TINJAUAN PUSTAKA Teori Uses and Gratifications

advertisement
TINJAUAN PUSTAKA
Teori Uses and Gratifications
Untuk membantu menjawab permasalahan penelitian, maka seperti yang
sudah dijelaskan pada bagian terdahulu bahwa penelitian ini menggunakan
pendekatan teori uses and gratifications yang jika dibandingkan dengan modelmodel penelitian komunikasi massa terdahulu yang menyelidiki pengaruh pesan
efek komunikasi secara kemanistik (satu sisi kepentingan komunikator belaka)
maka sudah sejak lama telah terjadi pergeseran anggapan efek, dimana uses and
gratifications sebagai perspektif baru mengalihkan penyelidikan tentang
hubungan sosial dalam khalayak.
Model ini dimulai dengan adanya lingkungan sosial yang menentukan
semua kebutuhan manusia. Lingkungan sosial meliputi ciri-ciri demografis,
afiliasi kelompok dan ciri-ciri kepribadian. Khalayak dalam model ini mempunyai
kebutuhan misalnya kebutuhan kognitif, afektif, integratif personal, integratif
sosial, maupun kebutuhan untuk melepaskan ketegangan atau melarikan diri dari
kenyataan.
Kebutuhan tersebut (dalam konstruksi model ini) dapat dipuaskan melalui
sumber lain maupun media massa. Melalui sumber lain kebutuhan dapat terpenuhi
melalui keluarga, teman-teman, komunikasi interpersonal (antar pribadi), maupun
mengisi waktu luang dengan berbagai cara misalnya melalui penyaluran hobi.
Kebutuhan melalui media massa dipenuhi melalui suratkabar, radio, televisi, film
atau media massa lainnya baik dalam isinya maupun melalui daya terpaannya
(exposure) serta konteks sosial tempat di mana terpaan berlangsung. Pertanyaan
utama dalam model penelitian ini bukan pada sejauh mana media tersebut dapat
mengubah sikap dan perilaku manusia, tetapi pada sejauhmana media tersebut
dapat mempertemukan kebutuhan sosial dengan kebutuhan pribadi. Jadi
tekanannya adalah pada khalayak yang dianggap aktif, yang dengan sengaja
menggunakan media massa untuk mencapai tujuan tertentu.
Model ini ditutup dengan pemuasan khalayak melalui pemanfaatan atau
pemberfungsian media sebagai pengamatan lingkungan, diversi dan hiburan,
sebagai peneguhan identitas personal maupun penghubung sosial.
Model ini ditutup dengan pemuasan khalayak melalui pemanfaatan atau
pemberfungsian media sebagai pengamatan lingkungan, diversi dan hiburan,
sebagai peneguhan identitas personal maupun penghubung sosial.
Model uses and gratifications ini digambarkan hubungannya oleh Blumler
et al. (1974) seperti terlihat pada Gambar 1.
Kebutuhan
khalayak
Lingkungan sosial
1. Ciri-ciri
demografis
2. Afiliasi
kelompok
3. Ciri-ciri
kepribadian
1. Kebutuhan
kognitif
2. Kebutuhan
afektif
3. Kebutuhan
integratif
personal
4. Kebutuhan
integratif
sosial
5. Pelepasan
ketegangan
atau
melarikan
diri dari
kenyataan.
Sumber-sumber
pemuasan
kebutuhan yang
berhubungan
dengan non
media
1. Keluarga,
teman-teman
2. Komunikasi
interpersonal
3. Mengisi
waktu luang
Penggunaan
media massa
1. Jenis-jenis
media:
suratkabar,
radio,
televisi dan
film
2. Isi media
3. Terpaan
media
4. Konteks
sosial dari
terpaan
media
Pemuasan media
(fungsi)
1. Pengamatan
lingkungan
2. Diversi/hiburan
3. Identitas
personal
4. Hubungan
sosial
Gambar 1 Model Uses and Gratifications (Blumler et al. 1974)
Berdasarkan model penelitian ini, jika dihubungkan dengan penelitian yang
dilakukan di sini maka penelitian ini akan mengetahui kebutuhan sosial dan
kebutuhan pribadi warga Desa Cilebut Barat akan media massa modern dalam
memilih dan menggunakan media massa tersebut untuk memperoleh informasi
mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor untuk
mencapai kepuasan akan informasi yang telah disajikan oleh media massa
tersebut, sumber informasi yang digunakan dalam hal ini jelas, yaitu media massa
dan media massa yang digunakan adalah media massa modern bukan yang
tradisional.
Dengan menggunakan model ini peneliti berusaha menemukan hubungan di
antara peubah-peubah yang diukur. Seringkali peneliti hanya menganalisis
sebagian saja komponen-komponen dari model uses and gratifications tersebut.
Kebutuhan Khalayak akan Informasi di Media Massa
Pendekatan uses and gratification menekankan pada motif dan kebutuhan
diri yang dirasakan oleh khalayak. Blumler et al. (1974) menyimpulkan bahwa,
orang yang berbeda dapat menggunakan pesan komunikasi yang sama untuk
tujuan yang sangat berbeda. Isi media yang sama bisa memuaskan kebutuhan
yang berbeda untuk individu yang berbeda. Tidak ada satu cara orang
menggunakan media. Sebaliknya, ada banyak alasan untuk menggunakan media
karena ada pengguna media.
Kebutuhan dasar, situasi sosial, dan latar belakang individu, seperti
pengalaman, kepentingan, dan pendidikan, mempengaruhi ide-ide tentang apa
yang khalayak inginkan dari media dan media mana yang terbaik yang dapat
memenuhi kebutuhannya, artinya khalayak menyadari dan dapat menyatakan
motif dan kepuasannya sendiri untuk menggunakan media yang berbeda.
Versi lain dari motivasi khalayak diusulkan oleh McGuire (1974),
berdasarkan teori umum dari kebutuhan manusia. Ia membedakan antara dua jenis
kebutuhan: kognitif dan afektif. Kemudian, McGuire menambahkan tiga dimensi:
"Pelestarian, inisiasi aktif versus pasif, orientasi tujuan eksternal versus internal,
dan stabilitas emosi pertumbuhan" dan ketika memetakan, faktor-faktor ini
menghasilkan 16 jenis motivasi yang berlaku untuk menggunakan media.
Katz et al. (1973) mengembangkan 5 (lima) kebutuhan yang diambil dari
fungsi sosial dan psikologis dari media massa dan menempatkan kebutuhan
tersebut ke dalam lima kategori :
1. Kebutuhan kognitif, termasuk memperoleh informasi, pengetahuan dan
pemahaman.
2. Kebutuhan afektif, termasuk emosi, kesenangan, perasaan.
3. Kebutuhan integratif pribadi, termasuk kredibilitas, status stabilitas.
4. Kebutuhan integratif sosial, termasuk berinteraksi dengan keluarga dan temanteman.
5. Kebutuhan melepaskan ketegangan, termasuk melarikan diri dan pengalihan.
Dari klasifikasi di atas, kemudian McQuail (1983) mengembangkan
klasifikasi tersebut dengan argumentasinya tentang alasan umum untuk
menggunakan media:
Informasi
1. Mencari tahu tentang peristiwa yang relevan dan kondisi di sekitarnya,
masyarakat dan dunia.
2. Mencari nasihat tentang hal-hal praktis atau pendapat dan pilihan keputusan
3. Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum
4. Belajar; pendidikan diri
5. Memperoleh rasa aman melalui pengetahuan.
Identitas Pribadi
1. Menemukan penguatan nilai-nilai pribadi
2. Menemukan model perilaku
3. Mengidentifikasi orang lain (di media)
4. Mendapatkan wawasan diri sendiri.
Integrasi dan Interaksi Sosial
1. Mendapatkan wawasan tentang keadaan orang lain; empati sosial
2. Mengidentifikasi dengan orang lain dan memperoleh rasa memiliki
3. Menemukan dasar untuk percakapan dan interaksi sosial
4. Memiliki pengganti untuk kehidupan nyata persahabatan
5. Membantu untuk melaksanakan peran-peran sosial
6. Memungkinkan seseorang untuk berhubungan dengan keluarga, teman dan
masyarakat.
Hiburan
1. Melarikan diri atau dialihkan dari masalah
2. Santai
3. Mendapatkan kenikmatan estetika budaya atau intrinsik
4. Mengisi waktu
5. Emosional
6. Gairah seksual.
Sejarah telah menunjukkan bahwa media baru seperti internet sering
menimbulkan kepuasan-kepuasan baru dan motivasi baru di antara berbagai
kelompok penonton (Angleman, 2000). Dimensi-dimensi baru dari motivasi
pengguna dan kepuasan perlu diidentifikasi. Meskipun motivasi untuk
penggunaan Internet dapat bervariasi diantara individu, situasi, dan penggunaan
media, sebagian besar studi penggunaan dan kepuasan penjelajahannya
didasarkan pada beberapa atau semua dimensi berikut: relaksasi, persahabatan,
kebiasaan, berlalunya waktu, hiburan, interaksi sosial, informasi/surveilans,
gairah, dan melarikan diri (Lin, 1999).
Rafaeli (1986) menemukan bahwa motivasi utama dari pengguna buletin
adalah rekreasi dan hiburan, diikuti dengan belajar apa yang orang lain pikirkan
tentang isu-isu kontroversial dengan berkomunikasi dengan orang-orang yang
peduli dalam sebuah komunitas. McQuail (1994) menjelaskan bahwa konten
hiburan muncul untuk memenuhi kebutuhan pengguna untuk melarikan diri,
kesenangan hedonistik, kenikmatan estetika, atau pelepasan emosi. Hal tersebut
ditambahkan oleh Luo (2002) bahwa menyediakan hiburan, oleh karena itu, dapat
memotivasi pemirsa untuk menggunakan media lebih sering.
Kuehn (1993) mengatakan bahwa interaksi tinggi juga ditemukan sebagai
motivasi untuk menggunakan internet. Schumann dan Thorson (1999), serta Ko
(2002) menyebut bahwa perhatian pada kemampuan interaktif internet melalui
kelompok diskusi, e-mail, memesan langsung, dan link ke informasi yang lebih
lanjut. Dengan demikian, Lin (2001) menyarankan bahwa layanan online harus
dibentuk untuk memenuhi kebutuhan orang akan informasi yang berguna serta
peluang interaksi sosial.
Dari klasisifikasi dan penjelasan di atas diketahui bahwa banyak motif yang
mendorong khalayak untuk memenuhi kebutuhan akan informasi dalam media
massa, yaitu kebutuhan kognitif, afektif, integratif pribadi, dan integratif sosial
serta hiburan, begitu juga dengan hasil penelitian Angleman, Lin, Luo, Rafaeli,
Kuehn serta Schumann dan Thorson menunjukkan bahwa orang membutuhkan
media untuk memenuhi kebutuhan kognitif, afektif, identitas pribadi dan integratif
sosial serta hiburan. Untuk itu kebutuhan yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah kebutuhan akan informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana
transportasi di Wilayah Bogor dari aspek kognitif, afektif, identitas pribadi, dan
integritas (hubungan) sosial serta hiburan.
Jadi dengan demikian kebutuhan warga Desa Cilebut Barat akan informasi
mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor di media
massa dari kebutuhan kognitif adalah kebutuhan akan pengetahuan tentang
peristiwa yang relevan mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi;
pencarian pendapat tentang hal-hal praktis mengenai pelayanan sarana dan
prasarana transportasi sebagai pilihan keputusan untuk bertransportasi; dan
mendapatkan pelajaran sebagai pendidikan diri. Kebutuhan afektif merupakan
kebutuhan akan perasaan senang, aman, tenang, percaya dan yakin dari pelayanan
yang diberikan oleh jasa transportasi. Kebutuhan identitas pribadi adalah
kebutuhan akan penemuan kekuatan dalam diri pribadi tentang
norma/nilai/cara/aturan dalam bertransportasi; penemuan model berperilaku atau
bertindak sendiri yang menyangkut masalah-masalah pelayanan sarana dan
prasarana transportasi; mendapatkan gambaran mengenai orang lain yang
diberitakan media; dan memiliki wawasan diri sendiri mengenai pelayanan sarana
dan prasarana transportasi. Kebutuhan hubungan sosial adalah kebutuhan untuk
mendapatkan wawasan tentang keadaan orang lain yang diakibatkan oleh
pelayanan sarana dan prasarana transportasi; merasakan apa yang dirasakan oleh
orang lain (empati sosial) yang diakibatkan oleh pelayanan sarana dan prasarana
transportasi; memperoleh rasa memiliki pada sarana dan prasarana transportasi;
dan menemukan dasar untuk percakapan dengan teman, dan keluarga mengenai
pelayanan sarana dan prasarana transportasi. Kebutuhan akan hiburan adalah
kebutuhan untuk dapat mengantisipasi keadaan pelayanan transportasi yang akan
atau sedang terjadi; mengisi waktu luang; menghilangkan kejenuhan; membantu
memecahkan masalah; melepaskan ketegangan dalam diri sendiri; dan merasa
santai.
Pemilihan Media Massa oleh Khalayak
Teori Penggunaan dan Pemenuhan kepuasan memiliki relevansi tinggi saat
digunakan untuk menentukan hal seperti penerimaan akan media-media baru
(seperti internet) dan penggunaan media-media lama, bahkan dengan adanya
media baru pengganti. Inovasi diadopsi saat media baru pengganti memiliki dan
dapat menggantikan fungsi-fungsi media lama tradisional. Seperti, alat
komunikasi pager yang tergantikan dengan telepon selular. Atau media TV yang
tetap tidak tergantikan oleh telepon selular walaupun telepon selular kini dapat
berfungsi seperti TV. Di lain pihak pengguna lama mulai menggunakan internet
dan terpaksa mempelajarinya saat ada informasi-informasi yang disalurkan hanya
dapat dilihat melalui internet. Contohnya seperti detik.com saat kerusuhan 1998.
Koran jelas kurang cepat dan TV terlalu seragam penayangannya, sementara
detik.com menawarkan berita yang lebih spesifik, dituangkan tertulis dan dapat
diulang (UTN, 2011).
Selain sebagai suatu institusi atau lembaga, media massa juga merupakan
suatu produk yang dipasarkan atau dijual kepada masyarakat, yang dalam hal ini
menjual informasi yang disajikannya. Untuk itu, masyarakat dapat memilih media
massa yang mana yang akan dikonsumsi. Dalam teori Komunikasi Pemasaran
dikatakan bahwa seseorang dalam menentukan pilihan itu dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain, nilai fungsional, sosial, emosional, epistemik, dan
kondisional (Shimp, 2003). Sehubungan dengan itu, hasil penelitian Surisno
(2009) tentang pilihan mahasiswa terhadap konsentrasi bidang ilmu komunikasi
terapan pada program D3 di Universitas Sebelas Maret, Solo menyimpulkan
bahwa mahasiswa memilih ditentukan oleh nilai fungsional dan nilai informatif
dari pesan yang disampaikan. Semakin dibutuhkan fungsi pendidikan di bidang
komunikasi maka akan semakin dicari oleh masyarakat pendidikan di sektor
komunikasi. Kemudian semakin lengkap informasi yang disampaikan mengenai
bidang pendidikan tersebut maka mahasiswa akan semakin mantap akan
pilihannya. Selain kedua nilai tersebut, tingkat ekonomi masyarakatpun dapat
mempengaruhi pilihan mereka terhadap media massa. Masyarakat dengan tingkat
ekonomi rendah memiliki ketergantungan dan kebutuhan terhadap media massa
yang lebih tinggi daripada masyarakat dengan tingkat ekonomi tinggi karena
pilihan mereka yang terbatas. Masyarakat dengan tingkat ekonomi lebih tinggi
memiliki lebih banyak pilihan dan akses banyak media massa, termasuk bertanya
langsung pada sumber atau ahli dibandingkan mengandalkan informasi yang
mereka dapat dari media massa tertentu.
Nilai fungsional media massa merupakan nilai dari fungsi media massa.
Fungsi media massa menurut Sutaryo (2005) adalah menghibur, meyakinkan
(mengukuhkan sikap, mengubah sikap, menggerakkan, dan menawarkan etika
atau sistem nilai tertentu), menginformasikan, menganugerahkan status, membius,
menciptakan rasa kebersamaan, dan pengawasan (surveillance).
Berdasarkan hasil penelitian Supaat (2010) disimpulkan bahwa nilai
fungsional suatu media diketahui dari seberapa mampu media tersebut memenuhi
kegunaannya, yakni: sebagai media berkomunikasi, menyampaikan ide, gagasan,
dan imajinasi dari peristiwa dan/atau sumbernya kepada khalayaknya.
Menurut Sutabri (2005) sifat atau karakteristik yang dapat menentukan nilai
informasi dari sebuah berita dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Mudah Diperoleh
Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila dapat diperoleh secara
mudah. Informasi yang penting dan sangat dibutuhkan menjadi tidak bernilai
jika sulit diperoleh. Informasi dapat diperoleh dengan mudah jika memiliki
suatu sistem.
2. Luas dan Lengkap
Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila mempunyai lingkup
atau cakupan yang luas dan lengkap. Informasi sepotong dan tidak lengkap
menjadi tidak bernilai, karena tidak dapat digunakan secara baik.
3. Ketelitian
Begitu juga dengan ketelitian, informasi akan lebih sempurna apabila
mempunyai ketelitian yang tinggi atau akurat. Informasi yang tidak akurat akan
mengakibatkan kesalahan pengambilan keputusan.
4. Kecocokan
Informasi harus sesuai dengan kebutuhan informasi pengguna, sehingga
informasi itu memiliki nilai karena bermanfaat.
5. Ketepatan Waktu
Sifat ini berhubungan dengan waktu yang dilalui lebih pendek dari pada siklus
untuk mendapatkan informasi. Informasi penting dan bernilai menjadi tidak
bernilai apabila terlambat diterima, karena tidak dapat dimanfaatkan dalam
proses pengambilan keputusan.
6. Kejelasan
Informasi yang jelas akan meningkatkan kesempurnaan nilai informasi,
kejelasan informasi dipengharui oleh bentuk dan format informasi.
7. Fleksibilitas / Keluwesan
Berkaitan dengan kegunaan informasi untuk berbagai pengambilan keputusan.
Makin banyak keputusan yang diambil dari suatu informasi makin luwes
informasi tersebut.
8. Dapat Dibuktikan
Berkaitan dengan tepat tidaknya informasi itu diuji kebenarannya oleh
beberapa orang sehingga dapat memperoleh kesimpulan yang sama. Kebenaran
informasi bergantung pada validitas data sumber yang diolah.
9. Tidak Ada Prasangka
Informasi semakin bernilai jika didalamnya tidak dimasukkan unsur opini,
sebab dengan memasukkan unsur opini maka informasi bersifat bias.
10. Dapat Diukur
Pengukuran informasi umumnya dimaksudkan untuk mengukur dan melacak
kembali validitas sumber data yang digunakan.
Mengenai nilai ekonomis, Edward D. Heller (2001) membagi nilai
ekonomis terdiri dari 4 jenis nilai yaitu: a. Nilai guna (use value), merupakan
suatu nilai yang diperoleh dari terpenuhinya suatu fungsi, hal ini tergantung dari
sifat-sifat khusus dan kualitas suatu benda. b. Nilai kebanggaan (esteem value),
merupakan sifat khusus dari suatu benda yang dapat mendorong orang untuk
memilikinya, emosi, daya tarik, gengsi atau keindahan dari suatu benda yang
merupakan faktor-faktor dominan yang mempengaruhinya. c. Nilai biaya (cost
value), merupakan suatu nilai total biaya yang harus diperlukan untuk
menghasilkan sesuatu termasuk biaya langsung maupun biaya tidak langsung. d.
Nilai tukar (exchange value), Merupakan suatu nilai tukar dari suatu obyek dari
yang mempunyai sifat dari mutu tertentu dipertukarkan dengan obyek lainnya.
Dari hasil kajian Universitas Twente Nederland, Surisno serta pendapat dari
Shimp, Sutaryo, Supaat, Sutabri, dan Heller maka yang dimaksud dengan
pemilihan media massa dalam konteks ini adalah pemilihan media massa oleh
warga Desa Cilebut Barat dalam memperoleh informasi mengenai pelayanan
sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor berdasarkan penerimaan akan
media, nilai fungsional, nilai informasi, dan nilai ekonomis dari media yang
dipilih.
Penerimaan akan media adalah pemilihan suatu media massa oleh warga
Desa Cilebut Barat dalam memperoleh informasi mengenai pelayanan sarana dan
prasarana transportasi di wilayah Bogor karena media massa tersebut merupakan
media pengganti media lama, penampilan media tersebut menarik, media tersebut
memiliki teknologi baru, dan fitur-fitur media tersebut mudah dipahami. Nilai
fungsional media adalah media massa tersebut sebagai media yang
menginformasikan, memotivasi dan mengawasi dari peristiwa dan/atau
sumbernya kepada khalayaknya. Nilai informasi yaitu pemilihan suatu media
massa oleh warga Desa Cilebut Barat dalam memperoleh informasi mengenai
pelayanan sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor karena informasi
dari media tersebut mudah diperoleh, informasinya luas, lengkap, akurat, cocok
dengan pengguna, aktual, jelas, bermanfaat untuk pengambilan keputusan, dapat
dibuktikan, tidak ada prasangka, dan sumber beritanya dapat dipercaya. Nilai
ekonomis media adalah pemilihan media massa oleh warga Desa Cilebut Barat
dalam memperoleh informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana
transportasi di Wilayah Bogor yang didasarkan pada nilai guna, nilai kebanggaan,
nilai biaya, dan nilai tukar dari media massa tersebut.
Penggunaan Media Massa oleh Khalayak
Berdasarkan pendekatan uses and gratification dijelaskan bahwa pelbagai
kebutuhan (kognitif, afektif, integritas sosial dan pelarian) disajikan dalam
sekumpulan fungsi dan kegunaan media massa. Menurut Blumler et al. (1972)
paling tidak dalam prakteknya media massa melaksanakan empat fungsi, pertama,
media melengkapi kita dengan informasi tentang lingkungan sekitarnya
(surveillance), kedua, media massa melengkapi kita sebagai tempat pelarian untuk
melepaskan ketegangan yang terus menerus dan dari masalah-masalah yang
menghimpit serta sebagai suatu sarana untuk mengeluarkan perasaan (escape
diversion), ketiga, media merupakan sarana untuk menunjukkan kepribadian,
meneliti realitas dan memperkuat nilai (identitas pribadi), dan keempat media
melengkapi kita dengan informasi untuk mengetahui dan berhubungan dengan
lingkungan sosial kita/lingkungan sosial yang lainnya.
Sedangkan penggunaan media massa menurut Katz et al. (1973) meliputi:
(1) Isi media, misalnya berita, opera sabun, drama kriminal tv, dan lain-lain; (2)
Jenis media, contohnya media cetak, radio, televisi; (3) Jenis situasi terpaan,
misalnya di rumah, di luar rumah, sendiri atau dengan orang lain.
Pendekatan penggunaan media oleh khalayak ini merupakan pendekatan
yang disebut sebagai myopic yang dikemukakan oleh Elihu Katz (1987) yang
menekankan bahwa, banyak peneliti terdahulu terlalu menekankan pandangannya
yang berat sebelah dan yang lebih mementingkan pengaruh media daripada
bagaimana seharusnya media digunakan sebagai sesuatu yang bermanfaat atau
sebagai pemuas. Untuk mengetahui hubungan antara khalayak dengan medianya
maka harus dilihat konsep fungsi media secara terinci. Sebagai ilustrasi, konsep
yang akan dipaparkan di sini adalah konsep para penonton memanfaatkan media
massa yang dalam hal ini adalah film sebagai media elektronik yang tertua selain
itu banyak penelitian yang membahas masalah tentang film.
Selain itu juga, penggunaan media seperti hasil penelitian Herta Herzog
(1944) dalam Liliweri (1991) yang menemukan alasan kenapa orang
menggunakan media, yaitu 1) compensation through the identification, (2) fill the
longing and (3) service.
Pada era penggunaan teknologi komunikasi banyak penelitian yang
memfokuskan pada penelitian media online dengan perangkat komputer atau
laptop, seperti penelitian yang dilakukan oleh Rafaeli (1986) yang meneliti
bagaimana dan mengapa siswa menggunakan komputer, Rafaeli menemukan
bahwa pengguna jarang melewatkan pesan faktual atau informatif, yang
menunjukkan minat yang kuat dalam pesan jenis ini. Steve (1998) juga
menyarankan bahwa alasan paling penting mengapa orang menggunakan internet
adalah untuk mengumpulkan berbagai macam informasi. Lin (2001) menemukan
hasil yang sama ketika dia meneliti tentang adopsi layanan online bahwa layanan
online terutama dianggap sebagai media yang sarat informasi, dan khalayak yang
membutuhkan untuk penerimaan informasi adalah yang paling mungkin untuk
mengadopsi layanan online.
Menggunakan internet juga dikaitkan dengan serangkaian instrumen serta
hiburan yang berorientasi kepada kepuasan (Lin, 1999). Beberapa sarjana telah
meneliti dan menemukan bahwa hiburan lebih penting daripada bertukar
informasi dalam memicu penggunaan media (Schlinger, 1979; Yankelovich
Partners, 1995).
Kemudian, Johnson dan Kaye (1998) meneliti internet sebagai sumber
informasi politik, mereka menemukan bahwa secara primer orang menggunakan
web terutama untuk pengawasan dan bimbingan dan sekundernya untuk hiburan,
utilitas sosial serta kegembiraan. Dalam sebuah studi dari web sebagai alternatif
menonton televisi, Ferguson dan Perse (2000) menemukan empat motivasi utama
khalayak menggunakan internet: hiburan, menghabiskan waktu, relaksasi/
melarikan diri dan informasi sosial. Internet menggabungkan elemen-elemen dari
media massa dan komunikasi interpersonal. Karakteristik yang berbeda dari
internet menyebabkan dimensi tambahan dalam hal pendekatan penggunakan dan
kepuasan. Misalnya, "belajar dan sosialisasi" yang disarankan sebagai motivasi
penting untuk menggunakan internet (James et al. 1995). "Keterlibatan pribadi
dan hubungan berlanjut" juga diidentifikasi sebagai aspek motivasi baru oleh
Eighmey dan McCord (1998) ketika mereka menyelidiki reaksi penonton ke situs
web. Potensi untuk kontrol pribadi juga tertanam dalam menggunakan internet.
Pavlik dan Everette (1996) mencatat bahwa online, memberdayakan orang untuk
bertindak, berkomunikasi, atau berpartisipasi dalam masyarakat yang lebih luas
dalam proses politik. Jenis penggunaan dapat menyebabkan peningkatan harga
diri, self-efficacy, dan kesadaran politik (Lillie, 1997).
Studi lain yang mengidentifikasikan anonimitas sebagai salah satu alasan
mengapa orang melakukan online. Menurut McKenna dan Bargh (2000), orang
menggunakan keamanan anonimitas online untuk mengembangkan persahabatan
yang sehat dan memuaskan kebutuhan mereka untuk bersosialisasi. Mereka yang
bermain Massively Multiplayer Online Role-Playing Game (MMORPG)
melaporkan bahwa anonimitas mengurangi kesadaran diri dan memotivasi
perilaku mereka dalam bermain game (Foo & Koivisto, 2004). Survei lain yang
dilakukan oleh Choi dan Haque (2002) juga menemukan anonimitas sebagai
faktor motivasi baru untuk penggunaan internet. Beberapa juga menemukan
bahwa internet menawarkan komunikasi yang demokratik kepada peserta anonim
dalam komunitas virtual seperti chat room. Ryan (1995) menunjukkan bahwa
anonimitas memotivasi pengguna untuk berbicara lebih bebas di internet daripada
di kehidupan nyata, sementara itu Braina (2001) menambahkan bahwa dengan
sedikit kecemasan akan hukuman sosial dan tuduhan, kelompok minoritas juga
dapat berpartisipasi dalam proses komunikasi yang disediakan oleh teknologi
yang universal.
Dimensi-dimensi penggunaan dan kepuasan mengasumsikan audiens aktif
melakukan pilihan dan termotivasi menggunakan media. McQuail (1994)
menambahkan dimensi lain untuk definisi ini. Dia menyatakan:
baik keadaan sosial pribadi maupun disposisi psikologis bersama-sama
mempengaruhi kebiasaan umum menggunakan media dan juga keyakinan dan
harapan tentang manfaat yang ditawarkan oleh media, yang membentuk tindakan
spesifik untuk memilih dan mengkonsumsi media, diikuti oleh penilaian dari nilai
pengalaman (dengan konsekuensi untuk menggunakan media lebih lanjut) dan,
mungkin aplikasi manfaat yang diperoleh di daerah lain pengalaman dan aktivitas
sosial. Ini diperluas dengan penjelasan untuk berbagai kebutuhan individu, dan
membantu untuk menjelaskan variasi dalam pemilihan media untuk kepuasan
yang berbeda.
Dari dimensi-dimensi penggunaan yang sudah dikemukakan oleh para ahli
di atas, maka dimensi penggunaan media massa yang dapat diterapkan pada kasus
penelitian penggunaan media massa oleh warga Desa Cilebut Barat dalam
memperoleh informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di
Wilayah Bogor ini adalah dimensi-dimensi jenis situasi terpaan, frekuensi, dan
tujuan.
Jenis situasi terpaan yaitu keadaan warga Desa Cilebut Barat saat
menggunakan media massa dalam memperoleh informasi mengenai pelayanan
sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor entah itu menonton televisi,
mendengar radio, membaca suratkabar, majalah atau membuka internet di
komputer, handphone, i-pad atau android dalam keadaan sendiri, bersama
keluarga, bersama teman di rumah atau di luar rumah, bersama keluarga di rumah
atau di luar rumah, bersama teman dan keluarga di rumah, atau di luar rumah.
Frekuensi menonton, membaca atau mendengar yaitu sering atau tidaknya warga
Desa Cilebut Barat menggunakan media massa dalam mengakses informasi
mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi. Tujuan menggunakan
media yaitu harapan manfaat yang dapat dicapai oleh warga Desa Ciebut Barat
saat menggunakan media massa dalam memperoleh informasi mengenai
pelayanan sarana dan prasarana transportasi agar berdaya untuk bertindak,
berkomunikasi, atau berpartisipasi dalam masyarakat yang lebih luas dalam proses
pembangunan, atau sekedar mengisi waktu luang atau dapat juga sebagai kegiatan
untuk melarikan diri dari rutinitas dan kejenuhan.
Kepuasan Khalayak akan Informasi di Media Massa
Setelah orang atau seseorang menggunakan media massa, diharapkan orang
tersebut mendapatkan kepuasan akan hasil yang didapatnya, yaitu hasil dari
menggunakan media massa tersebut, misalnya kepuasan karena informasi yang
dicarinya melalui media massa telah berhasil memenuhi apa yang menjadi
keinginan atau yang diharapkannya. Berbicara mengenai kepuasan Compesi
(dalam Liliweri, 1991) mendapatkan gambaran mengenai kepuasan orang
menggunakan media yang didapat berdasarkan hasil penelitiannya tentang
kepuasan orang menonton opera, yaitu:
(1) Hiburan
Penonton menjadikan program opera itu sebagai media untuk menghibur
karena didalamnya mengandung unsur kejenakaan,
(2) Kebiasaan
Penonton mengakui bahwa karena menonton telah menjadi kebiasaan yang
rutin yang akibatnya dapat membantu menggantisipasi masa depan yang lebih
baik.
(3) Mengisi waktu
Penonton opera yang ditonton asyik sebagai pengisi waktu,
(4) Kewajiban sosial
Program yang ditonton dapat dijadikan sebagai sarana interaksi sosial antara
seseorang dengan sesamanya. Misalnya orang menonton program karena
didorong ingin menonton bersama-sama dan bertukar pikiran tentang tema
program,
(5) Santai
Program yang ditonton dapat membantu orang untuk dapat menghilangkan
ketegangan,
(6) Menghilangkan kejenuhan
Dengan menonton program tersebut seseorang dapat menghilangkan
kejenuhan karena tidak ada pilihan yang lain atau media penggantinya,
(7) Membantu memecahkan masalah
Program tersebut sangat membantu memecahkan pelbagai masalah dalam
kehidupan penonton. Tema program dapat memberikan petunjuk bgaimana
seharusnya kita memahami dan membantu orang lain sehingga kita dapat
merefleksi kenyataan hidup orang lain.
Pada khalayak yang menonton siaran televisipun dapat diketahui bagaimana
khalayak menggunakan media dan merasa puas terhadap suatu program tertentu,
hal ini seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Levy dan Windahl (1985) yang
mengelompokkan lima perbedaan asas penggunaan media dan kepuasan terhadap
media berdasarkan pemirsanya sebagai:
(1) Pengawasan dan penjaminan
Televisi dianggap sebagai media yang pemberitaannya dapat mengakibatkan
pirsawannya lebih mampu melihat kenyataan hidup ini secara lebih baik,
artinya kehidupan yang dialami tidak seluruhya baik sebagaimana yang
digambarkan, mungkin kehidupan itu lebih baik di hari esok. Televisi
berfungsi sebagai pengawas jalannya kehidupan pirsawan dan melalui
pemberitaannya dapat memberikan jaminan bagi kehidupan yang lebih aman.
(2) Orientasi kognitif
Pemirsa dapat membandingkan ide-idenya dengan ide dan komentar dari
penyiar televisi. Menonton televisi dapa meningkatkan pengetahuan,
pandangan, pendapat dan keyakinan tentang dunia.
(3) Ketidakpuasan atau kekecewaan
Televisi dapat memberikan suatu gambaran yang berlebihan dan malah keliru
tentang sesuatu peristiwa, akibatnya orang menjadi tidak puas dan merasa
kecewa.
(4) Orientasi perasaan
Televisi mengubah perasaan seseorang, misalnya dari yang kurang senang
menjadi lebih senang, tidak suka menjadi lebih suka, dari tidak marah
menjadi sagat marah
(5) Menghibur atau menyenangkan
Televisi dianggap sebagai media yang menghibur dan menyenangkan orang
lain.
Blumler et al. (1972) mengusulkan model "media interaksi orang" untuk
mengklasifikasikan empat kepuasan dari media: (1) Diversi: melarikan diri dari
rutinitas atau masalah; pelepasan emosi, (2) Hubungan pribadi: persahabatan;
utilitas sosial; (3) Identitas pribadi: referensi diri; eksplorasi realitas; memperkuat
nilai, dan (4) Surveilans (bentuk pencarian informasi).
Lommeti seperti yang dikutip oleh Jalal (1995) mendefinisikan gratification
sought sebagai kepuasan yang dibayangkan akan diterima seseorang bila ia
menggunakan media massa tertentu. Blumler seperti yang dikutip oleh Jalal
(1995) juga menambahkan bahwa dalam membayangkan kepuasan yang
diperoleh, seseorang berpegang pada prinsip utility (manfaat), interpersonality
(penggunaan diarahkan pada motif), selectivity (cerminan kepentingan), dan
imperviousness to influence (‘kebal’ pengaruh lain). Hal ini berbeda dengan
definisi gratification obtained menurut Lommeti, yaitu kepuasan nyata yang
diperoleh setelah seseorang menggunakan media. Konsep gratification sought dan
gratification obtained ini berguna untuk mengetahui apa saja yang didapat dari
penggunaan media massa dibandingkan dengan apa yang diharapkan.
Andarwati dan Sankarto (2005) menyimpulkan bahwa pemenuhan kepuasan
dalam menggunakan internet dapat berupa pengetahuan, kegunaan, dan
kesenangan. Chandrataruna (2011) dalam penelitiannya mengenai kepuasan
pengguna handphone yang hasilnya begitu jelas kesenjangan tingkat kepuasan
antara pelanggan yang menikmati media sosial di ponsel dan yang tidak
mempunyai karena beberapa faktor. Namun, poin yang sangat penting adalah
pengguna ponsel yang memiliki akses jejaring sosial relatif lebih kaya wawasan
dan pengalaman positif terhadap ponselnya sendiri. Hasil penelitian Hasrul dan
Omar (2011) tentang Transformasi penyiaran televisyen melalui internet: kajian
perhubungan kepuasan terhadap pengguna remaja menyimpulkan bahwa
kemunculan internet membawa banyak perubahan dalam landskap media massa.
Media konvensional telah beralih kepada format digital dan membentuk satu
penggabungan media yang mampu menarik minat khalayak terutama golongan
remaja. Kajian ini memilih satu medium baru hasil dari gabungan internet dan
televisyen iaitu portal stesen televisyen untuk menilai tahap kepuasan penggunaan
medium tersebut dalam kalangan pengguna remaja. Penilaian dibuat dengan
menerka hubungan antara kepuasan yang dicari (GS) dengan kepuasan yang
diperoleh (GO) bagi empat ukuran kepuasan iaitu keperluan mendapatkan
maklumat, hiburan, utiliti interpersonal dan juga interaktiviti. Kajian eksperimen
ini juga menilai kepuasan yang diperoleh daripada penggunaan terhadap dua
portal televisyen; RTM sebagai stesen penyiaran awam dan TV3 sebagai stesen
penyiaran swasta. Hasil dapatan kajian menunjukkan wujud perhubungan yang
signifikan di antara kepuasan yang dicari dengan kepuasan yang diperoleh bagi
keempat-empat ukuran kepuasan yang dikaji dalam kajian ini.
Dari hasil penelitian-penelitian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
kepuasan yang diperoleh dari penggunaan media oleh warga Desa Cilebut Barat
dalam memperoleh informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana
transportasi di Wilayah Bogor adalah orientasi kognitif, orientasi perasaan,
identitas personal, hubungan sosial, dan hiburan maka yang dimaksud kepuasan
dalam penelitian ini adalah kepuasan warga desa Cilebut Barat dalam memperoleh
informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di Wilayah
Bogor berdasarkan orientasi kognitif, orientasi perasaan, identitas pribadi,
hubungan sosial, dan hiburan yang didapat setelah memilih dan menggunakan
media massa.
Kepuasan berdasarkan orientasi kognitif yaitu kepuasan yang diperoleh
waga desa Cilebut Barat setelah memilih dan menggunakan media massa dalam
memperoleh informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi
berupa meningkatnya pengetahuan tentang peristiwa yang relevan mengenai
pelayanan sarana dan prasarana transportasi; menemukan pendapat tentang hal-hal
praktis mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi sebagai pilihan
keputusan untuk bertransportasi; dan mendapat pelajaran sebagai pendidikan diri.
Kepuasan berdasarkan orientasi perasaan adalah kepuasan yang diperoleh warga
Desa Cilebut Barat setelah memilih dan menggunakan media massa dalam
memperoleh informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi
berupa perubahan perasaan yang menyangkut rasa senang, aman, tenang, percaya,
dan yakin tentang pelayanan sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor.
Kepuasan berdasarkan identitas pribadi yaitu kepuasan yang diperoleh
warga Desa Cilebut Barat setelah memilih dan menggunakan media massa dalam
memperoleh informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi
berupa kepuasan diri pribadi karena menemukan model berperilaku atau bertindak
sendiri yang menyangkut masalah-masalah keselamatan, aksebilitas yang tinggi,
keterpaduan, kapasitas yang mencukupi, keteraturan, kelancaran dan kecepatan,
mudah dicapai, ketepatan waktu, kenyamanan, keterjangkauan tarif, ketertiban,
keamanan, dan efisiensi transportasi. Kepuasan dari hubungan sosial adalah
kepuasan karena mendapatkan wawasan tentang keadaan orang lain yang
diakibatkan oleh pelayanan sarana dan prasarana transportasi; merasakan apa
yang dirasakan oleh orang lain (empati sosial) yang diakibatkan oleh pelayanan
sarana dan prasarana transpotasi; memperoleh rasa memiliki pada sarana dan
prasarana transportasi; dan menemukan dasar untuk percakapan dengan teman,
atau keluarga mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi. Kepuasan
dari aspek hiburan adalah kepuasan yang didapat karena dapat mengantisipasi
keadaan yang menyangkut masalah pelayanan sarana dan prasarana transportasi di
Wilayah Bogor; sebagai pengisi waktu luang; dapat bertukar pikiran dengan orang
lain; menghilangkan kejenuhan; membantu memecahkan masalah; melepaskan
ketegangan dalam diri sendiri; dan merasa santai.
Media Massa
Media massa merupakan bentuk komunikasi dan rekreasi yang menjangkau
masyarakat secara luas sehingga pesan informasi yang sama dapat diterima secara
serentak dan sesaat. Media massa juga merupakan alat bantu utama dalam proses
komunikasi massa. Media massa yang dalam Bahasa Inggris disebut dengan kata
mass media yang bermakna alat penghubung. Media massa dalam Moeliono
(1995) bermakna sarana atau saluran resmi sebagai alat komunikasi untuk
menyebarkan berita dan pesan kepada masyarakat. Sarana komunikasi itu dapat
berupa suratkabar, majalah, buku, radio dan televisi (Junus, 2006). Jadi media
massa mengarah kepada alat yang dipergunakan untuk menyampaikan informasi.
Media massa atau Pers adalah suatu istilah yang mulai dipergunakan pada
tahun 1920-an untuk mengistilahkan jenis media yang secara khusus didesain
untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Dalam pembicaraan sehari-hari,
istilah ini sering disingkat menjadi media karena media ini menghubungkan
masyarakat yang sangat luas maka dapat dikatakan media itu menjadi media
massa. Media massa merupakan alat utama dalam proses komunikasi massa. Oleh
karena itu media massa merupakan alat-alat dalam komunikasi yang bisa
menyebarkan pesan secara cepat kepada audience yang sangat luas dan heterogen
dan mampu menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang tak terbatas
(Nurudin, 2003).
Di Indonesia, media atau pers itu sudah diatur dalam sebuah UndangUndang (UU) mulai dari pengertian sampai pelaksanaannya, yaitu UU No. 40
tahun 1999 tentang Pers. Dalam UU ini pers didefinisikan sebagai lembaga sosial
dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik yang
meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan
menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan
gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan
media cetak, media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia. Menurut
Adji (dalam Liliweri, 1991) pers diartikan dalam dua hal yaitu:
1. Pers dalam arti sempit, yaitu penyiaran-penyiaran pikiran, gagasan, atau beritaberita dengan kata tertulis
2. Pers dalam arti luas, yaitu memasukkan di dalamnya semua media mass
communications yang memancarkan pikiran dan perasaan seseorang baik
dengan kata-kata tertulis maupun dengan lisan.
Merujuk pada penjelasan mengenai media massa, pers dan komunikasi
massa di atas, dapat disimpulkan bahwa media massa adalah media komunikasi
massa yang merupakan produk dari pers yang menyajikan berbagai informasi
kepada masyarakat mengenai fenomena-fenomena atau gejala -gejala sosial yang
terjadi di tengah tengah kehidupan masyarakat sendiri, baik yang menyangkut
masalah sosial, ekonomi, budaya, politik maupun berbagai sektor kehidupan
masyarakat lainnya sedangkan pers merupakan sebutan atau nama dari lembaga
yang memproduksi media massa. Selanjutnya media massa dan pers merupakan
media (perantara) terjadinya proses komunikasi massa. Jadi, meskipun secara arti
ketiga terminologi (istilah) tersebut mempunyai perbedaan yang cukup mendasar,
tetapi pada hakikatnya ketiga istilah itu merupakan satu kesatuan yang saling
terkait sehingga tidak heran apabila terdapat literatur yang mengkaji salah satu
istilah tersebut, baik media massa, pers maupun komunikasi massa sering dalam
pembahasan pada penelitian ini senantiasa mengikutsertakan kedua istilah yang
lainnya dan media massa yang dimaksud di sini hanya media massa modern
seperti media massa elektronik yaitu: televisi dan radio, media massa cetak yaitu:
suratkabar dan majalah, serta media massa online yaitu: komputer (laptop, net
book), handphone, smartphone (BlackBerry, i-phone), Tablet (i-pad, android)
Informasi Mengenai Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi
Sarana dan prasarana transportasi dapat dijelaskan sebagai berikut: Sarana
adalah fasilitas penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaran dan
pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya meliputi sarana
pendidikan, kesehatan, peribadatan, olahraga, dan lain-lain. Prasarana adalah
kelengkapan dasar fisik lingkungan yang memungkinkan lingkungan pemukiman
dapat berfungsi sebagaimana mestinya meliputi jalan, listrik, telekomunikasi, air
bersih, drainase, persampahan, dan air kotor. Transportasi dapat didefinisikan
sebagai suatu proses pergerakan atau perpindahan orang dan/atau barang dari
suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan suatu sistem tertentu untuk
maksud tertentu. Kegiatan manusia yang berbagai macam dalam memenuhi
kebutuhannya menyebabkan perlu bergerak dan saling berhubungan (Elib, 2007).
Dalam melakukan pergerakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut terdapat
dua pilihan, yaitu bergerak dengan moda transportasi atau tanpa moda transportasi
(berjalan kaki). Jenis moda transportasi yang digunakan sangat beragam, seperti
mobil pribadi, taksi, bus, kereta api, sepeda motor, pesawat terbang, dan kapal
laut. Pergerakan tanpa moda transportasi biasanya bergerak pendek yaitu 1 – 2 km
(Tamin, 1997). Untuk memenuhi kebutuhan pergerakan dengan moda transportasi
ini, perlu disediakan sarana dan prasarana transportasi yaitu: alat yang bergerak,
ruang untuk alat angkut tersebut, tempat berhentinya (untuk bongkar-muat),
pengaturan kegiatan transportasi, lokasi untuk berproduksi, lokasi pemasaran,
serta perencanaan yang terpadu untuk perkembangan selanjutnya.
Pengertian informasi adalah suatu kesatuan pernyataan pandangan, fakta,
konsep atau ide, yang berhubungan erat dengan pengetahuan, yang mana apabila
informasi tersebut diasimilasikan, dikorelasikan dan dimengerti akan menjadi
suatu pengetahuan. Informasi dapat berupa: pengetahuan baru; teori; prinsip; ide;
teknologi baru, desain baru; produk baru; proses; prototif; penyempurnaan;
metode (David, 2004).
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (Ditjen Perhud) Kementerian
Perhubungan Republik Indonesia (2012) menyatakan bahwa sarana dan prasarana
transportasi di Indonesia merupakan suatu sistem yang disebut Sistem
Transportasi Nasional (Sistranas) yaitu tatanan transportasi yang terorganisasi
secara kesisteman terdiri dari transportasi jalan, transportasi kereta api,
transportasi sungai dan danau, transportasi penyeberangan, transportasi laut,
transportasi udara, serta transportasi pipa, yang masing-masing terdiri dari sarana
dan prasarana, kecuali pipa, yang saling berinteraksi dengan dukungan perangkat
lunak dan perangkat pikir membentuk suatu sistem pelayanan transportasi yang
efektif dan efisien, berfungsi melayani perpindahan orang dan atau barang, yang
terus berkembang secara dinamis.
Informasi mengenai transportasi ini merupakan informasi pembangunan
sehingga kesatuan pernyataan, pandangan dan ide, dalam penyelenggaraan
pembangunan, diperlukan suatu sistem komunikasi agar terjalin komunikasi
efektif dan memiliki makna yang mampu mengarahkan pencapaian tujuan
pembangunan. Hal itu perlu sekali dilakukan karena proses pembangunan
melibatkan berbagai elemen masyarakat. Komunikasi pembangunan ini harus
mengedepankan sikap aspiratif, konsultatif dan relationship karena pembangunan
tidak akan berjalan dengan optimal tanpa adanya hubungan sinergis antara pelaku
dan obyek pembangunan. Apalagi proses pembangunan ke depan cenderung akan
semakin mengurangi peran pemerintah, seiring semakin besarnya peran
masyarakat.
Konsep komunikasi pembangunan sangat membuka peluang untuk
mendorong komunikasi intensif melalui dialog dengan kelompok-kelompok
strategis dalam rangka membangun kemitraan untuk mempengaruhi kebijakan
publik sebelum diputuskan. Berbagai kelompok yang perlu dilibatkan dalam
kemitraan antara lain Perguruan Tinggi, LSM, pers dan berbagai elemen
pendukung pembangunan lainnya. Agar komunikasi pembangunan berjalan
dengan efektif, maka diperlukan suatu pusat komunikasi yang menjadi rujukan
dari pelaku-pelaku pembangunan maupun pihak-pihak yang berkompeten dalam
penyelenggaraan pembangunan untuk memperoleh informasi dan koordinasi
pembangunan secara terpadu.
Berdasarkan pandangan dan kenyataan yang berkembang maka informasi
pembangunan dapat dirangkum dalam dua perspektif pengertian:
1. Dalam arti luas
Melibatkan masalah yang luas: komunikasi politik, komunikasi sosialbudaya, dan kebijakan komunikasi. Komunikasi pembangunan dalam arti luas
meliputi peran dan fungsi komunikasi sebagai suatu aktivitas pertukaran pesan
secara timbal balik di antara masyarakat dan pemerintah, mulai dari proses
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembangunan.
2. Dalam arti sempit
Komunikasi pembangunan adalah segala upaya, cara dan teknik
penyampaian gagasan dan keterampilan pembangunan yang berasal dari pihak
yang memprakarsai pembangunan kepada masyarakat yang menjadi sasaran, agar
dapat memahami, menerima dan berpartisipasi dalam pembangunan.
Dalam konteks ini komunikasi pembangunan dilihat sebagai rangkaian
usaha mengkomunikasikan pembangunan kepada masyarakat, agar mereka ikut
serta dalam memperoleh manfaat dari kegiatan pembangunan yang dilaksanakan
oleh suatu bangsa. Usaha tersebut mencakup studi, analisis, promosi, evaluasi,
dan teknologi komunikasi untuk seluruh sektor pembangunan. Pengertian ini
tercermin dalam sejumlah kegiatan sistematis yang dilakukan oleh berbagai
badan, dan lembaga yang bersifat lokal, nasional maupun internasional dalam
menyebarkan gagasan pembangunan kepada khalayak ramai (Khoirul, 2010).
Jadi informasi pembangunan yang diperoleh oleh warga Desa Cilebut Barat
melalui media massa adalah informasi pembangunan dalam arti luas yang
mencakup tentang informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana
transportasi di Wilayah Bogor yang meliputi peran dan fungsi komunikasi sebagai
suatu aktivitas pertukaran pesan secara timbal balik di antara masyarakat dan
pemerintah, mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
pembangunan, dan transportasi yang dimaksud adalah transportasi umum seperti
angkutan perkotaan (angkot), bus, dan kereta api.
Dalam Peraturan Pemerintah No. 5/2010 tentang rencana pembangunan
jangka menengah nasional (RPJMN) 2010–2014, dijabarkan bahwa sarana dan
prasarana transportasi amat berperan sebagai pendukung kegiatan ekonomi dan
berfungsi untuk menyediakan jasa pelayanan bagi arus pergerakan orang, barang
dan jasa, khususnya distribusi barang dan jasa dan sumber bahan baku. Tujuan
pembangunan sarana dan prasarana transportasi adalah meningkatkan pelayanan
jasa transportasi secara efektif, handal, berkualitas, aman dan menekan harga
tinggi serta mewujudkan sistem transportasi daerah dan nasional secara terpadu
sebagai bagian dari suatu sistem distribusi yang mampu memberikan pelayanan
dan manfaat bagi masyarakat luas, termasuk meningkatkan jaringan desa-kota
yang memadai.
Dalam hal ini informasi pembangunan yang sering diberitakan oleh media
massa di Wilayah Bogor adalah berita mengenai pelayanan sarana dan prasarana
transportasi, di mana pembangunan sarana dan prasarana transportasi merupakan
penyempurnaan perangkat pengaturan dan kelembagaannya, serta dengan
memanfaatkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga fokus
penelitian ini adalah informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana
transportasi yang diperoleh oleh warga Desa Cilebut Barat melalui media massa
sehingga warga tersebut memilih salah satu media massa yang kemudian
digunakannya untuk memperoleh informasi tersebut untuk mendapatkan kepuasan
akan informasi tersebut.
Di atas telah dijelaskan bahwa pelayanan sarana dan prasarana transportasi
di Indonesia merupakan suatu sistem yang disebut dengan sistranas. Tujuan
Sistranas adalah terwujudnya transportasi yang efektif dan efisien dalam
menunjang dan sekaligus menggerakkan dinamika pembangunan, meningkatkan
mobilitas manusia, barang dan jasa, membantu terciptanya pola distribusi nasional
yang mantap dan dinamis, serta mendukung pengembangan wilayah, dan lebih
memantapkan perkembangan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
dalam rangka perwujudan wawasan nusantara dan peningkatan hubungan
internasional.
Adapun sasaran Sistranas adalah terwujudnya penyelenggaraan transportasi
yang efektif dan efisien. Efektif dalam arti selamat, aksesibilitas tinggi, terpadu,
kapasitas mencukupi, teratur, lancar dan cepat, mudah dicapai, tepat waktu,
nyaman, tarif terjangkau, tertib, aman, serta polusi rendah. Efisien dalam arti
beban publik rendah dan utilitas tinggi dalam satu kesatuan jaringan transportasi
nasional. Mengenai efektivitas pelayanan transportasi ini dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Selamat, dalam arti terhindarnya pengoperasian transportasi dari kecelakaan
akibat faktor internal transportasi. Keadaan tersebut dapat diukur antara lain
berdasarkan perbandingan antara jumlah kejadian kecelakaan terhadap jumlah
pergerakan kendaraan dan jumlah penumpang dan atau jumlah barang.
2. Aksesibilitas tinggi, dalam arti bahwa jaringan pelayanan transportasi dapat
menjangkau seluas mungkin wilayah nasional dalam rangka perwujudan
wawasan nusantara dan ketahanan nasional. Keadaan tersebut dapat diukur
antara lain dengan perbandingan antar panjang dan kapasitas jaringan
transportasi dengan luas wilayah yang dilayani.
3. Terpadu, dalam arti terwujudnya keterpaduan intramoda dan antarmoda dalam
jaringan prasarana dan pelayanan, yang meliputi pembangunan, pembinaan dan
penyelenggaraannya sehingga efektif dan efisien.
4. Kapasitas mencukupi, dalam arti bahwa kapasitas sarana dan prasarana
transportasi cukup tersedia untuk memenuhi permintaan pengguna jasa.
Kinerja kapasitas tersebut dapat diukur berdasarkan indikator sesuai dengan
karakteristik masing-masing moda, antara lain perbandingan jumlah sarana
transportasi dengan jumlah penduduk pengguna transportasi, antara sarana dan
prasarana, antara penumpang-kilometer atau ton-kilometer dengan kapasitas
yang tersedia.
5. Teratur, dalam arti pelayanan transportasi yang mempunyai jadwal waktu
keberangkatan dan waktu kedatangan. Keadaan ini dapat diukur antara lain
dengan jumlah sarana transportasi dengan jumlah sarana transportasi berjadwal
terhadap seluruh sarana transportasi yang beroperasi.
6. Lancar dan cepat, dalam arti terwujudnya waktu tempuh yang singkat dengan
tingkat keselamatan yang tinggi. Keadaan tersebut dapat diukur berdasarkan
indikator antara lain kecepatan kendaraan per satuan waktu.
7. Mudah dicapai, dalam arti bahwa pelayanan menuju kendaraan dan dari
kendaraan ke tempat tujuan mudah dicapai oleh pengguna jasa melalui
informasi yang jelas, kemudahan mendapatkan tiket, dan kemudahan alih
kendaraan. Keadaan tersebut dapat diukur antara lain melalui indikator waktu
dan biaya yang dipergunakan dari tempat asal perjalanan ke sarana transportasi
atau sebaliknya.
8. Tepat waktu, dalam arti bahwa pelayanan transportasi dilakukan dengan jadwal
yang tepat, baik saat keberangkatan maupun kedatangan, sehingga masyarakat
dapat merencanakan perjalanan dengan pasti. Keadaan tersebut dapat diukur
antara lain dengan jumlah pemberangkatan dan kedatangan yang tepat waktu
terhadap jumlah sarana transportasi berangkat dan datang.
9. Nyaman, dalam arti terwujudnya ketenangan dan kenikmatan bagi penumpang
selama berada dalam sarana transportasi. Keadaan tersebut dapat diukur dari
ketersediaan dan kualitas fasilitas terhadap standarnya.
10. Tarif terjangkau, dalam arti terwujudnya penyediaan jasa transportasi yang
sesuai dengan daya beli masyarakat menurut kelasnya, dengan tetap
memperhatikan berkembangnya kemampuan penyedia jasa transportasi .
Keadaan tersebut dapat diukur berdasarkan indikator perbandingan antara
pengeluaran rata-rata masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan transportasi
terhadap pendapatan.
11. Tertib, dalam arti pengoperasian sarana transportasi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan norma atau nilai-nilai yang berlaku di
masyarakat. Keadaan tersebut dapat diukur berdasarkan indikator antara lain
perbandingan jumlah pelanggaran dengan jumlah perjalanan.
12. Aman, dalam arti terhindarnya pengoperasian transportasi dari akibat faktor
eksternal transportasi baik berupa gangguan alam, gangguan manusia, maupun
gangguan lainnya. Keadaan tersebut dapat diukur antara lain dengan
perbandingan antara jumlah terjadinya gangguan dengan jumlah perjalanan.
13. Polusi rendah, dalam arti polusi yang ditimbulkan sarana transportasi baik
polusi gas buang, air, suara, maupun polusi getaran serendah mungkin.
Keadaan dapat diukur antara lain dengan perbandingan antara tingkat polusi
yang terjadi terhadap ambang batas polusi yang ditetapkan.
14. Efisien, dalam arti mampu memberikan manfaat yang maksimal dengan
pengorbanan tertentu yang harus ditanggung oleh pemerintah, operator,
masyarakat dan lingkungan, atau memberikan manfaat tertentu dengan
pengorbanan minimum. Keadaan ini dapat diukur antara lain berdasarkan
perbandingan manfaat dengan besarnya biaya yang dikeluarkan. Sedangkan
utilisasi merupakan tingkat penggunaan kapasitas sistem transportasi yang
dapat dinyatakan dengan indikator seperti faktor muat penumpang, faktor muat
barang dan tingkat penggunaan sarana dan prasarana (Ditjen Perhud, 2012).
Dari pelayanan sarana dan prasarana transportasi di atas maka informasi
pelayanan sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor yang menjadi
sasaran informasi yang diberitakan di media massa Wilayah Bogor meliputi,
kecelakaan dari pengoperasian transportasi, ketersediaan pelayanan sarana dan
prasarana transportasi, kapasitas sarana dan prasarana transportasi, keteraturan
jadwal keberangkatan dan kedatangan, kelancaran dan kecepatan, lokasi terminal
(tempat mangkal) transportasi, tujuan yang akan dicapai (trayek), ketepatan waktu
keberangkatan dan kedatangan, keterjangkauan daya beli tarif (ongkos) bagi
masyarakat, serta ketertiban dan keamanan.
Penelitian Terdahulu
Penelitian dengan pendekatan teori uses and gratifications sudah banyak
dilakukan dengan berbagai topik, hal ini dipetakan beberapa penelitian seperti
pada Tabel 1.
Tabel 1. Penelitian Terdahulu
Topik
Paradigma
Metodologi
Sebuah studi Positivistis
Survei, sampel
penggunaan
pengguna
dan kepuasan
internet
dari
internet
sejumlah 222
LambdaMOO
interaksi situs
sosial:
berbicara
dengan
"dinosaurus”
Amin
Sar Medium
Positivistis
Survei, populasi
Manihuruk
internet
dan
pelajar
mulai
(2002)
penggunaannya
dari
SLTP,
oleh
pelajar
SMU,
dan
(studi kasus di
perguruan tinggi,
Propinsi Jawa
sampel
170
Barat)
orang, analisis
bersifat
deskriftif dengan
penekanan pada
data modus
Xueming
Teori
Positivistis
Survei
–
Luo (2002)
penggunaan
eksplorasi,
dan gratifikasi
sampel
dan perilaku Emahasiswa,
konsumen:
pengujian
studi
dengan
pemodelan
pendekatan teori
persaman
persamaan
struktural.
pemodelan
struktural
(SEM).
Peneliti
J.Ryan
(1995)
Sri
Retno
Andarwati
dan
Bambang S.
Sankarto
(2005)
Pemenuhan
Positivistis
kepuasan
penggunaan
internet
oleh
peneliti Badan
Litbang
PertanianBogor
Hasil
Penggunaan
media
dan
gratifikasi dengan
pendekatan
ke
LambdaMOO
internet interaksi
situs sosial.
Penggunaan
media
dan
gratifikasi, human
communication,
interpersonal,
small
group,
organizational
dan mass.
Penggunaan
media
dan
gratifikasi, yang
berusaha untuk
mengeksplorasi
pengaruh
keinformatifan,
hiburan,
dan
iritasi
pada
berbagai perilaku
konsumen online
seperti
sikap
terhadap
web,
penggunaan web,
dan
kepuasan
web.
Survei terhadap Penggunaan dan
pengguna
gratifikasi,
internet
di penggunaan
Balitnak,
internet
dan
Balitvet, dan BB kepuasan
Biogen
menggunakannya.
Peneliti
Topik
Sihol Maruli Efektivitas
Tua (2010)
komunikasi
interpersonal,
media
facebook,
kepuasan
interaksi
mahasiswa
Unikom.
Paradigma
Post
positivistis
Metodologi
Survei-teknik
analisis
deskriptif,
sampel
mahasiswa
sejumlah
89
orang,
uji
statistik korelasi
Kendall.
Hasil
Penggunaan
media
dan
gratifikasi,
komunikasi
interpersonal.
Dari beberapa penelitian tedahulu di atas dapat diadaptasi beberapa aspek
yang kemudian juga digunakan dalam penelitian ini. Topik penelitian ini
merupakan gambaran dari teori uses and gratifications yang akan mengetahui
tentang kebutuhan, pemilihan, penggunaan dan kepuasan akan informasi di media
massa, dengan dasar teori uses and gratifications serta konsep-konsep mengenai
kebutuhan, pemilihan, penggunaan dan kepuasan, juga tentang media massa dan
informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi. Topik ini
berbeda dari penelitian terdahulu yang lebih banyak mengaplikasikan teori uses
and gratifications hanya untuk media internet saja sementara di sini aspek
kebutuhan, pemilihan dan penggunaan media massa dengan kepuasan informasi
dikemukakan mengingat teori uses and gratifications menyatakan bahwa
khalayak aktif dalam memilih dan menggunakan media massa. Paradigma yang
digunakan adalah positivistik dengan metode survei melalui pendekatan
kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif korelasional.
Download