BAB II LANDASAN TEORI

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
II.1 KONSEP AKUNTANSI DAN LAPORAN KEUANGAN
II.1.1
Pengertian Akuntansi dan Laporan keuangan
Akuntansi memegang peranan penting dalam sistem ekonomi, karena
akuntansi menyediakan informasi-informasi yang dibutuhkan oleh berbagai
individu untuk membuat penilaian kinerja, kondisi ekonomi perusahaan, dan
pengambilan keputusan. Informasi yang dibutuhkan harus sesuai dengan
kebutuhan para pemakai informasi tersebut.
Secara umum, akuntansi (accounting) dapat diartikan sebagai sistem
informasi yang menyediakan laporan untuk para pemangku kepentingan
mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan.
Akuntansi menyediakan informasi bagi para pemangku kepentingan
dalam perusahaan melalui proses sebagai berikut:
1.
Mengidentifikasi pemangku kepentingan.
2.
Menilai kebutuhan pemangku kepentingan.
3.
Merancang sistem informasi akuntansi untuk memenuhi kebutuhan
pemangku kepentingan.
4.
Mencatat data ekonomi mengenai aktivitas dan peristiwa perusahaan.
5.
Menyiapkan laporan akuntansi bagi para pemangku kepentingan.
6
Tidak semua bidang akuntansi adalah sama, ada beberapa bidang
spesialisasi akuntansi dalam praktiknya. Dua bidang yang paling sering ditemui
adalah akuntansi keuangan dan akuntansi manajerial.
Akuntansi keuangan (financial accounting) sangat terkait dengan
pencatatan dan pelaporan data dan aktivitas ekonomi suatu perusahaan. Selain
laporan ini berguna bagi manajer, laporan tersebut juga menjadi laporan utama
bagi pemilik usaha, kreditor, badan pemerintah, dan masyarakat.
Akuntansi
manajerial
(managerial
accounting) atau
akuntansi
manajemen (management accounting), menggunakan akuntansi keuangan
maupun data estimasi untuk membantu manajemen dalam menjalankan
aktivitas operasional harian dan merencanakan aktivitas operasioanal di masa
depan. Akuntansi manajemen dapat memperoleh dan melaporkan informasi
yang relevan dan tepat waktu untuk keperluan pembuatan keputusan yang
dilakukan oleh manajemen.
Setelah transaksi dicatat dan dirangkum, laporan kemudian disiapkan bagi
para pengguna. Laporan akuntansi yang menyediakan informasi ini disebut
laporan keuangan (financial statements).
Menurut PSAK-1, laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur
dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas dari posisi keuangan
dan kinerja keuangan suatu entitas. Laporan keuangan menunjukkan hasil
pertanggungjawaban
manajemen
atas
penggunaan
sumber daya
yang
dipercayakan kepada mereka.
7
Dari bermacam-macam laporan yang diterbitkan perusahaan untuk para
pemegang sahamnya, laporan tahunan (Annual Report) merupakan laporan
yang paling penting. Dua jenis informasi diberikan dalam laporan ini. Pertama,
yaitu bagian verbal, sering kali disajikan sebagai laporan dari manajemen yang
menguraikan hasil operasional perusahaan selama tahun lalu dan membahas
perkembangan-perkembangan baru yang akan mempengaruhi operasional di
perusahaan. Kedua, laporan tahunan menyajikan beberapa laporan keuangan
dasar, yaitu neraca, laporan laba rugi, laporan ekuitas pemilik dan laporan arus
kas. Jika disajikan bersama, semua laporan ini memberikan gambaran akuntansi
atas operasi dan posisi keuangan perusahaan.
Pihak-pihak yang berkepentingan untuk memakai laporan keuangan dapat
dibagi dalam dua kategori:
1.
Pihak internal – Yaitu pengambil keputusan yang secara langsung
mempengaruhi kegiatan internal perusahaan, antara lain manajemen
perusahaan, karyawan perusahaan atau serikat kerja, dewan direksi dan
dewan komisaris.
2.
Pihak eksternal – Yaitu pengambil keputusan yang menyangkut hubungan
mereka dengan perusahaan, antara lain kreditor, investor, calon investor,
badan-badan pemerintah, masyarakat umum, pemegang saham, supplier
atau pemasok, dan lain-lain.
II.1.2
Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan dapat diikhtisarkan sebagai berikut:
8
1.
Tujuan khusus laporan keuangan adalah menyajikan secara wajar dan
sesuai prinsip akuntansi secara umum, posisi keuangan, hasil operasi, dan
perubahan lain dalam laporan keuangan.
2.
Tujuan umum laporan keuangan meurut Prinsip Akuntansi Indonesia
(1984) adalah sebagai berikut:
a.
Menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang sumber daya
ekonomi dan kewajiban suatu usaha bisnis.
b.
Menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang perubahan
sumber daya bersih sebagai hasil dari aktivitas-aktivitas perusahaan
yang menghasilkan keuntungan.
c.
Memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai
laporan di dalam mengestimasi potensi perusahaan dalam
menghasilkan laba.
d.
Menyediakan informasi lain yang dibutuhkan tentang perubahan
sumber ekonomi dan kewajiban.
e.
Mengungkapkan informasi lain yang relevan dengan kebutuhan
pemakai.
II.1.3
Bentuk-Bentuk Laporan keuangan
Laporan tahunan menyajikan beberapa laporan keuangan dasar, yaitu
neraca, laporan laba rugi, laporan ekuitas pemilik dan laporan arus kas
II.1.3.1 Laporan Laba Rugi (income statement) – Ringkasan dari pendapatan dan
beban untuk suatu periode waktu tertentu, seperti satu bulan atau satu tahun.
9
Menurut M. Reeve (2009), laporan laba rugi menyajikan pendapatan dan
beban untuk suatu periode waktu tertentu berdasarkan konsep penandingan
(matching concept), yang disebut juga konsep pengaitan atau pemadanan,
antara pendapatan dan beban yang terkait. Konsep ini diterapkan dengan
memadankan beban dan pendapatan yang dihasilkan dalam periode terjadinya
beban yang terjadi. Jika pendapatan lebih besar daripada beban, selisihnya
disebut laba bersih (net income atau net profit). Jika beban melebihi
pendapatan, selisihnya disebut rugi bersih (net loss).
II.1.3.2 Laporan Ekuitas Pemilik (statement of owner’s equity) – Ringkasan
perubahan dalam ekuitas pemilik terjadi selama periode waktu tertentu, seperti
satu bulan atau satu tahun.
Menurut M. Reeve (2009), laporan ekuitas pemilik menyajikan perubahan
dalam ekuitas pemilik untuk suatu waktu tertentu. Laporan ini dibuat setelah
laporan laba rugi karena laba bersih atau rugi bersih harus dilaporkan di laporan
ini. Begitu pula halnya, laporan ini disiapkan sebelum neraca, karena jumlah
ekuitas pemilik pada akhir periode harus dilaporkan di neraca. Karena itu,
laporan ekuitas pemilik sering dilihat sebagai penghubung antara laporan laba
rugi dan neraca.
II.1.3.3 Neraca (balance sheet) – Daftar aset, kewajiban, dan ekuitas pemilik pada
waktu tertentu, biasanya pada tanggal terakhir dari bulan atau tahun tertentu.
Menurut Munawir (2004), neraca adalah laporan sistematis tentang
aktiva, hutang serta modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Jadi
tujuan neraca adalah untuk menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan
10
pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu dimana buku-buku ditutup
dan ditentukan sisanya pada akhir tahun fiskal atau tahun kalender.
Neraca terdiri dari tiga bagian utama, yaitu aktiva (asset), pasiva
(liabilities dan equity).
II.1.3.3.1 Pengertian Aset
Dalam pengertian aset tidak terbatas pada kekayaan perusahaan yang
berwujud saja, tetapi juga termasuk pengeluaran-pengeluaran yang belum
dialokasikan (deferred charges) atau biaya yang masih harus dialokasikan
pada penghasilan yang akan datang, serta aset yang tidak berwujud lainnya
(intangible assets) misalnya goodwiil, patent, dll (Munawir, 2004).
Pada dasarnya aset dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian utama,
yaitu aset lancar dan aset tidak lancar. Aset lancar (current assets) adalah
uang tunai (cash) dan aset lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan
atau ditukarkan menjadi uang tunai atau dijual. Yang termasuk current asset
yaitu cash, investasi jangka pendek, piutang wesel, piutang dagang,
persediaan, dsb. Aset tidak lancar (non-current assets) adalah aset yang
mempunyai umur kegunaan relatif permanen atau jangka panjang
(mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun atau tidak akan habis
dalan satu kali transaksi). Yang termasuk non-current assets yaitu investasi
jangka panjang, aset tetap, aset tetap tidak berwujud, beban yang
ditangguhkan (deferred charges), dan aset lain-lain.
II.1.3.3.2 Pengertian Kewajiban
11
Kewajiban adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada
pihak lain yang belum terpenuhi, di mana kewajiban ini merupakan sumber
dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor (Munawir, 2004).
Kewajiban lancar (current liabilities) atau kewajiban jangka pendek
(short-term liabilities) adalah kewajiban keuangan perusahaan yang
pelunasannya atau pembayaran akan dilakukan dalam jangka pendek (satu
tahun sejak tanggal neraca) dengan menggunakan aset lancar yang dimiliki
oleh perusahaan. Kewajiban jangka panjang (long-term liabilities) adalah
kewajiban keuangan yang jangka waktu pembayaran (atau jatuh tempo)
lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca.
II.1.3.3.3 Pengertian Ekuitas
Menurut Munawir (2004), ekuitas adalah merupakan hak atau bagian
yang dimiliki oleh pemilik perusahaan yang ditunjukkan dalam pos equity
(modal saham), surplus dan laba ditahan. Atau kelebihan aset yang dimiliki
oleh perusahaan terhadap seluruh kewajiban-kewajbannya.
Bentuk atau susunan dari neraca ada beberapa macam, pertama,
bentuk akun (account form) – Bentuk ini mencerminkan bentuk dasar dari
persamaan akuntansi, dengan aset ditampilkan di sisi kira dan kewajiban dan
ekuitas pemilik disajikan di sisi kanan. Kedua, bentuk laporan (report
form) – Bentuk ini menyajikan kewajiban dan ekuitas pemilik di bagian
bawah aset.
12
II.1.3.4 Laporan Arus Kas (statement of cash flows) – Ringkasan dari penerimaan dan
pembayaran kas untuk periode waktu tertentu, seperti satu bulan atau satu
tahun.
Menurut M. Reeve (2009), laporan arus kas terdiri dari tiga bagian, (1)
aktivitas operasi, (2) aktivitas investasi, dan (3) aktivitas pendanaan.
II.1.3.4.1 Arus Kas dari Aktivitas Operasi – Bagian ini melaporkan ringkasan
penerimaan dan pembayaran kas dari aktivitas operasi. Arus kas bersih dari
aktivitas operasi biasanya akan berbeda dari jumlah laba bersih dalam suatu
periode.
II.1.3.4.2 Arus Kas dari Aktivitas Investasi – Bagian ini melaporkan transaksi kas
untuk pembelian dan penjualan dari aset yang bersifat permanen (biasanya
disebut aset tetap), yang mencakup tanah, gedung, fasilitas pabrik, dan
perabotan kantor.
II.1.3.4.3 Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan – Bagian ini melaporkan transakasi
kas yang berhubungan dengan investasi kas oleh pemilik, peminjaman, dan
penarikan kas oleh pemilik.
II.2 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
II.2.1
Definisi Analisis Laporan Keuangan
Menurut Munawir, analisis laporan keuangan merupakan suatu metode
untuk mengetahui hubungan dari akun-akun tertentu dalam neraca atau laporan
laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.
13
Analisis laporan keuangan akan melibatkan (1) membandingkan kinerja
perusahaan dengan kinerja dari perusahaan-perusahaan lain dalam industri yang
sama dan (2) mengevaluasi tren posisi keuangan perusahaan dari waktu ke
waktu.
Dari sudut pandang seorang investor, meramalakan masa depan adalah
hakikat dari analisis laporan keuangan, sedangkan dari sudut pandang
manajemen, analisis laporan keuangan akan bermanfaat baik untuk membantu
mengantisipasi kondisi-kondisi di masa depan maupun, yang tidak penting lagi,
sebagai titik awal untuk melakukan perencanaan langkah-langkah yang akan
meningkatkan kinerja perusahaan di masa mendatang.
II.2.2
Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Tujuan analisis laporan keuangan dimaksudkan untuk menambah
informasi seperti posisi keuangan, kinerja perusahaan dan potensi yang dapat
dieavaluasi demi kemajuan perusahaan.
II.2.3
Metode Analisis Laporan Keuangan
1.
Metode Horizontal adalah analisis dengan mengadakan laporan keuangan
untuk beberapa periode atau beberapa saat sehingga akan di ketahui
perkembanganya(disebut juga metode analisis dinamis).
2.
Analisis Vertikal adalah laporan yang dianalisis hanya meliputi satu
periode atau satu saat saja yaitu dengan memperbandingkan antar pos satu
dengan yang lain dalam laporan keuangan tsb,sehingga hanya diketahui
keadaan keuangan atau hasil oprasi pada saat itu saja.
II.3 PENGERTIAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA)
14
Economic Value Added (EVA) merupakan salah satu konsep manajemen
yang cukup dikenal luas di kalangan dunia Amerika Serikat karena EVA sendiri
merupakan konsep pengukuran kinerja keuangan perusahaan yang dikembangkan
oleh Stern Stewart & Corporation, sebuah perusahaan konsultan manajemen
keuangan terkemuka yang berkantor pusat di New York, Amerika Serikat.
EVA memiliki beberapa pengertian dari pendapat pada ahli, beberapa
contohnya sebagai berikut:
Pengertian menurut Jim De Mello (2006:131),
“EVA adalah ukuran kinerja keuangan yang lebih mampu menangkap laba
ekonomis perusahaan yang sebenarnya daripada ukuran-ukuran lain. EVA juga
merupakan ukuran kinerja yang secara langsung berhubungan dengan kekayaan
pemegang saham dari waktu ke waktu”.
Pengertian EVA (Economic Value Added) menurut Gouvidarajan (2003)
“Adalah jumlah uang bukan rasio. Economic Value Added dapat diperoleh
dengan mengurangkan beban modal (capital charge) dari laba bersih (net
operating profit)”.
EVA adalah laba yang tertinggal setelah dikurangi dengan biaya modal (cost
capital) yang diinvestasikan untuk menghasilkan laba tersebut. EVA merupakan
suatu tolak ukur kinerja keuangan yang berbasis nilai (Tunggal, 2001).
Kesimpulan yang dikemukakan oleh Tunggal (2001):
1.
EVA merupakan tujuan Corporate untuk meningkatkan nilai (value) dari
modal (capital) yang investor dan pemegang saham telah diinvestasikan
dalam operasi usaha.
15
2.
EVA merupakan selisih dari laba operasi (Net Operating Profit After Tax)
dikurangi dengan biaya modal.
3.
Biaya modal perusahaan merupakan biaya tertimbang dari modal (Weight
Average Cost of Capital) untuk debt dan equity yang digunakan oleh
perusahaan. Sebab itu perusahaan harus menghitung berapa besarnya biaya
huffing dan biaya modal itu sendiri.
4.
Apabila prusahaan memiliki nilai EVA positif maka dapat dikatakan bahwa
manajemen dalam perusahaan telah menciptakan nilai (creating value).
Sebaliknya apabila nilai EVA negatif, dinamakan destructing atau
destroying value.
Penggunaan EVA ini akan mendorong perusahaan untuk menitik beratkan
pada struktur modalnya. Pada dasarnya pemodal (investor) akan tertarik untuk
melakukan investasi pada saham di perusahaan yang menawarkan jumlah,
stabilitas dan tingkat pertumbuhan dari pendapatan yang akan mereka terima. Para
investor akan dengan cepat mengestimasi harga saham perusahaan di masa yang
akan datang dan besarnya deviden yang akan diterima apabila para investor
mengetahui dengan pasti laba yang akan mereka peroleh dari perusahaan.
Total biaya modal mencerminkan besarnya kompensasi atau pengembalian
yang dituntut investor atas modal yang diinvestasikan di perusahaan. Besarnya
tingkat
kompensasi
tergantung
kepada tingkat
resiko
perusahaan
yang
bersangkutan. Dengan asumsi bahwa investor tidak suka dengan resiko (risk
averse), maka makin tinggi resiko, makin tinggi pula tingkatan pengembalian yang
dituntut investor.
16
Modal berasal dari dua sumber dana, yaitu: kewajiban dan modal sendiri.
Kompensasi yang diterima pemilik ekuitas adalah dalam bentuk deviden dan
capital gain. Besarnya tingkat biaya modal ditentukan berdasarkan rata-rata
tertimbang dari tingkat bunga pinjaman setelah pajak dan tingkat biaya modal atas
ekuitas, sesuai dengan proporsi kewajiban dan ekuitas pada modal perusahaan.
Beban bunga atas kewajiban tercermin di dalam laporan laba-rugi, sedangkan
biaya modal atas ekuitas merupakan keunggulan pendekatan EVA dibanding
pendekatan akuntansi tradisional dalam mengukur kinerja perusahaan.
Untuk melihat apakah dalam perusahaan telah terjadi EVA atau tidak, dapat
ditentukan dengan kriteria yang dikemukakan oleh Widayanto (1994) adalah
sebagai berikut:
1.
EVA > 0, maka telah terjadi nilai tambah ekonomis (NITAMI) dalam
perusahaan, sehingga semakin besar EVA yang dihasilkan maka harapan para
investor dapat terpenuhi dengan baik, yaitu mendapatkan pengembalian
investasi yang sama atau lebih dari yang diinvestasikan dan kreditur
mendapatkan bunga. Keadaan ini menunjukkan bahwa perusahaan berhasil
menciptakan nilai (create value) bagi pemilik modal sehingga menandakan
bahwa kinerja keuangannya telah baik.
2.
EVA < 0, maka menunjukkan tidak terjadi proses nilai tambah ekonomis
(NITAMI) bagi perusahaan, karena laba yang tersedia tidak bisa memenuhi
harapan para investor terutama pemegang saham, yaitu tidak mendapatkan
pengembalian yang setimpal dengan investasi yang ditanamkan dan kreditur
17
tetap mendapatkan bunga. Sehingga dengan tidak ada nilai tambahnya
mengindikasikan kinerja keuangan perusahaan kurang baik.
3.
EVA = 0, maka menunjukkan posisi impas karena semua laba yang telah
digunakan untuk membayar kewajiban kepada investor, baik kreditur dan
pemegang saham.
II.3.1
Kelebihan EVA
Menurut Mirza (1997:299) mengungkapkan kelebihan lain dari EVA
adalah:
“EVA
memfokuskan
memperhitungkan
beban
penilaian
biaya
modal
pada
sebagai
nilai
tambah
konsekuensi
dengan
investasi.
Perhitungan EVA dapat dipergunakan secara mandiri tanpa memerlukan data
pembanding seperti standar industri atau data perusahaan lain sebagai konsep
penilaian dengan menggunakan analisis ratio”.
II.3.2
Kelemahan EVA
Kelemahan-kelemahan yang diungkapkan Mirza (1997:197-198) sebagai
berikut:
1.
EVA hanya mengukur hasil akhir (result), konsep ini tidak mengukur
aktivitas-aktivitas penentu seperti loyalitas dan tingkat retensi konsumen.
2.
EVA
terlalu
bertumpu
pada
keyakinan
bahwa
investor
sangat
mengandalkan pendekatan fundamental dalam mengkaji dan mengambil
keputusan untuk menjual atau membeli saham tertentu, padahal faktorfaktor lain terkadang justru lebih dominan.
18
3.
Konsep ini sangat tergantung pada transparansi internal dalam perhitungan
EVA secara akurat.
II.3.3
Manfaat EVA
Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari EVA menurut Siddharta
(1997:176-177) adalah:
1.
Penilaian kinerja dengan menggunakan pendekatan EVA menyebabkan
perhatian manajemen sesuai dengan keputusan pemegang saham.
2.
Dengan EVA para manajer akan berpikir dan bertindak seperti halnya
pemegang saham yaitu memilih investasi yang memaksimalkan tingkat
pengembalian dan meminimalkan tingkat biaya modal sehingga nilai
perusahaan dapat dimaksimalkan.
3.
EVA membuat manajer memfokuskan perhatian pada kegiatan yang
menciptakan
nilai
dan
mengevaluasi
kinerja
berdasar
kriteria
memaksimumkan nilai perusahaan.
4.
EVA dapat digunakan untuk mengidentifikansikan kegiatan atau praktek
yang memberikan pengembalian yang lebih tinggi dari pada biaya modal.
5.
EVA akan menyebabkan perusahaan untuk lebih memperhatikan kebijakan
struktur modal.
Menurut Tunggal (2001) beberapa manfaat EVA dalam mengukur kinerja
perusahaan antara lain: (1) EVA merupakan suatu ukuran kinerja perusahaan
yang dapat berdiri sendiri tanpa memerlukan ukuran lain baik berupa
perbandingan dengan menggunakan perusahaan sejenis atau menganalisis
kecenderungan
(trend)
dan
(2)
Hasil
perhitungan
EVA
mendorong
19
pengalokasian dana perusahaan untuk investasi dengan biaya modal yang
rendah.
II.3.4
Net Operating Profit after Tax (NOPAT)
NOPAT (Net Operating Profit after Tax) merupakan laba yang diperoleh
dari operasi perusahaan setelah dikurangi pajak penghasilan, termasuk biaya
keuangan (financial cost) dan “non-cash bookkeeping entries” seperti biaya
penyusutan.
Menurut Young dan O’Bryne (2001:49), NOPAT merupakan laba
operasi perusahaan
setelah
pajak
yang
berasal
dari
usaha
normal
perusahaan dimana dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
NOPAT = Pendapatan operasi + pendapatan bunga + pendapatan ekuitas
(pendapatan
dari
subsidiari/afiliasi) +
pendapatan
investasi
lainnya – kerugian lainnya – pajak penghasilan – pembebasan atas
biaya bunga
II.3.5
Invested Capital
Modal yang diinvestasikan (Invested Capital) adalah jumlah seluruh
pinjaman perusahaan diluar pinjaman jangka pendek tanpa bunga (non-interest
bearing liabilities), seperti hutang dagang, biaya yang masih harus dibayar,
hutang pajak, uang muka pelanggan dan sebagainya (Young dan O’Bryne,
2001).
Menurut Brigham (2002:203), modal yang diinvestasikan dapat
dirumuskan sebagai berikut:
20
Invested Capital =
Net Operating Working Capital + Operating long term asset
Net Operating Working Capital =
(Cash + A/R + Inventories) - (A/P + Accruals)
II.3.6
Weight Average Cost of Capital (WACC)
Biaya modal rata-rata tertimbang merupakan total biaya yang digunakan
perusahaan dari masing-masing komponen modal, misalnya pinjaman jangka
pendek dan pinjaman jangka panjang (cost of debt) serta setoran modal saham
(cost of equity) yang diberikan bobot sesuai proporsinya dalan struktur modal
perusahaan.
WACC menggambarkan tingkat pengembalian investasi minimum yang
harus dicapai untuk mendapatkan tingkat pengembalian yang diharapkan oleh
investor, yaitu kreditor dan pemegang saham.
Rumus WACC adalah sebagai berikut:
WACC = (D x rd (1-tax)) + (E x re)
D = Tingkat modal
rd = Cost of Debt
E = Tingkat Ekuitas
re = Cost of Equity
II.3.7
Capital Charges
Biaya modal (Capital Charge) adalah aliran kas yang dibutuhkan untuk
menggantikan para investor atas resiko usaha dari modal yang ditanamkannya.
II.3.8
Perhitungan EVA
21
Proses dalam perhitungan nilai EVA dimulai dari perhitungan NOPAT,
kemudian menghitung Invested Capital yang telah disesuaikan. Dilanjutkan
dengan menghitung WACC yang akan menunjukkan keseluruhan biaya dari
dua jenis modal yang digunakan dalam pembiayaan. Setelah perhitungan
selesai, maka kita bisa menghitung EVA dengan mengurangkan NOPAT
dengan Capital Charges, dimana Capital Charges diperoleh dari perkalian
WACC dengan Invested Capital.
Langkah-langkah perhitungan EVA menurut Tunggal (2001) dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1.
Menghitung NOPAT
NOPAT = Laba Bersih Setelah Pajak + Biaya Bunga
2.
Menentukan Invested Capital
1.1
Menghitung nilai Invested Capital
Invested Capital = Total Kewajiban + Total Ekuitas
1.2
Menghitung tingkat modal dari hutang
1.3
Total Kewajiban
Total Kewajiban +
Total Ekuitas
Menghitung Cost of Debt (rd)
1.4
Biaya Bunga
X 100%
Total Kewajiban
Menghitung persentase pajak penghasilan (t)
1.5
Beban Pajak
Laba Sebelum Pajak
Menghitung Cost of Equity (re)
Tingkat Modal (D) =
X 100%
Cost of Debt (rd) =
Tingkatan Pajak (t) =
Cost of Equity (re) =
1
PER
X 100%
X 100%
22
1.6
Menghitung tingkatan ekuitas (E)
Tingkat ekuitas (E) =
3.
Ekuitas
Total Kewajiban +
Ekuitas
X 100%
Menghitung WACC
WACC = (D x rd x (1-tax)) + (E x re)
4.
Menghitung Capital Charges
Capital Charges = Invested Capital x WACC
5.
Menghitung EVA
EVA = NOPAT – Capital Charges
23
Download