Bagaimana Lingkungan Pengasuhan Memengaruhi Otak Anak

advertisement
Tanggal : 2013-05-05
Penulis : Tim Web RSUA
Kategori : Artikel
Bagaimana Lingkungan Pengasuhan Memengaruhi Otak Anak
Artikel :
Para peneliti dari University of Calgary Hotchkiss Brain Institute (HBI) mengadakan uji coba
pada tikus laboratorium untuk melihat pertumbuhan saraf di otak. Ternyata hasil menunjukkan, memiliki
satu atau dua orang tua dapat mempengaruhi pertumbuhan saraf baru di otak. Sementara itu pria dan
wanita memiliki respon yang berbeda terhadap hal ini.Studi ini menunjukkan bahwa pengalaman hidup
awal dapat memiliki efek
mendalam terhadap perkembangan intelektual, emosional dan sosial. Pada anjing muda, lingkungan
pengasuhan negatif dapat mempengaruhi respon stres dan membuat mereka sangat waspada terhadap
ancaman. Studi tentang bagaimana saraf baru yang dikembangkan di otak anjing muda juga
mengisyaratkan pentingnya perawatan orang tua. Lingkungan pengasuhan yang positif cenderung
meningkatkan pertumbuhan neuron di dentate gyrus, sebuah wilayah otak yang bertanggung jawab untuk
belajar, menyimpan ingatan, dan koordinasi spasial. Para peneliti HBI memutuskan untuk mengamati
model pengasuhan yang berbeda untuk mencari tahu bagaimana mereka mempengaruhi pertumbuhan
saraf serta pengaruhnya terhadap perilaku.Selama delapan minggu tikus dewasa ditempatkan dalam tiga
lingkungan pemeliharaan terpisah. Kelompok pertama, seorang perempuan membesarkan anak tikus
sampai tiba masa penyapihan. Kelompok kedua, dua perempuan membesarkan tikus sampai disapih, dan
pada kelompok ketiga, perempuan dan laki-laki membesarkan anak tikus. Setelah disapih, para peneliti
menempatkan mereka melalui serangkaian tes untuk mengukur kemampuan kognitif, memori dan sosial,
serta respon ketakutan mereka. Mereka juga menyuntikkan pewarna yang bisa melacak pertumbuhan
neuron baru yang tumbuh di otak. Mereka menemukan bahwa yang dibesarkan oleh salah satu orang tua
mendorong pertumbuhan saraf dalam dentate gyrus, terutama untuk tikus jantan. Tikus betina
menunjukkan jumlah yang sama terlepas dari apakah mereka dibesarkan oleh satu atau dua orang tua,
saraf baru lebih berkembang di daerah memori-pengolahan otak daripada tikus jantan yang dibesarkan
hanya oleh ibu mereka. Tikus jantan yang dibesarkan oleh dua orang tua juga lebih sensitif dalam
mengenali ancaman. Tingkat sensitivitas tinggi mencerminkan kepadatan saraf bagian otak yang
bertanggung jawab untuk belajar itu.Tikus betina cenderung menunjukkan perbedaan pembangunan saraf
ketika diberikan dua orang tua. Betina dengan dua orang tua mengembangkan dua kali jumlah neuron di
corpus callosum, yaitu serat saraf yang memfasilitasi komunikasi antara kedua sisi otak, keseimbangan
koordinat, perhatian, dan gairah. Studi sebelumnya menunjukkan bahwa lingkungan pengasuhan dapat
memengaruhi konektivitas di wilayah ini sehingga meningkatkan perilaku sosial. Dalam penelitian ini,
tikus betina yang dibesarkan oleh dua orangtua kandang lebih mahir menavigasi anak tangga yang tidak
rata dibandingkan tikus betina yang hanya dibesarkan oleh ibu mereka saja. Semua perempuan,
tampaknya mampu memahami situasi lebih baik dari laki-laki, karena lingkungan pemeliharaan
mempengaruhi perkembangan corpus callosum pada wanita lebih dari laki-laki.Hasil ini penting untuk
memahami bagaimana orangtua mempengaruhi perkembangan otak pada anak-anak. Memahami
pertumbuhan saraf bisa membantu para peneliti mendapatkan wawasan tentang kognitif, emosi dan
perilaku kelainan yang mempengaruhi orang-orang. Sebagai contoh, studi ini juga menunjukkan bahwa
efek dari pemeliharaan tampaknya berlangsung sepanjang usia hewan, dan diteruskan ke generasi
berikutnya. Anak anjing yang dibesarkan oleh dua orang tua juga memiliki keturunan yang bernasib lebih
baik pada tes kognitif dan keterampilan sosial daripada anak anjing dari hewan yang dibesarkan di
kandang orang tua tunggal. "Kami menemukan bahwa perhatian orangtua dapat berdampak langsung
terhadap kesehatan otak jangka panjang menjadi dewasa. Ini menunjukkan ada mekanisme yang
meningkatkan sel-sel otak sebagai orang dewasa. Fakta bahwa mereka dibawa ke generasi berikutnya
adalah menakjubkan, yang berarti hampir dicetak atau dikodekan pada keturunannya, "kata penulis senior
Samuel Weiss, direktur HBI. Ia juga menyatakan bahwa mekanisme yang sama dapat terjadi pada
manusia.
Page 1
Tanggal : 2013-05-05
Penulis : Tim Web RSUA
Kategori : Artikel
Sumber
foto:http://muslim-academy.com/http://muslim-academy.com/wp-content/uploads/2012/08/zero2six458X30
7.jpgSUmber artikel:healthland.time
Rumah Sakit Universitas Airlangga :
http://rumahsakit.unair.ac.id
Email : [email protected]
Kampus C Universitas Airlangga
Jl. Mulyorejo Surabaya, Jawa Timur, Indonesia - Kodepos : 60115
Phone Help Desk :
031.81153153 (Rawat Inap),
031.5916290 (UGD),
031.77338118 (UGD),
031.5916287 (Poli),
Fax : 031.5916291
Page 2
Download