Hifzillah Army - Digilib Esa Unggul

advertisement
PERBEDAAN PENGARUH PENINGKATAN FLEKSIBILITAS BACK MUSCLE DENGAN LATIHAN PNF
STRETCHING DAN PILATES EXERCISE PADA WANITA
2016
ABSTRAK
FAKULTAS FISIOTERAPI
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
SKRIPSI, Agustus 2016
Oktriana Sari Murti
2012-66-042
”PERBEDAAN PENGARUH PENINGKATAN FLEKSIBILITAS BACK MUSCLE
DENGAN LATIHAN PNF STRETCHING DAN PILATES EXERCISE PADA
WANITA”
Terdiri dari VI Bab, 80 Halaman, 13 Tabel, 9 Gambar, 9 Grafik, 4 Skema, 6 Lampiran
Tujuan: Untuk mengetahui perbedaan pengaruh peningkatan fleksibilitas back muscle
dengan latihan pnf stretching dan pilates exercise pada wanita. Metode: Penelitian bersifat
quasi exsperiment, mengetahui pengaruh latihan yang diberikan terhadap objek diukur
menggunakan modified schober test. Sampel terdiri dari 28 orang wanita yang dipilih
berdasarkan teknik purposive sampling. Sampel dibagi kedalam 2 perlakuan masing-masing
14 orang. Perlakuan I dengan pnf stretching dan perlakuan II dengan pilates exercise. Hasil:
Uji normalitas dengan Shapiro wilk test didapatkan data berdistribusi normal sedangkan uji
homogenitas dengan independent sample t-test didapatkan data bervarian homogen. Hasil uji
hipotesis pada perlakuan I dengan paried sample t-test didapatkan nilai p=0,000 dan nilai
mean 8,09 ± SD 1,87 berarti pnf stretching dapat meningkatkan fleksibilitas back muscle.
Pada perlakuan II dengan paried sample t-test didapatkan nilai p=0,000 dan nilai mean 6,28
± SD 1,93 yang berarti pilates exercise dapat meningkatkan fleksibilitas back muscle. Hasil
independent sample t-test untuk hipotesis III menunjukkan nilai p=0,011 berarti ada
perbedaan latihan pnf stretching dan pilates exercise dalam meningkatkan fleksibilitas back
muscle. Kesimpulan: Ada perbedaan pengaruh peningkatan fleksibilitas back muscle dengan
latihan pnf stretching dan pilates exercise pada wanita.
Kata Kunci: Fleksibilitas, Back muscle, PNF Stretching, Pilates exercise
1
PERBEDAAN PENGARUH PENINGKATAN FLEKSIBILITAS BACK MUSCLE DENGAN LATIHAN PNF
STRETCHING DAN PILATES EXERCISE PADA WANITA
PENDAHULUAN
Kebugaran jasmani adalah suatu
keadaan yang dimiliki atau dicapai
seseorang dalam kaitannya dengan
kemauan untuk melakukan aktivitas fisik.
Seperti yang dikemukakan oleh M. Sajoto
(1988:43) bahwa “Kesegaran jasmani
adalah
kemampuan
seseorang
menyelesaikan tugas sehari-hari tanpa
mengalami kelelahan berarti, dengan
mengeluarkan energi yang cukup besar,
guna memenuhi kebutuhan geraknya dan
menikmati waktu luang serta untuk
memenuhi keperluan darurat bila sewaktuwaktu diperlukan”.
Menurut Adisapoetra, Primana,
dkk (1999:3) “terdapat dua aspek
kesegaran jasmani, yaitu: kesegaran
jasmani yang berhubungan dengan
kesehatan (health related fitness) dan
kesegaran jasmani yang berhubungan
dengan keterampilan (skill related fitness).
Kesegaran jasmani yang berhubungan
dengan kesehatan yaitu: daya tahan
jantung paru, kekuatan otot, daya tahan
otot, fleksibilitas dan komposisi tubuh.
Kesegaran jasmani yang berhubungan
dengan keterampilan meliputi: koordinasi,
keseimbangan,
kecepatan, ketepatan
reaksi, kelincahan, ketepatan, power”.
Indikator kesehatan wanita adalah
ukuran yang menggambarkan atau
menunjukan status kesehatan wanita dalam
populasi tertentu. Adapun indikator
kesehatan ibu dapat ditijau dari
pendidikan, penghasilan, usia harapan
hidup, Angka Kematian Ibu, dan tingkat
kesuburan.
Menurut
WHO
di
negara
berkembang
terrnasuk
Indonesia
diperkirakan 450 juta wanita tumbuh tidak
sempurna karena kurang gizi pada masa
2016
kanak-kanak, akibat kemiskinan. Wanita
sejak ia mengalami menstruasi akan
membutuhkan gizi yang lebih banyak dari
pria untuk mengganti darah yang keluar.
Zat yang sangat dibutuhkan adalah zat besi
yaitu 3 kali lebih besar dari kebutuhan
pria. Di samping itu wanita juga
membutuhkan zat yodium lebih banyak
dari pria, kekurangan zat ini akan
menyebabkan
gondok
yang
membahayakan perkembangan janin baik
fisik maupun mental.
Wanita juga bekerja jauh lebih
lama dari pada pria, berbagai penelitian
yang telah dilakukan di seluruh dunia ratarata wanita bekerja 3 jam lebih lama.
Akibatnya wanita mempunyai sedikit
waktu istirahat, lebih lanjut terjadinya
kelelahan kronis, stress, dan sebagainya
karena kesehatan wanita tidak hanya
dipengaruhi oleh waktu.
Selain usia, beberapa faktor lain
juga turut mempengaruhi fleksibilitas.
Perempuan diketahui cenderung memiliki
fleksibilitas otot yang lebih baik daripada
laki-laki. Faktor lainnya adalah orang yang
obesitas (Indeks Massa Tubuh/ IMT ≥ 25
kg/m2 untuk regio Asia), dimana lebih
sering terjadi pada wanita pada saat usia
lanjut karena adanya masa menopause,
biasanya memiliki fleksibilitas yang buruk.
Menurut Bogduk dan Twomey,
berat tubuh mempengaruhi gerak sendi
pada wilayah lumbal pada waktu
melakukan gerakan fleksi, yang secara
otomatis juga mempengaruhi fleksibilitas
punggung. Seperti yang telah diketahui,
pusat gravitasi tubuh manusia pada posisi
tegak terletak sebidang dengan vertebra
lumbal. Selain itu besar gravitasi pada
suatu benda atau titik tergantung pada
2
PERBEDAAN PENGARUH PENINGKATAN FLEKSIBILITAS BACK MUSCLE DENGAN LATIHAN PNF
STRETCHING DAN PILATES EXERCISE PADA WANITA
jauhnya benda tersebut terhadap pusat
bumi.
Menurut
Reilly,
fleksibilitas
didefinisikan
sebagai
kemampuan
melakukan gerakan pada sendi tertentu
atau sekelompok sendi dalam kombinasi
fungsional. Fleksibilitas pada wilayah back
muscles diketahui mempengaruhi sistem
kerja manusia, terutama dalam melakukan
kegiatan yang berhubungan dengan
pembungkukan badan dalam mengangkat
beban.
Fleksibilitas merupakan fungsi
relatif laksitas dan/atau ekstensibilitas
jaringan kolagen dan otot yang melewati
sendi untuk sebagian besar populasi.
Ketegangan ligamen dan otot yang
membatasi ekstensibilitas merupakan
inhibitor yang paling besar untuk ROM
sendi. Ketika jaringan tersebut tidak
terulur (stretch) maka ekstensibilitasnya
akan menurun. Kandungan air dari diskus
cartilaginous yang ada pada beberapa
sendi juga mempengaruhi mobilitas sendisendi tersebut (Anshar and Sudaryanto,
2011).
Fisioterapi sebagai pemberi jasa
kesehatan dalam bidang gerak dan fungsi
dapat berperan aktif dalam menangani
peningkatan fleksibilitas. Sesuai dengan
PERMENKES
no.65
tahun
2015
dicantumkan bahwa: “Fisioterapi adalah
bentuk
pelayanan
kesehatan
yang
ditujukan kepada perorangan dan atau
kelompok
untuk
mengembangkan,
memelihara, dan memulihkan gerak dan
fungsi tubuh sepanjang rentang kehidupan
dengan menggunakan penanganan secara
manual, peningkatan gerak, peralatan
(fisik elektroterapeutik dan mekanik),
pelatihan fungsi dan komunikasi”.
2016
Oleh karena itu fisioterapi sebagai
tenaga kesehatan harus mempunyai
kemampuan dan keterampilan untuk
memaksimalkan potensi gerak yang
berhubungan dengan mengembangkan
mencegah,
mengobati,
dan
mengembalikan gerak dan fungsi tubuh
seseorang.
Fisioterapi dapat berperan dalam
hal peningkatan fleksibilitas Stretching
terdapat 3 tipe jenis, yaitu static
Stretching, ballistic Stretching dan
proprioceptive neuromuscular facilitation
(PNF ) Stretching (Freshmen, 2002).
Teknik PNF hadir sejak di popularkan oleh
fisioterapis dan personal trainer (Dr.
Herman Kabat, 1940).
PNF
Stretching,
atau
proprioseptive neuromuskular fascilitation
stretching, adalah teknik peregangan yang
digunakan untuk meningkatkan jangkauan
gerak aktif dan pasif dengan tujuan utama
untuk mengoptimalkan kinerja motorik
dan rehabilitasi. (Wikipedia).
Pilates adalah suatu metode
olahraga
yang
difokuskan
untuk
kelenturan serta fleksibilitas seluruh
bagian tubuh Joseph Hubert Pilates, abad
ke 20. Olahraga mat Pilates dapat
memperbaiki postur tubuh yang kurang
sempurna dan juga dapat memperbaiki
masalah-masalah
yang
berhubungan
kelainan pada tulang belakang. (Elen,
2007).
Definisi Fleksibilitas
Fleksibilitas dapat diartikan suatu
otot dapat bergerak melalui keseluruhan
panjangnya dengan mudah dan efisien.
Fleksibilitas adalah daya lentur efektifitas
seseorang dalam penyesuasian diri untuk
3
PERBEDAAN PENGARUH PENINGKATAN FLEKSIBILITAS BACK MUSCLE DENGAN LATIHAN PNF
STRETCHING DAN PILATES EXERCISE PADA WANITA
segala aktifitas dengan penguluran tubuh
yang luas. (Sajoto, 2007).
Tiga faktor yang mempengaruhi
pengembangan fleksibilitas yaitu jenis
latihan, pemanasan dan panjang atau
lamanya waktu bertahan terhadap efek
rangsangan fleksibilitas (Clark,2000).
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
fleksibilitas yaitu, tipe atau jenis
persendian,
elastisitasnya
otot-otot,
elastisitasnya ligament dan kapsul, bentuk
tubuh, temperature otot, jenis kelamin,
umur, atau usia, tebal kulit dan tulang
(Davis, 2000).
Fleksibilitas adalah kemampuan
atlet melakukan gerak dalam ruang gerak
sendi
yang
menjelaskan
macam
fleksibilitas yaitu fleksibilitas umum dan
khusus. Fleksibilitas umum adalah
kemampuan orang yang dalam gerak luas
yang sangat berguna dalam gerak olahraga
umumnya dan menghadapi hidup seharihari.
Fleksibilitas merupakan komponen
yang paling penting dalam kebugaran dan
performa fisik. Fleksibilitas adalah
efektivitas seseorang dalam menyesuaikan
diri untuk segala aktivitas dengan
penguluran tubuh pada bidang sendi yang
luas. Fleksibilitas dipengaruhi oleh
elastisitas sendi dan elastisitas otot-otot.
(Harsono, 1993) menyatakan bahwa lentuk
tidaknya seseorang ditentukan oleh luas
sempitnya ruang gerak sendi-sendinya.
Faktor-faktor fleksibilitas
Fleksibilitas dipengaruhi oleh dua
faktor, yaitu faktor eksternal dan faktor
internal.
Faktor
internal
yang
mempengaruhi fleksibilitas adalah jenis
sendi, struktur tulang, elastisitas jaringan
otot, tendon dan ligament, kemampuan
2016
otot untuk rileks dan berkontraksi untuk
mencapai kisaran terbesar dari gerakan,
suhu jaringan sendi dan terkait (sendi dan
otot menawarkan fleksibilitas yang lebih
baik pada suhu tubuh yang 1-2ᵒ lebih
tinggi dari normal).
Sedangkan faktor eksternal yang
mempengaruhi adalah suhu tempat di
mana satu adalah pelatihan (suhu lebih
hangat lebih kondusif untuk peningkatan
fleksibilitas), waktu hari, tahap pemulihan
setelah cedera, usia, jenis kelamin,
kemampuan seseorang untuk melakukan
latihan tertentu, komitmen untuk mencapai
fleksibilitas, dan penggunaan pakaian
(Gummerson, 2007).
Menurut Frankl (1999) disebutkan
bahwa terdapat beberapa faktor internal
dan eksternal yang mempengaruhi
fleksibilitas, yaitu:
1. Faktor internal,
a. Sendi: sendi dalam tubuh manusia
dikelilingi oleh membrane sinovial
dan tulang rawan artikular yang
berfungsi
melindungi
dan
memelihara sendi dan permukaan
sendi.
b. Ligamen: ligamen terdiri dari dua
jaringan yang berbeda yakni putih
dan kuning. Jaringan ikat putih
tidak melar. Sedangkan jaringan
kuning merupakan jaringan yang
elastis sehingga dapat ditarik jauh
namun bisa kembali ke posisi
semula.
c. Tendon: tendon
dikategorikan
sebagai
jaringan
ikat
yang
mendukung, mengelilingi, dan
mengikat serat-serat otot.
d. Jaringan
areolar:
merupakan
jaringan yang permeable dan
secara luas didistribusikan ke
4
PERBEDAAN PENGARUH PENINGKATAN FLEKSIBILITAS BACK MUSCLE DENGAN LATIHAN PNF
STRETCHING DAN PILATES EXERCISE PADA WANITA
seluruh tubuh bertugas sebagai
pengikat untuk semua jaringan lain.
e. Jaringan otot: jaringan otot terbuat
dari bahan elastis yang diatur
dalam bundel dari serat paralel.
f. Reseptor peregangan: reseptor ini
memiliki dua bagian yaitu sel
spindle dan golgi tendon.
2. Faktor eksternal
a. Ukuran tubuh: orang dengan jumlah
lemak tinggi (obesitas) akan
menurun fleksibilitasnya karena
luas gerak sendinya menjadi
terbatas.
b. Aktivitas: Hal ini terjadi karena
jaringan lunak dan sendi menyusut
sehingga kehilangan daya regang
otot, dimana jika seseorang tidak
aktif maka otot-otot dipertahankan
pada posisi memendek dalam
waktu yang lama.
c. Cedera: seseorang akan takut
menggerakkan
anggota
gerak
karena nyeri sehingga akan
berpengaruh
terhadap
fleksibilitasnya.
d. Usia: pengaruh usia terhadap
fleksibilitas digambarkan seperti
kurva. Usia dewasa yang mana
telah mulai muncul masalahmasalah degeneratif.
e. Jenis kelamin: Hal itu dikarenakan
faktor
hormonal,
perempuan
memiliki hormon estrogen yang
dapat meningkatkan panjang otot
dan kelemahan sendi.
f. Pengalaman:
seseorang
yang
memiliki pengalaman berolahraga
yang
membutuhkan
gerakan
dinamis yang besar akan memiliki
jangkauan gerak yang lebih baik
2016
daripada seseorang dengan gaya
hidup biasa saja.
Definisi Back muscle
Back muscle adalah sebuah
struktur kompleks terdiri daripada otot dan
jaringan-jaringan lain yang membentuk
bagian posterior tubuh, dari leher sehingga
ke tulang pelvis. Bagian tengah berupa
kolumna spinal, yang bukan saja
menyokong bagian atas tubuh tetapi
berupa tempat letaknya dan perlindungan
saraf tunjang (spinal cord), jaringan sarafsaraf sensitif yang membawa sinyal-sinyal
yang mengatur pergerakkan tubuh dan
membawa impuls sensasi.
Back muscle mempunyai fungsi
yang penting pada tubuh manusia,
antaranya memberi sokongan struktur,
pergerakkan, dan proteksi untuk jaringanjaringan tubuh. Semasa berdiri, punggung
bawah berperan menyokong berat tubuh
bahagian atasnya. Semasa seseorang
bongkok, ektensi, atau rotasi pada bagian
pinggang, punggung bawah membantu
melaksanakan gerakan.
Ruangan di antara vertebra
dilindungi oleh tulang rawan yang bulat
dan lembut yang disebut cakram
intervetebral (intervertebral disk) yang
meningkatkan fleksibilitas pada lower
back dan berfungsi sebagai pemampat
tekanan sepanjang kolumna spinalis untuk
melindungi tulang-tulang vertebra semasa
pergerakkan tubuh. Jaringan-jaringan
ligamen dan tendon memegang tulangtulang vertebra di tempatnya dan
melekatkan otot-otot kepada kolumna
spinalis.
Secara garis besar, otot-otot region
punggung dikelompokkan menjadi tiga
5
PERBEDAAN PENGARUH PENINGKATAN FLEKSIBILITAS BACK MUSCLE DENGAN LATIHAN PNF
STRETCHING DAN PILATES EXERCISE PADA WANITA
kelompok, yaitu kelompok superficial,
intermediate dan profunda.
a. Otot superficial (ekstrinsik)
Otot-otot
ekstrinsik
superficial
(trapezius, latissimus dorsi, levator
scapula
dan
rhomboid)
menghubungkan ekstrimitas superior
dengan batang tubuh dan berperan
dalam mengontrol gerakan ekstremitas
superior
otot-otot
tersebut
mendapatkan suplai persarafan dari
rami ventralis nervus cervicalis.
Muskulus trapezius mendapatkan
persarafan dari nervus accesorius
(N.IX).
b. Otot-otot
ekstrinsik
intermediate
(serratus posterior)
Merupakan
otot
pernapasan
superficialis.
Musculus
seratus
posterior terletak di dalam muskuli
rhomboid dan musculus seratus
posterior superior oleh 4 nervus
intercostalis pertama dan yang inferior
oleh 4 yang terakhir.
c. Otot-otot intrinsik profunda
Otot intrinsik diinversi oleh rami
dorsalis nervus spinalis. Fungsi otototot ini adalah mengontrol columna
vertebalis.
Otot-otot
tersebut
terbentang mulai pelvis hingga
tengkorak dan dibungkus oleh fasia
yang melekat di sebelah medial dari
ligamentum nuchea, ujung dari
procesus spinosus dan ligamentum
supraspinosum dan crista sacralis
mediana sacrum.
Kelompok otot-otot intrinsik dibagi
menjadi :
1. Lapisan superficialis otot-otot intrinsik
punggung.
2016
Kelompok ini adalah musculi splenii
yang terletak di lateral dan posterior
dari neck. Otot ini berasal dari linea
mediana kemudian meluas kearah
superlateral
vertebrae
cervicalis
(splenius cervicis) dan splenium
capitis.
2. Lapisan intermediate otot-otot intrinsik
punggung.
Kelompok otot ini adalah musculus
erector spinae (sacrospinalis) yang
terletak pada alur di tiap tiap sisi
cloumna
vertebralis.
Otot
ini
merupakan otot extensor vertebrae
yang utama, dibagi menjadi tiga
columna : illiocostalis (columna
lateralis),
longisimus
(columna
intermediate), dan spinalis (columna
medialis).
3. Lapisan dalam otot-otot intrinsik
punggung.
Kelompok otot ini adalah otot-otot
transversospinalis, yaitu semispinalis
(superficial), multifidus (intermediate)
dan rotator (profunda). Otot-otot ini
berasal
dari
proc.
Transverses
vertebrae dan melewati procesus
spinosus vertebrae di atasnya.
Fisiologi Fleksibilitas Back Muscle
Back muscles memiliki fungsional
penting dalam porsi tubuh manusia dalam
kegiatan sehari-hari mulai dari yang ringan
hingga berat. Setiap kegiatan yang
dilakukan secara fungsional memiliki
beberapa faktor pendukung. Faktor
tersebut mempengaruhi satu sama lain.
Seperti kekuatan otot, daya tahan otot,
ROM, hingga fleksibilitas otot.
Fleksibilitas mempengaruhi ROM,
keterbatasan ROM dan penurunan
fleksibilitas
otot
tersebut
dapat
6
PERBEDAAN PENGARUH PENINGKATAN FLEKSIBILITAS BACK MUSCLE DENGAN LATIHAN PNF
STRETCHING DAN PILATES EXERCISE PADA WANITA
menyebabkan gangguan fungsi seperti
kontraktur atau spasme, kekakuan tendon,
terbatas nya lingkup gerak sendi (LGS).
Terdapat factor resiko lain yang memicu
fleksibilitas back muscles seperti Indeks
Masa Tubuh yang tinggi, obesitas
morbidity, gaya hidup, dan kebiasaan
merokok (Wheeler, 2013).
Peningkatan ROM thoracolumbal
(fleksi, ekstensi dan lateral fleksi) terjadi
pada kelompok umur 15 – 24 tahun dan
mulai umur 25 – 34 tahun terjadi
penurunan secara progresif (Moll dan
Wright).
Kondisi IMT yang tinggi akan
membuat beban tubuh semakin bertambah
karena adanya penimbunan lemak di perut
yang mengakibatkan penekanan tulang
belakang sehingga menjadi tidak stabil.
Tulang belakang yang tidak stabil akan
mudah mengalami kerusakan pada struktur
nya dan membahayakan terutama pada
bagian vertebra lumbal dan back muscles
(Purnamasari, 2010).
Otot-otot
yang
kuat
dan
fleksibilitas
yang
baik
merupakan
pelindung wanita agar mampu berjalan
dengan
baik
dan
mempunyai
keseimbangan tubuh yang baik. Agar
wanita lanjut usia mempunyai kekuatan
otot yang tinggi dan fleksibilitas sendi
yang besar, maka komposisi tubuh yang
ideal perlu dipertahankan sesuai anjuran
American Council on Exercise (1996)
yaitu kesegaran jasmani yang optimal
ditunjukkan sebagai kondisi optimal
ketahanan kardiorespirasi, kekuatan otot
dan fleksibilitas, disamping harus tetap
mempertahankan berat badan yang ideal.
Kebiasaan saat kegiatan pada
posisi yang salah dan terlalu lama, dapat
menimbulkan nyeri pinggang. Posisi itu
2016
menimbulkan tekanan tinggi pada saraf
tulang setelah duduk selama 15 sampai 20
menit, karena otot punggungnya lebih
tegang sementara orang yang duduk
membungkuk kerja otot lebih ringan
namun tekanan pada bantalan saraf lebih
besar (Tarwaka, 2004). Hal tersebut akan
mengakibatkan suatu mekanisme proteksi
dari otot-otot tulang belakang menjaga
keseimbangan, manifestasi yang terjadi
justru overuse pada salah satu sisi otot
yang dalam waktu terus menerus dan hal
yang
sama
yang
terjadi
adalah
ketidakseimbangan postur tubuh ke salah
satu sisi (Rahayussalim, 2011).
Jika hal ini berlangsung terus
menerus pada sistem muskulosketal tulang
belakang akan mengalami bermacammacam keluhan antara lain: nyeri otot,
keterbatasan gerak (range of motion) dari
tulang belakang atau back pain, kontraktur
otot, dan penumpukan problematik akan
berakibat pada terganggunya aktivitas
kehidupan sehari-hari bagi penderita,
seperti halnya gangguan pada sistem
pernapasan, sistem pencernaan, sistem
saraf dan sistem kardiovaskuler. (Anonim,
2008)
Tulang punggung (spine) fungsi
sebagai penopang yang baik, tulang
punggung memiliki dua jenis stabilisator.
Stabilisator intrinsic dan stabilisator
ekstrinsik. Di dalam fleksibilitas trunk
diperlukan adanya kelentukan pada otototot punggung, tendon, ligamen dan sendi.
Banyak latihan yang dapat dilakukan
untuk memperbaiki fleksibilitas seperti
fleksibilitas stretching atau strengthening
back muscle.
Teknik
peregangan
dengan
menggunakan refleks neurologis yang
dikenal dengan reciprocal inhibition..
7
PERBEDAAN PENGARUH PENINGKATAN FLEKSIBILITAS BACK MUSCLE DENGAN LATIHAN PNF
STRETCHING DAN PILATES EXERCISE PADA WANITA
Peregangan juga melibatkan gerakan aktif
karenanya memiliki manfaat tambahan
untuk meningatan fleksibilitas stabilitas
tubuh. Kontraksi otot selama peregangan
dapat menyebabkan reflex reciprocal
inhibition pada otot antagonis sisi
berlawanan pada sendi tersebut. Otot
antagonis ini merupakan target untuk
dilakukan stretching. Setelah otot target
terinhibisi sehingga refleks stretching akan
menjadi semakin efektif. (Mattes 2004)
Muscle spindle terletak dalam
muscle belly dan akan terulur sepanjang
otot tersebut terulur. Saat hal ini terjadi
muscle
spindle
teraktifasi
dan
menyebabkan kontraksi otot agonis (yang
disebut stretch refleks) sementara otot
antagonis rileks. Proses ini dikenal dengan
reciprocal inhibition. (Gagliardi, 2012)
Refleks muscle spindle adalah
refleks
proprosepsi.
Proprosepsi
didefiniskan sebagai kemampuan untuk
mengetahui posisi dan pergerakan tubuh.
Dengan cara merespon panjang otot
muscle spindle membantu memberikan
kesadaran proprosepsi karena dengan
mengetahui panjang otot akan memberian
informasi tentang posisi statik dan dinamik
suatu sendi. Tujuan utama dari refleks
muscle spindle adalah untuk melindung
muscle belly dari overstretch dan luka.
Refleks ini diinisiasikan dengan sel khusus
bernama muscle spindle cell. (Gagliardi,
2012)
Muscle spindle cell adalah sel
khusus yang terletak di dalam muscle belly
secara paralel dengan serabut otot. ketika
otot terulur muscle spindle yang terletak
dalam otot juga akan terulur. Saat
pengulurannya melebihi batas threshold
dari muscle spindel akan diterima sinyal
ke sum sum tulang belakang melalui saraf
2016
sensor. Saraf sensorik ini bersinaps dengan
lower motor neuron (LMN) yang akan
keluar dari sum sum tulang belakang dan
kembali
ke
otot
yang
diulur
memerintahkannya untuk berkontraksi
sebagai pencegahan terhadap overstretch
dan luka pada otot. (Mattes 2004)
Apabila otot terulur dengan cepat
maka muscle spindle berkontrasi untuk
menghantarkan serabut afferen primer
yang menyebabkan serabut ekstrafausal
melaju dan tegangan otot meningkat.
Peristiwa ini disebut monosinaptik stretch
refleks. Golgi Tendon Organ (GTO)
adalah stretch receptor yang terletak di
dalam tendon otot tepat di luar
perlekatannya pada serabut otot tersebut.
Refleks GTO bisa terjadi akibat
tegangan otot yang berlebihan. Sinyalsinyal dari GTO merambat ke medula
spinalis yang menyebabkan terjadinya
hambatan respon terhadap kontraksi otot
yang terjadi. Hal ini untuk mencegah
terjadinya sobekan otot sebagai akibat
tegangan yang berlebihan namun GTO
ikut bekerja sama dengan muscle spindle
untuk mengontrol seluruh kontraksi otot
dalam pergerakan tubuh. Sedangkan peran
golgi tendon organ dalam proses
pergerakan atau pengaturan motorik
adalah mendeteksi ketegangan selama
kontraksi otot atau peregangan otot.
Namun antara golgi tendon organ
dengan muscle spindle ada perbedaan
fungsi. Muscle spindle berfungsi untuk
mendeteksi perubahan panjang serabut
otot, sedangkan golgi tendon organ
berfungsi mendeteksi ketegangan otot.
Sinyal dari golgi tendon organ dihantarkan
ke medula spinalis untuk menyebabkan
efek refleks pada otot yang bersangkutan
sehingga menyebabkan otot berileksasi.
8
PERBEDAAN PENGARUH PENINGKATAN FLEKSIBILITAS BACK MUSCLE DENGAN LATIHAN PNF
STRETCHING DAN PILATES EXERCISE PADA WANITA
PNF (Proprioceptive
Fascilitation)
Neuromuscular
a. Pengertian PNF Stretching
PNF berarti bahwa peningkatan
dan fasilitasi neuromuscular dengan
sendirinya, sehingga memerlukan
blocking yang berlawanan. Dalam
proses
ini,
reaksi
mekanisme
neuromuscular
dimanfaatkan,
difasilitasi, dan dipercepat melalui
stimulasi reseptor-reseptor dalam
stimulasi sistem motorik.
Akhir suatu saraf yang menerma
seluruh informasi tentang sistem
musculoskeletal dan disampaikan pada
sistem saraf pusat dikenal dengan
nama proprioceptor. Proprioceptor
juga disebut dengan mekanoreseptor
yang merupakan sumber dari seluruh
propriosepsi yaitu persepsi tentang
gerak dan posisi tubuh. Proprioceptor
yang berhubungan dengan stretching
otot terletak pada tendon dan serabut
otot. (Lesmana, 2007)
b. Teknik PNF Stretching
1) Rhythmical Initiation
Teknik yang dipakai untuk agonis
yang
menggunakan
gerakangerakan pasif, aktif, dan dengan
tahanan.
2) Repeated Contraction
Suatu teknik dimana gerakan
isotonic untuk otot-otot agonis,
yang setelah sebagian gerakan
dilakukan
restretch
kontraksi
diperkuat.
3) Stretch reflex
Bentuk gerakan yang mempunyai
efek fasilitasi terhadap otot-otot
yang terulur.
4) Combination of isotonics
2016
Kombinasi kontraksi dari gerak
isotonic antara konsentris dan
eksentris dari agonis patron (tanpa
kontraksi berhenti) dengan pelanpelan.
5) Timing for Emphasis
Bentuk gerakan dimana bagian
yang lemah dari gerakan mendapat
ekstra stimulasi bagian yang lebih
kuat.
6) Hold relax
Suatu teknik dimana kontraksi
isometris
mempengaruhi
otot
antagonis
yang
mengalami
pemendekan, yang akan diikuti
dengan hilang atau kurangnya
ketegangan dari otot-otot tersebut.
7) Contract relax
Suatu teknik dimana kontraksi
isotonic secara optimal pada otototot antagonis yang mengalami
pemendekan.
8) Slow Reversal
Teknik dimana kontraksi isotonic
dilakukan bergantian antara agonis
dan antagonis tanpa terjadi
pengendoran otot.
Mekanisme respon otot terhadap PNF
Stretching
Fleksibilitas
bergantung
pada
ekstensibilitas otot yang menyebabkan otot
dapat melewati suatu sendi dengan rileks
memanjang dan berada dalam medan gaya
stretch. Arthrokiknematik dari sendi yang
bergerak serta kemampuan jaringan
konektif perikartikular untuk merubah
bentuk (memanjang) juga mempengaruhi
lingkup gerak sendi dan Fleksibilitas
secara keseluruhan. Sering kali istilah
“Fleksibilitas” digunakan untuk merujuk
lebih spesifik pada kemampuan unit
9
PERBEDAAN PENGARUH PENINGKATAN FLEKSIBILITAS BACK MUSCLE DENGAN LATIHAN PNF
STRETCHING DAN PILATES EXERCISE PADA WANITA
muskulotendinogen untuk memanjang
sebagaimana segmen tubuh atau sendi
bergerak melalui lingkup gerak sendi
penuh. (Bompe, 2000)
PNF stretching diberikan pada otot
maka pengaruh stretching pertama terjadi
pada komponen elastik (aktin dan miosin)
dan tegangan dalam otot meningkat
dengan tajam, sarkomer memanjang dan
bila dilakukan terus-menerus otot akan
beradaptasi dan hanya bertahan sementara
untuk mendapatkan panjang otot yang
diinginkan (Kisner and Colby, 2012).
Otot pada saat diulur beberapa dari
serabutnya akan memanjang tetapi
beberapa serabut otot yang lain mungkin
berada pada posisi yang diam. Panjang
yang dihasilkan di dalam otot tergantung
kepada jumlah serabut otot yang terulur.
Sesuai dengan Syner Stretch yaitu
kantong-kantong kecil yang menahan
serabut otot menyebar di sepanjang otot
tubuh yang terulur dan serabut otot yang
lainnya.
Kekuatan total dari sebuah otot
yang berkontraksi adalah merupakan hasil
dari sejumlah serabut otot yang
berkontraksi, sehingga panjang total yang
dihasilkan oleh otot yang diulur juga
merupakan hasil dari penguluran sejumlah
serabut otot sehingga semakin banyak
serabut
otot
yang
terulur
akan
menyebabkan semakin besar panjang otot
yang dihasilkan penguluran yang diberikan
pada otot tersebut (Kisner and Colby,
2007).
Muscle
spindle
merupakan
proproceptive pertama dan utama dalam
otot . muscle spindle adalah organ sensoris
utama yang terdiri dari serabut kecil
intrafausal yang terleta sejajar dengan
serabut ekstrafausal. Spindle otot terdiri
2016
dari dan serabut otot yang sensitive
terhadap perubahan panjang otot. spindle
otot berfungsi memonitor kecepatan dan
durasi penguluran sehingga pada saat
terulur maka serabut intrafusal dan
ekstrafausal akan terulur. (Arifin, 2013)
Golgi tendon organ merupakan
suatu
mekanisme
proteksi
yang
menginhibisi kontraksi otot dan memiliki
threshold yang sangat lambat untuk melaju
setelah otot berkontraksi serta mempunyai
threshold yang sangat tinggi saat dilakukan
penguluran secara pasif. Golgi tendon
organ dikeliling oleh serabut ekstrafausal
yang peka terhadap tegangan otot yang
disebabkan
oleh
pemberian
pasif
stretching. Pada saat kontraksi akan
mengakibatkan peningkatan tegangan dan
menilai rata-rata tegangan dalam otot. Bila
penyebaran tegangan meluas maka golg
tendon organ melaju dan menimbulikan
rileksasi otot. Ketika otot mengalami
peregangan
golgi
tendon
organ
menginhibisi kontraksi serabut otot dan
terjadi tegangan otot. (Arifin, 2013)
Respon mekanik otot terhadap
peregangan bergantung pada myofibril dan
sarkomer otot setiap otot tersusun dari
beberapa serabut otot. satu serabut otot
terdiri dari beberapa sarkomer yang
terletak sejajar dengan serabut otot
sarkomer merupakan unit kontraktil dan
myofibril terdiri atas filamen aktin dan
myosin saling tumpang tindih. Sarkomer
memberkikan kemampuan pada otot untuk
berkontraksi
dan
relaksasi
serta
mempunyai elastisitas jika diregangkan.
(Kischner, 2007)
Otot secara pasif diregangkan
maka pemanjangan awal terjadi pada
rangkaian komponen elastis (sarkomer)
dan tension menkingkat secara drastis.
10
PERBEDAAN PENGARUH PENINGKATAN FLEKSIBILITAS BACK MUSCLE DENGAN LATIHAN PNF
STRETCHING DAN PILATES EXERCISE PADA WANITA
Kemudian
ketika
gaya
regangan
dilepaskan maka setiap sarkomer akan
kembali ke posisi resting length setelah
peregangan disebut dengan elastisitas.
(Kischner, 2007)
Respon
neurofisiologi
otot
terhadap peregangan tergantung pada
struktur muscle spindle dan golgi tendon
organ. Ketika otot diregang sangan cepat
maka serabut afferent primer merangsang
alpha motor neuron pada medula spinalis
dan memfasilitasi kontraksi serabut
ekstrafausal yaitu meningikatkan tension
pada
otot.
Hal
itu
dinamakan
monosynaptic stretch refleks. Tapi jika
peregangan dilakukan secara lambat maka
golgi tendon organ terstimulasi san
terinhibisi ketegangan pada otot sehingga
memberikan pada pemanjangan pada
komponen elastic otot yang parallel.
(Kischner, 2007)
Kemampuan tendon dan ligamen
merupakan penentuaan kelenturan tubuh
seseorang. Tendon adalah bagian yang tak
terpisahkan dari otot yang terdapat pada
bagian ujung gumpalan otot dengan fungsi
menghubungkan otot dengan tulang
sehingga dapat meggerakan persendian
berkontraksi.
Sedangakan
ligamen
merupakan jaringan ikat (connective
tissue)
yang
mengikat
atau
menghubungkan antara satu tulang dengan
tulang yang lain pada persendian.
(Fawcett, 2014)
Pilates Exercise
a. Pengertian Pilates
Suatu metode olahraga yang
difokuskan untuk kelenturan serta
fleksibilitas seluruh bagian tubuh,
metode ini sebagau contrology yang
pertama kali diajarkan oleh Joseph
2016
Hubert Pilates di Jerman abad 20.
Pilates dapat membangun massa otot
tanpa
lemak,
meningkatkan
metabolism tubuh dana meningkatkan
kelenturan
tubuh.
Pilates
juga
memiliki manfaat untuk menjadikan
tubuh
lebih
bugar,
postur,
keseimbangan yang lebih baik,
meningkatkan kekuatan otot perut dan
punggung serta membuat pikiran
menjadi tambah santai (Eleb,2007).
Menurut Herdman dan Wood
(2007) Pilates exercise adalah salah
satu jenis olahraga yang tidak hanya
menekankan pada latihan kebugaran
fisik tetapi juga melatih pengendalian
pikiran dan jiwa.
Pilates termasuk dalam low
impact exercise yaitu latihan dengan
benturan ringan, dimana salah satu
kaki masih bertumpu dilantai setiap
waktu tanpa tekanan yag berat dengan
seluruh gerakannya memfokuskan
pada otot-otot besar (Nadesul, 2015).
Terdapat 2 pendekatan yaitu,
pendekatan repertories mengikuti 34
gerakan. Untuk melakukan gerakan ini
membutuhkan kekuatan otot dan
kelenturan yang tinggi. Pendekatan ini
dirancang untuk menantang dan
memperkuat otot-otot perut dan trunk
yang disebut sebagai power house,
dengan menjaga punggung tetap rata
(flat back), dimana kurva punggung
tetap bertumpu pada lumbal diletakkan
ke lantai, focus dalam neural spine.
Selain itu, modern Pilates berfokus
dalam mempertahankan neural spine,
stabilitas panggul dan tulang belakang
bersama sama dengan mengaktivasi
dalam kombinasi dengan controlled
breathing.
11
PERBEDAAN PENGARUH PENINGKATAN FLEKSIBILITAS BACK MUSCLE DENGAN LATIHAN PNF
STRETCHING DAN PILATES EXERCISE PADA WANITA
Pada pendekatan repetories
menggunakan
beban
reformer
menevolusi dari latihan menggunakan
matras yang dilakukan di bawah
pengaruh gravitasi. Dengan adanya
reformer,
pegas
dan
gravitasi
digunakan untuk assisted dalam
mengontrol
gerakan.
Dengan
mengubah jumlah bantuan dan
meningkatkan tantangan gravitasi,
seorang individu dapat berkembang
mencapai gerakan fungsional.
b. Prinsip Pilates
1. Nafas atau breath
Bernafas secara benar akan
memperlancar dan meningkatkan
sirkulasi darah. Tarik nafas melalui
hidung dan dihembuskan melalui
mulut.
2. Konsentrasi
Tidak ada saat-saat pikiran kosong
dalam melakukan gerakan Pilates.
Dari pada membiarkan pikiran kira
mengembara, fokuskan pikiran kita
pada saat melakukan gerakan
Pilates.
3. Pengendalian atau control
Pilates membutuhkan control
pikiran dan tubuh. Setiap gerakan
harus direncakan guna mengurangi
resiko cidera pada tubuh.
4. Berpusat atau focus
Pilates sering digambarkan sebagai
gerakan yang mengalir eluar dari
inti yang kuat. Ini adalah dasar dari
semua gerakan.
5. Presisi atau ketelitian
Presisi
atau
ketelitian
meningkatkan manfaat olahraga
mulai dari tahap dangkal sampai
interna. Ini bukan struktur dari
2016
latihan,
tapi
presisi
untuk
menentukan hasilnya.
6. Mengalir atau flow
Dalam Pilates, gerakan dilakukan
dengan sifat kontinyu. Maka itu
penting
untuk
berkonsentrasi
selama latihan individu.
Mekanisme
Fleksibilitas
Pilates
terhadap
Latihan
Pilates
melibatkan
berbagai gerakan dan kekuatan upper
limbs, trunk, dan lower limbs baik otot
dalam maupun luar yang memfokuskan
pada peningkatan daya tahan, kekuatan
dan fleksibilitas pelvis, abdominal,
maupun vertebra menggunakan metode
stretching dan strengthening dengan tujuan
mempertahankan
stabilisasi
tulang
belakang baik pada posisi diam ataupun
bergerak (Kloubec 2010).
Selain latihan kebugaran fisik
untuk penguatan dan fleksibilitas, Pilates
berupa latihan aerobik yang tidak hanya
melibatkan otot-otot besar namun otot-otot
kecil dengan frekuensi latihan sebanyak 5
kali seminggu, intensitas latihan yaitu 6070% denyut nadi maksimal, Time yang
diberikan selama 60 menit dengan gerakan
berupa low impact sesuai dosis latihan
dengan konsep FITT sebagai penentu
keberhasilan pemberian latihan.
Menggunakan metode rehabilitasi
bertujuan meningkatkan koordinasi dan
stabilisasi otot meningkatkan aktifasi
batang tubuh. Pada Pilates latihan berfokus
pada batang tubuh dan core muscle dalam
stablsas tulang belakang. Berpacu pada
otot multifidus dan otot abdominus
transverses.
Multifidus adalah sebuah otot
segmental kecil yang mencakup beberapa
12
PERBEDAAN PENGARUH PENINGKATAN FLEKSIBILITAS BACK MUSCLE DENGAN LATIHAN PNF
STRETCHING DAN PILATES EXERCISE PADA WANITA
sendi vertebra pada satu waktu dan
meliputi seluruh panjang kolom tulang
belakang. Otot multifidus diperkirakan
untuk stabilitas tulang belakang dalam dua
cara. Yang pertama adalah bertindak
sebagai stabilisasi pada zona neutral pada
lingkup gerak sendi yang kecil. Multifidus
dan abdominus transverses bersama-sama
menstabilkan tulang belakang dengan
adanya co-contraction walaupun dua otot
tersebut bekerja berlawanan. (Punjab
1992)
Teknik
Pilates
exercise
menggunakan metode stretching dan
strengthening yang memiliki tujuan untuk
memberikan penguatan maupun kelenturan
tubuh. Pilates tidak hanya membantu
dalam kesehatan tubuh tetapi juga
mengendalikan pikiran, dan jiwa (Shah,
2013). Pemberian stretching bertujuan
untuk mengembalikan dan memperbaiki
otot kedalam bentuk semula, sehingga
dapat mengembalikan bentuk postur dalam
posisi normal.
Adanya
reeducation
and
reinforcement dari fasia yang dimulai dari
spine yang merupaan pusat gravitasi
tubuh. Stabilitas lumbopelvic atau panggul
mengacu pada kemampuan otot-otot
punggung untuk menjaga tulang belakang
dan panggul dalam posisi yang optimal
selama aktivitas gerak dan olahraga. Jika
struktur ini dipertahankan atau dijaga
dalam keselarasan yang optimal maka
otot-otot dan sendi pada tungkai bawah
dapat berfungsi secara efisien (Manurung,
2012)
Teknik Pilates juga berguna untuk
membentuk memori tubuh dalam gerakan
yang tepat sesuai dengan latihan yang
dilakukan. Pembentukan kembali postural
dengan
membantu
membangun
2016
fleksibilitas, kekuatan otot, dan ketahanan
pada kaki, perut, lengan pinggul, dan
punggung sehingga tercapai peningkatan
koordinasi dan konsentrasi tubuh yang
baik (Emerya, 2010).
METODE
Penelitian ini dilakukan dengan
menerapkan metode yang bersifat quasi
eksperiment (eksperimen semu), dimana
sampel penelitian tidak dapat dikendalikan
secara penuh oleh peneliti sendiri. Desain
penelitian yang digunakan adalah “pre-test
and post-test control group design”.
Karena menggunakan desain tersebut
maka peneliti membagi sampel dalam dua
kelompok perlakuan.
Kelompok perlakuan I yaitu
kelompok sampel wanita yang diberikan
intervensi pnf stretching dengan sampel
sebanyak 14 orang sesuai dengan
perhitungan jumlah sampel. Kelompok
perlakuan II yaitu kelompok sampel yang
diberikan intervensi latihan pilates
exercise dengan jumlah sampel sebanyak
14 orang. Jumlah sampel secara
keseluruhan
sebanyak
28
orang
pengambilan sampel dilakukan dengan
menggunakan rumus Poccock.
Penelitian ini dilakukan untuk
melihat
perbedaan
peningkatan
fleksibilitas pada wanita pada kelompok
perlakuan I dan kelompok perlakuan II
sebelum dan sesudah pemberian latihan.
Fleksibilitas
back
muscle
diukur
menggunakan Modified Schober Test
(MST). Hasil pengukuran ini untuk
dianalisa antara kelompok perlakuan I dan
kelompok perlakuan II sebelum dan
sesudah intervensi diberikan.
HASIL
13
PERBEDAAN PENGARUH PENINGKATAN FLEKSIBILITAS BACK MUSCLE DENGAN LATIHAN PNF
STRETCHING DAN PILATES EXERCISE PADA WANITA
Selama penelitian berlangsung,
peneliti mendapatkan 28 sampel wanita
usia yang terbagi ke dalam dua kelompok
(masing-masing 14 orang sampel). Sampel
penelitian dibagi dalam dua kelompok
yaitu kelompok perlakuan I dan Kelompok
perlakuan II. Kelompok perlakuan I
diberikan intervensi PNF Stretching,
sedangkan kelompok perlakuan II
diberikan intervensi Pilates Execise.
Dari sampel penelitian yang
diperoleh dapat dideskripsikan beberapa
karakteristik sampel penelitian sebagai
berikut :
Tabel 1
Distribusi Sampel berdasarkan Olahraga
dalam Seminggu
Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat
bahwa pada distribusi data sampel
berdasarkan frekuensi olahraga dalam
seminggu pada kelompok perlakuan I
sampel yang berolahraga kurang dari 1x
seminggu berjumlah 5 orang (36%), yang
berolahraga sebanyak 1x seminggu
berjumlah 4 orang (28%) dan yang
berolahraga sebanyak 2x seminggu
berjumlah 5 orang (36%), maka jumlah
seluruh sampel pada kelompok perlakuan I
berjumlah 14 orang (100%). Pada
kelompok perlakuan II sampel berolahraga
kurang dari 1x seminggu berjumlah 2
orang (14%), yang berolahraga sebanyak
1x seminggu berjumlah 7 orang (50%) dan
yang berolahraga sebanyak 2x seminggu
berjumlah 5 orang (36%), maka jumlah
seluruh sampel pada kelompok perlakuan
II berjumlah 14 orang (100%).
2016
Hasil Pengukuran Fleksibilitas Back
Muscle
Tabel 2
Nilai Pengukuran Modified Schober Test
Kelompok Perlakuan Pnf Stretching
a. Nilai MST pada kelompok perlakuan I
Nilai fleksibilitas back muscle pada
kelompok
perlakuan
I
dengan
menggunakan MST dapat dilihat pada
tabel 2. Berdasarkan tabel pada
kelompok kontrol dengan jumlah
sampel 14 orang diperoleh nilai mean
sebelum intervensi 5,65±1,27 dan nilai
mean 8,09±1,87 sesudah intervensi.
Hal
ini
menunjukkan
adanya
peningkatan nilai fleksibilitas back
muscle setelah mendapatkan latihan
sebanyak 18 kali.
Tabel 3
Nilai Pengukuran MST Kelompok
Perlakuan Pilates exercise
14
PERBEDAAN PENGARUH PENINGKATAN FLEKSIBILITAS BACK MUSCLE DENGAN LATIHAN PNF
STRETCHING DAN PILATES EXERCISE PADA WANITA
2016
sesudah intervensi. Dari uji tersebut
didapatkan hasil bahwa sampel berasal
dari populasi yang berdistribusi normal.
Tabel 4
Hasil Uji Normalitas (Saphiro Wilk
Test)
Uji Homogenitas
Nilai Fleksibilitas
b. Nilai MST pada kelompok perlakuan II
Nilai fleksibilitas back muscle pada
kelompok perlakuan II dengan
menggunakan MST dapat dilihat pada
tabel 3. Berdasarkan tabel pada
kelompok perlakuan I dengan jumlah
sampel 14 orang diperoleh nilai mean
sebelum intervensi 4,73±1,70 dan nilai
mean 6,28±1,93 sesudah intervensi.
Hal
ini
menunjukkan
adanya
peningkatan nilai fleksibilitas back
muscle setelah mendapatkan latihan
sebanyak 18 kali.
Grafik 1
Perbandingan Nilai Mean
Kelompok Perlakuan I dan Perlakuan II
10
Nilai Mean
Perlakuan
1
8
6
4
2
0
Sebelum Sesudah
Nilai Mean
Perlakuan
2
Peneliti
melakukan
uji
homogenitas pada kelompok kontrol dan
kelompok perlakuan dengan menggunakan
uji independent sample t-test. Setelah
dilakukan uji homogenitas pada kurva
(Levene’s test) di dapatkan kesimpulan
bahwa varian data homogen, dimana nilai
p pada kelompok kontrol dan kelompok
perlakuan nilai p= 0,120 yang berarti data
homogen.
Tabel 5
Levene’s Test
Uji Hipotesis
a. Uji Hipotesis I
Table 6
Uji Normalitas
Untuk mengetahui apakah sampel
dari populasi yang telah diperoleh
berdistribusi normal, maka digunakan uji
normalitas dengan menggunakan uji
saphiro wilk test dengan nilai sebelum dan
15
PERBEDAAN PENGARUH PENINGKATAN FLEKSIBILITAS BACK MUSCLE DENGAN LATIHAN PNF
STRETCHING DAN PILATES EXERCISE PADA WANITA
Untuk menguji signifikasi dua
sampel yang saling berpasangan pada
kelompok Perlakuan I. Dari tabel 6
terlihat bahwa nilai mean fleksibilitas
back muscle pada kelompok perlakuan
I sebelum latihan sebesar 5,65±1,27
dan nilai mean sesudah latihan sebesar
8,09±1,87. Berdasarkan hasil paired
sample t-Test dari data tersebut di
dapatkan nilai p=0,000 dimana nilai p
< nilai α (0,05). Hal ini berarti Ho
ditolak, sehingga dapat disimpulkan
bahwa ada peningkatan fleksibilitas
back muscle dengan latihan pnf
stretching pada wanita.
2016
Untuk menguji signifikasi dua
sampel yang saling berpasangan pada
kelompok Perlakuan II. Dari tabel 7
terlihat bahwa nilai mean fleksibilitas
back muscle pada kelompok perlakuan
I sebelum latihan sebesar 4,73±1,70
dan nilai mean sesudah latihan sebesar
6,28±1,3. Berdasarkan hasil paired
sample t-Test dari data tersebut di
dapatkan nilai p=0,000 dimana nilai p
< nilai α (0,05). Hal ini berarti Ho
ditolak, sehingga dapat disimpulkan
bahwa ada peningkatan fleksibilitas
back muscle dengan latihan pnf
stretching pada wanita.
c. Uji Hipotesis III
Tabel 8
b. Uji Hipotesis II
Table 7
Untuk menguji signifikasi dua
sampel yang saling berpasangan pada
kelompok perlakuan I dan kelompok
perlakuan II, dengan data terdistribusi
normal maka di gunakan uji parametrik
yaitu Independent Sampel t-Test.
Dari tabel 8 terlihat bahwa nilai
mean
sesudah
pada
kelompok
perlakuan I sebesar 2,45±0,84 dan nilai
mean
sesudah
pada
kelompok
perlakuan II sebesar 1,62±0,76.
16
2016
PERBEDAAN PENGARUH PENINGKATAN FLEKSIBILITAS BACK MUSCLE DENGAN LATIHAN PNF
STRETCHING DAN PILATES EXERCISE PADA WANITA
Berdasarkan hasil independent sample
t-Test dari data tersebut di dapatkan
nilai p=0,011 dimana nilai p < nilai α
(0,05). Hal ini berarti Ho ditolak,
sehingga dapat disimpulkan bahwa ada
perbedaan peningkatan fleksibilitas
back muscle dengan latihan pnf
stretching dan pilates exercise pada
wanita.
Avni, Or Yah. 2014. Body & Flow, Pilates
Mat : Beginner & Intermediate.
New Zealand.
Centers
for
Disease
Control
and
Prevention. 2000 CDC Growth
Charts for the United States:
Methods and Development. [Serial
Online] 2000.p32-4. [dikutip 19
KESIMPULAN
Agustus 2010].
Berdasarkan
uraian
dari
hasil
penelitian dan pembahasan, maka dapat di
simpulkan bahwa :
1. PNF Stretching dapat meningkatkan
fleksibilitas back muscle pada wanita.
2. Pilates Exercise dapat meningkatkan
fleksibilitas back muscle pada wanita.
3. Tidak ada perbedaan antara PNF
Stretching dan Pilates Exercise
terhadap peningkatan fleksibilitas back
muscle pada wanita.
Epochtimes, Prinsip-Prinsip Pilates, 2010,
Diakses 1 Februari 2013; Available
At http://erabaru.net/kesehatan/34kesehatan/17610-prinsip-prinsippilates.
Hurlock,
B.E.
1999.
Psikologi
Perkembangan: Suatu Pendekatan
Sepanjamg
Rentang Kehidupan.
Ed. 5. Jakarta: Erlangga; 1999
Kisner Carolyn, Colby Lynn A. 2007.
DAFTAR PUSTAKA
Therapeutic Exercise Foundations
Ali Khomsan. 2002. Pangan dan Gizi
Untuk Kesehatan. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Seimbang Dalam Daur Kehidupan.
PT
Gramedia
Pustaka
Utama.
Care
Yogyakarta: Graha
Ilmu
Fifth
Edition.
Philadelphia : F.A. Davis Company
of
muscle
endurance,
flexibility,balance,
Journal
of
and
posture.
Strength
and
Conditioning Research, 24(3): 661-
Anggraeni, A. C. 2012. Asuhan Gizi
Nutritional
Techniques
Kloubec, J. 2010. Pilates for improvement
Almatsier, Sunita, dkk. (2011). Gizi
Jakarta,
and
Process.
667
Kofotolis, N PhD et al. 2006. Effect of
Two
4-Week
Proporioceptie
Neuromuscular
Fascilitation
Programs on Muscle Endurance,
Flexibility,
and
Funtional
17
PERBEDAAN PENGARUH PENINGKATAN FLEKSIBILITAS BACK MUSCLE DENGAN LATIHAN PNF
STRETCHING DAN PILATES EXERCISE PADA WANITA
Performance
in
Woman
with
Chronic Low Back Pain. Aristotle
University, Yunani
Lisbet
C.A.
2004.
obesitas
2016
Study. Arch Phys Med Rehabil Vol
85
Thomson Bruce. 2011. The Pilates Basic
Hubungan
berdasarkan
antara
Mat Workout. New Zealand.
klasifikasi
Tousgnant M, Poulin L, Marchand S, Vau
dengan
A, Place C. 2004. The Modified
kejadian sindroma metabolik pada
Modified Schober Test for range
karyawan bank. Nexus Medicus.
of motion assessment of lumbar
16:20-25.
flexion in patients with low back
indeks
Purnamasari
massa
H.,
tubuh
2010.
Overweight
pain: A study of criterion validity,
Sebagai Faktor Risiko Low Back
intra- and inter-rater reliability and
Pain Pada Pasien Poli Saraf Prof.
minimum
Dr. Margono Soekarjo Purwokerto,
change. Canada.
Mandala of Health.
metrically
detectable
Werenski John. 2011. The Effectiveness of
Rochmat, W. And Aswin, S. 2001. Tua
Myofascial Release Techniques in
dan Proses menua. B.I. Ked. 33
the Treatment of Myofascial Pain:
(40:22) –
A Literature Review.
227.
Wheeler,A.H.2013.Low Back Pain and
Sajoto M. (1988). Pembinaan Kondisi
Sciatica.Available
from:
Fisik Dalam Olahraga. Jakarta,
http://emedicine.medscape.com/arti
Departemen
Pendidikan
cle/1144130-overview [Accesed 15
Kebudayaan.
Direktur
Jendral
Pendidikan
Tinggi.
Proyek
Walker, Brad. 2011. Ultimate Guide to
Lembaga
Stretching and Flexibility : Third
Pengembangan
dan
Pendidikan Tenaga Kependidikan
April 2013]
Edition. United States.
Shah Salvi. 2013. PILATES EXERCISES ;
Articel
Journal
Review
of
International
Physiotherapy
and
Research. India.
Segal, Neil A. 2004. The Effect of Pilates
Training on Flexibility and Body
Composition:
An
Observational
18
Download