Salah satu tanaman yang secara tradisional telah

advertisement
1
PENDAHULUAN
Pengobatan penyakit peradangan kronis
seperti
artritis
reumatoid
umumnya
membutuhkan waktu lama dan dosis yang
tinggi (Dollery 1999). Salah satu obat yang
digunakan secara luas untuk artritis reumatoid
adalah ketoprofen, suatu obat antiradang
nonsteroid
(NSAID)
yang
bekerja
menghambat sintesis prostaglandin. Namun,
obat ini menimbulkan efek samping seperti
iritasi lambung dan usus, karena waktu paruh
eliminasinya cepat dalam tubuh, yaitu 1.5–2
jam (Patil et al. 2005), sehingga harus sering
dikonsumsi. Akumulasi ketoprofen sampai
lebih dari 300 mg di dalam tubuh bahkan
dapat mengakibatkan pendarahan lambung
(AMA 1991). Oleh karena itu, dibutuhkan
sistem pengantaran obat yang terkendali untuk
mengurangi efek samping tersebut.
Sistem pengantaran-terkendali ketoprofen
dalam bentuk mikrokapsul pernah dilaporkan
oleh Yamada et al. (2001) dan indometasin
oleh Tiyaboonchai dan Rithidej (2003) dengan
kitosan sebagai salah satu bahan penyalutnya.
Kitosan dapat dibentuk menjadi gel dan dapat
dimanfaatkan sebagai matriks dalam sistem
pengantaran obat (Sutriyo et al. 2005).
Namun, gel kitosan bersifat rapuh sehingga
perlu dimodifikasi untuk memperbaiki sifat
reologinya seperti kekuatan mekanik, titik
pecah, ketegaran, pembengkakan, dan
pengerutan yang sesuai untuk sistem
pengantaran obat. Modifikasi yang pernah
dilakukan di antaranya dengan karboksimetil
selulosa (Sugita et al. 2007a), gom guar
(Sugita et al. 2007c), dan alginat (Sugita et al.
2007b).
Gel kitosan termodifikasi telah diuji
kemampuannya sebagai penyalut ketoprofen
melalui uji disolusi. Gel kitosan termodifikasigom guar dengan penaut-silang glutaraldehida
didapati belum mampu mengendalikan
pelepasan ketoprofen dalam pH lambung (1.2)
(Sugita et al. 2007b). Ketoprofen tersalut
rangkap kitosan-gom guar termodifikasi
alginat-ion Ca2+ telah memiliki persen
pelepasan yang lebih rendah dalam pH asam,
yaitu sebesar 3.55%, tetapi ukuran kapsul
besar (0.7–2.0 mm). Meskipun pelepasan
dalam pH asam terkendali, pelepasan dalam
pH basa belum maksimum, yaitu hanya 8.47–
40.91% (Setyani 2009). Belum lama ini,
Arianto (2010) melaporkan bahwa ketoprofen
tersalut kitosan termodifikasi alginat dengan
penaut-silang glutaraldehida dan surfaktan
Tween 80 2% (v/v) dapat lepas secara
terkendali. Persen pelepasan pada medium
asam 10.69% dan pada medium basa 99.58%.
Ukuran mikrokapsul yang dihasilkan pun
lebih baik, yaitu berkisar 150–6000 nm,
dengan bentuk bulat.
Sistem pengantaran obat yang telah
banyak diteliti umumnya berukuran mikro.
Akan tetapi, bentuk mikrokapsul memiliki
kelemahan, salah satunya adalah kemampuan
penetrasi ke dalam jaringan tubuh terbatas
(Wahyono et al. 2010). Karena itu,
dikembangkan sistem pengantaran obat
dengan berukuran nanometer. Naphtaleni
(2010) partikel telah melaporkan enkapsulasi
ketoprofen tersalut kitosan-alginat dengan
tripolifosfat (TPP) sebagai penaut-silang pada
ukuran nanometer dengan meragamkan
konsentrasi surfaktan yang digunakan dan
lama waktu sonikasi. Jumlah partikel
berukuran nano terbanyak diperoleh pada
waktu sonikasi 15 menit dengan Tween 80 3%
(v/v), yaitu sebesar 53.23%. Sementara nilai
efisiensi enkapsulasi terbesar ialah 51.2–
52.3% yang diperoleh pada waktu sonikasi 29
sampai kurang lebih 53 menit dengan kisaran
konsentrasi surfaktan 1.3–2.3%.
Dalam penelitian ini, model kinetika dan
mekanisme pelepasan ketoprofen dari
nanopartikel
tersebut
dikaji.
Metode
Naphtaleni (2010), dimodifikasi dengan
menambahkan tahap sentrifugasi serta
meragamkan konsentrasi kitosan, alginat, dan
TPP dengan menggunakan rancangan
percobaan Box Behnken. Kinetika pelepasan
ketoprofen dipelajari melalui uji disolusi
secara in vitro selama 3 jam pada pH asam
dan basa. Kinetika dan mekanisme disolusi
ketoprofen kemudian dikaji melalui metode
grafis berdasarkan koefisien determinasi (R2)
yang dihasilkan dengan menggunakan
pendekatan orde ke-0, ke-1, Higuchi, HixsonCrowell, dan Korsmeyer-Peppas. Persamaan
orde ke-0, ke-1, dan Hixson-Crowell
menunjukkan bahwa pelepasan obat terjadi
melalui
mekanisme
erosi,
sedangkan
persamaan Higuchi dan Korsmeyer-Peppas
menunjukkan bahwa obat terlepas melalui
mekanisme difusi.
TINJAUAN PUSTAKA
Kitosan
Kitosan, (C6H11NO4)n, merupakan padatan
amorf hasil deasetilasi parsial kitin secara
kimia menggunakan basa berkonsentrasi
tinggi. Kitosan merupakan kopolimer dari 2amino-2-deoksi-D-glukosa yang bertautan β(14) (Gambar 1).
Download