( Suatu Studi Badan Kepegawaian Daerah Kota

advertisement
PEMBANGUNAN SUMBER DAYA APARATUR PEMERINTAH DALAM
PELAYANAN PUBLIC
( Suatu Studi Badan Kepegawaian Daerah Kota Manado)
Oleh:
Claudya E. R. Kaunang
Abstrak
Kualitas pelayanan publik akan menjadi tolak ukur bagi kinerja pemerintah. Fungsi
pemerintah beserta aparaturnya merupakan salah satu tuntutan dari reformasi
birokrasi. Persepsi masyarakat yang selama ini cenderung dijadikan objek pelayanan,
dalam arti masyarakat yang melayani harus dihilangkan, dengan paradigma yang
sebaliknya yaitu aparatur Negara sebagai pelayan masyarakat. Setiap aparat
pemerintah harus mulai bersikap profesional dalam memberikan pelayanan dan
menjadikan masyarakat yang harus dilayani. Oleh sebab itu seluruh aparat pada tiaptiap organisasi pemerintah haruslah bersinergi satu sama lain agar dapat memberikan
pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Upaya peningkatan kualitas pelayanan
publik selama ini haruslah terus menerus dilakukan oleh pemerintah melalui berbagai
kebijakan dalam pelayanan.
Aparatur Sipil Negara (ASN) mempunyai peran yang menentukan, yaitu sebagai
pemikir, pelaksana, perencana, dan pengendali pembangunan. Dengan demikian,
ASN mempunyai peran yang sangat penting dalam memperlancar jalannya roda
pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan nasional. Mengingat pentingnya
peranan tersebut, ASN perlu dibina dengan sebaik-baiknya agar diperoleh ASN yang
setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara dan
Pemerintah, serta yang bersatu padu, bermental baik, berwibawa, kuat, berdaya guna,
berhasil guna, bersih, berkualitas tinggi, dan sadar akan tanggung jawabnya sebagai
unsur aparatur Negara.
Berdasarkan hasil wawancara diatas disimpulkan bahwa penggajian,
tunjangan dan kesejahteraan akan diberikan bagi seluruh pegawai sesuai dengan
jabatan masing- masing berdasarkan prestasi kerjanya maupun berdasarkan pangkat/
golongan yang dimiliki oleh pegawai.
Dalam kaitan uji tersebut, hubungan penggajian ASN dan pengembangan sangat kuat.
Hal itu berarti semakin tinggi gaji PNS, semakin mudah memberdayakannya. Adapun
untuk peningkatan kesejahteraan perlu mendapatkan perhatian khusus karena sangat
mempengaruhi sikap mental para pegawai dan tentunya juga terhadap dedikasi,
displin, dan jiwanya, lebih-lebih bila kesejahteraan pegawai dapat terus ditingkatkan
secara berkelanjutan dan bertahap sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan kemampuan sehingga pegawai dapat memusatkan perhatian sepenuhnya
untuk melaksanakan tugasnya.
Kata Kunci : Pembangunan Sumber Daya, Pelayana Publik
Pendahuluan
Kualitas pelayanan publik akan menjadi tolak ukur bagi kinerja
pemerintah. Fungsi pemerintah beserta aparaturnya merupakan salah satu tuntutan
dari reformasi birokrasi. Persepsi masyarakat yang selama ini cenderung dijadikan
objek pelayanan, dalam arti masyarakat yang melayani harus dihilangkan, dengan
paradigma yang sebaliknya yaitu aparatur Negara sebagai pelayan masyarakat. Setiap
aparat pemerintah harus mulai bersikap profesional dalam memberikan pelayanan dan
menjadikan masyarakat yang harus dilayani. Oleh sebab itu seluruh aparat pada tiaptiap organisasi pemerintah haruslah bersinergi satu sama lain agar dapat memberikan
pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Upaya peningkatan kualitas pelayanan
publik selama ini haruslah terus menerus dilakukan oleh pemerintah melalui berbagai
kebijakan dalam pelayanan.
Menghadapi kenyataan itu maka pengembangan aparatur pemerintah yang
memberikan pelayananan publik harus terus menerus dilakukan, agar hal tersebut
tidak sebatas konsep, tapi menjadi kenyataan. Pengembangan aparatur pemerintah
merupakan salah satu strategi yang tepat untuk meningkatkan kualitas pelayanan
publik, serta memberikan penghargaan kepada unit-unit pelayanan yang dipandang
mampu dalam memberikan pelayanan yang berkualitas disegala bidang. Suatu
organisasi akan dapat menjalankan tugas fungsinya dengan efektif dan efisien apabila
didukung oleh aparatur yang memiliki kompetensi sesuai dengan bidang tugasnya.
Hal ini diharapkan menjadi kunci keberhasilan dalam penyediaan pelayanan.
Berbagai bentuk pelayanan, baik berupa barang, jasa, dan administratif sangat
ditentukan oleh bagaimana pegawai dalam organisasi tersebut melakukan
pekerjaannya. Oleh sebab itu menjadi tantangan setiap organisasi pemerintah baik
pusat dan daerah, bagaimana mengelola pegawainya dengan sebaik-baiknya. Strategi
yang biasa dilakukan dalam pengelolaan pegawai untuk mewujudkan pelayanan yang
optimal adalah pengembangan pegawai. Hal ini merupakan suatu proses untuk
mengikutsertakan para pegawai disemua level dalam pengambilan keputusan dan
pemecahan masalah.
Aparatur Sipil Negara (ASN) mempunyai peran yang menentukan, yaitu
sebagai pemikir, pelaksana, perencana, dan pengendali pembangunan. Dengan
demikian, ASN mempunyai peran yang sangat penting dalam memperlancar jalannya
roda pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan nasional. Mengingat pentingnya
peranan tersebut, ASN perlu dibina dengan sebaik-baiknya agar diperoleh ASN yang
setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara dan
Pemerintah, serta yang bersatu padu, bermental baik, berwibawa, kuat, berdaya guna,
berhasil guna, bersih, berkualitas tinggi, dan sadar akan tanggung jawabnya sebagai
unsur aparatur Negara.
Salah satu pendekatan yang dapat digunakan dalam paradigma baru
mengenai orientasi pelayanan para aparatur/birokrat adalah pengembangan
(empowerment). Pengembangan dalam hal ini dimaksudkan sebagai proses
transformasi dari berbagai pihak yang mengarah pada saling menumbuh
kembangkan, saling memperkuat, dan menambah nilai daya saing global yang saling
menguntungkan. Tujuan pengembangan itu sendiri adalah untuk meningkatkan mutu,
keterampilan, serta memupuk kegairahan dalam bekerja sehingga dapat menjamin
terwujudnya kesempatan berpartisipasi dan melaksanakan pembangunan secara
menyeluruh, dalam hal ini pengembangan terhadap aparatur pemerintah disesuaikan
dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara.
Usaha pengembangan aparatur pemerintah harus ditingkatkan demi
tercapainya tujuan organisasi pemerintahan. Pengembangan yang dilakukan terhadap
aparatur pada akhirnya akan meningkatkan prestasi kerja yang lebih baik. Untuk
meningkatkan prestasi kerja maka perlu diadakan peningkatan sumber daya manusia
aparatur selaku tenaga kerja melalui usaha-usaha pengembangan. Berkaitan dengan
hal itu maka seorang aparatur perlu mendapatkan pengembangan. Didasarkan pada
adanya pengembangan aparatur pemerintah maka kemungkinan prestasi kerja
meningkat atau sebaliknya adanya pengembangan tetapi prestasi kerja tetap atau
bahkan menurun.
Pengembangan terhadap aparatur daerah senantiasa mengacu pada
perbaikan kualitas yang harus dinilai sejak rekruitmen (pengadaan pegawai) dengan
menggunakan suatu sistem yang benar-benar dapat menjamin diperolehnya sumber
daya yang mempunyai kualitas dasar yang baik dan berorientasi pada pengembangan
ASN di daerah, serta mengimplementasikannya pengembangan aparatur pemerintah
daerah melalui pembinaan karir terhadap penugasan yang mendidik, pengembangan
program pendidikan dan pelatihan yang memungkinkan tersedianya tenaga-tenaga
siap pakai khususnya pada ASN daerah, yang tidak lain adalah ASN yang bekerja
pada pemerintah daerah otonom yang gajinya dibebankan pada Anggaran Pendapatan
Belanja Daerah (APBD). Dengan konsekuensi peningkatan kesejahteraan yang
memadai melalui sistema penggajian, pemberian tunjangan kinerja daerah dan
pemberian jaminan hari tua secara nyata.
Dengan demikian, pengembangan aparatur pemerintah daerah merupakan
suatu usaha untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk mencapai hasil
secara optimal, dimana dengan memperhatikan pengembangan ASN pada Badan
Kepegawaian Daerah Kota Manado sehingga dapat ditafsirkan bagaimana upaya
pengembangan aparatur pemerintahnya, bila tidak melakukan suatu upaya ataupun
langkah-langkah yang secara sistematis untuk pengembangan sumber daya aparatur
pemerintah daerah pada Badan Kepegawaian Daerah Kota Manado.
Konsep Pengembangan
Secara harfiah, kata pengembangan dapat diartikan sebagai upaya memajukan
dan mengembangkan sesuatu. Pengembangan aparatur pemerintah daerah merupakan
bagian dari pembangunan aparatur pemerintah daerah yang meliputi lembaga, tata
kerja dan aparatur pemerintah daerah yang semata-mata diarahkan pada
penyelenggaraan pemerintahan yang bersifat efektif, efisien, serta tanggap terhadap
kondisi wilayah dan perubahan-perubahan yang terjadi pada daerah tersebut.
Demikian pula aparatur pemerintah daerah harus mampu memahami aspirasi yang
berkembang di dalam masyarakat dan mampu melakukan pembangunan diberbagai
bidang. Menurut shardlow, pengertian pengembangan adalah: “Pengembangan pada
intinya membahas tentang bagaimana individu, kelompok, atau komunitas
mengontrol kehidupan mereka sendiri dan memperoleh kekuatan untuk membentuk
masa depan mereka sendiri”.
Pengertian yang lebih spesifik mengenai pengembangan yang dikemukakan
oleh Deepa Narayan (2002:14-15), yaitu: “Empowerment is the expansion of assets
and capabilities of people to participate in, negotiatie with influence, control, and
hold accountable institutions that affaect their lives.”
Dari pengertian tersebut, pengembangan menyangkut dua hal, yaitu:
 Pertama, perluasan aset-aset dan kemampuan masyarakat yang tidak berdaya.
Aset yang dimaksud adalah materi, baik fisik maupun keuangan. Kemampuan
yang dimaksud adalah segala yang melekat dalam diri masyarakat dan yang
memampukan mereka untuk menggunakan aset-aset mereka dengan cara yang
beraneka ragam untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Kemampuan
menyangkut human capabilities (kesehatan yang baik, pendidikan, dan
produktivitas, atau hal lain seperti skill), social capabilities (kepemilikan sosial,
kepemimpinan, hubungan kepercayaan, kepemilikan identitas, nilai-nilai yang
mendukung
kehidupan dan kemampuan untuk mengorganisir), political
capabilities (kemampuan untuk mewakili dirinya sendiri atau orang lain, akses
informasi, membentuk asosiasi, dan berpartisipasi dalam kehidupan politik
bermasyarakat dan bernegara).
 Kedua, tujuan pengembangan agar masyarakat berpartisipasi, bernegosiasi,
mempengaruhi, mengontrol, serta meminta pertanggung jawaban lembagalembaga yang mempengaruhi kehidupan mereka.
Istilah “pengembangan” sering digunakan sebagai terjemahan dari kata
empowerment. Menurut Prijono dan Pranarka (1996:72) yang mengartikan:
“Pengembangan sebagai proses belajar mengajar yang merupakan suatu usaha
terencana dan sistematis yang dilaksanakan secara berkesinambungan baik sebagai
individu maupun kolektif, guna mengembangkan daya (potensi) dan kemampuan
yang terdapat dalam diri individu serta kelompok. Begitu pula halnya dengan
pendapat Yudoyono (2001:71) lebih memperjelas bahwa: “Dari sisi aparatur
pemerintah, perbaikan kualitas harus dimulai dengan menggunakan suatu sistem yang
benar-benar menjamin diperolehnya sumber daya yang memang mempunyai kualitas
dasar yang baik, pembinaan melalui penempatan/penugasan yang mendidik dan
pengembangan melalui program pendidikan dan pelatihan yang memungkinkan
tersedianya tenaga-tenaga siap pakai.
Selanjutnya Tjiptono dan Diana (1996:128) mengemukakan bahwa: “Pengembangan
diartikan sebagai pelibatan karyawan yang benar-benar berarti (signifikan). Dengan
demikian pengembangan tidak hanya sekedar memiliki masukan tetapi juga
memperhatikan, mempertimbangkan dan menindak lanjuti masukan tersebut apakah
diterima atau tidak. Tanpa adanya pengembangan, pelibatan karyawan hanyalah
merupakan alat manajemen yang tidak ada gunanya.
Konsep Aparatur Pemerintah
Pegawai Negeri merupakan unsur aparatur negara. Berdasarkan ketentuan
dalam Undang-Undang 1945, yang dimaksud dengan aparatur negara adalah alat-alat
perlengkapan negara yang meliputi aparatur legislatif, aparatur eksekutif, aparatur
yudikatif, aparatur konsultatif, dan aparatur pemeriksaan. Pegawai Negeri terdapat
pada setiap aparatur negara tersebut. Oleh karena itu tepat sekali bila dikatakan
Pegawai Negeri merupakan salah satu unsur aparatur negara di antara unsur-unsur
aparatur negara lainnya.
Pengertian Pegawai Negeri menurut UU Nomor 5 Tahun 2014 Tentang
Aparatur Sipil Negara Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999
Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian pasal 1 ayat 1, adalah mereka yang telah
memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan
diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri
atau diserahi tugas negara lainnya yang ditetapkan berdasarkan suatu peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Mengingat pentingnya peranan tersebut, ASN perlu dibina dengan sebaikbaiknya agar diperoleh ASN yang setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila,
Undang-Undang Dasar 1945, Negara dan Pemerintah, serta yang bersatu padu,
bermental baik, berwibawa, kuat, berdaya guna, berhasil guna, bersih, berkualitas
tinggi, dan sadar akan tanggung jawabnya sebagai unsur aparatur negara, abdi negara,
dan abdi masyarakat. Aparatur daerah itu tidak lain adalah pegawai negeri/perangkat
penyelenggaraan pemerintahan negara yang berada di daerah.
Tentang aparatur pemerintah daerah Pamudji (1994:21) mengemukakan
bahwa: “Dalam kaitannya dengan istilah aparatur pemerintah daerah, maka dapat
diartikan sebagai alat atau sarana pemerintah daerah untuk melaksanakan kegiatankegiatannya, yang kemudian terkelompok dalam fungsi-fungsi diantara fungsi
pelayanan publik. Di dalam pengertian aparatur tercakup aspek-aspek manusia
(personil), kelembagaan (institusi), dan tata laksana tetapi dalam hubungan yang
profesionalisme, aparatur disini lebih mengikat kepada aspek personil”.
Sedangkan Koswara (2001:259) menyatakan bahwa: “Aparatur Pemerintah
Daerah adalah, “Seluruh perangkat Daerah yang terlibat dalam kegiatan
penyelenggaraan urusan rumah tangga daerah dan tugas pembantuan, termasuk ASN
pusat yang diperbantukan kepada Pemerintah Daerah”.
Pengembangan Aparatur Pemerintah Daerah
Menurut Wibowo (2000:200), menyatakan bahwa: “Pengembangan aparatur
pemerintah berarti peningkatan efektivitas, menghendaki dilakukannya perubahan
administrasi (birokrasi) atau reformasi kinerja aparatur pemerintah”. Menurut Widjaja
(1995:60), menyatakan bahwa: “Pengembangan aparatur pemerintah adalah segala
usaha untuk lebih meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan tugas umum
pemerintahan dan pembangunan”. Menurut Sarundajang (1997:214), menyatakan
bahwa: “Pengembangan aparatur pemerintah adalah usaha untuk meningkatkan
kemampuan melalui pengadaan, pembinaan karier, diklat, sistem penggajian serta
pengelolaan administrasi yang dipergunakan kepada pegawai negeri sehingga unsur
aparatur negara diserahi tugas dalam suatu jabatan”.
Dari beberapa definisi di atas, pengembangan aparatur pemerintah berarti
usaha-usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan
aparatur terhadap tugas pemerintahan dan pembangunan melalui pengadaan,
pembinaan karier, diklat dan sistem penggajian guna terciptanya efektivitas dan
efisiensi dari tujuan pemerintahan dan pembangunan.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka pengembangan dapat dilakukan
dengan merevitalisasi sumber daya yang ada terutama sumber daya manusia
(aparatur), sehingga memberikan energi baru secara optimal agar dapat menghasilkan
organisasi yang berdaya guna dan berhasil guna.
Berdasarkan uraian di atas, maka yang dimaksud dengan Pengembangan
Aparatur Pemerintah Daerah adalah suatu usaha yang terencana dan sistematis yang
dilaksanakan secara berkesinambungan oleh pemerintah daerah, guna
mengembangkan potensi dan kemampuan yang terdapat dalam diri setiap pegawai/
aparat pemerintah daerah. Proses pengembangan dalam konteks penilaian ini adalah
proses penempatan aparat/ pegawai yang bersifat mendidik yaitu penugasan yang
berdasarkan pada kualifikasi pendidikan dan keterampilan/ keahlian dan proses
pengembangan pegawai melalui pendidikan formal dan informal.
Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis mempergunakan jenis penelitian deskriptif
dengan metode analisis kualitatif. Penelitian Kualitatif adalah suatu pendekatan yang
mengungkap situasi sosial tertentu dengan mendeskripsikan kenyataan secara benar,
dibentuk oleh kata-kata berdasarkan tehnik pengumpulan dan analisis data yang
relevan yang diperoleh dari situasi yang alamiah. Penelitian kualitatif memiliki
karakteristik dengan mendeskripsikan suatu keadaan yang sebenarnya, tetapi
laporannya bukan sekedar bentuk laporan suatu kejadian tanpa suatu interpretasi
ilmiah.
Pendekatan kualitatif menekankan pada makna, penalaran, definisi suatu
situasi tertentu (dalam konteks tertentu). Pendekatan kualitatif, lebih mementingkan
proses dibandingkan dengan hasil akhir; oleh karena itu urutan-urutan kegiatan dapat
berubah-ubah tergantung pada kondisi dan banyaknya gejala-gejala yang ditemukan.
Tujuan utama penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif adalah
mengembangkan pengertian, konsep-konsep, yang pada akhirnya menjadi teori, tahap
ini dikenal sebagai grounded theory research (Sarwono, 2003 dalam Djam’an Satori
dan Aan Komariah, 2010:39).
Sehubungan dengan penelitian ini, penulis akan terjun langsung ke Badan
Kepegawaian Daerah Kota Manado untuk meneliti masalah yang berhubungan
dengan fokus penelitian yaitu Pengembangan Aparatur Pemerintah Daerah Pada
Badan Kepegawaian Daerah di Kota Manado.
Hasil dari penilaian kinerja, selanjutnya dianalisa dan dikomunikasikan
kembali kepada pegawai yang dinilai agar mereka mengetahui kinerjanya selama ini
serta mengetahui kinerja yang diharapkan oleh organisasi. Evaluasi terhadap sistem
penilaian kinerja yang telah dilakukan juga dilaksanakan pada tahap ini. Apakah
penilaian kinerja tersebut sudah dapat mencapai tujuan dari diadakannya penilaian
kinerja atau belum. Apabila ternyata belum, maka harus dilakukan revisi atau
mendesain ulang sistem penilaian kinerja. Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh
Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kota Manado yang mengatakan bahwa :
“Proses rekruitmen aparat dilakukan agar dapat menghasilkan atau
mendapatkan pegawai yang profesional guna mencapai tujuan yang
ditetapkan. Dimana rekruitmen aparat bertujuan untuk mengisi formasi
yang lowong. Sehingga selalu menciptakan kesempatan bagi semua
aparat”.
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulakan bahwa pelaksanaan
rekruitmen dilakukan dan dimaksudkan untuk mengisi formasi yang lowong,
pengadaan dilaksanakan atas dasar kebutuhan, baik dalam arti jumlah dan mutu
pegawai, maupun kompetensi jabatan yang diperlukan. Rekruitmen pegawai
merupakan proses kegiatan untuk mengisi formasi yang lowong. Lowongan formasi
dalam satuan organisasi negara pada umumnya disebabkan oleh adanya ASN yang
berhenti, meninggal dunia, mutasi jabatan, dan adanya pengembangan organisasi.
Berdasarkan wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa sistem
pembinaan karier dilaksanakan berdasarkan sistem karier dan sistem prestasi kerja
yang dititikberatkan pada sistem karier. Untuk menjamin penyelenggaraan tugas
pemerintahan dan pembangunan secara berdayaguna dan berhasilguna, diperlukan
sistem pembinaan aparatur sipil negara (ASN) yang mampu memberikan
keseimbangan terjaminnya hak dan kewajiban aparatur sipil negara (ASN) dengan
memotivasi kinerja yang memungkinkan potensi pegawai dikembangkan secara
optimal dalam rangka mencapai tujuan pemerintah yang dilaksanakan secara efektif
dan efisien.
Sistem pembinaan karier harus disusun sedemikian rupa, sehingga dapat
menjamin terciptanya kondisi obyektif yang mendorong peningkatan prestasi
pegawai. Hal ini dapat tercipta apabila penempatan pegawai didasarkan atas tingkat
keserasian antara persyaratan jabatan dengan kinerja pegawai. Untuk mewujudkan
ASN yang profesional dan memiliki kompetensi tinggi dituntut perannya dalam
pemerintahan perlu dilakukan melalui sistem pembinaan yang mencakup seluruh
aspek ASN secara terpadu.
Promosi karier pada dasarnya melibatkan ASN secara keseluruhan yang
terhitung sejak seseorang diterima sebagai ASN hingga pensiun. Dengan demikian
ASN dibina dalam rangka menigkatkan profesionalisme dan hasil kerja.
Berdasarkan hasil wawancara dengan para informan di atas dapat
diketahui bahwa kualitas dan kuantitas pegawai Badan Kepegawaian Daerah masih
jauh dari kebutuhan hal ini terlihat dari jumlah pegawai yang memiliki latar belakang
pendidikan manajemen kepegawaian masih sangat sedikit dan kemampuan untuk
berbahasa asing yang masih kurang. Disiplin, semangat dan gairah kerja pegawai
relatif rendah hal ini dirasakan penulis dikarenakan kegiatan staf BKD Kota Manado
hanya mengandalkan beberapa kegiatan rutinitas saja dan sifatnya insidentil yang
intinya tidak banyak yang dikerjakan selama pegawai berada di kantor dan
kedisiplinan pegawai terhadap waktu masih sangat kurang.
Secara umum dapat dikatakan tingkat pendidikan seorang pegawai dapat
menceminkan kemampuan intelektual dan jenis keterampilan yang dimiliki oleh
pegawai tersebut. Memang sudah menjadi kebiasaan dan hal yang umum bahwa
jenis- jenis dan tingkat pendidikan seorang pegawai yang biasa digunakan untuk
mengukur dan menilai kemampuan seorang pegawai.
Berdasarkan hasil wawancara diatas disimpulkan bahwa penggajian,
tunjangan dan kesejahteraan akan diberikan bagi seluruh pegawai sesuai dengan
jabatan masing- masing berdasarkan prestasi kerjanya maupun berdasarkan pangkat/
golongan yang dimiliki oleh pegawai.
Dalam kaitan uji tersebut, hubungan penggajian ASN dan pengembangan
sangat kuat. Hal itu berarti semakin tinggi gaji PNS, semakin mudah
memberdayakannya. Adapun untuk peningkatan kesejahteraan perlu mendapatkan
perhatian khusus karena sangat mempengaruhi sikap mental para pegawai dan
tentunya juga terhadap dedikasi, displin, dan jiwanya, lebih-lebih bila kesejahteraan
pegawai dapat terus ditingkatkan secara berkelanjutan dan bertahap sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan kemampuan sehingga pegawai
dapat memusatkan perhatian sepenuhnya untuk melaksanakan tugasnya.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa
Pengembangan Aparatur Pemerintah Daerah pada Badan Kepegawaian Daerah Kota
Manado yaitu usaha untuk mewujudkan aparatur yang profesional dan berkualitas
melalui pengadaan, pembinaan karier, diklat, sistem penggajian, tunjangan dan
kesejahteraan guna meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan tugas umum
pemerintahan dan pembangunan. Yang mana dapat dilhat dari indikator sebagai
berikut :
1. Pengadaan Pegawai
Proses seleksi, penarikan dan penempatan pegawai yang telah sesuai dilhat dari
latar belakang pendidikan/keahlian dan keterampilan yang dimiliki oleh setiap
pegawai.
2. Pembinaan Karier
Sistem pembinaan karier dilaksanakan berdasarkan sistem karier dan sistem
prestasi kerja yang dititikberatkan pada sistem karier. Hal ini dilihat pada proses
penempatan pegawai yang didasarkan atas tingkat keserasian antara persyaratan
jabatan dengan kinerja pegawai.
3. Pelatihan dan Pendidikan
Pelaksanaan diklat yang sesuai dengan kebutuhan kerja dan mampu
meningkatkan kemampuan/keterampilan pegawai dalam bekerja.
4. Penggajian, Tunjangan dan Kesejahteraan
Proses penggajian dan tunjangan kesejahteraan yang diterima sudah sesuai
dengan kebutuhan para pegawai.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis dapat memberikan beberapa
saran yang dapat dijadikan sebagai masukan, yang diantaranya sebagai berikut :
1. Hendaknya pengembangan yang telah dilakukan harus tetap dipertahankan dan
ditingkatkan agar kemampuan dan keahlian para pegawai dapat bertambah lebih
baik. Seperti melakukan seleksi yang ketat dalam pengadaan serta penempatan
pegawai, melaksanakan diklat yang harus diikuti oleh setiap pegawai yang dapat
meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam melaksanakan tugas dan
pekerjaan.
2. Memberikan kesempatan kepada setiap pegawai yang memiliki kemampuan dan
keterampilan yang baik untuk mendapatkan promosi sehingga dapat memacu
semangat pegawai dalam bekerja.
3. Sebaiknya para pegawai yang telah memiliki kemampuan yang baik harus tetap
dipertahankan agar prestasi kerja yang telah diraih akan tetap ada dan dapat
ditingkatkan dengan lebih baik lagi.
Gaji dan tunjangan kesejahteraan pegawai hendaknya disesuaikan dengan beban
kerja serta standar kebutuhan hidup pada saat sekarang ini. Karena harga kebutuhan
hidup pada saat ini sering tidak stabil dan cenderung berada pada tingkat yang tinggi.
Daftar Pustaka
Rukminto, Adi Isbandi. 2003. Pengembangan, Pegembangan Masyarakat, dan
Intervensi Komunitas (Pengantar pada Pemikiran dan Pendekatan
Praktis). Jakarta : LPFE UI
Hasibuan, Malayu. 1990. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi
Aksara.
Onny S. Prijono dan Pranarka, 1996. Pengembangan: Konsep, Kebijakan dan
Implementasi, CSIS, Jakarta
Koswara, E, 2000. Otonomi Daerah : Untuk Demokrasi dan Kemandirian Rakyat,
PT. Sembrani Aksara Nusantara, Jakarta
Rasyid, M, Ryaas, 1987. Kajian Awal Birokrasi Pemerintahan dan Politik Orde
Baru, Yasrif Watampone, Jakarta
Yudoyono, Bambang, 2001. Otonomi Daerah, Desentralisasi dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia aparatur Pemerintah Daerah dan Anggota
DPRD, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta
Siagian, 1985.Pengembangan Sumber Daya Insani, Gunung Agung, Jakarta.
Notoadmodjo, 1998. Pengembangan Sumber Daya Manusia, Rineka Cipta, Jakarta.
Kanshil dan Christine, 1903-2001. Pemerintah Daerah Di Indonesia :Hukum
Administrasi daerah.
Toha Miftah, 1999. Kepemimpinan dalam Manajemen, Rajawali Pers, Jakarta.
Zainun, Buahari, 1985. Manajemen dan Motivasi, Balai Pustaka, Jakarta.
Wajong, J, 1975. Azas dan Tujuan Pemerintahan Daerah. Jembatan, Jakarta.
Supriatna, Tjahya, 1993. Sistem Administrasi Pemerintahan Di Daerah, Bina
Aksara, Jakarta.
Notoadmodjo, 1988. Pengembangan Sumber Daya Manusia, Rineka Cipta, Jakarta.
Buchari Zainun, 1985. Manajemen dan Motivasi, Balai Pustaka, Jakarta.
Syafiie, Inu Kencana, 2007. Pengantar Ilmu Pemerintahan, Refika Aditama,
Bandung.
Bungin Burhan, ……., Metode Penelitian Kualitatif, Rajawali Pers, Jakarta.
Peraturan Undang-Undang :
Undang-Undang RI Nomor: 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Satuan Polisi
Pamong Praja dan Lembaga Teknis Lainnya.
Peraturan Walikota Nomor 38 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas dan Fungsi Badan
Kepegawaian Kota Manado
Download