tertentu. Laporan ini dibuat setelah laporan laba rugi karena laba bersih atau rugi bersih harus dilaporkan di laporan ini. Begitu pula halnya, laporan ini disiapkan sebelum neraca, karena jumlah ekuitas pemilik pada akhir periode harus dilaporkan di neraca. Karena itu, laporan ekuitas pemilik sering dilihat sebagai penghubung antara laporan laba rugi dan neraca. II.1.3.3 Neraca (balance sheet) – Daftar aset, kewajiban, dan ekuitas pemilik pada waktu tertentu, biasanya pada tanggal terakhir dari bulan atau tahun tertentu. Menurut Munawir (2004), neraca adalah laporan sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Jadi tujuan neraca adalah untuk menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan 10 pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu dimana buku-buku ditutup dan ditentukan sisanya pada akhir tahun fiskal atau tahun kalender. Neraca terdiri dari tiga bagian utama, yaitu aktiva (asset), pasiva (liabilities dan equity). II.1.3.3.1 Pengertian Aset Dalam pengertian aset tidak terbatas pada kekayaan perusahaan yang berwujud saja, tetapi juga termasuk pengeluaran-pengeluaran yang belum dialokasikan (deferred charges) atau biaya yang masih harus dialokasikan pada penghasilan yang akan datang, serta aset yang tidak berwujud lainnya (intangible assets) misalnya goodwiil, patent, dll (Munawir, 2004). Pada dasarnya aset dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian utama, yaitu aset lancar dan aset tidak lancar. Aset lancar (current assets) adalah uang tunai (cash) dan aset lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai atau dijual. Yang termasuk current asset yaitu cash, investasi jangka pendek, piutang wesel, piutang dagang, persediaan, dsb. Aset tidak lancar (non-current assets) adalah aset yang mempunyai umur kegunaan relatif permanen atau jangka panjang (mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun atau tidak akan habis dalan satu kali transaksi). Yang termasuk non-current assets yaitu investasi jangka panjang, aset tetap, aset tetap tidak berwujud, beban yang ditangguhkan (deferred charges), dan aset lain-lain. II.1.3.3.2 Pengertian Kewajiban 11 Kewajiban adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, di mana kewajiban ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor (Munawir, 2004). Kewajiban lancar (current liabilities) atau kewajiban jangka pendek (short-term liabilities) adalah kewajiban keuangan perusahaan yang pelunasannya atau pembayaran akan dilakukan dalam jangka pendek (satu tahun sejak tanggal neraca) dengan menggunakan aset lancar yang dimiliki oleh perusahaan. Kewajiban jangka panjang (long-term liabilities) adalah kewajiban keuangan yang jangka waktu pembayaran (atau jatuh tempo) lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca. II.1.3.3.3 Pengertian Ekuitas Menurut Munawir (2004), ekuitas adalah merupakan hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan yang ditunjukkan dalam pos equity (modal saham), surplus dan laba ditahan. Atau kelebihan aset yang dimiliki oleh perusahaan terhadap seluruh kewajiban-kewajbannya. Bentuk atau susunan dari neraca ada beberapa macam, pertama, bentuk akun (account form) – Bentuk ini mencerminkan bentuk dasar dari persamaan akuntansi, dengan aset ditampilkan di sisi kira dan kewajiban dan ekuitas pemilik disajikan di sisi kanan. Kedua, bentuk laporan (report form) – Bentuk ini menyajikan kewajiban dan ekuitas pemilik di bagian bawah aset. 12 II.1.3.4 Laporan Arus Kas (statement of cash flows) – Ringkasan dari penerimaan dan pembayaran kas untuk periode waktu tertentu, seperti satu bulan atau satu tahun. Menurut M. Reeve (2009), laporan arus kas terdiri dari tiga bagian, (1) aktivitas operasi, (2) aktivitas investasi, dan (3) aktivitas pendanaan. II.1.3.4.1 Arus Kas dari Aktivitas Operasi – Bagian ini melaporkan ringkasan penerimaan dan pembayaran kas dari aktivitas operasi. Arus kas bersih dari aktivitas operasi biasanya akan berbeda dari jumlah laba bersih dalam suatu periode. II.1.3.4.2 Arus Kas dari Aktivitas Investasi – Bagian ini melaporkan transaksi kas untuk pembelian dan penjualan dari aset yang bersifat permanen (biasanya disebut aset tetap), yang mencakup tanah, gedung, fasilitas pabrik, dan perabotan kantor. II.1.3.4.3 Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan – Bagian ini melaporkan transakasi kas yang berhubungan dengan investasi kas oleh pemilik, peminjaman, dan penarikan kas oleh pemilik. II.2 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN II.2.1 Definisi Analisis Laporan Keuangan Menurut Munawir, analisis laporan keuangan merupakan suatu metode untuk mengetahui hubungan dari akun-akun tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut. 13 Analisis laporan keuangan akan melibatkan (1) membandingkan kinerja perusahaan dengan kinerja dari perusahaan-perusahaan lain dalam industri yang sama dan (2) mengevaluasi tren posisi keuangan perusahaan dari waktu ke waktu. Dari sudut pandang seorang investor, meramalakan masa depan adalah hakikat dari analisis laporan keuangan, sedangkan dari sudut pandang manajemen, analisis laporan keuangan akan bermanfaat baik untuk membantu mengantisipasi kondisi-kondisi di masa depan maupun, yang tidak penting lagi, sebagai titik awal untuk melakukan perencanaan langkah-langkah yang akan meningkatkan kinerja perusahaan di masa mendatang. II.2.2 Tujuan Analisis Laporan Keuangan Tujuan analisis laporan keuangan dimaksudkan untuk menambah informasi seperti posisi keuangan, kinerja perusahaan dan potensi yang dapat dieavaluasi demi kemajuan perusahaan. II.2.3 Metode Analisis Laporan Keuangan 1. Metode Horizontal adalah analisis dengan mengadakan laporan keuangan untuk beberapa periode atau beberapa saat sehingga akan di ketahui perkembanganya(disebut juga metode analisis dinamis). 2. Analisis Vertikal adalah laporan yang dianalisis hanya meliputi satu periode atau satu saat saja yaitu dengan memperbandingkan antar pos satu dengan yang lain dalam laporan keuangan tsb,sehingga hanya diketahui keadaan keuangan atau hasil oprasi pada saat itu saja. II.3 PENGERTIAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) 14 Economic Value Added (EVA) merupakan salah satu konsep manajemen yang cukup dikenal luas di kalangan dunia Amerika Serikat karena EVA sendiri merupakan konsep pengukuran kinerja keuangan perusahaan yang dikembangkan oleh Stern Stewart & Corporation, sebuah perusahaan konsultan manajemen keuangan terkemuka yang berkantor pusat di New York, Amerika Serikat. EVA memiliki beberapa pengertian dari pendapat pada ahli, beberapa contohnya sebagai berikut: Pengertian menurut Jim De Mello (2006:131), “EVA adalah ukuran kinerja keuangan yang lebih mampu menangkap laba ekonomis perusahaan yang sebenarnya daripada ukuran-ukuran lain. EVA juga merupakan ukuran kinerja yang secara langsung berhubungan dengan kekayaan pemegang saham dari waktu ke waktu”. Pengertian EVA (Economic Value Added) menurut Gouvidarajan (2003) “Adalah jumlah uang bukan rasio. Economic Value Added dapat diperoleh dengan mengurangkan beban modal (capital charge) dari laba bersih (net operating profit)”. EVA adalah laba yang tertinggal setelah dikurangi dengan biaya modal (cost capital) yang diinvestasikan untuk menghasilkan laba tersebut. EVA merupakan suatu tolak ukur kinerja keuangan yang berbasis nilai (Tunggal, 2001). Kesimpulan yang dikemukakan oleh Tunggal (2001): 1. EVA merupakan tujuan Corporate untuk meningkatkan nilai (value) dari modal (capital) yang investor dan pemegang saham telah diinvestasikan dalam operasi usaha. 15 2. EVA merupakan selisih dari laba operasi (Net Operating Profit After Tax) dikurangi dengan biaya modal. 3. Biaya modal perusahaan merupakan biaya tertimbang dari modal (Weight Average Cost of Capital) untuk debt dan equity yang digunakan oleh perusahaan. Sebab itu perusahaan harus menghitung berapa besarnya biaya huffing dan biaya modal itu sendiri. 4. Apabila prusahaan memiliki nilai EVA positif maka dapat dikatakan bahwa manajemen dalam perusahaan telah menciptakan nilai (creating value). Sebaliknya apabila nilai EVA negatif, dinamakan destructing atau destroying value. Penggunaan EVA ini akan mendorong perusahaan untuk menitik beratkan pada struktur modalnya. Pada dasarnya pemodal (investor) akan tertarik untuk melakukan investasi pada saham di perusahaan yang menawarkan jumlah, stabilitas dan tingkat pertumbuhan dari pendapatan yang akan mereka terima. Para investor akan dengan cepat mengestimasi harga saham perusahaan di masa yang akan datang dan besarnya deviden yang akan diterima apabila para investor mengetahui dengan pasti laba yang akan mereka peroleh dari perusahaan. Total biaya modal mencerminkan besarnya kompensasi atau pengembalian yang dituntut investor atas modal yang diinvestasikan di perusahaan. Besarnya tingkat kompensasi tergantung kepada tingkat resiko perusahaan yang bersangkutan. Dengan asumsi bahwa investor tidak suka dengan resiko (risk averse), maka makin tinggi resiko, makin tinggi pula tingkatan pengembalian yang dituntut investor. 16 Modal berasal dari dua sumber dana, yaitu: kewajiban dan modal sendiri. Kompensasi yang diterima pemilik ekuitas adalah dalam bentuk deviden dan capital gain. Besarnya tingkat biaya modal ditentukan berdasarkan rata-rata tertimbang dari tingkat bunga pinjaman setelah pajak dan tingkat biaya modal atas ekuitas, sesuai dengan proporsi kewajiban dan ekuitas pada modal perusahaan. Beban bunga atas kewajiban tercermin di dalam laporan laba-rugi, sedangkan biaya modal atas ekuitas merupakan keunggulan pendekatan EVA dibanding pendekatan akuntansi tradisional dalam mengukur kinerja perusahaan. Untuk melihat apakah dalam perusahaan telah terjadi EVA atau tidak, dapat ditentukan dengan kriteria yang dikemukakan oleh Widayanto (1994) adalah sebagai berikut: 1. EVA > 0, maka telah terjadi nilai tambah ekonomis (NITAMI) dalam perusahaan, sehingga semakin besar EVA yang dihasilkan maka harapan para investor dapat terpenuhi dengan baik, yaitu mendapatkan pengembalian investasi yang sama atau lebih dari yang diinvestasikan dan kreditur mendapatkan bunga. Keadaan ini menunjukkan bahwa perusahaan berhasil menciptakan nilai (create value) bagi pemilik modal sehingga menandakan bahwa kinerja keuangannya telah baik. 2. EVA < 0, maka menunjukkan tidak terjadi proses nilai tambah ekonomis (NITAMI) bagi perusahaan, karena laba yang tersedia tidak bisa memenuhi harapan para investor terutama pemegang saham, yaitu tidak mendapatkan pengembalian yang setimpal dengan investasi yang ditanamkan dan kreditur 17 tetap mendapatkan bunga. Sehingga dengan tidak ada nilai tambahnya mengindikasikan kinerja keuangan perusahaan kurang baik. 3. EVA = 0, maka menunjukkan posisi impas karena semua laba yang telah digunakan untuk membayar kewajiban kepada investor, baik kreditur dan pemegang saham. II.3.1 Kelebihan EVA Menurut Mirza (1997:299) mengungkapkan kelebihan lain dari EVA adalah: “EVA memfokuskan memperhitungkan beban penilaian biaya modal pada sebagai nilai tambah konsekuensi dengan investasi. Perhitungan EVA dapat dipergunakan secara mandiri tanpa memerlukan data pembanding seperti standar industri atau data perusahaan lain sebagai konsep penilaian dengan menggunakan analisis ratio”. II.3.2 Kelemahan EVA Kelemahan-kelemahan yang diungkapkan Mirza (1997:197-198) sebagai berikut: 1. EVA hanya mengukur hasil akhir (result), konsep ini tidak mengukur aktivitas-aktivitas penentu seperti loyalitas dan tingkat retensi konsumen. 2. EVA terlalu bertumpu pada keyakinan bahwa investor sangat mengandalkan pendekatan fundamental dalam mengkaji dan mengambil keputusan untuk menjual atau membeli saham tertentu, padahal faktorfaktor lain terkadang justru lebih dominan. 18 3. Konsep ini sangat tergantung pada transparansi internal dalam perhitungan EVA secara akurat. II.3.3 Manfaat EVA Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari EVA menurut Siddharta (1997:176-177) adalah: 1. Penilaian kinerja dengan menggunakan pendekatan EVA menyebabkan perhatian manajemen sesuai dengan keputusan pemegang saham. 2. Dengan EVA para manajer akan berpikir dan bertindak seperti halnya pemegang saham yaitu memilih investasi yang memaksimalkan tingkat pengembalian dan meminimalkan tingkat biaya modal sehingga nilai perusahaan dapat dimaksimalkan. 3. EVA membuat manajer memfokuskan perhatian pada kegiatan yang menciptakan nilai dan mengevaluasi kinerja berdasar kriteria memaksimumkan nilai perusahaan. 4. EVA dapat digunakan untuk mengidentifikansikan kegiatan atau praktek yang memberikan pengembalian yang lebih tinggi dari pada biaya modal. 5. EVA akan menyebabkan perusahaan untuk lebih memperhatikan kebijakan struktur modal. Menurut Tunggal (2001) beberapa manfaat EVA dalam mengukur kinerja perusahaan antara lain: (1) EVA merupakan suatu ukuran kinerja perusahaan yang dapat berdiri sendiri tanpa memerlukan ukuran lain baik berupa perbandingan dengan menggunakan perusahaan sejenis atau menganalisis kecenderungan (trend) dan (2) Hasil perhitungan EVA mendorong 19 pengalokasian dana perusahaan untuk investasi dengan biaya modal yang rendah. II.3.4 Net Operating Profit after Tax (NOPAT) NOPAT (Net Operating Profit after Tax) merupakan laba yang diperoleh dari operasi perusahaan setelah dikurangi pajak penghasilan, termasuk biaya keuangan (financial cost) dan “non-cash bookkeeping entries” seperti biaya penyusutan. Menurut Young dan O’Bryne (2001:49), NOPAT merupakan laba operasi perusahaan setelah pajak yang berasal dari usaha normal perusahaan dimana dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: NOPAT = Pendapatan operasi + pendapatan bunga + pendapatan ekuitas (pendapatan dari subsidiari/afiliasi) + pendapatan investasi lainnya – kerugian lainnya – pajak penghasilan – pembebasan atas biaya bunga II.3.5 Invested Capital Modal yang diinvestasikan (Invested Capital) adalah jumlah seluruh pinjaman perusahaan diluar pinjaman jangka pendek tanpa bunga (non-interest bearing liabilities), seperti hutang dagang, biaya yang masih harus dibayar, hutang pajak, uang muka pelanggan dan sebagainya (Young dan O’Bryne, 2001). Menurut Brigham (2002:203), modal yang diinvestasikan dapat dirumuskan sebagai berikut: 20 Invested Capital = Net Operating Working Capital + Operating long term asset Net Operating Working Capital = (Cash + A/R + Inventories) - (A/P + Accruals) II.3.6 Weight Average Cost of Capital (WACC) Biaya modal rata-rata tertimbang merupakan total biaya yang digunakan perusahaan dari masing-masing komponen modal, misalnya pinjaman jangka pendek dan pinjaman jangka panjang (cost of debt) serta setoran modal saham (cost of equity) yang diberikan bobot sesuai proporsinya dalan struktur modal perusahaan. WACC menggambarkan tingkat pengembalian investasi minimum yang harus dicapai untuk mendapatkan tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor, yaitu kreditor dan pemegang saham. Rumus WACC adalah sebagai berikut: WACC = (D x rd (1-tax)) + (E x re) D = Tingkat modal rd = Cost of Debt E = Tingkat Ekuitas re = Cost of Equity II.3.7 Capital Charges Biaya modal (Capital Charge) adalah aliran kas yang dibutuhkan untuk menggantikan para investor atas resiko usaha dari modal yang ditanamkannya. II.3.8 Perhitungan EVA 21 Proses dalam perhitungan nilai EVA dimulai dari perhitungan NOPAT, kemudian menghitung Invested Capital yang telah disesuaikan. Dilanjutkan dengan menghitung WACC yang akan menunjukkan keseluruhan biaya dari dua jenis modal yang digunakan dalam pembiayaan. Setelah perhitungan selesai, maka kita bisa menghitung EVA dengan mengurangkan NOPAT dengan Capital Charges, dimana Capital Charges diperoleh dari perkalian WACC dengan Invested Capital. Langkah-langkah perhitungan EVA menurut Tunggal (2001) dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Menghitung NOPAT NOPAT = Laba Bersih Setelah Pajak + Biaya Bunga 2. Menentukan Invested Capital 1.1 Menghitung nilai Invested Capital Invested Capital = Total Kewajiban + Total Ekuitas 1.2 Menghitung tingkat modal dari hutang 1.3 Total Kewajiban Total Kewajiban + Total Ekuitas Menghitung Cost of Debt (rd) 1.4 Biaya Bunga X 100% Total Kewajiban Menghitung persentase pajak penghasilan (t) 1.5 Beban Pajak Laba Sebelum Pajak Menghitung Cost of Equity (re) Tingkat Modal (D) = X 100% Cost of Debt (rd) = Tingkatan Pajak (t) = Cost of Equity (re) = 1 PER X 100% X 100% 22 1.6 Menghitung tingkatan ekuitas (E) Tingkat ekuitas (E) = 3. Ekuitas Total Kewajiban + Ekuitas X 100% Menghitung WACC WACC = (D x rd x (1-tax)) + (E x re) 4. Menghitung Capital Charges Capital Charges = Invested Capital x WACC 5. Menghitung EVA EVA = NOPAT – Capital Charges 23