PERBEDAAN PENGARUH PENINGKATAN FLEKSIBILITAS BACK MUSCLE DENGAN LATIHAN PNF STRETCHING DAN PILATES EXERCISE PADA WANITA 2016 ABSTRAK FAKULTAS FISIOTERAPI UNIVERSITAS ESA UNGGUL SKRIPSI, Agustus 2016 Oktriana Sari Murti 2012-66-042 ”PERBEDAAN PENGARUH PENINGKATAN FLEKSIBILITAS BACK MUSCLE DENGAN LATIHAN PNF STRETCHING DAN PILATES EXERCISE PADA WANITA” Terdiri dari VI Bab, 80 Halaman, 13 Tabel, 9 Gambar, 9 Grafik, 4 Skema, 6 Lampiran Tujuan: Untuk mengetahui perbedaan pengaruh peningkatan fleksibilitas back muscle dengan latihan pnf stretching dan pilates exercise pada wanita. Metode: Penelitian bersifat quasi exsperiment, mengetahui pengaruh latihan yang diberikan terhadap objek diukur menggunakan modified schober test. Sampel terdiri dari 28 orang wanita yang dipilih berdasarkan teknik purposive sampling. Sampel dibagi kedalam 2 perlakuan masing-masing 14 orang. Perlakuan I dengan pnf stretching dan perlakuan II dengan pilates exercise. Hasil: Uji normalitas dengan Shapiro wilk test didapatkan data berdistribusi normal sedangkan uji homogenitas dengan independent sample t-test didapatkan data bervarian homogen. Hasil uji hipotesis pada perlakuan I dengan paried sample t-test didapatkan nilai p=0,000 dan nilai mean 8,09 ± SD 1,87 berarti pnf stretching dapat meningkatkan fleksibilitas back muscle. Pada perlakuan II dengan paried sample t-test didapatkan nilai p=0,000 dan nilai mean 6,28 ± SD 1,93 yang berarti pilates exercise dapat meningkatkan fleksibilitas back muscle. Hasil independent sample t-test untuk hipotesis III menunjukkan nilai p=0,011 berarti ada perbedaan latihan pnf stretching dan pilates exercise dalam meningkatkan fleksibilitas back muscle. Kesimpulan: Ada perbedaan pengaruh peningkatan fleksibilitas back muscle dengan latihan pnf stretching dan pilates exercise pada wanita. Kata Kunci: Fleksibilitas, Back muscle, PNF Stretching, Pilates exercise 1 PERBEDAAN PENGARUH PENINGKATAN FLEKSIBILITAS BACK MUSCLE DENGAN LATIHAN PNF STRETCHING DAN PILATES EXERCISE PADA WANITA PENDAHULUAN Kebugaran jasmani adalah suatu keadaan yang dimiliki atau dicapai seseorang dalam kaitannya dengan kemauan untuk melakukan aktivitas fisik. Seperti yang dikemukakan oleh M. Sajoto (1988:43) bahwa “Kesegaran jasmani adalah kemampuan seseorang menyelesaikan tugas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan berarti, dengan mengeluarkan energi yang cukup besar, guna memenuhi kebutuhan geraknya dan menikmati waktu luang serta untuk memenuhi keperluan darurat bila sewaktuwaktu diperlukan”. Menurut Adisapoetra, Primana, dkk (1999:3) “terdapat dua aspek kesegaran jasmani, yaitu: kesegaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan (health related fitness) dan kesegaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan (skill related fitness). Kesegaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan yaitu: daya tahan jantung paru, kekuatan otot, daya tahan otot, fleksibilitas dan komposisi tubuh. Kesegaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan meliputi: koordinasi, keseimbangan, kecepatan, ketepatan reaksi, kelincahan, ketepatan, power”. Indikator kesehatan wanita adalah ukuran yang menggambarkan atau menunjukan status kesehatan wanita dalam populasi tertentu. Adapun indikator kesehatan ibu dapat ditijau dari pendidikan, penghasilan, usia harapan hidup, Angka Kematian Ibu, dan tingkat kesuburan. Menurut WHO di negara berkembang terrnasuk Indonesia diperkirakan 450 juta wanita tumbuh tidak sempurna karena kurang gizi pada masa 2016 kanak-kanak, akibat kemiskinan. Wanita sejak ia mengalami menstruasi akan membutuhkan gizi yang lebih banyak dari pria untuk mengganti darah yang keluar. Zat yang sangat dibutuhkan adalah zat besi yaitu 3 kali lebih besar dari kebutuhan pria. Di samping itu wanita juga membutuhkan zat yodium lebih banyak dari pria, kekurangan zat ini akan menyebabkan gondok yang membahayakan perkembangan janin baik fisik maupun mental. Wanita juga bekerja jauh lebih lama dari pada pria, berbagai penelitian yang telah dilakukan di seluruh dunia ratarata wanita bekerja 3 jam lebih lama. Akibatnya wanita mempunyai sedikit waktu istirahat, lebih lanjut terjadinya kelelahan kronis, stress, dan sebagainya karena kesehatan wanita tidak hanya dipengaruhi oleh waktu. Selain usia, beberapa faktor lain juga turut mempengaruhi fleksibilitas. Perempuan diketahui cenderung memiliki fleksibilitas otot yang lebih baik daripada laki-laki. Faktor lainnya adalah orang yang obesitas (Indeks Massa Tubuh/ IMT ≥ 25 kg/m2 untuk regio Asia), dimana lebih sering terjadi pada wanita pada saat usia lanjut karena adanya masa menopause, biasanya memiliki fleksibilitas yang buruk. Menurut Bogduk dan Twomey, berat tubuh mempengaruhi gerak sendi pada wilayah lumbal pada waktu melakukan gerakan fleksi, yang secara otomatis juga mempengaruhi fleksibilitas punggung. Seperti yang telah diketahui, pusat gravitasi tubuh manusia pada posisi tegak terletak sebidang dengan vertebra lumbal. Selain itu besar gravitasi pada suatu benda atau titik tergantung pada 2 PERBEDAAN PENGARUH PENINGKATAN FLEKSIBILITAS BACK MUSCLE DENGAN LATIHAN PNF STRETCHING DAN PILATES EXERCISE PADA WANITA jauhnya benda tersebut terhadap pusat bumi. Menurut Reilly, fleksibilitas didefinisikan sebagai kemampuan melakukan gerakan pada sendi tertentu atau sekelompok sendi dalam kombinasi fungsional. Fleksibilitas pada wilayah back muscles diketahui mempengaruhi sistem kerja manusia, terutama dalam melakukan kegiatan yang berhubungan dengan pembungkukan badan dalam mengangkat beban. Fleksibilitas merupakan fungsi relatif laksitas dan/atau ekstensibilitas jaringan kolagen dan otot yang melewati sendi untuk sebagian besar populasi. Ketegangan ligamen dan otot yang membatasi ekstensibilitas merupakan inhibitor yang paling besar untuk ROM sendi. Ketika jaringan tersebut tidak terulur (stretch) maka ekstensibilitasnya akan menurun. Kandungan air dari diskus cartilaginous yang ada pada beberapa sendi juga mempengaruhi mobilitas sendisendi tersebut (Anshar and Sudaryanto, 2011). Fisioterapi sebagai pemberi jasa kesehatan dalam bidang gerak dan fungsi dapat berperan aktif dalam menangani peningkatan fleksibilitas. Sesuai dengan PERMENKES no.65 tahun 2015 dicantumkan bahwa: “Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada perorangan dan atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara, dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang rentang kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik elektroterapeutik dan mekanik), pelatihan fungsi dan komunikasi”. 2016 Oleh karena itu fisioterapi sebagai tenaga kesehatan harus mempunyai kemampuan dan keterampilan untuk memaksimalkan potensi gerak yang berhubungan dengan mengembangkan mencegah, mengobati, dan mengembalikan gerak dan fungsi tubuh seseorang. Fisioterapi dapat berperan dalam hal peningkatan fleksibilitas Stretching terdapat 3 tipe jenis, yaitu static Stretching, ballistic Stretching dan proprioceptive neuromuscular facilitation (PNF ) Stretching (Freshmen, 2002). Teknik PNF hadir sejak di popularkan oleh fisioterapis dan personal trainer (Dr. Herman Kabat, 1940). PNF Stretching, atau proprioseptive neuromuskular fascilitation stretching, adalah teknik peregangan yang digunakan untuk meningkatkan jangkauan gerak aktif dan pasif dengan tujuan utama untuk mengoptimalkan kinerja motorik dan rehabilitasi. (Wikipedia). Pilates adalah suatu metode olahraga yang difokuskan untuk kelenturan serta fleksibilitas seluruh bagian tubuh Joseph Hubert Pilates, abad ke 20. Olahraga mat Pilates dapat memperbaiki postur tubuh yang kurang sempurna dan juga dapat memperbaiki masalah-masalah yang berhubungan kelainan pada tulang belakang. (Elen, 2007). Definisi Fleksibilitas Fleksibilitas dapat diartikan suatu otot dapat bergerak melalui keseluruhan panjangnya dengan mudah dan efisien. Fleksibilitas adalah daya lentur efektifitas seseorang dalam penyesuasian diri untuk 3 PERBEDAAN PENGARUH PENINGKATAN FLEKSIBILITAS BACK MUSCLE DENGAN LATIHAN PNF STRETCHING DAN PILATES EXERCISE PADA WANITA segala aktifitas dengan penguluran tubuh yang luas. (Sajoto, 2007). Tiga faktor yang mempengaruhi pengembangan fleksibilitas yaitu jenis latihan, pemanasan dan panjang atau lamanya waktu bertahan terhadap efek rangsangan fleksibilitas (Clark,2000). Faktor-faktor yang mempengaruhi fleksibilitas yaitu, tipe atau jenis persendian, elastisitasnya otot-otot, elastisitasnya ligament dan kapsul, bentuk tubuh, temperature otot, jenis kelamin, umur, atau usia, tebal kulit dan tulang (Davis, 2000). Fleksibilitas adalah kemampuan atlet melakukan gerak dalam ruang gerak sendi yang menjelaskan macam fleksibilitas yaitu fleksibilitas umum dan khusus. Fleksibilitas umum adalah kemampuan orang yang dalam gerak luas yang sangat berguna dalam gerak olahraga umumnya dan menghadapi hidup seharihari. Fleksibilitas merupakan komponen yang paling penting dalam kebugaran dan performa fisik. Fleksibilitas adalah efektivitas seseorang dalam menyesuaikan diri untuk segala aktivitas dengan penguluran tubuh pada bidang sendi yang luas. Fleksibilitas dipengaruhi oleh elastisitas sendi dan elastisitas otot-otot. (Harsono, 1993) menyatakan bahwa lentuk tidaknya seseorang ditentukan oleh luas sempitnya ruang gerak sendi-sendinya. Faktor-faktor fleksibilitas Fleksibilitas dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor internal yang mempengaruhi fleksibilitas adalah jenis sendi, struktur tulang, elastisitas jaringan otot, tendon dan ligament, kemampuan 2016 otot untuk rileks dan berkontraksi untuk mencapai kisaran terbesar dari gerakan, suhu jaringan sendi dan terkait (sendi dan otot menawarkan fleksibilitas yang lebih baik pada suhu tubuh yang 1-2ᵒ lebih tinggi dari normal). Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi adalah suhu tempat di mana satu adalah pelatihan (suhu lebih hangat lebih kondusif untuk peningkatan fleksibilitas), waktu hari, tahap pemulihan setelah cedera, usia, jenis kelamin, kemampuan seseorang untuk melakukan latihan tertentu, komitmen untuk mencapai fleksibilitas, dan penggunaan pakaian (Gummerson, 2007). Menurut Frankl (1999) disebutkan bahwa terdapat beberapa faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi fleksibilitas, yaitu: 1. Faktor internal, a. Sendi: sendi dalam tubuh manusia dikelilingi oleh membrane sinovial dan tulang rawan artikular yang berfungsi melindungi dan memelihara sendi dan permukaan sendi. b. Ligamen: ligamen terdiri dari dua jaringan yang berbeda yakni putih dan kuning. Jaringan ikat putih tidak melar. Sedangkan jaringan kuning merupakan jaringan yang elastis sehingga dapat ditarik jauh namun bisa kembali ke posisi semula. c. Tendon: tendon dikategorikan sebagai jaringan ikat yang mendukung, mengelilingi, dan mengikat serat-serat otot. d. Jaringan areolar: merupakan jaringan yang permeable dan secara luas didistribusikan ke 4 PERBEDAAN PENGARUH PENINGKATAN FLEKSIBILITAS BACK MUSCLE DENGAN LATIHAN PNF STRETCHING DAN PILATES EXERCISE PADA WANITA seluruh tubuh bertugas sebagai pengikat untuk semua jaringan lain. e. Jaringan otot: jaringan otot terbuat dari bahan elastis yang diatur dalam bundel dari serat paralel. f. Reseptor peregangan: reseptor ini memiliki dua bagian yaitu sel spindle dan golgi tendon. 2. Faktor eksternal a. Ukuran tubuh: orang dengan jumlah lemak tinggi (obesitas) akan menurun fleksibilitasnya karena luas gerak sendinya menjadi terbatas. b. Aktivitas: Hal ini terjadi karena jaringan lunak dan sendi menyusut sehingga kehilangan daya regang otot, dimana jika seseorang tidak aktif maka otot-otot dipertahankan pada posisi memendek dalam waktu yang lama. c. Cedera: seseorang akan takut menggerakkan anggota gerak karena nyeri sehingga akan berpengaruh terhadap fleksibilitasnya. d. Usia: pengaruh usia terhadap fleksibilitas digambarkan seperti kurva. Usia dewasa yang mana telah mulai muncul masalahmasalah degeneratif. e. Jenis kelamin: Hal itu dikarenakan faktor hormonal, perempuan memiliki hormon estrogen yang dapat meningkatkan panjang otot dan kelemahan sendi. f. Pengalaman: seseorang yang memiliki pengalaman berolahraga yang membutuhkan gerakan dinamis yang besar akan memiliki jangkauan gerak yang lebih baik 2016 daripada seseorang dengan gaya hidup biasa saja. Definisi Back muscle Back muscle adalah sebuah struktur kompleks terdiri daripada otot dan jaringan-jaringan lain yang membentuk bagian posterior tubuh, dari leher sehingga ke tulang pelvis. Bagian tengah berupa kolumna spinal, yang bukan saja menyokong bagian atas tubuh tetapi berupa tempat letaknya dan perlindungan saraf tunjang (spinal cord), jaringan sarafsaraf sensitif yang membawa sinyal-sinyal yang mengatur pergerakkan tubuh dan membawa impuls sensasi. Back muscle mempunyai fungsi yang penting pada tubuh manusia, antaranya memberi sokongan struktur, pergerakkan, dan proteksi untuk jaringanjaringan tubuh. Semasa berdiri, punggung bawah berperan menyokong berat tubuh bahagian atasnya. Semasa seseorang bongkok, ektensi, atau rotasi pada bagian pinggang, punggung bawah membantu melaksanakan gerakan. Ruangan di antara vertebra dilindungi oleh tulang rawan yang bulat dan lembut yang disebut cakram intervetebral (intervertebral disk) yang meningkatkan fleksibilitas pada lower back dan berfungsi sebagai pemampat tekanan sepanjang kolumna spinalis untuk melindungi tulang-tulang vertebra semasa pergerakkan tubuh. Jaringan-jaringan ligamen dan tendon memegang tulangtulang vertebra di tempatnya dan melekatkan otot-otot kepada kolumna spinalis. Secara garis besar, otot-otot region punggung dikelompokkan menjadi tiga 5 PERBEDAAN PENGARUH PENINGKATAN FLEKSIBILITAS BACK MUSCLE DENGAN LATIHAN PNF STRETCHING DAN PILATES EXERCISE PADA WANITA kelompok, yaitu kelompok superficial, intermediate dan profunda. a. Otot superficial (ekstrinsik) Otot-otot ekstrinsik superficial (trapezius, latissimus dorsi, levator scapula dan rhomboid) menghubungkan ekstrimitas superior dengan batang tubuh dan berperan dalam mengontrol gerakan ekstremitas superior otot-otot tersebut mendapatkan suplai persarafan dari rami ventralis nervus cervicalis. Muskulus trapezius mendapatkan persarafan dari nervus accesorius (N.IX). b. Otot-otot ekstrinsik intermediate (serratus posterior) Merupakan otot pernapasan superficialis. Musculus seratus posterior terletak di dalam muskuli rhomboid dan musculus seratus posterior superior oleh 4 nervus intercostalis pertama dan yang inferior oleh 4 yang terakhir. c. Otot-otot intrinsik profunda Otot intrinsik diinversi oleh rami dorsalis nervus spinalis. Fungsi otototot ini adalah mengontrol columna vertebalis. Otot-otot tersebut terbentang mulai pelvis hingga tengkorak dan dibungkus oleh fasia yang melekat di sebelah medial dari ligamentum nuchea, ujung dari procesus spinosus dan ligamentum supraspinosum dan crista sacralis mediana sacrum. Kelompok otot-otot intrinsik dibagi menjadi : 1. Lapisan superficialis otot-otot intrinsik punggung. 2016 Kelompok ini adalah musculi splenii yang terletak di lateral dan posterior dari neck. Otot ini berasal dari linea mediana kemudian meluas kearah superlateral vertebrae cervicalis (splenius cervicis) dan splenium capitis. 2. Lapisan intermediate otot-otot intrinsik punggung. Kelompok otot ini adalah musculus erector spinae (sacrospinalis) yang terletak pada alur di tiap tiap sisi cloumna vertebralis. Otot ini merupakan otot extensor vertebrae yang utama, dibagi menjadi tiga columna : illiocostalis (columna lateralis), longisimus (columna intermediate), dan spinalis (columna medialis). 3. Lapisan dalam otot-otot intrinsik punggung. Kelompok otot ini adalah otot-otot transversospinalis, yaitu semispinalis (superficial), multifidus (intermediate) dan rotator (profunda). Otot-otot ini berasal dari proc. Transverses vertebrae dan melewati procesus spinosus vertebrae di atasnya. Fisiologi Fleksibilitas Back Muscle Back muscles memiliki fungsional penting dalam porsi tubuh manusia dalam kegiatan sehari-hari mulai dari yang ringan hingga berat. Setiap kegiatan yang dilakukan secara fungsional memiliki beberapa faktor pendukung. Faktor tersebut mempengaruhi satu sama lain. Seperti kekuatan otot, daya tahan otot, ROM, hingga fleksibilitas otot. Fleksibilitas mempengaruhi ROM, keterbatasan ROM dan penurunan fleksibilitas otot tersebut dapat 6 PERBEDAAN PENGARUH PENINGKATAN FLEKSIBILITAS BACK MUSCLE DENGAN LATIHAN PNF STRETCHING DAN PILATES EXERCISE PADA WANITA menyebabkan gangguan fungsi seperti kontraktur atau spasme, kekakuan tendon, terbatas nya lingkup gerak sendi (LGS). Terdapat factor resiko lain yang memicu fleksibilitas back muscles seperti Indeks Masa Tubuh yang tinggi, obesitas morbidity, gaya hidup, dan kebiasaan merokok (Wheeler, 2013). Peningkatan ROM thoracolumbal (fleksi, ekstensi dan lateral fleksi) terjadi pada kelompok umur 15 – 24 tahun dan mulai umur 25 – 34 tahun terjadi penurunan secara progresif (Moll dan Wright). Kondisi IMT yang tinggi akan membuat beban tubuh semakin bertambah karena adanya penimbunan lemak di perut yang mengakibatkan penekanan tulang belakang sehingga menjadi tidak stabil. Tulang belakang yang tidak stabil akan mudah mengalami kerusakan pada struktur nya dan membahayakan terutama pada bagian vertebra lumbal dan back muscles (Purnamasari, 2010). Otot-otot yang kuat dan fleksibilitas yang baik merupakan pelindung wanita agar mampu berjalan dengan baik dan mempunyai keseimbangan tubuh yang baik. Agar wanita lanjut usia mempunyai kekuatan otot yang tinggi dan fleksibilitas sendi yang besar, maka komposisi tubuh yang ideal perlu dipertahankan sesuai anjuran American Council on Exercise (1996) yaitu kesegaran jasmani yang optimal ditunjukkan sebagai kondisi optimal ketahanan kardiorespirasi, kekuatan otot dan fleksibilitas, disamping harus tetap mempertahankan berat badan yang ideal. Kebiasaan saat kegiatan pada posisi yang salah dan terlalu lama, dapat menimbulkan nyeri pinggang. Posisi itu 2016 menimbulkan tekanan tinggi pada saraf tulang setelah duduk selama 15 sampai 20 menit, karena otot punggungnya lebih tegang sementara orang yang duduk membungkuk kerja otot lebih ringan namun tekanan pada bantalan saraf lebih besar (Tarwaka, 2004). Hal tersebut akan mengakibatkan suatu mekanisme proteksi dari otot-otot tulang belakang menjaga keseimbangan, manifestasi yang terjadi justru overuse pada salah satu sisi otot yang dalam waktu terus menerus dan hal yang sama yang terjadi adalah ketidakseimbangan postur tubuh ke salah satu sisi (Rahayussalim, 2011). Jika hal ini berlangsung terus menerus pada sistem muskulosketal tulang belakang akan mengalami bermacammacam keluhan antara lain: nyeri otot, keterbatasan gerak (range of motion) dari tulang belakang atau back pain, kontraktur otot, dan penumpukan problematik akan berakibat pada terganggunya aktivitas kehidupan sehari-hari bagi penderita, seperti halnya gangguan pada sistem pernapasan, sistem pencernaan, sistem saraf dan sistem kardiovaskuler. (Anonim, 2008) Tulang punggung (spine) fungsi sebagai penopang yang baik, tulang punggung memiliki dua jenis stabilisator. Stabilisator intrinsic dan stabilisator ekstrinsik. Di dalam fleksibilitas trunk diperlukan adanya kelentukan pada otototot punggung, tendon, ligamen dan sendi. Banyak latihan yang dapat dilakukan untuk memperbaiki fleksibilitas seperti fleksibilitas stretching atau strengthening back muscle. Teknik peregangan dengan menggunakan refleks neurologis yang dikenal dengan reciprocal inhibition.. 7 PERBEDAAN PENGARUH PENINGKATAN FLEKSIBILITAS BACK MUSCLE DENGAN LATIHAN PNF STRETCHING DAN PILATES EXERCISE PADA WANITA Peregangan juga melibatkan gerakan aktif karenanya memiliki manfaat tambahan untuk meningatan fleksibilitas stabilitas tubuh. Kontraksi otot selama peregangan dapat menyebabkan reflex reciprocal inhibition pada otot antagonis sisi berlawanan pada sendi tersebut. Otot antagonis ini merupakan target untuk dilakukan stretching. Setelah otot target terinhibisi sehingga refleks stretching akan menjadi semakin efektif. (Mattes 2004) Muscle spindle terletak dalam muscle belly dan akan terulur sepanjang otot tersebut terulur. Saat hal ini terjadi muscle spindle teraktifasi dan menyebabkan kontraksi otot agonis (yang disebut stretch refleks) sementara otot antagonis rileks. Proses ini dikenal dengan reciprocal inhibition. (Gagliardi, 2012) Refleks muscle spindle adalah refleks proprosepsi. Proprosepsi didefiniskan sebagai kemampuan untuk mengetahui posisi dan pergerakan tubuh. Dengan cara merespon panjang otot muscle spindle membantu memberikan kesadaran proprosepsi karena dengan mengetahui panjang otot akan memberian informasi tentang posisi statik dan dinamik suatu sendi. Tujuan utama dari refleks muscle spindle adalah untuk melindung muscle belly dari overstretch dan luka. Refleks ini diinisiasikan dengan sel khusus bernama muscle spindle cell. (Gagliardi, 2012) Muscle spindle cell adalah sel khusus yang terletak di dalam muscle belly secara paralel dengan serabut otot. ketika otot terulur muscle spindle yang terletak dalam otot juga akan terulur. Saat pengulurannya melebihi batas threshold dari muscle spindel akan diterima sinyal ke sum sum tulang belakang melalui saraf 2016 sensor. Saraf sensorik ini bersinaps dengan lower motor neuron (LMN) yang akan keluar dari sum sum tulang belakang dan kembali ke otot yang diulur memerintahkannya untuk berkontraksi sebagai pencegahan terhadap overstretch dan luka pada otot. (Mattes 2004) Apabila otot terulur dengan cepat maka muscle spindle berkontrasi untuk menghantarkan serabut afferen primer yang menyebabkan serabut ekstrafausal melaju dan tegangan otot meningkat. Peristiwa ini disebut monosinaptik stretch refleks. Golgi Tendon Organ (GTO) adalah stretch receptor yang terletak di dalam tendon otot tepat di luar perlekatannya pada serabut otot tersebut. Refleks GTO bisa terjadi akibat tegangan otot yang berlebihan. Sinyalsinyal dari GTO merambat ke medula spinalis yang menyebabkan terjadinya hambatan respon terhadap kontraksi otot yang terjadi. Hal ini untuk mencegah terjadinya sobekan otot sebagai akibat tegangan yang berlebihan namun GTO ikut bekerja sama dengan muscle spindle untuk mengontrol seluruh kontraksi otot dalam pergerakan tubuh. Sedangkan peran golgi tendon organ dalam proses pergerakan atau pengaturan motorik adalah mendeteksi ketegangan selama kontraksi otot atau peregangan otot. Namun antara golgi tendon organ dengan muscle spindle ada perbedaan fungsi. Muscle spindle berfungsi untuk mendeteksi perubahan panjang serabut otot, sedangkan golgi tendon organ berfungsi mendeteksi ketegangan otot. Sinyal dari golgi tendon organ dihantarkan ke medula spinalis untuk menyebabkan efek refleks pada otot yang bersangkutan sehingga menyebabkan otot berileksasi. 8 PERBEDAAN PENGARUH PENINGKATAN FLEKSIBILITAS BACK MUSCLE DENGAN LATIHAN PNF STRETCHING DAN PILATES EXERCISE PADA WANITA PNF (Proprioceptive Fascilitation) Neuromuscular a. Pengertian PNF Stretching PNF berarti bahwa peningkatan dan fasilitasi neuromuscular dengan sendirinya, sehingga memerlukan blocking yang berlawanan. Dalam proses ini, reaksi mekanisme neuromuscular dimanfaatkan, difasilitasi, dan dipercepat melalui stimulasi reseptor-reseptor dalam stimulasi sistem motorik. Akhir suatu saraf yang menerma seluruh informasi tentang sistem musculoskeletal dan disampaikan pada sistem saraf pusat dikenal dengan nama proprioceptor. Proprioceptor juga disebut dengan mekanoreseptor yang merupakan sumber dari seluruh propriosepsi yaitu persepsi tentang gerak dan posisi tubuh. Proprioceptor yang berhubungan dengan stretching otot terletak pada tendon dan serabut otot. (Lesmana, 2007) b. Teknik PNF Stretching 1) Rhythmical Initiation Teknik yang dipakai untuk agonis yang menggunakan gerakangerakan pasif, aktif, dan dengan tahanan. 2) Repeated Contraction Suatu teknik dimana gerakan isotonic untuk otot-otot agonis, yang setelah sebagian gerakan dilakukan restretch kontraksi diperkuat. 3) Stretch reflex Bentuk gerakan yang mempunyai efek fasilitasi terhadap otot-otot yang terulur. 4) Combination of isotonics 2016 Kombinasi kontraksi dari gerak isotonic antara konsentris dan eksentris dari agonis patron (tanpa kontraksi berhenti) dengan pelanpelan. 5) Timing for Emphasis Bentuk gerakan dimana bagian yang lemah dari gerakan mendapat ekstra stimulasi bagian yang lebih kuat. 6) Hold relax Suatu teknik dimana kontraksi isometris mempengaruhi otot antagonis yang mengalami pemendekan, yang akan diikuti dengan hilang atau kurangnya ketegangan dari otot-otot tersebut. 7) Contract relax Suatu teknik dimana kontraksi isotonic secara optimal pada otototot antagonis yang mengalami pemendekan. 8) Slow Reversal Teknik dimana kontraksi isotonic dilakukan bergantian antara agonis dan antagonis tanpa terjadi pengendoran otot. Mekanisme respon otot terhadap PNF Stretching Fleksibilitas bergantung pada ekstensibilitas otot yang menyebabkan otot dapat melewati suatu sendi dengan rileks memanjang dan berada dalam medan gaya stretch. Arthrokiknematik dari sendi yang bergerak serta kemampuan jaringan konektif perikartikular untuk merubah bentuk (memanjang) juga mempengaruhi lingkup gerak sendi dan Fleksibilitas secara keseluruhan. Sering kali istilah “Fleksibilitas” digunakan untuk merujuk lebih spesifik pada kemampuan unit 9 PERBEDAAN PENGARUH PENINGKATAN FLEKSIBILITAS BACK MUSCLE DENGAN LATIHAN PNF STRETCHING DAN PILATES EXERCISE PADA WANITA muskulotendinogen untuk memanjang sebagaimana segmen tubuh atau sendi bergerak melalui lingkup gerak sendi penuh. (Bompe, 2000) PNF stretching diberikan pada otot maka pengaruh stretching pertama terjadi pada komponen elastik (aktin dan miosin) dan tegangan dalam otot meningkat dengan tajam, sarkomer memanjang dan bila dilakukan terus-menerus otot akan beradaptasi dan hanya bertahan sementara untuk mendapatkan panjang otot yang diinginkan (Kisner and Colby, 2012). Otot pada saat diulur beberapa dari serabutnya akan memanjang tetapi beberapa serabut otot yang lain mungkin berada pada posisi yang diam. Panjang yang dihasilkan di dalam otot tergantung kepada jumlah serabut otot yang terulur. Sesuai dengan Syner Stretch yaitu kantong-kantong kecil yang menahan serabut otot menyebar di sepanjang otot tubuh yang terulur dan serabut otot yang lainnya. Kekuatan total dari sebuah otot yang berkontraksi adalah merupakan hasil dari sejumlah serabut otot yang berkontraksi, sehingga panjang total yang dihasilkan oleh otot yang diulur juga merupakan hasil dari penguluran sejumlah serabut otot sehingga semakin banyak serabut otot yang terulur akan menyebabkan semakin besar panjang otot yang dihasilkan penguluran yang diberikan pada otot tersebut (Kisner and Colby, 2007). Muscle spindle merupakan proproceptive pertama dan utama dalam otot . muscle spindle adalah organ sensoris utama yang terdiri dari serabut kecil intrafausal yang terleta sejajar dengan serabut ekstrafausal. Spindle otot terdiri 2016 dari dan serabut otot yang sensitive terhadap perubahan panjang otot. spindle otot berfungsi memonitor kecepatan dan durasi penguluran sehingga pada saat terulur maka serabut intrafusal dan ekstrafausal akan terulur. (Arifin, 2013) Golgi tendon organ merupakan suatu mekanisme proteksi yang menginhibisi kontraksi otot dan memiliki threshold yang sangat lambat untuk melaju setelah otot berkontraksi serta mempunyai threshold yang sangat tinggi saat dilakukan penguluran secara pasif. Golgi tendon organ dikeliling oleh serabut ekstrafausal yang peka terhadap tegangan otot yang disebabkan oleh pemberian pasif stretching. Pada saat kontraksi akan mengakibatkan peningkatan tegangan dan menilai rata-rata tegangan dalam otot. Bila penyebaran tegangan meluas maka golg tendon organ melaju dan menimbulikan rileksasi otot. Ketika otot mengalami peregangan golgi tendon organ menginhibisi kontraksi serabut otot dan terjadi tegangan otot. (Arifin, 2013) Respon mekanik otot terhadap peregangan bergantung pada myofibril dan sarkomer otot setiap otot tersusun dari beberapa serabut otot. satu serabut otot terdiri dari beberapa sarkomer yang terletak sejajar dengan serabut otot sarkomer merupakan unit kontraktil dan myofibril terdiri atas filamen aktin dan myosin saling tumpang tindih. Sarkomer memberkikan kemampuan pada otot untuk berkontraksi dan relaksasi serta mempunyai elastisitas jika diregangkan. (Kischner, 2007) Otot secara pasif diregangkan maka pemanjangan awal terjadi pada rangkaian komponen elastis (sarkomer) dan tension menkingkat secara drastis. 10 PERBEDAAN PENGARUH PENINGKATAN FLEKSIBILITAS BACK MUSCLE DENGAN LATIHAN PNF STRETCHING DAN PILATES EXERCISE PADA WANITA Kemudian ketika gaya regangan dilepaskan maka setiap sarkomer akan kembali ke posisi resting length setelah peregangan disebut dengan elastisitas. (Kischner, 2007) Respon neurofisiologi otot terhadap peregangan tergantung pada struktur muscle spindle dan golgi tendon organ. Ketika otot diregang sangan cepat maka serabut afferent primer merangsang alpha motor neuron pada medula spinalis dan memfasilitasi kontraksi serabut ekstrafausal yaitu meningikatkan tension pada otot. Hal itu dinamakan monosynaptic stretch refleks. Tapi jika peregangan dilakukan secara lambat maka golgi tendon organ terstimulasi san terinhibisi ketegangan pada otot sehingga memberikan pada pemanjangan pada komponen elastic otot yang parallel. (Kischner, 2007) Kemampuan tendon dan ligamen merupakan penentuaan kelenturan tubuh seseorang. Tendon adalah bagian yang tak terpisahkan dari otot yang terdapat pada bagian ujung gumpalan otot dengan fungsi menghubungkan otot dengan tulang sehingga dapat meggerakan persendian berkontraksi. Sedangakan ligamen merupakan jaringan ikat (connective tissue) yang mengikat atau menghubungkan antara satu tulang dengan tulang yang lain pada persendian. (Fawcett, 2014) Pilates Exercise a. Pengertian Pilates Suatu metode olahraga yang difokuskan untuk kelenturan serta fleksibilitas seluruh bagian tubuh, metode ini sebagau contrology yang pertama kali diajarkan oleh Joseph 2016 Hubert Pilates di Jerman abad 20. Pilates dapat membangun massa otot tanpa lemak, meningkatkan metabolism tubuh dana meningkatkan kelenturan tubuh. Pilates juga memiliki manfaat untuk menjadikan tubuh lebih bugar, postur, keseimbangan yang lebih baik, meningkatkan kekuatan otot perut dan punggung serta membuat pikiran menjadi tambah santai (Eleb,2007). Menurut Herdman dan Wood (2007) Pilates exercise adalah salah satu jenis olahraga yang tidak hanya menekankan pada latihan kebugaran fisik tetapi juga melatih pengendalian pikiran dan jiwa. Pilates termasuk dalam low impact exercise yaitu latihan dengan benturan ringan, dimana salah satu kaki masih bertumpu dilantai setiap waktu tanpa tekanan yag berat dengan seluruh gerakannya memfokuskan pada otot-otot besar (Nadesul, 2015). Terdapat 2 pendekatan yaitu, pendekatan repertories mengikuti 34 gerakan. Untuk melakukan gerakan ini membutuhkan kekuatan otot dan kelenturan yang tinggi. Pendekatan ini dirancang untuk menantang dan memperkuat otot-otot perut dan trunk yang disebut sebagai power house, dengan menjaga punggung tetap rata (flat back), dimana kurva punggung tetap bertumpu pada lumbal diletakkan ke lantai, focus dalam neural spine. Selain itu, modern Pilates berfokus dalam mempertahankan neural spine, stabilitas panggul dan tulang belakang bersama sama dengan mengaktivasi dalam kombinasi dengan controlled breathing. 11 PERBEDAAN PENGARUH PENINGKATAN FLEKSIBILITAS BACK MUSCLE DENGAN LATIHAN PNF STRETCHING DAN PILATES EXERCISE PADA WANITA Pada pendekatan repetories menggunakan beban reformer menevolusi dari latihan menggunakan matras yang dilakukan di bawah pengaruh gravitasi. Dengan adanya reformer, pegas dan gravitasi digunakan untuk assisted dalam mengontrol gerakan. Dengan mengubah jumlah bantuan dan meningkatkan tantangan gravitasi, seorang individu dapat berkembang mencapai gerakan fungsional. b. Prinsip Pilates 1. Nafas atau breath Bernafas secara benar akan memperlancar dan meningkatkan sirkulasi darah. Tarik nafas melalui hidung dan dihembuskan melalui mulut. 2. Konsentrasi Tidak ada saat-saat pikiran kosong dalam melakukan gerakan Pilates. Dari pada membiarkan pikiran kira mengembara, fokuskan pikiran kita pada saat melakukan gerakan Pilates. 3. Pengendalian atau control Pilates membutuhkan control pikiran dan tubuh. Setiap gerakan harus direncakan guna mengurangi resiko cidera pada tubuh. 4. Berpusat atau focus Pilates sering digambarkan sebagai gerakan yang mengalir eluar dari inti yang kuat. Ini adalah dasar dari semua gerakan. 5. Presisi atau ketelitian Presisi atau ketelitian meningkatkan manfaat olahraga mulai dari tahap dangkal sampai interna. Ini bukan struktur dari 2016 latihan, tapi presisi untuk menentukan hasilnya. 6. Mengalir atau flow Dalam Pilates, gerakan dilakukan dengan sifat kontinyu. Maka itu penting untuk berkonsentrasi selama latihan individu. Mekanisme Fleksibilitas Pilates terhadap Latihan Pilates melibatkan berbagai gerakan dan kekuatan upper limbs, trunk, dan lower limbs baik otot dalam maupun luar yang memfokuskan pada peningkatan daya tahan, kekuatan dan fleksibilitas pelvis, abdominal, maupun vertebra menggunakan metode stretching dan strengthening dengan tujuan mempertahankan stabilisasi tulang belakang baik pada posisi diam ataupun bergerak (Kloubec 2010). Selain latihan kebugaran fisik untuk penguatan dan fleksibilitas, Pilates berupa latihan aerobik yang tidak hanya melibatkan otot-otot besar namun otot-otot kecil dengan frekuensi latihan sebanyak 5 kali seminggu, intensitas latihan yaitu 6070% denyut nadi maksimal, Time yang diberikan selama 60 menit dengan gerakan berupa low impact sesuai dosis latihan dengan konsep FITT sebagai penentu keberhasilan pemberian latihan. Menggunakan metode rehabilitasi bertujuan meningkatkan koordinasi dan stabilisasi otot meningkatkan aktifasi batang tubuh. Pada Pilates latihan berfokus pada batang tubuh dan core muscle dalam stablsas tulang belakang. Berpacu pada otot multifidus dan otot abdominus transverses. Multifidus adalah sebuah otot segmental kecil yang mencakup beberapa 12 PERBEDAAN PENGARUH PENINGKATAN FLEKSIBILITAS BACK MUSCLE DENGAN LATIHAN PNF STRETCHING DAN PILATES EXERCISE PADA WANITA sendi vertebra pada satu waktu dan meliputi seluruh panjang kolom tulang belakang. Otot multifidus diperkirakan untuk stabilitas tulang belakang dalam dua cara. Yang pertama adalah bertindak sebagai stabilisasi pada zona neutral pada lingkup gerak sendi yang kecil. Multifidus dan abdominus transverses bersama-sama menstabilkan tulang belakang dengan adanya co-contraction walaupun dua otot tersebut bekerja berlawanan. (Punjab 1992) Teknik Pilates exercise menggunakan metode stretching dan strengthening yang memiliki tujuan untuk memberikan penguatan maupun kelenturan tubuh. Pilates tidak hanya membantu dalam kesehatan tubuh tetapi juga mengendalikan pikiran, dan jiwa (Shah, 2013). Pemberian stretching bertujuan untuk mengembalikan dan memperbaiki otot kedalam bentuk semula, sehingga dapat mengembalikan bentuk postur dalam posisi normal. Adanya reeducation and reinforcement dari fasia yang dimulai dari spine yang merupaan pusat gravitasi tubuh. Stabilitas lumbopelvic atau panggul mengacu pada kemampuan otot-otot punggung untuk menjaga tulang belakang dan panggul dalam posisi yang optimal selama aktivitas gerak dan olahraga. Jika struktur ini dipertahankan atau dijaga dalam keselarasan yang optimal maka otot-otot dan sendi pada tungkai bawah dapat berfungsi secara efisien (Manurung, 2012) Teknik Pilates juga berguna untuk membentuk memori tubuh dalam gerakan yang tepat sesuai dengan latihan yang dilakukan. Pembentukan kembali postural dengan membantu membangun 2016 fleksibilitas, kekuatan otot, dan ketahanan pada kaki, perut, lengan pinggul, dan punggung sehingga tercapai peningkatan koordinasi dan konsentrasi tubuh yang baik (Emerya, 2010). METODE Penelitian ini dilakukan dengan menerapkan metode yang bersifat quasi eksperiment (eksperimen semu), dimana sampel penelitian tidak dapat dikendalikan secara penuh oleh peneliti sendiri. Desain penelitian yang digunakan adalah “pre-test and post-test control group design”. Karena menggunakan desain tersebut maka peneliti membagi sampel dalam dua kelompok perlakuan. Kelompok perlakuan I yaitu kelompok sampel wanita yang diberikan intervensi pnf stretching dengan sampel sebanyak 14 orang sesuai dengan perhitungan jumlah sampel. Kelompok perlakuan II yaitu kelompok sampel yang diberikan intervensi latihan pilates exercise dengan jumlah sampel sebanyak 14 orang. Jumlah sampel secara keseluruhan sebanyak 28 orang pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan rumus Poccock. Penelitian ini dilakukan untuk melihat perbedaan peningkatan fleksibilitas pada wanita pada kelompok perlakuan I dan kelompok perlakuan II sebelum dan sesudah pemberian latihan. Fleksibilitas back muscle diukur menggunakan Modified Schober Test (MST). Hasil pengukuran ini untuk dianalisa antara kelompok perlakuan I dan kelompok perlakuan II sebelum dan sesudah intervensi diberikan. HASIL 13 PERBEDAAN PENGARUH PENINGKATAN FLEKSIBILITAS BACK MUSCLE DENGAN LATIHAN PNF STRETCHING DAN PILATES EXERCISE PADA WANITA Selama penelitian berlangsung, peneliti mendapatkan 28 sampel wanita usia yang terbagi ke dalam dua kelompok (masing-masing 14 orang sampel). Sampel penelitian dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok perlakuan I dan Kelompok perlakuan II. Kelompok perlakuan I diberikan intervensi PNF Stretching, sedangkan kelompok perlakuan II diberikan intervensi Pilates Execise. Dari sampel penelitian yang diperoleh dapat dideskripsikan beberapa karakteristik sampel penelitian sebagai berikut : Tabel 1 Distribusi Sampel berdasarkan Olahraga dalam Seminggu Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa pada distribusi data sampel berdasarkan frekuensi olahraga dalam seminggu pada kelompok perlakuan I sampel yang berolahraga kurang dari 1x seminggu berjumlah 5 orang (36%), yang berolahraga sebanyak 1x seminggu berjumlah 4 orang (28%) dan yang berolahraga sebanyak 2x seminggu berjumlah 5 orang (36%), maka jumlah seluruh sampel pada kelompok perlakuan I berjumlah 14 orang (100%). Pada kelompok perlakuan II sampel berolahraga kurang dari 1x seminggu berjumlah 2 orang (14%), yang berolahraga sebanyak 1x seminggu berjumlah 7 orang (50%) dan yang berolahraga sebanyak 2x seminggu berjumlah 5 orang (36%), maka jumlah seluruh sampel pada kelompok perlakuan II berjumlah 14 orang (100%). 2016 Hasil Pengukuran Fleksibilitas Back Muscle Tabel 2 Nilai Pengukuran Modified Schober Test Kelompok Perlakuan Pnf Stretching a. Nilai MST pada kelompok perlakuan I Nilai fleksibilitas back muscle pada kelompok perlakuan I dengan menggunakan MST dapat dilihat pada tabel 2. Berdasarkan tabel pada kelompok kontrol dengan jumlah sampel 14 orang diperoleh nilai mean sebelum intervensi 5,65±1,27 dan nilai mean 8,09±1,87 sesudah intervensi. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan nilai fleksibilitas back muscle setelah mendapatkan latihan sebanyak 18 kali. Tabel 3 Nilai Pengukuran MST Kelompok Perlakuan Pilates exercise 14 PERBEDAAN PENGARUH PENINGKATAN FLEKSIBILITAS BACK MUSCLE DENGAN LATIHAN PNF STRETCHING DAN PILATES EXERCISE PADA WANITA 2016 sesudah intervensi. Dari uji tersebut didapatkan hasil bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Tabel 4 Hasil Uji Normalitas (Saphiro Wilk Test) Uji Homogenitas Nilai Fleksibilitas b. Nilai MST pada kelompok perlakuan II Nilai fleksibilitas back muscle pada kelompok perlakuan II dengan menggunakan MST dapat dilihat pada tabel 3. Berdasarkan tabel pada kelompok perlakuan I dengan jumlah sampel 14 orang diperoleh nilai mean sebelum intervensi 4,73±1,70 dan nilai mean 6,28±1,93 sesudah intervensi. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan nilai fleksibilitas back muscle setelah mendapatkan latihan sebanyak 18 kali. Grafik 1 Perbandingan Nilai Mean Kelompok Perlakuan I dan Perlakuan II 10 Nilai Mean Perlakuan 1 8 6 4 2 0 Sebelum Sesudah Nilai Mean Perlakuan 2 Peneliti melakukan uji homogenitas pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan dengan menggunakan uji independent sample t-test. Setelah dilakukan uji homogenitas pada kurva (Levene’s test) di dapatkan kesimpulan bahwa varian data homogen, dimana nilai p pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan nilai p= 0,120 yang berarti data homogen. Tabel 5 Levene’s Test Uji Hipotesis a. Uji Hipotesis I Table 6 Uji Normalitas Untuk mengetahui apakah sampel dari populasi yang telah diperoleh berdistribusi normal, maka digunakan uji normalitas dengan menggunakan uji saphiro wilk test dengan nilai sebelum dan 15 PERBEDAAN PENGARUH PENINGKATAN FLEKSIBILITAS BACK MUSCLE DENGAN LATIHAN PNF STRETCHING DAN PILATES EXERCISE PADA WANITA Untuk menguji signifikasi dua sampel yang saling berpasangan pada kelompok Perlakuan I. Dari tabel 6 terlihat bahwa nilai mean fleksibilitas back muscle pada kelompok perlakuan I sebelum latihan sebesar 5,65±1,27 dan nilai mean sesudah latihan sebesar 8,09±1,87. Berdasarkan hasil paired sample t-Test dari data tersebut di dapatkan nilai p=0,000 dimana nilai p < nilai α (0,05). Hal ini berarti Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan fleksibilitas back muscle dengan latihan pnf stretching pada wanita. 2016 Untuk menguji signifikasi dua sampel yang saling berpasangan pada kelompok Perlakuan II. Dari tabel 7 terlihat bahwa nilai mean fleksibilitas back muscle pada kelompok perlakuan I sebelum latihan sebesar 4,73±1,70 dan nilai mean sesudah latihan sebesar 6,28±1,3. Berdasarkan hasil paired sample t-Test dari data tersebut di dapatkan nilai p=0,000 dimana nilai p < nilai α (0,05). Hal ini berarti Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan fleksibilitas back muscle dengan latihan pnf stretching pada wanita. c. Uji Hipotesis III Tabel 8 b. Uji Hipotesis II Table 7 Untuk menguji signifikasi dua sampel yang saling berpasangan pada kelompok perlakuan I dan kelompok perlakuan II, dengan data terdistribusi normal maka di gunakan uji parametrik yaitu Independent Sampel t-Test. Dari tabel 8 terlihat bahwa nilai mean sesudah pada kelompok perlakuan I sebesar 2,45±0,84 dan nilai mean sesudah pada kelompok perlakuan II sebesar 1,62±0,76. 16 2016 PERBEDAAN PENGARUH PENINGKATAN FLEKSIBILITAS BACK MUSCLE DENGAN LATIHAN PNF STRETCHING DAN PILATES EXERCISE PADA WANITA Berdasarkan hasil independent sample t-Test dari data tersebut di dapatkan nilai p=0,011 dimana nilai p < nilai α (0,05). Hal ini berarti Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan peningkatan fleksibilitas back muscle dengan latihan pnf stretching dan pilates exercise pada wanita. Avni, Or Yah. 2014. Body & Flow, Pilates Mat : Beginner & Intermediate. New Zealand. Centers for Disease Control and Prevention. 2000 CDC Growth Charts for the United States: Methods and Development. [Serial Online] 2000.p32-4. [dikutip 19 KESIMPULAN Agustus 2010]. Berdasarkan uraian dari hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat di simpulkan bahwa : 1. PNF Stretching dapat meningkatkan fleksibilitas back muscle pada wanita. 2. Pilates Exercise dapat meningkatkan fleksibilitas back muscle pada wanita. 3. Tidak ada perbedaan antara PNF Stretching dan Pilates Exercise terhadap peningkatan fleksibilitas back muscle pada wanita. Epochtimes, Prinsip-Prinsip Pilates, 2010, Diakses 1 Februari 2013; Available At http://erabaru.net/kesehatan/34kesehatan/17610-prinsip-prinsippilates. Hurlock, B.E. 1999. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjamg Rentang Kehidupan. Ed. 5. Jakarta: Erlangga; 1999 Kisner Carolyn, Colby Lynn A. 2007. DAFTAR PUSTAKA Therapeutic Exercise Foundations Ali Khomsan. 2002. Pangan dan Gizi Untuk Kesehatan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Seimbang Dalam Daur Kehidupan. PT Gramedia Pustaka Utama. Care Yogyakarta: Graha Ilmu Fifth Edition. Philadelphia : F.A. Davis Company of muscle endurance, flexibility,balance, Journal of and posture. Strength and Conditioning Research, 24(3): 661- Anggraeni, A. C. 2012. Asuhan Gizi Nutritional Techniques Kloubec, J. 2010. Pilates for improvement Almatsier, Sunita, dkk. (2011). Gizi Jakarta, and Process. 667 Kofotolis, N PhD et al. 2006. Effect of Two 4-Week Proporioceptie Neuromuscular Fascilitation Programs on Muscle Endurance, Flexibility, and Funtional 17 PERBEDAAN PENGARUH PENINGKATAN FLEKSIBILITAS BACK MUSCLE DENGAN LATIHAN PNF STRETCHING DAN PILATES EXERCISE PADA WANITA Performance in Woman with Chronic Low Back Pain. Aristotle University, Yunani Lisbet C.A. 2004. obesitas 2016 Study. Arch Phys Med Rehabil Vol 85 Thomson Bruce. 2011. The Pilates Basic Hubungan berdasarkan antara Mat Workout. New Zealand. klasifikasi Tousgnant M, Poulin L, Marchand S, Vau dengan A, Place C. 2004. The Modified kejadian sindroma metabolik pada Modified Schober Test for range karyawan bank. Nexus Medicus. of motion assessment of lumbar 16:20-25. flexion in patients with low back indeks Purnamasari massa H., tubuh 2010. Overweight pain: A study of criterion validity, Sebagai Faktor Risiko Low Back intra- and inter-rater reliability and Pain Pada Pasien Poli Saraf Prof. minimum Dr. Margono Soekarjo Purwokerto, change. Canada. Mandala of Health. metrically detectable Werenski John. 2011. The Effectiveness of Rochmat, W. And Aswin, S. 2001. Tua Myofascial Release Techniques in dan Proses menua. B.I. Ked. 33 the Treatment of Myofascial Pain: (40:22) – A Literature Review. 227. Wheeler,A.H.2013.Low Back Pain and Sajoto M. (1988). Pembinaan Kondisi Sciatica.Available from: Fisik Dalam Olahraga. Jakarta, http://emedicine.medscape.com/arti Departemen Pendidikan cle/1144130-overview [Accesed 15 Kebudayaan. Direktur Jendral Pendidikan Tinggi. Proyek Walker, Brad. 2011. Ultimate Guide to Lembaga Stretching and Flexibility : Third Pengembangan dan Pendidikan Tenaga Kependidikan April 2013] Edition. United States. Shah Salvi. 2013. PILATES EXERCISES ; Articel Journal Review of International Physiotherapy and Research. India. Segal, Neil A. 2004. The Effect of Pilates Training on Flexibility and Body Composition: An Observational 18